Anda di halaman 1dari 81

2.

1 Gambaran Umum Kondisi Daerah


2.1.1 Kondisi Geografis Daerah
2.1.1.1 Batas Administrasi
Secara administratif, Kabupaten Karimun terdiri dari 9
kecamatan, 22 kelurahan, dan 32 desa, dengan ibukota kabupaten
terletak di Tanjung Balai Kecamatan Karimun. Pembagian wilayah
administrasi hingga unit desa/kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Ibukota
Kecamatan serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Karimun

Wilayah Ibukota Jumlah


Administrasi Kecamatan Kelurahan Desa RW RT
Moro Moro 1 6 42 126
Durai Durai 0 4 13 34
Kundur Tanjung Batu Kota 3 5 65 171
Kundur Utara Tanjung Berlian 1 7 62 147
Kundur Barat Sawang 1 4 44 107
Karimun Tanjung Balai 4 2 31 125
Buru Buru 2 2 29 65
Meral Meral 4 1 41 150
Tebing Tebing 6 1 26 81
Jumlah 22 32 353 1.006

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun tahun 2013

Pada tahun 2012 wilayah Kabupaten Karimun di mekarkan baik itu


Kecamatan, Kelurahan dan Desa berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Karimun nomor 2 tahun 2012, sehingga secara Secara
administratif saat ini Kabupaten Karimun terdiri dari 12 Kecamatan, 29
kelurahan, dan 42 desa, dengan ibukota Kabupaten terletak di Tanjung
Balai Kecamatan Karimun. Pembagian wilayah administrasi hingga unit
desa/kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 1
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.2
Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Ibukota
Kecamatan serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kab.Karimun
Berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2012

Wilayah Ibukota Jumlah Jumlah


Administrasi Kecamatan Kelurahan Desa RW RT Pulau
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Moro Moro 2 10 43 136 84
Durai Durai - 4 12 35 46
Kundur Tanjung Batu Kota 3 3 50 144 26
Kundur Utara Tanjung Berlian 1 4 42 91 23
Kundur Barat Sawang 1 4 44 108 0
Karimun Tanjung Balai 6 3 34 130 24
Buru Buru 2 2 29 64 6
Meral Meral 6 - 30 115 4
Tebing Tebing 5 1 23 72 5
Meral Barat Darussalam 2 2 18 54 20
Belat Sebele - 6 25 64 25
Ungar Sei.Buluh 1 3 23 47 22
Jumlah 29 42 373 1.060 249
Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2014

Kabupaten Karimun terbentang antara 00º 24’ 36” LU sampai


01º 13’ 12” LU dan 103º 13’ 12” BT sampai 104º 00’ 36” BT dengan
Wilayah lautan mencakup wilayah sepanjang 4 mil laut dari garis
pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 05
tahun 1983.
Wilayah Kabupaten Karimun berada di antara Kota Batam,
Singapura, Malaysia, Kabupaten Bintan dan Propinsi Riau. Hal ini
menjadikan Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama
untuk kegiatan perekonomian. Berdasarkan aspek geostrategisnya,
maka kabupaten Karimun menjadi salah satu dari empat kabupaten
yang sebagian wilayahnya ditetapkan sebagai kawasan perdagangan
bebas (tiga lainnya adalah Sabang, Bintan, dan Batam). Batas-batas
Kabupaten Karimun yaitu:

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 2
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
1. Utara : Selat Singapura (Philip Channel), Selat Malaka dan
Semenanjung Malaysia
2. Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir) dan
Kabupaten Lingga
3. Barat : Kecamatan Rangsang (Kabupaten Meranti) dan Kecamatan
Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.
4. Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Karimun

2.1.1.2 Luas Wilayah


Wilayah Kabupaten Karimun terdiri atas daratan dan
perairan, dengan luas total wilayah mencapai 7.984 Km², dengan
luasan perairan memiliki persentase jauh lebih besar (80,91%)
dibanding luas daratan (19,09%). Berdasarkan perbandingan luas
antar Kecamatan, Kecamatan Moro memiliki luas paling besar dengan
persentase daratan 76,56% dan lautan 25,83% . Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel berikut :

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 3
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.3
Persentase Luas Wilayah Daratan, Lautan dan Jumlah Pulau
Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2013

Daratan Lautan
Kecamatan Jumlah Pulau
Km² % Km² %
Moro 1.166,80 76,56 1.668,44 25,83 84
Durai 52,00 3,41 1.480,54 22,92 46
Kundur 34,30 2,25 449,93 6,96 26
Unggar NA NA NA NA NA
Karimun 49,90 3,27 404,06 6,25 23
Kundur Utara 29,50 1,94 509,15 7,88 11
Belat NA NA NA NA NA
Kundur Barat 21,70 1,42 267,12 4,13 24
Buru 17,80 1,17 366,88 5,68 6
Meral 80,00 5,25 515,41 7,98 24
Meral Barat NA NA NA NA NA
Tebing 72,00 4,72 798,47 12,36 5
Jumlah 1.524,00 19,09 6.460,00 80,91 249
Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Karimun Ta. 2012
Sebagai wilayah yang terdiri dari banyak pulau besar dan kecil, saat
ini Kabupaten Karimun memiliki 249 buah pulau yang seluruhnya sudah
memiliki nama, namun baru sebanyak 54 pulau diantaranya yang sudah
berpenghuni (Data terakhir hasil verifikasi Pemerintah Daerah Kabupaten
Karimun). Dua pulau terbesar di wilayah ini menjadi sentra berbagai
kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman penduduk, yaitu
Pulau Karimun dan Pulau Kundur.

2.1.1.3 Topografi
Ketinggian tempat di Kabupaten Karimun berkisar 0-478 meter
di atas permukaan laut dengan puncak tertinggi Gunung Jantan (478
meter). Ketinggian pada wilayah dataran hingga landai berkisar 0–25
meter di atas permukaan air laut. Kelompok wilayah bergelombang
dengan ketinggian tempat berkisar dari 25-200 meter di atas
permukaan air laut dan Kelompok wilayah yang mempunyai
kemiringan lereng berbukit dengan ketinggian antara 25-300 meter di
atas permukaan air laut. Kelompok wilayah yang memiliki relief

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 4
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
berbukit bergunung yaitu di sekitar Gunung Jantan, Gunung Betina
dan Gunung Papan.
Secara umum, topografi di Kabupaten Karimun bervariasi, yakni
datar, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung. Berdasarkan
hasil interpretasi dan analisis Peta Topografi Skala 1 : 50.000, tingkat
kemiringan lereng di Kabupaten Karimun dapat dikelompokkan
menjadi 5 (lima) kelas, secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.4
Gambaran Tingkat Kemiringan Wilayah di Kabupaten Karimun

Kemiringan (%) Keterangan Cakupan Wilayah Total (Km²) Total Luas (Km²)

Keseluruhan Pulau 768,4


Pulau Kundur 263,31
Pulau Karimun Besar 68,05
Pulau Gunung Papan 26,84
Pulau Belat 33,65
Pulau Buru 17,09
Pulau Sugi 44,51
0-3 Datar
Pulau Combol 44,51
Pulau Karimun Kecil 1,48
Pulau Durian 8,44
Pulau Citlim 18,40
Pulau Parit 10,25
Pulau Sugi Bawah 17,60
Pulau Asam 3,48
Pulau Kundur 9,40 81,66
Pulau Karimun Besar 9,87
Pulau Gunung Papan 4,47
Pulau Belat 1,5

Landai- Pulau Sugi 2,31


3-8
Berombak Pulau Combol 7,79
Pulau Durian 10,25
Pulau Parit 2,1
Pulau Sugi Bawah 1,26
Pulau Panjang 1,56
Pulau Karimun besar 8,21 86.20

Pulau Combol 6,42


8-15 Bergelombang
Pulau Sugi 20,89
Pulau Kundur 29,96

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 5
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Kemiringan (%) Keterangan Cakupan Wilayah Total (Km²) Total Luas (Km²)

Pulau Karimun Kecil 4,02


Pulau Karimun Besar 8,55 14,4
15-30 Pulau Gunung Papan 1,65
Pulau Combol 4,2
Pulau Karimun Besar 3,2 7,54
30-45 Agak curam Pulau Karimun Kecil 2,86
Pulau Gunung Papan 1,48
Jumlah 958,2
Sumber: RPJMD Kabupaten Karimun Tahun 2011-2016

2.1.1.4 Stratigrafi
Stratigrafi geologi Kabupaten Karimun merupakan bagian dari
stratigrafi geologi Kepulauan Riau yang dapat dibagi menjadi tiga periode
yaitu: Paleozonik Akhir, Mesozoik dan Tersier Tengah-Akhir. Berdasarkan
pada litologi penyusunnya dari Peta Geologi Skala 1 : 250.000 lembar
Bengkalis dan Siak Sri Indrapura-Tanjung Pinang oleh N.R. Cameron, S.A.
Ghazali dan S.J. Thompson, 1982, Kabupaten Karimun dibagi menjadi
satuan-satuan batuan/formasi, antara lain : Formasi Berakit (Kompleks
batuan Malihan), Formasi Semarung, Formasi Pancur, Formasi
Durianglang, Formasi Malang (MPm), Granit, Kuarsir Porfir, Formasi
Tanjung Kerontang, Endapan Permukaan Tua (Qp), Endapan permukaan
Muda (Qp).

2.1.1.5 Struktur Geologi


Secara struktur dan tektonik, Kabupaten karimun didominasi
oleh aktivitas tektonik berumur mesozoikum dengan unsur struktur
utama adalah lipatan dan sesar. Struktur tersebut terdapat di daerah
pegunungan, umumnya membentuk punggungan-punggungan dan
kelurusan. Lipatan, dijumpai pada batuan berumur kapur dengan
karakteristik berarah Barat Laut-Tenggara, diperkirakan sangat
berkorelasi dengan kompresi tektonik berarah Timur Laut-Barat Daya,
lipatan yang terjadi mencerminan kelurusan regional dari Benua
Asia/Semenanjung Malaya.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 6
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Secara setempat kenampakan sesar diisi oleh retas - retas batuan
beku, khusus untuk Pulau Kundur dan Pulau Moro serta pulau
disekitarnya, terdapat daerah-daerah perbukitan yang berisikan granit
yang telah mengalami pengekaran, pelipatan dan pensesaran pada saat
proses berlangsung cekungan. Transgresi secara global juga terjadi pada
cekungan ini yang disusul dengan endapan-endapan sedimen sebagai
sumber energi, minyak dan gas bumi, batubara dan gambut serta endapan
mineral (RTRW Kabupaten Karimun, 2001-2010).

2.1.1.6 Tekstur dan Jenis Tanah


Tekstur tanah di Kabupaten Karimun dibedakan menjadi tekstur
halus (liat), tekstur sedang (lempung) dan tekstur kasar. Berdasarkan
jenis tanahnya, dapat dibedakan menjadi 5 macam jenis tanah yang
terdiri dari organosol, glei humus, podsolik merah kuning, latosol dan
aluvial.
1. Tanah organosol Tanah ini tersebar di pulau-pulau kecil dan dijumpai
di pesisir pantai.
2. Glei humus mempunyai solum kurang dari 1 meter dengan warna
umum kelabu kelam sampai hitam terutama sangat jelas sebagai ciri
horizon A.
3. Jenis tanah podsolik merah kuning, Jenis tanah ini terdapat di Pulau
Sugi. Tanah ini sesuai untuk kegiatan perkebunan.
4. Jenis tanah latosol Jenis tanah ini dijumpai di Pulau Karimun Besar,
Pulau Kundur, dan beberapa pulau kecil sekitarnya dan sebagian besar
gugus pulau yang ada di Kecamatan Moro.
5. Jenis tanah aluvial Jenis tanah ini terdapat di Pulau Karimun Besar
dan Pulau Kundur.

2.1.1.7 Hidrologi
Pulau Karimun merupakan pulau dengan catchment area yang
bersifat optimal untuk menampung dan menyimpan air dibandingkan
dengan pulau-pulau yang lainnya karena mempunyai daerah resapan
yang baik dengan ukuran yang cukup besar. Kenampakan morfologi di
sebelah Utara merupakan perbukitan yang berfungsi sebagai kawasan

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 7
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
penyangga yang dapat menopang kawasan di bawahnya. Sumberdaya air
baik berupa air yang berada di permukaan tanah (air di dalam sistem
sungai, sistem irigasi, sistem drainase, waduk, danau/kolong) maupun air
tanah (air tanah/sumur, mata air) dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan domestik, irigasi atau pertanian, pelayaran, industri, wisata dan
lain-lain.

2.1.1.8 Air Permukaan


Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Karimun dapat dibagi
menjadi 2 yaitu sungai perennial dan sungai musiman (intermitten).
Sungai perennial adalah sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sungai
musiman adalah sungai yang alirannya sangat dipengaruhi oleh keadaan
musim, pada saat musim penghujan debit aliran akan meningkat
sedangkan pada saat musim kemarau debit aliran akan surut atau
bahkan mengering. Sungai perenial di Kabupaten Karimun meliputi
Sungai Semamal, Sungai Bati, Sungai Lakam, Sungai Busung, dan Sungai
Raya berada di Pulau Karimun Besar. Sungai Kundur, Sungai Sanglang,
Sungai Sawang dan Sungai Layang berada di Pulau Kundur serta Sungai
Sugi berada di Pulau Sugi.
Bentukan sungai di Kabupaten Karimun pada umumnya berkelok-
kelok terutama di daerah hilir yaitu pada wilayah dataran dengan
kemiringan lereng 0-3%. Bentukan sungai pada daerah hulu dapat
berbentuk V jika kemiringan lerengnya curam. Bentukan sungai tersebut
dapat dipengaruhi juga oleh proses geologi yaitu adanya sistem
kekar/patahan. Pola aliran sungai di pulau-pulau besar seperti Pulau
Karimun Besar dan Pulau Kundur memiliki pola dendritik yang
mencerminkan homogenitas material penyusunnya. Air kolong, adalah
genangan air yang terdapat pada kolong-kolong bekas penambangan
timah berbentuk kolam atau situ, berukuran beberapa ratus meter hingga
puluhan hektar. Kedalaman kolong berkisar antara beberapa meter hingga
sampai > 20 meter. Air kolong tersebut dimanfaatkan untuk budidaya ikan
air tawar maupun sumber air minum yang dikelola oleh PDAM.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 8
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.1.9 Air Tanah
Seperti halnya pada batuan granit di Kabupaten Karimun
merupakan jenis batuan beku (massif) yang memiliki mineral kuarsa > 10
%, namun dengan adanya system kekar dan tingkat pelapukan maka jenis
batuannya dapat bertindak sebagai akuifer. Beberapa lokasi yang
ditambang yaitu pemboran batuan granit kemudian dibuat sumur,
hasilnya air tanah dapat keluar. Berdasarkan hasil penelitian PT. Yodha
Karya (2003) Zone akuifer batuan granit dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Zone 1, berupa lapisan timbunan yang terdiri dari pecahan batu granit,
material penyusun lapisan ini umumnya bersifat lepas sehingga
membentuk rongga-rongga yang saling berhubungan. Jika di atas
lapisan ini terdapat air, maka lapisan tersebut akan meresap ke dalam
lapisan, selanjutnya mengalir melalui rongga dan butir dan akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat. Bila lapisan ini telah jenuh, maka air
yang telah berada di atasnya tidak dapat meresap lagi, dan
menyebabkan terjadinya genangan air atau aliran permukaan.
2. Zone 2, terdapat di lapisan bawah Zone 1, merupakan batuan granit
yang memiliki rekahan. Meskipun rekahan-rekahan tersebut pada
awalnya terbentuk secara alami, namun akibat adanya kegiatan
peledakan menyebabkan makin bertambah besar dan bertambah
banyak, sehingga air yang terdapat pada zone 1 mengalir ke zone 2
melalui rekahan-rekahan yang saling berhubungan dan terakumulasi
pada suatu tempat. Keterdapatan air tanah di Kabupaten Karimun
dapat di bedakan menjadi tiga jenis akuifer. Yaitu akuifer berproduksi
sedang, akuifer produktivitas kecil dan akuifer air tanah langka (peta
hidrogeologi).
a. Akuifer dengan produktivitas sedang yaitu akifer tidak menerus,
keterusan rendah, muka air tanah umumnya beragam, debit < 5
l/detik. Persebaran jenis akuifer ini menempati sebagian besar
Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan, Pulau
Belat, Pulau Parit dan bagian pantai Pulau Buru
b. Akuifer dengan produktivitas kecil, muncul setempat, umumnya
keterusan sangat rendah, air tanah dangkal setempat dalam jumlah

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 9
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
yang terbatas dapat diperoleh pada zone pelapukan batuan padu
atau di daerah dataran. Sebaran jenis akuifer ini di bagian Tengah
Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Parit,
Pulau Buru dan pulau kecil lainnya.
c. Daerah air tanah langka dengan akuifernya pasir dari lapukan
granit, celahan atau rekahan granit itu sendiri dimana
produktivitasnya sangat kecil terdapat di daerah perbukitan Pulau
Karimun Besar, sebagian kecil Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan
dan Pulau Parit.

2.1.1.10 Mata Air


Di sebelah Utara Pulau Karimun Besar terdapat Air Terjun
Pongkar yang saat ini menjadi kawasan wisata. Mata air dengan debit yang
besar menjadi potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kebutuhan seperti air minum, irigasi, pertanian dan lain-lain.
Mata air yang sudah di manfaatkan di Kabupaten Karimun antara lain
berada di Pulau Karimun Besar dengan debit kurang lebih 2 liter/detik
yaitu di Mata Air Terjun Pongkar yang berada di Desa Pongkar Kecamatan
Tebing. Sumber mata air lainnya pada umumnya berada di hulu sungai
atau di lereng kaki bukit seperti di hulu Sungai Kundur di Kecamatan
Kundur Barat. Debit mata air-mata air lainnya mempunyai debit yang < 1
liter/detik.

2.1.1.11 Klimatologi
Wilayah Kabupaten Karimun sebagai bagian dari kepulauan di
Indonesia yang terletak di dekat garis khatulistiwa mempunyai iklim basah
dengan rata-rata penyinaran matahri sebesar 53 persen. Jenis iklim ini
sangat dipengaruhi oleh perubahan angin yang melewatinya. Arah angin
berasal dari arah timur laut, utara, selatan, barat daya, dan barat. Angin
yang sangat berpengaruh adalah angin Utara, Selatan, dan Barat Laut.
Kecepatan angin rata-rata per hari sebesar 4 knot, dengan kecepatan
maksimum tercatat terjadi pada bulan November dengan rata-rata
kecepatan perhari sebesar 7 knot. Tekanan udara rata-rata sebesar 1010,5

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 10
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
MBS, dengan tekanan maksimal terjadi pada bulan September sebesar
1014,7 MBS dan minimum pada bulan Desember sebesar 1007,0 MBS.
Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Karimun hanya
mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim
kemarau di Kabupaten Karimun pada umumnya terjadi sepanjang bulan
Februari, sementara pada bulan lainnya curah hujan cenderung merata.
Berdasarkan dari stasiun BMG Tanjung Balai Karimun, rata-rata curah
hujan tahun 2011 sebesar 238,3 mm, dengan curah hujan tertinggi pada
bulan Desember, dan terendah pada bulan Januari. Jumlah hari hujan
cukup merata sepanjang tahun dengan rata-rata 17 hari setiap bulannya,
kecuali pada bulan Februari dan Juli dimana jumlah hari hujan masing-
masing hanya 10 dan 9 hari. Sementara rata-rata temperatur harian
mencapai 27,50C, dengan rata-rata maksimum sebesar 33,60C dan
minimum 22,50C. Kelembaban udara sepanjang tahun 2011 mencapai 86
persen.

2.1.1.12 Kawasan Rawan Bencana


Pengertian kawasan rawan bencana adalah daerah yang
pernah mengalami bencana atau daerah yang mempunyai potensi
terjadinya bencana. Daerah rawan bencana di Kabupaten Karimun dapat
diidentifikasi salah satunya dari kondisi morfologi wilayah, sifat fisik tanah
dan batuan serta keadaan curah hujan.

1. Gerakan Tanah Longsor


Kawasan gerakan tanah di Kabupaten Karimun dapat di bagi menjadi
tiga kelompok yaitu;
a. Zone Potensi Gerakan Tanah Rendah, Sebaran daerahnya meliputi
sebagian besar Kabupaten Karimun.
b. Zone Potensi Gerakan Tanah Sedang, Sebaran potensi gerakan
tanah sedang antara lain Kecamatan Tebing, Meral, Buru, dan Moro
serta sebagian kecil Kecamatan Kundur Barat.
c. Zone Potensi Gerakan Tanah Tinggi, Sebaran potensi gerakan
tanah tinggi antara lain Kecamatan Tebing, Meral, Buru, dan Moro.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 11
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2. Banjir
Banjir terjadi disebabkan karena faktor alami dan faktor manusia.
Faktor alami dapat diidentifikasi dari keadaan morfologi wilayah yang
berupa dataran, kerapatan dan jenis penggunaan lahan, curah hujan
yang tinggi sehingga ketika terjadinya hujan aliran sungai atau debit
sungai akan meningkat/meluap. Faktor manusia ikut berpengaruh
terhadap terjadinya banjir karena adanya penggundulan hutan di
daerah hulu, sehingga aliran permukaan langsung menjadi aliran
sungai. Banjir erat kaitannya dengan drainase permukaan tanah.
Drainase di sini adalah drainase yang menunjukkan lamanya atau
seringnya tanah tergenang air. Dengan demikian drainase ini sangat
dipengaruhi oleh sifat sifat fisik tanah lainnya seperti lereng, tekstur
tanah, konsistensi/porositas tanah.
Daerah banjir dapat terjadi di dataran aluvial bekas rawa, daerah
tersebut merupakan tempat yang sering tergenang air. Tanggul sungai
dan sempadan sungai yang sudah rusak dan tidak dapat berfungsi
menahan luapan air, akan mempermudah aliran menyebar ke kiri
kanan sungai. Sebaran kawasan berpotensi banjir terdapat pada
daerah yang mempunyai karakter pantai mangrove/rawa dan jenis
tanahnya organosol/gambut. Kawasan tersebut hampir tersebar di
sepanjang pesisir pulau-pulau di Kabupaten Karimun. Mangrove di
Pulau Karimun Besar yaitu di bagian Selatan Kecamatan Tebing dan
Meral, merupakan daerah yang relatif sedikit dibandingkan pulau-
pulau lainnya. Daerah yang mempunyai lahan rawa lebih banyak di
Kecamatan Moro.
3. Abrasi Pantai
Abrasi merupakan erosi yang terjadi di daerah sekitar pantai karena
arus dan gelombang yang mengikis bentuk lahan pantai (mangrove,
karang/batuan, berpasir. Tingkat erosi yang ditimbulkan berbeda
sesuai dengan kecepatan arus/gelombang dalam mengikis tebing
pantainya. Arus dan gelombang di Kabupaten Karimun terutama
sangat dipengaruhi oleh pola Angin Barat, Selatan dan Utara.
Walaupun pada umumnya arus permukaan konstan, namun di

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 12
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
beberapa tempat kecepatan arus permukaan di laut meningkat yang
dipengaruhi antara lain oleh letak keberadaan pulau dengan pulau
lainnya dan keberadaanya dengan perairan lepas serta pola arah angin
lokal. Sebaran abrasi di Kabupaten Karimun dapat terjadi pada
karakteristik pantai berpasir, berpasir-berlumpur dan pantai
berkarang/cliff. Di Pulau Karimun Besar terdapat di pantai Barat
Kecamatan Meral, bagian Selatan Pulau Kundur dan sebelah Selatan
Pulau Belat.
4. Kegempaan dan Zona Sesar Aktif
Zona sesar aktif yang terdapat di Kepulauan Indonesia mengikuti zone
subduksi tumbukan lempeng yang terbentang dari Barat hingga Timur
Negara Indonesia. Zona sesar aktif akan berasosiasi dengan pusat-
pusat gempa yang dikenal sebagai kegempaan sesar aktif yang
meningkat. Adanya sesar terbentuk karena patahan yang bergeser
sesuai arah sesarnya. Pada zone sesar ini merupakan daerah yang
lemah karena adanya perlapisan batuan yang berbeda antara lain
tingkat pelapukannya, batuan penyusun bahkan formasi batuannya.
Zona gempa di Kabupaten Karimun berdasarkan pada peta isoseisma
(Beca Carter Holling dan Ferner Ltd, 1976) mempunyai percepatan
maksimum 0,05 g. Berdasarkan peta wilayah rawan bencana gempa
bumi Indonesia (Kertapati E, Suhaemi, A., Djuanda,A., 2001) di
Kabupaten Karimun termasuk pada daerah yang berintensitas gempa
rendahan atau setara dengan skala maksimum IV MMI digolongkan
sebagai wilayah yang relatif aman terhadap kerusakan akibat gempa
untuk bangunan teknik di atasnya (Penyusunan Zoning Regulation
Kawasan KEK, 2007).
2.1.1.13 Pola Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Karimun menunjukan jenis
yang beragam dengan keragaman tersebut merupakan perwujudan dari
keragaman kegiatan yang berlangsung di atasnya. Di Kabupaten Karimun
penggunaan lahannya dibagi menjadi 11 yaitu: belukar, permukiman,
hutan lindung, pertanian, perkebunan, kota baru, hutan mangrove,
pertambangan, lahan terbuka, industri, lainnya. Jenis aktivitas

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 13
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
pemanfaatan lahan berpengaruh terhadap nilai dan harga lahan di suatu
daerah. Lokasi tanah strategis dan bernilai tinggi sangat ditentukan oleh
faktor jarak dengan aglomerasi penduduk kota dengan skala yang cukup
tinggi, jarak terhadap jaringan transportasi dan ketersediaan sarana dan
prasarana (air minum, listrik dan lain-lain).
2.1.2.1 Gambaran Umum Demografi
Penduduk merupakan pelaku sekaligus sasaran pembangunan,
sehingga data penduduk merupakan data pokok yang perlu diketahui
karakteristiknya (meliputi kuantitas, distribusi, komposisi, dan kualitas),

untuk mengetahui potensi maupun kebutuhan‐kebutuhan yang

diperlukan dalam rangka memperoleh subyek yang berkualitas.


Tabel 2.5
Peruntukan Lahan di Kabupaten Karimun

No Penggunan Lahan Luas (Ha)


1 Belukar 103.326,438
2 Permukiman 3.796,680
3 Hutan 6.041,797
4 Pertanian 6.041,797
5 Perkebunan 13.829,347
6 Kota baru 1.664,360
7 Hutan Mangrove 11.922,114
8 Pertambangan 1.999,923
9 Lahan terbuka 276,693
10 Industri 300,862
11 Lainnya (Danau/Kolong) 296,006
Jumlah 152.400,000
Sumber : Fakta dan Analisa-Review RTRW Kab. Karimun Tahun 2008-
2027

2.1.2.2 Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk Kabupaten Karimun pada tahun 2013
menurut data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga
Berencana Kabupaten Karimun yang mengadakan registrasi penduduk
dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) berjumlah
282.475 jiwa, yang terdiri dari 145.996 laki–laki dan 282.475

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 14
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
perempuan. Penduduk Kabupaten Karimun berasal dari berbagai
suku bangsa (heterogen) dan lebih didominasi oleh suku Melayu.
Secara absolut pertambahan penduduk Kabupaten Karimun dari
tahun ke tahun cukup tinggi. Salah satu penyebabnya adalah rata–rata
laju pertumbuhan penduduk yang relatif cukup tinggi. Selama lima tahun
terakhir, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun per
tahun berada pada kisaran 2,68 persen.
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2006-2013

No. Tahun Jumlah Laju Pertumbuhan


1 2006 208,265 -
2 2007 212,334 1,95
3 2008 247,888 16,74
4 2009 266,012 7,31
5 2010 265,604 -0,15
6 2011 272,985 2,78
7 2012 280,954 2,92
8 2013 282,475 0,54
Rata-rata 2,68
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil, Tahun 2013

Selanjutnya jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk


(LPP) per Kecamatan di wilayah Kabupaten Karimun kondisi tahun 2010-
2013 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.7
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013
Jumlah Penduduk Laju
Pertumbuhan
No Kecamatan
2010 2011 2012 2013 Penduduk
(LPP)
1. Karimun 59,585 61,426 63,615 63,512 6,59
2. Tebing 29,600 30,691 32,425 29,054 -1,84
3. Meral 54,495 56,909 59,510 49,726 -8,75
4. Buru 11,026 11,235 11,521 11,504 4,34
5. Moro 20,231 20,452 21,026 20,764 2,63
6. Kundur 41,859 42,664 44,093 37,699 -9,94
7. Kundur 22,651 22,849 21,852 13,928 -38,51
Utara
8. Kundur 18,630 19,239 19,625 19,683 5,65

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 15
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Jumlah Penduduk Laju
Pertumbuhan
No Kecamatan
2010 2011 2012 2013 Penduduk
(LPP)
Barat
9. Durai 7,327 7,520 7,287 7,331 0,05
10. Meral Barat - - - 14,915 NA
11. Belat - - - 7,726 NA
12. Ungar - - - 6.633 NA
Jumlah 265,604 272,985 280,954 282,475 6,35
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Karimun Tahun 2014

Persebaran penduduk di Kabupaten Karimun secara geografis dapat


dikatakan belum merata sehingga mengakibatkan penumpukan
konsentrasi penduduk pada beberapa wilayah tertentu. Ketidakmerataan
ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah
potensi wilayah yang dimiliki.
Tabel 2.8
Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun
menurut Kecamatan Tahun 2013
Kecamatan Luas Daratan Kepadatan Per km²
Moro 1.166,8 16,07
Durai 52 121,83
Kundur 34,3 1.066,01
Kundur Utara 49,9 366,79
Kundur Barat 29,5 591,15
Karimun 21,7 2.213,64
Buru 17,8 540,11
Meral 80 617,75
Tebing 72 397,39
Meral Barat NA NA
Belat NA NA
Ungar NA NA
Jumlah 1.524 153
Sumber : BPS Karimun, Tahun 2013
*) Hasil Proyeksi, Angka Sangat Sementara
Walaupun Kabupaten Karimun masih tergolong sebagai kota kecil.
Namun melihat fungsi daerah ini sebagai daerah transit maka akan
menimbulkan berbagai permasalahan mendasar terkait dengan
kependudukan. Migrasi penduduk yang masih saja berlangsung serta
besarnya persentase usia produktif di Kabupaten Karimun dapat
menyebabkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang pada
akhirnya akan memberikan tekanan yang besar terhadap sumber

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 16
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
daya dan daya dukung alam yang tersedia. Kedekatan Kabupaten
Karimun dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia serta Kota
Batam sebagai pusat industri ditambah lagi dengan telah ditetapkannya
Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
(KPBPB), semakin menimbulkan permasalahan–permasalahan
kependudukan.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Karimun pada tahun
2013 menurut data dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan
Keluarga Berencana Kabupaten Karimun adalah sebanyak 80.530 KK,
tersebar di 12 (dua belas) Kecamatan di Kabupaten Karimun. Jumlah KK
di Kabupaten Karimun pada tahun 2013 sebanyak 80.530 KK atau
mengalami peningkatan sebesar 10,84 persen. Kecamatan dengan jumlah
KK terbanyak adalah Kecamatan Karimun sebanyak 19.119 KK diikuti
oleh Kecamatan Meral yaitu 13.439 KK, sedangkan Kecamatan Durai yang
memiliki jumlah penduduk paling sedikit memiliki jumlah KK sebanyak
1.085. Untuk lebih jelasnya jumlah Kepala Keluarga (KK) per-Kecamatan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.9
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kab. Karimun
Menurut Wilayah Kec. Tahun 2013
Jumlah
Kecamatan Jumlah KK Persentase (%)
Penduduk
Moro 20.764 5.986 28.82
Durai 7.331 2.112 28.80
Kundur 37.699 10.757 28.53
Kundur Utara 13.928 3.896 27.97
Kundur Barat 19.683 5.521 28.04
Karimun 63.512 19.119 30.10
Buru 11.504 3.342 29.05
Meral 49.726 13.439 27.02
Tebing 29.054 8.104 27.89
Meral Barat 14.915 4,153 27.84
Belat 7.726 2,183 28.26
Ungar 6.633 1,918 28.91
JUMLAH 282.475 80.530 28.50
Sumber : Dinas Kependudukan, Capil dan KB, Tahun 2014.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 17
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Sedangkan untuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin menurut wilayah kecamatan dapat dilihat pada
tebel berikut :
Tabel 2.10
Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten
Karimun menurut Wilayah Kecamatan Tahun 2012-2013
Tahu 2012 Tahun 2013
Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Moro 32.703 30.912 10.747 10.017
Durai 3.773 3.514 3.810 3.521

Kundur 16.802 15.623 19.043 18.656

Kundur Utara 11.461 10.391 7.276 6.652

Kundur Barat 10.193 9.432 10.234 9.449

Karimun 31.231 28.279 32.621 30.891

Buru 22.268 21.825 5.984 5.520

Meral 5.977 5.544 26.014 23.712

Tebing 10.877 10.149 14.971 14.083

Meral Barat
- - 7.857 7.058

- - 4.069 3.657
Belat

Ungar
- - 3.370 3.263

JUMLAH 145.285 135.669 145.996 136.479


TOTAL 280.954 282.475
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil, Tahun 2014

Pada Tahun 2012 merupakan tahun pencanangan e-KTP di seluruh


Indonesia. Kabupaten Karimun juga sudah melaksanakan perekaman data
penduduk berdasarkan perekaman e-KTP yang mulai dilaksanakan pada
bulan Juli tahun 2012. Untuk mengetahui lebih jelas penduduk yang
sudah melakukan perekaman e-KTP dapat dilihat pada tabel berikut :

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 18
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.11
Data Hasil Perekaman e-KTP Kabupaten Karimun
menurut Wilayah Kecamatan Tahun 2013
Jumlah Jumlah Persentase Sisa
Kecamatan
Wajib KTP Perekaman (%) Perekaman
Moro 14.612 11.827 80.94 2.785
Durai 5.115 3.988 77.97 1.127
Kundur 26.886 19.603 72.92 7.283
Kundur 9.968 7.997 80.23 1.971
Utara
Kundur 13.981 11.475 82.08 2.506
Barat
Karimun 44.938 26.738 59.50 18.200
Buru 8.346 7.977 95.58 369
Meral 34.304 23.524 68.58 10.780
Tebing 19.992 16.390 81.99 3.602
Meral Barat 10.162 6.968 68.57 3.194

Belat 5.497 4.410 80.23 1.087

Ungar 4.833 3.524 72.92 1.309

JUMLAH 198.634 144.421 72.71 54.213

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil, Tahun 2014


Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar
penduduk Kabupaten Karimun tamat SD dan SLTP. Sementara itu,
persentase jumlah penduduk yang tamat SLTA menduduki urutan kedua,
sementara hanya sebagian kecil penduduk yang telah menamatkan
pendidikan akademi maupun perguruan tinggi. Dilihat dari
perkembangannya, jumlah persentase penduduk yang telah menamatkan
pendidikan SLTA maupun perguruan tinggi mengalami peningkatan dari
tahun 2010. Meskipun demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa
tingkat pendidikan sebagian besar penduduk di Kabupaten Karimun relatif
masih rendah.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 19
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.12
Distribusi Penduduk Usia 10 Tahun Keatas di Kabupaten Karimun
menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
Tahun 2012-2013

Tingkat Pendidikan yang 2012 (%) 2013* (%)


No. Ditamatkan L P L P
Tidak Sekolah /Tidak
1 20,87 21,00 21.60 27.19
Tamat SD
2 SD Sederajat 32,96 36,50 35.10 31.45
3 SMP Sederajat 21,23 20,22 16.90 17.80
3 SMS Sederajat 20,03 18,12 21.72 18.79
4 Akademi/PT 4,91 5,15 4.68 4.77
JUMLAH 100 100 100 100
Sumber : BPS Karimun, Tahun 2014
* ) Angka Sangat Sementara
2.1.2.3 Struktur Usia Penduduk
Jumlah penduduk dipengaruhi oleh kelahiran, kematian dan
migrasi. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang bagus akan
menjadi potensi yang besar untuk memajukan suatu daerah. Dilihat dari
tabel dibawah, berdasarkan data dari BPS Kabupaten Karimun, terjadi
kenaikan jumlah penduduk sebanyak 1,64 persen. Kenaikan yang cukup
besar terjadi pada kelompok umur lansia diatas 60 tahun yaitu sebesar
9,70 persen. Hal ini berarti adanya kelahiran bayi yang cukup besar di
Kabupaten Karimun pada tahubn 2013.
Dilihat dari struktur usia penduduk Kabupaten Karimun termasuk
umur muda, lebih besar dari separuh jumlah penduduk (54,8 persen)
berada pada golongan umur 20-59 tahun. Golongan umur ini merupakan
golongan umur yang sedang aktif bekerja (usia produktif), penyediaan
lapangan usaha sebanyak-banyaknya sangat diperlukan. Golongan umur
terbesar kedua adalah umur 5-19 tahun sebanyak 63.366 orang (27,60
persen). Golongan umur ini merupakan golongan usia sekolah sehingga
sangat diperlukan fasilitas pendidikan yang cukup dan memadai.
Sedangkan untuk golongan umur >59 tahun merupakan kelompok umur
yang paling sedikit sekitar 7,12 dari total penduduk tahun 2013.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 20
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.13
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Tahun 2010 s/d 2013

2010 2011 2012 2013*


No Kelompok Usia
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang)
1 0 – 4 Tahun 17.538 22.405 23,970 24,249
2 5 – 19 Tahun 74.257 63.409 62,719 63,366
3 20 – 59 Tahun 156.634 123.563 124,268 128,335
4 >59 Tahun 17.982 14.021 14,904 16,349
JUMLAH 266.411 223.398 225.861 225,861
Sumber : Dinas Kependudukan, Capil dan KB, Tahun 2013
*) Angka sangat Sementara

2.1.2.4 Angkatan Kerja dan Ketenagakerjaan


2.1.2.4.1 Jumlah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan
Pengangguran merupakan masalah utama ketenagakerjaan di
Kabupaten Karimun yang harus ditangani secara berkelanjutan, agar
tidak membawa runtutan dampak pada masalah lain seperti kemiskinan,
kriminalitas, maupun masalah sosial politik lainnya. Pengangguran akan
bertambah jika meningkatnya jumlah angkatan kerja tidak diimbangi
dengan peningkatan jumlah kesempatan kerja. Secara umum,
pertumbuhan kesempatan kerja terkait dengan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu peningkatan jumlah kesempatan kerja juga tidak secara
otomatis akan menyerap angkatan kerja, mengingat ada faktor lain yang
menentukan seperti kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri.
Berdasarkan updating data yang dilakukan oleh Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Karimun, pada tahun 2011 angka pengangguran
sejumlah 1.404 orang, turun dibanding pendataan tahun 2010 yang
mencatat angka 1.534 orang penganggur terbuka (10,93 persen dari total
angkatan kerja 7.126 orang). Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah
lulusan SLTA dan sederajat. Walau demikian ditemukan juga fakta bahwa
cukup banyak penganggur dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
seperti pada tabel di bawah ini.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 21
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.14
Jumlah Penganggur menurut Tingkat Pendidikan
Pada Tahun 2010 s/d 2013
2010 2011 2012 2013
No Pendidikan
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang
1 Tidak Tamat SD 8 2 9 9
2 Tamat SD-SLTP 217 81 61 61
3 Tamat SLTA Ke atas 1.040 1.136 443 443
4 Tamat Akademi 106 73 35 35
5 Tamat Perguruan Tinggi 163 112 108 108
JUMLAH 1.534 1.404 656 656
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun , Tahun 2014

Selanjutnya angka pengangguran dari kelompok tingkat pendidikan


di bawah SLTA juga dapat menjadi indikasi bahwa masih banyak
angkatan kerja di Kabupaten Karimun yang kualitasnya rendah sehingga
sulit untuk terserap di pasar kerja. Sementara itu dari data jumlah
penduduk yang bekerja didapati bahwa sebagian besar bekerja pada
sektor keuangan, perusahaan, dan jasa perusahaan. Selain itu, sektor
pertambangan dan penggalian juga merupakan sektor yang mampu
menarik banyak orang bekerja.
Tabel 2.15
Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Kegiatannya

No Sektor Jumlah (Orang)


1 Pertanian 158
2 Pertambangan dan Penggalian 1.064
3 Perikanan 135
4 Industri Pengolahan 859
5 Listrik, Gas dan Air 16
6 Bangunan 1.315
7 Perdagangan Hotel dan Restoran 284
8 Pengangkutan dan Komunikasi 144
9 Keuangan, Perusahaan, dan Jasa
2.491
Perusahaan
10 Jasa Lainnya 156
JUMLAH 6.622
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun , Tahun 2014

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 22
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.2.4.2 Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK)

Angka partisipasi angkatan kerja menyajikan data yang


menggambarkan banyaknya angkatan kerja, yaitu penduduk yang
sedang bekerja dan yang mencari pekerjaan dari penduduk usia 15 –
64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun secara
keseluruhan.
Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui bagian dari
tenaga kerja yang benar-benar terlibat atau berusaha terlibat dalam
kegiatan produktif yang dapat menghasilkan barang dan jasa dalam
jangka waktu tertentu.
Tabel 2.16
Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan Utama
Kabupaten Karimun Tahun 2013

Kegiatan Utama Jenis Kelamin


No Laki-Laki Perempuan Total
1 Angkatan Kerja 81.95 41.99 62.43
a. Bekerja 79.14 38.27 59.18
b. Mencari kerja 2.81 3.72 3.25
TPAK 81.95 41.99 62.43
2 Bukan Angkatan
18.05 58.01 37.57
Kerja
a. Sekolah 11.75 9.28 10.55
b. Mengurus
0.63 46.52 23.04
rumah tangga
c. Lainnya 5.67 2.21 3.98
Sumber : Sumber : BPS Karimun, Tahun 2014

2.1.3 Penanggulangan Kemiskinan


Pemerintah Kabupaten Karimun telah berupaya mengurangi jumlah
penduduk miskin melalui program - program pengentasan kemiskinan.
Banyak program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan
pemerintah dan memberikan hasil positif hingga tahun 2013, seperti :
bantuan beras miskin (Raskin), asuransi kesehatan untuk keluarga miskin
(Askeskin), bantuan biaya pendidikan (BOS), Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas), Jamkesda dan lain - lain. Salah satu program

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 23
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Pemerintah dalam meringankan beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin
(RTM) adalah dengan bantuan beras miskin. Pada tahun 2013 jumlah
Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS PM) Raskin di Kabupaten
Karimun sebanyak 8.579 RTS tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah RTS
di Kecamatan Moro relatif lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan
lain yaitu sejumlah 1.401 RTS, sedangkan jumlah RTS terkecil ada di
Kecamatan Ungar yaitu sebanyak 216 RTS. Jumlah RTS PM Raskin
menurut wilayah kabupaten/kota beserta dengan pagu beras untuk tahun
2013 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.17
Jumlah RTS-PM di Kabupaten Karimun menurut Wilayah
Tahun 2012-2013
Sasaran (RTS) Pagu Beras (Kg)
Kecamatan
2011 2012 2013 2011 2012 2013
Moro 1.939 1.462 1.401 29.085 21.930 21.015
Durai 393 502 482 5.895 7.530 7.230
Kundur 1.778 1.367 1.096 26.670 20.505 16.440
Kundur Utara 1.121 966 336 16.815 14.490 5.040
Kundur Barat 1.320 1.152 1.106 19.800 17.280 16.590
Karimun 951 593 569 14.265 8.895 8.535
Buru 1.319 1.058 1.016 19.785 15.870 15.240
Meral 2.270 1.267 680 34.050 19.005 10.200
Tebing 613 571 445 9.195 8.565 6.675
Meral Barat NA NA 641 NA NA 9.615
Belat NA NA 591 NA NA 8.865
Ungar NA NA 216 NA NA 3.240
JUMLAH 11.704 8.938 8.579 175.560 134.070 128.685
Sumber : Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun, Tahun 2014

Jumlah RTS PM pada tahun 2012 di atas mengalami penurunan jika


dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni tahun 2011 berjumlah
11.704 RTS dan pada tahun 2012 menjadi 8.938 RTS karena pemerintah
pusat menetapkan bahwa jumlah RTS penerima Raskin masih
menggunakan data PPLS Tahun 2008 yang dikeluarkan oleh BPS.
Selanjutnya pemerintahan Kabupaten Karimun melalui Dinas Sosial
merima bantuan rehab RTLH dan Kube pada tahu 2013. Untuk
mengetahui lebih jelasnya jumlah peneriman bantuan RTLH dan Kube
pada tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 24
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.18
Jumlah Penerima Bantuan Rehab TRLH dan Kube di Kab. Karimun
menurut Wilayah Tahun 2011-2013
Rehab RTLH KUBE
Kecamatan
2011 2012 2013 2011 2012 2013
Moro 0 379 125 12 10 10
Durai 0 178 42 14 4 3
Kundur 157 0 62 9 14 2
Kundur Utara 215 49 61 8 14 3
Kundur Barat 95 0 55 10 12 2
Karimun 35 101 36 18 8 2
Buru 77 160 148 10 8 2
Meral 21 83 39 16 8 1
Tebing 0 70 29 10 7 3
Meral Barat NA NA 53 0 0 2
Belat NA NA 62 0 0 0
Ungar NA NA 38 0 0 0
JUMLAH 600 1.020 750 107 85 30
Sumber : Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun, Tahun 2014
Data diatas menunjukkan bahwa berbagai program tersebut di atas
masih terbatas pada pemberian bantuan yang bersifat sementara dan
belum memotivasi penduduk untuk melakukan kegiatan ekonomi yang
produktif. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Karimun berupaya

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui program‐program

yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.

2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.1.4.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
Sementara itu dilihat dari besarannya, PDRB Kabupaten
Karimun dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun
2013 PDRB Kabupaten Karimun atas dasar harga berlaku diproyeksikan
dapat mencapai 6.109.172.65 milyar rupiah atau meningkat 12.47 persen
dibanding dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk PDRB atas dasar
harga konstan diproyeksikan mencapai 2.511.213.26 milyar rupiah.
Kenaikan tersebut menunjukan bahwa aktifitas kegiatan ekonomi di
Kabupaten Karimun mengalami peningkatan baik dari nilai nominal

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 25
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
maupun realitas produksinya. Adapun perkembangan besaran PDRB
Kabupaten Karimun tahun 2007-2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.19
PDRB Kabupaten Karimun 2007-2013 (Juta Rupiah)

PDRB Atas PDRB Atas


Pertumb Pertumbuh
Dasar Harga Dasar Harga
Tahun uhan an
Berlaku Konstan
(%) (%)
(Rp) (Rp)
2007 3.048.518,37 - 1.699.532,94 -
2008 3.446.621,55 13,06 1.802.138,69 6,04
2009 3.818.994,98 10,80 1.915.699,03 6,30
2010 4.287.740,28 12,27 2.041.431,79 6,56
2011* 4.813.661,06 12,27 2.185.284,61 7,05
2012** 5.431.778,26 12,84 2.343.889,00 7,26
2013p) 6.109.172.65 12,47 2.511.210,00 7,14
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
p) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Karimun , Tahun 2013
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai
dampak dari kebijakan pembangunan yang telah diambil, khususnya
dalam bidang ekonomi. Indikator ini memiliki arti penting bagi pemangku
kebijakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah
dicapai, serta berguna sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dan
arah pembangunan dimasa yang akan datang.
Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan diharapkan dapat
memberikan dampak pada beberapa aspek terhadap pembangunan.
Pertama, meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta memperluas
kesempatan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat.
Kedua, meningkatkan hubungan ekonomi dan mengusahakan adanya
pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan
tersier, sehingga tercipta pendapatan masyarakat yang meningkat secara
signifikan dengan tingkat pemerataan yang baik.
Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk
dari aktifitas seluruh sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Hal ini
berkaitan erat dengan kontribusi setiap sektor, baik yang berpotensi besar
maupun sektor lainnya yang masih perlu mendapatkan perhatian lebih

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 26
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
baik untuk dijadikan prioritas pengembangan. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Karimun sendiri dipengaruhi oleh dua sektor dominan yaitu
sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kedua
sektor dominan ini sangat menjadi perhatiaan yang besar bagi
pemerintahan Kabupaten Karimun sehingga dapat menjamin
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun terus meningkat. Untuk
mengetahui lebih jelas laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun
dari Tahun 2008 s/d Tahun 2013 ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun 2008-2013

*) Angka Sementara
Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

Tren pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun pada periode 2008-


2012 secara umum terus mengalami peningkatan. Besaran pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Karimun pada periode tersebut berturut-turut sebesar
6,04 persen, 6,30 persen, 6,56 persen, 7,05 persen, dan 7,26 persen. Pada
tahun 2013 diperkirakan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi
menjadi sebesar 7,14 persen. Visualisasi perkembangan laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Karimun tahun 2010 s/d 2013 berdasarkan
kontribusi setiap sektor penyusunnya dapat dilihat pada tabel berikut :

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 27
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.20
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 s/d 2013*

Lapangan Usaha 2010 2011 2012* 2013**


1. Pertanian 4,34 4,29 4,12 4,10
2. Pertambangan & Penggalian 3,81 6,4 8,19 8,12
3. Industri 7,56 11,31 11,24 10,37
4. Listrik & Air 7,11 7,23 7,06 7,05
5. Bangunan 15,38 11,55 11,30 11,32
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 7,12 7,75 8,10 8,15
7. Pengangkutan & Komunikasi 6,04 6,14 6,70 6,72
8. Keu,Persewaan,& Js Perusahaan 6,29 6,87 7,08 6,16
9. Jasa-Jasa 6,60 5,98 5,43 5,01
PDRB 6,56 7,05 7,26 7,14
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
p) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

Keberhasilan kinerja perekonomian Kabupaten Karimun yang


mencapai pertumbuhan sebesar 7,14 persen pada tahun 2013 tidak
terlepas dari peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada semua sektor
penyusunnya. Dari sembilan sektor utama, sebagian besar diantaranya
menunjukkan pertumbuhan yang positif, kecuali pada sektor pertanian,
sektor listrik dan air, serta sektor jasa-jasa.
Secara kuantitas pertumbuhan tertinggi masih tetap terjadi pada
sektor konstruksi sebesar 11,32 persen. Sektor ini masih menempati
urutan tertinggi selama dua tahun terakhir seiring dengan pesatnya
perkembangan pembangunan fisik di Kabupaten Karimun. Diantaranya
merupakan infrastruktur yang dipergunakan untuk mendukung iklim
investasi pada sektor industri. Namun jika ditinjau dari segi kualitas,
pertumbuhan pada sektor konstruksi ini hanya mengalami sedikit
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Situasi ini
menunjukkan bahwa perkembangan sektor konstruksi di Kabupaten
Karimun mulai memasuki titik jenuh, sehingga diperkirakan
pertumbuhannya akan terus mengalami penurunan dalam beberapa
periode kedepan.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 28
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Urutan kedua dalam besaran pertumbuhan ekonomi ditempati
sektor industri sebesar 10,37 persen. Meskipun secara perkembanganya
mengalami sedikit perlambatan dibanding tahun 2012 namun terjadi
kenaikan pada jumlah industri serta nilai output yang dihasilkan.
Peningkatan yang cukup berarti terutama ditunjukkan oleh semakin
banyaknya jumlah industri menengah kecil yang berdiri. Sementara pada
industri skala besar, periode realisasi investasi untuk kebutuhan mesin
dan peralatan ditunjukkan oleh nilai impor tahun 2013 yang sebagian
besar diantaranya terdiri atas barang-barang modal tersebut.
Berada pada urutan ketiga dalam pertumbuhan ekonomi Karimun
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2013
pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 8,15
persen. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat
selama tiga tahun terakhir. Letak georafis Kabupaten Karimun sangat
mendukung dalam memajukan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Setiap tahun, kunjungan turis mancanegara semakin meningkat yang
berakibat pada meningkatnya hunian hotel yang ada di Kabupaten
Karimun.
Pada tahun 2013, tingkat penghunian kamar pada hotel berbintang
rata-rata sebesar 23,87 persen. Tingkat hunian tertinggi terjadi pada
bulan Februari dan Maret, sementara yang paling rendah terjadi pada
bulan September. Kunjungan turis mancanegara yang paling banyak
berkunjung ke Kabupaten Karimun berasal dari Negara Malaysia (60.475
orang), Singapura (35.505 orang), India (1.590 orang), serta negara Asia
dan Eropa lainnya. Rata-rata setiap wisatawan mancanegara
menghabiskan 1,29 hari untuk menginap. Namun demikian, jumlah
hunian kamar oleh tamu asing hanya berkisar 33 persen dari seluruh
jumlah tamu.
Sektor pertambangan dan penggalian berada dalam urutan ke empat
dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8.12 persen. Sektor pertambangan
dan penggalian masih menjadi sektor yang utama penyumbang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karimun yang terdiri dari
pertambangan batu granit,bauksit dan timah.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 29
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Bila kita bandingkan angka-angka laju pertumbuhan tiap sektor
tersebut dengan angka pertumbuhan total, maka dapat dilihat bahwa ada
empat sektor yang berada di atas total laju pertumbuhan, sedangkan lima
sektor lainnya berada di bawah total laju pertumbuhan. Keempat sektor
yang berada di atas laju pertumbuhan total tersebut adalah sektor
bangunan, sektor industri, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta
sektor pertambangan dan penggalian.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian diduga
karena subsektor perikanan sebagai sub-sektor utama penyusun sektor
pertanian mengalami kenaikan produksi yang kurang signifikan selama
beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut timbul akibat ancaman
fenomena perubahan iklim global, overfishing, dan pencemaran, sehingga
menjadikan jangkauan tangkapan menjadi semakin jauh dan
efektifitasnya menurun.
Pembangunan infrastruktur sektor kelautan dan perikanan dirasa
masih belum optimal di tengarai akibat kurangnya alat tangkap serta
sumber daya manusia dalam bidang budidaya perikanan. Sebagian besar
nelayan masih menggunakan cara yang tradisional, dengan hanya
mengandalkan faktor musim. Kurangnya penduduk yang berusaha di
bidang budidaya perikanan darat dikarenakan sebagian besar penduduk
Kabupaten Karimun yang menjadi nelayan belum bisa beralih dari nelayan
tangkap di laut menjadi pembudidaya ikan di darat.

Sektor Ekonomi Dominan


Struktur ekonomi suatu daerah diukur dari peran setiap
sektor/lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB. Semakin besar nilai
tambah yang tercipta oleh suatu sektor ekonomi, maka peranan sektor
tersebut semakin penting atau disebut juga sebagai sektor ekonomi
dominan. Pada jangka pendek struktur ekonomi berguna untuk
menggambarkan corak perekonomian suatu daerah, apakah daerah
tersebut didominasi oleh sektor primer (tipe agraris), sekunder (tipe
industri), maupun tersier. Struktur ekonomi dipengaruhi oleh potensi
sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 30
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Dalam jangka panjang struktur ekonomi dapat menunjukan arah
dan keberhasilan pembangunan ekonomi dengan melihat transformasi
ekonomi yang terjadi dari suatu periode ke periode lainnya. Transformasi
struktural dapat dideteksi dengan karakteristik turunnya peranan sektor
primer yang tradisional. Sementara itu pada saat yang bersamaan,
peranan sektor sekunder dan sektor tersier semakin meningkat. Dalam
proses ini, pergeseran peranan harus tetap diikuti oleh pertumbuhan dari
masing-masing sektor meskipun dengan laju yang berbeda.
Lebih lanjut, laju percepatan dari suatu proses transformasi akan
berbeda pada setiap daerah, tergantung pada karakteristik daerah
tersebut. Untuk daerah yang kaya sumber daya alam seperti Kabupaten
Karimun, proses transformasinya cenderung lebih lambat dibandingkan
dengan-daerah kawasan industri seperti Batam dan Bintan. Perbedaan ini
terjadi karena daerah yang kaya akan sumber daya alam cenderung
memerlukan pertumbuhan yang relatif tinggi pada sektor primer untuk
mendukung percepatan pertumbuhan pada sektor lainnya.
Tabel 2.21
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karimun atas dasar Harga
Berlaku menurut Lapangan Usaha 2010 s/d 2013

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 * 2013**


1. Pertanian 26,69 25,91 25,02 24.05
2. Pertambangan & Penggalian 7,09 7,13 7,30 7,42
3. Industri 8,71 9,23 9,73 10.16
4. Listrik & Air 0,34 0,34 0,33 0,32
5. Bangunan 9,22 9,83 10,44 11,15
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 26,47 26,45 26,33 26,34
7. Pengangkutan & Komunikasi 13,18 12,87 12,61 12,42
8. Keu, Persewaan, & Jasa Perusahaan 3,13 3,13 3,15 3,13
9. Jasa-Jasa 5,17 5,13 5,09 5,02
PDRB 100 100 100 100
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
p) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada periode 2010 - 2013


struktur perekonomian Karimun masih didominasi oleh tiga sektor, yaitu:

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 31
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor
pengangkutan dan komunikasi. Peranan sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang setiap tahun cenderung meningkat pada tahun 2011
mengalami sedikit peningkatan, berbanding terbalik dengan situasi yang
ditunjukkan oleh sektor pertanian dan sektor pengangkutan dan
komunikasi.
Fenomena ini menunjukkan, bahwa perekonomian Kabupaten
Karimun mengalami pergeseran dari perekonomian agraris menuju niaga
jasa. Industrialisasi yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Karimun
yang berbasis pertanian maupun shipyard sudah mulai memperlihatkan
hasilnya. Walaupun secara kuantitatif masih rendah namun bersama-
sama dengan sektor pertambangan dan penggalian secara kualitas sektor
ini mulai menunjukkan peningkatan yang berarti.
Sektor pertanian meskipun memiliki tren penurunan kontribusi
pada perekonomian Kabupaten Karimun tetapi kontribusi tersebut belum
tergeser oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013 diperkirakan
memberikan kontribusi mencapai 1.608,90 milyar rupiah dengan peranan
sebesar 26,34 persen. Walaupun dari sisi harga terus terjadi kenaikan,
namun sulitnya meningkatkan nilai tambah produk pertanian dibanding
produk lainnya juga menjadi salah satu penyebab turunnya kontribusi
sektor pertanian dalam pembentukan PDRB.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menduduki urutan ketiga
dan menyumbang sekitar 12,61 persen dengan nominal sebesar 758,59
milyar rupiah pada tahun 2013. Peranan sektor ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 12,42 persen. Namun
demikian, peranannya pada masa yang akan datang dapat meningkat
seiring dengan kebutuhan moda transportasi yang terus meningkat.
Sektor Bangunan menempati urutan keempat dalam memberikan
kontribusinya terhadap PDRB, dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar
11,15 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 10,44
persen. Peranan sektor bangunan juga mengalami peningkatan yang

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 32
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
cukup berarti selama beberapa tahun terakhir, seiring dengan cukup
banyaknya proyek pemerintah yang bersifat multiyears.
Sektor Industri Pengolahan pada tahun 2013 diproyeksikan
menempati urutan kelima dengan sumbangan sebesar 10,16 persen atau
senilai 620,66 milyar rupiah. Dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus,
sumbangan dari sektor ini diharapkan dapat lebih meningkat bahkan
menjadi penyumbang terbesar karena sebenarnya masih banyak potensi
industri di Karimun yang dapat dikembangkan.
Selanjutnya adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yang
menduduki urutan keenam, dengan sumbangan sebesar 7,42 persen atau
sebesar 453,51 milyar rupiah. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnnya
yang cenderung mengalami penurunan, peranan sektor tersebut pada
tahun 2013 justru menunjukkan adanya kenaikan.
Sedangkan sektor lainnya peranannya relatif kecil, kurang dari 1
persen adalah sektor energi. Secara umum pada tahun 2010-2013 tidak
ada pergeseran peranan yang signifikan pada tiap sektor, namun terjadi
beberapa perubahan dalam peringkatnya.
Tabel 2.22
PDRB Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha 2010 s/d 2013* (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 * 2013 **


1. Pertanian 1.144.26 1.247.21 1.359,03 1.469,14
2. Pertambangan & Penggalian 304.13 343.03 396,61 453,51
3. Industri 373.67 444.29 528,49 620,66
4. Listrik & Air 14.62 16.25 17,92 19,65
5. Bangunan 395.42 472.98 567,20 681,00
6.Perdagangan,Hotel & Restoran 1.134.78 1.273.04 1.429,96 1.608,90
7. Pengangkutan & Komunikasi 565.03 619.60 685,16 758,59
8. Keu, Persewaan, & Js Perush 134.32 150.48 171,10 191,24
9. Jasa-Jasa 221.51 246.77 279,40 306,48
PDRB 4.287.74 4.813.66 5.431.78 6.109,17
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementar
p) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 33
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Perkembangan Investasi
Dalam rangka pembangunan ekonomi dan pengelolaan berbagai
sumber daya alam Kabupaten Karimun yang tersedia diperlukan
peningkatan arus investasi, baik arus investasi dalam negeri (PMDN)
maupun investasi asing (PMA). Mengingat pentingnya modal dari pihak
swasta untuk ikut membangun Kabupaten Karimun, maka Pemerintah
Kabupaten Karimun selalu berusaha menarik minat para pengusaha
domestik dan asing untuk ikut berpartisipasi mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah dengan cara menanamkan modalnya dalam kegiatan
pembangunan.
Total besaran angka investasi yang sudah terealisasi sampai dengan
tahun 2013 mencapai Rp.9.959.874.558.954,- dengan jumlah investasi
Rp.8.163.441.865.574,- untuk PMA dan Rp. 1.587.337.693.380,- untuk
PMDN. dan untuk Perusahaan Swasta Nasional sebesar
Rp.209.095.000.000,-.

Adapun jumlah perusahaan yang telah merealisasikan investasinya


sebanyak 86 perusahaan yang terdiri atas 14 Perusahaan PMA, 18
Perusahaan PMDN, 24 Perusahaan Swasta Nasional.

Ekspor Impor
Data ekspor impor Kabupaten Karimun pada Tahun 2013
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun
2012 (Tabel 2.21) yaitu sebesar 61.52 persen. Sedangkan untuk data inpor
Kabupaten Karimun tahun 2013 dibanding dengan tahun sebelumnya
mengalami penurunan sebesar 12.93 persen. Jika dibandingkan besaran
nilai ekspor dengan inpor bisa disimpulkan bahwa Kabupaten Karimun
mengalami surplus neraca perdagangan tahun 2013. Kenaikan yang
cukup signifikan pada nilai ekspor dikarenakan pada tahun 2013, nilai
dollar yang menguat dibanding nilai rupiah. Hal ini juga yang
menyebabkan para eksportir lebih bergairah untuk melakukan ekspor
barang.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 34
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.23
DATA EKSPOR IMPOR
KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2011-2013 (US$)
TAHUN
URAIAN PENINGKATAN (%)
2011 2012 2013

EKSPOR 329.403.809 329.403.809 532.068.075 61.52


IMPOR 335.846.548 335.846.548 292.415.662 -12.93
Sumber : BPS Kabupaten Karimun, 2014

2.1.4.2 Kesejahteraan Sosial


Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial erat kaitannya
dengan upaya meningkatkan kualitas manusia yang tercermin pada
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator Indeks Pembangunan
Manusia ditentukan mencakup 3 (tiga) dimensi pembangunan manusia,
yakni Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-
rata Lama Sekolah (RLS), serta Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Riil. Dari
ketiga komponen tersebut, selama ini diketahui bahwa komponen yang
paling signifikan dalam mempengaruhi perkembangan IPM Kabupaten
Karimun adalah rata-rata pengeluaran per kapita riil, diikuti rata-rata
lama sekolah (pendidikan), dan Angka Harapan Hidup.
Tabel 2.24
Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Karimun
Tahun 2006-2013

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011* 2012 2013 P


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Indeks
81,98 82,78
Pendidikan 80,67 80,67 80,67 80,82 81,86 82,31
2 Indeks 75,18
74,97 74.93
Kesehatan 74,50 74,60 74,68 74,78 74,85
3 Indeks Daya Beli 60,85 61,93 63,07 63,86 64,20 64,75 65,80 66,44
IPM 72,00 72,40 72,80 73,15 73,64 73,99 74,40 74,72
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
p) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 35
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Perkembangan IPM Kabupaten Karimun selama enam tahun
terakhir mengalami kenaikan yaitu dari 72,00 pada tahun 2006 menjadi
74,40 pada tahun 2012, dan perkiraan tahun 2013 adalah 74,72.
Bila ditinjau berdasarkan kontribusi dari ketiga komponen IPM
sebagaimana tergambar pada tabel 2.24 ternyata perubahan Indeks Daya
Beli memberikan kontribusi perubahan yang terbesar dalam peningkatan
nilai IPM setiap tahun. Indeks daya beli masyarakat terhadap kebutuhan
pokok sangat berkaitan dengan tingkat kesejahteraan penduduk sebagai
dampak dari pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
Tingginya paritas daya beli tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor inflasi,
sehingga kestabilan harga bahan konsumsi pokok masyarakat akan
memegang peranan kunci dalam menopang daya beli masyarakat.
Meskipun indeks kesehatan cukup tinggi namun rata-rata
kenaikannya hanya 0,04 poin per tahun. Untuk itu dalam usaha
meningkatkan nilai indeks kesehatan sebagai penunjang naiknya angka
IPM, maka upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan pembangunan
sarana kesehatan yang memadai. Selain itu masyarakat yang berada di
daerah tersebut sangat membutuhkan adanya pembinaan terhadap pola
pikir mereka tentang pentingnya pemanfaatan sarana kesehatan secara
optimal. Lain halnya dengan kesehatan, perkembangan pencapaian
pembangunan pendidikan di Kabupaten Karimun dirasakan masih sangat
lambat, hal tersebut terlihat dari cenderung konstannya indeks
pendidikan. Indeks pendidikan dipengaruhi oleh dua indikator yaitu rata-
rata lama sekolah dan angka melek huruf. Penyebab relatif konstannya
indeks pendidikan berkaitan dengan rata-rata lama sekolah. Selama lima
tahun terakhir rata-rata lama sekolah penduduk Karimun baru mencapai
8,12 tahun. Artinya, rata-rata penduduk berusia 15 tahun keatas di
Kabupaten Karimun menyelesaikan pendidikannya hanya kelas 2 SMP.
Kondisi demikian mencerminkan bahwa program wajib belajar 9 tahun
yang telah dicanangkan pemerintah belum sepenuhnya mencapai sasaran.
Angka Putus Sekolah di Kabupaten Karimun masih tinggi. Kondisi
tersebut diduga disebabkan oleh kondisi geografis Karimun yang
merupakan daerah kepulauan dimana keberadaan sekolah belum merata.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 36
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Akibatnya penduduk yang kurang dalam hal ekonomi menjadi terhambat
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk
mencapai tujuan RLS maksimal 15 tahun, Kabupaten Karimun masih
memerlukan rentang waktu yang cukup lama dan biaya yang besar
terutama dalam pemerataan fasilitas pendidikan dan pengentasan
kemiskinan.
Sementara itu, indikator pendidikan lainnya yaitu Angka Melek
Huruf menunjukkan adanya perkembangan. Pada tahun 2011, AMH
diperkirakan mencapai 95,90 persen (angka sementara). Dengan kata lain
dari setiap 100 orang penduduk Kabupaten Karimun, masih terdapat
empat orang yang tidak dapat membaca dan menulis. Penyebabnya
dimungkinkan karena masih adanya penduduk usia tua yang tidak
memiliki kemampuan baca tulis. Namun seiring berkurangnya komposisi
penduduk dan program pemberantasan kebutaaksaraan diharapkan
Angka Melek Huruf semakin membaik.
Adapun pencapaian IPM pada tahun 2011 berdasarkan
perkembangan data dari tahun 2006-2011 dapat diperoleh taksiran
sebesar 73,88. Untuk mencapai kategori maju sesuai dengan target yang
telah ditetapkan UNDP sebesar 80 tahun 2015 masih diperlukan usaha
panjang. Rata-rata capaian setiap tahunnya harus mencapai 1,53 poin per
tahun sejak tahun 2011. Untuk itu dalam pencapaian sesuai target yang
ingin dicapai diperlukan upaya maksimal untuk meningkatkan derajat
pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah penduduk usia
13-15 tahun dan 16-18 tahun, derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan, serta peningkatan
daya beli masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja bagi penduduk,
peningkatan kompetensi kerja dan peningkatan daya saing.

2.1.5 Aspek Pelayanan Umum

2.1.5.1 Urusan Wajib Pendidikan

Sebagai tolok ukur pencapaian urusan pendidikan di Kabupaten


Karimun dapat dicermati indikator mutu pendidikan yang bisa dilihat dari
tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri atas Angka

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 37
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK
Pendidikan untuk SD/MI/Paket A pada tahun 2012 adalah sebesar
104,80 persen,sedangkan tahun 2013 APK untuk SD/MI/Paket A
mencapai 106,17 persen, hal ini menunjukkan kenaikan dibandingkan
tahun sebelumnya. Sementara itu, APM SD/MI/Paket A tercatat sebesar
89,14 persen dan ini menunjukkan peningkatan dibanding dengan tahun
2012 sebesar 83.39 persen. Selanjutnya untuk APK SMP/MTs/Paket B
tahun 2013 mencapai 96,52 persen, dibandingan tahun sebelumnya
mengalami peningkatan yakni 92,23 persen. Sedangkan APM
SMP/MTs/Paket B juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu 60,71 persen dan untuk tahun 2012 hanya mencapai
58,91 persen. Kemudian untuk APK SMA/MA/SMK/Paket C tahun 2013
mencapai 83,75 persen, angka ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun 2012 yakni mencapai 75,28 persen. Sedangkan APM
SMA/MA/SMK/Paket C tahun 2013 mencapai 55,68 persen dan
mengalami peningkatan jika dibandingk tahun sebelumnya yakni 50,50
persen. Untuk mengetahui lebih jelas persentase APK dan APM
Kabupaten Karimun Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.25
Persentase APK dan APM Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013

APK APM
NO TAHUN
SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA
1 2010 92,25 78,63 60,35 76,52 60,72 50,46
2 2011 107,57 91,10 76,43 89,44 62,45 63,91
3 2012 104,80 92,23 75,28 83,89 58,91 50,50
4 2013 106,17 96,52 83,75 89,14 60,71 55,68
Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Karimun, Tahun 2014
Tabel 2.26
Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten
Karimun Tahun 2010-2013
APS
NO TAHUN
SD SLTP SLTA
1 2010 85,74 68,23 47,66
2 2011 77,96 74,03 60,84
3 2012 94,66 84,55 54,85
4 2013 98,51 95,72 74.42
Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Karimun, Tahun 2014

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 38
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Masih banyaknya masyarakat usia pendidikan yang belum
mendapatkan kemudahan dalam pendidikan serta jumlah prasarana dan
sarana pendidikan yang sangat tidak memadai memerlukan suatu
pemikiran yang mendalam untuk segera memecahkan persoalan yang
telah lama ada dan masih terus menjadi ganjalan dalam pelaksanaan
program pendidikan secara terpadu. Sehingga nantinya dapat diperoleh
suatu petunjuk (guideline) dalam menentukan arah pendidikan yang
sejalan dengan budaya masyarakat Melayu.
Penyediaan sarana pendidikan di Kabupaten Karimun dapat
dikatakan merata di seluruh kecamatan, yang ditunjukkan dengan
terdapatnya sarana pendidikan dari berbagai jenjang, mulai pendidikan
pra sekolah (TK) hingga tingkat menengah. Data jumlah sarana
pendidikan, siswa dan tenaga pengajar di Kabupaten Karimun dapat
dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.27
Jumlah Sekolah, siswa dan Tenaga pengajar di Kabupaten Tahun
2011-2013

Jumlah 2011 Jumlah 2012 Jumlah 2013


No Jenis Sekolah
sekolah Siswa Guru sekolah Siswa Guru sekolah Siswa Guru
1 TK 56 2991 286 55 3003 287 61 3142 255
2 SD Negeri 117 22294 1702 118 22658 1723 118 21488 1591
3 SD Swasta 14 4302 244 13 4185 242 13 4949 246
4 MIN 2 312 31 2 354 32 2 376 35
5 MIS 10 1498 119 10 1606 121 10 1691 133
6 SMP Negeri 38 7927 479 39 8514 547 39 8748 603
7 SMP Swasta 8 1546 108 8 1173 115 8 1844 117
8 MTS Negeri 1 458 31 1 444 31 1 453 39
9 MTS Swasta 9 1295 143 9 1379 143 9 1312 147
10 SMA Negeri 15 4720 362 14 5747 362 14 5344 398
11 SMA Swasta 3 787 75 3 739 51 3 655 55
12 MA Negeri 1 109 17 1 162 20 1 141 19
13 MA Swasta 3 424 55 3 486 69 3 252 48
14 SMK Negeri 2 1103 120 4 1272 120 4 1834 116
15 SMK Swasta 3 917 57 4 928 57 4 1171 97
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, Tahun 2014

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 39
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.5.2 Urusan Wajib Kesehatan Kesehatan
Berkaitan dengan bidang kesehatan masyarakat, kondisi kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu genetika, lingkungan,
perilaku masyarakat dan pelayanan kesehatan, yang antara lain dapat
dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat serta pola penyakit yang
diderita. Sedangkan status kesehatan masyarakat antara lain dapat dinilai
melalui berbagai indikator kesehatan seperti angka kematian bayi, angka
kematian balita, angka kematian ibu melahirkan, keadaan gizi masyarakat
dan usia harapan hidup.

Adapun hasil - hasil pembangunan bidang kesehatan sebagai

berikut:

1. Umur Harapan Hidup (UHH).


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan
program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia
harapan hidup penduduk dari suatu daerah. Meningkatnya perawatan
kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat
akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu
memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan
yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan
yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan memperpanjang Umur Harapan Hidupnya.
Besarnya Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk di suatu daerah
diukur melalui Angka Harapan Hidup waktu lahir (AHHe0). Dengan
asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) semakin menurun,
serta terjadi perubahan susunan umur penduduk. Berdasarkan data
BPS Kabupaten Karimun Umur Harapan Hidup pada tahun 2013
adalah 69,98 Tahun. Terjadi peningkatan 0,04 tahun jika dibandingkan
dengan pencapaian UHH pada tahun 2012 sebesar 69,94 Tahun.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 40
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Pembangunan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
sarana kesehatan dan kemudahan aksesnya, serta didukung dengan
tenaga kesehatan yang berkualitas. Indikator yang dapat digunakan
dalam mengukur tingkat kesehatan antara lain angka kesakitan
masyarakat, status gizi balita, jumlah tenaga kesehatan dan jumlah
fasilitas kesehatan, adapun sarana prasarana kesahatan yang tersedia
di Kabupaten Karimun sebagai berikut :
Tabel 2.28
Sarana Kesehatan di Kabupaten Karimun Tahun 2010 s/d 2013

NO SARANA DAN TAHUN


PRASARANA 2010 2011 2012 2013
1 Rumah Sakit 2 2 2 2
2 Puskesmas 9 9 9 9
3 PKM. Pembantu 37 37 37 37
4 Polindes 57 61 70 70
5 Rumah Besalin - 2 2 2
6 BP/Klinik 1 2 2 2
7 Laboratorium 2 2 2 2
8 Optikal 4 4 6 6
9 Apotik 21 23 20 18
10 Toko Obat 36 35 50 47
11 Poskeskel 18 18 19 19
12 Posyandu Balita 202 212 212 215
13 Posyandu Lansia 82 95 107 112
14 Puskel Roda 4 16 16 17 17
15 Puskel Laut 2 2 2 2
16 Kendaraan Roda 2 51 51 51 51
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014
Adapun tenaga medis di Kabupaten Karimun pada tahun 2013
sebanyak 861 orang, yang terdiri dari tabel dibawah ini :

Tabel 2.29
Tenaga Kesehatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kabupaten Karimun Tahun 2013

FASILITAS
NO JENIS PENDIDIKAN DINKES PUSKESMAS KESEHATAN LAIN JUMLAH
RSUD SWASTA
1 Kedokteran Spesialis 12 6 18
2 Kedokteran Umum 6 56 15 6 83
3 Kedokteran Gigi 1 10 4 1 16

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 41
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
FASILITAS
NO JENIS PENDIDIKAN DINKES PUSKESMAS KESEHATAN LAIN JUMLAH
RSUD SWASTA
5 S1 Kesmas 24 11 2 1 38
6 S1 farmasi Apoteker 4 0 4 0 8
10 DIII Rekam Medis 0 0 6 4 10
11 DIII Bidan 8 169 24 9 210
12 DIII Perawat 6 179 134 55 374
13 DIII Perawat Gigi 0 5 2 0 7
14 DIII Farmasi 3 10 16 3 32
15 DIII Kesling 4 9 3 0 16
17 DIII Gizi 3 5 2 2 12
18 DIII Fisiotrafi 0 0 4 0 4
20 DIII Radiologi 1 3 9 2 15
21 DIII elektromedik 0 0 1 0 1
22 DIII Analis Kesehatan 1 8 6 2 17
JUMLAH 61 465 244 91 861
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014

2. Angka Kematian Bayi (AKB)


Berdasarkan data tahun 2013 terdapat 76 kasus kematian bayi
di seluruh Kabupaten Karimun. Angka kematian terbanyak terdapat di
Kecamatan Meral dan Meral Barat sebanyak 13 bayi dan disusul pada
urutan kedua Kecamatan Karimun sebanyak 12 bayi, sedangkan angka
terkecil terdapat di wilayah Buru dan Kecamatan Durai sebanyak 4
kasus kematian bayi, secara rinci terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.30
Data Tentang Jumlah Kematian Bayi Per Kecamatan
di Kab.Karimun Tahun 2013

Jlh Bayi Lahir Jlh Bayi Lahir Jlh Bayi Lahir


No Puskesmas AKB
Hidup Mati Hidup + Mati
1 Tanjung Balai 1.026 9 1.035 12
2 Meral 1.226 11 1.237 13
3 Tebing 547 4 551 9
4 Buru 187 2 189 4
5 Tanjung Batu 677 7 684 10
Tanjung
6 323 1 324 9
Berlian
7 Kundur Barat 290 3 293 9
8 Moro 329 5 334 9

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 42
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Jlh Bayi Lahir Jlh Bayi Lahir Jlh Bayi Lahir
No Puskesmas AKB
Hidup Mati Hidup + Mati
9 Durai 148 2 150 4
Jumlah 4.753 44 4.797 76
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2014

Berdasarkan pencapaian Kabupaten Karimun pada tahun 2013,


terdapat 76 kasus kematian bayi dari 4.753 jumlah bayi kelahiran
hidup dengan realisasi angka kematian bayi tahun 2013 sebesar 15.99
per 1.000 kelahiran hidup. Kondisi ini menunjukkan Peningkatan AKB
jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 lalu sebesar 77
kasus kematian bayi dari 5.059 kelahiran hidup (15.22 per 1.000
kelahiran hidup), namun Jika dibandingkan dengan target MDG’s
tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 KH maka realisasi AKB Kabupaten
Karimun tahun 2013 masih dianggap baik dan masih dibawah target
sehingga dapat disimpulkan keberhasilan dalam menekan dan
menurunkan AKB tersebut. Sebagai pembanding pencapaian tahun-
tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.31
Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Karimun
Tahun 2010 s/d 2013

AKB per 1.000


Jumlah Kematian
No Tahun Kelahiran Hidup
Bayi
(KH)
1. 2013 76 15,9
2. 2012 77 15,2
3. 2011 63 13,7
4. 2010 72 17,8
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014

3. Angka Kematian Balita (AKABA)


Tahun 2013 angka kematian anak balita mencapai 7 orang balita
dan kasus tersebut hanya terdapat di 5 kecamatan yaitu Kecamatan
Karimun dan Meral 2 kasus, serta wilayah Kecamatan/Puskesmas
Tebing, Tanjung Batu Kundur dan Kundur Barat Masing-masing 1
kasus, sehingga jumlah kematian Balita di Kabupaten Karimun
sebanyak 83 balita setelah ditambahkan dengan jumlah kematian bayi
76 bayi. Seperti terlihat pada tabel berikut :

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 43
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.32
Data Tentang Jumlah Kematian Balita Per Kecamatan
di Kab.Karimun Tahun 2012-2013

Jlh Bayi Jlh Kematian


AKABA
No Puskesmas Lahir Hidup Bayi Anak Balita Balita
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Tanjung Balai 1,112 1,026 22 12 1 2 23 14 20,68 13,65
2 Meral 1,081 1,226 20 13 0 2 20 15 18,50 12.23
3 Tebing 702 547 8 9 0 1 8 10 11,40 18,28
4 Buru 213 187 2 4 0 0 2 4 9,39 21,39
5 Tanjung Batu 757 677 4 10 0 1 4 11 5,28 16,25
6 Tanjung Berlian 388 323 9 9 1 0 10 9 25,77 27,86
7 Kundur Barat 324 290 3 9 0 1 3 10 9,26 34,48
8 Moro 349 329 6 6 1 0 7 6 20,06 18,24
9 Durai 133 148 3 4 0 0 3 4 22,56 27,23
Jumlah 5.059 4.753 77 76 3 7 80 83 15,81 17,46
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014

Pada tahun 2012 diketahui bahwa terdapat 80 kasus kematian


balita dari 5.059 kelahiran hidup atau dengan realisasi sebesar 15,81 per
1.000 Kelahiran Hidup (KH). Sedangkan realisasi pada tahun 2013 terjadi
peningkatan Angka Kematian Balita (Akaba) di Kabupaten Karimun, dari
4.753 kelahiran hidup terdapat 83 kasus kematian balita dengan
pencapaian Akaba sebesar 17,46 per 1.000 KH, begitu juga jika
dibanding dengan target MDG’s 2015 sebesar 32 per 1.000 KH
pencapaian Kabupaten Karimun masih dibawah target dan dianggap
berhasil.
Keberhasilan ini dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya
semakin mudah dan terjangkaunya masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan bayi dan balita, tersedianya sarana pelayanan
kesehatan di seluruh Kabupaten Karimun baik kualitas maupun
kuantitas seperti posyandu balita, Poskesdes/Polindes di desa,
penempatan petugas kesehatan didesa (Dokter Keluarga dan Bidan Desa)
serta peningkatan kualitas SDM kesehatan yang bertugas memberi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 44
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.33
JUMLAH KEMATIAN BALITA DI KABUPATEN KARIMUN
TAHUN 2010 s/d 2013
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah AKB per 1.000
No Tahun Kelahiran Kematian Kematian Kematian Kelahiran Hidup
Hidup Bayi Anak Balita Balita (KH)
1 2010 4.041 72 3 75 18,6
2 2011 4.587 63 5 68 14,8
3 2012 5.059 77 3 80 15,81
4 2013 4.753 76 7 83 17,46
4.

Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2013

5. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)


Indikator AKI sangat menentukan keberhasilan pembangunan
kesehatan di daerah karena indikator ini menggambarkan keberhasilan
peningkatan kualitas kesehatan penduduk di seluruh Kabupaten
Karimun. Pada tahun 2013 terdapat kasus kematian ibu melahirkan
sebanyak 7 kasus yang tersebar di 6 kecamatan, sedangkan kasus
terbanyak terdapat di wilayah Puskesmas Meral Kecamatan Meral dan
Meral Barat sebanyak 2 kasus dan 5 kecamatan lainnya masing-masing
terdapat 1 kasus kematian ibu melahirkan, seperti terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.34
Jumlah Kematian Ibu Per Kecamatan di Kab.Karimun
Tahun 2012-2013

Jlh Bayi Lahir Kematian Ibu


AKI
No Puskesmas Hidup Hamil Bersalin Nifas Jumlah
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Tanjung Balai 1,112 1,026 1 0 1 1 0 0 2 1 179,86 97,47
2 Meral 1,081 1,226 0 1 0 0 0 1 0 2 0 163,13
3 Tebing 702 547 1 0 0 0 0 1 1 1 142,45 182,81
4 Buru 213 187 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Tanjung Batu 757 677 0 0 0 0 0 1 0 1 0 147,71
Tanjung
6 388 323 0 0 0 0 0 1 0 1 0 309,60
Berlian
7 Kundur Barat 324 290 1 0 0 1 0 0 1 1 308,64 344,83
8 Moro 349 329 1 0 0 0 0 0 1 0 286,53 0
9 Durai 133 148 0 0 1 0 1 0 2 0 1503,7 0
Jumlah 5.059 4.753 4 1 2 2 1 4 7 7 138,37 147,27
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 45
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Sesuai dengan target yang ditetapkan pada MDG’s 2015 sebesar
102 per 100.000 Kelahiran Hidup. Pada tahun 2012 di Kabupaten
Karimun terdapat 7 kasus kematian ibu melahirkan dari 5.059
kelahiran hidup, sehingga realisasi pencapaiannya sebesar 138,37 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah kasus
kematian ibu sebanyak 7 kasus dari 4.753 kelahiran hidup, maka
pencapaian AKI sebesar 147,27 per 100.000 kelahiran hidup.
Kondisi pencapaian AKI pada tahun 2013 tersebut
menggambarkan kegagalan dalam mencapai target atau belum dapat
menekan kematian ibu di bawah target yang ditetapkan oleh MDG’s
sebesar 102 per 100.000 KH. Beberapa penyebab masih tingginya AKI
pada tahun 2013 karena faktor keterlambatan dalam merujuk ibu hamil
yang beresiko tinggi atau dengan penyakit komplikasi kehamilan yang
diperburuk dengan kondisi geografis (daerah kepulauan) serta faktor
keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani kasus komplikasi
tersebut. Secara rinci data kematian ibu dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.35
Jumlah Kematian Ibu Kab.Karimun Tahun 2008 s/d 2013

AKI Per 100.000


Jumlah Kematian
No Tahun Kelahiran Hidup
Ibu
(KH)
1. 2013 7 147,27
2. 2012 7 138,4
3. 2011 7 152,6
4. 2010 11 272,2
5. 2009 8 157
6. 2008 6 112,5
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014

6. Status Gizi
Kondisi status gizi balita di Kabupaten Karimun pada tahun 2013
menunjukkan peningkatan kasus gizi buruk. Kasus gizi buruk
terbanyak ditemukan wilayah Puskesmas Tanjung Balai Karimun
Kecamatan Karimun 6 kasus balita gizi buruk dan terendah kasus
ditemukan wilayah Puskesmas Kecamatan Kundur Barat sebanyak 0

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 46
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kasus. Sedangkan kasus gizi kurang terbanyak ditemukan di
Kecamatan Karimun 223 kasus dan paling sedikit ditemukan di
Kecamatan Kundur Barat 30 kasus balita gizi kurang. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.36
Data Tentang Status Gizi Balita Per Puskesmas Kecamatan
Di Kabupaten Karimun Tahun 2012-2013
Status Gizi Balita
Balita Ditimbang
No Puskesmas Lebih Baik Kurang Buruk
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Tanjung Balai 2,169 3,636 0 48 1,973 918 195 223 1 6
2 Meral 3,674 4,267 1 0 3,445 5330 228 221 0 1
3 Tebing 1,849 1,779 6 0 1,703 506 139 74 1 1
4 Buru 652 712 6 1 602 151 44 32 0 4
5 Tanjung Batu 1,720 2,095 2 0 1,540 1009 170 112 8 4
6 Tanjung Berlian 867 1,460 1 0 799 539 66 70 1 2
7 Kundur Barat 1,078 1,602 13 6 974 285 88 30 3 -
8 Moro 1,038 970 4 20 1,012 294 22 129 0 1
9 Durai 361 331 0 0 237 244 122 108 2 1
Jumlah 13.408 16.852 33 75 12.285 9.276 1.074 999 16 20
% 0,4 55 8,01 5,9 0,12 0,12
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014

Secara umum di Kabupaten Karimun pada tahun 2013 terjadi


peningkatan jumlah kasus balita yang bermasalah terhadap status gizi,
dari 16.852 jumlah balita yang ditimbang di posyandu terdapat 999
balita kasus gizi kurang atau pencapaian realisasinya sebesar 5,9
persen. Sedangkan jumlah kasus gizi buruk sebanyak 20 balita atau
pencapaian realisasinya sebesar 0,12 persen.
Kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan kasus gizi
buruk pada tahun 2013 apabila dibandingkan dengan pencapaian
tahun-tahun sebelumnya, namun jika dibandingkan dengan target
yang ditetapkan dalam MDG’s tahun 2015 sebesar 3,3 persen untuk
gizi buruk maka untuk pencapaian tahun 2013 masih dibawah target.
Sedangkan target MDG’s untuk gizi kurzng sebesar 18,5 persen
menunjukkan penurunan kasus dan masih dibawah target, Secara
lengkap pencapaian setiap tahunnya dapat dilihat Pada tabel berikut :

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 47
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.37
Data Tentang Persentase Gizi Buruk dan Kurang
Di Kabupaten Karimun Tahun 2008 s/d 2013

Persentase Gizi Persentase Gizi


No Tahun
Buruk Kurang
1. 2013 0,12 5,9
2. 2012 0,12 8,01
3. 2011 2,80 13,13
4. 2010 0,74 4,6
5. 2009 0,94 6,06
6. 2008 0,05 2,6
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2014

7. Mutu Pelayanan Kesehatan


Akses pelayanan kesehatan, termasuk akses terhadap mutu
pelayanan menjadi indikasi penting dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Karimun. Adapun kondisi saat
ini yang terkait dengan aksesibilitas pelayanan kesehatan adalah :
a. Dari 121.371 jumlah keseluruhan kunjungan pasien ke puskesmas
dan jaringannya (Pustu, Poskesdes/Poskeskel), terdiri dari cakupan
rawat jalan tahun 2013 mencapai 118.681 Kunjungan atau 97,78
persen, sementara untuk rawat inap 2.690 kunjungan atau 2,22
persen. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin secara cuma-
cuma telah mencapai 8.587 kunjungan, sehingga realisasi tersebut
telah mencapai 100 persen.
b. Cakupan Penanganan Penderita Penyakit DBD
Pada tahun 2013 kasus DBD yang timbul di Kabupaten Karimun
sebanyak 84 kasus. Terbanyak kasus DBD di Kecamatan Karimun
28 Kasus, sedangkan penderita DBD yang meninggal dunia
sebanyak 2 orang di wilayah Puskesmas/Kecamatan Buru (1 Kasus)
dan Tanjung Balai Karimun (1 Kasus). Secara rinci terlihat pada
tabel berikut :

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 48
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.38
Data Tentang Jumlah Kasus DBD dan Meninggal Per
Kecamatan Di Kabupaten Karimun Tahun 2013
JUMLAH KASUS MENINGGAL
NO KECAMATAN
L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 KARIMUN 9 19 28 1 0 1
2 MERAL 19 6 25 0 0 0
3 TEBING 13 7 20 0 0 0
4 BURU 2 0 2 0 1 1
5 KUNDUR 2 3 5 0 0 0
6 KUNDUR UTARA 1 0 1 0 0 0
7 KUNDUR BARAT 0 0 2 0 0 0
8 MORO 0 2 2 0 0 0
9 DURAI 0 1 1 0 0 0
JUMLAH 46 38 84 1 1 2
Incident rate per
29,7 2,38
100.000 penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014
Angka Kesakitan Penyakit DBD per 100.000 penduduk menurut
target nasional yang ditetapkan di dalam RPJM Kementerian
Kesehatan RI tahun 2015 adalah 51 jiwa kasus per 100.000
penduduk sedangkan Realisasi pencapaian Kabupaten Karimun
tahun 2013 sebesar 29,7 jiwa/kasus per 100.000 penduduk.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2013 kasus penyakit
DBD masih dibawah target atau berhasil menekankan kasus
penyakit DBD apa lagi jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya seperti terlihat pada tabel :
Tabel 2.39
Data Tentang Jumlah Kasus Penyakit DBD dan Kematian
DBD Di Kabupaten Karimun Tahun 2008 s/d 2013
Kasus Penyakit DBD Kematian DBD
No Tahun
Jlh Angka Kesakitan Jlh Angka Kematian
1. 2013 84 29,7 2 2,38
2. 2012 76 32,6 1 1,3
3. 2011 117 55 1 0,9
4. 2010 148 69,6 1 0,7
5. 2009 143 66 1 0,7
6. 2008 219 88 4 1,8
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2014

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 49
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
c. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC.
Pada tahun 2013 terdapat 110 persen penemuan penderita baru
TB paru, yang sembuh dengan realisasi pencapaian sebesar 73,3
persen dari jumlah penderita, ini menunjukkan bahwa hasil
yang diperoleh belum mencapai target yang ditetapkan dalam
MDGs 2015 sebesar 85 persen. Namu hasil tersebut sudah
menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan pencapaia
tahun sebelumnya.

Tabel 2.40
Data Tentang Jumlah Kasus Penyakit TB Paru
Di Kabupaten Karimun Tahun 2008 s/d 2013
Kasus Penyakit TB Paru
No Tahun Angka Penemuan Angka
Konversi Kasus Kesembuhan
1. 2013 60,3 60,2 73,3
2. 2012 67 39,73 65,73
3. 2011 74 42,18 63,6
4. 2010 91,5 32,3 47,6
5. 2009 91,8 60,7 88,6
6. 2008 94,7 37,3 25,5
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2013

d. HIV/AIDS
Selama tahun 2013 berdasarkan data yang terkumpul di
Kabupaten Karimun terdapat 84 penderita HIV, 36 Kasus
penderita AIDs, 1.545 penderita penyakit infeksi menular
seksual lainnya serta 7 orang meninggal karena penyakit
AIDs.

Tabel 2.41
PERKEMBANGAN KASUS HIV/AID’S
KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2008 – 2012
Kasus Baru Kasus HIV AIDS Infeksi
Menular
No Tahun HIV AIDS JLH JLH JLH Sexual (IMS)
HIV/AIDS Kumulatif Meninggal

1 2013 84 36 120 867 7 1.545

2 2012 60 77 137 747 8 858

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 50
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Kasus Baru Kasus HIV AIDS Infeksi
Menular
No Tahun HIV AIDS JLH JLH JLH Sexual (IMS)
HIV/AIDS Kumulatif Meninggal

3 2011 72 49 121 610 12 1.084

4 2010 65 76 141 489 11 802

5 2009 62 42 104 348 5 -

6 2008 51 46 97 244 9 1.783

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Tahun 2014


e. Malaria
Pada tahun 2013 terdapat 1.360 kasus penderita malaria
klinis dan 22 kasus malaria yang positif setelah diperiksa
sediaan darahnya di laboratorium, sehingga angka kesakitan
malaria (API) Kabupaten Karimun pada tahun 2013 adalah 4,9
per 1.000 penduduk. Namun terhadap target yang ditetapkan
MDGs 2015 (1 per 1.000 penduduk) pencapaian tahun 2013
masih dibawah target dan menunjukkan peningkatan angka
kesakitan penyakit malaria (4,9 per 1.000 penduduk).
Tabel 2.42
Data Tentang Jumlah Kasus Penyakit Malaria
Di Kabupaten Karimun Tahun 2008 s/d 2013
Kasus Penyakit Malaria
No Tahun
Malaria Klinis Malaria (+) Angka Kesakitan
1. 2013 1.360 22 4,9
2. 2012 2.061 70 0,3
3. 2011 2156 52 0,24
4. 2010 2015 148 1,6
5. 2009 3867 505 2,3
6. 2008 1266 519 2,5
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuparten Karimun, Tahun 2014

2.1.5.3. Lain-Lain
Pelaksanaan kegiatan Pemerintahan Kabupaten Karimun pada
tahun 2013 didukung oleh 4.175 orang pegawai negeri sipil.
Menurut golongannya, 3.28 persen di antaranya merupakan pegawai
golongan I, 38,33 persen merupakan pegawai golongan II, 41,41

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 51
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
persen merupakan pegawai golongan III, dan selebihnya 16,98
persen merupakan pegawai dengan golongan IV.
Tabel 2.43
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan
Kabupaten Karimun Thn.2013
NO GOLONGAN PNS 2012 (Orang) 2013 (Orang)

1 Golongan I 139 137

2 Golongan II 1.767 1.600


3 Golongan III 1.655 1.729
4 Golongan IV 655 709

JUMLAH 4.216 4.175


Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Daerah Kabupaten Karimun tahun 2014
Selanjutnya pegawai berdasarkan jenis jabatan di lingkungan
pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2013 mayoritas diisi oleh
tenaga teknis/administrasi lainya, yakni sebesar 46,11 persen.
Kemudian dilanjutkan dengan tenaga guru dan tenaga kesehatan
yang masing-masing 45,46 persen dan 8,43 persen. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.44
Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Jenis Jabatan di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Karimun Th. 2012 - 2013
NO JENIS JABATAN Tahun 2012 (Orang) Tahun 2013 (Orang)
1 Tenaga Guru 1.922 1.898

2 Tenaga Kesehatan 385 352

3 Tenaga Teknis/Adm Lainnya 1.909 1.925


Jumlah 4.216 4.175
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karimun tahun 2014

2.1.5.4 Urusan Wajib Infrastruktur


Infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak
pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan daya saing di dunia
internasional, disamping sektor lain seperti pendidikan, kesehatan,
telekomunikasi dan energi. Melalui kebijakan dan komitmen
pembangunan infrastruktur yang tepat, maka hal tersebut diyakini dapat
membantu mengurangi masalah kemiskinan, mengatasi persoalan

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 52
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kesenjangan antar-kawasan maupun antar-wilayah, memperkuat
ketahanan pangan, dan mengurangi jumlah pengangguran dalam suatu
negara.
Pembangunan infrastruktur mempunyai manfaat langsung untuk
peningkatan taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan, karena
semenjak tahap konstruksi telah dapat menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat sekaligus menggerakkan sektor riil. Sementara pada masa
layanan, berbagai multiplier ekonomi dapat dibangkitkan melalui kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur. Infrastruktur pekerjaan
umum yang telah terbangun tersebut pada akhirnya juga akan dapat
memperbaiki kualitas permukiman.
Disamping itu, infrastruktur juga berperan sebagai pendukung
kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya antara lain sektor
pertanian, industri, kelautan dan perikanan. Pembangunan infrastruktur
berperan sebagai stimulan dalam mendukung perkembangan ekonomi
wilayah yang signifikan. Oleh karenanya, upaya pembangunan
infrastruktur perlu direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat
kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, yang pada gilirannya akan
menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran
pembangunan daerah dan nasional pada umumnya, termasuk kaitannya
dengan pencapaian sasaran-sasaran Millennium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015 mendatang.
Dengan demikian, pembangunan infrastruktur pada dasarnya
dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) strategic goals, yaitu: a)
meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat; dan c) meningkatkan kualitas lingkungan.
Perwujudan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum tersebut
terlihat melalui:
(i) Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang berperan
untuk mendukung distribusi lalu-lintas barang dan manusia
maupun pembentuk struktur ruang wilayah;
(ii) Infrastuktur sumber daya air yang berperan dalam penyimpanan
dan pendistribusian air untuk keperluan domestik (rumah tangga),

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 53
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
industri, dan pertanian guna mendukung ketahanan pangan, dan
pelaksanaan konservasi sumber daya air, serta pendayagunaan
sumber daya air dan pengendalian daya rusak air; dan
(iii) Infrastruktur permukiman yang berperan dalam menyediakan
pelayanan air minum dan sanitasi lingkungan, infrastruktur
permukiman di perkotaan dan perdesaan dan revitalisasi kawasan
serta pengembangan kawasan agropolitan. Seluruh penyediaan
infrastruktur tersebut diselenggarakan berbasiskan penataan ruang.
Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur bukan hanya harus
benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis, tetapi
juga harus berkualitas supaya mampu menciptakan dan membuka
peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi (economic gains),
menghadirkan keuntungan sosial (social benefits), meningkatkan layanan
publik (public services), serta meningkatan partisipasi politik (political
participation) di segenap lapisan masyarakat. Pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum juga harus selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor
lainnya sehingga mampu mendukung pengembangan wilayah dan
permukiman dalam rangka perwujudan dan pemantapan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Untuk dapat mendukung perekonomian dalam mengarahkan
strukturisasi pusat-pusat kegiatan, infrastruktur jalan sangat mutlak
diperlukan sebagai sarana pemasokan bahan, distribusi dan pemasaran
hasil-hasil pertanian dan perkebunan, industri maupun usaha dibidang
jasa. Untuk itu, harus ada akses dengan kapasitas kompetitif yang
mampu melayani akses ke permukiman, akses ke pelabuhan laut, akses
ke kawasan industri serta akses ke kawasan-kawasan wisata, terutama
apabila terkait dengan jalur-jalur wisata menarik maupun secara estetika
menjadi icon suatu daerah.

