DisusunOleh :
1. Didik Kurniawan
2. Fajar Ari S
4. Yuni Puji A
5. Siti R
D III KEPERAWATAN
POLTEKKES BHAKTI MULIA
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat Lmenyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah Penyakit Meningitis dan Encefalitis ini dibuat Penulis dalam
rangka memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Namun,
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. LATAR BELAKANG 1
2. TUJUAN 1
3. MANFAAT 2
BAB II PEMBAHASAN 3
1. PENGERTIAN MENINGITIS 3
2. KLASIFIKASI MENINGITIS 3
3. ETIOLOGI MENINGITIS 4
4. TANDA DAN GEJALA MENINGITIS 5
5. PATHOFISIOLOGI 6
6. PATHWAY 8
7. KOMPLIKASI 9
8. PENATALAKSANAAN 10
9. PENGERTIAN ENSEFALITIS 12
10. KLASIFIKASI 12
11. ETIOLOGI 13
12. TANDA DAN GEJALA 14
13. PATHOFISIOLOGI 14
14. PATHWAY 15
15. KOMPLIKASI 16
16. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 16
17. PENATALAKSANAAN 16
STUDI KASUS 19
KESIMPULAN 24
DAFTAR PUSTAKA 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningitis Ensefalitis merupakan penyakit yang menyerang system
saraf. Kebanyakan penyakit ini menyerang pada anak-anak. Banyak yang
tidak mengetahui sesungguhnya kedua penyakit ini berbeda meskipun
sebenarnya mirip. Meningitis adalah radang membran pelindung system
syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka
fisik, kanker, obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius
karena letaknya dekat dengan otak dan tulang belakang, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti
virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan
otak. Sedangkan ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan
oleh inveksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies
(disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit
parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic
meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang
system kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak
terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Meningitis dan Ensefalitis ?
2. Berapa klasifikasi penyakit Meningitis dan Ensefalitis ?
3. Apa penyebab penyakit Meningitis Dan Ensefalitis ?
4. Apa Tanda dan gejala penyakit Meningitis dan Ensefalitis ?
5. Bagaimana patofisiologi penyakit Meningitis dan Ensefalitis ?
6. Bagaimana pathway penyakit Meningitis dan Ensefalitis ?
7. Apa komplikasi yang terjadi dalam penyakit Meningitis dan
Ensefalitis ?
8. Bagaimana tata laksana penyakit Meningitis dan Ensefalitis ?
9. Apa pemeriksaan penujang penyakir Meningitis dan Ensefalitis ?
10. Bagaimana pengkajian keperawatan penyakit Meningitis dan
Ensefalitis ?
11. Apa Diagnosa keperawatan yang muncul pada penyakit Meningitis
dan Ensefalitis ?
12. Bagaimana Intervensi pada penyakit Meningitis dan Ensefalitis ?
1
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Harapan penulis setelah disusunnya makalah ini ialah mahasiswa lebih
memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Meningitis dan
Ensefalitis, serta memberikan gambaran tentang aplikasi konsep dan teori
keperawatan dalam asuhan keperawatan pada pasien Meningitis dan
Ensefalitis, serta memberikan gambaran peran perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Meningitis
1. Definisi
Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid
dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering
disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti
jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang
mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus,
bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi
pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
2. Klasifikasi Meningitis
a. Meningitis Purulen
1. Asepsis
2. Sepsis
3
3. Tuberkulosa
3.Etiologi
a) Bakteri
Pada neonatus, organisme primer penyebab meningitis adalah
basil enteric gram negatif, batang gram negatif dan streptokokus
grup B. Pada anak yang berusia 3 bulan sampai 5 tahun,
organisme primer penyebab meningitis adalah haemophilus
influenzae tipe B. Meningitis pada anak yang lebih besar
umumnya disebabkan oleh infeksi Neisseria meningitidis atau
infeksi stafilokokus.
1. Infeksi sistemik
a) Otitis media
b) Pneumonia
c) Sinusitis
d) Sickle cell anemia
e) Fraktur cranial, trauma otak
f) Operasi spinal
4
Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya
penurunan system kekebalan tubuh seperti AIDS.
2.Trauma kepala
3. Kelainan anatomis
a) Demam
b) Mengigil
c) Sakit kepala
d) Muntah
e) Perubahan pada sensorium
f) Kejang (seringkali merupakan tanda-tanda awal)
g) Peka rangsang
h) Agitasi
i) Dapat terjadi: Fotophobia apabila cahaya diarahkan pada
mata pasien
j) adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI
k) Delirium, Halusinasi, perilaku agresi, mengantuk, stupor,
koma.
a) Demam
b) Muntah
c) Peka rangsang yang nyata
d) Sering kejang (sering kali disertai denagan menangis nada
tinggi)
e) Fontanl menonjol.
5
Neonatus:
5. Pathofisiologi
Mikroorganisme penyebab dapat masuk mencapai membran
meningen dengan cara hematogen atau limfogen, perkontuinitatum,
retrograd melalui saraf perifer atau dapat langsung masuk CSF.\
Protein di dalam bakteri sebagai benda asing dapat menimbulkan
respon peradangan. Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainnya
merupakan sel – sel sebagai respon peradangan. Eksudat yang
terbentuk terdiri dari bakteri – bakteri fibrin dan lekosit yang dibentuk
di ruang sub arachnoid. Penambahan eksudat di dalam ruang sub
arachnoid dapat menimbulkan respon peradangan lebih lanjut dan
meningkatkan tekanan intra cranial. Eksudat akan mengendap di otak,
syaraf-syaraf spinal dan spinal. Sel – sel meningeal akan menjadi
edema dan membran sel tidak dapat lebih panjang lagi untuk mengatur
aliran cairan yang menuju atau keluar dari sel. Vasodilatasi yang cepat
dari pembuluh darah dapat terjadi, sehingga dapat menimbulkan ruptur
atau trombosis dinding pembuluh darah. Jaringan otak dapat menjadi
infark, sehingga dapat menimbulkan peningkatan tekanan intra kranial
lebih lanjut. Proses ini dapat menimbulkan infeksi sekunder dari otak
6
jika bakteri makin meluas menuju jaringan otak sehingga
menyebabkan encephalitis dan ganggguan neurologi lebih lanjut
(Wong, 2003 dan Pillitteri, 1999).
7
Pathway
8
6. Komplikasi
Komplikasi serta sequelle yang timbul biasanya berhubungan
dengan proses inflamasi pada meningen dan pembuluh darah cerebral
(kejang, parese nervus cranial,lesi cerebral fokal, hydrasefalus) serta
disebabkan oleh infeksi meningococcus pada organ tubuh lainnya
(infeksi okular, arthritis, purpura, pericarditis, endocarditis,
myocarditis, orchitis, epididymitis, albuminuria atau hematuria,
perdarahan adrenal). DIC dapat terjadi sebagai komplikasi dari
meningitis. Komplikasi dapat pula terjadi karena infeksi pada saluran
nafas bagian atas, telinga tengah dan paru-paru, Sequelle biasanya
disebabkan karena komplikasi dari nervous sistem.
7. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa
cairan otak. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein,
dan konsentrasi glukosa Lumbal Pungsi. Lumbal pungsi biasanya
dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan
cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan
TIK. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan
peningkatan tekanan tintra kranial..
9
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang
biasanya meningkat diatas nilai normal. Serum elektrolit dan serum
glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan
elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah dibandingkan
dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan
otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis
kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
8. Penatalaksanaan
Farmakologis
1) Meningitis tuberkulosa :
a) Sefalosporin generasi ke 3
b) Sefalosforin generasi ke 3.
b. Pengobatan simtomatis :
10
kemudian klien dilanjutkan dengan.
3) Turunkan panas :
c. Pengobatan suportif :
1) Cairan intravena.
Perawatan
2) Hisap lender
sesering mungkin.
d. Pemantauan ketat.
