Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kerja Praktek PT.

Semen Baturaja (Persero)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


Untuk memenuhi semen dalam negeri yang setiap tahun meningkat, maka tahun 1973 di
daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Propinsi Sumatera Selatan diadakan survei bahan galian
berupa batu kapur dan tanah liat oleh Direktorat Jendral Pertambangan Umum Departemen
Pertambangan, dan hasil survei menunjukkan bahwa daerah tersebut layak didirikan pabrik
semen.
Pada tahun 1974, diadakan studi kelayakan untuk pendirian pabrik Semen
Baturaja oleh PT. Semen Padang (Persero), di kabupaten OKU, Sumatera Selatan yang
berkapasitas produksi 500.000 ton per tahun dengan proses kering. Survei kelayakan ini
diadakan berdasarkan survei bahan baku semen yang telah dilakukan oleh Direktorat Geologi
bekerjasama dengan Biro Industrialisasi pada tahun 1964, yang kemudian dilanjutkan kembali
tahun 1973.
Tanggal 14 November 1974 berdirilah PT. Semen Baturaja oleh PT. Semen Padang
(Persero) bersama-sama dengan PT. Semen Gresik (Persero) berdasarkan akte notaries John
Fredrick Berthold Tumbelaka Sinyal No. 34 tahun 1974.
Pembangunan pabrik dimulai pada tahun 1978 oleh Ishikawajima Harima Heavy
Industries Company limited (IHI) dari Jepang. Sebagai General Contractor, IHI bertanggung
jawab menyelesaikan seluruh manajemen proyek, perencanaan, penyediaan dan pembelian bahan
konstruksi, pelatihan dan segalanya yang diperlukan untuk beroperasinya sebuah pabrik semen
berkapasitas 500.000 ton semen per tahun dengan mutu yang sesuai dengan NI-8/1972. Kontrak
antara PT. Semen Baturaja (Persero) dengan IHI ditandatangani pada tanggal 13 September
1977.
Kemudian tanggal 9 November 1979, PT. Semen Baturaja sebagai usaha penanaman
modal dalam negeri berubah bentuk menjadi Persero berdasarkan akte notaris Hadi Muntoro, SH
No.33, dengan pemegang sahamnya adalah:
1. Pemerintah Republik Indonesia : 88%
2. PT. Semen Gresik (Persero) : 7%
3. PT. Semen Padang (Persero) : 5%
Proyek PT. Semen Baturaja (Persero) selesai dikerjakan selama lebih kurang 29,5 bulan.
Produksi percobaan dilakukan pada bulan September 1980 sampai April 1981.
PT. Semen Baturaja (Persero) diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 April
1981, sedangkan pembangunan pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) baru selesai pada tanggal
30 Mei 1981 dan operasi komersilnya dimulai pada tanggal 1 Juni 1981, sebagaimana yang
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) modal saham PT. Semen Baturaja
(Persero) diresmikan seluruhnya menjadi milik negara RI terhitung dari tanggal 4 Januari 1991
berdasarkan PP No.3 tahun 1991.
Mulai tanggal 11 Juni 1992 sampai dengan akhir Maret 1994, PT. Semen Baturaja
mengadakan proyek optimalisasi untuk meningkatkan kapasitas produksi semen dari 450.000 ton
menjadi 550.000 per tahun. Saat ini sejak 1 Oktober 1996 sampai dengan 2010 dilaksanakan
proyek optimalisasi untuk meningkatkan kapasitas produksi semen menjadi 1.250.000 ton per
tahun.
Untuk lebih jelasnya, sejarah dan perkembangan pabrik dapat dilihat pada diagram blok
di bawah ini.
PT.SEMEN BATURAJA

Didirikan tanggal 14 November 1974


Perusahaan Patungan antara PT. Semen Padang dan PT.
Semen Gresik

Gresik

PP. No. 10 Th. 1978, Pemerintah RI menberikan penyertaan modal, sehingga Status
Hukum berubah dari PT swasta biasa menjadi BUMN di bawah Binaan Departemen
Perindustrian dengan Komposisi Pemegang Saham sbb :
Pemerintah RI 88%
PT. Semen Padang 7%
PT. Semen Gresik 5%
Pembangunan fisik dimulai tahun 1978 di tiga lokasi, yaitu Baturaja, Palembang, dan
Panjang dan selesai akhir tahun 1980
RUPS luar biasa pada September 1991 dan PP No.3/1991. PT. Semen Padang dan PT.
Semen Gresik menyerahkan seluruh sahamnya kepada Pemerintah
Presiden RI meresmikan pengoperasian pabrik PT. Semen Baturaja tanggal 29 April 1981
Produksi Komersil mulai tanggal 1 Juni 1981
Mulai 11 Juli 1992 s.d akhir Maret 1994 Proyek Optimalisasi I untuk meningkatkan
kapasitas produksi semen dari 450.000 ton menjadi 550.000 ton per tahun
Saat ini sejak 1 Oktober 1996 – desember 2010 dilaksanakan Proyek Optimalisasi II untuk
meningkatkan kapasitas produksi semen menjadi 1.250.000 ton/tahun

