IRVANSYAH HULU
ADHANITA FITRI
DESMAN
Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan psikiatri
derajat kesadaran
daya nilai realitas
gangguan pada alam perasaan (misal cemas, gelisah, marah, emosi labil, sedih, depresi,
euforia)
gangguan pada proses pikir (misalnya waham, curiga, paranoid, halusinasi)
gangguan pada psikomotor (hipperaktif/ hipoaktif, agresif gangguan pola tidur, sikap
manipulatif dan lain-lain).
Pemeriksaan Penunjang
a. Analisa Urin
Bertujuan untuk mendeeteksi adanya NAPZA dalam tubuh (benzodiazepin,
barbiturat, amfetamin, kokain, opioida, kanabis)
Pengambilan urine hendaknya tidak lebih dari 24 jam dari saat pemakaian zat
terakhir dan pastikan urine tersebut urine pasien.
b. Penunjang lain
Untuk menunjang diagnosis dan komplikasi dapat pula dilakukan pemeriksaan
Laboratirium rutin darah,urin
EKG, EEG
Foto toraks
Dan lain-lain sesuai kebutuhan (HbsAg, HIV, Tes fungsi hati, Evaluasi
Psikologik, Evaluasi Sosial).
Terapi Kondisi Intoksikasi
1. Intoksikasi/Overdosis Opioida
Merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan secara cepat
Atasi tanda vital (Tekanan Darah, Pernafasan, Denyut Nadi, Temperatur suhu
badan),
Berikan antidotum Naloxon HCL (Narcan, Nokoba) dengan dosis 0,01 mg/kg.BB
secara iv, im.
Kemungkinan perlu perawatan ICU, khususnya bila terjadi penurunan kesadaran
Observasi selama 24 jam untuk menilai stabilitas tanda-tanda vital.
Daftar pustaka
Sukmana N.2009. intoksikasi narkotika dalam buku ajar ilmu penyakit dalam Ed 5.
Sudoyo A, setiyohadi B, alwi I, Simadibrata MK. Setiati S (editor). Jakarta. Interna
publishing.
Keputusan mentri kesehatan republic Indonesia nomor 420/MENKES/SK/III/2010
tentang pedoman layanan terapi dan rehabilitasi komprehensif pada gangguan
penggunaan NAPZA berbasis rumah sakit