Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

BAB V

LINGKUNGAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

5.1 Lingkungan
Lingkungan kerja yang baik berpengaruh besar terhadap kesehatan bagi para
pekerja. Selain itu udara di tempat bekerja harus bersih dari uap-uap berbahaya dan
memiliki pengaruh yang besar terhadap komunitas masyarakat yang tinggal di sekitar
lokasi penambangan Emas yang dilakukan oleh PT. AURUM COMPANY di Kec
Miomaffo Barat, Kab. TTU - Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dengan mengetahui rona lingkunagan awal yang kemudian akan
diperbandingkan dengan rona lingkungan akhir (pasca penambangan) maka dapat
perkirakan dampak yang terjadi secara keseluruhan,sehingga dapat direkomendasikan
apakah kegiatan penambangan boleh dilakukan atau tidak;ataupun boleh dilakukan
dengan persyaratan- persyaratan tertentu agar kelestarian lingkungan hidup minimal
tetap dipertahankan.Oleh karena kegiatan ini sudah memperoleh ijin maka yang
terpenting adalah bagaimana menghilangkan dampak negatif yang mungkin akan
terjadi atau minimal meminimalisasi dampak negatif tersebut sedangkan dampak
positifnya dapat mungkin bisa ditingkatkan.
Berikut adalah contoh komponen-komponen di alam yang dapat terkena
dampak dari kegiatan penambangan yang dilakukan.

1. Komponen Geofisik- Kimia


a. Kondisi Alam
Pada dasarnya kondisi iklim dilokasi penambangan dan daerah lainnya
didaratan pulau timor yang beriklim tropis dengan terjadinya pergantian
musim satu kali dalam setahun yaitu musim hujan dan musim kemarau.Musim
hujan umumnya terjadi antara bulan Desember sampai April,dan musim
kemarau antara bulan Mei sampai Nopember .Pada musim hujan mayoritas

PT AURUM COMPANY Page 1


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

angin bertiup dari arah Barat – Barat laut;sedangkan pada musim kemarau
umunya angin bertiup dari arah timur – Tenggara.Kondisi iklim suatu wilayah
ditentukan oleh berbagai unsur iklim yaitu curah hujan dan hari hujan,suhu /
temperatur udara,kelembaban udara,arah angin dan kecepatan angin,derajat
penyinaran matahari.

b. Debu dan kebisingan


Elemen – elemen / unsur-unsur kualitas udara antara lain meliputi
kandungan Nitrogen Oksida (NOx),Sulfur Dioksida(SO2),Carbon Mono
Oksida (CO),debu dan partikulatnya,dan lain-lain.Dalam kegiatan ini yang
dominan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar adalah terjadinya
debu.pada saat ini terjadinya debu disekitar lokasi penambangan maupun
daerah sekitarnya,disebabkan bila ada angin yang bertiup didaerah
sekitarnya,disebabkan bila ada angin yang bertiup dipermukaan lahan yang
kering atau gersang.Hal ini disebabkan karena belum ada kegiatan-kegiatan
tertentu yang menimbulkan adanya kandungan debu yang beterbangan diudara
selain yang sifatnya alami.
Kebisingan yang terjadi didaerah penelitian pada saat ini boleh dikatakan
tidak bising,karena bunyi-bunyian yang ada hanya berupa kicaun burung
,tiupan angin pada pepohonan ataupun sekali-sekali adanya derum mobil yang
lewat baik disekitar lokasi proyek maupun dari kejauhan. Didaerah
permukiman,bunyi-bunyian yang trejadi hanya karena adanya kegiatan rumah
tangga ataupun bunyi suara pembicaraan sesama masyarakat maupun teriakan
anak-anak yang bermain. Pada dasarnya tingkat kebisingan yang terjadi,tidak
melebihi ambang batas yang ditetapkan berdasarkan mutu lingkungan.

c. Fisiografi
Dalam membicarakan tentang fisiologi maka disini ditekankan pada
dua hal yaitu masalah topografi dan masalah morfologi. Dari segi topografi
maka kondisi topografi pada daerah rencana penambangan emas Desa Poto,
Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, terletak pada ketinggian antara

PT AURUM COMPANY Page 2


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

600 hingga 1000 m diatas permukaan laut. Wilayah penambangan Emas PT.
Kalimas Resources merupakan daerah perbukitan ganda yang mempunyai
kemiringan antara berombak hingga berbukit. Morfologi satuan fisiografi
wilayah desa Poto cukup bervariasi mulai dari datar sampai dengan
bergunung. Kondisi area datar sampai dengan landai hanya beberapa tempat.
Sedangkan wilayah yang bergelombang dan bergunung terdapat di semua
desa yang tercakup dalam wilayah perencanaan. Wilayah dengan ketinggian
kurang dari 1000 mdpl.