Gambar 1. Diagram Blok Sejarah dan Perkembangan Pabrik PT. Semen Baturaja
(Persero)
PT. Semen Baturaja (Persero) memakai lambang tiga gajah dalam satu lingkaran dengan
gajah berwarna putih, dasar lambang berwarna hijau dan tulisan Portland Cement berwarna
merah.
Arti lambang tersebut adalah :
1. Tiga gajah
Gajah merupakan hewan yang besar dan kuat yang sampai sekarang masih banyak terdapat di
Sumatera Selatan, selain itu gajah juga merupakan maskot Sumatera Selatan. Tiga gajah
menunjukkan bahwa PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai tiga lokasi pabrik, yaitu di
Baturaja (OKU), Kertapati (Palembang) dan Panjang (Bandar Lampung).
2. Warna dasar hijau
Menunjukkan pemerataan pembangunan untuk mencapai kemakmuran
3. Warna tulisan merah
Menunjukkan kesiapan para karyawan untuk bekerja keras untuk menghadapi setiap tantangan
atau hambatan.
4. Warna putih
Menunjukkan kesucian hati dari keseluruhan karyawan PT.Semen Baturaja (Persero).

1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


1.2.1 Lokasi Pabrik
Lokasi Pabrik Baturaja
Lokasi pabrik di Baturaja terletak di daerah Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Jarak antara pabrik Panjang ke
pabrik Baturaja dapat ditempuh melalui jarak sepanjang lebih kurang 270 Km, sedangkan dari
pabrik Baturaja ke pabrik Palembang sepanjang lebih kurang 198 Km. Untuk mempermudah
komunikasi antara pemerintah pusat dengan pihak perusahaan, maka PT. Semen Baturaja
(Persero) membuka kantor perwakilan di Jakarta.

Topografi
Secara umum, wilayah Kabupaten Komering Ulu memiliki daerah yang berbukit-bukit
dengan ketinggian yang berbeda, umumnya berbukit rendah dengan ketinggian yang bervariasi
antara 40 m sampai 60 m di atas permukaan air laut. Wilayah kuasa penambangan batu kapur
yang dikelola oleh PT. Semen Baturaja (Persero), merupakan bekas ladang pertanian yang
ditumbuhi semak belukar, terletak di Desa Pusar.
Bagian Selatan mengalir Sungai Ogan yang memiliki ketinggian 30 m diatas permukaan
air laut. Lokasi penambangan batu kapur dan tanah liat untuk kebutuhan pabrik terletak lebih
kurang 1.500 meter dari lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero). Sedangkan lokasi Pabrik
Baturaja terletak sekitar 2,5 Km dari pusat kota Baturaja dan berjarak 198 Km dari ibukota
propinsi Sumatera Selatan (Palembang).
Pemilihan tempat tersebut berdasarkan pertimbangan – pertimbangan sebagai berikut :
A. Pertimbangan Ekonomi
Lokasi pembuatan klinker di pabrik Baturaja yang dekat dengan lokasi penambangan
bahan mentah, sedangkan Cement Mill Plant sekarang digunakan untuk pemerataan produksi dan
pemasaran. Lokasi Grinding Plant dipilih di Panjang dan Palembang dengan pertimbangan
sebagai berikut :
- Dekat dengan daerah pemasaran
- Memudahkan pemantauan konsumsi semen di pasaran sehingga produksi dapat dikontrol
- Dekat dengan pusat sarana transportasi, baik transportasi hasil produksi maupun untuk bahan
baku
B. Pertimbangan Sosial
- Meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.
- Memperluas lapangan kerja di sekitarnya dan mengembangkan industri lapangan kerja di
sekitarnya dan mengembangkan industri angkutan dan perdagangan bahan bangunan.

1.2.2 Tata Letak Pabrik


PT. Semen Baturaja terletak di kabupaten OKU dan berjarak  90 km dari kota
Tanjung Enim, tempat terdapatnya tambang batubara, Bukit asam (PTBA). Bahan baku berupa
batu kapur banyak tersedia dan terdapat cadangan batu kapur sebanyak  38.250.000 metrik ton
dan tanah liat  2.650.000 metrik ton dilokasi Desa Pusar, yang terletak lebih kurang 3 km dari
pusat kota Baturaja, sehingga diperkirakan dengan kapasitas produksi 550.000 ton semen per
tahun bisa beroperasi selama 50 tahun.
Lokasi unit-unit pabrik semen untuk pembuatan terak di Baturaja dengan kapasitas
produksi 1.250.000 ton per tahun, penggilingan dan pengantongan semen di Baturaja dengen
kapasitas produksi 550 ribu ton per tahun, penggilingan dan pengantongan semen di Kertapati,
Palembang dengan kapasitas produksi 350 ribu ton semen per tahun. Selain di Baturaja dan
Kertapati, penggilingan dan pengantongan juga dilakukan di Panjang, Bandar Lampung dengan
kapasitas produksi 350 ribu ton per tahun.
Untuk lebih jelas, peta lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2. Peta Lokasi Pabrik PT. Semen Baturaja (Persero)


