A. Tujuan Percobaan
Untuk mengeringkan bahan padat dengan mengalirkan udara panas dan menentukan laju
alir pengeringan
D. Dasar Teori
Drying adalah suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat laninya darei bahan
padatan, sehingga mengurangi kandungan sisa air yang masiih terikat pada zat padat tersebut.
Pengeringan ini merupakan salah satu langkah downstream dari suatu proses yang hasilnya
merupakan produk dari proses tersebut.
Pada umumnya pengeringan ini dilakukan pada slurry yang memiliki viscositas yang
sangat tinggi dapat dikeringkan dengan cara mengalirkan udara panas yang tidak jenuh pada
bahan yang akan dikeringkan. Sebagai conth lain adalah pengeringan air pada kayu, kapas,
kertas dan lainnya. Pada bahan tersebut mengandung air yang terikat yaitu air yang ada pada
suatu bahan yang sulit dipisahkan, walaupun sudah dipisahkan tetap ada. Bond dry adalah
suatu bahan yang tidak mengandung zat cair lagi.
Pada proses drying tidak merusak zat atau senyawa yang dikeringkan. Evaporasi
memiliki jumlah air diupakan lebih besar dari tadah medium pembawa air. Sedangkan drying
memiliki jumlah air diuapkan lebih sedikit karena sudah terjadi evaporasi pada awalnya
(untuk mendapatkan yang lebih pekat).
Klasifikasi
1. Berdasarkan proses
Proses batch yaitu material dimasukkan ke dalam pengering dan dikeringkan sampai
waktu tertentu yang diinginkan.
Proses continue yaitu materila dimasukkan ke dalam pengering dan bahan kering
diambil secara sinambung.
Pengering hampa yaitu pengeringan pada tekanan rendah dan proses penguapan
berlangsung cepat.
Pengering beku (freezing drying) yaitu air disublimasikan dari bahan yang dibekukan
sebgai contohnya N2 cair dan seperti silika gel tetapi menjaga bahan tetap beku agar
bahan tidak rusak seperti protein yang rentang terhadap suhu.
Dalam pengeringan adiabatik zat padat itu bersentuhan dengan gas menurut salah satu cara
berikut:
1. Gas ditiupkan menlintas zat permukaan hamparan atau lembaran zat padat atau
melintas satu atau kedua sisi lembaran atau film sinambung. Proses ini dapat disebut
juga pengeringan dengan sirkulasi silang.
2. Gas yang ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran besar yang ditempatkan diatas
awak pendukung.
3. Zat padat disiramkan disiram ke bawah melalui suatu arus gas yang bergerak
perlahan-lahan ke atas, terkadang dalam hal ini terdapat pembawa ikutan yang tidak
dikehendaki dari partikel halus oleh gas.
4. Gas dialirkan melaluizat padat dan dengan kecepatan yang cukup membuat bahan
terfluidisasikan.
5. Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus gas kecepatan tinggi dan diangkat
secara pneumatik dari piranti percampuran ke pemisah mekanik.
Pengeringan adiabatik dibedakan menurut zat padatnya itu berkontak dengan permukaan
panas sumber kalor lainnya. Zat padat dihamparkan diatas permukaan bersama dengan
permukaan horizontal, yang stasioner atau bergerak lambat dan dimasak hingga kering.
Sedangkan yang satu lagi yaitu zat padat tersebar diatas permukaan panas biasanya berbentuk
silinder dengan batuan pengaduk.
Ada beberapa Faktor yang berpengaruh terhadap laju pengeringan diantaranya adalah sebagai
berikut:
Operasi pengeringan zat padat yang mengandung cairan (dalam hal ini air) dapat
dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai media pengeringan. Operasi ini
dapat ditempatkan di dalam alat itu sendiri atau di luar alat pengering. Untuk pekerjaan ini
dicapai tray dryer dengan sumber energi udara panas dari electric heater yang dipasang diluar
alat percobaan, sebagai penghembus udara dipakai blower yang terpasang satu unit dengan
electric heater itu. Alat itu memakai x tray yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan
dikeringkan secara batch. Saat pengeringan berlangsung, permukaan kontak antara permukaan
dengan udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan habis teruapkan seluruhnya.
Deskripsi Alat
Kedua alat ini dihubungkan satu sama alain dengan pipa agar udara panas dapat masuk pada
ruang tray drier. Tray dryer terdiri dari 4 tray yang diisi zat padat yang akan dipanaskan dan
diletakkan di dalam ruang dryer tersebut. Skema alat tersebut sebagai berikut :
ℎ (𝑇−𝑇𝑤)3600
𝑅𝑐 = kg / jam m2 (persamaan 1)
𝜆𝑤
Bila udara panas mengalir sejajar permukaan zat padat maka koefisien perpindahan panas (h)
adalah :
dimana, h = W/moC
g = kg /jam m2
1+𝐻
ρG= kg /m3 (persamaan 4)
𝑉ℎ
kecepatan massa
𝑚𝑠(𝑥1 − 𝑥2 )
𝑡𝑐 =
𝐴 𝑅𝑐
Drying banyak digunakan dalam berbagai macam industri, baik industri besar maupun
kecil. Tujuan dari proses pengeringan ini berbeda antara lain adalah untuk mengawetkan suatu
bahan, menghilangkan uap beracun, mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan dengan
kandungan air tertentu, membunuh mikroorganisme dalam bahan dan memperingan bahan.
Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan menggunakan proses drying,
antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik, kulit, kayu, dan makanan
(McKetta,1983).Proses pengeringan sangat erat hubungannya dengan alat pengering.
Pemilihan alat pengering berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, kebutuhan energi, biaya
perawatan, hasil yang diinginkan, kapasitas, bahan yang diolah, jenis sumber energi alat,
efisiensi energi serta pertimbangan-pertimbangan ekonomis (McKetta,1983)
Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama
dikenal. Tujuan dari proses pengeringan adalah : menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya
pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan.
Klasifikasi pengering
Pengering yang terdapat di pasaran sangat banyak macam ragamnya. Perbedaan satu
sama lain terutama terletak dalam hal cara memindahkan zat padat di dalam zone pengeringan
dan dalam cara perpindahan kalor. Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu
(sinambung) dan ada pula yang secara tumpak (batch). Pada beberapa pengering, zat padatnya
ada yang diaduk tetapi ada pula yang zat padatnya boleh dikatakan tidak diaduk. Untuk
mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering beroperasi dalam vakum. Beberapa
pengering dapat menangani segala macam jenis bahan, tetapi ada pula yang sangat terbatas
dalam hal umpan yang dapat ditanganinya
d. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara
untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan.
b. Pengering mekanis
Dibedakan menjadi 2 tipe yaitu 1. pengering adiabatis dimana panas di bawa ke dalam
pengering oleh gas yang panas. Gas memberikan panas kepada air di dalam bahan pangan dan
membawa ke luar uap air yang dihasilkan. Gas panas dapat merupakan hasil pembakaran atau
pemanasan udara. 2.Pengeringan panas melalui permukaan padat dimana panas dipindahkan
melalui suatu plat logam yang juga memebaa produk tersebut. Produk biasanya diletakkan
dalam suatu ruangan hampa dan uap air dikeluarkan dengan suatu pompa hampa. Dalam
beberapa hal produk dikenai udara yang dipakai dan uap air dikeluarkan dengan mengadakan
sirkulasi udara tersebut. Pengering mekanis telah menggunakan teknologi-teknologi untuk
memudahkan pengeringan dengan sebuah alat.
e. Pengering Tungku
Pada umumnya pengering ini terdiri dari suatu bangunan bertingkat dua. Lantai atas
tersusun oleh kerai yang bercelah sempit, dimana produk bahan yang akan dikeringkan
dihamparkan diatasnya. Gas yang panas dihasilkan oleh suatu tungku atau perapian yang
berada pada lantai pertama kemudian mengalir melalui produk secara konveksi alami atau
dengan bantuan kipas angin. Bahan harus selalu dibalik dan diaduk, dan untuk mengeringkan
diperlukan waktu yang relatif lama. Pengeringan tungku ini digunakan untuk mengeringkan
produk-produk seperti irisan apel, hop, dan seringkali mengeringkan kentang.
