PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melindungi segenap bangsa Indoneisa dan seluruh tumpah darah Indoneisa dan
perdamaian abadi dan keadilan sosial dalam rangka mencapai cita-cita bangsa
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal (Renstra Dinkes Jateng, 2010: 9). Sebagai salah satu bagian dari
individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup
6
Hipertensi merupakan penyakit yang insidensinya di Indonesia terus
meningkat. Penyakit reumatik yang sering disebut arthritis ( radang sendi) dan
dianggap sebagai satu keadaan sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe
idiopatik. Meskipun kelainan terutama terjadi pada sendi, tulang dan otot,
2010:2).
dijumpai di masyarakat, khususnya pada orang yang berumur 40 tahun ke atas. Lebih
dari 40 persen dari golongan umur tersebut menderita keluhan nyeri sendi dan otot.
Dalam hal ini masalah rematik dipandang sebagai salah satu masalah kesehatan utama
sejak tahun 2000. Seperti penyakit menahun yang lain, maka rematik sering
penderita sendiri maupun bagi keluarganya. Adanya atau timbulnya kecacatan dapat
jiwa, gelisah,sampai mengasingkan diri karena rasa rendah diri dan tak berharga
terhadap masyarakat. Sedang bagi keluarga sering menyebabkan cemas, bingung dan
kadang-kadang merasa malu bahwa keluarganya ada yang cacat, dengan demikian
timbul beban moril dan gangguan sosial di lingkungan keluarga (Syafei, 2010:3).
Disamping itu kronisitas dan kecacatan dapat menimbulkan beban ekonomi
baik bagi keluarga maupun masyarakat karena banyak pengeluaran tanpa ada
produktivitasnya dalam arti banyaknya jam kerja yang hilang; atau bahkan penderita
Masyarakat luas hingga kini masih belum mengetahui bahwa sebetulnya jenis
gangguan rematik saat ini terdapat lebih dari 100 macam gangguan. Di mana pada
awalnya gangguan rematik tersebut akan memberikan gejala dan tanda yang sangat
mirip satu sama lain. Dalam hal ini, dokter sekalipun akan sulit sekali
membedakannya. Sekitar 60 persen dokter dalam hal ini melakukan kesalahan dalam
penanggulangan gangguan rematik. Hal ini mengingat efek samping pada lambung
dan saluran cerna yang menyebabkan adanya keterbatasan dari penggunaan obat jenis
ini.
gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak,
penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang
2025 dari sejumlah 699 juta kasus di tahun 2008, diperkirakan menjadi 1,17
milyar kasus di tahun 2025 (Riqwana Miruddin, 2006). Negara Indonesia yang
juta (1,7%) orang dewasa Amerika yang menderita hipertensi, Thailand 17%,
Balim, pegunungan Jaya Wijaya yaitu 0,6%. Untuk ekstrim yang lebih tinggi
terdapat di Talang Sumatra Barat 17,8%. Menurut Sanif (2009), hampir 30%
condition), kejadian ini disebabkan tidak adanya gejala atau dengan gejala
ringan bagi mereka yang menderita hipertensi. Hipertensi ini sudah dipastikan
dapat merusak organ tubuh, seperti jantung (70% penderita hipertensi akan
sepele oleh mereka, tanpa meyadari jika penyakit ini menjadi berbahaya dan
silent killer. Menurut Mansjoer (2006:518), sekitar 95% kasus hipertensi tidak
hipertensi non esensial. Hipertensi yang sudah mencapai tahap lanjut, artinya
mmHg (pengertian ini sesuai definisi hipertensi dari WHO, pada 20 tahun
yang lalu). Lebih parah lagi, masih banyak masyarakat yang menganut sistem
darah 100+70 = 170 dianggap normal dan lebih dari 170 baru dikatakan
hipertensi derajat 2:160/90 mmHg. Batasan ini ditetapkan dan dikenal dengan
ketetapan JNC VII (The Seventh Report of The Joint National Committee on
hipertensi tidak terlanjur lebih berat bagi kesehatan. Golongan umur 45 tahun
kardiovaskular diderita oleh lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia. Lebih
kurang 10% sampai 30% penduduk di semua negara mengalami hipertensi
(Dyah, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kabupaten Semarang.
