Anda di halaman 1dari 4

HADIAN FIRDAUS (41216010052)

BENTUK / DESAIN BANGUNAN


BENTUK MAKNA BENTUK MAKNA BENTUK MAKNA
 Tiang pondasi yang Sebagai pelindung rumah dan
Suatu lambing yang mengartikan
besar mengandung arti penghuninya serta warna yang Ukiran Singa – Singa
bahwa penghuni rumah harus
kebersamaan dan digunakan memiliki makna pada sudut rumah
sanggup mandiri dan menunjukkan
kekokohan melambangkan kerajaan dan
identitasnya sebagai manusia
 Jumlah anak tangga kewibawaan yang berbuah
berbudaya
ganjil artinya agar tidak kepemimpinan (HITAM), ketulusan
dianggap keturunan dan kejujuran yang berbuah
budak Banyak terdapat gorga dan kesucian (PUTIH), ilmu
 Tiang pondasi yang  Pintu yang pendek saat didominasi dengan warna pengetahuan dan kecerdasan Memiliki arti sebagai
kita masuk harus hitam, putih, dan merah (MERAH) penolak bala seperti sihir
besar
menunduk artinya kita dan kesuburan kehidupan
 Jumlah anak tangga Ukiran Boraspati dan Adop- Adop
ganjil menghormati pemilik
 Pintu yang pendek rumah
Biasa
Untuk memperindah dan memperkuat ditempatkan di
koposisi
Ukiran Gorga atas pintu masuk
Menggambarkan bahwa masyarakat Ipon – Ipon yang berada di Jorgom atau rumah
Batak Toba yang sangat patuh bawah ukiran gorga Gorga Ulu Singa bentuknya mirip
terhadap adat yang mengaturnya,
binatang dan
sehingga tidak diperlukan suatu
manusia
wujud aturan secara fisik, karena
mengingat akan jasa alat tersebut
moralitas mereka masih mengakui
(Tompi) itu kepada kerbau dan kepada Pertanda keluarga yg
kekuatan dan kebenaran adat yang Ukiran Gorga
manusia. memiliki ini sebagai
mereka yakini Gong
Bagian dalam ruang tidak Sitompi berasal dari kata tompi, salah keluarga terpandang
memiliki sekat antar ruang satu perkakas Petani yang dan biasanya dipakai
disangkutkan dileher kerbau pada saat upacara ritual dan
waktu membajak sawah pesta adat
Bagian atap yang menjulang
tinggi tegak lurus memiliki symbol Terdapat di puncak rumah Gorga
kejujuran dan juga harus Gorga Ulu Batak dan dibekali kekuatan gaib
menegakkan keadilan dan Paung yang berguna untuk melawan
kebenaran. Atap yang Terdapat di sisi kanan dan kiri rumah setan yang datang dari luar
melengkung memberi memiliki folosofi mengingat jasa kampung
atap yang menjulang tinggi dan matahari yang menerangi dunia
keaerodinamisan dalam melawan Dinding dibuat miring agar angina
melengkung yang menggunakan atap
dari bahan ijuk angin danau yang kencang dan mudah masuk dan 2 kepala saling
bahan ijuk dianggap sesuatu yang Simataniari yang menggambarkan bertolak belakang melambangkan
suci. matahari semua penghunirumah
Dinding dibuat miring dan diikat dengan
mempunyai peranan yang sama
tali ret-ret yang terbuat dari rotan dan
dan saling menghormati
ijuk membentuk pola 2 kepala saling
bertolak belakang
Mentayani, I., & Ikaputri. (2012). Menggali Makna Arsitektur Vernakular : Ranah, Unsur,dan Aspek - Aspek.
Journal of Archutecture, 71-74.