𝑁𝐻2 𝑜 𝑃𝐻 𝑜
= 𝑃𝑡−𝑃2
𝑁𝑡−𝑁𝐻2 𝑂 𝐻2 𝑂
G. Perhitungan
a. Mencari nilai air moisture
Pada t = 0 menit
Dik = berat awal sampel 1 = 0,0317 kg
Berat sampel 1 setelah dikeringkan = 0,0254 kg
Berat awal sampel 2 = 0,0304 kg
Berat sampel 2 setelah dikeringkan = 0,0279 kg
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
Sampel 1 = Xt = (0,0317 – 0,0254) kg / 0,0317 kg = 0,1987 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
Xo = Xt – X* = 0,1987 – 0,05 = 0,1937 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
Sampel 2 = Xt = (0,0304 – 0,0279) kg / 0,0304 kg = 0,0822 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
Xo = Xt – X* = 0,0822 – 0,05 = 0,0772 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Pada t = 15 menit
Dik = v udara kering = 2,5 m/s
Q =vxA
= 3,801 kg/jam
= 0,9502 kg
= 0,0171 kg H2O
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (0,0156 – 0,0254) / 0,0254 = -0,4252 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY1= XtY1 – X* = -0,4252 – 0,05 = -0,4752 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (0,0133 – 0,0279) / 0,0279 = -0,5232 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY2= XtY2 – X* = -0,5232 – 0,05 = -0,5732 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Pada t = 30 menit
= 1,9005 kg
= 0,038 kg H2O
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0063 – 0,0254) / 0,0254 = -1,248 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY1= XtY1 – X* = -1,248 – 0,05 = -1,298 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,0076 – 0,0279) / 0,0279 = -1,2724 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY2= XtY2 – X* = -1,2724 – 0,05 = -1,3224 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Pada t = 45 menit
= 2,8507 kg
= 0,0613 kg H2O
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0296 – 0,0254) / 0,0254 = -2,1653 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY1= XtY1 – X* = -2,1653 – 0,05 = -2,2153 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,0309 – 0,0279) / 0,0279 = -2,1075 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY2= XtY2 – X* = -2,1075 – 0,05 = -2,1575 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Pada t = 60 menit
= 3,801 kg
= 0,0836 kg H2O
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0519 – 0,0254) / 0,0254 = -3,0433 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY1= XtY1 – X* = -3,0433 – 0,05 = -3,0933 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,0532 – 0,0279) / 0,0279 = -2,9068 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY2= XtY2 – X* = -2,9068 – 0,05 = -2,9568 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Pada t = 75 menit
= 0,1045 kg H2O
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0728 – 0,0254) / 0,0254 = -3,8661 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY1= XtY1 – X* = -3,8661 – 0,05 = -3,9161 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,0741 – 0,0279) / 0,0279 = -3,6559 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY2= XtY2 – X* = -3,6559 – 0,05 = -3,7059 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Pada t = 90 menit
= 5,7015 kg
= 0,1254 kg H2O
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0937 – 0,0254) / 0,0254 = -4,6889 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY1= XtY1 – X* = -4,6889 – 0,05 = -4,7389 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔 ℎ2𝑜
XY2= XtY2 – X* = -4,405 – 0,05 = -4,455 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
b. Mencari Vh
- Padat t = 0
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,017 ) 333 oK
= 0,9678
- Padat t = 15
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,018 ) 333 oK
= 0,9697
- Padat t = 30
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,02 ) 333 oK
= 0,9742
- Padat t = 45
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750
- Padat t = 60
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,022 ) 333 oK
= 0,9757
- Padat t = 75
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9757
- Padat t = 90
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9757
c. Mencari 𝜌g (densitas udara) dan Harga G
1+𝐻 kg 3
𝜌g = /m
𝑉ℎ
G = v . 𝜌g kg
/ jam m2
- Pada t= 0
1+0,017
𝜌g =
kg
/m
3
0,9678
kg 3
= 1,0508 /m
G = 1,02 x 1,0508
= 1,0718 kg / jam m2
- Pada t = 15
1+0,018
𝜌g =
kg
/m
3
0,9697
kg 3
= 1,0498 /m
G = 1,02 x 1,0498
= 1,0707 kg / jam m2
- Pada t = 30
1+0,021
𝜌g =
kg
/m
3
0,9742
kg 3
= 1,0480 /m
G = 1,02 x 1,0480
kg
= 1,0690 / jam m2
- Pada t = 45
1+0,0215
𝜌g =
kg
/m
3
0,9750
kg 3
= 1,0476 /m
G = 1,02 x 1,0476
kg
= 1,0686 / jam m2
- Pada t = 60
1+0,022
𝜌g =
kg
/m
3
0,9757
kg 3
= 1,0474 /m
G = 1,02 x 1,0474
kg
= 1,0684 / jam m2
- Pada t = 75
1+0,022
𝜌g =
kg
/m
3
0,9757
kg 3
= 1,0474 /m
G = 1,02 x 1,0474
kg
= 1,0684 / jam m2
- Pada t = 90
1+0,022
𝜌g =
kg
/m
3
0,9757
kg 3
= 1,0474 /m
G = 1,02 x 1,0474
kg
= 1,0684 / jam m2
h = 0,0204 ( G ) 0,8
- Pada t=0
h = 0,0204 (1,0718) 0,8
= 0,02156
- Pada t = 15
h = 0,0204 ( 1,0707 ) 0,8
= 0,02154
- Pada t = 30
h = 0,0204 ( 1,0690 ) 0,8
= 0,02152
- Pada t = 45
h = 0,0204 ( 1,0686 ) 0,8
= 0,02151
- Pada t = 60
h = 0,0204 ( 1,0684 ) 0,8
= 0,0215
- Pada t = 75
h = 0,0204 ( 1,0684 ) 0,8
= 0,0215
- Pada t = 90
h = 0,0204 ( 1,0684 ) 0,8
= 0,0215
e. Mencari interpolasi 𝜆w
- 31
𝑥− 𝑥1
y = y + ( y2 – y1 )
𝑥2−𝑥 1
31−30
= 2625,4 + ( 2631,6 – 2625,4 )
35−30
= 2626, 2857
- 32
𝑥− 𝑥1
y = y + ( y2 – y1 )
𝑥2−𝑥 1
32−30
= 2625,4 + ( 2631,6 – 2625,4 )
35−30
= 2627, 84
ℎ ( 𝑇−𝑇𝑤 ) 3600
Rc =
𝜆𝑤
- Pada t=0
0,02156 ( 60 – 30 ) 3600
Rc =
2625,4
= 0,8869 kg / jam m2
- Pada t = 15
0,02154 ( 60 – 31 ) 3600
Rc =
2626,2857
= 0,8558 kg / jam m2
- Pada t = 30
0,02152 ( 60 – 31 ) 3600
Rc =
2626,2857
= 0,8554 kg / jam m2
- Pada t = 45
0,02151 ( 60 – 32 ) 3600
Rc =
2627,84
= 0,825 kg / jam m2
- Pada t = 60, 75, 90
0,0215 ( 60 – 32 ) 3600
Rc =
2627,84
= 0,8247 kg / jam m2
g. Mencari Tc
𝑀𝑤
Tc =
𝐴.𝑅𝑐
= 6,3 gr
= 6,3 x 10 -3 kg
= 2,5 gr
= 2,5 x 10 -3 kg
- Pada t =0
𝑀𝑤
Sampel 1 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
6,3 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,8869
= 20,53 jam
𝑀𝑤
Sampel 2 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
2,5 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,8869
= 8,14 jam
- Pada t = 15
𝑀𝑤
- Sampel 1 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
6,3 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,8558
= 21,27 jam
𝑀𝑤
- Sampel 2 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
2,5 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,8558
= 8,4428 jam
- Pada t = 30
𝑀𝑤
Sampel 1 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
6,3 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,8554
= 21,28 jam
𝑀𝑤
Sampel 2 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
2,5 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,8554
= 8,4468 jam
- Pada t = 45
𝑀𝑤
Sampel 1 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
6,3 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,825
= 22,0704 jam
𝑀𝑤
Sampel 2 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
2,5 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,825
= 8,75 jam
- Pada t = 60, 75, 90
𝑀𝑤
Sampel 1 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
6,3 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,8247
= 22,0784 jam
𝑀𝑤
Sampel 2 = Tc =
𝐴.𝑅𝑐
2,5 𝑥 10 −3
=
3,46 𝑥 10−4 x 0,8247
= 8,76 jam
H. Analisa Percobaan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa dalam pengeringan zat
padat yang berarti pemisahan sejumlah kecil zat cair atau air pada bahan padat. Pada
percobaan ini zat padat yang akan dikeringkan berupa kayu berukuran tipis dan tebal.
Pengeringan zat padat atau drying ini dilakukan untuk menguraikan kadar sisa air yang masih
terikat pada kayu yang basah/lembab.
Pengeringan zat padat dilakukan dengan mengalirkan udara yang masuk ke dalam
ruang pengering lalu dipanaskan oleh heater, udara panas inilah yang akan dialirkan oleh
blower yang bersumber dari listrik dan udara panas tersebut yang mengeringkan bahan padat.
Dalam hal inilah pngeringan yang dilakukan termasuk pengeringan adiabatik dimana bahan
padat bersentuhan langsung dengan gas panas sebagai media pengering.
Dari percobaan ini didapat data yaitu kadar air dengan mengurangi massa kayu yang
direbus, sehingga didapat total moisture. Sedangkan laju periode pengering konstan didapat
𝑘𝑔
berdasarkan perhitungan sebesar 0,8247 ⁄𝑗𝑎𝑚. 𝑚2
I. Kesimpulan
Laju pengeringan dapat di pengaruhi oleh temperature, ukuran sampel dan jenis
sampel.
Apabila temperature tinggi maka waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan suatu
sampel sedikit .
𝑘𝑔
Laju periode pengeringan konstan sebesar 0,8247 ⁄𝑗𝑎𝑚. 𝑚2
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/pengeringan
http://btagalerry.blogspot.com/2010/02/blog-spot_12.html?m=1