2. Tujuan khusus
C. Manfaat
1. Bagi Keluarga
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Keperawatan
4. Bagi Pembaca
penderita hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Keluarga.
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggl di
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang
satu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis, yang hidup bersama atau seorang laki-laki
atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Sedangkan Friedman (1998) keluaga adalah kupulan dua orang atau
keluarga.
pertalian darah adopsi dan terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan saling
masing-masing.
2. Karakteristik keluarga.
a. Terdiri dari 2 atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
mempunyai peran sosial sebagai suami, istri, anak, kakak dan adik.
d. Mempunyai tujuan:
a. Secara tradisional
b. Secara modern
1) Tradisional nuclear
Keluarga inti ( ayah, ibu dan anak) tinggal satu rumah di tetapkan
2) Recontituted Nuclear
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
sekolah/perkawian/menikah karier.
4) Dyadie Nuclear
5) Singgle parent
6) Dual Carier
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
8) Singgle Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
9) Three Generation
10) Intitusional
11) Communal
Satu rumah terdiri satu atau dua lebih pasanagan yang monogamy
fasilitas.
12) Group Married
kehendaki,anaknya di adopsi
perkawinan.
sama.
4. Sruktur keluarga
terdiri dari:
b. Matriakal adalah keluaga sedarah yang terdir atas sanak saudara dalam
beberapa genersi di rumah hubngan itu di susun melaui jalur garis ibu.
suami
d. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istr sebagai dasar bag
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
respon terhadap situsi yang terpola secara sosial yang meraka alami.
c. Fungsi Reproduksi
keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
6. Tugas Keluarga
2010):
lingkungan.
mempunyai anak.
b. Tahap II, keluarga dengan anak baru lahir
memuaskan pasangan.
c. Tugas perkembangan keluarga pada tahap III dengan anak usia pra
sekolah
hubungan yang sehat baik d dalam atau di luar keluarga (keluarga lain
perkembangan anak.
keluarga)
keluarga.
Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa yaitu memperlua
keakraban pasangan.
sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan
2010:40).
b. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
kesehatan keluarga.
keluarga.
keluarga.
c. Sasaran
1) Pendidik (educator)
2) Peneliti (researcher)
3) Konselor (counselor)
5) Kolabolator (collabolator)
6) Penghubung (Liaison)
7) Pembela (advocate)
9) Role Model
1. Definisi Lansia
(2010: 181), lansia adalah seseorang yang dinyatakan sebagai orang jompo
atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
Menurut lansia adalah (genatric age) adalah orang yang berusia lebih
dari 65 tahun. Selanjunya erbag dalam usia 70-75 tahun (young old); 75-80
tahun (old) dan lebih dar 80 tahun (very old) (Setyonegoro ( 1984) dalam
Menurut Bab I pasal I ayat (2) UU. No. 13 Th. 1998 dalam Tamher
& Noorkasiani (2009:2) tentang kesejah teraan usia lanjut, lansia adalah
(2009 : 2), menggolongkan usia lanjut menjati tiga, yaitu : young old (65-74
tahun) middle old (75-84 tahun) dan old-old (lebih dari 85 tahun
3. Proses Menua
proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa-masa dewasa dan masa
a. Teori Biologis
kematian sel.
Bahwa eror akan terjadi pada struktur DNA,RNA dan sintesis protein
Teori pemkaian dan kausan (tear & wear) dimana tahun demi tahun
b. Teori psikososial
1) Disengegement Theory
2) Teori Aktivitas
3) Teori Komunitas
4) Teori Subkultur
struktur sosial.
