Anda di halaman 1dari 4

EPILEPSI

Dalam bahasa yunani epilepsi berarti “ serengan “ . epilepsi merupakan suatu manifestasi gangguan
fungsi otak dengan berbagai penyebab. Dan memiliki gelaja khas yaitu serangan berulang.

Definisi

Epilepsi adalah merupaka suatu gejala yang dapat timbul karena penyakit, dimana terjadi kelainan
lepas muatan listrik dari sejumlah neuron otak yang dapat terjadi karena ada yang mempengaruhi
metabolisme neuron otak, gangguan fungsi otak dan transmisi pada sinaps.

Epidemiologi

Lebih sering terjadi pada usi 20 tahun pertama lalu menurun diusia 50 .

Etiologi

Idiopatik , tidak ada kelainan dijaringan otak kemungkinan kelainannya pada keseimbangan
zat zat kimia pada sel saraf.
Kelainan yang terjadi selama kehamilan dan perkembangan janin
Kelainan yang terjadi saat melahirkan
Cedera kepala

Faktor pencetus

Kurang tidur
Stres emotional
Infeksi
Obat obatan tertentu
Alkohol
Perubahan hormonal
Terlalu lelah
Fotosensitif

Klasifikasi

a) Serangn parsial
Sederhana, kesadaran baik terjadi hentakan hanya di beberapa bagian di tubuh.
Kompleks, kesadaran menurun pasien melakukan gerakan yang tidak terkendali
seperti menyunyah.meringis,dll.
b) Serangan umum
Absence, jarang terjadi ,biasanya pada anak-anak 4-8 th / remaja.tiba tiba
melotot/berkedip ,kepala terkulai,berhenti berbicara.setelah sadar biasanya
penderita lupa dengan apa yang terjadi pada dirinya kejadiannya hanya beberapa
detik(5-10dtk).pada pemeriksaan EEG ditemukan pole spike-wave yang berfrekuensi
3 spd merupaka diangnosa mutlak basence/petit mal.

Myloclonic
Grakan involuntar sekelompok otot skeletal yang timbul secara tiba-tiba dan hilang
dalam sekejap.biasanya terjadi pada siang hari ,setelah bangun tidur terjadi
hentakan tiba-tiba pada pasien.
Atonic
Jarang terjadi pasien kehilangan keuatan otot dan tiba tiba jatuh.
Tonik klonik/ grand mal
Secara tiba tiba penderita jatuh dan mengeluarkan jeritan, nafas terengah engah,
tubuh kejang , menggit lidah. Terjadi dalam 1-2 menit.

Pendekatan diagnosa
Anamnesa : bentuk serangan, lamanya serangan, gejala sebelum sesaat sesudah
serangan, faktor pencentus, ada/ tidak penyakit lain, usia timbul serangan,riwayat
kehamilan,kelahiran,perkembangan,riwayat epilepsi dikeluarga.
Pemeriksaan fisik umum dan neurologis
EEG
MRI

Diagnosis banding

Sinkope
Narcolepsy
Breathholding
TICS
Histeria

Terapi

Sasaran terapi >> mengontrol supaya tidak terjadi kejang

Strategi serangan >> mencegah / menurunkan lepasnya muatan listrik saraf yang berlebihan. Lewat
perubahan kanal ion/ mengatur ketersediaan neurotransmiter.

Farmakologi
 Menggunakan obat obat anti epilepsi
 monoterapi lebih baik  mengurangi potensi adverse effect, meningkatkan
kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa politerapi lebih baik dari monoterapi dan
biasanya kurang efektif karena interaksi antar obat justru akan mengganggu
efektivitasnya dan akumulasi efek samping dg politerapi
 mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan sesuai dg kondisi klinis pasien 
penting : kepatuhan pasien
 jika suatu obat gagal mencapai terapi yang diharapkan  pelan-pelan dihentikan
dan diganti dengan obat lain (jgn politerapi)
 lakukan monitoring kadar obat dalam darah  jika mungkin, lakukan penyesuaian
dosis dgn melihat juga kondisi klinis pasien

obat anti epilepsi ( OAE )

 Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:

agonis reseptor GABA  meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor


GABA  contoh: benzodiazepin, barbiturat

menghambat GABA transaminase  konsentrasi GABA meningkat  contoh: Vigabatrin

menghambat GABA transporter  memperlama aksi GABA  contoh: Tiagabin


 meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien  mungkin dg
menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool  contoh: Gabapentin

non farmakologi
o Amati faktor pemicu
o Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau
alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.

Anda mungkin juga menyukai