Anda di halaman 1dari 159



Dalam satu dasawarsa belakangan perkembangan segala aspek di dunia ini


begitu hebatnya. Sehingga telah memberi dampak yang menyentuh seluruh aspek
kehidupan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah komunikasi. Karena itu,
tidak aneh kalau akhir-akhir ini banyak orang yang tertarik untuk mempelajari
dan mengembangkan kemampuan (kompetensi) berkomunikasi. Kemampuan
berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi
kehidupan manusia, Dengan mampu berkomuniksi dengan baik kita bisa
membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih
sayang mengembangkan karier, Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi
yang buruk, kita juga memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan
menghambat kemajuan.
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang
harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Setiap orang
disadari atau tidak memeiliki kompetensi didalam dirinya. Kompetensi dimaknai
pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan
sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/
atau

latihan1.

Jadi

kompetensi

menurut

saya

adalah

pengetahuan

atau

ketrampilan seseorang yang cukup memadai tentang suatu hal.


Kompetensi yang dimiliki setiap orang pasti berbeda-beda tergantung
keterampilan dan tugas yang ia laksanakan. Begitupun dalam komunikasi. Setiap
orang tidak lepas dari apa yang namanya berkomunikasi. Kompetensi komunikasi
adalah pengetahuan atau keterampilan yang cukup memadai dalam komunikasi.
Menurut Slocum dan Hellriegel2 (2009), dalam penyampaian pesan, agar pesan
tersebut mampu diterima oleh komunikan secara efektif, seorang komunikator

http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (6 Maret 2010 06:24


WIB)

Kompetensi Komunikasi 1
harus memiliki kemampuan mengolah pesan, terampil dalam menggunakan
komunikasi nonverbal dan verbal, dan mampu melihat kondisi lingkungan baik
didalam maupun diluar diri komunikan. Kesemuanya itu merupakan kompetensi
komunikasi yang harus dimiliki oleh komunikator.
Dalam modul ini disediakan berbagai macam kompetensi-kompetensi dalam
komunikasi. Diantaranya beberapa konsep-konsep dasar tentang komunikasi,
penjelasan mengapa seorang komunikator yang kompeten harus memahami diri
sendiri dan orang lain, dan mempelajari hubungan antar pribadi. Modul ini pun
memberikan konsep komunikasi verbal dan nonverbal serta penerapannya serta
disediakan pelatihan tentang listening. Segala pelatihan di modul ini memberikan
dampak positif yang sangat besar untuk peserta pelatihan. Dengan pelatihan ini,
peserta mampu mengembangkan kompetensi komunikasinya ke arah yang
diinginkan agar segala bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukannya teraarah
dan efektif.

http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (6 Maret 2010 07.09


WIB)

Kompetensi Komunikasi 2

Kompetensi Komunikasi 3

COVER..............................................................................
............. 1
TRAINING
OVERVIEW.................................................................... 1
MIND
MAPPING............................................................................
.. 3
DAFTAR
ISI................................................................................
.... 4
TUJUAN PEMBELAJARAN ..............................................................
6
SELF
ASSESMENT .........................................................................
7
MODUL
PELATIHAN....................................................................... 11
Modul 1: Konsep Dasar Kompetensi Komuikasi................... . . . . . . . . . 11
Pengertian
Komunikasi........................................................................
16
Komponen Kompetensi Komunikasi....................................................
18
Fungsi Kompetensi
Komunikasi........................................................... 21
Kualitas Kompetensi
Komunikasi........................................................ 22
Modul 2: Komunikasi Verbal........................................................
26
Pengertian Komunikasi
Verbal ........................................................... 31
Pentingnya Komunikasi
Verbal............................................................ 31
Bahasa dan
Makna..............................................................................
.. 32
Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi.......................................... 35
Penggunaan Bahasa Secara
Efektif..................................................... 37
Modul 3: Komunikasi Nonverbal.................................................. 45
Pengertian Komunikasi
Nonverbal...................................................... 51
Fungsi Komunikasi
Nonverbal............................................................. 51
Penampilan
Fisik..............................................................................
.... 53
Interaksi..........................................................................
...................... 54
Sentuhan...........................................................................
.................... 55
Suara dan
Parabahasa.........................................................................
. 56
Bahasa Tubuh, Muka dan
Mata............................................................ 57

Kompetensi Komunikasi 4
Modul 4: Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain..................... . . . . . 66
Konsep Diri
Anda...............................................................................
.. 71
Persepsi - Inti
Komunikasi.................................................................. 73
Meningkatkan Keakuratan
Persepsi.................................................... 77
Modul 5:
Listening ..................................................................... 83
Konsep Dasar
Listening....................................................................... 88
Macam-macam Gaya
Listening .......................................................... 91
Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening.................................... 91

Listening
Empathic...........................................................................
.... 92
Modul 6: Komunikasi Antarpribadi............................................... 98
Konsep Dasar Komunikasi
Antarpribadi..............................................102
Proses Komunikasi
Antarpribadi.........................................................104
Hubungan Komunikasi
Antarpribadi....................................................106
SUMBER
RUJUKAN.........................................................................111

Kompetensi Komunikasi 5

1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pelatihan kompetensi komunikasi secara keseleruhan,
peserta diharapkan dapat:
a. Memahami konsep penting komunikasi kompetensi,
b. Berkompeten dalam bidang komunikasi,
c. Meningkatkan kemampuan komunikasi, dan
d. Meningkatkan kemampuan listening.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pelatihan kompetensi komunikasi secara keseleruhan,
peserta diharapkan dapat:
a. Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep dasar
kompetensi komunikasi,
b. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal,
c. Mampu berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal,
d. Mengetahui dan memahami konsep diri sendiri dan orang lain,
e. Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep listening,
f. Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep dasar
konteks komunikasi: Komunikasi Antarpribadi

Kompetensi Komunikasi 6


MENILAI KEMAMPUAN KOMPETENSI KOMUNIKASI 3

Instruksi: Jawab setiap pernyataan dibawah ini dengan jujur seperti yang saat ini
beralaku pada anda dalam percakapan biasa dengan orang lain.
1
N
o

1
2
3
4
5
6
7
8

PERNYATAAN

Sedikit Tidak Sedikit

t tidak

tidak

setuju

setuju

pasti

setuju

beradaptasi dengan harapan orang lain.


Saya menggunakan berbagai perilaku, termasuk keterbukaan
diri dan kecerdasan, untuk beradaptasi dengan orang lain.
Saya ingin terlibat dalam percakapan saya dengan orang lain.
Saya tahu bagaimana menanggapi karena aku cerdas dan
penuh perhatian kepada perilaku orang lain.
Saya menunjukkan keterlibatan saya dalam komunikasi
nonverbal dan komunikasi verbal.
Saya ingin membuat percakapan saya dengan orang lain
berjalan lancar.
Saya tahu bagaimana mengubah topik dan mengendalikan

11

melalui mata mereka dan merasakan apa yang mereka

14

memenuhi harapan orang lain.


Saya punya cukup pengetahuan dan pengalaman untuk
9
10

13

Saya ingin menyesuaikan perilaku komunikasi saya untuk

nada percakapan saya.


Sangat mudah bagi saya untuk mengelola percakapan.
Saya ingin memahami sudut pandang dan emosi orang lain
Saya tahu bahwa empati berarti mencoba untuk melihat

12

Sanga

rasakan
Saya menunjukkan pemahaman saya tentang orang lain
dengan mencerminkan pikiran dan perasaan kepada mereka.
Saya termotivasi untuk memperoleh tujuan percakapan yang
saya tetapkan untuk diri sendiri.
Setelah saya menetapkan tujuan interpersonal untuk diri
Kompetensi Komunikasi 7

5
Sangat
Setuju
sendiri, saya tahu langkah yang harus diambil untuk
15
16
17
18

mencapainya.
Saya berhasil mencapai tujuan antarpribadi saya.
Saya ingin berkomunikasi dengan orang lain dengan cara
yang tepat
Saya sadar aturan-aturan yang membimbing perilaku sosial
Aku bertindak dengan cara-cara yang memenuhi tuntutan
situasional.
Kategori “Sangat tidak setuju” mendapat nilai 1, “Sedikit tidak setuju” 2, “tidak
pasti” 3, “Sedikit setuju” 4, dan “Sangat Setuju” 5. Secara keseluruhan total harus
berkisar antara 18 – 90. Nilai tertinggi mengindikasikan memiliki kompetensi
komunikasi yang lebih, dan sebaliknya nilai terendah mengindikasikan memiliki
kompetensi komunikasi yang rendah.

Model Kompetensi Komunikasi


Motivasi (pertanyaan no 1, 4, 7, 10, 13, dan 16)
Ini adalah keinginan Anda untuk pendekatan atau menghindari percakapan dan
/ atau situasi sosial. Tujuan Anda (apa yang Anda inginkan dan dengan siapa)
memotivasi Anda untuk bertindak. Anda percaya diri atau kurang percaya diri
bahwa Anda akan berhasil mempengaruhi motivasi Anda

Pengetahuan (pertanyaan no 2, 5, 8, 11, 14, dan17)


Ini melibatkan cara untuk mengetahui bagaimana harus bertindak. Setelah
Anda memutuskan untuk mengejar tujuan percakapan, Anda membuat rencana
untuk mendapatkannya. Pengalaman sebelumnya dan / atau mengamati
informasi pengetahuan kamu yang lain

Skill (pertanyaan no 3, 6, 9, 12, 15, and 18)


Ini

melibatkan

perilaku

yang

benar-benar

dilakukan.

Anda

mungkin

termotivasi dan pengetahuan tentang bagaimana bertindak dalam situasi


tertentu, tetapi tidak memiliki keterampilan dasar.

Kompetensi Komunikasi 8
Kriteria Untuk Mengevaluasi Kompetensi Komunikasi

Kemampuan Beradaptasi (Periksa nilai pada butir 1, 2, 3)


Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengubah perilaku dan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan interaksi, juga dikenal sebagai "fleksibilitas"

Keterlibatan percakapan (Periksa nilai pada butir 4, 5, 6)


Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk terlibat secara kognitif dalam
percakapan dan menunjukkan keterlibatan melalui interaksi perilaku seperti
kepala mengangguk, isyarat vokal, dll

Mengetur percakapan (Periksa nilai pada butir 7, 8, 9)


Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengatur mengendalikan
percakapan melalui topik, menyesuaikan diri dengan perubahan topik,
menyela, dan mengajukan pertanyaan.

Sikap Empati (Periksa nilai pada butir 10, 11, 12)


Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menampilkan percakapan
pasangan Anda bahwa Anda memahami / situasinya atau bahwa Anda
berbagi / reaksi emosionalnya dengan situasi.

Efektifitas (Periksa nilai pada butir 13, 14, 15)


Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mencapai tujuan yang Anda
miliki untuk percakapan.

Kesesuaian (Periksa nilai pada butir 16, 17, 18)


Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menegakkan harapan suatu
situasi tertentu dengan berperilaku dari cara-cara orang lain yang anda
harapkan.

Kompetensi Komunikasi 9
3

http://www.austincc.edu/colangelo/1318/interpersonalcommunicationcompetence.htm

(6

Maret

2010 13:34 WIB)

22222222222222

MODUL 1:
KONSEP DASAR KOMPETENSI KOMUNIKASI
1. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Komunikasi10
1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Konsep
Dasar Kompetensi Komunikasi”, peserta diharapkan dapat:

Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep


dasar kompetensi komunikasi

1.2

Tujuan Pembelaran Khusus:


Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Konsep
Dasar Kompetensi Komunikasi”, peserta diharapkan dapat:

Memahami pengertian komunikasi

Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam komunikasi

Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi

Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi

2. Waktu
Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (dua jam).

3. Metode Penyajian
Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4. Alat Penyajian
Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector
Kompetensi Komunikasi11

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6. Pengaturan Tempat
Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7. Langkah-Langkah

Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

Memperkenalkan diri.

Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan.

Membagikan lembar pre-test.

Membagikan handout.

Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.”

Menjelaskan materi “komponen-komponen kompetensi komunikasi.”

Menjelaskan materi “fungsi kompetensi komunikasi.”


Menjelaskan materi “kualitas kompetensi komunikasi”

Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.


Kompetensi Komunikasi12

Membagikan lembar post-test.

Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

8. Panduan Pelaksanaan Modul

Kompetensi Komunikasi13
1. Pokok Bahasan

2. Sub Pokok Bahasan

Konsep Dasar Kompetensi Komunikasi


1. Pengertian Komunikasi
2. Komponen Kompetensi Komunikasi
3. Fungsi Kompetensi Komunikasi
4. Kualitas Kompetensi Komunikasi
Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep

3. Tujuan Umum

dasar kompetensi komunikasi


1. Memahami pengertian komunikasi
2. Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam

4. Tujuan Khusus

komunikasi
3. Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi
4. Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi

Ceramah

5. Metode

Tanya-jawab, dan

6. Waktu

 Diskusi
120 menit (2 jam)

7. Alat Penyajian

8. Teknik Evaluasi

9. Pengaturan Tempat

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

 Handout
Tertulis dan lisan

Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style


atau bentuk U

9. Langkah – Langkah
Langkah-Langkah Kegiatan
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

Waktu
2 menit

pelatihan.
Kompetensi Komunikasi14
2. Memperkenalkan diri.

