Anda di halaman 1dari 6

ADAT DAN KEBIASAAN UPACARA DALAM MASYARAKAT

PADA IBU HAMIL

NAMA
NIM

1. LATAR BELAKANG
Membicarakan kehamilan dan seluk beluknya selalu membuat saya
penasaran. Selalu saja ada yang menarik, unik dan indah didalamnya.
Apalagi bila berkaitan dengan kearifan tradisi budaya Nusantara. Dimana
didalamnya terkandung nilai - nilai adat istiadat lokal yang mempunyai
kekayaan tradisional yang merupakan warisan leluhur turun - temurun.
Banyak nilai positif tertuang didalamnya. Dari sana pula kemajuan ilmu
pengetahuan digali pada mulanya. Dikembangkan dalam cara cara yang
lebih modern, terkontrol dan berdasar penelitian yang berbasis ilmu
pengetahuan terkini.
Bicara soal "Upacara adat yang dikhususkan bagi ibu hamil "
terutama selama melalui masa - masa kehamilan sangat penting untuk kita
ketahui. Mengapa? Hal ini merupakan dukungan psikologis, fisik, dan sosial
yang luar biasa dan diwariskan secara turun temurun. Didalamnya juga
terkandung nilai - nilai spiritual yang disesuaikan dengan agama masing -
masing. Upacara adat bagi ibu hamil juga akan memberi rasa percaya diri,
menguatkan ibu dalam masa transisi perubahan peran menjadi seorang ibu,
mengubah cara pandang ibu terhadap perubahan tubuh selama kehamilan,
meningkatkan rasa aman dan perasaan dihargai. Dari uraian diatas
bagaimana pengaruh adat dan kebiasaan upacara dalam masyarakat pada
ibu hamil.?
2. PEMBAHASAN
a. Upacara satu bulanan
Upacara ini sudah semakin jarang ditemukan, apalagi bagi yang
tinggal di kota besar. Dalam upacara satu bulanan ini diperingati dengan
membuat semacam bubur sum - sum. Bubur ini terbuat dari bahan beras
dan di tepung. Selanjutnya dimasak dengan air . Sebagai pelengkap
diberi kuah dua warna, yakni dari santan kelapa yang diberi sedikit
garam dan satu lagi kuah warna merah yang terbuat dari gula jawa atau
gula aren. Hidangan ini sebagai pertanda awal kehamilan. Biasanya
dibagikan kepada tetangga kiri kanan dengan permohonan doa agar
diberi kemudahan dan kelancaran dalam memulai kehamilan.
Dari pandangan Kesehatan: Bubur ini sangat baik untuk ibu hamil
awal, terlebih bila ada keluhan mual muntah, makanan lunak dengan
kandungan manis dari gula asli akan memberi asupan kalori dan
mempermudah pencernaan terutama saat ibu hamil enggan menikmati
berbagai macam jenis makanan beraroma tajam. Bubur dari bahan katul
yang diproses secara tradisional sangat kaya akan vitamin B1 yang
dibutuhkan ibu hamil. Makan bubur ini bersama dengan para tetangga
juga memberi dukungan psikologis bahwa semua orang terlibat
memperhatikan dan terlebih dukungan spiritual.
b. Upacara dua bulanan
Pada saat peringatan usia hamil dua bulan, ibu hamil akan
dibuatkan beberapa jenis sajian yang lebih komplit. Yakni nasi
tumpeng, urap - urap lengkap dari sayur mayur segar. Ada beberapa
aturan mengenai jenis sayuran yang dipilih dan jumlah macamnya
setiap daerah mempunyai ketentuan yang beda , yang pasti jumlahnya
ganjil. Untuk pelengkap sajian juga disediakan semacam jenang katul
atau bubur dari katul beras, diatas jenang katul ini ditaburi dengan
parutan kelapa dan parutan gula aren. Kemudian dibuatkan juga
campuran dari bahan beras, santan dan gula merah yang dibungkus
daun lalu dikukus. Lalu bubur berikutnya adalah bubur merah putih
yang terbuat dari bahan beras. Bubur warna merah terbuat dari beras
yang ditanak dengan gula merah, sedangkan bubur warna putih terbuat
dari beras yang ditanak dengan santan. Cara menghidangkan adalah
bubur merah lebih dulu dituang di pring lalu diatasnya dituang sedikit
bubur putih.
Dalam pandangan Kesehatan: Tumpeng ini merupakan salah satu
cara penyajian makan bersama yang menggugah selera dan sangat baik
untuk membantu meningkatkan selera makan ibu hamil, tumpeng juga
memberi sebuah perlambang adanya dukungan para sanak keluarga dan
tetangga untuk bersama sama mengadakan doa syukuran bagi ibu hamil.
Sedangkan sayur mayur segar terutama berwarna hijau sangat baik bagi
ibu hamil trimester pertama karena dalam sayur mayur hijau terkandung
asam folat alami yang berguna mencegah kecacatan pada janin.
Keberadaan bubur beras yang manis sangat baik pula bagi ibu hamil
yang menginginkan kudapan atau makanan selingan sebagai pembuka
sebelum menyantap menu lain. Biasanya pada kehamilan awal asam
lambung meningkat dan bubur tersebut menjadi hidangan pembuka
yang baik.
c. Kehamilan lima bulanan
Pada masa kehamilan ini dilakukan upacara selamatan dengan kudapan
khasnya yakni ketan aneka warna dengan ditaburi enten - enten yang
terbuat dari bahan kelapa parut di beri gula. Sebagai hidangan yang
dibagikan untuk tetangga adalah urap - urap terbuat dari sayur mayur
hijau. Hidangan urap urap ini lengkap dengan nasi dan diletakkan dalam
takir atau daun pisang yang dibentuk seperti mangkuk dengan jepit lidi.
Hantaran hidangan ada yang diberikan dengan alas tampah/ tambir
kecil dari anyaman bambu atau bisa pula dengan cobek tanah liat.
Pelengkapnya adalah rujak 7 jenis buah.Upacara lima bulanan sulit
ditemukan saat ini. Saya juga belum pernah menghadiri.
Dalam Pandangan Kesehatan : Upacara untuk kehamilan 5 bulanan
ini merupakan dukungan psikologis dan spiritual yang baik bagi
ibu hamil. Dimana pada usia kehamilan 20 minggu janin sudah makin
lincah bergerak, Jantung berdetak dengan baik, dan organ tubuh bayi
terbentuk. Kebutuhan akan zat makanan bergisi dan kalori juga tetap
mendapat perhatian istimewa. Kehadiran sanak keluarga yang
mengunjungi ibu hamil saat upacara ini membantu mengurangi
kecemasan, kesempatan saling berbagi pengalaman melewati masa
masa kehamilan tiga bulan pertama yang sangat rawan. Upacara ini
merupakan ungkapan syukur atas terlaluinya trimester pertama
kehamilan dan mohon keselamatan untuk proses kehamilan berikutnya.
d. Upacara 7 bulanan, atau biasa dikenal dengan tingkeban dan
Mitoni
Berikutnya adalah upacara 7 bulanan, upacara inilah yang masih
sering kita jumpai di masyarakat kita. Hidangan khas yang paling
dinantikan para tamu adalah rujak dan dawet atau cendol beras. Menurut
tradisi bila rasa dawet dan rujaknya sedap berarti anaknya perempuan
dan bilasaat upacara membelah kelapa muda air kelapa muncrat tinggi
berarti anak dalam kandungan perempuan. Menarik sekali bukan.
Hidangan pelengkap lain adalah polo pendem yakni umbi umbian dan
bisa juga kacang tanah yang direbus, urap urap , nasi megono dan
tumpeng 7 buah kecil kecil, bubur beras merah putih, yang putih di
makan suami, yang merah dimakan istri, urap – urap sayuran hijau 7
jenis, pisang raja, ampyang dan bola ketan kukus diwarna
merah,kuning,hijau ,putih dan coklat. Telur 7 butir. Kudapan berupa
jajan pasar melengkapi hidangan.
Pandangan Kesehatan : Upacara 7 bulanan ini hanya dilakukan pada
kehamilan pertama kali dan merupakan dukungan bagi ibu hamil
dimana dalam masa kehamilan trimester tiga, ibu hamil mengalami
perubahan bentuk tubuh, biasanya bertambah gemuk dan merasa tidak
cantik. Namun tradisi masyarakat justru mengangkat rasa percaya diri
dan memperbaiki body image seorang ibu hamil agar tampak begitu
mempesona dalam upacara siraman dan mandi bunga. Ibu hamil
didandani dengan roncean bunga melati dan ganti jarik 7 kali. Ini saya
lihat saat di Jogjakarta, kebetulan tetangga sebelah rumah mengadakan
upacara tersebut. Sedangkan untuk hidangan makanan yang diadakan
merupakan suatu sajian yang semakin komplit berbagai protein nabati
dan hewani, berbagai sumber jenis zat kalori disertakan. Dengan
harapan bahwa ibu hamil senantiasa selamat dan terjaga baik kondisi
kesehatannya diiringi doa doa para sanak keluaraga dan tetangga.

e. Upacara delapan bulanan


Pada upacara ini, dihidangkan simbol bulus angrem ( kura kura
sedang mengerami telur ). Uniknya hidangan terbuat dari klepon yakni
adonan tepung ketan diwarnai pandan hijau dan diberi gula parut
didalamnya. Setelah matang klepon disusun dalam piring lalu diartasnya
di telungkupkan kue serabi.
Pandangan Kesehatan : Dalam penyajian kudapan ini memberi makna
simbolik dan dukungan mental bagi ibu hamil dimana dia harus hati –
hati menjaga kehamilan yang memasuki trimester ke tiga. Seperti
perilaku positif seekor kura kura yang setia mengerami telur – telur
bakal anak anaknya. Kehamilan merupakan anugerah sekaligus
menuntut tanggungjawab seorang calon ibu agar menjaga janin dalam
kandungannya.
f. Upacara 9 Bulanan
Dalam upacara ini diadakan doa untuk mohon keselamatan dan
kelancaran persalinan, dimana hidangan yang dibuat dinamakan bubur
procot. Bahan terbuat dari tepung beras, gula merah dan sanatan,
ditanak,Setelah matang dituang dalam takir daun pisang lalu diberi
pisang kupas yang utuh ditengahnya.
Dalam Pandangan Kesehatan: Semua yang dilakukan dalam simbolik
sajian ini ini erat kaitannya dengan dukungan mental bagi ibu yang akan
bersalin. Menanamkan sugesti diri yang positif. Tak lupa disertai doa
dari sanak keluarga dan para tetangga. Harapan bahwa menjelang proses
persalinan tak kurang suatu apapun, ibu hamil melaluinya dengan
tenang dan bahagia. Melahirkan dengan lancar tanpa penyulit.

Sebenarnya masih banyak beberapa upacara yang berkaitan dengan penyulit


menjelang persalinan , namun demikian pada intinya sama adalah memberi
dukungan positif bagi seorang ibu yang sedang hamil. Dalam praktek
tradisional, memang ada banyak hal yang tak jarang dikaitkan dengan mitos
– mitos dan sedikit berbau tahayul. Namun demikian kita tidak perlu
menyikapinya dengan antipati. Petiklah hal hal positif yang tentu saja tidak
merugikan bagi ibu hamil. Hal penting adalah jangan sampai kita lambat
laun melupakan warisan kekayaan tradisi asli nusantara kita terutama di
Indonesia ini. Saya yakin kekayaan tradisi dari Sabang hingga Merauke juga
banyak yang menarik untuk dibagikan dan kita pelajari. Siapa lagi yang
akan mengakui kekayaan tradisi dan budaya tersebut jika bukan kita. Jangan
lupa tetap periksa teratur selama kehamilan baik pada dokter kandungan,
bidan maupun tenaga kesehatan agar mendapat bimbingan yang benar
dalam menjaga kesehatan selama hamil.

KESIMPULAN
Secara garis besar kebiasaan dan adat yang sering dilakukan pada ibu hamil
adalah sejalan dengan proses kesehatan khusus nya pada ibu yang sedang hamil
dimana setiap hari dan bulan selalu mengalami perubahan dari bentuk fisik dan
psikologisnya sehingga membutuhkan dukungan yang baik dari seluruh keluarga
dan masyarakat sekitarnya. Sebagaimana yang dijelaskan diatas bahwa dukungan
dapat berupa:

1. Makan bubur bersama dengan para tetangga juga memberi dukungan


psikologis bahwa semua orang terlibat memperhatikan dan terlebih
dukungan spiritual.
2. Cara penyajian makan bersama yang menggugah selera dan sangat baik
untuk membantu meningkatkan selera makan ibu hamil.
3. Kehadiran sanak keluarga yang mengunjungi ibu hamil membantu
mengurangi kecemasan, kesempatan saling berbagi pengalaman melewati
masa masa kehamilan tiga bulan pertama yang sangat rawan

Anda mungkin juga menyukai