11
1) Tekanan darah
2) Respirasi
3) Nadi
B. Ensefalitis
1.Definisi
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2000).
12
2. Golongan virus Arbo : Western equine encephalitis, St. Louis
encephalitis, Eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis,
Russian spring summer encephalitis, Murray valley encephalitis.
3. Etiologi
1. Ensefalitis Supurativa
2. Ensefalitis Siphylis
3. Ensefalitis Virus
Virus RNA
13
· Virus DNA
5. Patofisiologi
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan saluran cerna.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh
dengan beberapa cara :
14
nyeri ekstremitas, dan pucat. Suhu badan meningkat, fotofobia, sakit
kepala, muntah-muntah, kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi
mengenai meningen. Pada anak, tampak gelisah kadang disertai
perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan,
pendengaran, bicara, serta kejang. Gejala lain berupa gelisah, rewel,
perubahan perilaku, gangguan kesaadaran, kejang. Kadang-kadang
disertai tanda neurologis fokal berupa afassia, hemiparesis,
hemiplagia, ataksia, dan paralisis saraf otak.
Pathway
15
7. Komplikasi
Komplikasi jangka panjang dari ensefalitis berupa sekuele neurologikus
yang nampak pada 30 % anak dengan berbagai agen penyebab, usia
penderita, gejala klinik, dan penanganan selama perawatan. Perawatan
jangka panjang dengan terus mengikuti perkembangan penderita dari dekat
merupakan hal yang krusial untuk mendeteksi adanya sekuele secara
dini. Walaupun sebagian besar penderita mengalami perubahan serius pada
susunan saraf pusat (SSP), komplikasi yang berat tidak selalu
terjadi. Komplikasi pada SSP meliputi tuli saraf, kebutaan kortikal,
hemiparesis, quadriparesis, hipertonia muskulorum, ataksia, epilepsi,
retardasi mental dan motorik, gangguan belajar, hidrosAfalus obstruktif,
dan atrofi serebral
8. Pemeriksaan diaagnostik
Secara klinik dapat di diagnosis dengan menemukan gejala klinik tersebut
diatas:
9. Penatalaksanaan
1. Isolasi Isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar
dan sebagai tindakan pencegahan.
16
1) Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis
17
hibernasi dapat diberikan largaktil 2 mg/kgBB/hari dan phenergan 4
mg/kgBB/hari secara intravena atau intramuscular dibagi dalam 3 kali
pemberian. Dapat juga diberikan antipiretikum seperti asetosal atau
parasetamol bila keadaan telah memungkinkan pemberian obat per
oral.(Hassan, 1997)
18
ASUHAN KEPERAWATAN
2.Pemeriksaan fisik
19
e. B5 (Bowel) : Penderita akan merasa mual dan muntah karena
peningkatan tekanan intrakranial yang menstimulasi hipotalamus
anterior dan nervus vagus sehingga meningkatkan sekresi asam
lambung. Dapat pula terjadi diare akibat terjadi peradangan
sehingga terjadi hipermetabolisme (F. Sri Susilanigsih, 1994).
f. B6 (Bone) : Kelemahan
·Encepalitis
C. Intervensi Keperawatan
· Meningitis
20
Kriteria hasil : Anak akan melaporkan nyeri kepala hilang
atau terkontrol
Intervensi/rasional :
Intervensi /rasional :
21
· Encepalitis
1. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
Intervensi
Intervensi :
22
R/. Merupakan indikasi untuk penanganan dan
pencegahan kejang.
d. observasi tanda-tanda vital
R/. Deteksi diri terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan
lanjutan
23
KESIMPULAN
Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid
dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering
disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti
jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang
mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri
atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada
sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Klasifikasi Meningitis:
a. Meningitis Purulenta
Radang bernanah araknoid dan piameter yang meliputi otak dan medula
spinalis
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak
yang jernih, penyebab terjadinya adalah mycobacterium tuberculosa.
24
choriomeningitis, dan jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus
tetapi belum jelas.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken., Lai, Susanna., and Braner, Dana. 2006
26