3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi

5 menit

perkenalan
4. Membagikan lembar pre-test .
5. Membagikan handout

5 menit
5 menit

6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.”


7. Menjelaskan
materi
“komponen-komponen

20 menit
20 menit

kompetensi komunikasi.”
8. Menjelaskan
materi
“fungsi

kompetensi

20 menit

komunikasi”
9. Menjelaskan

kompetensi

20 menit

materi

“kualitas

komunikasi”
10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
11. Membagikan lembar post-test.
12. Memberi
kesimpulan
dan
menutup
pelatihan.
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)

sesi

10 menit
5 menit
5 menit
120 menit
Kompetensi Komunikasi15
10.Materi
10.1 Pengertian Komunikasi
Pada materi ini, modul yang di sajikan akan membahas pengertian
komunikasi dari berbagai tokoh komunikasi terkemuka di dunia, elemen
– elemen komunikasi dan karakteristik komunikasi.
Banyak pengertian yang telah dirumuskan oleh beberapa tokoh dunia. Salah
satunya adalah menurut Harold Laswell, menururt dia komunikasi adalah gambaran
mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan
apa efeknya. Jadi menurut dia Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa?
kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which

channel? to whom? with what effect?). Analisis 5 unsur menurut Lasswell:


1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai
kebutuhan

untuk

berkomunikasi

atau

yang

memulai

suatu

komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu


negara sebagai komunikator.

2. Says What? (pesan).


Apa

yang

akan

penerima(komunikan),

disampaikan/dikomunikasikan
dari

kepada

sumber(komunikator)atau

isi

informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang


mewakili
komponen

perasaan,nilai,gagasan/maksud
pesan

yaitu
makna,symbol

sumber
untuk

tadi.

Ada

menyampaikan

makna,dan bentuk/organisasi pesan.

3. In Which Channel? (saluran/media).


Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber)
kepada

komunikan(penerima)

baik

secara

langsung(tatap

muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).


Kompetensi Komunikasi16
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari
sumber.Disebut
tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunik
an/penafsir/penyandi balik(decoder).

5. With What Effect? (dampak/efek).


Dampak/efek

yang

terjadi

pada

komunikan(penerima)

setelah

menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya


pengetahuan, dll.
Jadi kesimpulannya Komunikasi adalah proses proses pengiriman
dan penerimaan pesan atau transformasi informasi dari satu orang ke
orang lain.
Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan yang
meliputi enam element; Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan,
kontreks, dan feedback (Rosenfeld & Berko, 1990). Komunikasi bisa
dianalogikan sebagai seorang pemanah yang dilengkapi panah dan
busur yang akan menembakannya ke sebuah target. Pemanah itu
diibaratkan sebagai komunikator atau pengirim pesan. Anak panah itu
adalah pesan, dan target adalah komunikan atau penerima pesan. Tetapi
seorang pemanah harus memerhatikan arah angin, jenis panah, jenis
target, dan jarak. Karakteristik seperti itulah yang harus diperhatikan
seorang komunikator agar tujuan yang diiginkan tercapai. Panah yang
meluncur cepat ke arah target. Di sana kita akan merasakan feedback.
Apakah panah tersebut tertancap atau tidak.
Akan tetapi komuikasi tidak semudah seperti pemanah yang
dianalogikan pada paragraf sebelumnya. Kita menghadapi komunikasi
antar manusia, yang memiliki karakteristik unik. Target pemanah tidak
dapat lari, sembunyi, berbohong, memanipulasi dan lain sebagainya.
Kompetensi Komunikasi17
Manusia bisa seperti itu. Sehingga komunikasi memiiki karekteristik,
diantaranya:
1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan
2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus
3. Komunikasi merupakan proses yang aktif
4. Arti pesan tergantung pada konteks

10.2 Komponen-Komponen Komunikasi


Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai
tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge,

skills, dan motivation.

Knowladge

Skills

Motivation

Communication
competency

1. Knowladge
Setiap kali anda ingin berkomunikasi, anda harus menganalisa
siapa, apa, dan dimana situasinya. Siapa partisipannya? sasaran apa
yang ingin ditujukan saat berinteraksi? Berada ditempat seperti apa
saat anda berinteraksi. Untuk menjawab pertanyaan itu anda harus
mengetahui siapa diri anda, bagaimana orang lain mersakan
keberadaan anda, seberapa dekat anda mendengarkan, hubungan
anda dengan orang lain, dan berbagai macam maksud yang tersedia
untuk menampilkan ide anda.
mengetahui siapa, apa, dan di mana membentuk dasar untuk
menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk berkomunikasi
secara kompeten.

Kompetensi Komunikasi18
2. Skills
Untuk

mengetahui

seberapakah

keterampilan

anda

dalam

menggunakan communication? Untuk menjawabnya silahkan isi


assement dibawah ini
Dibaawah

ini

merupakan

list

dari

communication

skill.

Mengindikasikan seberapa sering anda menggunakan keterampilan


komunikasi dan bagaimana kepuasan anda.

Gunakan skala di bawah ini untuk mennjawab seberapa sering


anda menggunakkan keterampilan komunikasi:
5 = setiap saat (91-100 persen)
4 = sering (71-90 persen)
3 = kadang-kadang (31-70 persen)
2 = jarang (11-30 persen)
1 = tidak pernah (0-10 persen)

Gunakan skala di bawah ini untuk menjawab seberapa puaskah


anda menggunakkan keterampilan komunikasi:
5 = sangat puas (91-100 persen)
4 = puas (71-90 persen)
3= kadang-kadang puas, kadang-kadang tidak (31-70 )
2 = tidak puas (11-30 persen)
1 = sangat tidak puas (0-10 persen)

No
1
2
3
4
5
6
7
8

Pernyataan

Seberap

Seberapa

a sering

puas

Saya mendengar secara efeektif


Saya menggunakan kata-kata yang tepat
Saya menggunakan pengucaan yang tepat
Saya menggunakan tatabahasa yang tepat
Saya menggunakan kontak mata
Saya berbicara pada tingkat yang tidak terlalu lambat ataupun cepat
Saya berbicara dengan lancar
Pergerakan saya, seperti gerak tubuh, menigkatkan apa yang saya
Kompetensi Komunikasi19
9
10
11
12
13
14
15
16

katakan
Saya memberikan feedback yang sesuai baik lisan maupun tidak lisan
Saya menggunakan berbagai vocal ketika berbicara
Saya berbicara tidak terlalu keras ataupun pelan
Saya menggunakan ekspresi muka yang tepat
Saya mengerti ide utama pembicara
Saya mengerti perasaan pembucara
Saya dapat membedakan fakta dari pendapat
Saya dapat membedakan berbicara untuk memberikan orang lain
informasi dan berbicara untuk mengajak seseorang untuk berpikir,

17
18
19
20
21

merasakan, atau melakukan segala hal


Saya dapat mengetahui ketika pendengar tidak mengerti pesan saya
Saya menyampaikan ide secara jelas dan ringkas
Saya menyampaikan dan membela persepktif saya
Saya mengorganisasikan pesan agar dimengerti
Saya menggunakan pertanyaan dan bentuk lain dari feedback untuk

kejelasan pesan
22 Saya merespon pertanyaan dan bentuk lain dari feedback untuk
23
24
25
26
27
28
29
30

melengkapi klarifikasi
Saya memberikan arahan yang mampu dimengerti
Saya menyimpulkan pesan dengan kata-kata saya sendiri
Saya menggambarkan pandangan orang lain
Saya menggambarkan perbedaan opini
Saya mengirimkan perasaan dan opini kepada orang lain
Saya memulai dan mempertahankan obrolan
Saya mengenali dan mengontrol kegelisahan dalam situasi komunikasi
Saya melibatkan orang lain dalam perkataan saya
Skala:
“Seberapa Sering”
135-150

= Sangat sering menggunakan keterampilan berkomunikasi


105-134

= Sering menggunakan keterampilan berkomunikasi

75-104

= Kadang-kadang menggunakan keterampilan berkomunikasi

45-74

= Jarang menggunakan keterampilan berkomunikasi

30-44

= Tidak pernah menggunakan keterampilan berkomunikasi

“Seberapa Puas”
135-150

= Sangat puas dengan kemampuan komunikasinya

105-134

= Puas dengan kemampuan komunikasinya


Kompetensi Komunikasi20
75-104

= Kadang-kadang Puas, kadang-kadang tidak puas dengan kemampuan


komunikasinya

45-74

= Tidak puas dengan kemampuan komunikasinya

30-44

= Sangat tidak puas dengan kemampuan komunikasinya

3. Motivation
Untuk
menginginkan

menjadi komunikator yang kompeten, anda harus


berkomunikasi

secara kompeten.

Anda

mungkin

didorong oleh kemungkinan seperti itu menjalin hubungan baru,


mendapatkan informasi yang diinginkan, mempengaruhi perilaku
seseorang, terlibat dalam pengambilan keputusan bersama, atau
memecahkan masalah. Sehingga anda sangat termotivasi untuk
melakukan itu semua

10.3 Fungsi Kompetensi Komunikasi


Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat terjadi
dalam segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi tersebut
diantaranya:

Untuk membuat suatu hubungan antar manusia

Untuk pertukaran informasi

Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku

Untuk mengurangi ketidak pastian dalam hidup anda

Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda

Untuk mencapai tujuan pekerjaan anda


10.4 Kualitas Kompetensi Komunikasi
Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam kualitas
dalam dirinya, yaitu:
1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan
sesuai dalam mengikuti aturan-aturan
Kompetensi Komunikasi21
Agar komunikasi itu tepat, pembicara harus mengenali dan
mengikuti segala aturan dalam interaksi yang khusus. Seseorang
yang tidak mengikuti aturan sering dianggap kasar dan aneh, bahkan
sering dianggap buangan. Jelas saja, karena berbeda situasi,
berbeda juga aturan didalamnya. Dalam situasi tertentu tepat, tetapi
tidak tepat pada saat situasi itu berbeda.

2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif


Komunikator yang efektif merancang
kebutuhan,

keinginan,

dan

hasrat.

tujuan mereka terkait

Komunikator

yang

efektif

berkomunikasi dengan cara-cara yang membantu mereka mencapai


tujuannya.

3. Seorang

komunikator

yang

berkompeten

harus

mampu

beradaptasi
Komunikator yang mampu beradaptasi mengenali persyaratan
dari situasi dan menyesuaikan komunikasi mereka untuk mencapai
tujuan mereka. Adaptasi memiliki tiga komponen. Kesatu dan
keduanya adalah yang sudah dibahas di awal. Komponen yang ketiga
adalah menyadari efek nilai yang kamu adaptasi.

4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali


barikade untuk efektifitas komunikasi
Barikade adalah sebuah rintangan yang menjaga anda dari
pencapaian tujuan komunikasi anda, bisa mengambil dari salah satu
dari lima bentuk; budaya, lingkungan, personal, hubungan, dan
bahasa.

5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali


bahwa kompetensi adalah persoalan tingkatan
Kompetensi Komunikasi22
Kompetensi bukanlah sesuatu yang kamu miliki maupun yang
tidak kamu miliki. Itu datang dari suatu tingkatan.

6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika


Etika adalah aturan untuk tingah laku yang membedakan benar
dari salah.

11.Pre-test
1. Jelaskan menurut Anda pengertian komunikasi?
2. Jelaskan menurut Anda pengertian kompetensi komunikasi?
3. Sebutkan sepengetahuan Anda apa saja yang harus di miliki seseorang
untuk berkompeten dalam komunikasi? Dan apakah anda sudah merasa
memiliki kompetensi komunikasi?

12. Post-test
1. Jelaskan pengertian komunikasi?
2. Jelaskan pengertian kompetensi komunikasi?
3. Gambarkan

kelemahan

dan

kekuataan

komunikasi

Anda

dengan

menggunakan assessment communication skill !


4. Jelaskan komponen kompetensi komunikasi dan ilustrasikan masingmasing dengan
contoh diri sendiri!

13.Handout
Kompetensi Komunikasi23
Komunikasi adalah proses proses pengiriman dan penerimaan pesan atau
transformasi informasi dari satu orang ke orang lain. Komunikasi, proses
pengiriman dan penerimaan pesan yang meliputi enam element; Komunikator,
Komunikan, pesan, tujuan, kontreks, dan feedback. Komunikasi memiiki
karekteristik, diantaranya:
1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan
2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus
3. _________________________________
4. _________________________________
Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan
komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge, skills, dan

motivation.
Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat terjadi dalam
segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya:

Untuk membuat suatu hubungan antar manusia

_____________________________

Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku

_____________________________

Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda

_____________________________

Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam kualitas dalam


dirinya, yaitu:
1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan sesuai dalam
mengikuti aturan-aturan
2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif
3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu beradaptasi
4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali barikade untuk
efektifitas komunikasi
5. Seorang

komunikator

yang

berkompeten

harus

mengenali
bahwa

kompetensi adalah persoalan tingkatan


Kompetensi Komunikasi24
6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika

Kompetensi Komunikasi25
MODUL 2:
KOMUNIKASI VERBAL
1. Tujuan Pembelajaran
1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
Setelah

mengikuti

pelatihan

Kompetensi

Komunikasi,

sesi

“Komunikasi Verbal”, peserta diharapkan dapat:


Mengetahui dan memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi


verbal

Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal

Mengetahui

dan

memahami

perbedaan

komunikasi

verbal

dan

nonverbal

1.2 Tujuan Pembelaran khusus:


Setelah

mengikuti

pelatihan

Kompetensi

Komunikasi,

sesi

“Komunikasi Verbal”, peserta diharapkan dapat:



Memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi verbal

Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna

Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna denotatif dan


konotatif, serta berbagi bahasa

Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi verbal yang


disebabkan oleh masalah bahasa.

Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif

Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan bahasa

Kompetensi Komunikasi26
2. Waktu
Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (2 jam)

3. Metode Penyajian
Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4. Alat Penyajian
Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6. Pengaturan Tempat
Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

Kompetensi Komunikasi27
7. Langkah-Langkah
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal”
7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal”
8. Menjelaskan

materi

“bahasa

dan

makna

rintangan

untuk

kesuksesan

komunikasi”
9. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara efektif”
10.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
11. Membagikan lembar post-test.
12.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

Kompetensi Komunikasi28
8. Panduan Pelaksanaan Modul

1. Pokok Bahasan

Komunikasi Verbal
1. Pengertian Komunikasi Verbal
2. Pentingnya Komunikasi Verbal

2. Sub Pokok Bahasan

3. Bahasa dan Makna


4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi
5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif
1. Mengetahui dan memahami pentingnya komunikasi verbal
2. Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan

3. Tujuan Umum

nonverbal
3. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal
dan nonverbal
1. Memahami betapa pentingnya komunikasi verbal
2. Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna
3. Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna
denotatif dan konotatif, serta berbagi bahasa

4. Tujuan Khusus

4. Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi


verbal yang disebabkan oleh masalah bahasa
5. Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif
6. Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan

bahasa
Ceramah

5. Metode

Tanya-jawab, dan

6. Waktu

 Diskusi
120 menit (2 jam)

7. Alat Penyajian

8. Teknik Evaluasi

9. Pengaturan Tempat

Notebook


LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

 Handout
Tertulis dan lisan
Kompetensi
Komunikasi29
Ruangan ber-AC dengan penataan kursi
berbentuk
theatre style
atau bentuk U
9. Langkah – Langkah
Langkah-Langkah Kegiatan
pelatihan
dengan
menyapa

1. Memulai

peserta

Waktu
2 menit

pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.

3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan

5 menit

4. Membagikan lembar pre-test .


5. Membagikan handout

5 menit
5 menit

6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal”


7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal”
8. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan

20 menit
20 menit
20 menit

untuk kesuksesan komunikasi”


9. Menjelaskan materi “Penggunaan

20 menit

bahasa

secara

efektif”
10.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
11. Membagikan lembar post-test.
12.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)

10 menit
5 menit
5 menit
120 menit

10. Materi
10.1 Pengertian Komunikasi Verbal
Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan verbal adalah
semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa
Kompetensi Komunikasi30
dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana,
2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan
aturan

untuk

mengkombinasikan

simbol-simbol

tersebut,

yang

digunakan dan dipahami suatu komunitas.


Jalaluddin

Rakhmat

(1994),

mendefinisikan

bahasa

secara

fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat


yang

dimiliki

bersama

untuk

mengungkapkan

gagasan.

Ia

menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila


ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk
menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua
kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan
tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata
harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.

10.2 Pentingnya Komunikasi Verbal


Bahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda
menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk meceritakan
kepada orang dan menceritakan kejadian pengalamanmu, mengatur
perilaku, seperti ketika Anda berbicara kepada diri sendiri saat memilih
tindakan; dan untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda
mencoba untuk mempersuasi temanmu.

10.3 Bahasa dan Makna


Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna dalam
dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat arbitrer yang
berdiri untuk atau mewakili sesuatu.

10.3.1Simbol Akbstrak dan Kongkrit


Kompetensi Komunikasi31
Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat, yaitu
konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik dan mengacu
pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan dapat merujuk kepada
banyak hal.

10.3.2Denotasi dan Konotasi


Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara
objektif. Sering juga makna denotatif disebut maka konseptual, makna
denotasional atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain.
Pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotasi
ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil
menurut

penglihatan,

penciuman,

pendengaran,

perasaan,

atau

pengalaman lainnya.
Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat
pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan
penting di dalam ujaran. Dalam beberapa buku pelajaran, makna
denotasi sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau makna
pusat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa makna
denotasi adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai dengan
indera manusia. Kata yang mengandung makna denotatif mudah
dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu walaupun masih
bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya adalah makna
yang telah diketahui secara jelas oleh semua orang. Berikut ini
beberapa contoh kata yang mengandung makna denotatif:

1. Dia adalah wanita cantik

Kompetensi Komunikasi32
Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita yang
berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang indah dan
berambut hitam legam.
2. Tami sedang tidur di dalam kamarnya.
Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Tami sedang
beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur).

Masih banyak contoh kata-kata lain yang mengandung makna


denotatif selama kata itu tidak disertai dengan kata lain yang dapat
membentuk makna yang berbeda seperti contoh kata wanita yang
makna denotasinya adalah seorang perempuan dan bukan laki-laki.
Namun bila katawanita disertai dengan kata malam (wanita malam)
maka akan menghasilkan makna lain yaitu wanita yang dikonotasikan
sebagai wanita nakal.
Makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata
ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu
mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki
nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi, tetapi dapat juga
disebut berkonotasi netral. Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata
seringkali juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen kata itu
sebagai sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu
yang positif maka akan bernilai rasa yang positif; dan jika digunakan
sebagai lambang sesuatu yang negatif maka akan bernilai rasa negatif.
Misalnya,

burung

garuda karena

dijadikan

lambang

negara

republikIndonesia maka menjadi bernilai rasa positif sedangkan makna


konotasi

yang

bernilai rasa negatif

seperti buaya yang

dijadikan

lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu


menahu kalau dunia manusia Indonesiamenjadikan mereka lambang
yang tidak baik.
Kompetensi Komunikasi33
Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok
masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain, sesuai
dengan

pandangan

hidup

dan

norma-norma

penilaian

kelompok

masyarakat tersebut. Misalnya katababi, di daerah-daerah yang


penduduknya mayoritas beragama islam, memiliki konotasi negatif
karena binatang tersebut menurut hukum islam adalah haram dan najis.
Sedangkan di daerah-daerah yang penduduknya mayoritas bukan islam
seperti

di

pulau Bali atau

pedalama

Irian

Jaya,

kata babi tidak

berkonotasi negatif.
Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu.
Misalnya kataceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti
“cerewet”

tetapi

sekarang

konotasinya

positif.

Sebaliknya

kata perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi netral, tetapi


kini berkonotasi negatif.

10.3.3 Private Language dan Shared Language

Private Language mengacu kepada makna bahasa yang disetujui


oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih besar;

Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh semua


bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri dari kata
khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum.
Kata-kata

khusus,

sering

disebut

jargon,

memiliki

dua

tujuan. pertama, mereka melayani singkatan bagi mereka yang akrab


dengan mereka. Kata-kata khusus juga membantu identitas mereka
yang menggunakan mereka sebagai anggota dari kelompok yang sama.

10.4

Rintangan

Untuk

Kesuksesan

Komunikasi:

Bahasa

Sempurna Kami
Kompetensi Komunikasi34
Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa, bahasa

adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan, seperti setiap alat, hal
ini

memiliki

keterbatasan. Di

antara

hambatan

paling

umum

untuk

komunikasi yang sukses adalah polarization, indiscrimination, fact-

conference confusion, Allness, static evaluation, dan the bypass.

10.4.1 Polarization
Polarisasi adalah kecenderungan dalam menggambarkan orangorang,

ide,

dan

kejadian. Ketika

Anda

menggunakan

bahasa

terpolarisasi, sebuah ide yang konyol atau indah, kenalan baru yang
baik ramah, dan film adalah salah satu yang terbaik atau yang terburuk
yang pernah anda llihat.

10.4.2 Indiscrimination
Tidak ada dua orang, gagasan, peristiwa, atau proses itu
identik. Untuk menghindari masalah indiscrimination, harus menyadari
bahwa tidak dua orang, ide-ide, objek, peristiwa, atau proses itu
identik, bahkan jika mereka berbagi kategori yang sama - atau yang
disebut dengan nama yang sama - karena kemiripan yang sama.

10.4.3 Fact-Inference Confusion


Fakta-fakta adalah pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada
pengamatan; mereka yang terkait langsung dengan apa yang Anda lihat,
dengar, sentuh, rasa, atau cium.

Fact-Inference

Confusion,

merupakan
Kecenderungan

untuk

menanggapi sesuatu yang seolah-olah itu diamati ketika, dalam


kenyataannya, itu hanyalah kesimpulan, terjadi karena bahasa kita tidak
membuat tata bahasa perbedaan antara fakta dan kesimpulan

Kompetensi Komunikasi35
Masalah terjadi ketika Anda menyatakan kesimpulan seolah-olah
mereka adalah fakta, karena ketika Anda dan orang lain mungkin setuju
atas kebenaran fakta tersebut, tidak ada jaminan mengharapkan orang
lain untuk memperlakukannya seperti itu, tapi Anda dapat terjadi
kesalahpahaman jika anda gagal untuk mengenali bahwa kesimpulan itu
benar-benar sebuah pendapat subjektif.

10.4.4 Allness

Allness adalah asumsi bahwa ketika Anda mengatakan sesuatu,


Anda telah mengatakan semua pada subjek yang dikehendaki. Sadari
bahwa apa pun yang Anda atau orang lain katakan tentang sesuatu,
pasti ada yang lebih banyak untuk dikatakan.

10.4.5 Static Evaluation


Segala sesuatu di dunia ini terus berubah, terus-menerus dalam
proses, tapi bahasa kita cenderung untuk tetap statis. Hasilnya disebut
statis evaluasi, ketidakmampuan bahasa kita untuk memperhitungkan
perubahan konstan. disadari bahwa segala sesuatu yang dikatakan
berlaku untuk waktu tertentu. Sebuah perspektif baru, atau setidaknya
skeptisisme yang sehat dari perspektif lama, adalah bertujuan untuk
mengikuti perubahan

10.4.6 Bypassing

Bypassing

terjadi ketika Anda menganggap bahwa Anda salah

memaknai kata-kata Anda sama dengan orang lain. Untuk menghindari


masalah itu, jangan beranggapan bahwa makna digunakan bersamasama hanya karena
orang lain mengangguk semangat dan tampaknya
mengerti.

10.5 Penggunaan Bahasa Secara Efektif


Kompetensi Komunikasi36
Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses dimulai
dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita, tetapi mereka tidak
berakhir di sana. Cara kita menggunakan bahasa - kata yang kita pilih dan
cara kita menempatkan mereka bersama - menimbulkan lebih banyak
masalah. Di

antara

masalah

komunikasi

yang

paling

umum

adalah

penggunaan bahasa yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang


menciptakan kesan negatif.

10.5.1 Bahasa Yang Tidak Jelas


Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas yaitu; katakata relatif,
eufemisme, klise, kata emotif, distorsi, dan oxymoron.

Kata-Kata Relatif
Kata relatif mendapatkan maknanya dengan perbandingan. kecuali
titik perbandingan yang telah ditentukan, kata relatif kurang
jelas. Setiap kali Anda mengevaluasi sesuatu tanpa menunjukkan
kriteria Anda, untuk kata-kata tertentu makna Anda mungkin
berbeda dari orang lain.

Eufemisme
ufemisme adalah bahasa ofensif untuk menggantikan bahasa yang
kasar. Tujuan eufemisme adalah untuk melunakkan pukulan dari apa
yang Anda katakan. Sayangnya, pelunakan itu sering menyebabkan
efek samping yang tidak diinginkan: kurangnya kejelasan.

Klise
Klise yang usang menyampaikan ekspresi yang umum atau populer.
Klise kekurangan keaslian dan dampak karena penggunaan yang
berlebihan. Ketika klise yang sekarang digunakan pertama kali,
mereka punya makna khusus berdasarkan apa yang benar-benar
digambarkan.

Kata Emotif

Kompetensi Komunikasi37
Kata emotif tampaknya deskriptif, tetapi sebenarnya kata-kata
emotif itu berkomunikasi dari sebuah sikap terhadap sesuatu atau
seseorang. Tergantung pada suka atau tidak suka, Anda memilih
kata-kata yang mengkomunikasikan sikap Anda.

Distorsi
Komunikasi adalah bahasa yang paling jelas ketika digunakan untuk
mendistorsi makna. Upaya-upaya untuk membesar-besarkan (atau
untuk meminimalkan) nilai, kepentingan, atau nilai dari sesuatu yang
biasanya melibatkan bahasa terdistorsi.

Oxymoron
Oxymoron adalah frase dari diri sendiri yang bertentangan.

10.5.2 Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan


Bahasa Seksis
Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip
seksual

atau

superioritas

salah

satu

jenis

kelamin,

dapat

Kompetensi Komunikasi38
dihilangkan dengan dua cara: pengganti istilah netral jender atau
tandai jender secara jelas

Bahasa Rasis
Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip
atau

superioritas

satu

ras

yang

dapat

dihilangkan

dengan

menggunakan bahasa yang kongkrit.


Bahasa Yang Lemah


Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak mencerminkan
dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol dengan mendengarkan
untuk memagari, kualifikasi, keragu-raguan, pertanyaan tag, dan
penyangkalan dan menghindari mereka, serta menggunakan bahasa
sederhana.

Kompetensi Komunikasi39
11.Pre-test
1. Jelaskan menurut Anda pengertian Komunikasi Verbal
2. Apakah bahasa verbal penting bagi anda? Jelaskan!
3. Jelaskan menurut Anda perbedaan antara bahasa abstrak dan konkret,
makna denotatif dan konotatif!

Perhatikan cerita di bawah ini:


Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara efektif.
Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan pengertian komunikasi
yang tidak dimengerti oleh mahasiswa.
4. Jelaskan, dari sudut pandang
Selamat pagi anak-anak.
Hari ini kita akan belajar
tentang komunikasi.

mahasiswa yang digambarkan


di

samping,

komunikasi

hubungan
dan

apa

kata
yang

mengacu pada gambar terakhir


(gambar

mahasiswa

berpikir

dan mengatakan “hah?”)

Komunikasi adalah mode


penyampaian informasi yang
bermakna atau konsep yang
berdampak pada input dan
hubungan interpersonal

Hah ???
12.Post-test
1. Jelaskan pengertian Komunikasi Verbal!
2. Jelaskan fungsi bahasa dalam kehidupan manusia!
3. Jelaskan perbedaan antara bahasa abstrak dan konkret, serta makna
denotatif dan konotatif!
Perhatikan cerita di bawah ini:
Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara efektif.
Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan pengertian komunikasi yang
tidak dimengerti oleh mahasiswa.
4. Jelaskan, dari sudut pandang
.
Selamat pagi anak-anak.
Hari ini kita akan belajar
tentang komunikasi.

mahasiswa yang digambarkan


di

samping,

komunikasi

hubungan
dan

apa

kata
yang

mengacu pada gambar terakhir


(gambar

mahasiswa

berpikir

dan mengatakan “hah?”)


Komunikasi adalah mode
penyampaian informasi yang
bermakna atau konsep yang
berdampak pada input dan
hubungan interpersonal

5. Jelaskan, dari sudut pandang


4. Jelaskan, dari sudut pandang

dosen
yang digambarkan
digambarkan di
dosen yang
di
samping,
samping,

dapatkah
hubungan

Anda
kata

mendefinisikan
yang
komunikasi danmasalah
apa yang

mengacu pada gambar


diidentifikasi
dalam terakhir
gambar
(gambar mahasiswa
tersebut
Hah ???

berpikir
dengan

dan
mengatakan “hah?”)
membandingkan
dua deskripsi
dari anda?
13.Handout
1. Pengertian Komunikasi Verbal
Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan verbal adalah
semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat
juga dianggap sebagai sistem kode verbal.

2. Pentingnya Komunikasi Verbal


Bahasa

verbal

merupakan

alat

yang

sangat

berguna.

Anda

menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk meceritakan


kepada

orang

dan

menceritakan

kejadian pengalamanmu,

mengatur

perilaku, seperti ketika Anda berbicara kepada diri sendiri saat memilih
tindakan; dan untuk mengatur perilaku orang lain, seperti ketika Anda
mencoba untuk mempersuasi temanmu.

3. Bahasa dan Makna


Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna dalam
dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat arbitrer yang berdiri
untuk atau mewakili sesuatu.

Simbol Akbstrak dan Kongkrit


Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat, yaitu
konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik dan mengacu
pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan dapat merujuk kepada
banyak hal.

Denotasi dan Konotasi


Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara
objektif.
Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat
pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan
penting di dalam ujaran.

Private Language dan Shared Language


Private Language mengacu kepada makna bahasa yang disetujui
oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih besar;

Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh semua


bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri dari kata
khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum.

4. Rintangan

Untuk

Kesuksesan

Komunikasi:

Bahasa

Sempurna Kami
Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa, bahasa

adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan, seperti setiap alat, hal
ini

memiliki

keterbatasan. Di

antara

hambatan

paling

umum

untuk

komunikasi yang sukses antara lain:


polarization,

indiscrimination,

fact-conference confusion,

Allness, static evaluation, dan


The bypass.

5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif


Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses dimulai
dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita, tetapi mereka tidak
berakhir di sana. Cara kita menggunakan bahasa - kata yang kita pilih dan
cara kita menempatkan mereka bersama - menimbulkan lebih banyak
masalah. Di

antara

masalah

komunikasi

yang

paling

umum

adalah

penggunaan bahasa yang tidak jelas dan penggunaan bahasa yang


menciptakan kesan negatif.

Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas yaitu; kata-kata
relatif, eufemisme, klise, kata emotif, distorsi, dan oxymoron.

Kata-Kata Relatif

Eufemisme

Klise

Kata Emotif

Distorsi

Oxymoron

6. Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan


Bahasa Seksis
Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip
seksual atau superioritas salah satu jenis kelamin, dapat dihilangkan
dengan dua cara: pengganti istilah netral jender atau tandai jender
secara jelas

Bahasa Rasis
Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap stereotip
atau superioritas satu ras yang dapat dihilangkan dengan menggunakan
bahasa yang kongkrit.

Bahasa Yang Lemah


Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak mencerminkan
dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol dengan mendengarkan untuk
memagari,

kualifikasi,

keragu-raguan,

pertanyaan

tag,

dan

penyangkalan dan menghindari mereka, serta menggunakan bahasa


sederhana.
MODUL 3:
KOMUNIKASI NONVERBAL
1. Tujuan Pembelajaran
1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
Setelah

mengikuti

pelatihan

Kompetensi

Komunikasi,

sesi

“Komunikasi Nonverbal”, peserta diharapkan dapat:


Mengetahui

dan

memahami

pengertian

pentingnya

komunikasi

Nonverbal

Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal

Mengetahui

dan

memahami

perbedaan

komunikasi

verbal

dan

nonverbal

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:


Setelah

mengikuti

pelatihan
Kompetensi

Komunikasi,

sesi

“Komunikasi Nonverbal”, peserta diharapkan dapat:


Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang lain

Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe tubuh, daya


tarik fisi, baju, dan perhiasan

Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam interpretasi dari
isyarat-isyarat nonverbal

Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah sentuhan

Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi dan


mengatur interaksi sosial.

Memahami aspek-aspek suara selain ucapan dalam komunikasi


nonverbal

2. Waktu
Lama proses penyampaian materi adalah 130 menit (2 jam 10 menit)
3. Metode Penyajian
Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4. Alat Penyajian
Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6. Pengaturan Tempat
Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7. Langkah-Langkah
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi nonverbal”
7. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi nonverbal”
8. Menjelaskan materi “Penampilan fisik”
9. Menjelaskan materi “interaksi”
10. Menjelaskan materi “sentuhan”
11. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa”
12. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata”
13.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
14. Membagikan lembar post-test.
15.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

8. Panduan Pelaksanaan Modul


1. Pokok Bahasan

Komunikasi Nonverbal
1. Pengertian komunikasi nonverbal
2. Pentingnya fungsi komunikasi nonverbal
3. Penampilan fisik

2. Sub Pokok Bahasan

4. Interaksi
5. Sentuhan
6. Suara dan Parabahasa
7. Bahasa tubuh , muka dan mata
1. Mengetahui

dan

memahami

pengertian

pentingnya

komunikasi Nonverbal
2. Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan
3. Tujuan Umum

nonverbal
3. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal
dan nonverbal
1. Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang
lain
2. Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe
tubuh, daya tarik fisi, baju, dan perhiasan
3. Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam
interpretasi dari isyarat-isyarat nonverbal

4. Tujuan Khusus

4. Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah


sentuhan
5. Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi
dan mengatur interaksi sosial.
6. Memahami

aspek-aspek

suara

komunikasi nonverbal

Ceramah

5. Metode

Tanya-jawab, dan
6. Waktu

 Diskusi
130 menit (2 jam 10 menit)

7. Alat Penyajian

8. Teknik Evaluasi

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

 Handout
Tertulis dan lisan

selain

ucapan

dalam
9. Langkah – Langkah
1. Memulai

Langkah-Langkah Kegiatan
pelatihan
dengan
menyapa

Waktu
peserta

pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.

2 menit
3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan

5 menit

4. Membagikan lembar pre-test .


5. Membagikan handout

5 menit

6. Menjelaskan

materi

“pengertian

5 menit
komunikasi

nonverbal”
7. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi

20 menit
20 menit
nonverbal”
8. Menjelaskan materi “Penampilan fisik”
9. Menjelaskan materi “interaksi”
10. Menjelaskan materi “sentuhan”
11. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa”
12. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata”
13.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
14. Membagikan lembar post-test.
15.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)

10 menit
10 menit
10 menit
10 menit
10 menit
10 menit
5 menit
5 menit
130 menit

10.Materi
10.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal
Bentuk awal komunikasi ini mendahului evolusi bagian otak
(neocortex) yang berperan daam penciptaan dan pengembangan
manusia. Komunikasi nonverval lebih tua dari komunikasi verbal. Kita
lebih awal melakukannya,karena hingga usia kira-kira 18 bulan, kita
secara total bergantung pada komunikasi nonverbal seperti sentuhan,
senyuman, pandangan mata, dan sebagainya.
Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau pesan verbal
adalah semua jenis simbol yang menggunakan gerakan tubuh, isyarat
tubuh dan ekspresi muka. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E.
Porter (dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi mencangkup semua
rangsangan

(kecuali

rangsangan

verbal)

dalam

suatu

setting

komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan


individu, yang mempunyai nilai pesan, potensial bagi pengirim atau
penerima

10.2 Fungsi Komunikasi Nonverbal


Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan
dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu
jalin menjalin dalam komunikasi tatap-muka settiap hari. Akan tetapi,
kita dapat menemukan setidaknya tiga perbedaan pokok antara
komunikasi
nonverbal

verbal
adalah

dan

nonverbal.

saluran

tunggal,

Pertama,

sementara

perilaku

perilaku

nonverbal

bersifat

multisaluran. Kedua, pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan


nonverbal bersinambung. Ketiga, komunikasi nonverbal lebih banyak
mengandung lebih banyak muatan emosional daripada komunikasi
verbal.
Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa
fungsi. Paul Ekman (dalam dalam Deddy Mulyana, 2005) menyebutkan
lima fungsi pesan nonverbal, yakni sebagai:

Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki
kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan,
“Saya tidak sungguh-sungguh”

Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukan depresi atau


kesedihan.

Regulator.

Kontak

mata

berarti

saluran

percakapan

terbuka.

Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.


Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada


dalam tekanan. Itu merupakan respon yang tidak disadari yang
merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.

Affect Display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation) menunjukan


peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukan perasaan
takut, terkejut, atau senang.
Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku verbal, perilaku

nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:


Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal, misalnya Anda


mengangukan kepala ketika mengatakan “Ya”.

Memperteguh,

menekankan,

atau

melengkapi

perilaku

verbal.

Misalnya Anda melambaikan tangan seraya mengucapkan “Selamat


Jalam” atau “Bye bye”. Isyarat nonverbal itulah yang disebut affect

display.

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi berdiri


sendir, misal Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak
tangan mengarah kedepan (pengganti kata “Tidak”) ketika seorang
pengamen mendatangi Anda.

Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya Anda


sebagai mahasiswa mengenakan jaket atau membereskan bukubuku, atau melihat jam
tangan Anda menjelang kuliah berakhir,
sehingga dosen segera menutuo kuliahnya.

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan


perilaku verbal. Misalnya, seorang dosen melihat jam tangan dua –
tiga kali, padahal tadi ia mengatakan bahwa ia mempunyai waktu
untuk berbicara dengan Anda sebagai mahasiswanya.

10.3 Penampilan Fisik


Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang,
baik itu bentuk tubuh, body image, ataupun busananya.

10.3.1Bentuk Tubuh
Setiap

bentuk

tubuh

mempengaruhi

dan

mendorong

perbedaan stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh


besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang tersebut kuat,
menyeramkan, banyak makan, rajin berolah raga dan lain
sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang yang bertubuh
kurus, mungkin anda akan mengira orang tersebut kurang makan,
tidak pernah berolah raga, lemah dan lain sebagainya.

10.3.2Image Body
Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik,
tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika sedang
berinteraksi

dengan

orang

lain.

Gambaran-gambaran

ideal

mengebaik tubuh menjadi impian para laki-laki dan perempuan.

10.3.3Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai
kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhicara
kita berdandan. Seorang wanita muslim, ia menandai dirinya
sebagai muslim dengan memakai kerudung.
Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas
pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang yang
konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.
Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang
yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian
berbeda.

10.4 Interaksi
Karena makan adalah isi, perilaku nonverbal mempunyai sedikit
makna diluar situasi yang mana terpikiran oleh meraka. Misalnya,
perilaku nonverbal yang mengkomunikasikan kesedihan dapat juga
mengkomunikasikan kegembiraan
Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal, yakni:
10.4.1Konteks Fisik
Konteks

fisik

dapat

dianalisis

dari

berbagai

dimensi.

Contohnya konteks fisik dapat dinilai sesuai dengan tingkat


formalitas, kenyamanan, privasi, keakraban, dan kedekatan

10.4.2Konteks Psikologi
Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni

territoriality dan ruang pribadi.


Territoriality

adalah

perasaan

kepemilikan

terhadap

beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara


tetap. Mungkin tidak akan benar-benar logis untuk mengklaim
daerah-daerah tertentu di lingkungan Anda, tetapi Anda tetap
melakukannya. Misalnya, Anda merasa bahwa kamar tempat Anda
tidur adalah kamar Anda. Karena Anda merasa menjadi bagian
dari lingkungan yang menyatu ke dalam diri Anda.
Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”, satu dari
empat wilayah yang digunakan manusia berdasarkan perspektif
Lyman dan Scott (wilayah publik, wilayah rumah, wilayah
interaksional, dan wilayah pribadi). Untuk membuktikan bahwa
setiap orang mempunyai wilayah pribadi ini-bila Anda laki-lakihampirilah seorang
wanitayang anda tidak kenal sedekat mungkin
dengan Anda. Ia pasti akan memberikan reaksi, seperti bergeser
ke samping atau meletakan buku sebagai pembatas antara dia dan
Anda.

Edward

T.

Hall

(dalam
Deddy

Mulyana,

2005)

mengemukakan empat zona spesial dalam interaksi sosial:


Zona intim (0 – 18 inci), untuk kegiatan intim, termasuk


lewat rahasia dan memiliki percakapan rahasia

Zona pribadi (18 – 4 kaki), hanya untuk kawan-kawan


akrab, meskipun terkadang kita mengizinkan orang lain untuk
memasukinya.

Zona Sosial (4 – 10 kaki), yaitu ruang yang kita gunakan


untuk kegiatan bisnis sehari-hari.

Zona publik (10 – tak terbatas), yang mencerminkan jarak


antara orang-orang yang tidak saling mengenal, juga jarak
antara penceramah dengan pendengarnya.

10.5 Sentuhan
Studi

tentang

sentuh-menyentuh

disebut

haptika

(haptics).

Sentuhan, seperti foto, adalah perilaku nonverbal yangmultimakna,


dapat menggantikan seribu kata. Kenyataannya sentuhan ini bisa
merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian,
pelukan, jabatan tangan, rabaan, hingga sentuhan rabaan sekilas.
Sentuhan kategori terakhirlah yang sering diasosiasikan dengan
sentuhan.
Menurut Heslin (dalam Deddy Mulyana, 2005), terdapat lima
kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari yang sangat
impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori itu adalah
sebagai berikut:

Fungsional Profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan


berorientasi bisnis.

Sosial-sopan.

Perilaku

dalam

situasi

ini

membangun
dan

memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku,


misalnya berjabat tangan.

Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan


yang menandakan afekdi atau hubugan yang akrab, misalnya dua
orang yang saling berpelukan setelah lama berpisah.

Cinta-keintiman.

Kategori ini merujuk pada sentuhan yang

menyatakan keterikantan, misalnya mencium pipi orangtua dengan


lembut.

Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori


sebelumnya, hanya saja motivnya bersifat seksual. Rangsangan
seksual tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman.

10.6 Suara dan Parabahasa


Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan banyak
hal tentang Anda. Semua dengan sendirinya, suara Anda menawarkan
petunjuk kuat untuk usia Anda, keadaan emosi, pendidikan, dan
status. Variasi kenyaringan (keras atau lembut), pitch (rendah atau
tinggi), tingkat (cepat atau lambat), kualitas, artikulasi (tidak jelas atau
terpotong), dan pengucapan (suku kata apa yang ditekankan) memberi
isyarat-isyarat vokal karakter mereka yang unik.
Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita berbicara
keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda ketika kita sedang
sedang tidak marah, kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada
rendah.
Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek
suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya kecepatan suara,
nada (tinggi atau rendah), intensitas (volume) suara, intonasi, kualitas
vokal (kejelasan), warna suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara
terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan,
tangis,

gerutuan,

gumaman,

desahan,

dan

sebagainya.

Setiap

karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran kita.

10.7 Bahasa Tubuh, Muka dan Mata


Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics).
Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan pandangan mata),
tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat
digunakan sebagai isyarat simbolik.

10.7.1Tipe Bahasa Tubuh


Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5
kategori:

Lambang

Ilustrator

Regulator

Affect Display

Adaptor

10.7.2Kegunaan Bahasa Tubuh


Bahasa

tubuh

juga

dapat

dikategorikan

menurut

penggunaannya. Salah satu penggunaan gerakan tubuh adalah


untuk

mengkomunikasikan

derajat

kesenangan

atau

ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa tubuh juga


mengkomunikasikan tingkat keminatan dan gairah terhadap
sesuatu.

10.7.3Muka dan Mata


Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang
paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya
pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata. Okulesika
(oculesics) merujuk pada studi tentang penggunaan kontak mata
dalam berkomunikasi. Menurut Albert Mehrabian (dalam dalam
Deddy Mulyana, 2005), andil wajah dalam pengaruh pesan adalah
55 %, sementara vokal 30 %, dan verbal hanya 7 %.
Kontak

mata

punya

dua

fungsi

dalam

komunikasi

antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu orang


lain, apakah Anda melakukan hubungan dengan orang itu atau
menghindarnya. Kedua, fungsi ekspresif, memberitahu orang lain,
bagaimana perasaan Anda terhadapnya.

11.Pre-test
1. Jelaskan menurut pemahaman Anda pengertian komunikasi nonverbal!
2. Apakah bahasa nonverbal penting bagi anda? Mengapa!
3. Berikan contoh komunikai nonverbal yang anda ketahui?
4. Perhatikan gambar di bawah ini:

Perilaku nonverbal apa yang terjadi pada gambar a,b, dan c

Deskripsikan perilaku nonverbal pada gambar d dan e

c
12.Post-test
1. Jelaskan pengertian komunikasi nonverbal!
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi komunikasi nonverbal!
3. Sebutkan dan jelaskan kategor sentuhan dalam komunikasi nonverbal!
4. Sebutkan tipe dan kegunaan bahasa tubuh
5. Jelaskan perilaku nonverbal pada gambar di bawah ini!
13.Handout
1. Pengertian Komunikasi Nonverbal
Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau pesan verbal
adalah semua jenis simbol yang menggunakan gerakan tubuh, isyarat
tubuh dan ekspresi muka. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E.
Porter (dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi mencangkup semua
rangsangan

(kecuali

rangsangan

verbal)

dalam

suatu

setting

komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan


individu, yang mempunyai nilai pesan, potensial bagi pengirim atau
penerima

2. Fungsi Komunikasi Nonverbal


Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa
fungsi yakni sebagai:

Emblem.

Ilustrator

Regulator

Penyesuai

Affect Display
Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku verbal, perilaku

nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:


Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal,

Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal.

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal

Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan


perilaku verbal

3. Penampilan Fisik

Bentuk Tubuh
Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong perbedaan
stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh besar, mungkin
Anda akan medeskripsikan orang tersebut kuat, menyeramkan, banyak
makan, rajin berolah raga dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya
seseorang yang bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang
tersebut kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah dan lain
sebagainya.


Image Body
Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik, tampan,
dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika sedang berinteraksi
dengan orang lain. Gambaran-gambaran ideal mengebaik tubuh menjadi
impian para laki-laki dan perempuan.

Busana
Nilai-nilai

agama,

kebiasaan,

tuntutan

lingkungan,

nilai

kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhicara kita


berdandan. Seorang wanita muslim, ia menandai dirinya sebagai muslim
dengan memakai kerudung.
Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas
pakaian

mencerminkan

kepribadiaanya,

apakah

ia

orang

yang

konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.


Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang yang
sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda.

1. Interaksi
Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal, yakni:

Konteks Fisik
Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai dimensi.

Konteks Psikologi
Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni

territoriality dan ruang pribadi.


Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap beberapa
daerah yang berada di lingkungan Anda secara tetap.
Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”.

2. Sentuhan
Studi

tentang

sentuh-menyentuh

disebut

haptika

(haptics).

Terdapat lima kategori sentuhan. Kategori-kategori itu adalah sebagai


berikut:

Fungsional Profesional.

Sosial-sopan.

Persahabatan-kehangatan.

Cinta-keintiman.

Rangsangan seksual.

3. Suara dan Parabahasa


Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan banyak hal
tentang Anda.

Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita

berbicara keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda ketika kita
sedang sedang tidak marah, kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada
rendah.
Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek suara
selain ucapan yang dapat dipahami, misanya kecepatan suara, nada (tinggi
atau

rendah),

intensitas

(volume)

suara,

intonasi,

kualitas
vokal

(kejelasan), warna suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara


terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan, tangis,
gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara
ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran kita.

4. Bahasa Tubuh, Muka dan Mata


Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics).
Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan pandangan mata),
tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan
sebagai isyarat simbolik.

Tipe Bahasa Tubuh


Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5 kategori:
 Lambang
 Ilustrator
 Regulator
 Affect Display
 Adaptor

Kegunaan Bahasa Tubuh


Salah

satu

penggunaan

gerakan

tubuh

adalah

untuk

mengkomunikasikan derajat kesenangan atau ketidaksenangan, suka


atau tidak suka. Bahasa tubuh juga mengkomunikasikan tingkat
keminatan dan gairah terhadap sesuatu.

Muka dan Mata


Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang paling
banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata,
meskipun mulut tidak berkata-kata. Okulesika (oculesics) merujuk pada
studi tentang penggunaan kontak mata dalam berkomunikasi.
Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi.

Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu orang lain, apakah Anda


melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarnya. Kedua,
fungsi ekspresif, memberitahu orang lain, bagaimana perasaan Anda
terhadapnya.
MODUL 4:
MEMAHAMI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
1. Tujuan Pembelajaran
1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Memahami
Diri Sendiri dan Orang Lian”, peserta diharapkan dapat:

Mengetahui dan Memahami konsep diri sendiri dan orang lain

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:


Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Memahami
Diri Sendiri dan Orang Lian”, peserta diharapkan dapat:

Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur penting yang membuat


konsep diri meningkat.

Memahami dan mendekripsikan dua prinsip dari pengembangan konsep


diri

Memahami pengertian persepsi

Mendiskripsikan perbedaan persepsi terhadap lingkungan fisik dan


sosial.

Memahami dan mendekripsikan bagaimana melihat objek dan orang

Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan akurasi persepsi

2. Waktu
Lama proses penyampaian materi adalah 100 menit (1 jam 40 menit)
3. Metode Penyajian
Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4. Alat Penyajian
Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6. Pengaturan Tempat
Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7. Langkah-Langkah
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “Konsep Diri Anda”
7. Menjelaskan materi “Persepsi - Inti Komunikasi”
8. Menjelaskan materi “Meningkatkan Keakuratan Persepsi”
9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
10. Membagikan lembar post-test.
11.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

8. Panduan Pelaksanaan Modul


9. Langkah – Langkah
1. Pokok Bahasan
Memahami Diri Sendiri dan Orang Lian
Langkah-Langkah
Kegiatan
1. Konsep Diri
Anda
1. Memulai
pelatihan
dengan
menyapa
peserta
2. Persepsi - Inti Komunikasi
2. Sub Pokok Bahasan
pelatihan.
3. Meningkatkan Keakuratan Persepsi
2. Memperkenalkan diri.

Waktu
2 menit
3 menit

3. Tujuan Umum
Mengetahui
dansesi
Memahami
konsep diri sendiri dan orang
lain
3. Melakukan
tanya jawab
sebagai
perkenalan
5 menit
1. Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur penting yang
4. Membagikan lembar pre-test .
5 menit
membuat konsep diri meningkat.
5. Membagikan handout
5 menit
2. Memahami dan mendekripsikan dua prinsip dari
6. Menjelaskan materi “Konsep
Diri Anda”
20 menit
pengembangan
konsep diri
7. Menjelaskan materi “Persepsi - Inti Komunikasi
20 menit
3. Memahami pengertian persepsi
8. Menjelaskan
materi
“Meningkatkan
Keakuratan
20 menit
4. Mendiskripsikan perbedaan persepsi terhadap lingkungan
Persepsi”
4. Tujuan Khusus
fisikdan
dan sosial.
9. Membuka sesi pertanyaan
diskusi.
10 menit
10. Membagikan lembar post-test.
5 menit
5. Memahami dan mendekripsikan bagaimana melihat
objek
11.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
5 menit
dan orang
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)
100 menit
6. Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan akurasi
persepsi

Ceramah

5. Metode

Tanya-jawab, dan

6. Waktu

 Diskusi
100 menit (1 jam 40 menit)

7. Alat Penyajian

8. Teknik Evaluasi
9. Pengaturan Tempat

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

 Handout
Tertulis dan lisan
Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style
atau bentuk U
10.Materi
10.1 Konsep Diri Anda
Siapa diri Anda adalah fondasi dasar bagi seluruh komunikasi
Anda. Kebutuhan individu, minat, dan kekuatan yang membedakan Anda
dari orang lain yang terungkap dalam komunikasi Anda. Arti yang
mengatributkan Anda kedalam kata-kata yang Anda dengar juga sedikit
berbeda dari penafsiran lain.

“Hwo are you” termasuk bagaimana perasaan Anda tentang diri


Anda, dan, pada gilirannya, bagaimana perasaan Anda tentang diri Anda
tercermin dalam cara Anda berkomunikasi. Jika Anda berpikir diri Anda
pemalu, Anda dapat menghindari apabila teman Anda ingin mengajak
Anda berkenca.

10.1.1 “Siapakah Anda?”


Identitas Sosial
Identitas sosial Anda, adalah kelompok-kelompok atau
kategori yang diakui oleh lingkungan sosial Anda, dimulai
dengan kelahiran Anda. Anda diklasifikasikan oleh, jenis
kelamin, ras, agama, dan keluarga.
Setelah Anda tubuh dewasa, Anda akan diklasifikasikan
kembali. Anda akan menjadi siswa, anggota partai politik,
anggota klub atau kelompok sosial lainnya.

Karakteristik Personal
Konten dari konsep diri Anda, lebih banyak daripada
identitas sosial Anda. Banyak karakteristik kepribadian yang
Anda gunakan untuk menggambarkan diri Anda sendiri dan
juga berkontribusi terhadap konsep diri Anda. Karakteristik
personal adalah kualitas yang terdapat disebuah karakteristik
seseorang yang membuata dirinya sangat khusus.
Seseorang
androginus

yang

mendeskripsikan

(androgynous)-sangat

dirinya

maskulin

disebut

dan

sangat

Anda

untuk

feminim.

Nilai Diri
Nilai

diri

mencerminkan

pentingnya

melampirkan kedua cara berperilaku yang berbeda, seperti


bersikap jujur, dan tujuan-tujuan yang Anda cita-citakan.

Karakteristik fisik
Karakteristik fisik Anda, ciri-ciri tubuh Anda, membuat
ketiga elemen yang berkontribusi terhadap konsep-diri Anda.

Perluasan ego
Konsep diri Anda meliputi sosial, psikologis, dan fisik,
serta unsur-unsur karakteristik di lingkungan Anda.

Sumber daya dari konsep diri


Dua teori utama konsep diri Anda. pertama, penilaian
yang tercermin, bahwa Anda dipengaruhi oleh komunikasi
yang Anda terima dari orang lain, terutama ketika fokus pada
Anda. Kedua, perbandingan sosial, konten yang Anda pelajari
tentang diri Anda dengan membandingkan diri Anda dengan
orang lain.
10.1.2 “Diri Yang Anda Ingingkan”
Sejauh mana Anda memikirkan diri Anda sendiri sebagai
sebuah kegagalan atau kesuksesan, orang yang baik atau buruk,
tergantung pada bangsa Anda yang Anda inginkan. Setidaknya
ada tiga gambaran dari konsep diri yang Anda inginkan: diri yang
ideal, diri yang serius, dan diri yang seharusnya.
10.1.3 “Diri Yang Anda Persembahkan Kepada Orang Lain”
Terlepas dari siapakah diri Anda dan ingin menjadi apa Anda
nanti, hanya jika Anda memperpersembahkan “diri Anda” kepada
orang lain. Tiga faktor tambahan yang mempengaruhi orang yang
hadir untuk memepersembahkan kepada orang lain, yakni:
kebutuhan yang dirasakan dalam situasi, harapan orang lain, dan
tujuan Anda untuk berkomunikasi.

10.2 Persepsi – Inti Komunikasi


Persepsi

adalah

inti

komunikasi,

sedangkan

penafsiran

(interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan decoding daalam


proses komunikasi. Untuk lebih paham tentang persepsi, berikut adalah
beberapa pengertian persepsi:

Brian Fellow:
Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima
dan menganalisis informasi.

Kenneth K. Sereno dan Jennifer Follers:


Persepsi

adalah

sarana

yang

memungkinkan

kita

memeperoleh

kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.

Philip Goodacre dan

Jennifer Follers:

Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali


rangsangan.

Joseph A. DeVito:
Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya
stimulus yang mempengaruhi indera kita.
Persepsi meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indera
kita, atensi, dan interpretasi.
Sensasi merujuka pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat
pengelihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan.
Atensi tidak terelakan karena sebelum kita merespon atau
menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih
dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti
bahwa persepsi mengsyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi,
termasuk orang lain dan juga diri sendiri.
Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi
yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indera kita. Namun Anda
tidak dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung;
melainkan menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai
mewakili objek tersebut. Jadi pengetahuan yang kita peroleh melalui
persepsi

bukan

pengetahuan

mengenai

objek

yang

sebenarnya,

melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tersebut.


Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua: persepsi terhadap
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Perbandingan dari keduanya
antaralain:

Persepsi terhadap lingkungan fisik melalui lambang-lambang


fisik, sedangkan persepsi terhadap lingkungan sosial melaui
lambangg-lambang verbal dan nonverbal.

Persepsi terhadap lingkungan fisik menanggapi sifat-sifat


luar,

sedangkan

persepsi

terhadap

lingkungan

sosial

menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif,


harapan, dan sebagainya)

Lingkungan fisik tidak bereaksi sedangkan lingkungan sosial


bereaksi.
10.2.1 Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik
Dalam menilai suatu benda saja , kita tidak selalu sepakat.
Persepsi

selalu

mengecoh

kita.

Itulah

yang

disebut

ilusi

perseptual. Kita merasa didunia datar, padahal bulat. Kita merasa


bumi ini diam, padahal bumi ini bergerak ratusan meter perdetik.
Untuk menunjukan bahwa anda memliki ilustrasi perseptual
silakan jawab kedua pertanyaan berikut berdasarkan figur di
bawah ini:
a. Lingkaran pusat mana yang lebih besar, apakah A atau B?
b. Berapa segi-empat sama-sisi yang terdapat dalam figur C?

C
Sebagai jawaban, sebenarnya kedua lingkaran pusat itu sama
besar. Namun Anda mungkin menduga sebelumnya bahwa
lingkaran pusat A lebih besar daripada lingkaran pusat B. Untuk
Segi-empat sama-sisi, bergantung segi empat sama sisi yang
anda hitung. Sebenarnya dengan asumsi bahwa terdapat sejumlah
segi-empat sama-sisi berbeda ukuran yang berimpitan atau
bertumpang tindih, kita bisa menemukan 30 segi-empat. Silakan
Anda hitung sendiri.

10.2.2 Persepsi Terhadap Lingkungan sosial


Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek
sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan
kita.
Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang
menjadi

pembenaran

atas perbedaan persepsi sosial

yang

menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi ini adalah sebagai


berikut:

Persepsi berdasarkan pengalaman


Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka
mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari. Persepsi
manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian serupa.

Persepsi bersifat selektif


Atensi kita pada suatu rangsangan merupakan faktor utama
yang menentukan selektifitas kita atas rangsangan tersebut.
Atensi dipengaruhi oleh dua faktor, yakni internal dan
eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi Atensi adalah: faktor
biologis, faktor fisiologis, dan faktor-faktor sosial budaya
seperti

gender,

agama,

tingkat

pendidikan,

pekerjaan,

penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman masa lalu,


kebiasaan,

dan

bahkan

faktor-faktor

psikologis

seperti,

kemauan, keinginan, kemarahan, dan lain sebagainya.


Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah: gerakan,
intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang
dipersepsi.

Persepsi bersifat dugaan


Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat
penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan
loncatan langsung pada kesimpulan.

Persepsi bersifat evaluatif

Persepsi bersifat kontekstual

10.3 Menigkatakan Keakuratan Persepsi


• Meregangkan Diri
• Tetap Berpikir Terbuka
• Tingkatan Rasa Empati
11.Pre-test
1. Lengkapilah setiap kalimat di bawah ini sesuai dengan tipikal kepribadian
Anda:

Saya ____________________________

Saya ____________________________

Saya ____________________________

Saya ____________________________

Saya ____________________________

2. Jelaskan menurut Anda apa itu persepsi?


3. Lihatlah figut di bawah ini, kemukakan gambar apa saja yang terdapat pada
figur itu (A dan B)

B
12.Post-test
1. Jelaskan pengertian persepsi!
2. Jelaskan persepsi terhadap lingkungan fisik!
3. Jelaskan persepsi terhadap lingkungan sosial!
4. Sebutkan cara meningkatkan keakuratan persepsi?

13.Handout
1. Konsep Diri Anda
Siapa diri Anda adalah fondasi dasar bagi seluruh komunikasi
Anda. Kebutuhan individu, minat, dan kekuatan yang membedakan Anda
dari orang lain yang terungkap dalam komunikasi Anda.

1.1

“Siapakah Anda?”
Siapakah

anda?

Berikaut

adalah

penjelasan

berasala

dari

manakah anda:

1.2

Identitas Sosial

Karakteristik Personal

Nilai Diri

Karakteristik fisik

Perluasan ego

Sumber daya dari konsep diri

“Diri Yang Anda Ingingkan”


Setidaknya ada tiga gambaran dari konsep diri yang Anda
inginkan: diri yang ideal, diri yang serius, dan diri yang
seharusnya.

1.3

“Diri Yang Anda Persembahkan Kepada Orang Lain”


Terlepas dari siapakah diri Anda dan ingin menjadi apa Anda
nanti, hanya jika Anda memperpersembahkan “diri Anda” kepada
orang lain. Tiga faktor tambahan yang mempengaruhi orang yang
hadir untuk memepersembahkan kepada orang lain, yakni:
kebutuhan yang dirasakan dalam situasi, harapan orang lain, dan
tujuan Anda untuk berkomunikasi.

2. Persepsi – Inti Komunikasi


Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang identik dengan decoding daalam proses
komunikasi. Untuk lebih paham tentang persepsi, berikut adalah beberapa
pengertian persepsi:

Brian Fellow:
Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima
dan menganalisis informasi.

Kenneth K. Sereno dan Jennifer Follers:


Persepsi

adalah

sarana

yang

memungkinkan

kita

memeperoleh

kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.

Philip Goodacre dan

Jennifer Follers:

Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali


rangsangan.

Joseph A. DeVito:
Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya
stimulus yang mempengaruhi indera kita.
Persepsi

manusia

sebenarnya

terbagi

dua:

persepsi

terhadap

lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Perbandingan dari keduanya


antaralain:

Persepsi terhadap lingkungan fisik melalui lambang-lambang


fisik, sedangkan persepsi terhadap lingkungan sosial melaui
lambangg-lambang verbal dan nonverbal.

Persepsi terhadap lingkungan fisik menanggapi sifat-sifat


luar,

sedangkan

persepsi

terhadap

lingkungan

sosial

menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif,


harapan, dan sebagainya)

Lingkungan fisik tidak bereaksi sedangkan lingkungan sosial


bereaksi.

2.1

Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik


Dalam menilai suatu benda saja , kita tidak selalu sepakat.
Persepsi selalu mengecoh kita. Itulah yang disebut ilusi perseptual.
Kita merasa didunia datar, padahal bulat. Kita merasa bumi ini diam,
padahal bumi ini bergerak ratusan meter perdetik.

C
2.2

Persepsi Terhadap Lingkungan sosial


Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang menjadi

pembenaran atas perbedaan persepsi sosial yang menjadi pembenaran


atas perbedaan persepsi ini adalah sebagai berikut:

Persepsi berdasarkan pengalaman

Persepsi bersifat selektif

Persepsi bersifat dugaan

Persepsi bersifat evaluatif

Persepsi bersifat kontekstual

3. Menigkatakan Keakuratan Persepsi


• Meregangkan Diri
• Tetap Berpikir Terbuka
• Tingkatan Rasa Empati
MODUL 5:
LISTENING
1. Tujuan Pembelajaran
1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Listening”,
peserta diharapkan dapat:

Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep

Listening

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:


Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Listening”,
peserta diharapkan dapat:

Memahami dan mengidentifikasi pola-pola listening yang dimiliki

Mengetahui dan memahami tiga tingkatan dari proses listening

Menjelaskan pentingnya listening sebagai proses komunikasi

Mengetahui macam-macam gaya listening

Menerapkan

beberapa

teknik

untuk

meningkatkan

listening

Memahami dan menggunakan llstening empathic

2 Waktu
Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (2 jam)

keterampilan
3 Metode Penyajian
Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4 Alat Penyajian
Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5 Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6 Pengaturan Tempat
Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7 Langkah-Langkah
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Listening”
7. Menjelaskan materi “Macam-macam Gaya Listening”
8. Menjelaskan materi “Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening”
9. Menjelaskan materi “Listening Empathic”
10.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
11. Membagikan lembar post-test.
12.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
8 Panduan Pelaksanaan Modul
9 Langkah – Langkah
1. Pokok Bahasan
Listening
Langkah-Langkah
Kegiatan
Waktu
1. Konsep Dasar Listening
2 menit
1. Memulai pelatihan
dengan
menyapa
peserta
2. Macam-macam Gaya Listening
2.pelatihan.
Sub Pokok Bahasan
3. Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening
3 menit
2. Memperkenalkan diri.
4. Listening Empathic
Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan
menilai
5 menit
3. Melakukan tanya jawab
sebagai sesi perkenalan
3. Tujuan Umum
konsep Listening
5 menit
4. Membagikan lembar pre-test.
5 menit
5. Membagikan handout
1. Memahami dan mengidentifikasi pola-pola listening
yang

6.
7.

dimiliki Dasar Listening”


20 menit
Menjelaskan materi “Konsep
Mengetahui dan memahami
tiga tingkatan 20
dari menit
proses
Menjelaskan materi2. “Macam-macam
Gaya

Listening”
listening
20 menit
8. Menjelaskan materi3. “Teknik
Meningkatkan
Menjelaskan
pentingnya listening sebagai proses komunikasi
Keterampilan
4. Tujuan Khusus Listening”
4. Mengetahui macam-macam gaya listening
20 menit
9. Menjelaskan materi “ Listening Empathic”
5. Menerapkan
beberapa
teknik
untuk
meningkatkan
10 menit
10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
keterampilan listening
5 menit
11.Membagikan lembar post-test.
6. Memahami dan menggunakan listening empathic 5 menit
12. Memberi kesimpulan
dan menutup sesi pelatihan.
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)

120 menit

Ceramah

5. Metode

Tanya-jawab, dan

6. Waktu

 Diskusi
120 menit (2 jam )

7. Alat Penyajian

8. Teknik Evaluasi
9. Pengaturan Tempat

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

 Handout
Tertulis dan lisan
Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style
atau bentuk U
10Materi
10.1

Konsep Dasar Listening


10.1.1 Pengertian Listening

Listening adalah proses aktif dalam menerima, menyertai, dan


memberikan makna dari suara. Disebut aktif karena itu melibatkan
pengambilan informasi dari pembicara, diproses, diberikan makna,
dan kemudian diberikan feedback.

Listening tidak hanya respons otomatis terhadap suara. Hal ini


membutuhkan seorang pendengar untuk memahami, menafsirkan,
dan mengevaluasi apa yang dia dengar. Saat ini, kemampuan untuk
mendengarkan merupakan keterampilan penting dalam komunikasi
antarpribadi. Ini

meningkatkan

hubungan

pribadi

melalui

pengurangan konflik, memperkuat kerjasama, serta menumbuhkan


pemahaman.
Ketika berinteraksi, orang sering tidak mendengarkan dengan
penuh perhatian untuk satu sama lain. Mereka mungkin akan
terganggu, memikirkan hal-hal lain, atau berpikir tentang apa yang
akan mereka katakan selanjutnya (kasus terakhir ini terutama
berlaku dalam situasi konflik atau ketidaksepakatan).

Listening adalah cara yang terstruktur mendengarkan dan


menanggapi orang lain. Listening memfokuskan perhatian pada
pembicara.

10.1.2 Tingkatan dalam Listening

Listening mengetahui perbedaan antara apa yang dikatakan,


apa yang Anda dengar, dan apa yang dimaksud. Mendengarkan
secara efektif melibatkan empat tahap:

Tahap Merasakan
Pada tahap ini indera pendengaranlah yang digunakan
untuk menerima pesan. Pikiran kita memiliki kemampuan untuk
mendengarkan

empat

kali

lebih

cepat

daripada

orang

bicara. Satu tantangan untuk mendengarkan secara efektif akan


memfokuskan pikiran kita. Untuk meningkatkan keterampilan,
kita

harus

melihat

berbicara. Ketika

Anda

langsung

orang

mendengar

yang

kata-kata

sedang

orang

itu,

mulailah membaca bahasa tubuhnya juga. Dengarkan nada dan


intonasi.
Di sisi lain, jika Anda mengambil bagian dalam berbicara di
depan umum, audiens Anda akan menghadapi tantangan yang
sama

yang

Anda

lakukan
dengan

seni

mendengarkan.Pemahaman ini akan menjadi bantuan untuk


mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berbicara di
depan umum.

Tahap Mengerti
Pengolahan dan menafsirkan pesan. Daripada memikirkan
apa yang akan Anda katakan berikutnya, cobalah untuk
memikirkan

apa

yang

dikatakan

dari

sudut

pandang

komunikator. Pikirkan diri Anda sebagai pembela mereka dan


tujuan Anda adalah untuk membantu semua orang memahami
apa yang pembicara coba untuk mengkomunikasikannya.

Tahap Evaluasi
Setelah pesan dimengerti, anda dapat melewati tahap
dimana anda dapat meilai pesan tersebut

Tahap Respon
Setelah diamati, kemudian berikanlah umpan balik kepada
pembicara
10.1.3 Level dalam Listening

Level 1 (level dasar)


Mendengarkan,

tapi

tidak

merespon. Sedikit

upaya

dilakukan untuk mendengarkan. Seringkali, seseorang di tingkat


ini adalah percaya bahwa ia membayar lebih banyak perhatian
ketika benar-benar ia sedang memikirkan hal-hal lain. Mereka
umumnya

lebih

tertarik

untuk

berbicara,

daripada

mendengarkan.

Level 2 (level menengah)


Pada tingkat kedua, individu mendengar suara dan katakata,

tetapi

tidak

benar-benar

mendengarkan

secara

mendalam. Pada tingkat ini, orang-orang tidak mendengarkan


makna yang lebih dalam dari apa yang dikatakan.
Mereka berusaha untuk mendengarkan apa yang dikatakan
pembicara,

tetapi

mereka

tidak

melakukan

upaya
untuk

memahami apa yang pembicara katakan. Mereka cenderung


lebih peduli dengan konten daripada perasaan. Mereka tidak
benar-benar berpartisipasi dalam percakapan.

Level 3 (level atas)


Tingkat

ini

seseorang

mendengar

secara

aktif. Pada

tingkat ini, orang mencoba untuk menempatkan diri mereka di


tempat pembicara, mereka mencoba untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain. Beberapa karakteristik dalam tingkat
ini meliputi: hanya mengambil ide utama, mengakui dan
menjawab, tidak membiarkan diri Anda terganggu, menaruh
perhatian pada komunikator secara total, termasuk bahasa
tubuhnya.

10.1.4 Pentingnya Listening


Listening adalah keterampilan komuniikasi yang sangat penting
karena banyak sekali kegunaannya. Anda mendengarkan untuk
memahami,

mengapresiasi,

mengidentifikasi,

mengevaluasi,

mengepati, dan menambah pengetahuan diri sendiri.

10.2

Macam-macam Gaya Listening


10.2.1 Gaya Content-Oriented
Gaya ini lebih tertarik pada kualitas pesan. Gaya ini berguna ketika
melihat perspektif yang luas dan berbagai banyak pilihan.
10.2.2 Gaya People-Oriented
Gaya ini lebih menitik beratkan untuk menciptakan dan memelihara
hubungan positif.
10.2.3 Gaya Action-Oriented
Gaya ini lebih menitik beratkan pekerjaan. Digunakan utnuk
menghadiri kebutuhan bisnis.
10.2.4 Gaya Time-Oriented
Gaya ini sangat menitik beratkan pada keefisiensi waktu.

10.3

Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening


10.3.1Fokus Terhadap Perhatian
Untuk menjadi pendengar yang baik, Anda harus mengetahui
bagaimana utnuk memfokuskan terhadap perhatian pembicara.
Fokus ini dapat membantu dalam dua cara: memungkinkan Anda
untuk memilih isyarat-isyarat nonverbal dan menunjukkan bahwa
Anda memperhatikannya. Berikut adalah cara untuk menigkatkan
fokus terhadap perhatian:

Mengunakan parafrase

Mengulang dan mengingat

Buat catatan

Memperhatikan fisik atau gerak tubuh pembiacara


10.3.2Pengorganisasian Materi

Pengelompokan
Pengelompokan sedikit informasi sesuai dengan hubungan
timbal balik. Dengan pengelompokan ini memungkinkan Anda
untuk memadatkan informasi dan lebih mudah untuk mengingat.

Penyusunan
Penyusunan beberapa informasi kedalam urutan atau
susunan yang sistematis.

Penataan
Menata dan merubah serta mengembangkan informasi yang
telah disusun menjadi informasi yang lebih baru.

10.3.3 Menyediakan Feedback


Sebagai

pendengar,

Anda

boleh

menyanggah

pembicara

apabila ia sudah melenceng dari fokus pembicaraan. Ini merupakan


efek feedback Anda dari apa yang Anda dengar. Fungsinya adalah
pembicaraan menjadi fokus, lebih tertata, lebih spesifik dan lain
sebagainya.

10.4

Empathic Listening
Empatik adalah kemampuan untuk memproyeksikan diri ke dalam
kepribadian orang lain untuk lebih memahami emosi atau perasaan orang
itu. Melalui empati, memungkinkan pendengar mendengarkan pembicara,
"Saya memahami masalah Anda dan bagaimana Anda merasakan hal itu,
saya tertarik pada apa yang Anda katakan dan aku tidak menghakimi
Anda”. Pendengar menyampaikan pesan ini melalui kata-kata dan
perilaku non-verbal, termasuk bahasa tubuh. Dengan demikian, para
pendengar mendorong pembicara untuk sepenuhnya mengekspresikan
dirinya sendiri bebas dari gangguan, kritik atau diberitahu apa yang
harus dilakukan.

Empathic listening, adalah kemampuan mengerti pesan orang lian


dari sudut pandang dia. Ini membutuhkan perhatian dalam isi pesan dan
perasaan pesan. Listening Empathic memberikan anda untuk memahami
model dasar dalam membantu:
INVOLVING

EXPLORING

RESOLVING

CONCLUDING

Melibatkan diri dalam kehidupan orang lain memerlukan tindakan


sebagai

cermin

kebutuhannya. Anda

untuk

mencerminkan

kemudian

membantu

orang

masalahnya
untuk

atau

menyelidiki

situasi. Ini sering dilakukan dengan mendengarkan dengan cermat dan


mengajukan pertanyaan yang mensimulasikan umpan balik orang lain
untuk berbicara dan berpikir tentang masalahnya. Tujuannya adalah
untuk membantu orang untuk menyelesaikan masalah baik melalui
pemahaman pribadi atau serangkaian pengalaman yang memberikan
keterampilan. Dalam langkah terakhir, pendengar merangkum semua
menunjukkan kemungkinan masa depan. Tujuan listening emphatic ini
adalah

untuk

membangun

hubungan

atau

membantu

memecahkan
masalah.

10.4.1Cara Praktis Untuk Mendengar Secara Empatik


Advising : Menawarkan saran

Judging :Mencari konstruktif penilaian

Analyzing : menginterpretasikan pesan pembicara

Questioning : Membantu menyelesaikan masalah

Supporting

Prompting : Tujuannya adalah untuk membantu pembicara


menarik kesimpulan untuk diri sendiri.

Paraphrasing
11 Pre-test
1.

Jelaskan menurut anda pengertian Listening !

2.

Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam listening!

3.

Sebutkan dan jelaskan level pada listening !

4.

Mengapa listening penting bagi kehidupan Anda!

12 Post-test
1. Jelaskan menurut anda pengertian Listening !
2. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam listening!
3. Sebutkan dan jelaskan level pada listening !
4. Mengapa listening penting bagi kehidupan Anda!
5. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe listening! Termasuk kedalam
apakah Anda?
6. Sebutkan teknik untuk meningkatkan keterampilan listening?
7. Jelaskan maksud dari empathic listening!

gaya
13. Handout
1. Konsep Dasar

Listening

Pengertian Listening

Listening adalah proses aktif dalam menerima, menyertai, dan


memberikan makna dari suara. Disebut aktif karena itu melibatkan
pengambilan informasi dari pembicara, diproses, diberikan makna, dan
kemudian diberikan feedback.

2. Tingkatan dalam Listening

Listening mengetahui perbedaan antara apa yang dikatakan, apa


yang Anda dengar, dan apa yang dimaksud. Mendengarkan secara
efektif melibatkan empat tahap:
o Tahap Merasakan
o Tahap Mengerti
o Tahap Evaluasi
o Tahap Respon

3. Level dalam Listening


o Level 1 (level dasar)
o Level 2 (level menengah)
o Level 3 (level atas)

4. Pentingnya Listening

Listening adalah keterampilan komunikasi yang sangat penting


karena

banyak

sekali

kegunaannya.

Anda

mendengarkan

untuk

memahami, mengapresiasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, mengepati,


dan menambah pengetahuan diri sendiri.
5. Macam-macam Gaya

Listening

Gaya Content-Oriented

Gaya People-Oriented

Gaya Action-Oriented

Gaya Time-Oriented

6. Teknik Meningkatkan Keterampilan


Listening

Fokus Terhadap Perhatian


Untuk menjadi pendengar yang baik, Anda harus mengetahui
bagaimana utnuk memfokuskan terhadap perhatian pembicara. Fokus ini
dapat membantu dalam dua cara: memungkinkan Anda untuk memilih
isyarat-isyarat

nonverbal

dan

menunjukkan

bahwa

Anda

memperhatikannya. Berikut adalah cara untuk menigkatkan fokus


terhadap perhatian:
o Mengunakan parafrase
o Mengulang dan mengingat
o Buat catatan
o Memperhatikan fisik atau gerak tubuh pembiacara

Pengorganisasian Materi
o Pengelompokan
o Penyusunan
o Penataan

Menyediakan Feedback
7.

Empathic Listening
Empathic listening, adalah kemampuan mengerti pesan orang lian
dari sudut pandang dia. Ini membutuhkan perhatian dalam isi pesan dan
perasaan pesan. Listening Empathic memberikan anda untuk memahami
model dasar dalam membantu:

INVOLVING

EXPLORING

RESOLVING

CONCLUDING

Tujuan listening emphatic ini adalah untuk membangun hubungan


atau membantu memecahkan masalah.

