KELOMPOK 7 :
FAKULTAS FARMASI
KEDIRI
2017/2018
1. DISTILASI
Pada metode ini, bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih.
Pada metode penyulingan air, seluruh ruang antar simplisia yang terisi oleh air, dapat
dipenetrasi secara kontinyu. Proses pengisian simplisia tidak boleh terlalupenuh (harus
ada ruang kosong), untuk menghindari simplisia supaya jangan sampai meluap dan
masuk ke dalam kondensor. Proses pemanasan yang digunakan jangan terlalu panas.
Karena akibat penguapan air dan minyak, sebagian dari tumpukan bahan tidak terendam
lagi dalam air,sehingga bahan tidak dapat trelindungi dari panas yang terlalu tinggi.
Dalam penyulingan dengan air, kecepatan penyulingan perlu dipertahankan,
karena dengan mengatur kecepatan penyulingan, maka tumpukan simplisia dalam ketel
dapat dipertahanakn dalam keadaan cukup longgar, sehingga menjamin kelangsungan
penetrasi uap ke dalam bahan dan dapat menguapkan minyak atsiri.
Pada metode penyulingan air, seluruh bagian tumpukan simplisia digerakkan oleh
air mendidih. Penyulingan dengan air memiliki bebeapa kelemahan, ekstraksi tidak dapat
berlangsung dengan sempurna walaupun simplisia dirajang, sealin itu beberapa jenis ester
mengalami polimerasi karena pengaruh air mendidih. Selain itu, komponen minyak yang
bertitik didih tinggi dan senyawa yang bersifat larut dalam air tidak dapat menguap
secara sempurna, sehingga minyak yang tersuling mengandung komponen tidak lengkap
sehingga mengakibatkan kehilangan sejumlah minyak atsiri.
Pada metode ini, simplisia diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang.
Ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan. Ciri khas
dari metode ini adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas,
serta simplisia yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas.
Keuntungan penyulingan air dan uap dibandingkan dengan penyulingan air adalah
simplisia yang disuling tidak dapat menjadi gosong. Timbulnya gosong dapat dicegah
karena suhu tidak akan melebihi suhu uap jenuh pada tekanan 1 atm, hal ini karena
penyulingan dengan air dan uap merupakan metode penyulingan dengan tekanan uap
jenuh yang rendah, sehingga kerusakan minyak kecil.
Dalam sistem penyulingan dengan air dan uap proses dekomposisi minyak lebih
kecil. Metode penyulingan air dan uap lebih efisien daripada metode penyulingan dengan
air karena jumlah bahan bakar yang dibutuhkan lebih kecil dan rendemen minyak yang
dihasilkan lebih besar.
2. PRESIPITASI
Presipitasi adalah teknik paling lama yang digunakan untuk prekonsentrasi dan
pemisahan. Metode ini mempunyai poin-poin umum seperti: proses pembentukan
endapan dalam larutan, faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan efesiensi pemisahan,
teknik percobaan dll. Proses pembentukan endapan cukup kompleks dan biasanya tidak
terjadi secara instan. Hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti: komposisi dari fasa
cair, pH, temperatur, sifat counter-ion dalam membentuk endapan, deretan dimana larutan
bercampur, dan sifat dari kolektor. Proses presipitasi tidak hanya melibatkan proses kimia
saja, tetapi juga melibatkan proses fisik. Proses fisik yang ada antara lain adalah
perubahan bentuk padatan terlarut yang relatif berukuran kecil menjadi padatan
tersuspensi yang relatif berukuran besar sehingga mudah diendapkan.
3. Eliminasi Resin