1.3 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
1.3.1 Struktur Organisasi
Salah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada sistem yang mengatur
dan mengarahkan kerja dan operasional seluruh pihak yang berkompeten dalam segala hal yang
berkenaan dengan proses dan operasi pabrik. Oleh karena itu, harus ada wadah dan tempat yang
jelas bagi pihak-pihak tersebut untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan kapabilitas dan
tingkat intelejensinya. Wadah yang dimaksud diatas adalah sebuah organisasi atau lembaga
proses perorganisasian dalah upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan pabrik akan stabilitas dan
perusahaan.
Sebagai suatu Badan Umum Milik Negara,PT. Semen Baturaja (Persero) memiliki suatu
struktur organisasi yang merupakan bagian yang sangat penting untuk perusahaan, sehingga
nantinya masing – masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas. PT. Semen
Baturaja (Persero) memiliki bentuk organisasi line dan staff, dimana pimpinan tertinggi dalah
Dewan Direksi yang terdiri dari Direksi Utama.
Direksi Utama membawahi Direktur Teknik, Direktur Produksi, Direktur Umum/SDM
dan Direktur Komersial. Tugas dan tanggung jawab direktur PT. Semen Baturaja (persero) terdiri
atas :
1. Direktur Utama, bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan.
2. Direktur Teknik, Bertanggung jawab atas kegiatan perecanaan penelitian dan pengembangan
bidang engineering, pengembangan usaha system manajemen dari logistik.
3. Direktur Produksi, bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perencanaan dan pengendalian
seluruh operasional produksi semen diketiga site, yaitu Palembang,Baturaja,Panjang.
4. Direktur Umum / SDM, bertanggung jawab atas kegiatan perencanaan pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Umum.
5. Direktur Komersial, bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan dan juga
pengendalian bidang keuangan,pemasaran.
Pembagian manajemen organisasi antara lain:
1. Direktur Utama membawahi,antara lain :
a. Direktur Teknik
b. Direktur Produksi
c. Direktur Umum/SDM
d. Direktur Komersial
2. Direktur Teknik membawahi, antara lain :
Departeman Penelitian dan Pengembangan, yaitu meliputi :
a. Penelitian BBPPO dan Jaminan Mutu (QA)
b. Penembangan Usaha dan Sistem Manajemen
c. K-3
d. Rancang Bangun dan Perekayasaan
e. Perencanaan dan Penyediaan Material
3. Direktur Produksi membawahi, antara lain :
 Departemen operasi, meliputi :
a. Produksi PBR
b. PBM PBR
c. Pemeliharan PBR
d. Pabrik Palembang
e. Pabrik Panjang
4. Direktur Umum/SDM membawahi, antara lain :
a. Umum dan Personalia
b. Perencanaan dan Pengembangan Personil (P-3)
c. Keamanan
d. Perwakilan Jakarta
5. Direktur Komersial membawahi, antara lain :
a. Departemen Keuangan, meliputi :
- Akuntansi
- Pembendaharaan, Pajak dan Asuransi
- Anggaran dan Analisa Keuangan
- Pengembangan system Komputerisasi
- Keungan PBR
- Keungan PPJ
b. Departemen Niaga, meliputi :
- Pengadaan
- Pemasaran
c. KBL (Kemitraan Bina Lingkungan)

Kelompok jabatan dalam struktur PT. Semen Baturaja (Persero) dibagi dalam delapan
tingkatan,yaitu :
1. Departemen
2. Biro
3. Bagian
4. Seksi
5. Regu
6. Pelaksana I
7. Pelaksana II
8. Pelaksana III
Tingkatan seksi sampai dengan tingkat Departemen dinamakan Karyawan Staff,
sedangkan untuk tingktan regu, Pelaksana I, Pelasana II, Pelaksana III, dinamakan Karyawan
non Staff. Setiap tingkatan dipimpin oleh seorang kepala, dimana masing-masing kepala dalam
setiap tingkatan mempunyai tugas dan mempunyai wewenang masing-masing, atau yang disebut
dengan uraian tugas jabatan (Job Discription).
Untuk lebih jelasnya, struktur organisai PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada
gambar 2.
1.3.2 Manajemen Perusahaan
Jumlah pegawai PT.Semen Baturaja (Persero) ini berjumlah sebanyak 750 orang yang
terdiri 394 orang di Pabrik Baturaja, 155 orang di Pabrik Panjang, 201 orang di Pabrik
Palembang.
Peraturan kerja yang berlaku di PT. Semen Baturaja (Persero) berdasarkan kesepakatan
kerja bersama antara serikat karyawan semen Baturaja dengan pihak manajemen PT. Semen
Baturaja (Persero) yang disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dengan surat keputusan
No.Kep.357/BW/PKPP/2002. Adapun peraturan kerja yang berlaku PT. Semen Baturaja
(Persero) antara lain :
1. Untuk Kerja non Shift
- Menggunakan sistem kerja yaitu dari senin sampai jumat
- Jam kerja : 07.30-16.30
- Jam istirahat hari senin sampai hari kamis : 12.00- 12.45
- Jam istirahat hari jumat : 11.30-13.30
2. Untuk jam kerja shift
- Hari minggu dan hari besar lainnya adalah hari kerja
- Shift I : 07.30-15.30
- Shift II : 15.30-23.30
- Shift III : 23.30-07.30
Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) adalah sistem kerja non
shift dan shift. Pekerja non shift meliputi para karyawan administrasi perusahaan kepala bagian,
kepala seksi serta para manajer, sedangkan karyawan shift meliputi operator, satpam dan
karyawan pembantu.
Sistem penggajian karyawan meliputi dua jenis, yaitu fix salary atau gaji tetap dan
variable salary meliputi lembur, shift dan pegawai call out.
Selain gaji yang diberikan oleh perusahaan, karyawan juga diberi tunjangan, berupa
tunjangan shift, tunjangan proporsional, tunjangan cuti, tunjangan tahunan dan tunjangan
pengobatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi system penggajian antara lain :
1. Indeks yaitu ketetapan berdasarkan golongan karyawan
2. Gradasi atau grade yaitu tingkatan golongan
3. Senioritas yaitu lamanya kerja
4. Performance meliputi kepatuhan, keefektifitasan dan kreativitas.
Adapun fasilitas yang disedakan untuk para karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
antara lain :
1. Rumah Dinas
2. Rumah Sakit
3. Tempat Peribadatan
4. Sarana Olahraga (tennis dan kolam renang)
5. Transportasi
6. Rekreasi

1.3.3 Peraturan Perusahaan


Peraturan perusahaan adalah sesuatu yang memuat berbagai kebijaksanaan, prosedur,
serta pelaksanaan yang ditertibkan oleh perusahaan yang kemudian disahkan oleh Departemen
Tenaga Kerja yang berlaku di RI.
Beberapa peraturan umum yang ditetapkan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) adalah :
1. Dalam memasuki area pabrik, karyawan harus menunjukan tanda pangenal dan menggunakan
helm.
2. Memakai seragam yang disediakan oleh PT. Semen Baturaja.
3. Jumlah cuti tahuhan adalah 12 hari bagi setiap karyawan.
4. Setiap orang berkewajiban melaksanakan tugas dengan baik dan membersikan tempat pekerjaan.
5. Dilarang membawa obat-obatan terlarang ke dalam wilayah perusahaan dan dilarang meminum
minuman yang mengandung alkohol selama jam kerja.
6. Setiap karyawan wajib masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya.

1.3.4 Pelayanan dan Kesejahteraan Sosial


Manajemen berkeyakinan bahwa untuk mendapatkan kerja yang bermutu dan
mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi, maka jaminan kesejahteraan dan kebutuhan sosial
mereka perlu diperhatikan. Disamping memberikan imbalan kerja yang memadai kebutuhan-
kebutuhan sosial dan aspirasi lainnya juga mendapatkan perhatian dengan disediakannya fasilitas
saran penunjang berupa :
1. Balai pengobatan untuk karyawan dan fasilitas dan rawat inap dirumah sakit yang ditunjuk
perusahaan.
2. Perpustakaan yang dapat digunakan waktu istirahat/waktu senggang oleh karyawan untuk
membaca.
3. Perumahan karyawan yang disediakan bagi karyawan tingkat staff dan non staff.
4. Mess/wisma untuk karyawan yang sedang berdinas dimasing – masing lokasi pabrik untuk tamu
perusahaan yang berkunjung ke pabrik.
5. Sarana olah raga seperti lapangan tenis, sepakbola, bulutangkis, basket, kolam renang, meja
billiard, sarana kesenian dan alat musik.

1.3.5 Kepersonaliaan
Biro Personalia PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap kelancaran, kelangsungan serta maju mundurnya perusahaan. Tugas dan tanggung
jawab Biro Personalia mengenai :
a. Penerimaan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik juga berkualitas.
b. Penempatan tenaga kerja sesuai skill dan keahlian.
c. Melakukan pemutusan hubungan kerja.
d. Memberikan nilai terhadap prestasi karyawan.
e. Mengeluarkan peraturan kepegawaian bagai karyawan.
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan berkualitas, maka dalam melakukan
penerimaan tenaga kerja harus sesuai dngan spesifikasi jabatan (latar belakang pendidikan dan
usia) serta melalui serangkaian tes.

1.3.6 Sistem Penggajian


Sistem penggajian yang diberikan oleh perusahaan terhadap seluruh karyawan terdiri
dari:

1. Gaji Tetap
Gaji tetap tergantung pada standar golongan dan merupakan fungsi daripada jabatan, yang
termasuk gaji tetap adalah gaji pokok dan gaji pengabdian
2. Gaji Variabel
Gaji variabel ditentukan kepada prestasi kerja karyawan dan prestasi dari perusahaan.
Berdasarkan pembagian karyawan staff dan non staff maka sistem pengajiannya sebagai
berikut:

Tabel 1. Sistem Penggajian Karyawan


Karyawan staff Karyawan non staff
Gaji tetap a. Gaji tetap
1. Gaji Pokok 1. Gaji Pokok
2. Tunjangan-tunjangan 2. Tunjangan-tunjangan
a) Pengabdian a) Pengabdian
b) Jabatan b) Jabatan
c) Keluarga c) Keluarga
d) Lokasi d) Lokasi
e) Sewa Rumah e) Sewa Rumah
f) Pengobatan -
a. Gaji Variabel b. Gaji Variabel
b. - 1. Tunjangan shiff
1. Call out 2. -
2. Bonus 3. Bonus
3. – 4. Tunjangan kehadiran
4. – 5. Lembur
Sumber : Bagian Personalia PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)

1.4 Pemasaran
Pemasaran semen tidak secara langsung dilakukan oleh PT. Semen Baturaja (Persero),
melainkan melalui distributor – distributor atau penyalur –penyalur yang tersebar diwilayah
pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero).
PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai wilayah pemasaran antara lain :
1. Banten
2. Bengkulu
3. Jawa Barat/DKI Jakarta
4. Jambi
5. Lampung
6. Sumatera Selatan
Untuk meningkatkan kegiatan usaha dan niaga PT. Semen Baturaja (Persero) membentuk
distribusi dan transportasi yang bertujuan diantaranya untuk memperluas daerah pemasaran,
dalam hal ini diatur oleh Asosiasi Semen Indonesia sesuai pembagian daerah masing-masing,
yaitu :
A. Berdasarkan Distributor
1. Untuk daerah banten-Jabar/DKI Jakarta terdiri dari 6 distributor
2. Untuk wilayah Sumatera Selatan
- Daerah Palembang terdiri dari 8 distributor
- Daerah Tanjung Enim dan Lahat terdiri dari 1 distributor
- Daerah Baturaja terdiri dari 2 distributor
- Daerah Lubuk Linggau terdiri dari 2 distributor
3. Untuk daerah Jambi terdiri dari 2 distributor
4. Untuk daerah Bengkulu terdiri dari 1 distributor
5. Untuk daerah Bandar Lampung terdiri dari 5 distributor

B. Berdasarkan Transportir
Penunjukkan distributor ditentukan oleh kebutuhan daerah dan kapasitas pabrik.
Distributor-distributor membeli semen pada PT. Semen Baturaja (Persero), kemudian semen
dijual kepada konsumen.

BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang mengandung
oksida – oksida kalsium, alumina, silika dan besi. Bahan baku tersebut terdiri dari tiga kelompok
yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang (korektif) dan bahan baku tambahan.

2.1.1 Bahan Baku Utama


Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida – oksida
kalsium, silika dan alumina. Bahan baku utama yang digunakan yaitu batu kapur (Lime Stone)
dan tanah liat (Clay).
a. Batu kapur (Lime Stone)
Calsium carbonat (CaCO3) berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat
dipakai untuk pembuatan semen portlad sebagai sumber senyawa kapur (CaO).
b. Tanah liat (Clay)
Tanah liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang mempunyai smber
utama senyawa silika, senyawa alumina, dan senyawa besi.

1. Sifat Fisika Bahan Baku Utama


Bahan baku utama memiliki sifat fisik seperti pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Sifat – Sifat Fisika Bahan Baku Utama


Sifat – Sifat Komponen Bahan Baku
No
Bahan Batu Kapur Tanah Liat
1 Rumus kimia CaCO3 Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O
2 Berat molekul 100,09 g/gmol 796,40 g/gmol
3 Densitas 2,71 g/ml 2,9 g/ml
4 Titik leleh 1339 oC Terurai pada 1450 oC
5 Warna Putih keabu – abuan Coklat kemerah – merahan
6 Kelarutan Larut dalam air, asam Tidak larut dalam air, asam,
NH4Cl pelarut lain
Sumber : Perry, R. H, tahun 1989

2. Sifat Kimia Bahan Baku Utama


Semua senyawa utama untuk semen terdapat dalam batu kapur dan tanah liat, tetapi tidak
semua batu kapur dan tanah liat memiliki proporsi kimia yang memenuhi untuk membuat semen
dengan kualitas semen yang diinginkan. Oleh karena itu, pada proses pembuatan semen bahan
baku utama tersebut biasanya ditambah bahan lain sebagai koreksi unsur kimia yang kurang,
yaitu berupa pasir besi dan pasir silika.
Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan adalah Oksida
Kalsium (CaO), Oksida Silisium (SiO2), Oksida Alumunium (Al2O3) dan Oksida Besi (Fe2O3).
Disamping senyawa-senyawa tersebut, terdapat juga senyawa-senyawa lain yang keberadaannya
tidak diinginkan dan harus dibatasi, sepeti Magnesium Oksida (MgO), Alkali, Klorida, Sulfur,
dan Fosfor.
a. Oksida Kalsium (CaO)
Dalam proses pembuatan semen, Oksida Kalsium merupakan komponen yang terbesar
jumlahnya, dan akan bereaksi dengan Oksida Silikat, Alumunium Silikat, Alumina, dan Oksida
Besi dan membentuk senyawa mineral potensial penyusun kekuatan dalam semen.
b. Oksida Silikat/ Silium (SiO2)
Oksida Silikat merupakan oksida komponen terbesar kedua setelah Oksida Kalsium.
Oksida ini juga sangat menentukan dalam pembentukan mineral potensial. Oksida Silikat
diperoleh dari penguraian dan dekomposisi mineral-mineral Montmorilnit, Kaolinit, ataupun
yang berasal dari tanah liat. Disamping itu, Oksida Silikat dapat juga diperoleh dari batuan Pasir
Silika (Silica Sand).
c. Oksida Alumunium/Alumina (Al2O3)
Oksida Alumunium bersama Oksida Kalsium membentuk Oksida Kalsium Aluminta
(C3A). Oksida Alumunium bersama dengan Oksida Besi dan Oksida Kalsium dalam pembakaran
di kiln akan membentuk senyawa Kalsium Alumina Ferrit (C4AF). Oksida alumunium sebagian
besar diperoleh dari tanah liat. Oksida Alumina selain ikut bagian dalam reaksi-reaksi
pembentukan mineral potensial juga berperan untuk menurunkan titik leleh (flix) pada proses
pembakaran di kiln. Oksida Alumina ini juga menentukan tingkat kekentalan lelehan hasil
pembakaran di kiln dengan nilai berbanding luru.
d. Oksida Besi (ferrit) (Fe2O3)
Oksida besi bersama Oksida Kalsium dan Alumunium pada proses pembakaran di kiln
akan bereaksi membentuk senyawa Kalsium Alumina Ferrit (C4AF). Oksida besi juga bersifat
menurunkan titik leleh pembakaran di kiln dan juga menentukan tingkat fase cair dalam
klinkerisasi dengan nilainya berbanding lurus, tetapi viskositasnya lebih rendah dibanding
alumunium.
e. Oksida Magnesium (MgO)
Oksida Magnesium tidak berperan dalam membentuk mineral potential, bahkan
keberadaannya dalam semen akan merugikan karena akan menurunkan kualitas semen. Kadar
MgO bebas dalam semen dibatasi paling tinggi 2 % dan akan bereakasi dengan air.
MgO(s) + H2O(g) Mg(OH)2(s) …………………………..(1)
Reaksi ini berlangsung sangat lambat, sedangkan proses pengerasan semen sudah selesai
dan Mg(OH)2 menempati ruangan yang lebih besar dari MgO dan hal ini akan menyebabkan
terpecahnya ikatan pasta semen yang sudah mengeras sehingga akan menimbulkan keretakan
pada hasil penyemanan. Sumber MgO terutama berasal dari dolomite (CaCO3.MgCO3) dan dapat
juga berasal dari blast furnace slag yang mengandung MgO tinggi.
f. Oksida Belerang
Oksida belerang yang sebagian besar berasal dari bahan bakar dan senyawa sulfur dari
bahan mentah, akan sangat mengganggu proses pembakaran di kiln. Oksida belerang pada suhu
tinggi ± 1450 oC akan menguap dan akan bereaksi dengan alkali membentuk senyawa alkali
sulfat yang akan terkondensasi atau mengembun pada suhu 1000 oC. SO2 berlebih akan bereaksi
dengan CaO membentuk CaSO4 yang akan menyebabkan kebuntuan pada daerah preheater atau
dalam istilah operasi bisa disebut dengan build up di inlet kiln, dan bisa menyebabkan
berhentinya operasi kiln.
g. Klorida
Klorida biasanya berasal dari tanah liat. Pada suhu pembakaran di buring zone, klorida
akan menguap dan akan mengembun membentuk coating yang juga akan menyebabkan
terjadinya bulid up. Apabila kandungan klorida dalam bahan semen cukup tinggi dilakukan
antisipasi dengan melengkapi kiln dengan system by pass untuk mengeluarkan secara periodik.
Kandungan klorida dalam semen akan menyebabkan karat pada besi beton.
h. Fluoride
Fluoride dalam bahan baku semen tidak begitu diperhatikan, karena biasanya
persentasenya sangat rendah, antara 0,03 – 0,08 % dan pada pembakaran mudah menguap
sehingga tidak mengganggu proses pembakaran.
i. Fosfor Oksida
Kandungan Fosfor Oksida dalam bahan baku sangat rendah. Oksida ini dalam jumlah
besar akan merugikan kualitas semen, karena akan menurunkan kuat tekan semen, khususnya
pada kuat tekan awal.
Struktur mineral bahan baku berpengaruh terhadap :
- Kekerasan : - Sifat Abrasi
- Kemampuan untuk dipecah
- Kemampuan untuk digiling
- Kadar Air : - Sifat plastis (plasticy)
- Sifat mudah lengket (stickness)
- Pemilihan proses pembuatan (basah, semi basah, semi kering, kering).
- Reaktifitas : - Sifat – sifat pembakaran

Tabel 3. Pengaruh Oksida Utama Pada Pembentukan Klinker dan Sifat Semen
Oksida Pembentukan Klinker Sifat Semen
CaO - Mempengaruhi kekuatan semen
SiO2 - Mempengaruhi kekuatan semen
Al2O3 Merendahkan temperatur Membantu pada kekuatan awal
Fe2O3 sintering Tidak terlalu berpengaruh pada
Merendahkan temperatur kekuatan awal
sintering
Sumber :PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)

Pengaruh komposisi kimia terhadap raw mix dan sifat semen yang dihasilkan antara lain :
A. Pengaruh silica rasio : menunjukkan tinggi rendahnya kandungan silica pada raw mix.
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)

Silica Rasio tinggi jika kadar SiO2 tinggi atau kadar Al2O3 dan Fe2O3 rendah, maka :
a. Raw mix sulit dibakar dan klinker akan berdebu
b. Jumlah C3S rendah, kekuatan awal semen tinggi.
c. Kekuatan awal rendah, kekuatan awal semen tinggi.
d. Setting time mudah decontrol (lama), kebutuhan bahan bakar tinggi.
e. Free CaO tinggi, sifat coating jelek dan tidak tahan terhadap thermal shock.

Silica rasio rendah jika kadar SiO2 rendah atau kadar Al2O3 dan Fe2O3 tinggi, maka :
a. Temperatur klinkerisasi dapat lebih rendah, pembentukan kliker lebih mudah terbakar.
b. Kemungkinan terbentuknya ring formation dalam kiln.
c. Jumlah C3S tinggi.
d. Kekuatan awal lebih rendah, kebutuhan bahan bakar rendah.
e. Klinker berbentuk bola, dan sulit digiling, setting time semen pendek.

B. Pengearuh Alumina Rasio : Menunjukkan tinggi rendahnya kadar Al2O3 raw mix.
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)

Alumina rasio tinggi jika kadar tinggi atau kadar Fe2O3 rendah maka :
a. Setting time semen sulit dikontrol (pendek), panas hidrasi selama setting tinggi.
b. Kadar C3S tinggi, menurunkan kadar CSF4F, menaikkan kadar C3A.
c. Rendahnya daya tahan terhadap serangan air laut
d. Liquid phase cenderung tinggi dan terlalu viskositas
e. Ketahanan terhadap sulfat rendah.

Alumina rasio tinggi jika kadar Al2O3 tinggi atau kadar Fe2O3 rendah maka:
a. Liquid phase lebih tinggi, reaksi klinkerisasi lebih cepat, temperatur klinkerisasi lebih rendah.
b. Panas hidrasi rendah
c. Daya tahan terhadap air laut tinggi
d. Setting time lama
e. Kuat tekan awal semen rendah.

C. Pengaruh Lime Saturation Factor


Menunjukkan perbandingan antara % CaO dalam raw mix dengan CaO yang dibutuhkan
untuk mengikat Oksida lainnya. Lime Saturation Factor didasarkan pada jumlah maksimum dari
kapur yang dapat digabungkan dengan kondisi operasi yang optimum yaitu klinker tidak
mengandung CaO bebas ; pencampuran dan kehalusan raw mix terjamin sempurna / baik ; pada
proses pembakaran dalam kiln, reaksi bisa berlangsung sempurna.
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)

Lime Saturation Factor tinggi maka :


a. Kadar C3S tinggi, kadar C2S
b. Kekuatan awal tinggi
c. Raw mix sulit dibakar
d. Kecenderungan Free CaO tinggi
e. Setting time lambat (rendah)

Lime Saturation Factor rendah maka :


a. Kadar C3S rendah, kadar C2S tinggi
b. Raw mix mudah dibakar
Sumber : PT. Semen Baturaja, 2010

2.1.2 Bahan Baku Penunjang (Korektif)


Bahan baku korektif adalah bahan tambahan pada bahan baku utama apabila pada
pencampuran bahan baku utama komposisi oksida – oksidanya belum memenuhi persyaratan
secara kualitatif dan kuantitatif.
Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida
alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir besi (iron sand).
a. Pasir silika (silica sand)
Pasir silika digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2 dalam tanah liat yang rendah.
b. Pasir besi (iron sand)
Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe2O3 yang biasanya dalam bahan baku
utama masih kurang.
Bahan baku penunjang memiliki sifat fisik dan kimia sebagai berikut:

Tabel 4. Sifat – Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Penunjang


Komponen Bahan Baku
No Sifat – Sifat Bahan
Pasir Silika Pasir Besi
1 Rumus kimia SiO2 Fe2O3
2 Berat molekul 60,06 g/gmol 159,70 g/gmol
3 Densitas 1,32 g/ml 5,12 g/ml
4 Titik leleh 1710 oC Terurai pada 1560 oC
5 Titik didih 2230 oC -
6 Warna Coklat keputihan Hitam
7 Kelarutan Tidak larut dalam air, Tidak larut dalam air,
alkali tetapi larut dalam tetapi larut dalam HCl
HF
Sumber : Perry, R. H, tahun 1989

2.1.3 Bahan Baku Tambahan


Bahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada terak atau klinker
untuk memperbaiki sifat – sifat tertentu dari semen yang dihasilkan. Bahan baku tambahan yang
biasa digunakan untuk mengatur waktu pengikatan semen adalah Gypsum. Berikut adalah sifat
fisik dan kimia dari gypsum.

Tabel 5. Sifat – Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Tambahan


No Sifat – Sifat Bahan Gypsum
1 Rumus kimia CaSO4. 2H2O
2 Berat molekul 172,17 g/gmol
3 Densitas 2,32 g/ml
4 Titik leleh 128 oC
5 Titik didih 163 oC
6 Warna Putih
7 Kelarutan Larut dalam air, gliseril, Na2S2O3 dan garam
NH4
Sumber : Perry, R. H, tahun 1989

2.2 Proses Produksi


Proses pembuatan semen yang dilakukan pada PT. Semen Baturaja ini menggunakan
proses kering (Dry process). Proses produksi ini dimulai dari penyediaan bahan mentah,
penggilingan bahan mentah, pembakaran, pendinginan klinker, penggilingan klinker, dan
pengantongan semen.

2.2.1 Peralatan Yang Digunakan


Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan semen di PT. Semen Baturaja
(Persero) dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
A. Peralatan utama proses pembuatan semen
1. Crusher
a. Hammer crusher, digunakan untuk memecah batu kapur dengan kapasitas 600 ton batu
kapur/jam (WB).

b. Roller crusher, digunakan untuk memecah tanah liat dengan kapasitas alat 500 ton tanah liat/jam
(WB).
2. Raw mill, digunakan untuk menggiling dan mengeringkan bahan mentah dengan kapasitas 360
ton/jam(DB).
3. Preheater
a. Cyclone preheater, digunakan untuk pemanasan awal dengan kapasitas 1700 ton/hari.
b. Cyclone preheater dengan precalsiner (secondary burner), digunakan untuk calsinasi raw meal
dengan kapasitas 2500 ton/hari.
Tabel 6. Spesifikasi Preheater

Stage Kiln string Precalsiner String

Stage I 2 x 4,48 m diameter 1 x 4,11 m


Stage II 1 x 6,00 m diameter diameter
Stage III 1 x 6,40 m diameter 1 x 6,11 m
Stage IV2 x 6,40 m diameter diameter
1 x 6,39 m
diameter
1 x 6,53 m diameter
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero), 2010
4. Rotary kiln, digunakan untuk proses klinkerisasi (pembakaran klinker) dengan kapasitas 4300
ton klinker/hari.
Panjang dengan bentuk sudut inklinasi 4o ke arah outlet, di mana bagian outlet lebih rendah dari
bagian inlet. Komponen – komponen kiln terdiri dari :
a. Shell kiln,
Berbentuk silinder yang berbuat dari plat baja yang dilapisi dengan lining yang berupa batu tahan
api (fire brick).
b. Supporting Rollers,
Berfungsi untuk menumpu shell kiln yang duduk pada tyre, dimana suporting roller ini dapat
berputar sesuai dengan putaran kiln.
c. Thrust Rollers,
Merupakan sistem mekanis yang berfungsi untuk mengatur gerak maju atau mundur kiln
sepanjang sumbunya.
d. Kiln Drive,
Menggerakan kiln dengan electro motor dengan system transmisi daya dan roda gigi pinion
sebagai penggerak kiln.
e. Cooling Sistem,
Terpasang di sekeliling kiln, untuk mendinginkan dinding luar kiln.
f. Outlet Kiln,
Merupakan suatu bagian dari kiln untuk tempat keluarnya klinker hasil proses pembakaran pada
shell kiln.

Spesifikasi Kiln PT. Semen baturaja (persero)


Kiln
Panjang : 75 m
Diameter : 4,5 m
Kapasitas : 4300 ton/hari
Heat consumption : 800 kcal/kg clinker
Ketebalan shell kiln : 35,45 mm
Ketebalan Refractory : 200 mm
Kiln Slope : 0,03
Kecepatan putar kiln : 3rpm
Kemiringan kiln :150
5. Clinker cooler, digunakan untuk mendinginkan klinker dari hasil pembakaran di kiln dengan
kapasitas 4300 ton klinker/hari.
6. Coal mill, digunakan untuk menggiling dan mengeringkan batubara dengan kapasitas 30 ton fine
coal/jam.
7. Tube mill, digunakan untuk penggilingan terak dengan kapasitas 50 dan 75 ton semen/jam.
8. Cement mill, digunakan untuk penggilingan klinker dengan kapasitas 50 dan 75 to semen/jam.
9. Packer, digunakan untuk proses pengantongan semen yang akan di pasarkan.

B. Peralatan bantu proses pembuatan semen


1. Alat Penangkap Debu
a. Electrostatic precipitator, untuk menyaring debu secara elektrostatik pada proses penggilingan
bahan mentah dan proses pembakaran di pabrik Baturaja.
b. Dust collector, untuk menangkap atau menyaring debu pada proses pembuatan semen.

C. Peralatan Transportasi Proses Pembuatan Semen


1. Dump truck, untuk transportasi pada hasil penambangan dengan kapasitas 20-35 ton.
2. Belt conveyor, untuk transportasi bahan mentah, semen, terak dan lainnya.
3. Air slide, untuk transportasi bahan kering dan halus seperti raw meal dan semen.
4. Chain conveyor/steel palte conveyor / drag chain, untuk transportasi material yang panas atau
material yang mudah lengket (clinker, raw meal, batubara, tanah liat, batu kapur, dll).
5. Screw conveyor, untuk material halus dari hopper.
6. Pneumatic lift, untuk transportasi raw meal atau semen dari bawah keatas, misal raw meal atau
semen akan dimasukkan kedalam silo.
7. Bucket elevator, untuk membawa material dengan arah vertikal. Alat ini untuk mengangkut
material yang berupa bubuk atau bulk dengan ukuran sampai dengan 50 mm dan temperatur
sampai dengan 350 oC ke arah vertikal, kapasitasnya bisa mencapai

Anda mungkin juga menyukai