Anda di halaman 1dari 4

Organisasi dan Lingkungan

Sebagai Pembentuk
Kepribadian Generasi Muda

Banyak yang mengatakan bahwa masa muda, masa remaja adalah masa yang paling

indah. Masa di mana penuh keceriaan dan kebersamaan dengan teman-teman sebaya baik di

sekolah ataupun lingkungan pergaulan yang lain. Sebagian anak muda malah telah

menorehkan prestasi yang begitu membanggakan baik dalam kancah nasional atau

internasional, ada pula yang telah menjadi miliuner di usia muda.

Tidak semua anak muda beruntung bisa menapaki masa mudanya dengan mulus.

Perkembangan emosi pada masa pubertas yang meletup-letup pada sebagian remaja, malah

menjadikan bumerang yang membawa pada pergaulan buruk. Alih-alih masa indah yang

dihasilkan, malahan hal-hal yang tidak diinginkan yang didapat, seperti putus sekolah,

renggang dengan ortu, kecanduan narkoba, kena HIV sampai hamil di luar nikah. Ada apa

dengan masa remaja? Bagaimana supaya kita semua bisa melalui masa muda dengan mulus?

Masa Remaja (Adolescence)

Remaja menurut definisi psikologi adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa. Sebagian ahli menggolongkan masa remaja itu antara 13-18 tahun,

sebagian ahli yang lain menambahkannya dengan masa dewasa awal yaitu antara 18-22

tahun.

Masa remaja ditandai dengan datangnya pubertas, yaitu proses kematangan seksual

yang mengubah seorang anak menjadi individu yang matang secara biologis untuk

melakukan reproduksi seksual. Perempuan biasanya mengalami masa pubertas lebih awal

dari pada laki-laki. Data mengatakan bahwa pubertas mempunyai efek psikologis pada

remaja yaitu pada citra tubuh, mood, harga diri, hubungan dengan orang tua dan lawan jenis.
Namun dikatakan pula bahwa banyak juga sebagian remaja yang melewati hal ini tanpa

kegalauan yang berat (Atkinson, 2010).

Menurut seorang ahli psikososial bernama Erikson, setiap tahap perkembangan

manusia selama hidupnya terdapat krisis yang harus dihadapi masing-masing individu sesuai

kelompok usianya. Pada masa remaja yang kira-kira berkisar dari umur 10 – 20 tahun, krisis

yang dihadapinya adalah krisis identitas. Pada masa ini, remaja berusaha mencari jati dirinya.

Anak muda mempertanyakan hal-hal seperti siapa aku, ingin seperti apa diriku dan apa yang

aku cari dalam hidupku. Remaja juga akan mengeskplorasi banyak hal untuk menemukan

identitasnya. Namun kerap saat pencarian identitas ini remaja harus berbenturan dengan

orang tua atau aturan yang ditetapkan orang dewasa. Lingkungan dan orang tua/dewasa yang

suportif dapat membantu remaja menemukan jati dirinya secara sehat dan membantunya

keluar dari krisis identitas (Santrock, 2008).

Potensi Remaja

Hal yang menguntungkan pada masa remaja akhir atau dewasa awal adalah secara

fisik mereka telah berkembang dengan sempurna, mempesona, muda, tinggi juga kuat. Pada

masa ini remaja menuju puncak stamina dan energinya. Dari segi kognitif pun tak kalah

menguntungkan. Dari segi pengetahuan, remaja telah menyapu pengetahuan dan ketrampilan

dasar yang diperlukan untuk hidup (life skill), atau sebagai dasar untuk menempuh

pendidikan yang lebih tinggi. Dari segi perkembangan kognitif, menurut Piaget, remaja juga

berada pada akhir tahap perkembangannya. Yaitu tahap perkembangan kognitif yang dikenal

tahap operasional formal di mana pada tahap ini remaja telah mampu berpikir abstrak,

idealistik dan logis.

Dengan semua kelebihan remaja, jadi apa yang kurang dimiliki anak muda untuk

unjuk diri? Anak muda punya banyak hal untuk maju. Anak muda punya fisik yang prima,
energi dan semangat yang menggebu, otak yang encer, teman yang banyak, bahkan orang tua

yang siap memberi dukungan, baik secara moral dan finansial. Asal anak muda itu bisa fokus

untuk terus mencapai hal-hal yang positif yang diinginkan, mereka bisa jadi apapun. Seperti

pepatah yang mengatakan “Jika kamu berpikir kamu bisa, maka kamu BISA”

Sejarah bahkan banyak bercerita kepada kita bahwa remaja bukan saja bisa

berprestasi namun mampu menciptakan tonggak sejarah. Tak usah jauh-jauh contohnya di

negeri kita sendiri. Pada jaman penjajahan Belanda, Kebangkitan Nasional dan Sumpah

Pemuda, semua diinisiasi oleh anak muda pada jamannya. Selanjutnya para proklamator kita

juga memproklamasikan kemerdekaan karena desakan para pemuda. Kita semua pasti masih

ingat, datangnya era reformasi adalah karena juga gerakan mahasiswa pada saat itu. Bahkan

gerakan reformasi kita perlahan namun pasti rupanya membangkitkan kesadaran pemuda di

Timur Tengah, yang berimbas pada revolusi di negara-negara Arab seperti sekarang ini.

Kini Saatnya

Lalu bagaimana dengan anak muda kita pada masa sekarang? Anak muda sekarang

rupanya juga tak mau terjebak akan banyak intrik, janji-janji dan kebohongan politik yang

terus menerus membuat kita apatis. Mulai mahasiswa sampai pelajar unjuk gigih untuk

berprestasi. Pelajar SMA atau SMK yang dulu dipandang sebelah mata justru terbukti peka

dan menciptakan solusi bagi kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Mereka

menghasilkan karya inovatif di berbagai hal dari aplikasi ponsel, alarm motor, sepeda, mobil

kiat esemka bahkan ikut merakit pesawat terbang Jabiru. Ketenaran mobil Kiat Esemka

misalnya, bahkan konon menohok beberapa pihak yang tidak berhasil mengembangkan mobil

nasional.

Kini, masihkah kamu ragu akan kemampuan dan potensimu? Asalkan kita sungguh-

sungguh menekuni bidang yang sesuai minat kita dan berpikir kreatif, keberhasilan bukan
suatu hal yang musykil diraih anak muda, ingat pepatah “Man Jadda Wajada”.T etaplah fokus

pada mimpi kita, tidak perlu larut dalam galau oleh hal-hal yang tidak perlu, jangan sedikit

pun bergeming oleh rayuan negatif. Dekatkanlah diri kepada Allah SWT, karena agama dan

Tuhan membentengi kita dari hal-hal negatif. Katakan TIDAK dan menjauhlah dari hal yang

dapat merusakmu. Berusaha dan berdoa, berjuang terus sampai akhir. Keberhasilan pun akan

menjemputmu.

Kegiatan beorganisasi merupakan salah satunya. Seperti yang kita ketahui bahwa

lingkungan juga menjadi salah satu faktor penentu tingkah laku seseorang, kegiatan

organisasi dapat membantu pembentukan pola pikir para pemuda. Banyaknya organisasi baik

Intra maupun Ekstra seperti IPNU OSIS. IPNU/IPPNU, Karang Taruna, Himpunan

Mahasiswa, BEM, atau bahkan Remaja Masjid. Melalui organisasi tersebut para pemuda

dapat diarahkan untuk mengisi waktu luangnya secara positif sekaligus belajar mengatur dan

melakukan manajemen suatu lembaga secara sederhana. Para pemuda dapat belajar

mengambil keputusan, bermusyawarah, menghargai pendapat orang lain yang berbeda.

Melalui kegiatan ini para pemuda juga dapat belajar bekerja secara tim serta memecahkan

masalah bersama. Meskipun demikian kita juga harus berhati-hati dan selektif dalam memilih

organisasi tersebut, di mana kita juga ikut mengawasi agar jangan sampai terlibat dengan

organisasi yang berhaluan menyimpang dalam menerapkan kegiatannya. Sebagai pemuda

kita juga wajib ikut serta menjaga kepentingan bersama dengan saling megawasi dan

mengingatkan satu sama lain dalam konteks melaksanakan perintah Allah nasihat menasihati

dalam bertaqwa dan bersabar, Semoga bermanfaat.

Wassalam.

(MH: diambil dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai