Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK J DENGAN

GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : TBC

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

Hana Restuning S P17320115083


Iis Koenia Dewi P17320115077
Ika Sri Inderayati P17320115085
Ine Agustina N.M P17320115002
Intan Larassipa N P17320115086
Izza Hafsyah A P17320115091
Khoirunnisa Lubis P17320115041
Tingkat 3A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI-


BANDUNG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BANDUNG

Jl. Dr. Otten No. 32

2017
I. Pengkajian
A. Hasil Pengumpulan Data
1. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Keluarga Bapak J
2. Alamat dan Telepon : Jl.Braga gg.Apandi Dalam No.14 Rt.6 Rw.4
3. Komposisi Keluarga :

Jenis Hub dengan


No Nama TT Penddidikan Pekerjaan
Kelamin KK
1. Bapak J Laki-laki Suami 07/09/1977 SMA Wiraswasta
Ibu Rumah
2. Ibu G Perempuan Istri 25/8/1977 SMA
Tangga
Kakak ipar
3. Ibu I Perempuan 3/4/19973 SMA Wiraswasta
dari suami

Kakak dari
4. Bapak Y Laki-laki 20/5/1972 SMA Wiraswasta
suami

5. Anak K Perempuan Anak 08/01/2007 SD Pelajar


6. Anak A Perempuan Anak 18/04/2012 TK Pelajar

Genogram

jantung

TBC
Keterangan
Perempuan

Laki - laki

Pasien

Tinggal satu rumah

4. Tipe Keluarga : Extended Family karena terdiri dari


ayah,ibu,anak,paman dan bibi.
5. Suku : Sunda/Indonesia. keluarga mengatakan
tidak ada aturan dari adat yang
mempengaruhi kesehatan.
6. Agama : Islam. Setiap anggota keluarga selalu
melakukan ibadah shalat 5 waktu dan
mengaji dan Bapak J adalah seorang ustad.
7. Status Sosek Keluarga : Penghasilan tidak menentu. Dengan
pendapatan ± 1.000.000 dalam sebulan,
sedangkan pengeluarannya dalam sebulan
adalah ±1.250.000.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Ke rumah nenek setiap hari minggu

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


9. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Tn. J mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 10 Thn, anak
ke-2 berumur 5 Thn. Maka keluarga Tn. J berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan usia anak sekolah. Tahap perkembangan usia pra sekolah
sudah terpenuhi.

10. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


a) Mengenal masalah kesehatan : Keluarga sudah dapat mengenal masalah
terbukti dengan keluarga mengatakan TBC merupakan peyakit pada
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri atau penularan dari orang lain dan
dapat menular. Tanda dan gejala berat badan menurun drastis, batuk lebih
dari 3 minggu, keringat dingin di malam hari.
b) Mengambil keputusan : Keluarga dapat mengambil keputusan terbukti
dengan keluarga selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan
kesehatan.
c) Merawat anggota keluarga yang sakit : keluarga belum memenuhi tugas
merawat anggota keluarga yang sakit terbukti dengan keluarga belum
mengetahui cara membuang dahak yang benar dan etika batuk.
d) Memodifikasi lingkungan : keluarga belum memenuhi tugas memodifikasi
lingkungan terbukti dengan lingkungan rumah masih belum termasuk
kriteria rumah sehat seperti cahaya matahari tidak masuk kedalam rumah
dan ventilasi kurang.
e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan : keluarga belum memenuhi tugas
tersebut karena keluarga hanya meminum obat warung saat anggota
keluarganya sakit.

11. Riwayat keluarga inti :


- Ibu mengatakan bertemu suaminya di RS secara tidak sengaja dan berpacaran
hingga 3 tahun lalu menikah di tahun 2006. Lalu pada tahun 2007 memiliki
anak pertama yang berjenis kelamin perempuan dan pada tahun 2012
memiliki anak kedua yang berjenis kelamin perempuan. Tidak ada riwayat
penyakit keturunan baik dari ayah maupun ibunya. Tetapi, kakek dari ayah
pernah mengalami penyakit jantung. Semua anak telah mendapatkan
imunisasi lengkap. Seluruh anggota keluarga yang ada di rumah tidak ada
yang memiliki penyakit menular, kecuali anak pertama yaitu An. K (TBC).
Ibu mengatakan An. K pernah dirawat di Rumah Sakit pada Bulan Maret
2017 karena penyakit TBC. Kemudian An. K sedang mengkonsumsi obat
OAT semenjak dirawat selama 7 bulan dan dianjurkan terapi lanjutan sampai
9 bulan karena saat dirontgen masih terdapat plak. Jika ada anggota keluarga
yang sakit, ibu mengatakan tidak pernah telat memberikan obat OAT kepada
An.K, keluarga selalu membawanya ke Puskesmas atau dokter praktek.
Keluaraga tidak memiliki jaminan kesehatan.

12. Riwayat keluarga sebelumnya :


Kakek dari ayah pernah mengalami penyakit jantung.

III. Lingkungan
13. Karakteristik rumah :
Rumah keluarga tipe 21, luas bangunan 21m2, dengan jenis permanen dan
lantai tegel. Keluarga 1 yang dapat dibuka),ventilasi <10% dari luas lantai,
keluarga tidak menata perabot rumah tangga dengan rapih karena ruangan
tidak memadai, jenis jamban di rumah yaitu WC dan pembuangan dialirkan
ke sungai, kondisi jamban terawat. Cahaya matahari terdiri dari 2 lantai,
terdapat 6 ruangan (kamar 3, ruang tamu 1, dapur 1, wc 1), jumlah jendela 2
(hanya tidak dapat masuk ke rumah, langit-langit terlalu pendek. Rumah
terdiri dari 3 kamar, 1 kamar di isi oleh 2 orang, keluarga mengatakan
menerima kondisi rumahnya.

Luas Bangunan 21 m2
14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga mengatakan dapat berhubungan baik dengan keluarga terbukti
dengan keluarga selalu menengok tetangga yang sakit atau melayat saat ada
yang meninggal.
15. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga menghuni rumah dari sejak menikah yaitu sejak tahun 2006 (11
tahun) dan sampai sekarang belum pernah pindah tempat tinggal.
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Ayah merupakan tokoh agama dilingkungannya, ibu jarang mengikuti
kegiatan masyarakat contohnya pengajian. Walaupun demikian, ibu selalu
berhubungan baik dengan orang lain dan sering menjenguk saat ada tetangga
yang sakit. Sedangkan anaknya sering mengikuti berbagai kegiatan atau
perlombaan disekitar rumah.
17. Sistem pendukung keluarga :
Setiap anggota keluarga selalu mendukung anggota keluarganya, jadi apabila
ada anggota keluarganya yang sakit keluarga selalu mendukung untuk
kesembuhannya.
IV. Sruktuk keluarga
18. Pola komunikasi keluarga :
Keluarga berkomunikasi menggunakan bahasa sunda dan dicampur dengan
bahasa Indonesia. Ketika berkomunikasi keluarga sering berespon sehingga
terjadi komunikasi 2 arah dan setiap keluarga mengerti dari setiap
pembicaraan.
19. Struktur kekuatan keluarga :
Dalam keluarga yang mengambil keputusan adalah ayah dengan cara
musyawarah dan mufakat.
20. Struktur peran :
Ayah berpern sebagai pelindung keluarga,tulang punggung keluarga dan
sebagai pengambil keputusan.ayah bekerja setiap hari untuk memenui
kebutuhan ekonomi. Ibu berperan sebagai perawat keluarga,yang membuat
harmonis dan pendamai jika ada masalah antara anggota keluarga. Ibu
sebagai ibu rumah tangga mengurus anak-anak, memasak, mencuci, beres-
beres di rumah. Anak-anak berperan sebagai anggota keluarga dan sebagai
generasi penerus keluarga. Anak sekolah setiap hari senin-sabtu.
21. Nilai dan norma budaya :
Keluarga menganut budaya sunda tanpa mengikuti pantangan-pantangan
dalam budaya yang bertentangan dengan kesehatan seperti pantangan mandi
ketika sakit ataupun kebiasaan dikerok saat sakit.

V. Fungsi Keluarga
22. Fungsi efektif :
Keluarga mengatakan seluruh anggota keluarga menanamkan sifat aling
menghargai, menghormati, mencintai dan menyayangi.
23. Fungsi sosialisasi :
Keluarga mengatakan mereka bersosialisasi dengan tetangga, teman sebaya
dan lain-lain.
24. Fungsi perawatan keluarga :
Keluarga mengatakan memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu nutrisi 3x sehari
dengan jenis makanan nasi, lauk/pauk, sayur. Kebutuhan personal hygiene
seluruh anggota keluarga 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, kebutuhan eliminasi
seluruh anggota kelurga rutin BAB 1x/hari dan BAK tidak ada gangguan.
Kebutuhan istirahat tidur anggota keluarga rata-rata tidur jam 9 malam dan
bangun jam 5 pagi.
VI. Stress dan koping keluarga
25. Stressor jangka pendek :
Keluarga mengatakan dalam kurang lebih 6 bulan terakhir memiliki masalah
ekonomi karena penghasilan tidak mencukupi kebutuhan keluarga untuk
pengobatan karena keluarga tidak memiliki ansuransi kesehatan.
26. Stressor jangka panjang :
Keluarga mengatakan terdapat masalah kesehatan pada anak pertamanya
yang masih menjalani pengobatan sehingaa menyebabkan keluarga stres
karena keluarga tahu bahwa pengobatan TBC membutuhkan waktu yang
lama.
27. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :
Keluarga mengatakan dapat mengatasi stressor seperti terdapat anggota
keluarga yang sakit dengan cara tetap bersyukur dan menyerahkan dan
berserah diri atas usaha yang telah dilakukan. Selain itu untuk mengatasi
masalah tersebut untuk mengatasi anak yang sakit diberikan obat warung
karena keluarga tidak mampu membawa ke fasilitas kesehatan.
28. Strategi koping konstruktif :
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu melakukan musyawarah untuk
mufakat.
29. Strategi adaptasi disfungsional :
Keluarga tidak memiliki strategi adaptasi disfungsional.
VII. Harapan keluarga
Keluarga berharap petugas kesehatan dapat membantu,mempertahankan dan
meningkatkan tingkat kesehatan keluarga.

VIII. Pemeriksaan fisik


Nama : An. K
Umur : 10 tahun

Keadaan umum : klien terlihat lemas setelah batuk,


keadaan umum composmentis. BB saat di
kaji 25 kg(normal sesuai usia), BB saat di
rawat 17 kg, sebelum dirawat 24 kg.

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Respirasi : 24 x / menit

Nadi : 88 x / menit

Suhu : 36,5◦C
a) Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak sianosis, tidak ada
pernapasan cuping hidung, tidak terdapat sekret, mukosa hidung
lembab dan berwarna merah muda, terdapat bulu hidung, tidak
terdapat nyeri tekan sinus,kepatenan kedua lubang hidung kuat.
Bentuk dan pergerakan dada simetris, tidak terdapat retraksi
interkosta, suara paru terdengar sonor di semua area paru, tidak
terdapat massa dan tidak ada nyeri tekan, vokal premitus kanan
dan kiri sama getarannya, pengembangan paru saat bernapas
simetris, pada perkusi suara paru resonan, terkadang klien batuk
dan merasakan berat ketika menarik napas.

b) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak pucat (anemis), tidak ada oedeme
kelopak mata, tidak ada peningkatan JVP, tidak terdapat
pembesaran kelenjar getah bening. Bunyi jantung S1 dan S2
murni reguler. Pada perkusi terdengar dullness dan apeks berada
pada ICS 5 dan basis berada pada ICS 2. Tidak ada iktus kordis.
CRT kurang dari 3 detik, akral teraba hangat.

c) Sistem Pencernaan
Sclera putih, mata tidak cekung, bibir lembab, warna
bibir merah muda, tidak ada luka pada daerah bibir, bentuk bibir
simetris, gigi bersih. Gigi lengkap, tidak berlubang. Bentuk lidah
simetris, lidah bersih, berwarna merah muda. Abdomen tidak
kembung pada saat klien terlentang, bising usus 6 x / menit,
tidak ada bruit aorta, saat diperkusi terdengar tympani pada
kuadran kiri atas, dan terdengar dullnes pada kuadran kanan
atas dan bawah , kiri bawah , pada saat di palpasi ada nyeri
tekan dan lepas di daerah abdomen, tidak teraba benjolan
ataupun masa pada hepar dan lien. Lingkar abdomen 40 cm,
LILA 15 cm, BB klien 25 kg, TB 133 cm, IMT 14,1.
d) Sistem Perkemihan
Genetalia bersih, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri
tekan pada ginjal, pada saat dipalpasi daerah vesika urinari tidak
teraba adanya massa.
e) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid , tidak teraba
parathyroid, tidak ada tanda – tanda polidipsia, poliphagia, dan
poliuria.

f) Sistem Integumen
Kulit kepala bersih, rambut terlihat bersih, distribusi
rambut merata, dan tidak mudah dicabut. Kulit klien berwarna
sawo matang, badan terlihat bersih, kulit badan lembab, kuku
pendek dan bersih, turgor kulit kembali dalam 2 detik.

g) Sistem Muskuloskeletal
Ekstrimitas atas dan bawah
Ekstrimitas kanan normal, tidak terdapat edema,
ROM tangan kanan dan kiri maksimal, pergerakan tangan
kiri bebas, tidak terdapat nyeri tekan, klien dapat merasakan
sensasi tajam, tumpul, panas dan dingin, refleks bisep -/+,
reflek trisep -/+, reflek brachiaradialis - /+,. Ekstrimitas
kanan dan kiri simetris, tidak ada edema, ROM maksimal,
pergerakan kaki terkontrol, tidak terdapat nyeri tekan, klien
dapat merasakan sensasi tajam, tumpul, panas dan dingin,
refleks patela +/+, refleks archiless +/+, dan kekuatan otot :
5 5

5 5

h) Sistem Persarafan
(1) Tes fungsi cerebral
(a) Tingkat kesadaran
Kualitas : kompos mentis

GCS : E = 4, M = 6, V = 5 dengan jumlah 15

(b) Status mental


Orentasi klien terhadap orang, waktu dan tempat baik
terbukti dengan klien mampu menjawab dimana dia
berada, kapan ulang tahunnya, dan siapa nama ibunya.

(c) Daya ingat


Klien mampu menjawab kapan dia mulai sakit.

(2) Tes Fungsi Kranial


(a) Nervus Olfaktorius
Klien dapat membedakan bau kopi dan minyak kayu
putih

(b) Nervus Optikus


Klien dapat melihat jari tangan perawat pada jarak 30 cm

(c) Nervus Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen


Respon cahaya terhadap pupil (+), bola mata dapat
digerakkan ke segala arah, tidak terdapat nistagnus /
diplopia

(d) Nervus Trigeminus


Klien dapat merasakan usapan kapas pada dahi, pipi dan
mandibula sambil matanya ditutup. Teraba kontraksi otot
masseter pada saat klien mengunyah.

(e) Nervus Fasialis


Klien dapat mengangkat alis secara simetris, dapat
tersenyum dengan bibir simetris. Klien tidak dapat
membedakan rasa manis, asin, pahit dan asam karena
terhalang kotoran yang menebal di lidah.

(f) Nervus Akustikus


Klien dapat mendengar dengan baik, terbukti klien dapat
menjawab dengan benar semua pertanyaan yang
diajukan petugas tanpa harus di ulang lagi.

(g) Nervus Glosofaringeus dan Vagus


Klien dapat menelan namun dengan baik reflek menelan
baik, uvula bergetar saat klien menyebut “ah”.

(h) Nervus Assesorius


Klien dapat menggerakkan lehernya. Klien dapat
mengangkat bahunya

(i) Nervus Hipoglosus


Klien dapat menjulurkan lidahnya secara simetris dan
dapat menggerakannya ke atas dan ke bawah, samping
kiri dan kanan secara simetris, dan pergerakannya
terkontrol.

i) Sistem Reproduksi
Tidak terdapat gangguan dan kelainan pada alat genitalia.

Anda mungkin juga menyukai