Anda di halaman 1dari 2

Kata Pengantar

...... Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka (kaum mukmin) tidak pergi
untuk memperdalam pengetahuan agama mereka ..... (QS Al-Taubah [9]: 122)

Maksud dari pernyataan berikut adalah anjuran untuk merperdalam ilmu agama untuk setiap
mukmin.

“Siapa saja yang Allah kehendaki menjadi orang baik maka Dia anugerahkan kepadanya
pemahaman agama yang baik.”

Maksud dari ayat di atas adalah kebaikan akan mengantarkan kepada kemudahan terutama
dalam mempelajari ilmu agama dengan baik.

̂rah)
BERSUCI (Thah𝒂
PART 1 AIR

Bersuci adalah membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari segala hadas dan najis. Supaya
suci dari hadas haruslah melakukan wudhu, mandi wajib atau tayammum. Sedangkan agar
suci dari najis haruslah menghilangkan kotoran yang ada di badan, pakaian dan tempat yang
bersangkutan.

Air yang diperbolehkan untuk bersuci adalah air bersih. Terdapat 7 macam iair yang
digunakan untuk bersuci yaitu air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air dari mata air,
air es, dan air embun. Secara ringkas air yang digunakan untuk bersuci merupakan air yang
keluar dati bawah tanah (bumi) atau air yang turun dari langit.

..... Dan Allah menurunkan kepadamu air (hujan) dari langit untuk menyucikan kamu dengan
air itu ... (QS Al Anfal[8[: 11).

Berdasarkan hukumnya jenis ari dibagi menjadi empat:


1. Air Mutlak
Air suci yang menyucikan dan tidak makruh untuk bersuci karena belum berubah
warna, rasa dan bau.

2. Air Musyammasy
Air suci yang menyucikan tetapi makruh untuk bersuci
Contohnya : air yang dipanaskan pada bejana logam dengan terik matahari. Air ini
makruh digunakan untuk bersuci karena dapat menumbulkan penyakit lepan atau
menambah sakitnya. Biasnaya ditemukan di daerah yang bersuhu panas seperti Hijaz.

3. Air Musta’mal
Air suci yang tidak menyucikan seperti air bekas bersuci meskipun air itu tidak
berubah warna, bau dan rasanya.
Rasulllah melarang seorang lelaki mandi dengan air bekas wudhu seorang perempuan
dan sebaliknya tetapi keduanya beleh melakukan secara bersama-sama jija sudah
bersuami-istri.
Al-Thahirat : semua benda suci yang secara umum dapat menyatu dalam air dan tidak
bisa dipisahkan ketika telah bercampur, seperti minyak wangi, air garam, dan
sejenisnya. Air yang tercampur dengan benda tersebut tidak menyucikan karena
keadaannya telah berubah sesuatu yang bukan air (murni).

4. Air Mutanajis
Air najis yang terkena najis dan kurang dari dua kulah atau sebanyak dua kulah, tetapi
berubah (bau, rasa, warna) dan tidak dapat digunakan untuk bersuci.

Referensi :
Rijal Hamid, S. Buku Pintar Agama Islam Edisi yang Disempurnakan, Cahaya Islam,
Bogor, 2010.

Dib Al-Bugha, M. Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i, Noura, Bandung, 2017.

Anda mungkin juga menyukai