Anda di halaman 1dari 4

Contoh permintaan dari pemilik konstruksi :

Data pipa : D = 18” , t = 0,375” , L = 60 km


Lapis lindung pita polietilen, overlap = 5 cm. Kualitas baik,  = 5000 ohm-m2
Potensial proteksi pipa antara : -0,95 sampai –2,00 V, CSE
Potensial alamiah pipa (tanpa proteksi) = -0,55 V, CSE
Umur proteksi : 20 tahun
Anoda : besi-silikon, berat  20 kg, d = 2” x L = 60” ; dengan backfill (cannistered), d =
8” , L = 80” . Anoda dikubur vertikal, jarak antara Sa = 5m.
Transformer-Rectifier (TR) : silicon stack, kabinet dicat tahan korosi, fire proof, ripple
maks. 5% , input 220 V, 1 phasa, 50 Hz.
Resistivitas tanah groundbed: 20 ohm-m
Dari data tersebut kita akan menghitung terutama :

Jarak jangkauan proteksi, X m dari groundbed


Arus proteksi yang diperlukan
Jumlah anoda
Kapasitas TR
1. Perhitungan rancang bangun proteksi anodik arus tanding :
1. Menghitung tahanan pipa, r :
ρ pipa
r  di mana :  pipa = 0,18 x 10-6 ohm-m
π t D  t
D = 18” t = 0,375”
di mana :  pipa = 0,18 x 10-6 ohm-m
D = 18” t = 0,375”
0, 18 x 10 6
r   13, 44 x 10 6 ohm / m
3, 14 x 0, 375 x  18  0, 375  x 0, 02542
2. Konduktansi lapis lindung, g :
πD
g 
ω
3, 14 x 18 x 0, 0254
g   2, 87 x 10 4 S / m
5000
3. Konstanta atenuasi,  :

α  rg 
 13, 44 x 10 6
x 2, 87 x 10 4   6, 21 x 10 5 m1

4. Tahanan jaringan pipa, R :

R  r / g 
R   13, 44 x 10  / 2, 87 x 10  
6 4
 0, 216 ohm

5. Jangkauan proteksi, X

X 

Arc cosh E0 / Ex 
α
Arc cosh  1, 45 / 0, 40 
X   31, 6 km
6, 21 x 10 5

Ekor = potensial alamiah (korosi) baja dalam tanah, -0,55 V CSE


E0 = pergeseran potensial dari potensial alamiah dari pipa di dekat groundbed
(-0,55-2,00)V
Ex = pergeseran potensial dari potensial alamiah dari pipa pada jarak X (-0,55-0,95)V
Apa artinya ini? Artinya adalah bahwa jangkauan proteksi satu groundbed dapat
mencapai 31,6 km ke arah satu sisi, atau 63,2 km ke arah dua sisi. Jadi, bila
groundbed ditaruh di tengah-tengah, maka seluruh pipa sudah akan terproteksi
katodik, jika di tempat tersebut ada tenaga listrik. Kalau tidak, maka harus dipasang
dua groundbed. Disain yang paling aman menggunakan dua groundbed.

6. Keperluan arus proteks, I0 :


I 0   E0 / R  tanh  X

I0   1, 45 / 0, 216  tanh  6,21 x 105 


x 31600  6, 45 A

7. Sediaan arus, IR :
IR  I0 x S f1

IR  6, 45 x 1, 25  8, 06 A
Sf1 = faktor keamanan, 125%
Ini adalah arus yang harus disediakan untuk panjang 31,6 km. Untuk menjaga
keamanan, sediaan arus TR harus dikalikan lagi 150%, sehingga menjadi  12 A. Hal
ini untuk mengatasi apabila terjadi penyimpangan dalam penerapan lapis lindung atau
kondisi lingkungan berubah karena perkembangan aktivitas industri, dan sebagainya.
Banyak perancang yang menggunakan faktor keamanan berlebihan, sampai 500%.

8. Berat anoda per groundbed, W0 :


Data anoda : berat, w = 20 kg konsumsi C = 0,8 kg/AY
faktor guna (utilization factor) U = 0,8 umur anoda Y = 20 tahun
YxCxI
W0 
U
20 x 0, 8 x 12
W0   240 kg
0, 8
9. Jumlah anoda pergroundbed, N :
N  W 0 
/ w x Sf2

N   240 / 20  x 1, 5  18 anoda
Sf2 = faktor keamanan 150%, biasa digunakan untuk jumlah anoda untuk
mengatasi tahanan di mana resistivitas tanah sering mengalami perubahan
karena musim.

10. Tahanan anoda individual, Rv :


  tan ah   8L 
Rv  x  ln  1
2 L  d 
20
RV   ln  8 x 2  / 0, 2  1   5, 39 ohm
2 x 3, 14 x 2

 = 20 ohm-m L = panjang anoda dengan backfill, 2m


d = diameter anoda dengan backfill, 0,2 m
11. Faktor interferensi, F :
Anoda yang dikubur berdekatan akan saling mempengaruhi atau terjadi interferensi.
Faktorinterferensi F dapat dihitung menurut rumus :
ρ
F  1 ln  0, 66 x N 
π Sa Rv

20
F  1 ln  0, 66 x 18   1, 585
3, 14 x 5 x 5, 39
12. Tahanan groundbed, RN :
RN   Rv / N xF

RN   5, 39 / 18  x 1, 585  0, 475 ohm


13. Tegangan catu daya, V0 =
V0  IR  RN x Sf3  RC   E

V0  12  0, 475 x 1, 25  0, 2  2, 5  12, 025 V


Sf3 = faktor keamanan, 125% RC = tahanan rangkaian, 0,2 V
E = tegangan balik (back voltage), 2,5 V
Tegangan DC dari TR harus lebih besar dari V0 tetapi untuk keamanan sebaiknya tidak
lebih dari 60 V, meskipun di Indonesia TR dengan keluaran tegangan DC 100 V telah
digunakan oleh suatu perusahaan. Untuk disain ini disarankan untuk menggunakan
tegangan 24 V, sehingga keluaran DC dan TR adalah : 24 V, 12 A.

Anda mungkin juga menyukai