Jaringan Prasarana Jalan


Penyelenggaraan jalan, di Kabupaten Karimun terdapat tiga
penyelenggara jalan, yaitu jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 54
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kabupaten dengan total panjang jaringan jalan nya adalah 507,92 Km dan
telah tercatat sepanjang 401, 80 Km dalam kondisi ber aspal.
Untuk jalan nasional, secara umum kondisi jalan sampai dengan
akhir tahun 2013 : Panjang jalan 26,64 Km, 100 % kondisi baik (aspal), 0
% sedang, 0 % rusak ringan, 0 % rusak berat atau 100 % kondisi mantap
dan 0 % kondisi tidak mantap. Jaringan jalan nasional akan terus
ditingkatkan sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 87 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan arah dan
kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N).
Untuk jalan Provinsi, secara umum kondisi jalan sampai dengan
akhir tahun 2013 : Panjang jalan 124, 85 Km, 119,55 Km ber aspal, 85,03
% kondisi baik, 0 % kondisi sedang, 10,54 % kondisi rusak ringan dan
4,43 % kondisi rusak berat atau 85. 03 % kondisi mantap dan 14,97 %
kondisi tidak mantap. Kondisi jaringan jalan provinsi di Kabupaten
Karimun bila dibandingkan dengan tahun 2012 telah banyak mengalami
perubahan yang signifikan yang mengarah ke degradasi / penurunan
kualitas jalan, antara lain kondisi baik menurun 1,98 %, rusak ringan
meningkat dari 2,59 % menjadi 10,54 %. Turunnya kualitas jalan provinsi
selain disebabkan oleh beban lalulintas dan faktor alam, juga terjadi
karena penyelenggara jalan yang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kepri belum fokus menangani pemeliharaan jaringan jalan
provinsi, sebagian besar hanya menangani ruas jalan non status di
Kabupaten Karimun. Kemudian, kondisi rusak berat jalan provinsi pada
tahun 2012 tercatat 4,83 % atau 6,05 Km, menurun sebesar 0,59 % atau
750 m, hal ini karena telah terjadi review design atau perubahan trase
pembangunan jalan pesisir pantai (coastal area) yang tadinya melewati
daratan berubah design sehingga melewati bibir pantai karena terkait
pembebasan lahan.
Selanjutnya, secara umum kondisi jalan kabupaten sampai dengan
akhir tahun 2013 : Panjang jalan 356, 43 Km, 255,61 Km beraspal, 81,24
% kondisi baik, 2,01 % kondisi sedang, 14,76 % kondisi rusak ringan dan
1,99 % kondisi rusak berat atau 83, 26 % kondisi mantap dan 16, 74 %

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 55
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kondisi tidak mantap. Masih panjangnya kondisi jaringan jalan yang tidak
mantap, selain disebabkan oleh keterbatasan dana, hal ini terutama
disebabkan disiplin pengguna jalan seperti penggunaan kendaraan yang
melebihi muatan yang diizinkan, kejadian bencana alam yang
menyebabkan kerusakan jalan serta masih perlu ditingkatkannya
kompetensi pelaksana proyek. Sampai pada tahun 2013 dihadapi
tantangan menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama
perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan
dan dimensi berlebih yang antara lain ditangani meskipun belum
menyeluruh melalui pembangunan jalan buah rawa – dusun nyiur
Kecamatan Moro, peningkatan jalan Desa Parit Kecamatan Karimun,
peningkatan jalan pantai timun – bukit senang Kecamatan Kundur Barat.
Tantangan lain yang sering dihadapi Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Karimun dalam penyelenggaraan jaringan jalan Nasional,
Provinsi dan Kabupaten meliputi :
1. Meningkatnya muatan dan dimensi berlebih.
2. Masih tingginya kesenjangan antar wilayah dan terbatasnya akses dari
pusat produksi ke pemasaran, termasuk masih banyaknya daerah yang
terisolasi.
3. Banyaknya kerusakan prasarana jalan akibat bencana alam, seperti
banjir dan tanah longsor menyebabkan alokasi yang semula untuk
pemeliharaan jalan berubah untuk penanganan tanggap darurat.

4. Mewujudkan keseimbangan dan keterkaitan pembangunan dan


pengembangan wilayah (termasuk daerah terisolasi, daerah perbatasan,
pulau-pulau kecil) dalam rangka memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI.

Untuk Infrastruktur jalan, pada tahun anggaran 2013 bidang bina


marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun telah melaksanakan
beberapa program, antara lain : program peningkatan jalan dan jembatan,
program pembangunan jalan dan jembatan, program rehabilitasi /
pemelharaan jalan dan jembatan.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 56
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.45
Daftar Status dan Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Karimun
s.d Tahun 2013
Total Panjang Kondisi Jalan (M)
Penyelenggara Panjang Jalan
No
Jalan Jaringan Beraspal Rusak Rusak
Baik % Sedang % % %
Jalan (M) (M) Ringan Berat

1 JALAN NASIONAL 26,641 26,641 26,641 100 - 0 - 0 - 0

2 JALAN PROVINSI 124,850 119,550 101,650 85,03 - 0 12,600 10,54 5,300 4,43

3 JALAN KABUPATEN 356,435 255.610 207,665 81,24 5,150 2,01 37,720 14,76 5,075 1,99

Total Panjang Jalan di


507,926 401,801 335,956 83,61 5,150 1,28 50,320 12,52 10,375 2,58
Kab. Karimun

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun Tahun 2014

Air Minum
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya untuk minum, memasak, mandi,
mencuci dan keperluan lainnya. Upaya yang dilakukan untuk mencapai
target Water Supply and Sanitations_Millennium Development Goals
(WSS_MDGs), yaitu dengan menurunkan jumlah penduduk yang belum
mempunyai akses air minum dan sanitasi melalui berbagai program,
antara lain program pelayanan air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, penduduk
Kabupaten Karimun memperolehnya dari mata air, air tanah dan air
permukaan. Sedangkan penyediaan air bersih perpipaan dilaksanakan
melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan produksi air bersih
pada tahun 2011 sebesar 1.177.812 m3 dengan jumlah pelanggan
sebanyak 4.837 unit.
Sampai dengan akhir tahun 2013 persentase Rumah Tangga yang
mendapatkan air bersih tercatat sebesar 36,42 persen atau terealisasi
sebesar 28.837 KK dari 79.168 KK. Dan angka ini meningkat jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 34,58
persen. Dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah membuat sumur gali,
solar water cell dan dengan menjadi pelanggan pada UUAB maupun
swasta. Pembangunan penyediaan sarana air bersih ini dilakukan dengan
mempertimbangkan tingginya kebutuhan masyarakat akan air bersih,

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 57
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
sementara pengelolaan air bersih di Kabupaten Karimun belum memadai.
Hai ini dipicu dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Air
tanah sudah mulai tercemar, khususnya di tempat-tempat yang padat
penduduk. Diharapkan hingga akhir tahun 2015, separoh proporsi
penduduk kabupaten karimun telah mendapatkan akses air bersih sesuai
dengan kesepakatan internasional yang tertulis dalam Millenium
Development Goals (MDG’s).
Tabel 2.46
Daftar Perkembangan Penyediaan Air Bersih Oleh Perusahaan Air
Minum di Kabupaten Karimun Tahun 2011

Nama Perusahaan Jumlah Jumlah yang Jumlah Nilai Produksi


Air Minum Produksi disalurkan Pelanggan (Rp)
(m3) (m3)
UUAB Tg. Balai
NA 953.278 3.766 2.910.505.800
Karimun
UUAB Tg. Batu NA 95.389 525 305.515.900
UUAB Moro NA 129.145 546 413.978.200
Total NA 1.177.812 4.837 2.910.505.800
Sumber : Perusda UUAB Kabupaten Karimun. Tahun 2013

2.1.5.5. Urusan Pariwisata


Salah satu tujuan mendasar yang ingin dicapai negara berkembang
seperti Indonesia saat ini adalah tercapainya suatu pertumbuhan ekonomi
yang kuat dan mantap di semua sektor. Usaha kepariwisataan merupakan
salah satu sektor pembangunan yang secara terus menerus diupayakan
pengembangannya agar dapat didayagunakan sebagai salah satu andalan
kegiatan perekonomian nasional dan daerah.
Penerimaan devisa dan pendapatan daerah dari sektor pariwisata
masih belum memenuhi jumlah yang diharapkan, sehingga peran serta
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat masih terus dituntut peran
aktifnya. Berkembangnya kegiatan pariwisata di suatu daerah akan
memberikan pengaruh dan mendorong pembangunan sektor-sektor lain,
khususnya dalam hal memperluas lapangan pekerjaan dan peluang untuk
berusaha.
Sejalan dengan itu, dalam Undang-Undang No.32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa kewenangan Pemerintah

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 58
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Provinsi dalam sektor pariwisata hanya terbatas pada promosi
pariwisata. Dengan demikian, pengelolaan obyek wisata telah menjadi
kewenangan Pemerintah Kota atau Kabupaten masing-masing.
Kedatangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara antara
lain dipengaruhi oleh ketersediaan obyek wisata yang tersedia. Beberapa
obyek wisata yang tersedia di Kabupaten Karimun antara lain berupa
Objek Wisata Religius, Objek Wisata Budaya/Sejarah, Objek Wisata Alam,
Objek Wisata Pantai dan Agro Wisata. Berikut ini adalah tabel jenis obyek
wisata di Kabupaten Karimun.
Adapun jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten
Karimun berdasarkan data BPS pada tahun 2013 berjumlah 104.889
orang, mengalami penurunan sebesar 4,6 persen dibandingkan tahun
2012 yang mencapai 109.715 orang.
Tabel 2.47
Jenis-Jenis Objek Wisata Kabupaten Karimun
NO Jenis Objek Objek Wisata
Wisata
1. Objek Wisata
Mesjid Tua R. Abdul Gani, Mesjid Al Mubarak
Religius Meral, Klenteng Tua, Geraja
2. Objek WisataPrasasti Pasir Panjang, Makam Badang,
Budaya/Sejarah
Keramat Tanjung Gelam, Adat Perkawinan,
Barongsai, Reog, Mandi Syafar, Sampan Layar,
Jong, Kesenian Kompang
3. Objek Wisata Air Terjun Pongkar, Air Panas Tanjung Hutan,
Alam Air Terjun Bukit, Tembaga (sememal)
4. Objek Wisata Pantai Pongkar, Pantai Pelawan, Pantai Lubuk,
Pantai Pantai Gading,Resort Telunas, Pantai Sugi-
Moro, Pantai Pulau Tulang, Pantai Timun
5. Agro Wisata Agrowisata Durian, Agrowisata Nenas,
Agrowisata Rambutan, Agrowisata Cempedak
Sumber : Buku Fakta dan Analisa-Review RTRW Kab. Karimun Tahun
2010-2030, RPJMD Kab.Karimun 2011-2016

2.1.5.6 Urusan Keagamaan


Kehidupan beragama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan sosial sehari-hari. Kehidupan beragama akan semakin baik bila
ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana keagamaan yang baik
pula. Pada Tahun 2010 jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Karimun
tercatat sebanyak 494 buah sarana ibadah, dimana sarana ibadah Agama

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 59
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Islam yang terdiri dari mesjid, langgar dan mushola sebanyak 413 Buah.
Sedangkan untuk sarana ibadah agama lainnya terdiri dari 32 buah
Gereja, 48 buah Vihara, dan 1 Buah Klen-teng . Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.48
Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun, 2013

Gereja Gereja
Kecamatan Mesjid Surau Mushalla Vihara Cetiya Klenteng
Protestan Katolik
Moro 28 21 4 3 1 4 3 -
Durai 12 7 1 - - - - -
Kundur 24 33 5 3 1 2 - -
Kundur 15 15 3 - - 3 - -
Utara
Kundur Barat 20 24 3 1 - 2 2 -
Karimun 16 7 3 - - - 1 -
Buru 12 13 - - - - - -
Meral 29 19 12 2 1 6 2 -
Tebing 14 8 1 - - - 4 -
Jumlah 21 15 3 3 1 1 11 -
Sumber : Kantor Departemen Agam

2.1.5.7 Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa


Pemberdayaan masyarakat di wilayah pedesaan menjadi hal yang
mutlak harus dilakukan karena dengan pemberdayaan masyarakat di
wilayah maka ketergantungan masyarakat akan semakin berkurang
sekaligus akan langsung memberikan dampak signifikan dalam
pelaksanaan pembangunan. Program-program pemberdayaan masyarakat
yang dilaksanakan setiap tahunnya di Kabupaten Karimun adalah
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Desa, Pengembangan Lembaga
Ekonomi Pedesaan, Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa, Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, dan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan,PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Integrasi.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 60
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.5.8 Urusan Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat
Berkaitan dengan pembangunan keamanan dan ketertiban,
dapat dikemukakan bahwa kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat
di merupa-kan prasyarat utama untuk mendukung keberhasilan berbagai
agenda penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Selama kurun waktu tahun 2013, situasi dan kondisi keamanan dan
ketertiban di Kabupaten Karimun relatif kondusif sehingga memberikan
dukungan konstruktif bagi stabilitas daerah, hanya saja pada tahun 2013
sedikit diwarnai dengan aksi demonstrasi oleh beberapa kelompok
masyarakat, buruh dan mahasiswa.

2.1.5.9 Urusan Pemuda dan Olah Raga


Dalam bidang olah raga, prestasi para atlet dari Kabupaten Karimun
cukup membanggakan,hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak baik itu pemerintah, masyarakat khususnya masyarakat
olah raga. Dukungan dari masyarakat selama ini tidak terlepas dari
meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap dunia olah raga sebagai
sarana kesehatan, rekreasi, dan prestasi. Dengan semakin tumbuhnya
kesadaran masyarakat ini diharapkan ke depan dapat menunjang
peningkatan kapasitas SDM generasi muda dalam berbagai aspek
kehidupan. Selama tahun 2013 persentase pemuda yang aktif di
organisasi pemuda menunjukkan peningkatan, pada tahun 2012 sekitar
40% pemuda yang ikut di berbagai organisasi kepemudaan dan di tahun
2013 menunjukkan peningkatan sebesar 42%. Persentase cabang olahraga
yang menjalankan kompetisi secara teratur juga mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 jumlah cabang
olahraga yang mengadakan kompetisi/turnamen secara rutin sekitar 45%
sedangkan ditahun 2013 mengalami peningkatan sekitar 47%, dan jumlah
oganisasi kepemudaan dan keolahragaan di tahun 2012 sekitar 85 ormas
dan ditahun 2013 mengalami peningkatan sekitar 127 ormas dan
organisasi keolahragaan.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 61
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah
2.1.6.1 Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah ditunjukkan oleh nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam bentuk Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Karimun berdasarkan
harga berlaku tahun 2013 mencapai Rp. 6.109.172.65 milyar rupiah.
Sedangkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Karimun juga
menunjukkan trend positif, yaitu pada tahun 2013 mencapai 7,14 persen.

2.1.6.2 Potensi Unggulan Daerah


2.1.6.2.1 Potensi Unggulan Daerah Sektor Kelautan dan Perikanan
Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan mempengaruhi
perkembangan dan pergeseran pola hidup dan budaya masyarakat, juga
diikuti dengan pergeseran konsumsi kebutuhan pokok termasuk pola
makan dan konsumsi bahan makanannya. Ikan sebagai salah satu
konsumsi makanan pokok menjadi perhatian penting bagi masyarakat.
Selain memiliki protein tinggi, mudah didapat dan dikembangkan oleh
masyarakat, harganya juga relatif murah. Maka sepantasnya apabila
dalam kebijakan pemerintah Indonesia dalam Indonesia sehat 2020,
bidang kelautan dan perikanan menjadi salah satu bagian penting dan
strategis dalam mendukung kebijakan tersebut.
Di Kabupaten Karimun aktivitas perikanan berpotensi didorong
sebagai sektor strategis yang mendukung pengembangan wilayah
kepulauan terutama jika dikaitkan dengan pengembangan
perekonomian masyarakat. Kegiatan perikanan kelautan yang dapat
dikembangkan terdiri atas kegiatan perikanan budidaya (laut, air tawar
dan air payau) dan perikanan tangkap serta pengolahan. Area tangkap
yang paling potensial untuk kegiatan perikanan tangkap adalah pada
gugusan Pulau Combol,Sugi, dan Perairan Rukau (Kecamatan Moro
dan Durai) karena dukungan ekosistem pesisir yang sangat sesuai
untuk berkembangnya biota laut. Sejauh ini aktivitas penangkapan
ikan masih dilakukan secara tradisional dengan ketersediaan sarana
dan prasarana pengolahan hasil tangkapan yang kurang memadai.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 62
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Adapun jumlah armada penangkapan ikan yang dimiliki Kabupaten
Karimun tiap kecamatan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.49
Jumlah Armada Penangkapan Perikanan Tiap Kecamatan
Kabupaten Karimun Tahun 2013

JUMLAH ARMADA (UNIT)


JUMLAH
NO KECAMATAN PERAHU MOTOR > 30
PTM < 5 GT 5 - 30 GT (Unit)
BERMOTOR TEMPEL GT
1 KARIMUN 146 51 14 93 93 0 397
2 MERAL 71 - - 221 33 34 359
3 TEBING 157 24 55 128 49 - 413
4 BURU 160 67 13 189 3 - 432
5 KUNDUR 215 35 5 144 57 - 456
6 KUNDUR BARAT 214 38 - 103 51 - 406
7 KUNDUR UTARA 240 47 12 158 32 - 489
8 MORO 437 625 258 841 39 17 2217
9 DURAI 269 121 5 257 79 - 731
10 MERAL BARAT 191 31 35 228 - - 485
11 BELAT 149 17 8 52 6 - 232
12 UNGAR 152 69 3 73 12 - 309
JUMLAH 2.401 1.125 408 2.487 454 51 6.926
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013

Adapun untuk kegiatan budidaya tambak di Kabupaten Karimun


tersebar di pesisir pulau-pulau besar serta memiliki sungai yang
bermuara di daerah pesisir seperti Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau
Sugi, Pulau Papan serta Pulau Manda. Untuk pengembangan keramba
jaring apung, wilayah yang paling potensial untuk dikembangkan
adalah perairan Desa Selat Mie dan Keban, Kecamatan Moro. Hal
tersebut didukung oleh keberadaan investor swasta, PT. Indomarine,
yang telah mengembangkan budidaya ikan kakap dan kerapu dengan
sistem keramba jaring apung dengan luas areal perairan 5 Ha (sesuai
dengan surat izin budidaya perikanan (SIBP) Tahun 2012).
Produksi perikanan pada tahun 2013 mengalami peningkatan
dari sisi volume maupun nilainya. Begitu juga dengan jumlah nelayan
meningkat dari tahun sebelumnya. Berdasarkan volume dan nilai
produksi perikanan untuk tahun 2013 jumlah produksi penangkapan
perikanan di Kabupaten Karimun adalah 34.470,27 ton dengan

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 63
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
jumlah nilai Rp.1.224.597.230.000,-. Selanjutnya untuk produksi
budidaya perikanan adalah 1.592,88 ton atau dengan jumlah nilai
Rp.62.163.400.000,- dan produksi pengolahan perikanan adalah
2.420,29 ton atau dengan nilai Rp.119.278.324.000. Jumlah
tersebut merupakan kumulasi dari jumlah produksi dimasing-masing
kecamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.50
Volume dan Nilai Produksi Perikanan menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2012

