4.rancangan RKPD Awal Bab II 2015 PDF
4.rancangan RKPD Awal Bab II 2015 PDF
Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun tahun 2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 1
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.2
Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Ibukota
Kecamatan serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kab.Karimun
Berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2012
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 2
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
1. Utara : Selat Singapura (Philip Channel), Selat Malaka dan
Semenanjung Malaysia
2. Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir) dan
Kabupaten Lingga
3. Barat : Kecamatan Rangsang (Kabupaten Meranti) dan Kecamatan
Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.
4. Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 3
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.3
Persentase Luas Wilayah Daratan, Lautan dan Jumlah Pulau
Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2013
Daratan Lautan
Kecamatan Jumlah Pulau
Km² % Km² %
Moro 1.166,80 76,56 1.668,44 25,83 84
Durai 52,00 3,41 1.480,54 22,92 46
Kundur 34,30 2,25 449,93 6,96 26
Unggar NA NA NA NA NA
Karimun 49,90 3,27 404,06 6,25 23
Kundur Utara 29,50 1,94 509,15 7,88 11
Belat NA NA NA NA NA
Kundur Barat 21,70 1,42 267,12 4,13 24
Buru 17,80 1,17 366,88 5,68 6
Meral 80,00 5,25 515,41 7,98 24
Meral Barat NA NA NA NA NA
Tebing 72,00 4,72 798,47 12,36 5
Jumlah 1.524,00 19,09 6.460,00 80,91 249
Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Karimun Ta. 2012
Sebagai wilayah yang terdiri dari banyak pulau besar dan kecil, saat
ini Kabupaten Karimun memiliki 249 buah pulau yang seluruhnya sudah
memiliki nama, namun baru sebanyak 54 pulau diantaranya yang sudah
berpenghuni (Data terakhir hasil verifikasi Pemerintah Daerah Kabupaten
Karimun). Dua pulau terbesar di wilayah ini menjadi sentra berbagai
kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman penduduk, yaitu
Pulau Karimun dan Pulau Kundur.
2.1.1.3 Topografi
Ketinggian tempat di Kabupaten Karimun berkisar 0-478 meter
di atas permukaan laut dengan puncak tertinggi Gunung Jantan (478
meter). Ketinggian pada wilayah dataran hingga landai berkisar 0–25
meter di atas permukaan air laut. Kelompok wilayah bergelombang
dengan ketinggian tempat berkisar dari 25-200 meter di atas
permukaan air laut dan Kelompok wilayah yang mempunyai
kemiringan lereng berbukit dengan ketinggian antara 25-300 meter di
atas permukaan air laut. Kelompok wilayah yang memiliki relief
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 4
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
berbukit bergunung yaitu di sekitar Gunung Jantan, Gunung Betina
dan Gunung Papan.
Secara umum, topografi di Kabupaten Karimun bervariasi, yakni
datar, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung. Berdasarkan
hasil interpretasi dan analisis Peta Topografi Skala 1 : 50.000, tingkat
kemiringan lereng di Kabupaten Karimun dapat dikelompokkan
menjadi 5 (lima) kelas, secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.4
Gambaran Tingkat Kemiringan Wilayah di Kabupaten Karimun
Kemiringan (%) Keterangan Cakupan Wilayah Total (Km²) Total Luas (Km²)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 5
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Kemiringan (%) Keterangan Cakupan Wilayah Total (Km²) Total Luas (Km²)
2.1.1.4 Stratigrafi
Stratigrafi geologi Kabupaten Karimun merupakan bagian dari
stratigrafi geologi Kepulauan Riau yang dapat dibagi menjadi tiga periode
yaitu: Paleozonik Akhir, Mesozoik dan Tersier Tengah-Akhir. Berdasarkan
pada litologi penyusunnya dari Peta Geologi Skala 1 : 250.000 lembar
Bengkalis dan Siak Sri Indrapura-Tanjung Pinang oleh N.R. Cameron, S.A.
Ghazali dan S.J. Thompson, 1982, Kabupaten Karimun dibagi menjadi
satuan-satuan batuan/formasi, antara lain : Formasi Berakit (Kompleks
batuan Malihan), Formasi Semarung, Formasi Pancur, Formasi
Durianglang, Formasi Malang (MPm), Granit, Kuarsir Porfir, Formasi
Tanjung Kerontang, Endapan Permukaan Tua (Qp), Endapan permukaan
Muda (Qp).
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 6
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Secara setempat kenampakan sesar diisi oleh retas - retas batuan
beku, khusus untuk Pulau Kundur dan Pulau Moro serta pulau
disekitarnya, terdapat daerah-daerah perbukitan yang berisikan granit
yang telah mengalami pengekaran, pelipatan dan pensesaran pada saat
proses berlangsung cekungan. Transgresi secara global juga terjadi pada
cekungan ini yang disusul dengan endapan-endapan sedimen sebagai
sumber energi, minyak dan gas bumi, batubara dan gambut serta endapan
mineral (RTRW Kabupaten Karimun, 2001-2010).
2.1.1.7 Hidrologi
Pulau Karimun merupakan pulau dengan catchment area yang
bersifat optimal untuk menampung dan menyimpan air dibandingkan
dengan pulau-pulau yang lainnya karena mempunyai daerah resapan
yang baik dengan ukuran yang cukup besar. Kenampakan morfologi di
sebelah Utara merupakan perbukitan yang berfungsi sebagai kawasan
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 7
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
penyangga yang dapat menopang kawasan di bawahnya. Sumberdaya air
baik berupa air yang berada di permukaan tanah (air di dalam sistem
sungai, sistem irigasi, sistem drainase, waduk, danau/kolong) maupun air
tanah (air tanah/sumur, mata air) dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan domestik, irigasi atau pertanian, pelayaran, industri, wisata dan
lain-lain.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 8
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.1.9 Air Tanah
Seperti halnya pada batuan granit di Kabupaten Karimun
merupakan jenis batuan beku (massif) yang memiliki mineral kuarsa > 10
%, namun dengan adanya system kekar dan tingkat pelapukan maka jenis
batuannya dapat bertindak sebagai akuifer. Beberapa lokasi yang
ditambang yaitu pemboran batuan granit kemudian dibuat sumur,
hasilnya air tanah dapat keluar. Berdasarkan hasil penelitian PT. Yodha
Karya (2003) Zone akuifer batuan granit dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Zone 1, berupa lapisan timbunan yang terdiri dari pecahan batu granit,
material penyusun lapisan ini umumnya bersifat lepas sehingga
membentuk rongga-rongga yang saling berhubungan. Jika di atas
lapisan ini terdapat air, maka lapisan tersebut akan meresap ke dalam
lapisan, selanjutnya mengalir melalui rongga dan butir dan akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat. Bila lapisan ini telah jenuh, maka air
yang telah berada di atasnya tidak dapat meresap lagi, dan
menyebabkan terjadinya genangan air atau aliran permukaan.
2. Zone 2, terdapat di lapisan bawah Zone 1, merupakan batuan granit
yang memiliki rekahan. Meskipun rekahan-rekahan tersebut pada
awalnya terbentuk secara alami, namun akibat adanya kegiatan
peledakan menyebabkan makin bertambah besar dan bertambah
banyak, sehingga air yang terdapat pada zone 1 mengalir ke zone 2
melalui rekahan-rekahan yang saling berhubungan dan terakumulasi
pada suatu tempat. Keterdapatan air tanah di Kabupaten Karimun
dapat di bedakan menjadi tiga jenis akuifer. Yaitu akuifer berproduksi
sedang, akuifer produktivitas kecil dan akuifer air tanah langka (peta
hidrogeologi).
a. Akuifer dengan produktivitas sedang yaitu akifer tidak menerus,
keterusan rendah, muka air tanah umumnya beragam, debit < 5
l/detik. Persebaran jenis akuifer ini menempati sebagian besar
Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan, Pulau
Belat, Pulau Parit dan bagian pantai Pulau Buru
b. Akuifer dengan produktivitas kecil, muncul setempat, umumnya
keterusan sangat rendah, air tanah dangkal setempat dalam jumlah
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 9
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
yang terbatas dapat diperoleh pada zone pelapukan batuan padu
atau di daerah dataran. Sebaran jenis akuifer ini di bagian Tengah
Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Parit,
Pulau Buru dan pulau kecil lainnya.
c. Daerah air tanah langka dengan akuifernya pasir dari lapukan
granit, celahan atau rekahan granit itu sendiri dimana
produktivitasnya sangat kecil terdapat di daerah perbukitan Pulau
Karimun Besar, sebagian kecil Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan
dan Pulau Parit.
2.1.1.11 Klimatologi
Wilayah Kabupaten Karimun sebagai bagian dari kepulauan di
Indonesia yang terletak di dekat garis khatulistiwa mempunyai iklim basah
dengan rata-rata penyinaran matahri sebesar 53 persen. Jenis iklim ini
sangat dipengaruhi oleh perubahan angin yang melewatinya. Arah angin
berasal dari arah timur laut, utara, selatan, barat daya, dan barat. Angin
yang sangat berpengaruh adalah angin Utara, Selatan, dan Barat Laut.
Kecepatan angin rata-rata per hari sebesar 4 knot, dengan kecepatan
maksimum tercatat terjadi pada bulan November dengan rata-rata
kecepatan perhari sebesar 7 knot. Tekanan udara rata-rata sebesar 1010,5
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 10
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
MBS, dengan tekanan maksimal terjadi pada bulan September sebesar
1014,7 MBS dan minimum pada bulan Desember sebesar 1007,0 MBS.
Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Karimun hanya
mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim
kemarau di Kabupaten Karimun pada umumnya terjadi sepanjang bulan
Februari, sementara pada bulan lainnya curah hujan cenderung merata.
Berdasarkan dari stasiun BMG Tanjung Balai Karimun, rata-rata curah
hujan tahun 2011 sebesar 238,3 mm, dengan curah hujan tertinggi pada
bulan Desember, dan terendah pada bulan Januari. Jumlah hari hujan
cukup merata sepanjang tahun dengan rata-rata 17 hari setiap bulannya,
kecuali pada bulan Februari dan Juli dimana jumlah hari hujan masing-
masing hanya 10 dan 9 hari. Sementara rata-rata temperatur harian
mencapai 27,50C, dengan rata-rata maksimum sebesar 33,60C dan
minimum 22,50C. Kelembaban udara sepanjang tahun 2011 mencapai 86
persen.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 11
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2. Banjir
Banjir terjadi disebabkan karena faktor alami dan faktor manusia.
