PBL 2
PBL 2
Meidy Lim
10.2014.020
A2
Email: meidylim81@yahoo.com
Abstrak
saat itu atau apakah perilaku yang dilakukannya mencapai hal tersebut. Perilaku sehat
dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Perilaku sehat diharapkan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan mutlak memberikan dampak positif. Perilaku ini tidak
hanya berkaitan dengan bagaimana cara hidup yang bersih, makan-makanan bergizi
setiap hari. Tetapi berkaitan erat dengan kebiasaan yang akan dibawa oleh individu
tersebut selama hidupnya. Orang-orang yang tidak menerapkan perilaku sehat pada
akhirnya akan terserang penyakit. Tidak hanya berhenti pada terserang penyakit
tertentu saja, tetapi juga membutuhkan penanganan dari tim kesehatan. Perilaku sehat
regardless of the current health status or whether the behavior is doing to achieve this.
expected to be applied in everyday life and absolute positive impact. This behavior is
not only concerned with how to live a clean, eating-nutritious meals every day. But
closely related to the habits that will be taken by the individual during his life. People
who do not apply healthy behaviors will ultimately disease. Do not just stop at a certain
disease, but also requires the handling of the health care team. Individual healthy
behaviors performed in order to maintain, restore and improve the health also gained
a healthy life.
Pendahuluan
lingkungan1. Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dr sakit)1.
Perilaku sehat atau perilaku kesehatan mencakup semua hal-hal yang kita lakukan
pengaruh itu diri fisik, mental, emosional, psikologis, dan spiritual kita. perilaku ini
berkisar dari menyikat gigi sehari-hari kita untuk berhubungan seks tanpa kondom; dari
berlatih yoga untuk mengatasi stres dengan merokok untuk manajemen berat badan.
segudang faktor mempengaruhi jenis perilaku di mana kita terlibat, apakah itu
bermanfaat atau berbahaya bagi kesehatan kita. Beberapa faktor yang status sosial
1. Merasakan kerentanan
2. Adanya penghalang
terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan (health practice). Hal ini
berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang
menjadi unit analisis penelitian. Pengetahuan kesehatan dapat degan mudah kita
pelajari dari berbagai sumber yang ada baik tertulis maupun dari internet. Sedangkan
sikap terhadap kesehatan adalah sikap kita ketika sebelum dan saat menghadapi suatu
situasi apakah itu sehat ataupun terjangkit penyakit tertentu misalnya kita pergi ke
dokter untuk memeriksakan keluhan batuk tidak kunjung sembuh. Kemudian praktik
kesehatan lebih mengarah pada cara individu mempraktikkan apa yang sudah didapat
dari mencari informasi tentang kesehatan tertentu. Ketiga perilkau ini menjadi
pemahaman dasar dalam kehidupan manusia. Jika ada satu hal tertinggal maka akan
mengakibatkan perilaku sehat yang tidak sempurna atau pasti terdapat masalah pada
Rumusan Masalah
masalah yakni.
karena merokok
Hipotesis
Penulis mengajukan dugaan terhadap masalah ini, yaitu pasien tersebut tidak
Pembahasan
Ada lima perilaku sehat yang umumnya dilaksanakan orang seseorang yaitu
sosial. Dalam konteks masalah ini, yang paling erat kaitannya adalah poin 2 dan
1. Perlindungan
Perilaku saat sakit adalah tindakan yang dilakukan oleh orang yang sakit,
baik yang dilakukan oleh orang lain atau dirinya sendiri2. Dalam masalah
ini, pasien tersebut sudah melakukan hal benar yaitu datang berobat ke
puskesmas dengan keluhannya batuk berdarah. Beberapa hal yang
B. Perubahan perilaku
persiapan, tindakan, dan pemeliharaan. Dalam konteks masalah ini, yang paling
1. Prekontemplasi
Adalah sikap dimana seseorang tidak atau belum ada niat untuk
merubah perilakunya2. Dalam masalah ini, pasien tersebut belum ada niat
Gambar 1 : merokok5
2. Kontemplasi
dalam arti merubah dirinya2. Dalam masalah ini, pasien pun belum siap
menyebabkan pasien tersebut tidak menaati apa yang dikatakan dokter tidak
dilaksanakan.
3. Persiapan
tujuannya tetapi meskipun niat itu sudah dimiliki masih saja gagal. Dalam
masalah ini, pasien tersebut sudah pernah berusaha untuk meminum obat
yang diberikan dokter namun karena bosan akhirnya berhenti dan sakitnya
Ada dua aspek yang berkaitan dengan masalah ini yakni respect dan
clarity. Respect yang berarti saling menghargai merupakan sebuah sikap yang
harus dimiliki oleh tiap-tiap individu2. Dalam masalah ini dapat diketahui
bahwa tidak ada respect yang tercipta. Hal ini diperkuat dengan pernyataan “ia
dan menjelaskannya secara ilmiah teoritis”. Dokter dan pasien dalam kasus ini
tidak menerapkan komunikasi yang efektif pada bagian respect yaitu rapport.
Seharusnya jika dokter dan pasien ini saling respect, akan timbul rapport yakni
bahasa penerimaan yang mudah dimengerti satu sama lain. Dokter menjelaskan
secara ilmiah teoritis kepada si pasien. Pasien tidak mengerti apa yang dokter
katakan sehingga timbul tidak adanya respect pada keduanya dan pasien pun
D. Analsis Transaksionil
atau lebih individu berbeda. Interaksi yang ada dalam masalah ini adalah isi
pikir yang dimiliki si pasien2. Komunikasi yang dilaksanakan oleh dokter dan
pasien dalam masalah ini adalah komunikasi orang tua-dewasa yang dapat
diketahui dari kalimat bahwa pasien tidak mau mendengarkan nasihat dokter
karena dianggap masih lebih muda darinya. Dokter tersebut sebagai oknum
Sebagai orang tua, seharusnya yang dilakukan oleh pasien adalah sudah
yang dimiliki orang tua sudah tidak bisa diubah seperti menganggap yang lebih
Hal ini menyebabkan pasien merasa tidak nyaman dan mungkin menyebabkan
karena bosan dan dianggap masih lebih muda dari sang pasien.
Pada masalah ini juga terjadi crossed transaction atau respon transaksi
ketidaknyamanan, kemarahan, menghindar, dll dan hal ini terjadi pada pasien
yang lebih memilih menghindar dari obat tau treatment yang sudah
transaction.
Kesimpulan
perilaku sehat individual. Pasien tersebut tetap saja merokok 20 batang per hari dengan
keadaan masih batuk berdarah dan tidak lagi meminum obat yang diberikan dokter
dengan alasan bosan, dokter masih dianggap lebih muda sehingga tidak mau didengar
Pasien juga sudah berusaha berubah tetapi tidak cukup tindakan saja tapi diperlukan
niat dan komitmen yang baik dari dalam dirinya. Dalam masalah ini, terdapat pula
kesalahan dari pihak dokter yang menjelaskannya tidak menggunakan bahasa yang
mudah dipahami pasien dan tidak ada pendekatan atau komunikasi yang baik dengan
pasiennya.
Daftar Pustaka
1. Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka; 2005
3. Hayden, Joanna. Introduction to Health Behavior Theory. 2nd Ed. Unites States
theory in public health. 2nd Ed. Unites States of America : Michael Brown;
2013.p.38