6) Teori penyesuaian individu dengan lingkungan
dengan lingkungannya.
penurunan cairan.
berkurang.
melemah.
rasa menurun.
3) Tingkat pendidikan
4) Keturuna hereditas
5) Lingkungan
c. Perubahan psikososial
d. Perubahan kognitif
pendek.
e. Perbahan spiritual
meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosis keperawatan
jelas, padat dan pasti tentang status dan masalh tentang kesehatan klien
c. Intervensi keperawatan
d. Tindakan keperawatan
1. Pengertian.
2001:5).
Hipertensi heart deasease (HHD) adalah istilah yang diterapakan
peningkatan tekanan darah sistolik yang lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dan merupakan faktor resiko
3. Etiologi
a. Sleep apnea
d. Aldosteronism primer
e. Penyakit renovaskuler
g. pheochromocytoma
h. Coarctatio aorta
i. Penyakit tiroid atau para tiroid
hipertensi yaitu:
4. Patofisiologi
darah lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan
kelenturan dan menjadi naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia
peningkatan tekanan darah. Hal ini terjadi jika terjadi kelainan fungsi
ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari
dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem
hipertensi.
Genetik Perubahan
Kardiovaskuler mental
Jenis kelamin Gaya hidup Obesitas
Elastisitas
menurun Arteriosclerosis Vasokontiksi
Hipertensi
Ginjal
Otak Pembuluh darah Retina
Respon keluarga 5
Respon individu 1. ketidaktahuan mengenal masalah
1. Nyeri pada punggung, siku 2. ketidakmampuan mengambil keputusan
dan lutut. 3. ketidakmampuan memodifikasi lingkungan
2. Susah tidur untuk mendukung penyembuhan
3. Sakit kepala. 4. ketidakmampuan keluarga dal;am merawat
4. Pandangan mata kabur. anggota yang sakit
5. Mudah lelah 5. ketidakmampuan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
2000:518):
a. Sakit kepala.
b. Marah.
d. Jantung berdebar-debar.
e. Gelisah.
f. Sukar tidur.
7. Penatalaksanaan.
bulan dewasa ini tersedia alat monitor tekanan darah ambulatori yang
dapat mengukur tekanan darah selama 24 jam. Bila tekanan darah tetap
tinggi selama 3-6 bulan dengan intervensi non farmakologis maka terapi
non farmakologis dan medical dengan satu jenis obat dapa langsung di
berikan dengan dosis kecil, bila tidak respon dengan waktu singkat dapat
di ditrasi dosisnya atau member terapi kombinasi dengan obat jenis lain,
8. Pemeriksaan Penunjang
Mubin, 2001:345-346):
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Ureum
2) Kreatinin
3) Klirens kreatinin
b. Pemeriksaan khusus
1) USG ginjal
2) IVP
9. Pengkajian
a. Riwayat penyakit
2) Pola hidup
b. Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan funduskopi
6) Reflek saraf
yang tepat.
sakit.
beresiko lagi untuk kambuh lagi dalam penyakit hipertensi ini, karena
menahun.
hipertensi.
Tujuan umum:
Intervensi:
penderita hipertensi.
Intervensi:
tepat.
Intervensi:
penderita hipertensi.
Intervensi:
Intervensi:
kesehatan.
pelayanan kesehatan.
Berhubungan dengan:
yang tepat.
Intervensi:
tidur.
Intervensi:
tepat.
Intervensi:
Intervensi:.
Intervensi:
kesehatan.
kesehatan.
yang tepat.
Resiko jatuh (cidera) adalah resiko jatuh (cidera) sebagai akibat dari
Tujuan umum:
Intervensi:
a) Kaji pengetahuan keluarga tentang pengertian dan kriteria rumah
sehat.
Intervensi:
lingkungan tepat.
Intervensi:
sehat.
sehat.
lingkungan.
Intervensi:
Intervensi:
kesehatan.
pelayanan kesehatan.