Penangkapan Budidaya Pengolahan


Kecamatan Volume Volume Nilai Volume
Nilai (Rp) Nilai (Rp)
(Ton) (Ton) (Rp) (Ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Karimun 1.576,32 47.289.600.0 16,50 577.50 11,94 477.640.000,-
Meral 4.199.08 00,-
173.490.300. 147,60 0.000,-
5.166.0 2.284,45 113.946.350.00
Tebing 1.544,80 000,-
46.344.000.0 89,56 00.000,
3.134.5 0,34 0,-
13.640.000,-
00,- 65.000,-
Kundur 2.873,23 86.196.900.0 72,53 2.538.5 14,20 567.800.000,-
00,- 85.000,-
Kundur Barat 1.519,90 45.597.000.0 68,98 2.414.3 20,33 711.614.000,-
00,- 00.000,-
Kundur 1.886,68 56.600.400.0 58,84 2.059.4 1,48 59.000.000,-
Utara 00,- 35.000,-
Buru 1.216,71 36.501.240.0 29,18 1.021.3 27,54 1.101.440.000,-
00,- 00.000,-
Moro 9.462,42 426.843.800. 1.043,47 42.934. 21,08 843.200.000,-
000,- 085.00-
Durai 1.575,61 47.268.360.0 25,50 892.50 7,19 287.400.000,-
00,- 0,-
0.000,-
Meral Barat 1.259,26 37.777.800.0 11,20 392.00 0,74 29.440.000,-
Belat 4.503,38 00,-
135.101.400. 2,30 0.000,-
80.500. 1,15 46.040.000,-
Ungar 2.852,88 000,-
85.586.430.0 27,22 000,-
952.63 29,87 1.194.760.000,-
Jumlah 34.470,27 00,-
1.224.597.23 1.592.88 0.000,-
62.163. 2.420,29 119.278.324.00
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 400.00
0.000,- 2014 0,-
0,-
Sementara jika dilihat dari jumlah produksi perikanan dan nilai
yang diperoleh dalam kurun tiga tahun terakhir, yakni dari tahun 2010
hingga tahun 2013, menunjukkan bahwa jumlah produksi dan nilai
terus mengalami peningkatan. Berikut ini adalah tabel jumlah
produksi perikanan dan nilainya dari tahun 2010 hingga tahun 2013.
Tabel 2.51
Volume dan Produksi Perikanan 2010-2013
Tahun Jumlah Produksi (Ton) Nilai Rp (000)
2010 26.514,88 538.035.724.000
2011 26.995,28 584.617.488.700

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 64
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tahun Jumlah Produksi (Ton) Nilai Rp (000)
2012 27.406,83 773.105.043.000
2013 38.483.44 1.406.038.954.000,-
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 2014

Sesuai dengan letak posisi Kabupaten Karimun yang sangat


strategis, yang berdekatan dengan pasar internasional yaitu negara
Malaysia dan Singapura, menjadikan pasar ekspor produk perikanan saat
ini sangat terbuka dan menjanjikan. Karena letak yang strategis
Kabupaten Karimun dan merupakan pintu ekspor produk perikanan
utama di wilayah Kepri dan sekitarnya. Sehingga produk perikanan daerah
sekitar seperti Tembilahan, Bengkalis, Selat Panjang serta Jambi di ekspor
melalui pelabuhan perikanan Tanjung Balai Karimun dan Moro. Pintu
ekspor di Kabupaten Karimun melalui pelabuhan Karimun dan Moro.
Potensi ekspor ini masih bisa ditingkatkan apabila Kabupaten Karimun
telah memiliki Pelabuhan Perikanan. Sampai saat ini telah dilakukan
pembangunan pelabuhan perikanan yang dimulai tahun 2008 diupayakan
pembangunan Pelabuhan Perikanan melalui dana Pusat Provinsi dan
Kabupaten.
Selain 2 (dua) negara tujuan tersebut saat ini juga didapatkan
negara tujuan baru untuk pasar produk ikan hidup dan segar yaitu
negara Hongkong. Ekspor ikan hidup ke Hongkong merupakan produk
hasil budidaya ikan yang dilakukan oleh perusahaan PT INDOMARIND.
Kegiatan ekspor produk perikanan perkembangannya pada tahun
2013 sangat signifikan. Sebagai perbandingan jumlah ekspor tahun 2013
dengan tahun sebelumnya secara keseluruhan mengalami peningkatan.
Adapun perbandingan jumlah ekspor produk perikanan tahun 2010-2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.52
Jumlah Ekspor Produk Perikanan
Kabupaten Karimun Tahun 2010–2012
PRODUKSI (Ton) PENINGK
NO URAIAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN ATAN
2010 2011 2012 2013 (%)
1. Jumlah ekspor 917,10 943,96 980,01 427,52 - 130,2%
perikanan budidaya

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 65
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
PRODUKSI (Ton) PENINGK
NO URAIAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN ATAN
2010 2011 2012 2013 (%)
2. Jumlah ekspor 9.327,48 10.325,10 10,474,23 9.524,45 + 3,7%
perikanan tangkap
3. Jumlah ekspor 1.284,63 1.413.09 1.628.75 2.256,85 + 51,2%
pengolahan
perikanan
JUMLAH 11.529,21 12.682,15 13.082,99 12.208,82
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 - 2013

Perkembangan ekspor secara keseluruhan dari tiap triwulan bisa


dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.53
Volume dan Nilai Ekspor Produk Perikanan
Kabupaten Karimun Selama Tahun 2013

No. Bulan Volume (Ton) Nilai (Rp. 000)


1 Januari s/d Maret 2.552,82 107.382.273.000,-
2 April s/d Juni 3.490,84 145.431.926.000,-
3 Juli s/d September 3.166,90 131.049.652.000,-
4 Oktober s/d Desember 2.997,87 124.553.436.000,-
JUMLAH 12.208,43 508.417.287.000,-
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2014

2.1.6.2.2 Potensi Unggulan Daerah Sektor Pertanian

Pertanian Tanaman Pangan


Tanaman pangan unggulan di Kabupaten Karimun meliputi padi
sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, talas, dam kacang tanah. Keenam jenis
tanaman pangan tersebut diusahakan secara merata hampir di seluruh
wilayah Kabupaten Karimun kecuali di Kecamatan Durai. Produktifitas
tanaman pangan pada tahun 2012 rata-rata mengalami penurunan
kecuali ubi kayu dan ubi jalar. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel
berikut :

Tabel 2.54
Produktifitas Tanaman Pangan di Kabupaten Karimun menurut Jenis
Tanaman dan Kecamatan Tahun 2011 -2013 (kuintal per ha)
Padi Ladang Jagung Talas Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Kecamatan
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Moro 0 0 19 0 0 0 35 0 40 0 85 0

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 66
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Padi Ladang Jagung Talas Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Kecamatan
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Durai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kundur 0 0 25 30 0 0 40 90 43 60 85 0

Kundur Utara 30 20 23 30 0 0 40 85 0 0 90 75

Kundur Barat 25 0 25 30 0 0 40 90 0 65 90 80

Karimun 0 0 0 0 0 0 30 75 0 0 0 0

Buru 20 20 16 25 0 0 35 80 0 0 70 0

Meral 0 0 20 25 0 0 40 90 0 0 0 0

Tebing 0 0 20 25 0 0 40 90 42 0 95 75

Meral Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Belat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ungar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 20 21.14 27.5 0 0 37.5 85.71 41.67 62.5 85.83 76.67
Jumlah

Sumber: Dinas Kehutanan dan Pertanian Kabupaten Karimun, Tahun 2014

Pertanian Tanaman Perkebunan


Pertanian tanaman perkebunan yang banyak diusahakan di
Kabupaten Karimun diantaranya adalah karet, kelapa, cengkeh, kopi, lada
dan gambir. Jenis usaha yang diusahakan di Kabupaten Karimun
seluruhnya merupakan perkebunan rakyat. Jenis tanaman yang menjadi
primadona dikalangan petani perkebunan adalah tanaman karet dan
kelapa. Daerah penghasil utama kedua jenis tanaman ini terdapat di
Pulau Kundur. Pada tahun 2013 hasil komoditas perkebunan di
Kabupaten Karimun relatif menurun dibandingkan pada tahun
sebelumnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Pertanian tanaman perkebunan yang banyak diusahakan di
Kabupaten Karimun diantaranya adalah karet, kelapa, cengkeh, kopi, lada
dan gambir. Jenis usaha yang diusahakan di Kabupaten Karimun
seluruhnya merupakan perkebunan rakyat. Jenis tanaman yang menjadi
primadona dikalangan petani perkebunan adalah tanaman karet dan
kelapa. Daerah penghasil utama kedua jenis tanaman ini terdapat di
Pulau Kundur. Pada tahun 2013 hasil komoditas perkebunan di
Kabupaten Karimun relatif menurun dibandingkan pada tahun
sebelumnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 67
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Tabel 2.55
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2010 - 2013 (Ton)

Karet Kelapa Cengkeh Kopi Lada Gambir


Kecamatan
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013

Moro 15 11 18 450 - - - - 0.5 - - -


Durai 15 18 18 13 - - - - - - - -
Kundur 796 538 507 307 0.4 - 0.2 - - - 3 6
Kundur Utara 300 1.418 209 116 - - - - 0.5 1 31 31
Kundur Barat 847 879 135 139 - - - - - - 62 81
Karimun 26 30 32 25 - - - - - - - -
Buru 31 53 26 35 - - - - - - - -
Meral 8 5 20 20 - - - - - - - -
Tebing 7 10 19 15 - - - - - - - -
Meral Barat - 8 - 20 - - - - - - - -
Belat - 1.407 - 107 - - - - - - - 8
Ungar - 299 - 204 - - - - - - - -

Jumlah 2.045 4.676 984 1.451 0.4 - 0.2 0.97 1 96 125

Sumber: Dinas Kehutanan dan Pertanian Kabupaten Karimun, Tahun 2014

Peternakan
Salah satu sasaran pembangunan sub sektor peternakan
adalah untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam
usaha memperbaiki gizi masyarakat. Pada tahun 2013 populasi
ternak besar tercatat adalah sapi sebanyak 1.364 ekor dan kambing
6.961 ekor. Dari kedua ternak besar yang diusahakan pada tahun

2013 mengalami peningkatan populasi dibandingkan tahun 2012


yakini meningkat 1.9 persen. Berikut adalah tabel populasi ternak
besar di Kabupaten Karimun Tahun 2012-2013.
Tabel 2.56
Populasi Ternak Besar menurut Jenis di Kabupaten Karimun
Tahun 2012-2013
Produksi
No Komoditas
Tahun 2012 Tahun 2013
1. Sapi 1.338 1.364
2. Kambing 6.811 6.961
Sumber: Dinas Kehutanan dan Pertanian Kabupaten Karimun, Tahun 2014

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 68
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Sementara itu pada jenis ternak unggas, jumlah ternak yang
diusahakan pada tahun 2012, tercatat jenis ayam ras pedaging sebanyak
107.900 ekor, ayam ras petelur 35.400 ekor, ayam kampung 42.135 ekor
dan itik 3.652 ekor. Populasi ternak unggas mengalami peningkatan
kecuali ternak ayam ras petelur mengalami penurunan. Penurunan
populasi pada ayam ras petelur disebabkan adanya kasus flu burung yang
terjadi di Pulau Kundur. Berikut adalah tabel populasi ternak unggas
menurut jenis dan kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2012-2013.
Tabel 2.57
Populasi Ternak Unggas Menurut Jenis dan Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2012 – 2013

Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Ayam Kampung Itik


Kecamatan 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Moro 1.200 1.200 - - 1.424 1.424 - -
Durai 300 300 - - 760 760 400 400
Kundur 35.400 35.400 5.500 20.500 17.788 17.788 1.400 1.400
Kundur Utara 1.900 1.900 - - 8.150 8.150 150 150
Kundur Barat 21.200 21.200 6.400 6.400 12.333 12.333 1.117 1.117
Karimun 400 400 - - 210 210 175 175
Buru 2.000 2.000 - - - 310 310
Meral 33.500 33.500 500 500 870 870 20 20
Tebing 17.000 12.000 3.000 8.000 600 600 80 80
Meral Barat NA NA NA NA NA NA NA NA

Belat NA NA NA NA NA NA NA NA

Ungar NA NA NA NA NA NA NA NA

Jumlah/Total 112.900 107.900 15.400 35.400 42.135 42.135 3.652 3.652

Sumber: Dinas Kehutanan dan Pertanian Kabupaten Karimun, Tahun 2014


2.1.6.2.3 Potensi Unggulan Daerah Sektor Industri
Pembangunan sektor industri di Kabupaten Karimun mengalami
perkembangan yang fluktuatif, disebabkan situasi perekonomian yang
belum mendukung untuk menjadikan iklim usaha yang kondusif.
Perkembangan kinerja sektor industri dapat dilihat dari perkembangan
unit usaha, penyerapan tenaga kerja, nilai investasi, nilai produksi, dan
sumbangan terhadap PDRB.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 69
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Perkembangan sektor industri Kabupaten Karimun pada tahun
2013 mengalami peningkatan sebesar 11,66 persen apabila dibandingkan
dengan tahun 2011 yaitu dari 758 unit usaha menjadi 858 unit usaha.
Unit usaha tersebut meliputi industri pangan, sandang, kimia dan bahan
bangunan, logam serta industri kerajinan, dengan jumlah unit usaha
terbanyak adalah industri pangan kemudian diikuti industri kerajinan.
Perkembangan sektor industri dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.58
Perkembangan Unit Usaha Industri Kecil dan Menengah
Kabupaten Karimun Tahun 2010 -2013

Tahun Unit Usaha Perkembangan (%)

2009 281 -
2010 441 62,13%
2011 624 31,74%
2012 758 9.36%
2013 858 11,65%
Sumber : Dinas Perindustriaan dan Perdagangan Kabupaten Karimun Ta. 2014

Pengembangan industri kreatif sebagai salah satu jenis ekonomi


kreatif dalam rangka antisipasi krisis keuangan global sangat diperlukan,
karena cukup memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan,
menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas
bangsa, berbasis pada sumber daya manusia yang terbarukan,
menciptakan inovasi dan kreasi yang merupakan keunggulan kompetitif
suatu daerah. Sektor industri memberikan sumbangan terbesar kelima
setelah sektor Perdagangan hotel dan restoran 26,34 persen, Sektor
Pertanian 25,05 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 12,42
persen, sektor bangunan 11,15 persen dan sektor industri pengolahan
10,16 persen.
Tabel 2.59
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karimun atas dasar Harga
Berlaku menurut Lapangan Usaha 2011-2013

Lapangan Usaha 2011 2012 *) 2013**)


1. Pertanian 25,91 25,02 24,05
2. Pertambangan & Penggalian 7,13 7,30 7,42

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 70
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Lapangan Usaha 2011 2012 *) 2013**)
3. Industri 9,23 9,73 10,16
4. Listrik & Air 0,34 0,33 0,32
5. Bangunan 9,83 10,44 11,15
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 26,45 26,33 26,34
7. Pengangkutan &Komunikasi 12,87 12,61 12,42
8. Keu, Persewaan, &Jasa Perusahaan 3,13 3,15 3,13
9. Jasa-Jasa 5,13 5,09 5,02
PDRB 100,00 100,00 100,00
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Kabupaten Karimun, Tahun 2014

2.1.6.3 Iklim Berinvestasi


2.1.6.3.1 Perkembangan Investasi
Dalam rangka pembangunan ekonomi dan pengelolaan
berbagai sumber daya alam Kabupaten Karimun yang tersedia diperlukan
peningkatan arus investasi, baik arus investasi dalam negeri (PMDN)
maupun investasi asing (PMA). Mengingat pentingnya modal dari pihak
swasta untuk ikut membangun Kabupaten Karimun, maka Pemerintah
Kabupaten Karimun selalu berusaha menarik minat para pengusaha
domestik dan asing untuk ikut berpartisipasi mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah dengan cara menanamkan modalnya dalam kegiatan
pembangunan.
Tabel 2.60
Daftar Perusahaan PMA Kab.Karimun Tahun 2013

NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)

Konstruksi Bangunan
1 PT. McCONNEL DOWEL INDONESIA 207.500.000
Sipil
Enggineering
Procument
2 PT. IOT EPC INDONESIA Construction (EPC) di 19.854.000.000
Bidang Minyak dan Gas
Bumi
PT. BOSKALIS INTERNASIONAL Konstruksi Bangunan
3 4.750.000.000
INDONESIA Sipil
Pertambangan Batu
4 PT. TRIMEGAH PERKASA UTAMA 52.682.770.037
Granit

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 71
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)

Jasa Penunjang
5 PT. ANEKA MINING SUKSES Pertambangan Umum 30.606.500.000
dan Perdagangan
PT. KARIMUN SEMBAWANG Galangan Kapal dan
6 579.500.000.000
SHIPYARD Pabrikasi
7 PT. SAIPEM INDONESIA Industri Galangan 1.487.585.363.500
Jasa Pelaksana
8 PT. PACENTINI TURCH INDONESIA 202.165.732.037
Konsultasi Kontruksi
9 PT. OIL TANKING Minyak dan Gas 2.700.000.000.000

AKER SOLUTION & PT LEIGHTON


10 Outshore & Offshore 2.700.000.000.000
CONTRACTOR INDONESIA

11 PT. KARIMUN GRANIT Pertambangan Umum 150.930.000.000


Perdagangan Besar alat
transportasi laut, suku
12 PT. SUMATERA KARIMUN SHIPYARD 191.660.000.000
cadang dan
perlengkapan
PT. ISLAND CONECTION
13 Resort 13.500.000.000
INTERNATIONALL
Pembibitan,
14 PT. BAKTI INTI NUSANTARA Pembenihan Kelapa 30.000.000.000
Sawit
Jumlah 8.163.441.865.574
Sumber: BPMPT Kabupaten Karimun, Tahun 2014

Tabel 2.61
Daftar Perusahaan PMDN Kab.Karimun Tahun 2013

NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)

1 PT. SOMA DAYA UTAMA Ketenagalistrikan 30.000.000.000

2 PT. KARIMUN POWER PLANT Ketenagalistrikan 2.000.000.000

3 PT. AGRO MEKAR LESTARI Perkebunan Sawit 1.500.000.000

4 PT. BUKIT GRANIT MINING MANDIRI Pertambangan Granit 80.000.000.000

5 PT. WIRA PENTA KENCANA Pertambangan Granit 107.422.343.380

6 PT. PASIFIC GRANITAMA Pertambangan Granit 10.000.000.000

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 72
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)

PT. KAWASAN HARMONIKA


7 Pertambangan Granit 14.000.000.000
GRANITAMA
8 CV. BUANA SAKTI Perdagangan Umum 2.887.750.000
9 CV. SHOBIL ANUGRAH Perdagangan Umum 250.000.000
10 PT. MULTI OCEAN SHIPYARD Industri Perkapalan 232.500.000.000
11 PT. KARIMUN MARINE SHIPYARD Industri Perkapalan 10.000.000.000
Kontraktor dan
12 PT. INDONESIA PONDASI RAYA 1.777.600.000
Perdagangan
Pengolahan Timah
13 PT. KARIMUN MINING 1.500.000.000
Batangan dan Kawat Solder
14 PT. SAMUDERA LESTARI Kawasan Industri 90.000.000.000

15 PT. PADIMAS RESOURCES Suplier, Levelansir dan Jasa 1.000.000.000


Jasa Pertambangan dan
16 PT. WAHANA INDAH KARYA 1.000.000.000
Galian
PT. INDONESIA MARICULTURES
17 Budidaya Ikan 1.000.000.000.000
INDUSTRIES
Pertambangan Pengelolaan
18 PT. EUNINDO USAHA MANDIRI 1.500.000.000
Timah
Jumlah 1.587.337.693.380
Sumber: BPMPT Kabupaten Karimun, Tahun 2014
Total besaran angka investasi yang sudah terealisasi sampai dengan
tahun 2013 mencapai Rp.9.959.874.558.954,- dengan jumlah investasi
Rp.8.163.441.865.574,- untuk PMA dan Rp. 1.587.337.693.380- untuk
PMDN. dan untuk Perusahaan Swasta Nasional sebesar
Rp.209.095.000.000,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.62
DAFTAR PERUSAHAAN SWASTA NASIONAL
KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2013

NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)

1 PT. HIDRO NUSANTARA Disrbutor, Leveransir & Suplier 500.000.000


2 PT. BURU KARMUN MANDIRI Perdagangan Umum ,Ekspor ,Impor 1.000.000.000
3 PT. LINK PANGESTU UTAMA Hasil Industri Bahan Bangunan 200.000.000
4 PT. KAHSELDO Jasa,Levarensir, Suplier 500.000.000
5 CV. IKHWAN MANDIRI Jasa,Levarensir, Suplier 200.000.000
Pengadaan Komputer,Clening,
6 CV. GEMA MITRA 200.000.000
Perpustakaan, Atk , Buku,dll

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 73
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)