Cara Praktis Untuk Mendengar Secara Empatik


o Advising : Menawarkan saran
o Judging :Mencari konstruktif penilaian
o Analyzing : menginterpretasikan pesan pembicara
o Questioning : Membantu menyelesaikan masalah
o Supporting
o Prompting : Tujuannya adalah untuk membantu pembicara menarik
kesimpulan untuk diri sendiri.
o Paraphrasing
MODUL 6:
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
1. Tujuan Pembelajaran
1.1 Tujuan Pembelaran Umum:
Setelah

mengikuti

pelatihan

Kompetensi

Komunikasi,

sesi

“Komunikasi Antarpribadi”, peserta diharapkan dapat:


Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep dasar


konteks komunikasi: Komunikasi Antarpribadi

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:


Setelah

mengikuti

pelatihan

Kompetensi

Komunikasi,

sesi

“Komunikasi Antarpribadi”, peserta diharapkan dapat:


Mengetahui dan memahami konsep dasar komunikasi Antarpribadi


meliputi pengertian, prinsip, dan fungsinya.

Mengetahui dan memahami kerangka kerja untuk sebuah hubungan

Memahami,

mendeskripsikan,

dan

mengaplikasika

antarpribadi

2. Waktu
Lama proses penyampaian materi adalah 100 menit (1 jam 40)
3. Metode Penyajian
Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

hubungan
4. Alat Penyajian
Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6. Pengaturan Tempat
Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan
kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat
duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7. Langkah-Langkah
1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.
4. Membagikan lembar pre-test.
5. Membagikan handout.
6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi”
7. Menjelaskan materi “Proses Komunikasi Antarpribadi”
8. Menjelaskan materi “Hubungan Komunikasi Antarpribadi”
9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
10. Membagikan lembar post-test.
11.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
8. Panduan Pelaksanaan Modul

1. Pokok Bahasan

2. Sub Pokok Bahasan

Komunikasi Antarpribadi
1. Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi
2. Proses Komunikasi Antarpribadi
3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi
Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai
konsep dasar konteks komunikasi: Komunikasi Antarpribadi

3. Tujuan Umum

1. Mengetahui dan memahami konsep dasar komunikasi


Antarpribadi meliputi pengertian, prinsip, dan fungsinya.
2. Mengetahui dan memahami kerangka kerja untuk sebuah
4. Tujuan Khusus

hubungan
3. Memahami, mendeskripsikan, dan mengaplikasika hubungan
antarpribadi

Ceramah

5. Metode

Tanya-jawab, dan

6. Waktu

 Diskusi
100 menit (1 jam 40 menit )

7. Alat Penyajian

8. Teknik Evaluasi
9. Pengaturan Tempat

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

 Handout
Tertulis dan lisan
Ruangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style
atau bentuk U

9. Langkah-langkah
1. Memulai

Langkah-Langkah Kegiatan
pelatihan
dengan
menyapa

Waktu
peserta

pelatihan.
2. Memperkenalkan diri.

2 menit
3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan

5 menit

4. Membagikan lembar pre-test.


5. Membagikan handout

5 menit

6. Menjelaskan
Antarpribadi”
7. Menjelaskan
Antarpribadi”
8. Menjelaskan

materi

“Konsep

materi
materi

5 menit
Dasar

Komunikasi

“Proses

Komunikasi

“Hubungan

Komunikasi

Antarpribadi”
9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.
10. Membagikan lembar post-test.
11.Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.
Jumlah Jam Pelatihan (JJP)

20 menit
20 menit
20 menit
10 menit
5 menit
5 menit
100 menit
10.Materi
10.1 Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi
10.1.1Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara

individu-individu (Littlejohn,

1999).

Bentuk

khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik


yang

melibatkan

hanya

dua

orang

secara

tatap-muka,

yang

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain


secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti
suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan
seorang muridnya, dan sebagainya.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan
fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk
orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima lat indera kita
untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan
kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan
paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga
kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya
komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab
dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa
seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun.

10.1.2Faktor-faktor Pengaruh Komunikasi Antarpribadi


Jalaludin

Rakhmat

(1994)

meyakini

bahwa

komunikasi

antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri;


atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
a. Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi,
atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal
adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang
berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal
dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan
berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta
komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan
mengakibat kegagalan komunikasi.
b. Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri
kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a.
Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b. Merasa stara
dengan orang lain; c. Menerima pujian tanpa rasa malu; d.
Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat; e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup
mengungkapkan

aspek-aspek

kepribadian

yang

tidak

disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan


faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi,
yaitu:

Nubuat yang dipenuhi sendiri.

Membuka diri

Percaya diri.

Selektivitas

c. Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap
positif

dan

daya

tarik

seseorang.

Komunkasi

dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:



Penafsiran pesan dan penilaian.

Efektivitas komunikasi

10.1.3Prinsip-prinsip Komunikasi Antarpribadi

antarpribadi

Interpersonal communication is inescapable


Semua yang masuk kedalam stimuli kita merupakan datadata. Manusia tidak akan lepas
terhadap manusia lain. Anda akan
merespon keadaan orang lain, sadar maupun tidak sadar.

Interpersonal communication is irreversible


Pesan yang Anda kirim tidak dapat ditarik kembali.

Interpersonal communication is complicated

Interpersonal communication is contextual

10.1.4Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpribadi


Untuk belajar tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia

Untuk menghubungkan satu sama lain

Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain

Untuk menolong sesama

Untuk dinikmati sendiri

10.2 Proses Komunikasi Antarpribadi


Setiap hubungan Anda pasti memiliki tujuan, srutktur, dan aturan yang
berasal dari konteks interaksi antara Anda dan orang lain.
10.2.1 Tujuan
Hubungan berasal karena adanya sebuah tujuan, atau hasil dari
setiap harapan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan itu
mungkin untuk mempelajari tentang diri sendiri, untuk mempelajari
lingkungan, mengatasi kesepian, untuk mengubah sikap dan perilaku
orang lain, untuk menyelesaikan tugas, untuk menolong seseorang,
dan lain sebagainya.

10.2.2 Struktur
Ada

dua

karakteristik

Dominan/pasrah

dan

dimensi

sebuah

cinta/benci.

struktur

Dimensi

hubungan:

dominan/pasrah

menggambarkan seberapa banyak kendala Anda dan orang lain


terhadap

satu

sama

lain,

sedangkan

dimensi

cinta/benci

merefleksikan berapa banyak rasa sayang atau cinta yang Anda


berikan dan terima.

10.2.3 Aturan
Dalam setiap hubungan harus memiliki aturan yang sudah
disepakati satu sama lain. Itu mengatur tindakan dalam suatu
hubungan. Sangatlah penting bagi Anda untuk membuat prediksi
tentang perilaku orang lain.Jika Anda tidak mengetahui aturan yang
mengatur interaksi Anda, Anda tidak akan dapat memprediksikan
apakah orang yang Anda angguk dan yang Anda sapa, akan kembali
mengangguk

dan

menyapa

Anda.

Tidak,
meraka

akan

tidak

mempedulikan anda, bahkan parahnya dia bisa menghajar Anda.


Terdapat lima aturan yang umum dalam menjalin sebuah hubungan:

Anda harus menghormati privasi orang lain

Anda harus melihat mata lawan bicara Anda saat sedang


berbicara

Jangan Anda membuka rahasia tentang sebuah keyakinan

Jangan Anda mengkritik orang lain didepan umum

Anda harus memberikan pujian, tak peduli seberapa kecil

Anda harus mengisi kekosongan orang lain

Anda harus membagi berita yang membahagiakan dan yang


menyenangkan kepada orang lain

Anda harus menunjukan dukungan emosional

Anda harus percaya dan saling membuka hati satu sama lain

Anda harus secara sukarela menolong


Anda harus berjuang membahagiakan ketika Anda sedang berada


didekatnya

Jangan Anda mengomel kepada orang lain.

10.3 Hubungan Komunikasi Antarpribadi


Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara
seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan
menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya,
makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,
sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta
komunikasi.

Miller

Communication,

dalamExplorations

(1976)

menyatakan

bahwa

”Memahami

in

Interpersonal

proses

komunikasi

interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan


perkembangan

relasional,

dan

pada

gilirannya

(secara

serentak),

perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihakpihak yang


terlibat dalam hubungan tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat
tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan
interpersonal yang baik, yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap
terbuka.
11.Pre-test
1. Jelaskan menurut Anda pengertian komunikasi antarpribadi?
2. Sebutkan prinsip-prinsip komunikasi antarpribadi?
3. Sebutkan fungsi-fungsi komunikasi antarpribadi?

12.Post-test
1. Jelaskan menurut Anda pengertian komunikasi antarpribadi?
2. Sebutkan prinsip-prinsip komunikasi antarpribadi?
3. Sebutkan fungsi-fungsi komunikasi antarpribadi?

13.Handout
1. Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi
1.1

Pengertian Komunikasi Antarpribadi


Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).

1.2

Faktor-faktor Pengaruh Komunikasi Antarpribadi


Jalaludin

Rakhmat

(1994)

meyakini

bahwa

komunikasi

antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri;


atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
o Persepsi interpersonal
o Konsep diri
o Atraksi interpersonal

1.3

Prinsip-prinsip Komunikasi Antarpribadi


o Interpersonal communication is inescapable
o Interpersonal communication is irreversible
o Interpersonal communication is complicated
o Interpersonal communication is contextual

1.4

Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpribadi


o Untuk belajar tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia
o Untuk menghubungkan satu sama lain
o Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain
o Untuk menolong sesama
o Untuk dinikmati sendiri

2. Proses Komunikasi Antarpribadi


Setiap hubungan Anda pasti memiliki tujuan, srutktur, dan aturan yang
berasal dari konteks interaksi antara Anda dan orang lain.
2.1

Tujuan
Hubungan berasal karena adanya sebuah tujuan, atau hasil dari
setiap harapan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan itu
mungkin untuk mempelajari tentang diri sendiri, untuk mempelajari
lingkungan, mengatasi kesepian, untuk mengubah sikap dan perilaku
orang lain, untuk menyelesaikan tugas, untuk menolong seseorang,
dan lain sebagainya.

2.2

Struktur
Ada

dua

karakteristik

Dominan/pasrah

dan

dimensi

cinta/benci.

sebuah

struktur

Dimensi

hubungan:

dominan/pasrah

menggambarkan seberapa banyak kendala Anda dan orang lain


terhadap

satu

sama
lain,

sedangkan

dimensi

cinta/benci

merefleksikan berapa banyak rasa sayang atau cinta yang Anda


berikan dan terima.
2.3

Aturan
Dalam setiap hubungan harus memiliki aturan yang sudah
disepakati satu sama lain. Itu mengatur tindakan dalam suatu
hubungan. Sangatlah penting bagi Anda untuk membuat prediksi
tentang perilaku orang lain.Jika Anda tidak mengetahui aturan yang
mengatur interaksi Anda, Anda tidak akan dapat memprediksikan
apakah orang yang Anda angguk dan yang Anda sapa, akan kembali
mengangguk

dan

menyapa

Anda.

Tidak,

meraka

akan

tidak

mempedulikan anda, bahkan parahnya dia bisa menghajar Anda.


Terdapat lima aturan yang umum dalam menjalin sebuah hubungan:

Anda harus menghormati privasi orang lain

Anda harus melihat mata lawan bicara Anda saat sedang


berbicara

Jangan Anda membuka rahasia tentang sebuah keyakinan

Jangan Anda mengkritik orang lain didepan umum

Anda harus memberikan pujian, tak peduli seberapa kecil

Anda harus mengisi kekosongan orang lain

Anda harus membagi berita yang membahagiakan dan yang


menyenangkan kepada orang lain


Anda harus menunjukan dukungan emosional

Anda harus percaya dan saling membuka hati satu sama lain

Anda harus secara sukarela menolong

Anda harus berjuang membahagiakan ketika Anda sedang berada


didekatnya

Jangan Anda mengomel kepada orang lain.


3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara
seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan
menumbuhkan

derajad

keterbukaan

orang

untuk mengungkapkan

dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi


dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara
peserta komunikasi. Miller (1976) dalamExplorations in Interpersonal

Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi


interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan
perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak),
perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara
pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa
terdapat

tiga

faktor

dalam

komunikasi

antarpribadi

yang

menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu: a. Percaya; b.


sikap suportif; dan c. sikap terbuka.

Buku:
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2007.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001
Rosenfeld, Lawrence B. & Berko. Communicating With Competency. London:
Foresman and Company. 1990.
Website & Blog:

http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ 6 maret 2010

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/makna-denotatif-maknakonotatif-
dan.html 6 maret 2010

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-nonverbal.html 7 maret
2010

http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/komunikasi-interpersonal.html 9
maret 2010

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-antarpribadi.html 9 maret
2010

http://www.speechmastery.com/art-of-listening.html 9 maret 2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Active_listening 9 marret 2010

http://communicatebetter.blogspot.com/2009/01/three-different-levels-
oflistening.html 9 maret 2010

http://www.ingilish.com/listening-activities.htm 9 maret 2010

Sumber lain:

Catatan mata kuliah Komunikasi Antarpribadi (semester 3 : Roy R. Rondonuwu)


Modul pelatihan profesional: Meeting Management Modul (Maulana Nurhadi /


KIC053138)

Anda mungkin juga menyukai