1. Pengertian
dan dianggap sebagai satu keadaan sebenarnya terdiri atas lebih dari
yang ditandai dengan adanya detiorasi dan abrasi rawan sendi dan
2005 ).
muncul pada usia lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun
2. Etiologi
a. Umur
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis
semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis
hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40
tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan
lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan
dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi
osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50
tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada
pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis
missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada
sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering
osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada
ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis
nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku
bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-
orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih
sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang
kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan.
e. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan
meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada
wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan
dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga
dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
3. Patofisiologi
lama di kenal dan terbesar di seluruh dunia serta melibatkan semua ras
jumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan
4. Manifestasi Klinis
5. PENATALAKSANAAN
.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
Menurut Doenges (1999) diagnose yang mungkin muncul adalah:
1. Gnggun rs nymn nyeri b/d ketidkmmpun kelurg
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Nama : Ny.L
Umur : 65 Tahun
Semarang
b. Komposisi Keluarga.
Genogram
Bagan 3.1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Menikah
: Keturunan
: Tinggal serumah
c. Tipe Keluarga
d. Suku Bangsa
etnis Jawa
g. Status Ekonomi
sebagai berikut.
Suami : karena Ny.L dan suaminya sudah lama bercerai dan sudah
ketika Ny.L bangun dari tidur sering merasa pusing, terkadang bila
sakit sakit kepala itu datang cairan seperti air keluar daritelinganya,
kiri dan kanan.Ny.L mengatakan tidak tau pasti sejak kapan Ny.L
dipostu, yaitu bidan desa yang berada tidak jauh dari rumahnya.
4. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
sendiri.
2) Denah rumah.
1 2 3 4 5
Keterangan :
1. Ruang tamu
2. Kamar
3. Kamar
4. Dapur
5. Kandang sapi
3) Rumah terdiri dari ruang tamu, kamar tidur dan ruang makan
bila di buka. Lantai dari tanah, tembok terbuat dari kayu yang
untuk berjalan.
rumahnya sendiri.
5. Struktur Keluarga
berbahasa indonesia.
c. Struktur peran
pertamanya.
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi ekonomi
c. Fungsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
baik.
e. Fungsi perawatan kesehatan
sanak saudaranya.
beranjak tua, saat dikaji keadaan rumah Ny.L agak kotor, tidak
f. Fungsi reproduksi
g. Fungsi religius
Keluarga Ny.L khususnya Ny.L bergama islamdan selalu
h. Fungsi Rekreasi
di depan rumahnya.
i. Fungsi afektif
bercerai, Ny.L bekerja sendiri untuk kedua anaknya. untuk saat ini
rumah.
a) Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN Ny.L
1 TTV
TD 160/120mmHg
Nadi 84x/menit
RR 20x/menit
Suhu 36,6oC
2 Kepala Bentuk Mesochepal, tidak ada lesi, kulit
kepala kotor, terdapat ketombe, tidak ada
hematoma, penyebaran rambut merata,
rambut sudah beruban, rambut sedikit
rontok.
3 Mata Konjungtiva tidak anemis, mata simetris,
sklera tidak ikterik, pupil isokor, refleks
terhadap rangsangan sekikit menurun,
tidak menggunakan alat bantu
pengelihatan.
4 Hidung Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran
polip, tidak ada nyeri tekan, bisa
membedakan aroma kopi, fungsi
penciuman baik.
5 Mulut dan gigi Mukosa bibir lembab, tidak ada
stomatitis, terdapat caries gigi, fungsi
pengecapan masih baik.
6 Telinga Tidak ada lesi, ada serumen, simetris,
fungsi pendengaran sudah sedikit
berkurang.
7 Leher Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan.
8 DADA
Paru-paru
Inspeksi Simetris ada tarikan intercosta
Palpasi Traktil feremitus antara dada kanan dan
kiri sama
Perkusi Resonan
Auskultasi Tidak Terdengar adanya ronchi dan
wheezing
Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
Perkusi Redup
Auskultasi S1 dan S2 reguler
9 Abdomen
Inspeksi Datar tidak ada lesi
Auskultasi Peristaltik usus 16x/menit
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
Perkusi Tympani
10 Ekstremitas
Superior Tangan tidak ada lesi, tidak ada kelainan
tulang, bisa di gerakan dengan leluasa,
tidak ada gangguan mobilitas
Inferior Terdapat lesi pada jempol kaki bagian
kanan , pada kaki sebelh kanan terdapat
oedema sulit untuk berjalan.
11 Kuku dan kulit Kulit kering, tidak ada lesi, tidak ikterik,
tidak sianosis, turgor kulit kurang baik,
CRT- dari 3detik, kuku sedikit kotor dan
panjang
12 Anus Tidak ada hemoroid.
ketergantungan sebagian
No Kriteria Keterangan
1 BATHING Ny.L mandi 1x sehari dan bisa melakukan
secara mandiri
2 DERESSING Ny.L ganti baju 1x/ hari dan bisa
melakukan sendiri
3 TOILETING Ny.L dapat pergi ke toilet (BAB/BAK
mandiri)
4 TRANSFER Ny.L dapat berpindah dari satu tempat
duduk ke tempat duduk yang lain.
5 KONTINENCE Ny.L dapat mengendalikan rangsang
dengan baik seperti nyeri
6 FEEDING Ny.L makan 3x/hari tanpa bantuan, dan
setelah makan mau mencuci piring sendiri.
Asumsi : Kemampuan Ny.L dalam melakukan kegiatan sehari-hari
baik.
1. Analisa data
Hari/TGL, Kemungkinan
No Data Fokus Masalah TTD
Jam Penyebab
1 23/05/11 Ds : Resiko jatuh Ketidak
12:30WIB Ny.L mengatakan (cedera) mampuan
takut jatuh pada saat berlang pada keluarga Dwi
pidah dari tempat Ny.L memodifikasi
tidur lingkungan
Do :
- Jarak antara lantai
dengan kasur
tinggi
- Kamar Ny.L tidak
punya jendela
(ventilasi kurang)
- Ny.L susah untuk
bergerak leluasa
Ds :
2 23/05/11 Ny.L
12:30WIB mengatakankepalanya Kurang
sakit terkadang pengetahuan
sampai mengeluarkan Gangguan berhubungan
cairan. nyaman nyeri dengan
Do : (hipertensi) ketidakmampuan
- Ny.L terlihat keluarga/Ny.L Dwi
menunjukkan mengenal
bagian telinganya masalah
yang kesehatan
mengeluarkan
cairan.
- Ny.L mengatakan
sering merasa
kaku pada daerah
pundaknya.
3 23/05/11 -
12:30WIB Ds : Kurang Ketidakmampuan Dwi
Ny.L mengatakan bila pengetahuan Ny.L
dirinya sakit, biasaya tentang jenis memanfaatkan
membeli obat ke obat pelayanan
warung-warung di hipertensi kesehatan
dekat rumahnya.
Do :
- Jenis-jenis obat
Ny.L adalah jenis-
jenis obat warung.
Ds :
Ny.L mengatakan
4. 23/05/11 nyeri pada daerah Gangguan Ketidakmampuan
12:30WIB persendian lutut pada rasa nyaman keluarga/Ny.L Dwi
kedua daerah nyeri mengenal
lututnya. (Rematik) masalah
Do : kesehatan
- Ny.L memegang- keluarga
megang lututnya
- Lutut kanan dan
kiri bengkak
Ds:
Ny.L mengatakan Dwi
5 23/05/11 agag susah untuk Intoleran Ketidakampuan
12.30 berjalan. aktifitas keluarga
WIB Do : merawat anggota
- Ny.L berjalan keluarga yang
dengan cara hati- sakit
hati
- Ny.L terlihat
berjalan dengan
cara membungkuk
Ds:
Ny.L mengatakan
tidak tau tentang Dwi
6 23/05/11 penyakit rematik itu Ketidakmampuan
12.30 apa Kurang keluarga
WIB Do: pengetahuan mengenal
- Saat di tanya mengenal masalah
tentang penyakit masalah kesehatan
rematik Ny.L kesehatan
tidak tau.