Faktor alami dapat diidentifikasi dari keadaan morfologi wilayah yang
berupa dataran, kerapatan dan jenis penggunaan lahan, curah hujan
yang tinggi sehingga ketika terjadinya hujan aliran sungai atau debit
sungai akan meningkat/meluap. Faktor manusia ikut berpengaruh
terhadap terjadinya banjir karena adanya penggundulan hutan di
daerah hulu, sehingga aliran permukaan langsung menjadi aliran
sungai. Banjir erat kaitannya dengan drainase permukaan tanah.
Drainase di sini adalah drainase yang menunjukkan lamanya atau
seringnya tanah tergenang air. Dengan demikian drainase ini sangat
dipengaruhi oleh sifat sifat fisik tanah lainnya seperti lereng, tekstur
tanah, konsistensi/porositas tanah.
Daerah banjir dapat terjadi di dataran aluvial bekas rawa, daerah
tersebut merupakan tempat yang sering tergenang air. Tanggul sungai
dan sempadan sungai yang sudah rusak dan tidak dapat berfungsi
menahan luapan air, akan mempermudah aliran menyebar ke kiri
kanan sungai. Sebaran kawasan berpotensi banjir terdapat pada
daerah yang mempunyai karakter pantai mangrove/rawa dan jenis
tanahnya organosol/gambut. Kawasan tersebut hampir tersebar di
sepanjang pesisir pulau-pulau di Kabupaten Karimun. Mangrove di
Pulau Karimun Besar yaitu di bagian Selatan Kecamatan Tebing dan
Meral, merupakan daerah yang relatif sedikit dibandingkan pulau-
pulau lainnya. Daerah yang mempunyai lahan rawa lebih banyak di
Kecamatan Moro.
3. Abrasi Pantai
Abrasi merupakan erosi yang terjadi di daerah sekitar pantai karena
arus dan gelombang yang mengikis bentuk lahan pantai (mangrove,
karang/batuan, berpasir. Tingkat erosi yang ditimbulkan berbeda
sesuai dengan kecepatan arus/gelombang dalam mengikis tebing
pantainya. Arus dan gelombang di Kabupaten Karimun terutama
sangat dipengaruhi oleh pola Angin Barat, Selatan dan Utara.
Walaupun pada umumnya arus permukaan konstan, namun di
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 12
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
beberapa tempat kecepatan arus permukaan di laut meningkat yang
dipengaruhi antara lain oleh letak keberadaan pulau dengan pulau
lainnya dan keberadaanya dengan perairan lepas serta pola arah angin
lokal. Sebaran abrasi di Kabupaten Karimun dapat terjadi pada
karakteristik pantai berpasir, berpasir-berlumpur dan pantai
berkarang/cliff. Di Pulau Karimun Besar terdapat di pantai Barat
Kecamatan Meral, bagian Selatan Pulau Kundur dan sebelah Selatan
Pulau Belat.
4. Kegempaan dan Zona Sesar Aktif
Zona sesar aktif yang terdapat di Kepulauan Indonesia mengikuti zone
subduksi tumbukan lempeng yang terbentang dari Barat hingga Timur
Negara Indonesia. Zona sesar aktif akan berasosiasi dengan pusat-
pusat gempa yang dikenal sebagai kegempaan sesar aktif yang
meningkat. Adanya sesar terbentuk karena patahan yang bergeser
sesuai arah sesarnya. Pada zone sesar ini merupakan daerah yang
lemah karena adanya perlapisan batuan yang berbeda antara lain
tingkat pelapukannya, batuan penyusun bahkan formasi batuannya.
Zona gempa di Kabupaten Karimun berdasarkan pada peta isoseisma
(Beca Carter Holling dan Ferner Ltd, 1976) mempunyai percepatan
maksimum 0,05 g. Berdasarkan peta wilayah rawan bencana gempa
bumi Indonesia (Kertapati E, Suhaemi, A., Djuanda,A., 2001) di
Kabupaten Karimun termasuk pada daerah yang berintensitas gempa
rendahan atau setara dengan skala maksimum IV MMI digolongkan
sebagai wilayah yang relatif aman terhadap kerusakan akibat gempa
untuk bangunan teknik di atasnya (Penyusunan Zoning Regulation
Kawasan KEK, 2007).
2.1.1.13 Pola Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Karimun menunjukan jenis
yang beragam dengan keragaman tersebut merupakan perwujudan dari
keragaman kegiatan yang berlangsung di atasnya. Di Kabupaten Karimun
penggunaan lahannya dibagi menjadi 11 yaitu: belukar, permukiman,
hutan lindung, pertanian, perkebunan, kota baru, hutan mangrove,
pertambangan, lahan terbuka, industri, lainnya. Jenis aktivitas
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 13
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
pemanfaatan lahan berpengaruh terhadap nilai dan harga lahan di suatu
daerah. Lokasi tanah strategis dan bernilai tinggi sangat ditentukan oleh
faktor jarak dengan aglomerasi penduduk kota dengan skala yang cukup
tinggi, jarak terhadap jaringan transportasi dan ketersediaan sarana dan
prasarana (air minum, listrik dan lain-lain).
2.1.2.1 Gambaran Umum Demografi
Penduduk merupakan pelaku sekaligus sasaran pembangunan,
sehingga data penduduk merupakan data pokok yang perlu diketahui
karakteristiknya (meliputi kuantitas, distribusi, komposisi, dan kualitas),
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 14
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
perempuan. Penduduk Kabupaten Karimun berasal dari berbagai
suku bangsa (heterogen) dan lebih didominasi oleh suku Melayu.
Secara absolut pertambahan penduduk Kabupaten Karimun dari
tahun ke tahun cukup tinggi. Salah satu penyebabnya adalah rata–rata
laju pertumbuhan penduduk yang relatif cukup tinggi. Selama lima tahun
terakhir, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun per
tahun berada pada kisaran 2,68 persen.
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2006-2013
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013
Jumlah Penduduk Laju
Pertumbuhan
No Kecamatan
2010 2011 2012 2013 Penduduk
(LPP)
1. Karimun 59,585 61,426 63,615 63,512 6,59
2. Tebing 29,600 30,691 32,425 29,054 -1,84
3. Meral 54,495 56,909 59,510 49,726 -8,75
4. Buru 11,026 11,235 11,521 11,504 4,34
5. Moro 20,231 20,452 21,026 20,764 2,63
6. Kundur 41,859 42,664 44,093 37,699 -9,94
7. Kundur 22,651 22,849 21,852 13,928 -38,51
Utara
8. Kundur 18,630 19,239 19,625 19,683 5,65
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 15
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Jumlah Penduduk Laju
Pertumbuhan
No Kecamatan
2010 2011 2012 2013 Penduduk
(LPP)
Barat
9. Durai 7,327 7,520 7,287 7,331 0,05
10. Meral Barat - - - 14,915 NA
11. Belat - - - 7,726 NA
12. Ungar - - - 6.633 NA
Jumlah 265,604 272,985 280,954 282,475 6,35
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Karimun Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 16
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
daya dan daya dukung alam yang tersedia. Kedekatan Kabupaten
Karimun dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia serta Kota
Batam sebagai pusat industri ditambah lagi dengan telah ditetapkannya
Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
(KPBPB), semakin menimbulkan permasalahan–permasalahan
kependudukan.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Karimun pada tahun
2013 menurut data dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan
Keluarga Berencana Kabupaten Karimun adalah sebanyak 80.530 KK,
tersebar di 12 (dua belas) Kecamatan di Kabupaten Karimun. Jumlah KK
di Kabupaten Karimun pada tahun 2013 sebanyak 80.530 KK atau
mengalami peningkatan sebesar 10,84 persen. Kecamatan dengan jumlah
KK terbanyak adalah Kecamatan Karimun sebanyak 19.119 KK diikuti
oleh Kecamatan Meral yaitu 13.439 KK, sedangkan Kecamatan Durai yang
memiliki jumlah penduduk paling sedikit memiliki jumlah KK sebanyak
1.085. Untuk lebih jelasnya jumlah Kepala Keluarga (KK) per-Kecamatan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.9
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kab. Karimun
Menurut Wilayah Kec. Tahun 2013
Jumlah
Kecamatan Jumlah KK Persentase (%)
Penduduk
Moro 20.764 5.986 28.82
Durai 7.331 2.112 28.80
Kundur 37.699 10.757 28.53
Kundur Utara 13.928 3.896 27.97
Kundur Barat 19.683 5.521 28.04
Karimun 63.512 19.119 30.10
Buru 11.504 3.342 29.05
Meral 49.726 13.439 27.02
Tebing 29.054 8.104 27.89
Meral Barat 14.915 4,153 27.84
Belat 7.726 2,183 28.26
Ungar 6.633 1,918 28.91
JUMLAH 282.475 80.530 28.50
Sumber : Dinas Kependudukan, Capil dan KB, Tahun 2014.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 17
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Sedangkan untuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin menurut wilayah kecamatan dapat dilihat pada
tebel berikut :
Tabel 2.10
Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten
Karimun menurut Wilayah Kecamatan Tahun 2012-2013
Tahu 2012 Tahun 2013
Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Moro 32.703 30.912 10.747 10.017
Durai 3.773 3.514 3.810 3.521
Meral Barat
- - 7.857 7.058
- - 4.069 3.657
Belat
Ungar
- - 3.370 3.263
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 18
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.11
Data Hasil Perekaman e-KTP Kabupaten Karimun
menurut Wilayah Kecamatan Tahun 2013
Jumlah Jumlah Persentase Sisa
Kecamatan
Wajib KTP Perekaman (%) Perekaman
Moro 14.612 11.827 80.94 2.785
Durai 5.115 3.988 77.97 1.127
Kundur 26.886 19.603 72.92 7.283
Kundur 9.968 7.997 80.23 1.971
Utara
Kundur 13.981 11.475 82.08 2.506
Barat
Karimun 44.938 26.738 59.50 18.200
Buru 8.346 7.977 95.58 369
Meral 34.304 23.524 68.58 10.780
Tebing 19.992 16.390 81.99 3.602
Meral Barat 10.162 6.968 68.57 3.194
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 19
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.12
Distribusi Penduduk Usia 10 Tahun Keatas di Kabupaten Karimun
menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
Tahun 2012-2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 20
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.13
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Tahun 2010 s/d 2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 21
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.14
Jumlah Penganggur menurut Tingkat Pendidikan
Pada Tahun 2010 s/d 2013
2010 2011 2012 2013
No Pendidikan
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang
1 Tidak Tamat SD 8 2 9 9
2 Tamat SD-SLTP 217 81 61 61
3 Tamat SLTA Ke atas 1.040 1.136 443 443
4 Tamat Akademi 106 73 35 35
5 Tamat Perguruan Tinggi 163 112 108 108
JUMLAH 1.534 1.404 656 656
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun , Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 22
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.2.4.2 Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 23
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Pemerintah dalam meringankan beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin
(RTM) adalah dengan bantuan beras miskin. Pada tahun 2013 jumlah
Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS PM) Raskin di Kabupaten
Karimun sebanyak 8.579 RTS tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah RTS
di Kecamatan Moro relatif lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan
lain yaitu sejumlah 1.401 RTS, sedangkan jumlah RTS terkecil ada di
Kecamatan Ungar yaitu sebanyak 216 RTS. Jumlah RTS PM Raskin
menurut wilayah kabupaten/kota beserta dengan pagu beras untuk tahun
2013 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.17
Jumlah RTS-PM di Kabupaten Karimun menurut Wilayah
Tahun 2012-2013
Sasaran (RTS) Pagu Beras (Kg)
Kecamatan
2011 2012 2013 2011 2012 2013
Moro 1.939 1.462 1.401 29.085 21.930 21.015
Durai 393 502 482 5.895 7.530 7.230
Kundur 1.778 1.367 1.096 26.670 20.505 16.440
Kundur Utara 1.121 966 336 16.815 14.490 5.040
Kundur Barat 1.320 1.152 1.106 19.800 17.280 16.590
Karimun 951 593 569 14.265 8.895 8.535
Buru 1.319 1.058 1.016 19.785 15.870 15.240
Meral 2.270 1.267 680 34.050 19.005 10.200
Tebing 613 571 445 9.195 8.565 6.675
Meral Barat NA NA 641 NA NA 9.615
Belat NA NA 591 NA NA 8.865
Ungar NA NA 216 NA NA 3.240
JUMLAH 11.704 8.938 8.579 175.560 134.070 128.685
Sumber : Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun, Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 24
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.18
Jumlah Penerima Bantuan Rehab TRLH dan Kube di Kab. Karimun
menurut Wilayah Tahun 2011-2013
Rehab RTLH KUBE
Kecamatan
2011 2012 2013 2011 2012 2013
Moro 0 379 125 12 10 10
Durai 0 178 42 14 4 3
Kundur 157 0 62 9 14 2
Kundur Utara 215 49 61 8 14 3
Kundur Barat 95 0 55 10 12 2
Karimun 35 101 36 18 8 2
Buru 77 160 148 10 8 2
Meral 21 83 39 16 8 1
Tebing 0 70 29 10 7 3
Meral Barat NA NA 53 0 0 2
Belat NA NA 62 0 0 0
Ungar NA NA 38 0 0 0
JUMLAH 600 1.020 750 107 85 30
Sumber : Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun, Tahun 2014
Data diatas menunjukkan bahwa berbagai program tersebut di atas
masih terbatas pada pemberian bantuan yang bersifat sementara dan
belum memotivasi penduduk untuk melakukan kegiatan ekonomi yang
produktif. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Karimun berupaya
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 25
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
maupun realitas produksinya. Adapun perkembangan besaran PDRB
Kabupaten Karimun tahun 2007-2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.19
PDRB Kabupaten Karimun 2007-2013 (Juta Rupiah)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 26
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
baik untuk dijadikan prioritas pengembangan. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Karimun sendiri dipengaruhi oleh dua sektor dominan yaitu
sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kedua
sektor dominan ini sangat menjadi perhatiaan yang besar bagi
pemerintahan Kabupaten Karimun sehingga dapat menjamin
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun terus meningkat. Untuk
mengetahui lebih jelas laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun
dari Tahun 2008 s/d Tahun 2013 ini dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun 2008-2013
*) Angka Sementara
Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 27
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.20
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 s/d 2013*
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 28
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Urutan kedua dalam besaran pertumbuhan ekonomi ditempati
sektor industri sebesar 10,37 persen. Meskipun secara perkembanganya
mengalami sedikit perlambatan dibanding tahun 2012 namun terjadi
kenaikan pada jumlah industri serta nilai output yang dihasilkan.
Peningkatan yang cukup berarti terutama ditunjukkan oleh semakin
banyaknya jumlah industri menengah kecil yang berdiri. Sementara pada
industri skala besar, periode realisasi investasi untuk kebutuhan mesin
dan peralatan ditunjukkan oleh nilai impor tahun 2013 yang sebagian
besar diantaranya terdiri atas barang-barang modal tersebut.
Berada pada urutan ketiga dalam pertumbuhan ekonomi Karimun
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2013
pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 8,15
persen. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat
selama tiga tahun terakhir. Letak georafis Kabupaten Karimun sangat
mendukung dalam memajukan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Setiap tahun, kunjungan turis mancanegara semakin meningkat yang
berakibat pada meningkatnya hunian hotel yang ada di Kabupaten
Karimun.
Pada tahun 2013, tingkat penghunian kamar pada hotel berbintang
rata-rata sebesar 23,87 persen. Tingkat hunian tertinggi terjadi pada
bulan Februari dan Maret, sementara yang paling rendah terjadi pada
bulan September. Kunjungan turis mancanegara yang paling banyak
berkunjung ke Kabupaten Karimun berasal dari Negara Malaysia (60.475
orang), Singapura (35.505 orang), India (1.590 orang), serta negara Asia
dan Eropa lainnya. Rata-rata setiap wisatawan mancanegara
menghabiskan 1,29 hari untuk menginap. Namun demikian, jumlah
hunian kamar oleh tamu asing hanya berkisar 33 persen dari seluruh
jumlah tamu.
Sektor pertambangan dan penggalian berada dalam urutan ke empat
dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8.12 persen. Sektor pertambangan
dan penggalian masih menjadi sektor yang utama penyumbang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karimun yang terdiri dari
pertambangan batu granit,bauksit dan timah.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 29
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Bila kita bandingkan angka-angka laju pertumbuhan tiap sektor
tersebut dengan angka pertumbuhan total, maka dapat dilihat bahwa ada
empat sektor yang berada di atas total laju pertumbuhan, sedangkan lima
sektor lainnya berada di bawah total laju pertumbuhan. Keempat sektor
yang berada di atas laju pertumbuhan total tersebut adalah sektor
bangunan, sektor industri, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta
sektor pertambangan dan penggalian.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian diduga
karena subsektor perikanan sebagai sub-sektor utama penyusun sektor
pertanian mengalami kenaikan produksi yang kurang signifikan selama
beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut timbul akibat ancaman
fenomena perubahan iklim global, overfishing, dan pencemaran, sehingga
menjadikan jangkauan tangkapan menjadi semakin jauh dan
efektifitasnya menurun.
Pembangunan infrastruktur sektor kelautan dan perikanan dirasa
masih belum optimal di tengarai akibat kurangnya alat tangkap serta
sumber daya manusia dalam bidang budidaya perikanan. Sebagian besar
nelayan masih menggunakan cara yang tradisional, dengan hanya
mengandalkan faktor musim. Kurangnya penduduk yang berusaha di
bidang budidaya perikanan darat dikarenakan sebagian besar penduduk
Kabupaten Karimun yang menjadi nelayan belum bisa beralih dari nelayan
tangkap di laut menjadi pembudidaya ikan di darat.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 30
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Dalam jangka panjang struktur ekonomi dapat menunjukan arah
dan keberhasilan pembangunan ekonomi dengan melihat transformasi
ekonomi yang terjadi dari suatu periode ke periode lainnya. Transformasi
struktural dapat dideteksi dengan karakteristik turunnya peranan sektor
primer yang tradisional. Sementara itu pada saat yang bersamaan,
peranan sektor sekunder dan sektor tersier semakin meningkat. Dalam
proses ini, pergeseran peranan harus tetap diikuti oleh pertumbuhan dari
masing-masing sektor meskipun dengan laju yang berbeda.
Lebih lanjut, laju percepatan dari suatu proses transformasi akan
berbeda pada setiap daerah, tergantung pada karakteristik daerah
tersebut. Untuk daerah yang kaya sumber daya alam seperti Kabupaten
Karimun, proses transformasinya cenderung lebih lambat dibandingkan
dengan-daerah kawasan industri seperti Batam dan Bintan. Perbedaan ini
terjadi karena daerah yang kaya akan sumber daya alam cenderung
memerlukan pertumbuhan yang relatif tinggi pada sektor primer untuk
mendukung percepatan pertumbuhan pada sektor lainnya.
Tabel 2.21
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karimun atas dasar Harga
Berlaku menurut Lapangan Usaha 2010 s/d 2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 31
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor
pengangkutan dan komunikasi. Peranan sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang setiap tahun cenderung meningkat pada tahun 2011
mengalami sedikit peningkatan, berbanding terbalik dengan situasi yang
ditunjukkan oleh sektor pertanian dan sektor pengangkutan dan
komunikasi.
Fenomena ini menunjukkan, bahwa perekonomian Kabupaten
Karimun mengalami pergeseran dari perekonomian agraris menuju niaga
jasa. Industrialisasi yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Karimun
yang berbasis pertanian maupun shipyard sudah mulai memperlihatkan
hasilnya. Walaupun secara kuantitatif masih rendah namun bersama-
sama dengan sektor pertambangan dan penggalian secara kualitas sektor
ini mulai menunjukkan peningkatan yang berarti.
Sektor pertanian meskipun memiliki tren penurunan kontribusi
pada perekonomian Kabupaten Karimun tetapi kontribusi tersebut belum
tergeser oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013 diperkirakan
memberikan kontribusi mencapai 1.608,90 milyar rupiah dengan peranan
sebesar 26,34 persen. Walaupun dari sisi harga terus terjadi kenaikan,
namun sulitnya meningkatkan nilai tambah produk pertanian dibanding
produk lainnya juga menjadi salah satu penyebab turunnya kontribusi
sektor pertanian dalam pembentukan PDRB.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menduduki urutan ketiga
dan menyumbang sekitar 12,61 persen dengan nominal sebesar 758,59
milyar rupiah pada tahun 2013. Peranan sektor ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 12,42 persen. Namun
demikian, peranannya pada masa yang akan datang dapat meningkat
seiring dengan kebutuhan moda transportasi yang terus meningkat.
Sektor Bangunan menempati urutan keempat dalam memberikan
kontribusinya terhadap PDRB, dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar
11,15 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 10,44
persen. Peranan sektor bangunan juga mengalami peningkatan yang
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 32
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
cukup berarti selama beberapa tahun terakhir, seiring dengan cukup
banyaknya proyek pemerintah yang bersifat multiyears.
Sektor Industri Pengolahan pada tahun 2013 diproyeksikan
menempati urutan kelima dengan sumbangan sebesar 10,16 persen atau
senilai 620,66 milyar rupiah. Dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus,
sumbangan dari sektor ini diharapkan dapat lebih meningkat bahkan
menjadi penyumbang terbesar karena sebenarnya masih banyak potensi
industri di Karimun yang dapat dikembangkan.
Selanjutnya adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yang
menduduki urutan keenam, dengan sumbangan sebesar 7,42 persen atau
sebesar 453,51 milyar rupiah. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnnya
yang cenderung mengalami penurunan, peranan sektor tersebut pada
tahun 2013 justru menunjukkan adanya kenaikan.
Sedangkan sektor lainnya peranannya relatif kecil, kurang dari 1
persen adalah sektor energi. Secara umum pada tahun 2010-2013 tidak
ada pergeseran peranan yang signifikan pada tiap sektor, namun terjadi
beberapa perubahan dalam peringkatnya.
Tabel 2.22
PDRB Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha 2010 s/d 2013* (Milyar Rupiah)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 33
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Perkembangan Investasi
Dalam rangka pembangunan ekonomi dan pengelolaan berbagai
sumber daya alam Kabupaten Karimun yang tersedia diperlukan
peningkatan arus investasi, baik arus investasi dalam negeri (PMDN)
maupun investasi asing (PMA). Mengingat pentingnya modal dari pihak
swasta untuk ikut membangun Kabupaten Karimun, maka Pemerintah
Kabupaten Karimun selalu berusaha menarik minat para pengusaha
domestik dan asing untuk ikut berpartisipasi mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah dengan cara menanamkan modalnya dalam kegiatan
pembangunan.
Total besaran angka investasi yang sudah terealisasi sampai dengan
tahun 2013 mencapai Rp.9.959.874.558.954,- dengan jumlah investasi
Rp.8.163.441.865.574,- untuk PMA dan Rp. 1.587.337.693.380,- untuk
PMDN. dan untuk Perusahaan Swasta Nasional sebesar
Rp.209.095.000.000,-.
Ekspor Impor
Data ekspor impor Kabupaten Karimun pada Tahun 2013
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun
2012 (Tabel 2.21) yaitu sebesar 61.52 persen. Sedangkan untuk data inpor
Kabupaten Karimun tahun 2013 dibanding dengan tahun sebelumnya
mengalami penurunan sebesar 12.93 persen. Jika dibandingkan besaran
nilai ekspor dengan inpor bisa disimpulkan bahwa Kabupaten Karimun
mengalami surplus neraca perdagangan tahun 2013. Kenaikan yang
cukup signifikan pada nilai ekspor dikarenakan pada tahun 2013, nilai
dollar yang menguat dibanding nilai rupiah. Hal ini juga yang
menyebabkan para eksportir lebih bergairah untuk melakukan ekspor
barang.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 34
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.23
DATA EKSPOR IMPOR
KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2011-2013 (US$)
TAHUN
URAIAN PENINGKATAN (%)
2011 2012 2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 35
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Perkembangan IPM Kabupaten Karimun selama enam tahun
terakhir mengalami kenaikan yaitu dari 72,00 pada tahun 2006 menjadi
74,40 pada tahun 2012, dan perkiraan tahun 2013 adalah 74,72.
Bila ditinjau berdasarkan kontribusi dari ketiga komponen IPM
sebagaimana tergambar pada tabel 2.24 ternyata perubahan Indeks Daya
Beli memberikan kontribusi perubahan yang terbesar dalam peningkatan
nilai IPM setiap tahun. Indeks daya beli masyarakat terhadap kebutuhan
pokok sangat berkaitan dengan tingkat kesejahteraan penduduk sebagai
dampak dari pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
Tingginya paritas daya beli tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor inflasi,
sehingga kestabilan harga bahan konsumsi pokok masyarakat akan
memegang peranan kunci dalam menopang daya beli masyarakat.
Meskipun indeks kesehatan cukup tinggi namun rata-rata
kenaikannya hanya 0,04 poin per tahun. Untuk itu dalam usaha
meningkatkan nilai indeks kesehatan sebagai penunjang naiknya angka
IPM, maka upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan pembangunan
sarana kesehatan yang memadai. Selain itu masyarakat yang berada di
daerah tersebut sangat membutuhkan adanya pembinaan terhadap pola
pikir mereka tentang pentingnya pemanfaatan sarana kesehatan secara
optimal. Lain halnya dengan kesehatan, perkembangan pencapaian
pembangunan pendidikan di Kabupaten Karimun dirasakan masih sangat
lambat, hal tersebut terlihat dari cenderung konstannya indeks
pendidikan. Indeks pendidikan dipengaruhi oleh dua indikator yaitu rata-
rata lama sekolah dan angka melek huruf. Penyebab relatif konstannya
indeks pendidikan berkaitan dengan rata-rata lama sekolah. Selama lima
tahun terakhir rata-rata lama sekolah penduduk Karimun baru mencapai
8,12 tahun. Artinya, rata-rata penduduk berusia 15 tahun keatas di
Kabupaten Karimun menyelesaikan pendidikannya hanya kelas 2 SMP.
Kondisi demikian mencerminkan bahwa program wajib belajar 9 tahun
yang telah dicanangkan pemerintah belum sepenuhnya mencapai sasaran.
Angka Putus Sekolah di Kabupaten Karimun masih tinggi. Kondisi
tersebut diduga disebabkan oleh kondisi geografis Karimun yang
merupakan daerah kepulauan dimana keberadaan sekolah belum merata.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 36
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Akibatnya penduduk yang kurang dalam hal ekonomi menjadi terhambat
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk
mencapai tujuan RLS maksimal 15 tahun, Kabupaten Karimun masih
memerlukan rentang waktu yang cukup lama dan biaya yang besar
terutama dalam pemerataan fasilitas pendidikan dan pengentasan
kemiskinan.
Sementara itu, indikator pendidikan lainnya yaitu Angka Melek
Huruf menunjukkan adanya perkembangan. Pada tahun 2011, AMH
diperkirakan mencapai 95,90 persen (angka sementara). Dengan kata lain
dari setiap 100 orang penduduk Kabupaten Karimun, masih terdapat
empat orang yang tidak dapat membaca dan menulis. Penyebabnya
dimungkinkan karena masih adanya penduduk usia tua yang tidak
memiliki kemampuan baca tulis. Namun seiring berkurangnya komposisi
penduduk dan program pemberantasan kebutaaksaraan diharapkan
Angka Melek Huruf semakin membaik.
Adapun pencapaian IPM pada tahun 2011 berdasarkan
perkembangan data dari tahun 2006-2011 dapat diperoleh taksiran
sebesar 73,88. Untuk mencapai kategori maju sesuai dengan target yang
telah ditetapkan UNDP sebesar 80 tahun 2015 masih diperlukan usaha
panjang. Rata-rata capaian setiap tahunnya harus mencapai 1,53 poin per
tahun sejak tahun 2011. Untuk itu dalam pencapaian sesuai target yang
ingin dicapai diperlukan upaya maksimal untuk meningkatkan derajat
pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah penduduk usia
13-15 tahun dan 16-18 tahun, derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan, serta peningkatan
daya beli masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja bagi penduduk,
peningkatan kompetensi kerja dan peningkatan daya saing.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 37
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK
Pendidikan untuk SD/MI/Paket A pada tahun 2012 adalah sebesar
104,80 persen,sedangkan tahun 2013 APK untuk SD/MI/Paket A
mencapai 106,17 persen, hal ini menunjukkan kenaikan dibandingkan
tahun sebelumnya. Sementara itu, APM SD/MI/Paket A tercatat sebesar
89,14 persen dan ini menunjukkan peningkatan dibanding dengan tahun
2012 sebesar 83.39 persen. Selanjutnya untuk APK SMP/MTs/Paket B
tahun 2013 mencapai 96,52 persen, dibandingan tahun sebelumnya
mengalami peningkatan yakni 92,23 persen. Sedangkan APM
SMP/MTs/Paket B juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu 60,71 persen dan untuk tahun 2012 hanya mencapai
58,91 persen. Kemudian untuk APK SMA/MA/SMK/Paket C tahun 2013
mencapai 83,75 persen, angka ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun 2012 yakni mencapai 75,28 persen. Sedangkan APM
SMA/MA/SMK/Paket C tahun 2013 mencapai 55,68 persen dan
mengalami peningkatan jika dibandingk tahun sebelumnya yakni 50,50
persen. Untuk mengetahui lebih jelas persentase APK dan APM
Kabupaten Karimun Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.25
Persentase APK dan APM Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013
APK APM
NO TAHUN
SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA
1 2010 92,25 78,63 60,35 76,52 60,72 50,46
2 2011 107,57 91,10 76,43 89,44 62,45 63,91
3 2012 104,80 92,23 75,28 83,89 58,91 50,50
4 2013 106,17 96,52 83,75 89,14 60,71 55,68
Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Karimun, Tahun 2014
Tabel 2.26
Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten
Karimun Tahun 2010-2013
APS
NO TAHUN
SD SLTP SLTA
1 2010 85,74 68,23 47,66
2 2011 77,96 74,03 60,84
3 2012 94,66 84,55 54,85
4 2013 98,51 95,72 74.42
Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Karimun, Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 38
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Masih banyaknya masyarakat usia pendidikan yang belum
mendapatkan kemudahan dalam pendidikan serta jumlah prasarana dan
sarana pendidikan yang sangat tidak memadai memerlukan suatu
pemikiran yang mendalam untuk segera memecahkan persoalan yang
telah lama ada dan masih terus menjadi ganjalan dalam pelaksanaan
program pendidikan secara terpadu. Sehingga nantinya dapat diperoleh
suatu petunjuk (guideline) dalam menentukan arah pendidikan yang
sejalan dengan budaya masyarakat Melayu.
Penyediaan sarana pendidikan di Kabupaten Karimun dapat
dikatakan merata di seluruh kecamatan, yang ditunjukkan dengan
terdapatnya sarana pendidikan dari berbagai jenjang, mulai pendidikan
pra sekolah (TK) hingga tingkat menengah. Data jumlah sarana
pendidikan, siswa dan tenaga pengajar di Kabupaten Karimun dapat
dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.27
Jumlah Sekolah, siswa dan Tenaga pengajar di Kabupaten Tahun
2011-2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 39
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.5.2 Urusan Wajib Kesehatan Kesehatan
Berkaitan dengan bidang kesehatan masyarakat, kondisi kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu genetika, lingkungan,
perilaku masyarakat dan pelayanan kesehatan, yang antara lain dapat
dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat serta pola penyakit yang
diderita. Sedangkan status kesehatan masyarakat antara lain dapat dinilai
melalui berbagai indikator kesehatan seperti angka kematian bayi, angka
kematian balita, angka kematian ibu melahirkan, keadaan gizi masyarakat
dan usia harapan hidup.
berikut:
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 40
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Pembangunan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
sarana kesehatan dan kemudahan aksesnya, serta didukung dengan
tenaga kesehatan yang berkualitas. Indikator yang dapat digunakan
dalam mengukur tingkat kesehatan antara lain angka kesakitan
masyarakat, status gizi balita, jumlah tenaga kesehatan dan jumlah
fasilitas kesehatan, adapun sarana prasarana kesahatan yang tersedia
di Kabupaten Karimun sebagai berikut :
Tabel 2.28
Sarana Kesehatan di Kabupaten Karimun Tahun 2010 s/d 2013
Tabel 2.29
Tenaga Kesehatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kabupaten Karimun Tahun 2013
FASILITAS
NO JENIS PENDIDIKAN DINKES PUSKESMAS KESEHATAN LAIN JUMLAH
RSUD SWASTA
1 Kedokteran Spesialis 12 6 18
2 Kedokteran Umum 6 56 15 6 83
3 Kedokteran Gigi 1 10 4 1 16
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 41
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
FASILITAS
NO JENIS PENDIDIKAN DINKES PUSKESMAS KESEHATAN LAIN JUMLAH
RSUD SWASTA
5 S1 Kesmas 24 11 2 1 38
6 S1 farmasi Apoteker 4 0 4 0 8
10 DIII Rekam Medis 0 0 6 4 10
11 DIII Bidan 8 169 24 9 210
12 DIII Perawat 6 179 134 55 374
13 DIII Perawat Gigi 0 5 2 0 7
14 DIII Farmasi 3 10 16 3 32
15 DIII Kesling 4 9 3 0 16
17 DIII Gizi 3 5 2 2 12
18 DIII Fisiotrafi 0 0 4 0 4
20 DIII Radiologi 1 3 9 2 15
21 DIII elektromedik 0 0 1 0 1
22 DIII Analis Kesehatan 1 8 6 2 17
JUMLAH 61 465 244 91 861
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 42
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Jlh Bayi Lahir Jlh Bayi Lahir Jlh Bayi Lahir
No Puskesmas AKB
Hidup Mati Hidup + Mati
9 Durai 148 2 150 4
Jumlah 4.753 44 4.797 76
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 43
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.32
Data Tentang Jumlah Kematian Balita Per Kecamatan
di Kab.Karimun Tahun 2012-2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 44
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.33
JUMLAH KEMATIAN BALITA DI KABUPATEN KARIMUN
TAHUN 2010 s/d 2013
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah AKB per 1.000
No Tahun Kelahiran Kematian Kematian Kematian Kelahiran Hidup
Hidup Bayi Anak Balita Balita (KH)
1 2010 4.041 72 3 75 18,6
2 2011 4.587 63 5 68 14,8
3 2012 5.059 77 3 80 15,81
4 2013 4.753 76 7 83 17,46
4.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 45
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Sesuai dengan target yang ditetapkan pada MDG’s 2015 sebesar
102 per 100.000 Kelahiran Hidup. Pada tahun 2012 di Kabupaten
Karimun terdapat 7 kasus kematian ibu melahirkan dari 5.059
kelahiran hidup, sehingga realisasi pencapaiannya sebesar 138,37 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah kasus
kematian ibu sebanyak 7 kasus dari 4.753 kelahiran hidup, maka
pencapaian AKI sebesar 147,27 per 100.000 kelahiran hidup.
Kondisi pencapaian AKI pada tahun 2013 tersebut
menggambarkan kegagalan dalam mencapai target atau belum dapat
menekan kematian ibu di bawah target yang ditetapkan oleh MDG’s
sebesar 102 per 100.000 KH. Beberapa penyebab masih tingginya AKI
pada tahun 2013 karena faktor keterlambatan dalam merujuk ibu hamil
yang beresiko tinggi atau dengan penyakit komplikasi kehamilan yang
diperburuk dengan kondisi geografis (daerah kepulauan) serta faktor
keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani kasus komplikasi
tersebut. Secara rinci data kematian ibu dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.35
Jumlah Kematian Ibu Kab.Karimun Tahun 2008 s/d 2013
6. Status Gizi
Kondisi status gizi balita di Kabupaten Karimun pada tahun 2013
menunjukkan peningkatan kasus gizi buruk. Kasus gizi buruk
terbanyak ditemukan wilayah Puskesmas Tanjung Balai Karimun
Kecamatan Karimun 6 kasus balita gizi buruk dan terendah kasus
ditemukan wilayah Puskesmas Kecamatan Kundur Barat sebanyak 0
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 46
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kasus. Sedangkan kasus gizi kurang terbanyak ditemukan di
Kecamatan Karimun 223 kasus dan paling sedikit ditemukan di
Kecamatan Kundur Barat 30 kasus balita gizi kurang. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.36
Data Tentang Status Gizi Balita Per Puskesmas Kecamatan
Di Kabupaten Karimun Tahun 2012-2013
Status Gizi Balita
Balita Ditimbang
No Puskesmas Lebih Baik Kurang Buruk
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Tanjung Balai 2,169 3,636 0 48 1,973 918 195 223 1 6
2 Meral 3,674 4,267 1 0 3,445 5330 228 221 0 1
3 Tebing 1,849 1,779 6 0 1,703 506 139 74 1 1
4 Buru 652 712 6 1 602 151 44 32 0 4
5 Tanjung Batu 1,720 2,095 2 0 1,540 1009 170 112 8 4
6 Tanjung Berlian 867 1,460 1 0 799 539 66 70 1 2
7 Kundur Barat 1,078 1,602 13 6 974 285 88 30 3 -
8 Moro 1,038 970 4 20 1,012 294 22 129 0 1
9 Durai 361 331 0 0 237 244 122 108 2 1
Jumlah 13.408 16.852 33 75 12.285 9.276 1.074 999 16 20
% 0,4 55 8,01 5,9 0,12 0,12
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 47
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.37
Data Tentang Persentase Gizi Buruk dan Kurang
Di Kabupaten Karimun Tahun 2008 s/d 2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 48
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.38
Data Tentang Jumlah Kasus DBD dan Meninggal Per
Kecamatan Di Kabupaten Karimun Tahun 2013
JUMLAH KASUS MENINGGAL
NO KECAMATAN
L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 KARIMUN 9 19 28 1 0 1
2 MERAL 19 6 25 0 0 0
3 TEBING 13 7 20 0 0 0
4 BURU 2 0 2 0 1 1
5 KUNDUR 2 3 5 0 0 0
6 KUNDUR UTARA 1 0 1 0 0 0
7 KUNDUR BARAT 0 0 2 0 0 0
8 MORO 0 2 2 0 0 0
9 DURAI 0 1 1 0 0 0
JUMLAH 46 38 84 1 1 2
Incident rate per
29,7 2,38
100.000 penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014
Angka Kesakitan Penyakit DBD per 100.000 penduduk menurut
target nasional yang ditetapkan di dalam RPJM Kementerian
Kesehatan RI tahun 2015 adalah 51 jiwa kasus per 100.000
penduduk sedangkan Realisasi pencapaian Kabupaten Karimun
tahun 2013 sebesar 29,7 jiwa/kasus per 100.000 penduduk.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2013 kasus penyakit
DBD masih dibawah target atau berhasil menekankan kasus
penyakit DBD apa lagi jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya seperti terlihat pada tabel :
Tabel 2.39
Data Tentang Jumlah Kasus Penyakit DBD dan Kematian
DBD Di Kabupaten Karimun Tahun 2008 s/d 2013
Kasus Penyakit DBD Kematian DBD
No Tahun
Jlh Angka Kesakitan Jlh Angka Kematian
1. 2013 84 29,7 2 2,38
2. 2012 76 32,6 1 1,3
3. 2011 117 55 1 0,9
4. 2010 148 69,6 1 0,7
5. 2009 143 66 1 0,7
6. 2008 219 88 4 1,8
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 49
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
c. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC.
Pada tahun 2013 terdapat 110 persen penemuan penderita baru
TB paru, yang sembuh dengan realisasi pencapaian sebesar 73,3
persen dari jumlah penderita, ini menunjukkan bahwa hasil
yang diperoleh belum mencapai target yang ditetapkan dalam
MDGs 2015 sebesar 85 persen. Namu hasil tersebut sudah
menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan pencapaia
tahun sebelumnya.
Tabel 2.40
Data Tentang Jumlah Kasus Penyakit TB Paru
Di Kabupaten Karimun Tahun 2008 s/d 2013
Kasus Penyakit TB Paru
No Tahun Angka Penemuan Angka
Konversi Kasus Kesembuhan
1. 2013 60,3 60,2 73,3
2. 2012 67 39,73 65,73
3. 2011 74 42,18 63,6
4. 2010 91,5 32,3 47,6
5. 2009 91,8 60,7 88,6
6. 2008 94,7 37,3 25,5
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2013
d. HIV/AIDS
Selama tahun 2013 berdasarkan data yang terkumpul di
Kabupaten Karimun terdapat 84 penderita HIV, 36 Kasus
penderita AIDs, 1.545 penderita penyakit infeksi menular
seksual lainnya serta 7 orang meninggal karena penyakit
AIDs.
Tabel 2.41
PERKEMBANGAN KASUS HIV/AID’S
KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2008 – 2012
Kasus Baru Kasus HIV AIDS Infeksi
Menular
No Tahun HIV AIDS JLH JLH JLH Sexual (IMS)
HIV/AIDS Kumulatif Meninggal
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 50
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Kasus Baru Kasus HIV AIDS Infeksi
Menular
No Tahun HIV AIDS JLH JLH JLH Sexual (IMS)
HIV/AIDS Kumulatif Meninggal
2.1.5.3. Lain-Lain
Pelaksanaan kegiatan Pemerintahan Kabupaten Karimun pada
tahun 2013 didukung oleh 4.175 orang pegawai negeri sipil.
Menurut golongannya, 3.28 persen di antaranya merupakan pegawai
golongan I, 38,33 persen merupakan pegawai golongan II, 41,41
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 51
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
persen merupakan pegawai golongan III, dan selebihnya 16,98
persen merupakan pegawai dengan golongan IV.
Tabel 2.43
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan
Kabupaten Karimun Thn.2013
NO GOLONGAN PNS 2012 (Orang) 2013 (Orang)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 52
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kesenjangan antar-kawasan maupun antar-wilayah, memperkuat
ketahanan pangan, dan mengurangi jumlah pengangguran dalam suatu
negara.
Pembangunan infrastruktur mempunyai manfaat langsung untuk
peningkatan taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan, karena
semenjak tahap konstruksi telah dapat menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat sekaligus menggerakkan sektor riil. Sementara pada masa
layanan, berbagai multiplier ekonomi dapat dibangkitkan melalui kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur. Infrastruktur pekerjaan
umum yang telah terbangun tersebut pada akhirnya juga akan dapat
memperbaiki kualitas permukiman.
Disamping itu, infrastruktur juga berperan sebagai pendukung
kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya antara lain sektor
pertanian, industri, kelautan dan perikanan. Pembangunan infrastruktur
berperan sebagai stimulan dalam mendukung perkembangan ekonomi
wilayah yang signifikan. Oleh karenanya, upaya pembangunan
infrastruktur perlu direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat
kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, yang pada gilirannya akan
menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran
pembangunan daerah dan nasional pada umumnya, termasuk kaitannya
dengan pencapaian sasaran-sasaran Millennium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015 mendatang.
Dengan demikian, pembangunan infrastruktur pada dasarnya
dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) strategic goals, yaitu: a)
meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat; dan c) meningkatkan kualitas lingkungan.
Perwujudan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum tersebut
terlihat melalui:
(i) Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang berperan
untuk mendukung distribusi lalu-lintas barang dan manusia
maupun pembentuk struktur ruang wilayah;
(ii) Infrastuktur sumber daya air yang berperan dalam penyimpanan
dan pendistribusian air untuk keperluan domestik (rumah tangga),
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 53
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
industri, dan pertanian guna mendukung ketahanan pangan, dan
pelaksanaan konservasi sumber daya air, serta pendayagunaan
sumber daya air dan pengendalian daya rusak air; dan
(iii) Infrastruktur permukiman yang berperan dalam menyediakan
pelayanan air minum dan sanitasi lingkungan, infrastruktur
permukiman di perkotaan dan perdesaan dan revitalisasi kawasan
serta pengembangan kawasan agropolitan. Seluruh penyediaan
infrastruktur tersebut diselenggarakan berbasiskan penataan ruang.
Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur bukan hanya harus
benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis, tetapi
juga harus berkualitas supaya mampu menciptakan dan membuka
peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi (economic gains),
menghadirkan keuntungan sosial (social benefits), meningkatkan layanan
publik (public services), serta meningkatan partisipasi politik (political
participation) di segenap lapisan masyarakat. Pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum juga harus selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor
lainnya sehingga mampu mendukung pengembangan wilayah dan
permukiman dalam rangka perwujudan dan pemantapan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Untuk dapat mendukung perekonomian dalam mengarahkan
strukturisasi pusat-pusat kegiatan, infrastruktur jalan sangat mutlak
diperlukan sebagai sarana pemasokan bahan, distribusi dan pemasaran
hasil-hasil pertanian dan perkebunan, industri maupun usaha dibidang
jasa. Untuk itu, harus ada akses dengan kapasitas kompetitif yang
mampu melayani akses ke permukiman, akses ke pelabuhan laut, akses
ke kawasan industri serta akses ke kawasan-kawasan wisata, terutama
apabila terkait dengan jalur-jalur wisata menarik maupun secara estetika
menjadi icon suatu daerah.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 54
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kabupaten dengan total panjang jaringan jalan nya adalah 507,92 Km dan
telah tercatat sepanjang 401, 80 Km dalam kondisi ber aspal.
Untuk jalan nasional, secara umum kondisi jalan sampai dengan
akhir tahun 2013 : Panjang jalan 26,64 Km, 100 % kondisi baik (aspal), 0
% sedang, 0 % rusak ringan, 0 % rusak berat atau 100 % kondisi mantap
dan 0 % kondisi tidak mantap. Jaringan jalan nasional akan terus
ditingkatkan sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 87 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan arah dan
kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N).
Untuk jalan Provinsi, secara umum kondisi jalan sampai dengan
akhir tahun 2013 : Panjang jalan 124, 85 Km, 119,55 Km ber aspal, 85,03
% kondisi baik, 0 % kondisi sedang, 10,54 % kondisi rusak ringan dan
4,43 % kondisi rusak berat atau 85. 03 % kondisi mantap dan 14,97 %
kondisi tidak mantap. Kondisi jaringan jalan provinsi di Kabupaten
Karimun bila dibandingkan dengan tahun 2012 telah banyak mengalami
perubahan yang signifikan yang mengarah ke degradasi / penurunan
kualitas jalan, antara lain kondisi baik menurun 1,98 %, rusak ringan
meningkat dari 2,59 % menjadi 10,54 %. Turunnya kualitas jalan provinsi
selain disebabkan oleh beban lalulintas dan faktor alam, juga terjadi
karena penyelenggara jalan yang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kepri belum fokus menangani pemeliharaan jaringan jalan
provinsi, sebagian besar hanya menangani ruas jalan non status di
Kabupaten Karimun. Kemudian, kondisi rusak berat jalan provinsi pada
tahun 2012 tercatat 4,83 % atau 6,05 Km, menurun sebesar 0,59 % atau
750 m, hal ini karena telah terjadi review design atau perubahan trase
pembangunan jalan pesisir pantai (coastal area) yang tadinya melewati
daratan berubah design sehingga melewati bibir pantai karena terkait
pembebasan lahan.
Selanjutnya, secara umum kondisi jalan kabupaten sampai dengan
akhir tahun 2013 : Panjang jalan 356, 43 Km, 255,61 Km beraspal, 81,24
% kondisi baik, 2,01 % kondisi sedang, 14,76 % kondisi rusak ringan dan
1,99 % kondisi rusak berat atau 83, 26 % kondisi mantap dan 16, 74 %
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 55
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kondisi tidak mantap. Masih panjangnya kondisi jaringan jalan yang tidak
mantap, selain disebabkan oleh keterbatasan dana, hal ini terutama
disebabkan disiplin pengguna jalan seperti penggunaan kendaraan yang
melebihi muatan yang diizinkan, kejadian bencana alam yang
menyebabkan kerusakan jalan serta masih perlu ditingkatkannya
kompetensi pelaksana proyek. Sampai pada tahun 2013 dihadapi
tantangan menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama
perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan
dan dimensi berlebih yang antara lain ditangani meskipun belum
menyeluruh melalui pembangunan jalan buah rawa – dusun nyiur
Kecamatan Moro, peningkatan jalan Desa Parit Kecamatan Karimun,
peningkatan jalan pantai timun – bukit senang Kecamatan Kundur Barat.
Tantangan lain yang sering dihadapi Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Karimun dalam penyelenggaraan jaringan jalan Nasional,
Provinsi dan Kabupaten meliputi :
1. Meningkatnya muatan dan dimensi berlebih.
2. Masih tingginya kesenjangan antar wilayah dan terbatasnya akses dari
pusat produksi ke pemasaran, termasuk masih banyaknya daerah yang
terisolasi.
3. Banyaknya kerusakan prasarana jalan akibat bencana alam, seperti
banjir dan tanah longsor menyebabkan alokasi yang semula untuk
pemeliharaan jalan berubah untuk penanganan tanggap darurat.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 56
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.45
Daftar Status dan Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Karimun
s.d Tahun 2013
Total Panjang Kondisi Jalan (M)
Penyelenggara Panjang Jalan
No
Jalan Jaringan Beraspal Rusak Rusak
Baik % Sedang % % %
Jalan (M) (M) Ringan Berat
2 JALAN PROVINSI 124,850 119,550 101,650 85,03 - 0 12,600 10,54 5,300 4,43
3 JALAN KABUPATEN 356,435 255.610 207,665 81,24 5,150 2,01 37,720 14,76 5,075 1,99
Air Minum
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya untuk minum, memasak, mandi,
mencuci dan keperluan lainnya. Upaya yang dilakukan untuk mencapai
target Water Supply and Sanitations_Millennium Development Goals
(WSS_MDGs), yaitu dengan menurunkan jumlah penduduk yang belum
mempunyai akses air minum dan sanitasi melalui berbagai program,
antara lain program pelayanan air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, penduduk
Kabupaten Karimun memperolehnya dari mata air, air tanah dan air
permukaan. Sedangkan penyediaan air bersih perpipaan dilaksanakan
melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan produksi air bersih
pada tahun 2011 sebesar 1.177.812 m3 dengan jumlah pelanggan
sebanyak 4.837 unit.
Sampai dengan akhir tahun 2013 persentase Rumah Tangga yang
mendapatkan air bersih tercatat sebesar 36,42 persen atau terealisasi
sebesar 28.837 KK dari 79.168 KK. Dan angka ini meningkat jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 34,58
persen. Dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah membuat sumur gali,
solar water cell dan dengan menjadi pelanggan pada UUAB maupun
swasta. Pembangunan penyediaan sarana air bersih ini dilakukan dengan
mempertimbangkan tingginya kebutuhan masyarakat akan air bersih,
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 57
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
sementara pengelolaan air bersih di Kabupaten Karimun belum memadai.
Hai ini dipicu dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Air
tanah sudah mulai tercemar, khususnya di tempat-tempat yang padat
penduduk. Diharapkan hingga akhir tahun 2015, separoh proporsi
penduduk kabupaten karimun telah mendapatkan akses air bersih sesuai
dengan kesepakatan internasional yang tertulis dalam Millenium
Development Goals (MDG’s).
Tabel 2.46
Daftar Perkembangan Penyediaan Air Bersih Oleh Perusahaan Air
Minum di Kabupaten Karimun Tahun 2011
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 58
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Provinsi dalam sektor pariwisata hanya terbatas pada promosi
pariwisata. Dengan demikian, pengelolaan obyek wisata telah menjadi
kewenangan Pemerintah Kota atau Kabupaten masing-masing.
Kedatangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara antara
lain dipengaruhi oleh ketersediaan obyek wisata yang tersedia. Beberapa
obyek wisata yang tersedia di Kabupaten Karimun antara lain berupa
Objek Wisata Religius, Objek Wisata Budaya/Sejarah, Objek Wisata Alam,
Objek Wisata Pantai dan Agro Wisata. Berikut ini adalah tabel jenis obyek
wisata di Kabupaten Karimun.
Adapun jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten
Karimun berdasarkan data BPS pada tahun 2013 berjumlah 104.889
orang, mengalami penurunan sebesar 4,6 persen dibandingkan tahun
2012 yang mencapai 109.715 orang.
Tabel 2.47
Jenis-Jenis Objek Wisata Kabupaten Karimun
NO Jenis Objek Objek Wisata
Wisata
1. Objek Wisata
Mesjid Tua R. Abdul Gani, Mesjid Al Mubarak
Religius Meral, Klenteng Tua, Geraja
2. Objek WisataPrasasti Pasir Panjang, Makam Badang,
Budaya/Sejarah
Keramat Tanjung Gelam, Adat Perkawinan,
Barongsai, Reog, Mandi Syafar, Sampan Layar,
Jong, Kesenian Kompang
3. Objek Wisata Air Terjun Pongkar, Air Panas Tanjung Hutan,
Alam Air Terjun Bukit, Tembaga (sememal)
4. Objek Wisata Pantai Pongkar, Pantai Pelawan, Pantai Lubuk,
Pantai Pantai Gading,Resort Telunas, Pantai Sugi-
Moro, Pantai Pulau Tulang, Pantai Timun
5. Agro Wisata Agrowisata Durian, Agrowisata Nenas,
Agrowisata Rambutan, Agrowisata Cempedak
Sumber : Buku Fakta dan Analisa-Review RTRW Kab. Karimun Tahun
2010-2030, RPJMD Kab.Karimun 2011-2016
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 59
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Islam yang terdiri dari mesjid, langgar dan mushola sebanyak 413 Buah.
Sedangkan untuk sarana ibadah agama lainnya terdiri dari 32 buah
Gereja, 48 buah Vihara, dan 1 Buah Klen-teng . Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.48
Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun, 2013
Gereja Gereja
Kecamatan Mesjid Surau Mushalla Vihara Cetiya Klenteng
Protestan Katolik
Moro 28 21 4 3 1 4 3 -
Durai 12 7 1 - - - - -
Kundur 24 33 5 3 1 2 - -
Kundur 15 15 3 - - 3 - -
Utara
Kundur Barat 20 24 3 1 - 2 2 -
Karimun 16 7 3 - - - 1 -
Buru 12 13 - - - - - -
Meral 29 19 12 2 1 6 2 -
Tebing 14 8 1 - - - 4 -
Jumlah 21 15 3 3 1 1 11 -
Sumber : Kantor Departemen Agam
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 60
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.5.8 Urusan Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat
Berkaitan dengan pembangunan keamanan dan ketertiban,
dapat dikemukakan bahwa kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat
di merupa-kan prasyarat utama untuk mendukung keberhasilan berbagai
agenda penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Selama kurun waktu tahun 2013, situasi dan kondisi keamanan dan
ketertiban di Kabupaten Karimun relatif kondusif sehingga memberikan
dukungan konstruktif bagi stabilitas daerah, hanya saja pada tahun 2013
sedikit diwarnai dengan aksi demonstrasi oleh beberapa kelompok
masyarakat, buruh dan mahasiswa.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 61
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah
2.1.6.1 Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah ditunjukkan oleh nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam bentuk Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Karimun berdasarkan
harga berlaku tahun 2013 mencapai Rp. 6.109.172.65 milyar rupiah.
Sedangkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Karimun juga
menunjukkan trend positif, yaitu pada tahun 2013 mencapai 7,14 persen.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 62
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Adapun jumlah armada penangkapan ikan yang dimiliki Kabupaten
Karimun tiap kecamatan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.49
Jumlah Armada Penangkapan Perikanan Tiap Kecamatan
Kabupaten Karimun Tahun 2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 63
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
jumlah nilai Rp.1.224.597.230.000,-. Selanjutnya untuk produksi
budidaya perikanan adalah 1.592,88 ton atau dengan jumlah nilai
Rp.62.163.400.000,- dan produksi pengolahan perikanan adalah
2.420,29 ton atau dengan nilai Rp.119.278.324.000. Jumlah
tersebut merupakan kumulasi dari jumlah produksi dimasing-masing
kecamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.50
Volume dan Nilai Produksi Perikanan menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2012
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 64
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tahun Jumlah Produksi (Ton) Nilai Rp (000)
2012 27.406,83 773.105.043.000
2013 38.483.44 1.406.038.954.000,-
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 65
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
PRODUKSI (Ton) PENINGK
NO URAIAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN ATAN
2010 2011 2012 2013 (%)
2. Jumlah ekspor 9.327,48 10.325,10 10,474,23 9.524,45 + 3,7%
perikanan tangkap
3. Jumlah ekspor 1.284,63 1.413.09 1.628.75 2.256,85 + 51,2%
pengolahan
perikanan
JUMLAH 11.529,21 12.682,15 13.082,99 12.208,82
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 - 2013
Tabel 2.54
Produktifitas Tanaman Pangan di Kabupaten Karimun menurut Jenis
Tanaman dan Kecamatan Tahun 2011 -2013 (kuintal per ha)
Padi Ladang Jagung Talas Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Kecamatan
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Moro 0 0 19 0 0 0 35 0 40 0 85 0
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 66
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Padi Ladang Jagung Talas Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Kecamatan
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Durai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kundur 0 0 25 30 0 0 40 90 43 60 85 0
Kundur Utara 30 20 23 30 0 0 40 85 0 0 90 75
Kundur Barat 25 0 25 30 0 0 40 90 0 65 90 80
Karimun 0 0 0 0 0 0 30 75 0 0 0 0
Buru 20 20 16 25 0 0 35 80 0 0 70 0
Meral 0 0 20 25 0 0 40 90 0 0 0 0
Tebing 0 0 20 25 0 0 40 90 42 0 95 75
Meral Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Belat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ungar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 20 21.14 27.5 0 0 37.5 85.71 41.67 62.5 85.83 76.67
Jumlah
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 67
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.55
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2010 - 2013 (Ton)
Peternakan
Salah satu sasaran pembangunan sub sektor peternakan
adalah untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam
usaha memperbaiki gizi masyarakat. Pada tahun 2013 populasi
ternak besar tercatat adalah sapi sebanyak 1.364 ekor dan kambing
6.961 ekor. Dari kedua ternak besar yang diusahakan pada tahun
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 68
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Sementara itu pada jenis ternak unggas, jumlah ternak yang
diusahakan pada tahun 2012, tercatat jenis ayam ras pedaging sebanyak
107.900 ekor, ayam ras petelur 35.400 ekor, ayam kampung 42.135 ekor
dan itik 3.652 ekor. Populasi ternak unggas mengalami peningkatan
kecuali ternak ayam ras petelur mengalami penurunan. Penurunan
populasi pada ayam ras petelur disebabkan adanya kasus flu burung yang
terjadi di Pulau Kundur. Berikut adalah tabel populasi ternak unggas
menurut jenis dan kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2012-2013.
Tabel 2.57
Populasi Ternak Unggas Menurut Jenis dan Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2012 – 2013
Belat NA NA NA NA NA NA NA NA
Ungar NA NA NA NA NA NA NA NA
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 69
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Perkembangan sektor industri Kabupaten Karimun pada tahun
2013 mengalami peningkatan sebesar 11,66 persen apabila dibandingkan
dengan tahun 2011 yaitu dari 758 unit usaha menjadi 858 unit usaha.
Unit usaha tersebut meliputi industri pangan, sandang, kimia dan bahan
bangunan, logam serta industri kerajinan, dengan jumlah unit usaha
terbanyak adalah industri pangan kemudian diikuti industri kerajinan.
Perkembangan sektor industri dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.58
Perkembangan Unit Usaha Industri Kecil dan Menengah
Kabupaten Karimun Tahun 2010 -2013
2009 281 -
2010 441 62,13%
2011 624 31,74%
2012 758 9.36%
2013 858 11,65%
Sumber : Dinas Perindustriaan dan Perdagangan Kabupaten Karimun Ta. 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 70
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Lapangan Usaha 2011 2012 *) 2013**)
3. Industri 9,23 9,73 10,16
4. Listrik & Air 0,34 0,33 0,32
5. Bangunan 9,83 10,44 11,15
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 26,45 26,33 26,34
7. Pengangkutan &Komunikasi 12,87 12,61 12,42
8. Keu, Persewaan, &Jasa Perusahaan 3,13 3,15 3,13
9. Jasa-Jasa 5,13 5,09 5,02
PDRB 100,00 100,00 100,00
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Kabupaten Karimun, Tahun 2014
Konstruksi Bangunan
1 PT. McCONNEL DOWEL INDONESIA 207.500.000
Sipil
Enggineering
Procument
2 PT. IOT EPC INDONESIA Construction (EPC) di 19.854.000.000
Bidang Minyak dan Gas
Bumi
PT. BOSKALIS INTERNASIONAL Konstruksi Bangunan
3 4.750.000.000
INDONESIA Sipil
Pertambangan Batu
4 PT. TRIMEGAH PERKASA UTAMA 52.682.770.037
Granit
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 71
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)
Jasa Penunjang
5 PT. ANEKA MINING SUKSES Pertambangan Umum 30.606.500.000
dan Perdagangan
PT. KARIMUN SEMBAWANG Galangan Kapal dan
6 579.500.000.000
SHIPYARD Pabrikasi
7 PT. SAIPEM INDONESIA Industri Galangan 1.487.585.363.500
Jasa Pelaksana
8 PT. PACENTINI TURCH INDONESIA 202.165.732.037
Konsultasi Kontruksi
9 PT. OIL TANKING Minyak dan Gas 2.700.000.000.000
Tabel 2.61
Daftar Perusahaan PMDN Kab.Karimun Tahun 2013
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 72
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 73
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 74
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 75
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)
TAHUN PENINGKAT
URAIAN
2010 2011 2012 2013 AN (%)
EKSPOR 177.133.031 254.851.056 329.403.809 532.068.075 61.52
IMPOR 101.764.704 180.732.114 335.846.548 292.415.662 -12.93
Sumber : BPS Kabupaten Karimun , Tahun 2014
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 76
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan akan dihasilkan informasi
kinerja yang dapat menjadi masukan bagi proses perencanaan dan
penganggaran yang didukung oleh ketersediaan informasi dan data yang
lebih akurat.
Dengan demikian, program pembangunan menjadi lebih efisien,
efektif, disertai dengan akuntabilitas pelaksanaannya yang jelas.
Keberhasilan pencapaian sasaran pada semua tingkat pelaksanaan
pembangunan akan dapat diukur dengan menggunakan indikator kinerja
yang telah didefinisikan secara tepat sebelumnya. Evaluasi terhadap
status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja utama yang
mencerminkan realisasi penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.
Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Karimun yang telah ditetapkan
kemudian sasarannya diimplementasikan dalam perencanaan tahunan
menunjukan keberlanjutan dan keberhasilan pencapaian sasaran yang
telah dilakukan. Sasaran yang telah ditetapkan diukur dengan indikator
kinerja pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD untuk kurun
waktu 5 tahun. Indikator kinerja pembangunan daerah sampai dengan
tahun 2013 mengalami perkembangan yang cukup baik, walaupun
beberapa indikator belum mencapai target yang ditetapkan. Pencapaian
indikator kinerja pembangunan daerah sampai dengan tahun 2013 dan
perkiraan target sampai tahun berjalan serta realisasi RPJMD dapat
dilihat pada Tabel Evaluasi Hasil Pelaksanaan Perencanaan Daerah
Sampai Dengan Tahun Berjalan sebagai berikut :
Tabel 2.64
Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan
Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013
Capaian Capaian Target Interpertasi
Jenis Urusan Indikator Pilihan Keterangan
2012 2013* RPJMD Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
% ADH
Pertumbuhan PDRB 7,26 7,14 6,76 Melampaui
Konstan
PDRB per Kapita Juta Rp 23,449 26.611 24.4 Melampaui
Pengeluaran Per kapita Ribu Rp 644.560 647.500 642,23 Melampaui
Perekonomian
Rasio PAD thd PDRB % 4,25 3.35 - Menurun
Belanja Pemerintah Daerah Milyar Rp 877,898 1,077,553 - Meningkat
Realisasi Investasi Milyar Rp 11.345,718 9.959,875 9.778,106 Meningkat
Neraca Pembayaran US$ -6.442.739 239.652.413 - Meningkat
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 77
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Capaian Capaian Target Interpertasi
Jenis Urusan Indikator Pilihan Keterangan
2012 2013* RPJMD Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah Wisatawan
Orang 107.499 104.889 125.000 Menurun
Mancanegara
per 10000
Tingkat Kriminalitas 17,50 - Meningkat
penduduk
Keamanan & per 10000
Kasus Kriminal Diselesaikan 11,37 - Menurun
Ketertiban penduduk
Kasus Penyalahgunaan per 10000
1,75 - Meningkat
Narkoba penduduk
Kepemilikan Rumah % 73,90 80,46 90 Meningkat
Akses Terhadap Air Bersih % 55,05 67,62 68,87 Meningkat
Perumahan
Kepemilikan Fasilitas Sanitasi % 65,40 70,62 62,41 Meningkat
Indeks Kemahalan Konstruksi - 101,57 95,79 <100 Tercapai
*) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Karimun
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 78
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3 Permasalahan Pembangunan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
RKPD tahun 2013 dan realisasi RPJMD dapat diketahui berbagai
permasalahan yang masih timbul dan perlu diatasi. Permasalahan
tersebut mencakup realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi
target kinerja keluaran yang diharapkan, faktor-faktor penyebab tidak
tercapainya target kinerja keluaran program/kegiatan, implikasi yang
timbul terhadap target capaian program RPJMD, dan kebijakan/tindakan
perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi
faktor-faktor penyebab tersebut. Rekapitulasi hasil evaluasi pelaksanaan
RKPD tahun 2014 Kabupaten Karimun antara lain:
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 79
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kegiatan ekonomi Kabupaten Karimun yang terus tumbuh pesat juga
dapat dirasakan dampaknya oleh penduduk miskin.
2.3.3 Urusan Pendidikan
Tabel 2.62 menunjukkan bahwa APK SMP/MTs pada tahun 2013
sebesar 96,52 persen, mengalami peningkatan dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2012 sebesar 92,23 persen. Untuk Sekolah
Menengah/Madrasah Aliyah, pada tahun 2013 tercatat angka APK sebesar
83,75 persen, mengalami kenaikan dibandingkan pencapaian tahun 2012
sebesar 75,28 persen. Sementara itu, APM SMA/MA pada tahun 2013
adalah sebesar 55,68 persen, juga mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2012 sebesar 50,50 persen. Rasio siswa SMA terhadap SMK adalah
3,02 persen, menunjukkan bahwa keberadaan SMK di Kabupaten
Karimun cukup dibutuhkan. Terlihat bahwa minat untuk bersekolah di
SMK cukup besar sehingga diperlukan pengembangan SMK yang telah
ada. Dilihat dari kebutuhan daerah dari sudut pandang sektor ekonomi,
maka SMK yang perlu dikembangkan di Kabupaten Karimun ini adalah
kelompok/bidang perikanan dan kelautan,Industri, dan Kelautan.
2.3.4 Urusan Kesehatan
Realisasi pencapaian Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2013 di
Kabupaten Karimun masih berada diatas Target RPJMD sebesar 13,7
persen. Pencapaian tahun 2013 sebesar 15,9 persen mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 dan masih tergolong cukup
tinggi hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik itu faktor internal
maupun faktor eksternal. Namun jika dibanding dengan target MDG’s
2015 sebesar 32 per 1.000 Kelahiran Hidup, maka pencapaian Kabupaten
Karimun masih dibawah target yang ditetapkan dan dianggap berhasil.
Keberhasilan ini dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya semakin mudah
dan terjangkaunya masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
bayi dan balita, tersedianya sarana pelayanan kesehatan di seluruh
Kabupaten Karimun baik kualitas maupun kuantitas seperti posyandu
balita, Poskesdes/Polindes di desa, penempatan petugas kesehatan didesa
(Dokter Keluarga dan Bidan Desa) serta peningkatan kualitas SDM
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 80
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kesehatan yang bertugas memberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Pada tahun 2013 realisasi pencapaiannya AKI sebesar 147,28 per
100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar 138,4 per 100.000 kelahiran hidup.
Pencapaian AKI tahun 2013 belum dapat mencapai di bawah target MDG’s
2015 (102 per 100.000 kelahiran hidup). Namun demikian, realisasi
pencapaian AKI berdasarkan target RPJMD sudah tercapai namun secara
Nasional Target MDG’s 2015 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Karimun
masih tergolong tinggi.
2.3.5 Urusan Tenaga Kerja
Meningkatnya peluang usaha menyebabkan tingkat pengangguran
terbuka mengalami penurunan dari 5,67 menjadi 5,21 persen. Pada saat
yang sama tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Karimun
mengalami peningkatan dari 58,89 persen menjadi 62,43 persen.
Peningkatan partisipasi terutama berasal dari penduduk perempuan.
Meningkatnya partisipasi tersenbut, tidak dapat diserap seluruhnya oleh
sektor formal. Salah satu penyebabnya adalah akibat terjadinya inflasi
yang dipicu oleh kenaikan harga BBM sehingga berdampak bagi naiknya
biaya operasional UMKM. Hal ini kemudian disikapi dengan rasionalisasi
jumlah pegawai, sehingga penduduk yang sebelumnya berstatus sebagai
pegawai/buruh terpaksa membuka usaha sendiri. Jumlah pekerja pada
sektor non-formal pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari 37,43
persen menjadi 40,77 persen.
2.3.6 Urusan Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Karimun pada tahun 2013 hanya
mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012.
Terlepas dari masih cukup tingginya angka kelahiran di Kabupaten
Karimun, pertumbuhan penduduk yang hanya sebesar 0,54 persen tahun
2013 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang ada sudah
terdata pada Dinas Catatan Sipil. Dengan demikian upaya selanjutnya
yang perlu dilaksanakan adalah memastikan bahwa seluruh penduduk
tersebut mendapatkan pelayanan yang memadai.
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 81
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan