Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FITOFAR TEORI

KELOMPOK 7 :

Muhammad Wilyan Eriko P (10115055)


Yasinta Moi (10115061)
Siti Bahrina Ilmi (10115062)
Amalia Ralita Lanuru (10115068)
Roudlotul Jannah (10115073)

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2017/2018
1. DISTILASI

Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau


lebih cairan, berdasarkan perbedaan tekanan uap masing-masing komponen. Contohnya seperti
pemisahan minyak atsiri dari bahan baku missal minyak nilam, minyak kenanga, minyak
cengkeh, dan sebagainya. Cara penyulingan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

a. Penyulingan dengan air (water distillation)

Pada metode ini, bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih.
Pada metode penyulingan air, seluruh ruang antar simplisia yang terisi oleh air, dapat
dipenetrasi secara kontinyu. Proses pengisian simplisia tidak boleh terlalupenuh (harus
ada ruang kosong), untuk menghindari simplisia supaya jangan sampai meluap dan
masuk ke dalam kondensor. Proses pemanasan yang digunakan jangan terlalu panas.
Karena akibat penguapan air dan minyak, sebagian dari tumpukan bahan tidak terendam
lagi dalam air,sehingga bahan tidak dapat trelindungi dari panas yang terlalu tinggi.
Dalam penyulingan dengan air, kecepatan penyulingan perlu dipertahankan,
karena dengan mengatur kecepatan penyulingan, maka tumpukan simplisia dalam ketel
dapat dipertahanakn dalam keadaan cukup longgar, sehingga menjamin kelangsungan
penetrasi uap ke dalam bahan dan dapat menguapkan minyak atsiri.
Pada metode penyulingan air, seluruh bagian tumpukan simplisia digerakkan oleh
air mendidih. Penyulingan dengan air memiliki bebeapa kelemahan, ekstraksi tidak dapat
berlangsung dengan sempurna walaupun simplisia dirajang, sealin itu beberapa jenis ester
mengalami polimerasi karena pengaruh air mendidih. Selain itu, komponen minyak yang
bertitik didih tinggi dan senyawa yang bersifat larut dalam air tidak dapat menguap
secara sempurna, sehingga minyak yang tersuling mengandung komponen tidak lengkap
sehingga mengakibatkan kehilangan sejumlah minyak atsiri.

b. Penyulingan dengan air dan uap (indirect distillation)

Pada metode ini, simplisia diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang.
Ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan. Ciri khas
dari metode ini adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas,
serta simplisia yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas.
Keuntungan penyulingan air dan uap dibandingkan dengan penyulingan air adalah
simplisia yang disuling tidak dapat menjadi gosong. Timbulnya gosong dapat dicegah
karena suhu tidak akan melebihi suhu uap jenuh pada tekanan 1 atm, hal ini karena
penyulingan dengan air dan uap merupakan metode penyulingan dengan tekanan uap
jenuh yang rendah, sehingga kerusakan minyak kecil.
Dalam sistem penyulingan dengan air dan uap proses dekomposisi minyak lebih
kecil. Metode penyulingan air dan uap lebih efisien daripada metode penyulingan dengan
air karena jumlah bahan bakar yang dibutuhkan lebih kecil dan rendemen minyak yang
dihasilkan lebih besar.

c. Penyulingan langsung dengan uap (steam distillation)


Pada penyulingan ini, air tidak diisikan dalam ketel bersama simplisia. Uap yang
digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas pada tekanan lebih dari 1 atm,
dihasilkan dari ketel uap yang letaknya terpisah, dan kemudian dialirkan ke dalam
tumpukan bahan di dalam ketel. Tekanan uap yang tinggi dapat menyebabkan
dekomposisi, maka penyulingan lebih baik dimulai pada tekanan rendah, kemudian
tekanan meningkat secara bertahap sampai pada akhir proses, yaitu ketika minyak yang
tertinggal dalam bahan relatif kecil, dan hanya komponen minyak yang bertitik didih
tinggi saja yang masih tertinggal di dalam bahan. Kualitas minyak yang dihasilkan
memiliki kualitas paling baik.

2. PRESIPITASI

Presipitasi adalah teknik paling lama yang digunakan untuk prekonsentrasi dan
pemisahan. Metode ini mempunyai poin-poin umum seperti: proses pembentukan
endapan dalam larutan, faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan efesiensi pemisahan,
teknik percobaan dll. Proses pembentukan endapan cukup kompleks dan biasanya tidak
terjadi secara instan. Hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti: komposisi dari fasa
cair, pH, temperatur, sifat counter-ion dalam membentuk endapan, deretan dimana larutan
bercampur, dan sifat dari kolektor. Proses presipitasi tidak hanya melibatkan proses kimia
saja, tetapi juga melibatkan proses fisik. Proses fisik yang ada antara lain adalah
perubahan bentuk padatan terlarut yang relatif berukuran kecil menjadi padatan
tersuspensi yang relatif berukuran besar sehingga mudah diendapkan.

Faktor fisik lainya adalah pengadukan untuk mempercepat proses presipitasi


kimia Contoh dari reaksi pengendapan (presipitasi) adalah industry pembuatan kosmetik
dari bahan alam secara umum diolah secara fisika dengan cara pengendapan terpurifikasi
untuk mengendapkan logam dan sisa pelarut yang bersifat toksik secara kimia dilakukan
dengan pengikatan bahan kimia menggunakan partikel koloid.. Pengendapan bahan
tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang
mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi
muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Prinsip presipitasi adalah
mengubah senyawa dalam kondisi terlarut menjadi senyawa yang terendapkan atau
memiliki nilai kelarutan kecil.

Reaksi pengendapan(presipitasi) adalah reaksi pembentukan padatan dalam


larutan atau di dalam padatan lain selama reaksi kimia. Pengendapan juga dapat terjadi
karena adanya difusi dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam padatan cair,padatan
terbentuk disebut sebagai endapan. Bahan kimia yang menyebabkan adanya padatan
disebut pengendapan. Tanpa kekuatan energi gravitasi yang cukup untuk membawa
partikel-partikel padat ke bawah bersama-sama,maka endapan akan tetap sebagai
suspensi. Setelah terjadi sedimentasi,endapan dapat disebut sebagai pelet. Cairan yang
sudah tidak mempunyai endapan supernatan.

Reaksi pengendapan dapat digunakan untuk membuat pigmen, menghilangkan


garam dari air dalam pengolahan air, dan dalam analisis anorganik kualitatif
klasik.Pengendapan juga berguna untuk mengisolasi produk reksi selama hasil
pemeriksaan. Idealnya, produk reaksi yang tidak larut dalam reaksi pelarut. Dengan
demikian, presipitasi akan terbentuk, sebaiknya membentuk kristal murni. (Soares,2010).

3. Eliminasi Resin

Ekstrak Etanolik Ekstrak Etanolik

Petroleu eter/heksan KOH etanolik

Fraksi fraksi tak larut Endapan Larutan


PE/Heksan
(Resin)
Kurkuminoid pada piperin pada piper spp
Curcuma

Kurkumin merupakan senyawa yang terdapat dalam temu-temuan. Selain


itu ada di minyak atsiri. Terdapat didalam resin yang ada didalam fraksi hexana.
Yang ada didalam piperine, ekstrak etanolnya dipekatkan dan ditambahkan dalam
OH etaolik artinya KOH yang dilarutkan dalan etabolik, sifat resin itu bisa
mengendap jika ditambah basa, sehingga resin akan terprecipitasi dan soluble
fraction terletak dalam piperine.
melarutkan suatu senyawa yang ada didalam ekstrak, tidak menutup
kemungkinan masih adanya pengotor seperti klorofil, resin, dan lipida. Pada
akuades atau air, pengotor yang ikut terlarut adalah protein, asam amino dan
mineral, sehingga perlu dilakukan eliminasi pengotor dengan fraksinasi. Ekstrak
maserat difrasinasi dengan n-heksana untuk mengeliminasi klorofil, resin dan lipid,
sehingga pada fraksi tak larut n-heksana hanya tertinggal senyawa flavonoid
dengan kadar yang tinggi. Untuk ekstrak dekokta perlu difraksinasi dengan etanol
96% untuk menarik senyawa-senyawa flavooid dan meninggalkan protein, asam
amino, dan mineral dalam fraksi tak larut etanol.

Anda mungkin juga menyukai