d. Kondisi tanah
Berdasarkan peta Tanah Bagan oleh Lembaga Penelitian Tanah (LPT)
Bogor (1967) maka daerah penelitian dan sekitarnya didominasi oleh jenis
tanah Grumosol / vertisol, dan jenis tanah Litosol.
Tanah Grumosol/vertisol mempunyai ciri : tekstur lempung, tanpa horizon
eluvial dan iluvial, struktur lapisan atas granuler (sering berbentuk seperti
bunga kubis dan bagian bawah gumpal atau pejal), mengandung kapur,
koefisien expansi (pemurnian) dan kontraksi (pengkerutan) tinggi jika dirubah
kadar airnya, seringkali mikroreliefnya gilgai (peninggian – peninggian
setempat yang teratur), konsistensi luar biasa liat (extreamly plastic), bahan
induk berkapur dan berlempung sehingga kedap air (impermeable),
kedalaman solum rata-rata 75 cm,dan warna kelam atau chroma kecil. Karena
sifat-sifat tanah grumosol/vertisol yang sangat berat, menyebabkan jenis tanah
ini sangat peka terhadap erosi dan bahaya longsoran (soilcreep).
Jenis tanah litosol dianggap tanah yang paling muda, sehingga bahan
induknya seringkali dangkal (kurang dari 45 cm) atau tampak tanah sebagai
batuan padat yang padu ( consolidated). Karena kondisi tersebut maka
profilnya belum memperlihatkan horison-horison dengan sifat-sifat dan ciri-
ciri morfologi yang masih menyerupai sifat-sifat dan ciri-ciri batuan
induknya.

PT AURUM COMPANY Page 3


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

e. Hidrologi
Jumlah ketersediaan sumber mata air sebanyak 1.704, dan 635 sumber
mata air dapat mengeluarkan air sepanjang tahun dan tidak dipengeruhi
oleh curah hujan (perenial springs) dengan kondisi ketersediaan air cukup
baik; sebanyak 826 sumber mata air bersifat musiman karena mengeluarkan
air hanya pada musim tertentu dan tergantung pada curah hujan (intermitent
springs), dengan kondisi ketersediaan air sedikit serta 243 sumber mata
air yang kering di musim kemarau serta dapat mengeluarkan air pada
periode tertentu saja (periodic springs).
2. Komponen Biotik
Secara umum kondisi biotik lokasi studi terdiri atas Fauna dan Flora.
Ada jenis Fauna yang hidupnya alami dan adapula yang
dibudidayakan,demikian pula dengan jenis-jenis Flora. Jenis-jenis Fauna
alami yang sementara ini diketahui antara lain ular,tokek,ayam hutan,babi
hutan,beberapa jenis burung seperti gagak, tekukur,serta jenis-jenis biota kecil
lainya;sedangkan fauna budidaya yang ada dalam wilayah studi ini
antara lain berupa babi, kambing, anjing, kucing, sapi, kuda.
Jenis – jenis flora alami yang ada antara laain Lamtoro,kabesak,
kusambi,asam,bambu dan lain-lainnya;sedangkan flora budidaya yang
dibudidayakan masyarakat antara lain berupa nangka, kelapa, mangga, pisang,
pepaya, ubi kayu, sayuran,dan lain sebagainya.

5.1.1 Pengelolaan Lingkungan


Mengingat besarnya dampak yang mungkin akan timbul akibat dari
aktifitas tambang, diperlukan upaya pengelolaan yang terencana dan terukur.
Pengelolaan lingkungan di sektor pertambangan biasanya menganut prinsip
Best management practice. US EPA (1995) merekomendasikan beberapa
upaya yang dapat digunakan sebagai upaya penggendalian dampak kegiatan
tambang terhadap sumberdaya air, vegetasi dan hewan liar. Beberapa upaya
penggendalian tersebut adalah :

PT AURUM COMPANY Page 4


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

1. Menggunakan struktur penahan sedimen untuk meminimalkan jumlah


sedimen yang keluar dari lokasi penambangan
2. Mengembangkan rencana sistem penggendalian tumpahan untuk
meminimalkan masuknya bahan B3 ke badan air
3. Hindari kegiatan konstruksi selama dalam tahap kritis
4. Mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan terhadap burung dan
hewan liar dengan menetralisasi sianida di kolam pengendapan tailing
atau dengan memasang pagar dan jaring untuk mencegah hewan liar
masuk kedalam kolam pengendapan tailing.
5. Minimalisasi penggunaan pagar atau pembatas lainnya yang
menghalangi jalur migrasi hewan liar. Jika penggunaan pagar tidak
dapat dihindari gunakan terowongan, pintu – pintu dan jembatan
penyebrangan bagi hewan liar
6. Batasi dampak yang disebabkan oleh frakmentasi habitat minimalisasi
jumlah jalan akses dan tutup serta rehabilitasi jalan – jalan yang tidak
digunakan lagi
7. Larangan berburu hewan liar dikawasan tambang.

5.1.2 Pemantauan Lingkungan


Tujuan pemantauan lingkungan adalah untuk merumuskan
seperangkat kegiatan pemantauan lingkungan yang dianggap perlu dan tepat
dilaksanakan oleh berbagai pihak. Selain itu tujuan penyusunan program
pemantauan lingkungan adalah untuk membagi tugas dan wewenang yang
jelas antar pihak yang berkepentingan dalam pengoperasian dan
pengembangan kegiatan pertambangan Emas dalam rangka mengurangi,
mencegah, dan menanggulangi risiko dampak negatif serta meningkat dampak
positif yang timbul. Pihak – pihak yang berkepentingan dalam kegiatan
pemantauan lingkungan adalah PT. Kalimas Resource, Pemerintah Daerah,
Instansi terkait, dan masyarakat yang ada disekitar lokasi kegiatan
pertambangan.

PT AURUM COMPANY Page 5


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

Ada beberapa Program pemantauan lingkungan yaitu:


1. Pemantauan Iklim Mikro
Pengukuran temperatur dan kelembaban dengan termometer basah dan
kering atau termohidrograf. Data hasil pengukuran dicatat kemudian
diolah dan dibuat grafik sehingga dapat diketahui fluktuasi temperatur
dan kelembaban udara.
2. Pemantauan Kualitas Udara
Pengukuran debu menggunakan peralatan high volume meter dengan
metode gravimetrik atau dust sampler dengan satuan g/m3. Untuk
mengetahui penyebaran dampak akan dilakukan pengukuran di
beberapa lokasi pemantauan, yaitu pelabuhan, lokasi pengolahan dan
penimbunan emas.Data penunjang yang digunakan untuk pendugaan
penyebaran dampak adalah kecepatan angin sesaat yang diukur
menggunakan Hand Anemometer (satuan m/detik) dan arah angin
menggunakan Windvane pada ketinggian 2 m bersamaan dengan
pengukuran debu. Yang diperhatikan antara lain adalah konsentrasi
ambien gas (COx ,SOx, NOx dan hidrokarbon), sebaran debu dan
tingkat kebisingan. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan peralatan
soundlevel meter yang dilakukan dari berbagai jarak terhadap sumber
suara. Dengan diketahuinya intensitas kebisingan, maka akan dapat
diperkirakan tingkat kebisingan pada suatu jarak tertentu dari sumber
suara.

3. Pemantauan perubahan bentang alam


Pemantauan perbedaan ketinggian dengan cara mengukur ketinggian
tanah untuk membuat garis kontur di lokasi bekas bukaan tambang dan
daerah penimbunan tanah penutup (waste dump area) dengan
menggunakan alat ukur theodolit dan topcon. Hasil pengukuran
digambarkan pada peta topografi dan potongan melintang kemudian

PT AURUM COMPANY Page 6


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

dibandingkan dengan peta topografi dan potongan melintang pada rona


awal.

4. Pemantauan Kesuburan Tanah


Metode pengumpulan dan analisis data yang dilakukan yaitu untuk
memantau sistematika pembukaan lahan di lokasi tambang, mengetahui
jenis tanah, tingkat kesuburan tanah dan sifat erosivitasnya pada daerah
tapak proyek, memantau pelaksanaan backfilling terutama dalam
penataan permukaan tanah timbunan agar tidak terkena erosi,
memantau pertumbuhan tanaman penutup tanah.

5. Pemantauan Erosi dan Sedimentasi


Erosi merupakan fungsi dari kemiringan lereng, panjang lereng, sifat
erobilitas tanah dan tingkat intervensi manusia terhadap penggunaan
lahan yang diindikasikan dengan perubahan nilai CP (kadar
pelumpuran sungai). Secara sederhana tingkat intensitas erosi dapat
diukur dengan meneliti luas paritan yang terbentuk pada permukaan
lahan. Semakin luas paritan menandakan bahwa erosi semakin intensif.
Tingkat erosi dapat pula dideteksi dari tingkat pelumpuran sungai.
Pengukuran sifat aliran air permukaan dan debitnya dilakukan dengan
memakai alat ring infiltrometer (untuk mengukur infiltrasi), gelas ukur
dan penyiram air (untuk mengukur limpasan).

6. Pemantauan Kualitas Air dan Air Asam Tambang


Pengambilan contoh air dilakukan menggunakan water sampler di
lokasi pemantauan yang telah ditentukan kemudian contoh air
dimasukkan ke dalam botol plastik yang bersih. Selanjutnya contoh air
ini dianalisis di laboratorium yang telah ditunjuk.

PT AURUM COMPANY Page 7


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

7. Pemantauan Vegetasi Darat dan Satwa Liar


a. Membuat area pemantauan (plotting area) untuk mengetahui
keberhasilan revegetasi dengan cara menghitung jumlah tumbuhan
hasil revegetasi yang hidup dan yang mati, umur tumbuhan dan
penyulaman yang telah dilakukan. Arahan penempatan plot serta
jumlah dan letak plot pengamatan vegetasi harus sama dengan plot
pengamatan tanah. Hasil pengamatan dibuat tabulasinya sehingga
dapat dilihat dengan mudah.
b. Pengamatan dilakukan terhadap jenis-jenis mamalia, aves dan
reptilia. Pengumpulan data satwa liar yang ada di wilayah studi
dilakukan secara primer dan sekunder. Untuk memperoleh data
primer digunakan peralatan bantu, yaitu kamera dengan telelens,
teropong, dan buku referensi jenis hewan dan burung. Inventarisasi
jenis burung dilakukan dengan pengamatan langsung bersamaan
dengan penghitungan populasi.

8. Pemantauan Biota Perairan


Pemantauan dilakukan dengan cara sampling yaitu pengambilan
contoh biota air dari lokasi-lokasi perairan. Program ini adalah untuk
mengetahui ekosistem perairan di sekitar area pertambangan. Data
yang diawasi, antara lain kelimpahan phytoplankton, zooplankton dan
lain-lain. Dari data tersebut akan dapat diketahui jumlah taksa,
individu, keanekaragaman dan beberapa keterangan lain.Program
pemantauan lingkungan ini akan dibahas secara detail pada dokumen
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Pengelolaan lingkungan dilaksanakan secara lintas sektoral, baik dalam


pelaksanaan maupun dalam pengawasannya. Dalam masalah lintas sektoral
seperti telah dikemukakan di atas, setiap sektor akan menyadari
kedudukannya sebagai satu simpul dari suatu sistem jaringan sektor-sektor
yang terkait. Jadi dalam usaha peningkatan fungsi sektor agar meningkat pula

PT AURUM COMPANY Page 8


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

kaitan kepentingannya terhadap fungsi sektor lain di dalam sistem jaringan


yang terkait.
Dalam rangka mencegah, mengurangi, dan memperbaiki kerusakan sumber
daya alam akan ditempuh dengan cara :
 Pengelolaan tanah pucuk selama kegiatan pengupasan tanah pucuk
dan penutup agar dapat digunakan kembali pada saat reklamasi.
 Membangun terasering dan pertanaman tanaman penutup tanah
(LCC) untuk mencegah erosi.
 Mereklamasi lahan bekas galian tambang dengan pengaturan tanah
pucuk dan tanah penutup (overburden) dan menanam tanaman
penutup seperti LCC, tanaman pionir dan dilanjutkan dengan
tanaman keras sesuai dengan peruntukannya (hutan industri, hutan
rakyat, kebun).
 Membangun kolam pengendapan sedimen untuk mencegah
sedimentasi sungai dan memperbaiki kualitas air yang masuk ke
badan perairan.

5.1.3 Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan oleh PT.Kalimas Resources


Menurut pengamatan oleh pihak manajemen PT. Kalimas Resources,
pengelolaan lingkungan telah dilaksanakan dengan baik. Perbaikan-perbaikan
terhadap pengelolaan lingkungan telah dimulai dengan penghematan energi
dengan pemakaian solar cell untuk keperluan kantor dan penerangan,
mengurangi debu dengan melakukan penyiraman jalan, memasang jaring
penghalang penyebaran debu dan alat penyiram air dari debu yang dipasang
pada ujung alat conveyor di pelabuhan, membuat gorong-gorong sebagai
tempat aliran air pada jalan, membuat tempat penampungan limbah dengan
ijin KLH, melaksanakan penimbunan pada lokasi bekas tambang untuk
kegiatan reklamasi dan revegetasi dan membuat kolam pengendapan air
limbah.

PT AURUM COMPANY Page 9


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

Kenyamanan bertempat tinggal warga dan kesehatan dinilai


masyarakat masih kurang, namun untuk penyerapan tenaga kerja dan
perkembangan di bidang ekonomi dinilai cukup baik. PT. Kalimas Resource
dalam upaya menanggulangi dampak penting melalui tindakan tindakan yang
bermotif sosial ekonomi meliputi sebagai berikut :
1) Kompensasi atas lahan milik penduduk untuk keperluan rencana
usaha dan/atau kegiatan yang menguntungkan kedua pihak
2) Penerimaan karyawan terutama yang tidak memerlukan ketrampilan
diutamakan dari masyarakat lokal sekitar lokasi kegiatan.
3) Rencana PT.Kalimas Resource untuk Program Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan bekerja sama dengan pemerintah setempat
melakukan pengarahan dan pembimbingan, antara lain
mengadakan pelatihan untuk beralih mata pencaharian atas
berubahnya lingkungan.
b. Pemberian pelatihan keterampilan baik secara langsung
maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan
pertambangan nikel PT. Kalimas Resources, seperti pelatihan
mengenai perbengkelan, kursus mengemudi dll, sehingga jika
kegiatan tambang nikel berakhir tidak akan menimbulkan
gejolak sosial.
c. Meningkatkan pendidikan masyarakat khususnya anak-anak
untuk semua suku-suku yang ada di sekitar. Kegiatan dengan
cara membantu SD dan SMP yang ada antara lain pelatihan
guru, pengembangan perpustakaan dan memberikan bea siswa
bagi siswa yang berprestasi.
d. Melibatkan penduduk setempat dalam penyediaan benih untuk
kegiatan revegetasi.

PT AURUM COMPANY Page 10


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

e. Di bidang kesehatan mencakup antara lain penyediaan air


bersih dan sanitasi lingkungan, pelayanan pengobatan gratis
untuk masyarakat yang waktunya ditentukan oleh perusahaan.
f. Membantu pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan
masyarakat antara lain pembangunan dan perbaikan jalan,
pembangunan dan perbaikan drainase, pembangunan instalasi
air bersih, membantu pembangunan fasilitas umum seperti
rumah ibadah sesuai dengan kebutuhan.
5.1.4 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

AMDAL merupakan Hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan


yang direncanakan terhadap lingkungan hidup. Didalam analisis mengenai
dampak lingkungan sangat penting untuk kesempurnaan dan kebenaran
materinya adalah langka evaluasi.
Menurut Soemarwoto (2003), konsep AMDAL mempelajari dampak
pembangunan terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap
pembangunan juga didasarkan pada konsep ekologi, yang secara umum
didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari interaksi antara mahluk hidup
dengan lingkungannya”. Dalam Pasal 16 Undang-Undang No. 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup : “Setiap rencana yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah” Seluruh program dapat
dianalisis sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila
proyek dibuat dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari
segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Menurut Fandeli (1995) pembangunan dengan proyek yang dikaji dari
aspek kelayakan lingkungan bisa disebut sebagai upaya pembangunan
berwawasan lingkungan yang pada hakekatnya dilaksanakan untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

PT AURUM COMPANY Page 11


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih terinci bahwa dampak
negatif dan positif yang akan timbul dari suatu usaha atau kegiatan tersebut,
sehingga sejak dini telah dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi
dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya. Sesuai Undang-
undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana salah satu
pasalnya memberikan kewenangan kepada daerah untuk pengelolaan
lingkungan hidup, sehingga diharapkan dapat memudahkan dalam pembinaan,
pengawasan dan penertibannya.
Zain (2006) menjelaskan kebijakan penerapan AMDAL, yaitu;
a) AMDAL merupakan instrumen efektif untuk pengendalian
terutama pencegahan dampak lingkungan hidup;
b) AMDAL merupakan kajian dari studi kelayakan suatu rencana
usaha/kegiatan (Ayat 1 Pasal 2 PP No 27 Tahun 1999). Implikasi
dari ketentuan ini adalah AMDAL harus dapat digunakan sebagai
dasar untuk mengambil keputusan atas kelayakan altenatif rencana
usaha/kegiatan proyek dari sudut lingkungan;
Manfaat studi AMDAL pada saat studi kelayakan:
Ruang pengambilan keputusan untuk menolak/menyetujui suatu
altenatif rencana usaha/kegiatan dari segi lingkungan masih fleksibel.
Pencegahan dampak lingkungan dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Untuk meningkatkan mutu penerapan AMDAL melalui proses
penilaian AMDAL, maka Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
hal ini Bapedalda Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan
beberapa kebijakan yang menyangkut proses AMDAL yaitu:
Bapeda sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam pengendalian
lingkungan hidup di daerah telah mengembangkan berbagai kebijakan
dan program guna mengatasi berbagai permasalahan lingkungan hidup
yang dirasakan semakin besar yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan
pembangunan yang berpotensi mengurangi kualitas dan kuantitas
lingkungan hidup di daerah.

PT AURUM COMPANY Page 12


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

Dalam menjalankan fungsi tersebut, beberapa program/kegiatan


strategis yang dilaksanakan antara lain:
 Program Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
(Penilaian Peringkat Kinerja/PROPER yang meliputi sektor Industri
dan Jasa, Pertambangan serta Sektor Kehutanan dan Pertanian.
Program Penaatan dan Penegakan Hukum serta Penyelesaian
Sengketa Lingkungan;
 Program Pengembangan Sistim Informasi Lingkungan dan
pemanfaatan teknologi Remote Sensing melalui data citra satelit;
 Program penilaian AMDAL bagi kegiatan-kegiatan yang wajib
AMDAL;
 Penanganan kasus lingkungan hidup yang mencuat di masyarakat.

5.2.Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari gangguan secara
fisik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja.sedangkan keselamatan kerja
merupakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan dan kerusakan atau
kerugian ditempat kerja berupa penggunaan mesin,peralatan,bahan-bahan dan proses
pengolahan,lantai tempat bekerja dan lingkungan kerja serta metode kerja.
Sesuai dengan visi dan misi atau tujuan perusahaan dalam bidang
keselamatan kerja yaitu mencegah karyawan dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja,menimbulkan kerugian biaya dan material serta membangun suasana
lingkungan kerja yang sehat dan aman maka PT. Kalimas Resources meletakkan
pengelolaan Keselamatan Kerja dalam prioritas yang utama.
5.2.1 Strategi
a. Implementasi Sistem Manajemen LK3
b. Meningkatkan Safety perfomance para pengawas sehingga mampu
melakukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko serta pengawasan
safety di area masing-masing
c. Meningkatkan awareness safety seluruh karyawan

PT AURUM COMPANY Page 13


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

d. Pelaksanaan seluruh sistem, prosedur dan standart safety PT. Kalimas


Resources
e. Melaksanakan audit keselamatan kerja
5.2.2 Program Kerja
Program kerja disusun berdasarkan strategi yang dijalankan yaitu:
a. Implementasi Sistem Manajemen LK3
Implementasi Sistem Manajemen LK3 meliputi: green strategi, green
process, green product, dan green employe.
b. Menyempurnakan struktur organisasi keselamatan kerja
.Untuk mendukung tercapainya visi, misi dan program kerja keselamatan
kerja dilakukan penyempurnaan bentuk organisasi keselamatan dan
kesehatan kerja yaitu dengan adanya penambahan section loss control,
berfungsi sebagai bagian yang menyelenggarakan training, inspeksi
terencana, safety campaign,dan audit.
c. Membangun Organisasi P2K3
Untuk efektifnya program keselamatan kerja maka organisasi P3K3 yang
sudah ada akan lebih diaktifkan lagi. Organisasi P3K3 yang
beranggotakan departemen-departemen di PT. Kalimas Resources dan
Kontraktor dan secara struktur menempatkan Kepala Teknik Tambang di
level yang paling tinggi dan sebagai koordinator kerja adalah Departemen
Keselamatan Kerja.
d. Membuat Job Safety Analysis semua pekerjaan
Program kerja ini diharapkan dapat diterapkan guna mendukung adanya
analisa penyebab kecelakaan yang mungkin terjadi dalam pekerjaan serta
dapat mencari cara-cara yang aman sehingga kecelakaan dapat dihindari.
e. Membuat Safety Manual Book PT. Kalimas Resources
Safety Manual Book PT. Kalimas Resources disusun sebagai panduan
karyawan melaksanakan pekerjaan yang aman dan sesuai ketentuan
keselamatan kerja perusahaan. Isi dari Safety Manual Book PT. Kalimas
Resources meliputi kebijakan Kepala Teknik Tambang, peraturan umum

PT AURUM COMPANY Page 14


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

keselamatan kerja di lingkungan pertambangan emas yang dimaksud,


prosedur keselamatan kerja, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan
sangsi-sangsi pelanggaran.
f. Penerapan PPE Violation Regulation
Untuk mengurangi besarnya kecelakaan kerja maka dibuat peraturan
sangsi pelanggaran alat pelindung diri atau PPE Violation Regulation.
Peraturan ini berisi jenis-jenis pelanggaran beserta sangsi yang akan
diterima. Jenis sangsi adalah mulai dari peringatan lisan sampai
dikeluarkan dari perusahaan.
g. Penerapan Sanksi Pelanggaran Lalu lintas
Sanksi Pelanggaran Lalu Lintas diterapkan mulai kegiatan pertambangan
dan akan berjalan terus di tahun berikutnya.
h. Implementasi Kep Men No. 555
Program ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan keselamatan kerja
yang dipersyaratkan di dalam Kep Men No 555. Meningkatkan tingkat
kesadaran K-3 dengan pelatihan, publikasi dan program kampanye
keselamatan kerja.
i. Menyiapkan Safety Contest Program
Untuk mengukur kepedulian karyawan terhadap keselamatan kerja dan
untuk merangsang karyawan memperdalam ilmu keselamatan kerja maka
dilaksanakan safety contest program yaitu program perlombaan
keselamatan kerja.
j. Menyelenggarakan Safety Training
Guna meningkatkan pemahaman keselamatan kerja bagi para karyawan,
maka telah disusun matrik training, antara lain:
 Annual Safety Training For Refreshing:
program ini adalah program pelatihan keselamatan kerja yang
diselenggarakan secara in house oleh PT. Kalimas Resources
diperuntukkan kepada seluruh karyawan dengan instructor adalah
safety officer PT. Kalimas Resources. Materi dari program ini adalah:

PT AURUM COMPANY Page 15


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

pengenalan peraturan perusahaan, standar keselamatan kerja umum,


pemadaman api ringan dan penanganan keadaan darurat serta first aid.
 In House Training Safety & Health:
pelatihan ini ditujukan untuk level pengawas, dengan instructor dari
badan pelatihan keselamatan kerja yang sudah bersertifikat
 In House Training Emergency Response (Fire & Rescue):
pelatihan ini merupakan pelatihan pembekalan bagi para anggota
emergency response team atau rescue perusahaan. Instrukturnya
adalah tim dari Basarnas (Badan Search & Rescue Nasional)
 Fire Drill/Fire Brigade:
pelatihan ini diselenggarakan oleh departemen keselamatan kerja
diperuntukkan bagi anggota tim pemadam kebakaran dan para
pengawas shift.
 Emergency Handling:
pelatihan untuk penanganan gawat darurat
 Safety Management:
pelatihan untuk memperkenalkan sistem manajemen keselamatan
kerja
 Job Safety Analysis:
pelatihan bagaimana proses pembuatan job safety analysis
 Sistem Manajemen Lingkungan dan Keselamatan & Kesehatan
Kerja:pelatihan dalam rangka sosialisasi dan implementasi sistem LK3
PT. Kalimas Resources.
 Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IMBR) :
pelatihan bagaimana para pengawas maupun karyawan
mengidentifikasi bahaya ditempat kerjanya dan menilai tingkat/derajat
potensi bahaya, sehingga dapat memberikan prioritas berdasarkan
tingkat bahayanya dan mengambil langkah-langkah pengendaliannya.
k. Meningkatkan kualitas sistem pemadam kebakaran dan lalu lintas
tambang serta sistem penanganan keadaan gawat darurat.

PT AURUM COMPANY Page 16


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

1) Pelayanan dan memonitor kebutuhan Simper & Sticker


Program ini berisi pengecekan persyaratan pembuatan simper dan
stiker,pengujian calon pemegang simper dan pemeriksaan kelengkapan
kendaraan.
2) Memonitor dan merawat keberadaan Traffic & Safety Sign
Program ini merupakan perawatan dan pengadaan rambu keselamatan kerja
dan rambu lalu lintas di area kerja.
3) Memonitor Speed Limit
Program ini dilaksanakan guna memonitor batas kecepatan kendaraan Emas.
4) Meningkatkan kemampuan Emergency Response Team PT. Kalimas
Resources
program ini dilaksanakan untuk lebih mengefektifkan kemampuan team
tanggap darurat (emergency response) pada setiap shift dan area kerja.
5) Mengirimkan the PT. Kalimas Resources Emergency Rescue Team ke Rescue
Challenge, program ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pengalaman
yang cukup bagi team tanggap darurat (emergency response) PT. Kalimas
Resources.
6) Pelaksanaan koordinasi keselamatan kerja, inspeksi dan investigasi meliputi:
 Melaksanakan Safety Coordination and Safety Meeting
Program ini dilaksanakan guna membahas permasalahan
keselamatan kerja di lokasi kerja. Program ini dilaksanakan
dengan kontraktor dan anggota P2K3 dengan waktu yang telah
direncanakan sebelumnya.
 Melaksanakan Joint Inspection and Occasionally Inspection
Program ini dilakukan untuk mengecek kondisi area kerja dan
berjalan tidaknya sistem keselamatan kerja di setiap area kerja.
Dilakukan oleh para safety officer, pengawas lapangan, manager
produksi serta secara berkala dilakukan oleh wakil Kepala Teknik
Tambang dan Project Manager Kontraktor.

PT AURUM COMPANY Page 17


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

7) Melakukan Audit Keselamatan Kerja


Melakukan audit di daerah kerja kontraktor
Program ini secara berkala dilaksanakan untuk mengukur kinerja
Keselamatan kerja di area kontraktor
Melakukan internal audit : LK3
Program ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja keselamatan kerja
dari berbagai aspek.
Melakukan eksternal audit oleh badan independent
Program ini dilaksanakan guna mengetahui unjuk kerja
pelaksanaan sistem keselamatan kerja di perusahaan dengan pelaksana
dari badan audit independen.
Komitmen PT. Kalimas Resources dalam mengurangi dampak
akibat penambangan Emas akan mengalokasikan dana untuk lingkungan
& K3. Adapun program-program secara umum yang akan dijalankan
dalam kaitannya dengan lingkungan dan K3 terdiri dari program
lingkungan penambangan, program pengembangan masyarakat, program
pasca tambang, serta program K3. Kajian lebih detil program-program ini
akan dibahas lebih mendalam dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
5.2.1.1 Program Lingkungan Pertambangan

1. Melakukan reklamasi dan revegetasi pada lahan bekas tambang,


daerah penimbunan dan daerah terbuka lainnya. Daerah yang terbuka
tersebut perlu ditimbun kembali dengan material tanah penutup.
2. Membuat kolam pengendap pada aliran air sebelum masuk ke perairan
umum.
3. Penyiraman jalan tambang secara rutin dua kali sehari.
4. Monitoring kualitas air sungai, air laut, airtanah, air limbah dan
kualitas udara ambien terutama partikel (debu) serta kebisingan di
sekitar daerah penambangan dan permukiman terdekat.

PT AURUM COMPANY Page 18


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

5. Monitoring erosi untuk daerah yang terbuka dan kesuburan tanah di


daerah reklamasi.

5.2.1.2 Program Pengembangan Masyarakat

1. Menempatkan CD officer yang langsung berhubungan dengan


masyarakat dengan tujuan untuk menjembatani kepentingan
masyarakat dengan kepentingan perusahaan.
2. Mendirikan poliklinik yang dapat dimanfaatkan oleh karyawan dan
masyarakat sekitar.
3. Membantu penyediaan sarana keagamaan, pendidikan, olah raga dan
transportasi.
4. Penyerapan tenaga kerja lokal.
5. Memberikan kesempatan magang bagi lulusan SMU dan SMK serta
pendidikan dan pelatihan dalam bidang teknisi, pertanian, perikanan,
kewirausahaan.
6. Penggunaan jasa lokal dalam bidang transportasi, kontraktor kegiatan
penunjang, dan penyediaan bahan-bahan logistik.
7. Pemakaian produk lokal/dalam negeri berupa bahan makanan,
perabotan mess,kantor dan workshop, peralatan/spare parts
penambangan, pengolahan dan transportasi.
8. Program kemitraan berupa pembelian produk dan mendirikan koperasi
bagi masyarakat.

5.2.1.3 Program Pasca Tambang

1. Penyusunan perencanaan kegiatan pasca tambang bersama-sama


dengan seluruh stake holders.
2. Rehabilitasi lahan bekas tambang dan monitoring hasilnya.
3. Pengamanan bekas bukaan tambang dan monitoring hasilnya.
4. Pengelolaan air dan monitoring hasilnya.

PT AURUM COMPANY Page 19


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

5. Penanganan aset dan infrastruktur.


6. Penyerahan dokumen bahan galian yang tersisa dalam areal
pertambangan.
7. Penanganan masalah sosial ekonomi (pekerja, pengembangan bisnis
lokal, partisipasi pelayanan sosial masyarakat)

5.2.1.4 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)

1. Memasang rambu dan tanda bahaya sesuai standar yang berlaku.


2. Mewajibkan penggunaan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja
bagi karyawan seperti helm, masker, sepatu safety, sarung tangan.
3. Menerapkan sistem manajemen K3 di lingkungan kerja dengan
penerapan sanksi atau peringatan bagi yang melanggar aturan K3.
4. Melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja/karyawan secara rutin dan
kontiyu.
5. Pihak perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan untuk penanganan
tingkat pertama dan berkerjasama dengan rumah sakit/puskesmas
terdekat.
6. Pemeriksaan (pembaharuan) secara rutin alat-alat keselamatan dan
kesehatan kerja yang digunakan sesuai standar kesehatan dan standart
kerja.
7. Setiap pekerja wajib mamatuhi dan melaksanakan SOP (Standart
Operation Procedure), pada setiap kegiatan yang telah dibuat.
8. Pihak perusahaan sebagai pemrakarsa sebaiknya membentuk divisi
khusus yangmenangani Sistim Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yangbertugas memberikan penerangan dan
penyuluhan tentang pentingnya penggunaan peralatan K3 seperti
masker, ear plug, sepatu safety, helm, kacamata kerja dan lain
sebagainya dalam bekerja untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan kerja.

PT AURUM COMPANY Page 20


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

5.2.3 Pengawasan K3 Dan Keselamatan Operasi Pertambangan


Pengawasan K3 pertambangan dilaksanakan dengan tujuan menghindar
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.ruang lingkup K3pertambangan:
1. Keselamatan Kerja
Yang dimaksud keselamatan kerja antara lain berupa:
a) Manejemen risiko
b) Program keselamatan kerja
c) Pelatihan dan pendidikan
d) Administrasi keselamatan kerja
e) Manejemen keadaan darurat
f) Inspeksi dan audit keselamatan kerja
g) Pencegahan dan penyelidikan kecelakaan
2. Kesehatan kerja
Yang dimaksud kesehatan kerja antara lain berupa:
a) Program kesehatan kerja
b) Pemeriksaan kesehatan kerja
c) Pencegahan penyakit akibat kerja
d) Diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja
e) Hiegine dan sanitasi
f) Pengelolaan makanan,minuman dan gizi kerja
g) Ergonomis
3. Linkungan kerja
Yang dimaksud kesehatan kerja antara lain berupa:
a) Pengendalian debu
b) Pengendalian kebisingan
c) Pengendalian getaran
d) Pencahayaan
e) Kualitas udara kerja(kuantitas dan kualitas kerja)
f) Pengendalian radiasi
g) House keeping

PT AURUM COMPANY Page 21


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

4. Sistem manejemen K3
Keselamatan operasi pertambangan dilaksanakan dengan tujuan
menciptakan kegiatan operasi pertambangan yang aman dan selamat.

5.2.4 Pengelolaan K3 Pertambangan


Pengelolaan K3 pertambangan dilakukan secara menyeluruh baik oleh
pemerintah maupun oleh perusahaan. Pengelolaan tersebut didasarkan pada
peraturan sebagai berikut:
1. UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Emas
2. UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
3. UU No.27 Tahun 2003 tentang panas bumi
4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
6. PP No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi
7. PP No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
10 antara Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota
8. PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 di
11 Bidang Pertambangan
9. Permen No.06.P Tahun 1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan
Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik Migas dan Panas Bumi
10. Permen No.02 P. Tahun 1990 tentang Keselamatan Kerja Panas Bumi
11. Kepmen No.555.K Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum
12. Kepmen.No.2555.K Tahun 1993 tentang PIT Pertambangan Umum.
Elemen pemerintah dalam pengelolaan K3 pertambangan terdiri atas:

a. Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang / Inspektur Tambang


Adalah Kepala dari Pelaksana Inpeksi Tambang /
Inspektur Tambang dalam hal ini dijabat oleh Direktur Teknik
dan Lingkungan Mineral, Emas dan Panas Bumi, Kepala Dinas
ESDM di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

PT AURUM COMPANY Page 22


ANALISIS STUDI KELAYAKAN V

b. Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT) / Inspektur Tambang (IT)


PIT adalah aparat pengawas pelaksanaan peraturan K3
di lingkungan pertambangan umum (Pasal 1, Kepmen No.
555.K Tahun 1995) baik di Pusat maupun Daerah. IT adalah
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak untuk melakukan inspeksi tambang (Pasal
1, Keputusan Bersama Menteri ESDM dan Kepala BKN No.
1247 K/70/MEM/2002 dan No. 17 Tahun 2002) baik di Pusat
maupun Daerah.
c. Buku Tambang
Adalah buku catatan yang memuat larangan, perintah
dan petunjuk PIT yang wajib dilaksanakan Kepala Teknik
Tambang (KTT) (Pasal 1, Kepmen No.555. K Tahun 1995).

PT AURUM COMPANY Page 23

Anda mungkin juga menyukai