- Ny.L bertnya
tentang penyebab
nyilu-nyilu pada
daerah
persendiannya
Ds :
Ny.L mengatakan Resiko cedera Dwi
7 23/05/11 susah untuk bergerak berulang Ketidakmampuan
12.30 secara leluasa. keluarga
WIB mengenal
Do: masalah
- Kurangnya kesehatan.
ventilasi cahaya
- Ny.L berjalan
dengan cara
membungkuk
2. Rumusan Masalah
memodifikasi lingkungan
lingkungan.
3. Skoring.
No.
Kriteria Skor Pembenaran
Dx
1 a. Sifat masalah skala : 2/2x1 = 1 Bila masalah tersebut tidak
tidak/kurang sehat segera di atasi, maka akan
membahayakan lansia,
karena lansia tinggal
sendirian. Karena setiap hari
lansia tanpa pengawasan.
b. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Sarana pelayanan kesehatan
dapat di atasi, mudah di dapat oleh
keluarga.
c. Potensial masalah
untuk dapat di cegah 2/3 x 1 = 2/3 Untuk menghindarinya jatuh
dapat di cegah dengan cara
memodifikasi lingkungan
d. Menonjolnya masalah :
b. Kemungkinan masalah
dapat diatasi : 2/2 x 2 = 2 Sumber daya perawatan di
antaranya pengetahuan dapat
memecahkan kesehatan
c. Potensial masalah untuk menghindari terjadinya
dapat diatasi. 2/3 x 1 = 2/3 peningkatan tekanan darah
salah satu faktornya dengan
diet redah garam.
Skor 4 2/3
6 a. Sifat masalah 3/3x 1 = 2/3 Kurang/tidak sehat.
Skor 3 2/3
7 a. Sifat masalah 2/3x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi
No.
Hr/tgl
No Dx Implementasi Respon Ttd
Jam
kep
I Jum’at I 1. Memberi pengetahuan DS : Pasien mengatakan
23/04/10 keluarga mengenai sudah mengerti
11.30IB penyebab sesak nafas mengenai penyebab
sesak nafas Dwi
DO : Pasien mampu
menjawab pertanyaan
tentang penyebab
sesak
2. Menjelaskan proses DS : Keluarga pasien
terjadinya sesak pada mengatakan sudah
keluarga dan pasien tahu sedikit proses
sesak
DO : Keluarga pasien
mampu menjawab
pertanyaan, apa proses
terjadinya sesak
E. Evaluasi
Nama : Ny.L, Dx. Medis : Hipertensi dan rematik
Hr/tgl No. Dx
No Evaluasi Ttd
Jam kep
1. Jum’at I S : Keluarga Ny. P mengatakan sekarang sudah
23/04/10 mengetahui bagaimana cara mengurangi
11.30 WIB sesak nafas Ny. P
O : Keluarga Ny. P mampu menjawab yang Dwi
meliputi :
- Pengertian inhalasi air hangat
- Manfaat
- Prosedur
- Keluarga mampu mempraktekkan
pembuatan inhalasi uap air hangat
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Beri pendidikan kesehatan tentang fisioterapi
dada, untuk mengeluarkan dahak
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,E Marilyn.1999. Diagnosa Keperawatan.Jakarta:EGC
Dinas Kesehatan Jawa tengah, 2010. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Jawa
Tengah 2010. Semarang
usupress.usu.ac.id/files/Rheumatologi%20update_Final_bab%201.pdf