7 PT. EPTCO DIAN PERSADA Kontraktor 750.000.000


8 PT. LIGA ELEKTRONIK Perdagangan Barang & Jasa 500.000.000
9 PT. PUTRA PANGKE MANDIRI Perdagangan besar khusus lainnya 500.000.000
10 CV. PROFESIONAL Perdagangan Umum 5.000.000.000
11 CV.MAPAN MULTI TRADING Perdagangan Barang & Jasa 300.000.000
PT. KARIMUN SEHAT
12 Perdagangan Besar Minyak Solar 2.000.000.000
MANDIRI
13 CV.TEKNIK PERKASA Perdagangan Besar Khusus Lainnya 300.000.000
14 PT. JAYA PUTRA KARIMUN Levarensir, Suplier 1.000.000.000
15 PT. KARIMUN PETRO ENERGI Perdaganan Barang & Jasa 1.000.000.000
PT. BUKIT JANTAN POWER
16 Pembangkit Tenaga Listrik 2.000.000.000
PLANT
17 PT. JENI PRIMA PUTRA SEJATI Shipyard dan Offshore 90.000.000.000
18 PT. AGRO MEKAR LESTARI Perkebunan 1.000.000.000
PT. ZONA INTERNASIONAL
19 Perdagangan Umum 200.000.000
PERSADA
20 PT. KARIMUN SUKSES Penyalur BBM 5.000.000.000
21 PT. EKA SIK KARIMUN Perdagangan Umum 300.000.000
22 PT. MULTI ADVERINDO Jasa Kontruksi 10.000.000.000
23 PT. BUKIT ALAM PERSADA Pertambangan Batu Granit 10.000.000.000
24 PT. SEJATI KARIMUN Perdagangan Umum 1.000.000.000
25 PT. TRI MEGA SUKSES Levarensir, Suplier 950.000.000
26 PT. KARIMUN MINING Pertambangan,Ekspor ,Impor 1.000.000.000
27 PT. HARMONS KARIMUN Perdagangan Umum 500.000.000
28 PT. TRI KARYA ALAM Galangan Kapal 12.000.000.000
29 PT. JATIM MUSTIKA NUSA Jasa Kontraktor 1.000.000.000
30 PT. BAJA ALAM RAYA Shipyard 20.000.000.000
PT. MITRA AUSINDO
31 Produsi Oksigen 2.000.000.000
INDONESIA
PT.MCZUAY TRITUNGGAL
32 Hasil Industri 1.000.000.000
PRATAMA
33 PT.WAHANA RIAU PERSADA Jasa Kontraktor 100.000.000
PT.CUACA MARINA
34 Jasa Pelayaran 200.000.000
SERVICATAMA
35 PT.MILE BROTHER Jasa Pelayaran 1.000.000.000
PT.RIAU PRIMA
36 Jasa Angkutan Transportasi 1.000.000.000
INTERNATIONAL
37 PT.WINDOE ANDESIT UTAMA Perdangangan Umum dan Jasa 1.000.000.000
PT.TRIJAYA LINTAS
38 Perdagangan Umum dan Jasa 1.000.000.000
CEMERLANG
39 PT.TAKWINDO BATAM Perdagangan 500.000.000
40 PT.HIJRAH HANJAYA Perdagangan 1.000.000.000
41 CV.UNION VICTORY Perdagangan Barang dan Jasa 500.000.000
42 PT.MITRA NUSANTARA JAYA Jasa Transportasi 250.000.000
43 PT.CIPTA YAKIN HANJAYA Kontruksi 250.000.000
44 CV.BALINDO Perdagangan Besar 200.000.000
45 PT. TELAGA BIRU SEMESTA Perdagangan besar khusus lainnya 200.000.000

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 74
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)

46 PT. JASA WANINDO PRATAMA Perdagangan besar khusus lainnya 500.000.000


Perdagangan besar khusus lainnya
47 CV. ABADI JAYA SUKSES. 100.000.000
Perdagangan Umum dan Jasa
48 CV. BREGAN JAYA Perdagangan besar khusus lainnya 500.000.000
49 CV. WAN PANGKE MANDIRI Jasa tranporter 500.000.000
50 PT. SREDO Perdagangan besar khusus lainnya 200.000.000
51 PT. SARANA RUSEL VICTORY Jasa pengangkutan/transportir 75.000.000
52 PT. NUSALINK MITRA SUKSES Perdagangan besar khusus lainnya 600.000.000
PT. RIAU ALAM ANUGRAH
53 Pertambangan batu granit 100.000.000
INDONESIA
Perdagangan eceran khusus rokok
54 TOKO GUNUNG MAS 500.000.000
dan tembakau di toko
Industri Kimia Dasar an organik gas
55 PT. DIAN KOSMOPOLITAN 20.000.000
industri
PT. KARIMUN GLOBAL
56 Perdagangan besar khusus lainnya 200.000.000
TAMACINDO
57 PT. MULTI REALTI B Perumahan 1.000.000.000
58 PT. INTI FAJAR PRATAMA Perdagangan umum 1.000.000.000
59 CV. SUKSES DUA SAHATA Perdagangan Besar Khusus Lainnya 1.000.000.000
60 PT. INTI DUTA GAS Perdagangan Besar Gas 1.000.000.000
61 CV. RIZKI BUANA Perdagangan Besar Khusus Lainnya 400.000.000
62 CV. JAYA NUSANTARA Perdagangan Besar Khusus Lainnya 550.000.000
63 PT. KARIMUN AGUNG Perdagangan Besar Khusus Lainnya 1.000.000.000
PERKASA
64 PT. PELAYARAN STAR INDAH Pelayaran Nasional 3.000.000.000
65 PT. BAHTERA JAYA Industri Pembuatan Kapal dan 2.000.000.000
MARITINDO Perahu
66 PT. SULUNG KARYA Perdagangan Eceran yang 1.000.000.000
SEJAHTERA utamanya makanan dan minuman
67 PT. SHAFTINDO PRATAMA Perdagangan Besar Khusus Lainnya 1.000.000.000
68 PT. USAHA BERSAMA ASIA Perdagangan Besar Khusus Lainnya 500.000.000
69 PT. BUMI MANDIRI Perdagangan Besar Khusus Lainnya 1.000.000.000
70 PT. JENI PRIMA PUTRA SEJATI Industri Kapal dan Perahu 1.000.000.000
71 PT. UTAMA JAYA MAJU Jasa Ketenagakerjaan 1.000.000.000
72 PT. WIJAYA KARYA INSAN
Jasa Kontraktor 5.000.000.000
PERTIWI
73 CV. CITRA KARYA Perdagangan Besar Khusus Lainnya 100.000.000
74 CV. JA'PAR BROTHER Perdagangan Besar Khusus Lainnya 200.000.000
75 PT. LARAS ERA PERDANA Perdagangan Eceran Minyak 500.000.000
Pelumas di Toko
76 CV. GENERASI KARINDO JAYA Perdagangan Besar Rokok dan 500.000.000
Tembakau
77 PT. RAJWA INTERNATIONAL Pertambangan Biji Timah/Timah 500.000.000
Batangan
78 PT. ALAM GEMILANG ENERGI Jasa Pertambangan 1.000.000.000
79 PT. TAKASI KARYA ANUGERAH Perdagangan Besar Bahan Baku 1.000.000.000
Padat, Cair, Gas, Produk YBDI

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 75
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG MODAL (RP)

80 PT. DWINUSA ENGINEERING Perdagangan Besar Khusus Lainnya 600.000.000


81 CV. LAKSANA JAYA MANDIRI Perdagangan besar rokok & 100.000.000
Tembakau
82 PT. NIAGA INDO GASTAMA Perdagangan Besar Khusus Lainnya 1.000.000.000
Jumlah 209.095.000.000
Sumber: BPMPT Kabupaten Karimun, Tahun 2014
Adapun jumlah perusahaan yang telah merealisasikan investasinya
sebanyak 86 perusahaan yang terdiri atas 14 Perusahaan PMA, 18
Perusahaan PMDN, 24 Perusahaan Swasta Nasional.

2.1.6.3.2 Perkembangan Ekspor dan Impor


Data ekspor Kabupaten Karimun pada Tahun 2013 mengalami
peningkatan yang sangat signifikan dibanding tahun 2012 yaitu sebesar
61.52 persen. Sedangkan Impor Kabupaten Karimun tahun 2013
dibanding dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 12,93
persen. Jika dibandingkan besaran nilai ekspor dengan impor bisa
disimpulkan bahwa Kabupaten Karimun mengalamai surplus neraca
perdaganan tahun 2013. Kenaikan yang cukup signifikan pada nilai
ekspor dikarenakan pada tahun 2013, nilai dollar yang menguat dibanding
nilai rupiah. Hal ini juga yang menyebabkan para eksportir lebih bergairah
untuk melakukan ekspor barang. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.63
Data Ekspor Impor Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013 (US$)

TAHUN PENINGKAT
URAIAN
2010 2011 2012 2013 AN (%)
EKSPOR 177.133.031 254.851.056 329.403.809 532.068.075 61.52
IMPOR 101.764.704 180.732.114 335.846.548 292.415.662 -12.93
Sumber : BPS Kabupaten Karimun , Tahun 2014

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai


Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD
Evaluasi kinerja pembangunan daerah merupakan suatu proses
untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Melalui

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 76
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan akan dihasilkan informasi
kinerja yang dapat menjadi masukan bagi proses perencanaan dan
penganggaran yang didukung oleh ketersediaan informasi dan data yang
lebih akurat.
Dengan demikian, program pembangunan menjadi lebih efisien,
efektif, disertai dengan akuntabilitas pelaksanaannya yang jelas.
Keberhasilan pencapaian sasaran pada semua tingkat pelaksanaan
pembangunan akan dapat diukur dengan menggunakan indikator kinerja
yang telah didefinisikan secara tepat sebelumnya. Evaluasi terhadap
status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja utama yang
mencerminkan realisasi penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.
Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Karimun yang telah ditetapkan
kemudian sasarannya diimplementasikan dalam perencanaan tahunan
menunjukan keberlanjutan dan keberhasilan pencapaian sasaran yang
telah dilakukan. Sasaran yang telah ditetapkan diukur dengan indikator
kinerja pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD untuk kurun
waktu 5 tahun. Indikator kinerja pembangunan daerah sampai dengan
tahun 2013 mengalami perkembangan yang cukup baik, walaupun
beberapa indikator belum mencapai target yang ditetapkan. Pencapaian
indikator kinerja pembangunan daerah sampai dengan tahun 2013 dan
perkiraan target sampai tahun berjalan serta realisasi RPJMD dapat
dilihat pada Tabel Evaluasi Hasil Pelaksanaan Perencanaan Daerah
Sampai Dengan Tahun Berjalan sebagai berikut :
Tabel 2.64
Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan
Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013
Capaian Capaian Target Interpertasi
Jenis Urusan Indikator Pilihan Keterangan
2012 2013* RPJMD Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
% ADH
Pertumbuhan PDRB 7,26 7,14 6,76 Melampaui
Konstan
PDRB per Kapita Juta Rp 23,449 26.611 24.4 Melampaui
Pengeluaran Per kapita Ribu Rp 644.560 647.500 642,23 Melampaui
Perekonomian
Rasio PAD thd PDRB % 4,25 3.35 - Menurun
Belanja Pemerintah Daerah Milyar Rp 877,898 1,077,553 - Meningkat
Realisasi Investasi Milyar Rp 11.345,718 9.959,875 9.778,106 Meningkat
Neraca Pembayaran US$ -6.442.739 239.652.413 - Meningkat

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 77
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Capaian Capaian Target Interpertasi
Jenis Urusan Indikator Pilihan Keterangan
2012 2013* RPJMD Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah Wisatawan
Orang 107.499 104.889 125.000 Menurun
Mancanegara

Indeks Pembangunan Manusia - 74,45 74,72 73,64 Melampaui


Penduduk dibawah garis
Kesejahteraan % 6.37 6.48 7,55 Meningkat
kemiskinan
Rakyat
Indeks Gini - 0,28 0,25 0,27 Tercapai
Pemerataan Pendapatan % 22,91 23,85 30 Meningkat
Angka Melek huruf % 96,83 96,90 95,25 Melampaui
Angka Rata-rata Lama
Tahun 8,16 8,18 7,82 Melampaui
Sekolah
SD (%) 104,80 106,17 > 103,50 Melampaui
Pendidikan Angka Partisipasi Kasar SMP (%) 92,23 96,52 78,9 Melampaui
SMA (%) 75,28 83,75 77 Melampaui
SD (%) 83,89 89,14 86,66 Melampaui
Angka Partisipasi Murni SMP (%) 58,91 60,71 53,22 Melampaui
SMA (%) 50,50 55,68 41,81 Melampaui
Angka Usia Harapan Hidup Tahun 69,94 69,96 69,9 Melampaui
Angka Kesakitan % 10,62 11,30 <10 Menurun
Pertolongan Kelahiran oleh
Kesehatan % 96,61 97,40 > 93,7 Sesuai
Tenaga Medis
per 1000
Belum
Angka Kematian Bayi kelahiran 15,2 15,9 13,7
Tercapai
hidup
per 100000
Angka Kematian Ibu 138,4 147,28 230 Melampaui
kelahiran
Tingkat Partisipasi Angkatan
% 58,96 62,43 - Menurun
Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,67 5,21 7,60 Melampaui
Tenaga Kerja Pekerja Sektor Non-Formal % 37,43 40,77 <35 Menurun
Upah Minimum Regional Ribu Rp 1.057.000 1.380.000 >1.800.000 Meningkat
Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja Kejadian 70 - <10 Meningkat

Laju Pertumbuhan Penduduk % 1,23 0,54 2,18 Tercapai


Kependudukan Total Fertilitiy Rate per WKUP 2,88 2,66 2,10 Menurun
Cakupan KB % 51,89 45,52 - Menurun

per 10000
Tingkat Kriminalitas 17,50 - Meningkat
penduduk
Keamanan & per 10000
Kasus Kriminal Diselesaikan 11,37 - Menurun
Ketertiban penduduk
Kasus Penyalahgunaan per 10000
1,75 - Meningkat
Narkoba penduduk
Kepemilikan Rumah % 73,90 80,46 90 Meningkat
Akses Terhadap Air Bersih % 55,05 67,62 68,87 Meningkat
Perumahan
Kepemilikan Fasilitas Sanitasi % 65,40 70,62 62,41 Meningkat
Indeks Kemahalan Konstruksi - 101,57 95,79 <100 Tercapai
*) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Karimun
RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 78
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3 Permasalahan Pembangunan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
RKPD tahun 2013 dan realisasi RPJMD dapat diketahui berbagai
permasalahan yang masih timbul dan perlu diatasi. Permasalahan
tersebut mencakup realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi
target kinerja keluaran yang diharapkan, faktor-faktor penyebab tidak
tercapainya target kinerja keluaran program/kegiatan, implikasi yang
timbul terhadap target capaian program RPJMD, dan kebijakan/tindakan
perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi
faktor-faktor penyebab tersebut. Rekapitulasi hasil evaluasi pelaksanaan
RKPD tahun 2014 Kabupaten Karimun antara lain:

2.3.1 Urusan Perekonomian


Rasio PAD terhadap PDRB yang mengalami penurunan pada tahun
2013 mengalami penurunan sebesar 0,90 persen dibandingkan dengan
tahun 2012. Hal ini merupakan akibat dari tingginya ketergantungan PAD
Kabupaten Karimun dari sektor pertambangan, terutama granit. Ketika
terjadi gangguan pada produksi maupun harga granit di pasar
internasional, maka realisasi PAD Kabupaten Karimun menjadi turut
terpengaruh. Implikasi dari tidak tercapainya target ini adalah
menurunnya APBD Kabupaten Karimun, sehingga akan mempengaruhi
kinerja pembangunan daerah. Kebijakan yang dapat ditempuh untuk
mengatasi permasalahan tersebut diantaranya dengan mencari dan
mengoptimalkan sumber-sumber potensi pendapatan baru. yang dari
sektor ekonomi lainnya yang menghasilkan nilai tambah tinggi seperti
industri, konstruksi, maupun perdagangan.
2.3.2 Urusan Kesejahteraan Rakyat
Indeks gini Kabupaten Karimun pada tahun 2013 mengalami
Penurunan dari 0,28 menjadi 0,25 atau turun sebesar 0,03 poin. Hal ini
menandakan bahwa walaupun jumlah penduduk miskin sedikit
mengalami peningkatan, namun tingkat kesenjangan pendapatan
terhadap penduduk kelas menengah keatas semakin mengecil. Artinya,

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 79
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kegiatan ekonomi Kabupaten Karimun yang terus tumbuh pesat juga
dapat dirasakan dampaknya oleh penduduk miskin.
2.3.3 Urusan Pendidikan
Tabel 2.62 menunjukkan bahwa APK SMP/MTs pada tahun 2013
sebesar 96,52 persen, mengalami peningkatan dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2012 sebesar 92,23 persen. Untuk Sekolah
Menengah/Madrasah Aliyah, pada tahun 2013 tercatat angka APK sebesar
83,75 persen, mengalami kenaikan dibandingkan pencapaian tahun 2012
sebesar 75,28 persen. Sementara itu, APM SMA/MA pada tahun 2013
adalah sebesar 55,68 persen, juga mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2012 sebesar 50,50 persen. Rasio siswa SMA terhadap SMK adalah
3,02 persen, menunjukkan bahwa keberadaan SMK di Kabupaten
Karimun cukup dibutuhkan. Terlihat bahwa minat untuk bersekolah di
SMK cukup besar sehingga diperlukan pengembangan SMK yang telah
ada. Dilihat dari kebutuhan daerah dari sudut pandang sektor ekonomi,
maka SMK yang perlu dikembangkan di Kabupaten Karimun ini adalah
kelompok/bidang perikanan dan kelautan,Industri, dan Kelautan.
2.3.4 Urusan Kesehatan
Realisasi pencapaian Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2013 di
Kabupaten Karimun masih berada diatas Target RPJMD sebesar 13,7
persen. Pencapaian tahun 2013 sebesar 15,9 persen mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 dan masih tergolong cukup
tinggi hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik itu faktor internal
maupun faktor eksternal. Namun jika dibanding dengan target MDG’s
2015 sebesar 32 per 1.000 Kelahiran Hidup, maka pencapaian Kabupaten
Karimun masih dibawah target yang ditetapkan dan dianggap berhasil.
Keberhasilan ini dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya semakin mudah
dan terjangkaunya masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
bayi dan balita, tersedianya sarana pelayanan kesehatan di seluruh
Kabupaten Karimun baik kualitas maupun kuantitas seperti posyandu
balita, Poskesdes/Polindes di desa, penempatan petugas kesehatan didesa
(Dokter Keluarga dan Bidan Desa) serta peningkatan kualitas SDM

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 80
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
kesehatan yang bertugas memberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Pada tahun 2013 realisasi pencapaiannya AKI sebesar 147,28 per
100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar 138,4 per 100.000 kelahiran hidup.
Pencapaian AKI tahun 2013 belum dapat mencapai di bawah target MDG’s
2015 (102 per 100.000 kelahiran hidup). Namun demikian, realisasi
pencapaian AKI berdasarkan target RPJMD sudah tercapai namun secara
Nasional Target MDG’s 2015 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Karimun
masih tergolong tinggi.
2.3.5 Urusan Tenaga Kerja
Meningkatnya peluang usaha menyebabkan tingkat pengangguran
terbuka mengalami penurunan dari 5,67 menjadi 5,21 persen. Pada saat
yang sama tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Karimun
mengalami peningkatan dari 58,89 persen menjadi 62,43 persen.
Peningkatan partisipasi terutama berasal dari penduduk perempuan.
Meningkatnya partisipasi tersenbut, tidak dapat diserap seluruhnya oleh
sektor formal. Salah satu penyebabnya adalah akibat terjadinya inflasi
yang dipicu oleh kenaikan harga BBM sehingga berdampak bagi naiknya
biaya operasional UMKM. Hal ini kemudian disikapi dengan rasionalisasi
jumlah pegawai, sehingga penduduk yang sebelumnya berstatus sebagai
pegawai/buruh terpaksa membuka usaha sendiri. Jumlah pekerja pada
sektor non-formal pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari 37,43
persen menjadi 40,77 persen.
2.3.6 Urusan Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Karimun pada tahun 2013 hanya
mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012.
Terlepas dari masih cukup tingginya angka kelahiran di Kabupaten
Karimun, pertumbuhan penduduk yang hanya sebesar 0,54 persen tahun
2013 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang ada sudah
terdata pada Dinas Catatan Sipil. Dengan demikian upaya selanjutnya
yang perlu dilaksanakan adalah memastikan bahwa seluruh penduduk
tersebut mendapatkan pelayanan yang memadai.

RKPD Tahun 2015 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan II - 81
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai