Anda di halaman 1dari 9

Hal-hal yang Berkaitan dengan Perilaku Sehat

Meidy Lim

10.2014.020

A2

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email: meidylim81@yahoo.com

Abstrak

Perilaku sehat atau segala aktifitas yang dilakukan seseorang untuk

mempertahankan atau meningkatkan kesehatan, tidak tergantung status kesehatannya

saat itu atau apakah perilaku yang dilakukannya mencapai hal tersebut. Perilaku sehat

dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Perilaku sehat diharapkan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari dan mutlak memberikan dampak positif. Perilaku ini tidak

hanya berkaitan dengan bagaimana cara hidup yang bersih, makan-makanan bergizi

setiap hari. Tetapi berkaitan erat dengan kebiasaan yang akan dibawa oleh individu

tersebut selama hidupnya. Orang-orang yang tidak menerapkan perilaku sehat pada

akhirnya akan terserang penyakit. Tidak hanya berhenti pada terserang penyakit

tertentu saja, tetapi juga membutuhkan penanganan dari tim kesehatan. Perilaku sehat

dilakukan agar individu dapat memelihara, memulihkan dan meningkatkan kesehatan

juga memperoleh hidup sehat.

Kata kunci: perilaku sehat


Abstract
Healthy behaviors or all the activities a person to maintain or improve health,

regardless of the current health status or whether the behavior is doing to achieve this.

Healthy behaviors can be implemented by any individual. Healthy behaviors are

expected to be applied in everyday life and absolute positive impact. This behavior is

not only concerned with how to live a clean, eating-nutritious meals every day. But

closely related to the habits that will be taken by the individual during his life. People

who do not apply healthy behaviors will ultimately disease. Do not just stop at a certain

disease, but also requires the handling of the health care team. Individual healthy

behaviors performed in order to maintain, restore and improve the health also gained

a healthy life.

Key word : health behavior

Pendahuluan

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu thd rangsangan atau

lingkungan1. Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dr sakit)1.

Perilaku sehat atau perilaku kesehatan mencakup semua hal-hal yang kita lakukan

pengaruh itu diri fisik, mental, emosional, psikologis, dan spiritual kita. perilaku ini

berkisar dari menyikat gigi sehari-hari kita untuk berhubungan seks tanpa kondom; dari

berlatih yoga untuk mengatasi stres dengan merokok untuk manajemen berat badan.

segudang faktor mempengaruhi jenis perilaku di mana kita terlibat, apakah itu

bermanfaat atau berbahaya bagi kesehatan kita. Beberapa faktor yang status sosial

ekonomi, keterampilan, budaya, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, agama dan jenis

kelamin3. Mencari pelayanan kesehatan dan perilaku kesehatan lainnya dianggap

termotivasi oleh empat faktor :

1. Merasakan kerentanan
2. Adanya penghalang

3. Adanya manfaat yang dirasakan dari suatu tindakan

4. hambatan dalam mengambil suatu tindakan4

Perilaku sehat mencakup pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap

terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan (health practice). Hal ini

berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang

menjadi unit analisis penelitian. Pengetahuan kesehatan dapat degan mudah kita

pelajari dari berbagai sumber yang ada baik tertulis maupun dari internet. Sedangkan

sikap terhadap kesehatan adalah sikap kita ketika sebelum dan saat menghadapi suatu

situasi apakah itu sehat ataupun terjangkit penyakit tertentu misalnya kita pergi ke

dokter untuk memeriksakan keluhan batuk tidak kunjung sembuh. Kemudian praktik

kesehatan lebih mengarah pada cara individu mempraktikkan apa yang sudah didapat

dari mencari informasi tentang kesehatan tertentu. Ketiga perilkau ini menjadi

pemahaman dasar dalam kehidupan manusia. Jika ada satu hal tertinggal maka akan

mengakibatkan perilaku sehat yang tidak sempurna atau pasti terdapat masalah pada

kehidupan kesehatan manusia.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan diatas, penulis melakukan kajian terhadap beberapa

masalah yakni.

1. Seorang pasien laki-laki berumur 50 tahun, mempunyai keluhan batuk berdarah

karena merokok

2. Pasien stop minum obat karena bosan

3. Pasien merokok sebanyak 20 batang per hari


4. Pasien tidak mengikuti nasihat dokter

Hipotesis

Penulis mengajukan dugaan terhadap masalah ini, yaitu pasien tersebut tidak

melaksanakan perilaku sehat individual.

Pembahasan

A. Lima perilaku sehat

Ada lima perilaku sehat yang umumnya dilaksanakan orang seseorang yaitu

Pencegahan, Perlindungan, Perilaku sebelum sakit, Perilaku saat sakit, Kondisi

sosial. Dalam konteks masalah ini, yang paling erat kaitannya adalah poin 2 dan

4 yaitu perlindungan dan perilaku saat sakit.

1. Perlindungan

Perlindungan adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk melindungi,

meningkatkan dan menjaga kesehatan. Tindakan ini dapat merupakan

tindakan medis2. Dalam masalah ini, perlindungan sudah dilakukan oleh

dokter yang menangani pasien tersebut dengan cara dokter telah

memberikan obat untuk diminum pasien selama enam bulan lamanya.

2. Perilaku saat sakit

Perilaku saat sakit adalah tindakan yang dilakukan oleh orang yang sakit,

baik yang dilakukan oleh orang lain atau dirinya sendiri2. Dalam masalah

ini, pasien tersebut sudah melakukan hal benar yaitu datang berobat ke
puskesmas dengan keluhannya batuk berdarah. Beberapa hal yang

membuktikan bahwa pasien melaksanakan perilaku ini :

 Pasien tetap merokok

 Pasien tidak mengikuti nasihat dokter

 Paseian stop minum obat kerena bosan

B. Perubahan perilaku

Ada tingkatan perubahan perilaku yakni prekontemplasi, kontemplasi,

persiapan, tindakan, dan pemeliharaan. Dalam konteks masalah ini, yang paling

erat kaitannya adalah dengan prekontemplasi, kontemplasi dan persiapan.

1. Prekontemplasi

Adalah sikap dimana seseorang tidak atau belum ada niat untuk

merubah perilakunya2. Dalam masalah ini, pasien tersebut belum ada niat

untuk melakukan perubahan perilaku yaitu berhenti merokok.

Gambar 1 : merokok5
2. Kontemplasi

Adalah sikap dimana seseorang menyadari bahwa ia memiliki suatu

masalah dalam dirinya tetapi belum siap berkomitmen untuk bertindak

dalam arti merubah dirinya2. Dalam masalah ini, pasien pun belum siap

berkomitmen untuk bertindak atau tidak merokok dengan anggapan bahwa

dokter yang menanganinya masih lebih muda dari si pasien yang

menyebabkan pasien tersebut tidak menaati apa yang dikatakan dokter tidak

dilaksanakan.

3. Persiapan

Adalah sikap dimana seseorang siap berubah dan ingin mengejar

tujuannya tetapi meskipun niat itu sudah dimiliki masih saja gagal. Dalam

masalah ini, pasien tersebut sudah pernah berusaha untuk meminum obat

yang diberikan dokter namun karena bosan akhirnya berhenti dan sakitnya

pun tidak berhasil sembuh. Pasien tersebut gagal merubah dirinya. Ia

kembali merokok 20 batang per harinya.

C. Komunikasi yang efektif

Ada dua aspek yang berkaitan dengan masalah ini yakni respect dan

clarity. Respect yang berarti saling menghargai merupakan sebuah sikap yang

harus dimiliki oleh tiap-tiap individu2. Dalam masalah ini dapat diketahui

bahwa tidak ada respect yang tercipta. Hal ini diperkuat dengan pernyataan “ia

tidak mengindahkan nasihat dokter karena menganggp masih berusia muda

dan menjelaskannya secara ilmiah teoritis”. Dokter dan pasien dalam kasus ini

tidak menerapkan komunikasi yang efektif pada bagian respect yaitu rapport.
Seharusnya jika dokter dan pasien ini saling respect, akan timbul rapport yakni

bahasa penerimaan yang mudah dimengerti satu sama lain. Dokter menjelaskan

secara ilmiah teoritis kepada si pasien. Pasien tidak mengerti apa yang dokter

katakan sehingga timbul tidak adanya respect pada keduanya dan pasien pun

enggan untuk melakukan apa yang dokter tersebut nasihatkan.

D. Analsis Transaksionil

Proses analisa transaksi/komunikasi dalam hubungan sosial antara dua

atau lebih individu berbeda. Interaksi yang ada dalam masalah ini adalah isi

pikir yang dimiliki si pasien2. Komunikasi yang dilaksanakan oleh dokter dan

pasien dalam masalah ini adalah komunikasi orang tua-dewasa yang dapat

diketahui dari kalimat bahwa pasien tidak mau mendengarkan nasihat dokter

karena dianggap masih lebih muda darinya. Dokter tersebut sebagai oknum

dewasa dan pasien sebagai oknum orang tua.

Sebagai orang tua, seharusnya yang dilakukan oleh pasien adalah sudah

memahami bagaimana melakukan sesuatu tetapi memang beberapa pandangan

yang dimiliki orang tua sudah tidak bisa diubah seperti menganggap yang lebih

muda tidak lebih baik darinya yang lebih tua.

Sebagai dewasa, seharusnya yang dilakukan oleh dokter adalah :

 Berorientasi pada kenyataan

 Memberi keterangan yang diperlukan

 Menganalisa situasi dan mencoba memahami

 Membandingkan berbagai alternatif

 Percaya diri, tidak dipengaruhi perasaan

 Melakukan koreksi bila diperlukan2


Pada masalah ini, dokter seharusnya tidak menggunakan bahasa yang sulit

dimengerti pasien atau menggunakan ilmiah teoritis selama proses penjelasan.

Hal ini menyebabkan pasien merasa tidak nyaman dan mungkin menyebabkan

ketidakmauan untuk melanjutkan pengobatan yang sudah direncanakan selain

karena bosan dan dianggap masih lebih muda dari sang pasien.

Pada masalah ini juga terjadi crossed transaction atau respon transaksi

tidak sesuai yang diharapkan. Terjadinya komunikasi silang ini menghasilkan

ketidaknyamanan, kemarahan, menghindar, dll dan hal ini terjadi pada pasien

yang lebih memilih menghindar dari obat tau treatment yang sudah

direncanakan demi kesehatan pasien sendiri karena terjadinya crossed

transaction.

Kesimpulan

Hipotesis diterima. Jika dianalisis, pasien tersebut memang tidak melaksanakan

perilaku sehat individual. Pasien tersebut tetap saja merokok 20 batang per hari dengan

keadaan masih batuk berdarah dan tidak lagi meminum obat yang diberikan dokter

dengan alasan bosan, dokter masih dianggap lebih muda sehingga tidak mau didengar

dan ketidaknyamanannya dengan dokter yang menjelaskan dengan ilmiah teoritis.

Pasien juga sudah berusaha berubah tetapi tidak cukup tindakan saja tapi diperlukan

niat dan komitmen yang baik dari dalam dirinya. Dalam masalah ini, terdapat pula

kesalahan dari pihak dokter yang menjelaskannya tidak menggunakan bahasa yang

mudah dipahami pasien dan tidak ada pendekatan atau komunikasi yang baik dengan

pasiennya.
Daftar Pustaka

1. Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka; 2005

2. Andri. Ingkiriwang, Elly. Asnawi, Evalina. Hidayat, Dan. Komunikasi dan

Empati. Jakarta : UKRIDA; 2014 h. 3,28-32.

3. Hayden, Joanna. Introduction to Health Behavior Theory. 2nd Ed. Unites States

of America : Michael Brown; 2013.p.5

4. Edberg, Mark Cameron. Essentials of Health Behavior : social and behavioral

theory in public health. 2nd Ed. Unites States of America : Michael Brown;

2013.p.38

5. DiClemente, Ralph J. Crosby, Richard A. Health Behavior Theory for Public

Health: Principles, Foundations, and Applications. United States of America :

Jones & Bartlett Publishers. 2011.p. 7

Anda mungkin juga menyukai