Myrtha, S. (2003). Dari Arsitektur Tradisional Menuju Arsitektur Indonesia . Jakarta: Ghalia Indonesia.
KONSEP DARI AJARAN/KEPERCAYAAN BATAK TOBA TERHADAP RUMA BOLON

Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu, Islam, dan Kristen Pemikiran akan adanya dunia mistis dan pembagian dunia tersebut
ke tanah Batak, orang Batak pada mulanya belum mengenal nama dan sangat berpengaruh pada konsep kosmologinya. Secara kosmologi,
istilah “dewa-dewa”. Kepercayaan orang Batak dahulu (kuno) adalah suku Batak Toba membagi dunia menjadi 3 layer: dunia atas, dunia
kepercayaan kepada arwah leluhur serta kepercayaan kepada benda- tengah dan dunia bawah. Dunia atas merupakan tempat bertahtanya
benda mati. Benda-benda mati dipercayai memiliki tondi (roh) Mulajadi Nabolon, dewa tertinggi. Dunia tengah menjadi tempat hidup
misalnya: gunung, pohon, batu, dll yang kalau dianggap keramat manusia sedangkan dunia bawah menjadi tempat hidup bagi orang
dijadikan tempat yang sakral (tempat sembahan). yang sudah mati, hantu dan roh-roh jahat. Konsep kosmologi yang
membagi dunia menjadi 3 lapis dianggap berpengaruh pada
Konsepsi tentang pencipta,Orang batak toba mempunyai konsepsi
pembagian tingkatan dalam rumah tradisional
bahwa alam ini dan seluruh isinya,diciptakan
oleh Debata(ompung)mulajadi na bolon yang bertempat tinggal di
atas langit dan mempunyai nama-nama lain sesuai dengan tugas dan
tempat kedudukannya.
Nama Debata Mulajadi na Bolon, antara lain sebagai berikut.
 Debata Mulajadi na Bolon, sebagai maha pencipta bertempat
tinggal di langit.
 Silaon na Bolon (untuk Batak Toba) atau Tuan Padukah ni Aji
(untuk Batak Karo), sebagai penguasa langit bagian tengah,
bertempat tinggal di dunia ini.
 Pane na Bolon (untuk Batak Toba) atau Tuan Banua Koling (untuk
Batak Karo), sebagai penguasa dunia makhluk halus, dan pengatur
setiap penjuru mata angin.
Selain itu masyarakat adat Batak juga mengenal dewa-dewa yang lain,
yaitu:
 Sinimataniari sebagai dewa matahari yang menguasai matahari
saat terbit dan terbenam;
 Beru Dayang sebagai penguasa pelangi.
Asih,Esti. (2011). Studi Struktur dan Konstruksi Rumah Tradisional Suku Batak Toba, Minangkabau
dan Toraja. Journal of Archutecture, 8-9.
AYUNING NABILAH H (41216010020)

LOKASI BANGUNAN DAN POLA RUANG SERTA TATA LETAK BANGUNAN

LOKASI BANGUNAN POLA RUANG

1 3

Suku bangsa Batak mendiami daerah 2 4


Nama Provinsi : Sumatera Utara dataran tinggi Karo, Dairi, Toba,
Tanggal Berdiri : 7 Desember 1956 Humbang, Barus, Angkola dan
Dasar Pendirian: UU No. 24 Tahun 1956 Mandailing. Wilayah ini dikenal dengan
Ibukota : Medan nama Tapian Nauli (Tapanuli). Karena
Luas Wilayah : ± 71.680 km² kondisi geografis daerahnya yang 1. JABU BONG
Letak Geografis : 1°-4° LU dan 89°-100° BT bergunung-gunung menyebabkan suku
Jumlah Daerah : 28 Kabupaten / Kota Ruangan jabu bong ditempati oleh kepala rumah atau porjabu bong, dengan isteri dan
Batak terbagi atas 6 anak suku, salah
anak-anak yang masih kecil. Letaknya berada di belakang di sudut sebelah kanan.
satunya adalah Batak Toba
2. JABU SODING

Jabu Soding diperuntukkan bagi anak perempuan yang telah menikah tapi belum
BENTUK MAKNA mempunyai rumah sendiri.Letaknya berada di belakang sebelah kiri berhadapan dengan
jabu bong.

Pola penataan lumban yang terlindungi dengan 3. TAMPAR PIRING


pagar yang kokoh, dengan dua gerbang yang
Di sudut kiri depan disebut Jabu Suhat, untuk anak laki-laki tertua yang sudah kimpoi
mengarah utara-selatan, menunjukkan bahwa
dan di seberangnya disebut Tampar Piring diperuntukkan bagi tamu.
masyarakat Batak, memiliki persaingan dalam
kehidupan kesehariannya. Pada penataan 4. JABU SUHAT
bangunan yang sangat menghargai keberadaan
sopo, yaitu selalu berhadapan dengan ruma. Ruangan khusus untuk anak lelaki tertua yang telah menikah yang letaknya berada di
Hal ini menunjukkan pola kehidupan sudut kiri depan.
masyarakat Batak Toba yang didominasi oleh 5. JANU TONGAN RONGA NI JABU RONA
bertani, dengan padi sebagai sumber
Pola perkampungan mengikuti pola berbanjar dua, kehidupan yang sangat dihargainya. Perletakan Ruang keluarga yang ukurannya paling besar dan letaknya berada di tengah rumah
yaitu suatu tata ruang lingkungan dengan komunitas ruma dan sopo tersebut saling berhadapan dan
yang utuh dan mantap. Desanya disebut lumban/ mengacu pada poros utara selatan.
huta yang dilengkapi 2 pintu gerbang (bahal) di sisi
utara dan selatan huta. Sekeliling kampong dipagar
batu setinggi 2.00 m, yang disebut parik. https://www.slideshare.net/josephvfebrino/30043338-arsitekturtradisionalbataktoba-40530225
https://asiacandira.wordpress.com/2015/05/10/rumah-adat-batak/
http://auteurdelaction.blogspot.co.id/2014/07/arsitektur-tradisional-suku-batak.html
SULFIANI (41216010031)

TEKNIK KONSTRUKSI & MAKNA DARI BENTUK KONSTRUKSI & MATERIAL

BENTUK MAKNA BENTUK MAKNA


1) Terdiri atas tiang-tiang yang diletakkan di atas batu
Rumah adat Batak ojahan (fondasi). Tiang-tiang rumah terdiri atas tiang
terbagi alas 3 bagian panjang (basiha rea) dan tiang pendek (basi pandak).
Penggunaan ijuk karena dianggap
3 atau tritunggal Bentuknya bulat berdiameter 50 - 70 cm, sehingga
banua,yakni: terkesan sangat kokoh dan sebagai pendukung dunia tahan lama dan bahan ijuk dianggap
tengah sesuatu yang suci.
1) Banua tongga 2) Terdiri dari dinding depan, dinding samping, dan
2) Banua tonga belakang. Yang Keseluruhan menggunakan kayu,
2 3) Banua ginjang simbolisasi dari dunia tengah tempat tinggal manusia Konstruksi atapnya dari kayu dan
3) Konstruksi atapnya dari kayu dan bambu dengan bambu dengan penutup atap dari ijuk
1 penutup atap dari ijuk, simbolisasi dunia atas

Penggunaan pondasi batu alam menunjukkan Tiang-tiang Tiang pondasi yang besar
bahwa masyarakat Batak Toba telah berusaha berdiameter 42 - mengandung arti kebersamaan dan
melindungi tiang dari air dan lunak tanah serta 50 yang terlihat kekokohan
Penggunaan pondasi umpak dari batu alam dan mencegah pergeseran tiang akibat gempa bumi besar
tiang vertical diikat dengsn kayu horizontal
dengan system pasak

Jendela Menyesuaikan dengan kondisi iklim


berukuran kecil lingkungan Batak Toba yang dingin

Anda mungkin juga menyukai