Anda di halaman 1dari 9

JEP

Volume 1 | Nomor 1|Mei 2017


e-ISSN 2579-860X

RANCANGAN PEMBELAJARAN GERAK MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN INKUIRI DAN LITERASI SAINS

Heffi Alberida1) Fitri Arsih 2) Helendra 3) Muhyiatul Fadilah 4)


1) 2) 3) 4)
staf dosen biologi unp
alberidamatua@gmail.com

ABSTRACT

The aims of this research are to result valid and practice student texs book bases on inquiry
and science literate for junior High School. This research used Plomp Models: a preliminary investi-
gation (preliminary research), stage of development or prototype creation stage (development or pro-
totyping phase), and the stage of assessment (assessment phase). The subject research were thirty stu-
dents from Juniorr High School 12 Padang. Data is primary data collected directly from validation
and practicality questionnaires. Data analyze descriptively statistic. The result shows that student texs
book have 89,29%, in validity and 86,57% in practicality by teachers and 83,72% in practicality by
students. It can conclude that student texs book bases on inquiry and science literate have valid and
practice to use in learning.

Keywords : Human Being, Learning Design, Inquiry Learning Model, Science Literacy

PENDAHULUAN telah mengangkat aspek teknologi dan


penerapan dari ilmu IPA. Namun perbaikan
Kurikulum 2013 dikembangkan untuk
buku peserta didik terbatas pada kelas VII.
mengubah pola pikir peserta didik dalam proses
Buku peserta didik revisi 2016 untuk kelas VIII
pembelajaran yang semula sebagai pengguna
belum tersedia, sehingga peserta didik masih
atau penghafal menjadi penemu dan pemilik
menggunakan buku peserta didik yang
ilmu pengetahuan. Kemendikbud (2016: 45)
diterbitkan Kemendikbud tahun 2014.
menyatakan bahwa peserta didik memiliki ke-
Berdasarkan analisis pada buku peserta
mampuan untuk mencari, menggolah, mengkon-
didik yang diterbitkan Kemendikbud tahun 2014
truksi serta menggunakan pengetahuannya seca-
kelas VIII tentang materi gerak makhluk hidup
ra aktif sehingga peserta didik dapat membentuk
menunjukkan bahwa materi ini merupakan
pengetahuan dalam proses kognitifnya.
materi yang kompleks. Materi tersebut meliputi
Pada hakikatnya, pembelajaran IPA
gerak pada tumbuhan, gerak pada hewan, dan
meliputi tiga dimensi, yaitu dimensi produk
sistem gerak manusia. Kegiatan inkuri
ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah (Trianto,
ditemukan terbatas pada topik tertentu dalam
2012: 137). Pembelajaran IPA di sekolah harus
bentuk kegiatan eksperimen. Kegiatan tersebut
mampu membimbing peserta didik untuk
belum melatihkan beberapa sintaks inkuiri
memperoleh pengalaman dengan melakukan
seperti mengajukan pertanyaan, menyusun
keterampilan proses sains sehingga memungkin
hipotesis, dan refleksi sehingga belum melatih
kan mereka menemukan fakta, konsep, dan
kerja ilmiah peserta didik. Untuk memperkuat
prinsip tersebut.
pendekatan ilmiah di dalam pembelajaran IPA
Kurikulum 2013 telah mengalami
diterapkan pembelajaran berbasis inkuiri.
beberapa kali revisi yaitu pada tahun 2014 dan
Ditinjau dari aspek literasi sains, materi
2016. Revisi kurikulum dilakukan dalam rangka
pada buku peserta didik ini belum mengangkat
pencapaian kompetensi pengetahuan, kerja
aspek-aspek aplikasi teknologi dan masyarakat
ilmiah, sikap ilmiah sebagai prilaku sehari-hari
dari materi pelajaran. Materi pelajaran IPA
dalam berinteraksi dengan lingkungan dan
masih mengutamakan aspek pengetahuan (sains
pemanfaatan teknologi (Kemendikbud 2016: 6).
sebagai produk). Sementara itu buku peserta
Revisi kurikulum 2013 diantaranya bertujuan
didik sebagai bagian dari sains harus menampil-
untuk menyelaraskan buku peserta didik.
kan semua aspek pembelajaran sains yaitu kon-
Perbaikan dalam buku peserta didik dapat dilihat
sep, proses, dan konteks serta keterkaitan sains
dari kegiatan yang telah menekankan pada
dengan teknologi dan masyarakat.
pendekatan saintifik dan penyajian materi yang
24
Heffi Alberida, Fitri Arsih, Helendra, Muhyiatul Fadilah 25

Proses sains peserta didik dapat dibangun soal 25,78 (kategori rendah) dan (4) aspek
dengan memberikan pengalaman belajar dengan konteks 25,37 (kategori rendah). Aspek konten
model pembelajaran inkuiri terstruktur. Inkuiri merupakan aspek yang paling dikuasai peserta
terstruktur merupakan pembelajaran yang didik. Urutan kedua yaitu aspek proses,
menitikberatkan pada aktivitas dan pemberian rendahnya proses sains peserta didik
pengalaman belajar secara langsung pada menujukkan bahwa peserta didik tidak terbiasa
peserta didik. Model pembelajaran inkuiri bekerja secara saintifik. Urutan ketiga adalah
terstruktur menuntut peserta didik untuk mene- aspek format soal PISA yang umumnya
mukan sendiri konsep melalui suatu kegiatan disajikan menggunakan ilustrasi, gambar, tabel
penyelidikan serta dapat membimbing peserta dan grafik, hal ini menunjukkan peserta didik
didik secara langsung ke dalam proses ilmiah. belum terbiasa mengerjakan soal dengan bentuk
Tujuan dari penggunaan inkuiri terstruktur ada- demikian sehingga sulit untuk menyelesaikan
lah mengembangkan kemampuan berpikir seca- soal tersebut. Aspek terendah yaitu pada konteks
ra sistematis, logis, kritis, mengembangkan sains, hal ini menujukkan peserta didik belum
keterampilan proses sains, dan literasi sains pe- mampu mengaitkan materi yang dipelajari
serta didik. Astuti (2014: 17) menjelaskan bah- dengan kehidupan nyata.
wa pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan Hal yang sama sesuai dengan hasil peneli-
penguasaan konsep dan keterampilan proses tian Ilhami (2015) yang menganalisis buku IPA
sains peserta didik. Sementara itu keterampilan Kemendikbud 2013 revisi 2014. Berdasarkan
proses sains akan meningkatkan literasi sains hasil analisis buku IPA ditinjau dari literasi
peserta didik (Yuliani dkk, 2016: 131). sains, aspek interaksi sains, teknologi dengan
Literasi sains didefenisikan sebagai kapa- masyarakat memiliki rata-rata persentase teren-
sitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, dah yaitu 19% dengan kategori kurang baik. Hal
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik ke- ini menunjukkan isi buku peserta didik kurang
simpulan berdasarkan fakta dalam rangka me- menampilkan kaitan sains dengan teknologi.
mahami alam semesta dan perubahan yang ter- Materi buku seharusnya membiasakan peserta
jadi karena aktivitas manusia (Hayat, 2011: 313- didik untuk mengenal informasi kontekstual
315). Berdasarkan pengertian tersebut dapat seperti kegunaan sains dan teknologi dalam
disimpulkan bahwa penekanan literasi sains bu- masyarakat, efek negatif sains dan teknologi
kan hanya pengetahuan dan pemahaman terha- dalam masyarakat, masalah sosial yang
dap konsep dan proses sains, tetapi juga berkaitan dengan sains, teknologi maupun karir,
mengarahkan peserta didik membuat keputusan dan pekerjaan dibidang sains dan teknologi.
dan berpartisipasi dalam kehidupan bermasya- Berdasarkan hasil wawancara terhadap
rakat, budaya, dan pertumbuhan ekonomi. enam orang guru IPA di Kota Padang pada
Berdasarkan hasil studi PISA yang tanggal 24 Mei 2016, diketahui bahwa terdapat
diselenggarakan oleh OECD (Organization for beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya
Economic Cooperation and Development) kemampuan literasi sains peserta didik di Kota
diketahui bahwa kemampuan literasi sains Padang, diantaranya adalah (1) uji materi yang
peserta didik Indonesia tahun 2015 masih dipaparkan soal-soal PISA merupakan aplikasi
tergolong rendah. Indonesia berada di urutan ke konten dari materi, sementara peserta didik
62 dari 70 negara peserta dengan skor 403 dari menguasai ilmu IPA sebagai produk hafalan, (2)
skor rata-rata internasional yaitu 500 (OECD, guru kurang membiasakan proses pembelajaran
2015: 5). Hal ini menunjukkan proses yang mendukung peserta didik untuk
pembelajaran di Indonesia belum menekankan mengembangkan literasi sains, melainkan lebih
pada aspek-aspek literasi sains. sering menggunakan metode ceramah,
Rendahnya literasi sains peserta didik melakukan diskusi yang belum diorganisir dan
juga terjadi di kota Padang. Berdasarkan memberikan tugas yang tidak diikuti dengan
penelitian dilakukan Arsih, dkk (2017) diketahui refleksi, (3) bahan ajar yang dimiliki peserta
bahwa capaian literasi sains peserta didik SMP didik adalah buku peserta didik terbitan
di Kota Padang masih dalam kategori rendah Kemendikbud tahun 2014 yang dipinjamkan
yaitu dengan nilai 26,6. Rincian pencapaian kepada peserta didik. Berdasarkan permasalahan
pada masing-masing aspek adalah: (1) aspek yang telah diungkapkan, dilakukan perancangan
konten 26,8 (kategori rendah); (2) aspek proses pembelajaran gerak makhluk hidup melalui
sains 26,04 (kategori rendah); (3) aspek format

JEP| Volume 1| Number 1| Mei 2017| Page 24-32


Heffi Alberida, Fitri Arsih, Helendra, Muhyiatul Fadilah 26

model inkuiri dan literasi sains untuk siswa agar menjadi dasar dalam merumuskan kajian
SMP. materi pada buku siswa berbasis inkuiri dan
literasi sains.
METODE PENELITIAN b. Analisis Permasalahan dalam Pembelajaran
Jenis penelitian ini adalah penelitian pen- Analisis permasalahan dalam
gembangan model Plomp yang terdiri dari tahap pembelajaran dilakukan untuk mengetahui
investigasi awal (preliminary research), tahap permasalahan apa yang dihadapi dalam proses
pengembangan atau tahap pembuatan prototipe pembelajaran. Analisis permasalahan dalam
(development or prototyping phase), dan tahap pembelajaran dimulai dengan melakukan obser-
penilaian (assesment phase). Penelitian ini ber- vasi di SMPN 12 Padang pada tanggal 24 Maret
tujuan untuk menghasilkan produk baru, berupa 2016. Observasi dilakukan melalui wawancara
buku siswa berbasis inkuiri dan literasi sains dengan guru IPA.
pada materi gerak makhluk hidup untuk SMP c. Analisis Bahan Ajar
menggunakan model pengembangan Plomp Analisis bahan ajar dilakukan untuk
tahun 2013. mengetahui bahan ajar yang digunakan di
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ma- sekolah saat proses pembelajaran. Bahan ajar
tematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang diguunkan dalam proses pembelajaran
Universitas Negeri Padang (UNP) dan SMPN 12 adalah buku siswa terbitan Kemendikbud tahun
Padang. Produk yang dihasilkan berupa buku 2014. Analisis buku siswa dilakukan untuk
siswa berbasis inkuiri dan literasi sains pada mengetahui penyajian isi dari buku yang
materi gerak makhluk hidup untuk SMP yang digunakan siswa dalam proses pembelajaran.
diujicobakan di SMPN 12 Padang pada semester Analisis buku siswa juga bertujuan untuk
genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Data dalam mengetahui penyajian isi dan untuk mengetahui
penelitian ini diperoleh dari angket uji validitas buku siswa sudah memiliki suatu pendekatan
dan uji praktikalitas. Data ini termasuk ke dalam atau belum, serta mengetahui beberapa kompo-
data primer, yakni data yang diperoleh secara nen yang terdapat di dalam buku siswa. Analisis
langsung dari subjek penelitian. buku siswa juga dilakukan untuk mengidentifi-
Instrument yang digunakan antara lain: 1) kasi materi-materi esensial yang dibahas pada
pedoman wawancara, 2) lembar self evaluation, pembelajaran, kemudian menyusunnya secara
3) angket validasi, 4) angket evaluasi one to one, sistematis berdasarkan turunan dari Kompetensi
5) angket evaluasi small grup, dan 6) angket Dasar.
praktikalitas.
2. Tahap Pengembangan atau Tahap Pem-
1. Tahap Investigasi Awal (Preliminary buatan Prototipe (Development or
Research ) Prototyping )
Tahap investigasi awal bertujuan untuk Tahap pengembangan ini bertujuan untuk
mengetahui masalah dasar dalam pembelajaran mengembangkan alternatif yang akan dijadikan
IPA di sekolah. Kegiatan pada tahap ini berupa solusi pemecahan masalah yang didapatkan pada
pengamatan, pengumpulan analisis serta tahap investigasi awal. Pada tahap ini yang perlu
pendefinisian masalah-masalah yang terjadi dibuat meliputi perancangan, pembuatan dan
pada proses pembelajaran. Pada tahap pengembangan prototipe buku siswa berbasis
investigasi awal dimulai dengan melakukan inkuiri dan literasi sains dengan langkah-
analisis kurikulum, analisis permasalahan langkah berikut ini.
dalam pembelajaran, dan analisis bahan ajar a. Perancangan dan pembuatan buku siswa
yang digunakan di sekolah. berbasis inkuiri dan literasi sains
a. Analisis Kurikulum b. Pengembangan buku siswa berbasis inkuiri
Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap dan literasi sains
kurikulum. Analisis dilakukan terhadap 1) Prototipe 1
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Hasil perancangan Prototipe tahap
Analisis dilakukan untuk tuntutan capaian awal dinamakan dengan Prototipe 1. Pro-
pembelajaran yang dituangkan dalam kegiatan totipe 1 dievaluasi melalui tahap evaluasi
proses pembelajaran pada materi Gerak diri sendiri (self-evaluation), yaitu dengan
Makhluk Hidup. Penulis melakukan proses ini merevisi sendiri buku siswa yang telah
dirancang. Tahap ini berlangsung sampai

JEP| Volume 1| Number 1| Mei 2017| Page 24-32


Heffi Alberida, Fitri Arsih, Helendra, Muhyiatul Fadilah 27

buku sudah memenuhi aspek kelayakan. TS = Tidak Setuju dengan bobot 2


Hasil revisi tahap ini menghasilkan Proto- STS = Sangat Tidak Setuju dengan bobot 1
tipe 2. 2. Menentukan skor maksimum
2) Prototipe 2 Skor maksimum = jumlah validator x jumlah
Prototipe 2 dievaluasi dengan indikator x skor maksimum.
melakukan validasi ahli (expert review), 3. Menentukan jumlah skor dari masing-masing
yaitu buku siswa didiskusikan kepada pa- validator dengan menjumlahkan semua skor
kar agar diperoleh buku siswa yang valid. yang diperoleh dari masing-masing indikator.
Tujuan uji validitas adalah untuk meme- 4. Menentukan skor yang diperoleh dengan
riksa kelayakan isi, bahasa, penyajian dan menjumlahkan skor dari masing-masing
kegrafikan buku siswa berbasis inkuiri validator.
dan literasi sains. Uji validitas buku siswa 5. Penentuan nilai validitas dengan cara berikut
ini dilakukan oleh ahli sesuai dengan bi- ini.
dang kajiannya. Saran dari validator digu- Nilai validitas = jumlah skor yang diperoleh x 100 %
nakan untuk memperbaiki buku siswa jumlah skor maksimum
yang telah dibuat dan menjadi bahan revi- Memberikan penilaian validitas yang
si. dimodifikasi oleh Purwanto (2012: 82) sebagai
3) Prototipe 3 berikut ini.
Prototipe 3 dievaluasi dengan: Eva- 90% - 100% = Sangat valid
luasi orang per orang (one to one evalua- 80% - 89% = Valid
tion) dan Evaluasi kelompok kecil (small 65% -79% = Cukup valid
group evaluation). Berdasarkan hasil eva- 55% - 64% = Kurang valid
luasi tersebut, dilakukan revisi terhadap ≤ 54% = Tidak dapat digunakan
buku siswa yang dikembangkan. Hasil re-
visi Prototipe 3 dinamakan Prototipe 4. Analisis praktikalitas buku siswa
Data praktikalitas penggunaan buku siswa
3. Tahap Penilaian dianalisis dengan persentase (%), menggunakan
Uji lapangan dilakukan untuk melihat rumus berikut ini:
praktikalitas produk yang telah dirancang. Prak- Nilai praktikalitas = jumlah semua skor x 100 %
tikalitas merupakan tingkat kepraktisan buku skor maksimum
saat digunakan dalam proses pembelajaran. Data
penelitian yang diperoleh dianalisis dengan ana- Setelah persentase diperoleh, dilaku-
lisis kualitatif dan kuantitatif. Data untuk tahap kan pengelompokan sesuai kriteria yang di-
investigasi awal, desain, dan konstruksi dianali- modifikasi dari Purwanto (2012: 102-103)
sis secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk sebagai berikut.
deskriptif. 86% - 100% = Sangat praktis
a. Uji praktikalitas buku siswa berbasis inkuiri 76% - 85% = Praktis
dan literasi sains 60% - 75% = Cukup praktis
Uji praktikalitas dilakukan dengan memberi- 55% - 59% = Kurang praktis
kan angket uji praktikalitas kepada satu ≤ 54% = Tidak praktis
orang guru dan tiga puluh orang siswa kelas
VIII SMPN 12 Padang. Uji praktikalitas di- HASIL DAN PEMBAHASAN
lakukan melalui :Uji praktikalitas buku siswa
berbasis inkuiri dan literasi sains oleh guru 1. Hasil Penelitian
dan Uji praktikalitas buku siswa berbasis a. Hasil Tahap Investigasi awal
inkuiri dan literasi sains oleh siswa. Kegiatan pada tahap ini berupa pengama-
Data validitas didapatkan dengan meng tan, pengumpulan, analisis, serta pendefinisian
analisis angket validasi yang telah diisi oleh masalah-masalah yang terjadi pada pembelaja-
validator. Analisis dilakukan dengan beberapa ran IPA di sekolah. Pada tahap investigasi awal
langkah berikut ini. dimulai dengan melakukan analisis kurikulum,
1. Memberikan skor jawaban dengan kriteria analisis permasalahan dalam pembelajaran, dan
yang berdasarkan skala1-4 sebagai berikut: analisis bahan ajar.
SS = Sangat Setuju dengan bobot 4
S = Setuju dengan bobot 3

JEP| Volume 1| Number 1| Mei 2017| Page 24-32


Heffi Alberida, Fitri Arsih, Helendra, Muhyiatul Fadilah 28

Kegiatan pertama adalah menganalisis topik tertentu dalam bentuk kegiatan


kurikulum dilakukan agar buku siswa yang eksperimen. Kegiatan tersebut belum memenuhi
dihasilkan mengacu pada kurikulum yang sintask inkuiri seperti mengajukan pertanyaan,
berlaku. Kurikulum yang dijadikan acuan adalah menyusun hipotesis dan refleksi. Buku siswa
Kurikulum 2013 revisi 2016. Berdasarkan tersebut juga belum mengangkat aspek-aspek
analisis yang dilakukan, diketahui bahwa aplikatif teknologi dan masyarakat dari ilmu
Kurikulum 2013 menekankan pada keterlibatan IPA yang terkait materi pembelajaran.
siswa dalam proses pembelajaran. Pada Kuriku- Aspek literasi sains pada buku siswa SMP
lum 2013, salah satu model pembelajaran yang memberikan informasi sebagai berikut aspek
disarankan oleh Kemendikbud adalah pembela- pengetahuan 27%, aspek penyelidikan tentang
jaran berbasis inkuiri. Materi pada Kurikulum hakiakt sains 24%, aspek sains sebagai cara
2013 juga menekankan pada literasi sains. berpikir 32%, aspek interaksi sain, teknologi
Kemendikbid (2016: 6) menyatakan Kurikulum dengan masyarakat 19%. Hal ini menunjukkan
2013 menekankan pada pencapaian kompetensi bahwa materi buku kurang menampilkan kaitan
pengetahuan, kerja ilmiah, sikap ilmiah sebagai antara sains dengan teknologi dan masyarakat.
perilaku sehari-hari dalam berinteraksi dengan
b. Hasil Tahap Pengembangan dan
lingkungan dan pemanfaatan teknologi.
Pembuatan Prototipe
Perancangan buku siswa difokuskan pada
Pengembangan buku siswa berbasis
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
inkuiri dan literasi sains pada materi Gerak pada
(KD) 3.1 yaitu menganalisis gerak pada
Makhluk Hidup dibuat sesuai dengan langkah-
makhluk hidup, sistem gerak manusia dan upaya
langkah pengembangan yang telah disusun.
menjaga kesehatan sistem gerak. KD 4.1 yaitu
Buku siswa ini dibuat dengan menggunakan
menyajikan karya tentang berbagai gangguan
aplikasi Microsoft Office Publisher 2007 dengan
pada sistem gerak, serta upaya menjaga
bantuan beberapa aplikasi lain. Komponen
kesehatan sistem gerak manusia.
dalam buku siswa berbasis inkuiri dan literasi
Kegiatan kedua adalah menganalisis
sains ini meliputi cover buku, halaman validator,
permasalahan dalam pembelajaran. Masalah
daftar isi, petunjuk pengguanaan buku, tinjauan
dasar yang diketahui dalam proses pembelajaran
kompetensi, kegiatan inkuiri, materi, info IPA,
IPA adalah proses pembelajaran belum mampu
kolom diskusi, kolom berfikir kritis, kolom
mengembangkan kemampuan inkuiri. Siswa
tugas proyek, kolom penting, kolom
terbiasa belajar dengan metode ceramah dan
keterpaduan IPA, rangkuman, uji pemahaman,
siswa cenderung menghafal materi pem
uji kompetensi, dan biografi penulis.
belajaran. Oleh karena itu, diperlukan buku
Setelah dihasilkan prototipe 1, kemudian
siswa berbasis inkuiri dan literasi sains. Buku
dilakukan tahap evaluasi diri (self evaluation).
siswa ini menggunakan sintaks inkuiri untuk
Pada tahap ini ditinjau kelayakan buku siswa
menemukan konsep dan menyajikan kaitan
yang telah dibuat menurut pandangan penulis.
materi dengan IPTEK, sehingga siswa dapat
Berdasarkan analisis hasil evaluasi diri diketahui
menemukan konsep pembelajaran dengan
bahwa buku siswa yang dikembangkan telah
kegiatan yang mereka lakukan dan dapat
sesuai dengan kriteria dari kelayakan isi, bahasa,
meningkatkan literasi sains siswa.
penyajian, dan kegrafikaan.
Kegiatan ketiga adlah menganalisis bahan
Uji validitas dilakukan oleh tiga orang do-
ajar. Saat ini sekolah sudah menggunakan
sen dari jurusan Biologi FMIPA UNP dan satu
silabus kurikulum 2013 revisi 2016 sesuai
orang guru IPA SMPN 12 Padang dengan latar
Lampiran Permendikbud nomor 24 tahun 2016.
belakang biologi. Tahap validitas dilakukan un-
Namun hingga saat ini, buku siswa revisi tahun
tuk menghasilkan buku siswa yang valid dengan
2016 yang disusun oleh Kemendikbud untuk
menggunakan angket uji validitas. Nilai
mata pelajaran IPA kelas VIII belum tersedia,
validiatas dapat dilihat pada Tabel 1.
sehingga kenyataan yang ditemukan di sekolah,
siswa hanya menggunakan buku siswa terbitan
Kemendikbud tahun 2014.
Berdasarkan analisis yang peneliti laku-
kan terhadap buku yang digunakan di sekolah,
diketahui bahwa inkuiri dan literasi sains masih
rendah. Kegiatan inkuri hanya ditemukan pada

JEP| Volume 1| Number 1| Mei 2017| Page 24-32


Heffi Alberida, Fitri Arsih, Helendra, Muhyiatul Fadilah 29

Tabel 1. Hasil Validasi Buku Siswa Berbasis Inkuiri Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas Buku Siswa Berbasis
dan Literasi Sains Inkuiri dan Literasi Sains oleh Guru.
No Aspek Nilai Kriteria Nilai
Validitas (%) No Aspek Praktis Kriteria
1. Kelayakan 90,00 Sangat valid (%)
isi Kemudahan Sangat
1. 87,50
2. Kebahasaan 88,75 Valid penggunaan praktis
3. Penyajian 92,50 Sangat valid Efisiensi Waktu Cukup
2. 75,00
Pembelajaran praktis
4. Kegrafikan 85,93 Valid
Sangat
Rata-rata 89,29 Valid 3. Manfaat 97,22
praktis
Sangat
Rata-rata 86,57
Hasil validitas pada Tabel 1 menunjukkan praktis
bahwa buku siswa yang dikembangkan telah
valid baik dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
penyajian, dan kegrafikaan. Dalam proses buku siswa praktis untuk digunakan oleh guru
validasi, buku siswa telah mengalami revisi be- sebagai bahan pembelajaran pada materi gerak
berapa kali berdasarkan saran-saran yang diberi- pada makhluk hidup. Selain terhadap guru, uji
kan validator. praktikalitas juga dilakukan terhadap siswa.
Selanjutnya dilakukan evaluasi satu-satu Uji praktikalitas oleh siswa dilakukan di
(one to one) untuk mendapatkan respons dan SMPN 12 Padang. Data praktikalitas oleh siswa
masukan dari sudut pandang siswa terhadap diperoleh dengan menggunakan angket uji prak-
buku. Evaluasi satu-satu (one to one) dilakukan tikalitas. Data hasil uji praktikalitas oleh siswa
dengan meminta respons dari enam orang siswa SMPN 12 Padang dapat dilihat pada Tabel 3.
dengan kemampuan akademik pada tingkat
Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Buku Siswa Berbasis
tinggi, sedang, dan rendah dengan masing- Inkuiri dan Literasi Sains oleh Siswa
masing tingkat akademik menggunakan dua Nilai
orang siswa. No Aspek Praktis Kriteria
Evaluasi kelompok kecil (small group) (%)
dilakukan terhadap sekelompok siswa yang akan Kemudahan Sangat
1. 86,52
mengevaluasi buku siswa untuk mendapatkan penggunaan praktis
perbaikan serta penegasan dari evaluasi Efisiensi Waktu
2. 80,00 Praktis
sebelumnya. Jumlah siswa dalam uji kelompok Pembelajaran
kecil (small group) yang dilakukan adalah dua 3. Manfaat 84,64 Praktis
belas orang dengan kemampuan akademik Rata-rata 83,72 Praktis
bervariasi dari populasi (tinggi, sedang, dan
rendah). Kemampuan siswa yang bervariasi Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa buku
dimaksudkan agar respons dan saran yang siswa berbasis inkuiri dan literasi sains praktis
diberikan siswa mewakili populasi kelas. Tahap untuk digunakan oleh siswa dalam pembelaja-
evaluasi small group bertujuan untuk mengeta- ran.
hui kepraktisan buku siswa berbasis inkuiri dan
literasi sains yang dikembangkan. Hasil evaluasi 2. PEMBAHASAN
small group memberikan informasi bahwa buku Penelitian ini menghasilkan sebuah
yang dihasilkan sudah dalam kategori praktis produk berupa buku siswa berbasis inkuiri dan
untuk digunakan dengan persentase 85.51% literasi sains pada materi gerak makhluk hidup
untuk SMP. Buku siswa ini dapat digunakan
c. Hasil Tahap Penilaian (Assesment Phase ) sebagai bahan ajar pada materi gerak makhluk
Uji praktikalitas buku siswa dilakukan hidup dengaan menggunakan sintaks inkuiri dan
terhadap guru dan siswa. Uji praktikalitas dilengkapi dengan aspek literasi sains yang
dilakukan ole guru IPA SMPN 12 Padang. Hasil tersebar pada konten materi.
uji praktikalitas oleh guru secara dapat dilihat Berdasarkan hasil validitas yang telah
pada Tabel 2. dilakukan validator, maka secara umum buku
siswa yang dibuat sudah valid. Peneliti telah
melakukan revisi terhadap buku siswa berbasis
inkuiri dan literasi sains. Aspek yang direvisi

JEP| Volume 1| Number 1| Mei 2017| Page 24-32


Heffi Alberida, Fitri Arsih, Helendra, Muhyiatul Fadilah 30

sesuai dengan hal-hal yang disarankankan oleh Aspek kegrafikaan buku siswa dinyatakan
validator. Beberapa aspek dalam buku siswa valid dengan nilai 85,93%. Hal ini menandakan
berbasis inkuiri dan literasi sains yang dinilai bahwa buku siswa yang dikembangkan sudah
validator adalah kelayakan isi, kebahasaan, baik dan menarik mencakup jenis dan ukuran
penyajian, dan kegrafikaan. huruf yang sesuai, tata letak yang menarik per-
Ditinjau dari komponen kelayakan isi, hatian siswa untuk menggunakannya, serta
buku dinyatakan valid oleh validator dengan pemberian ilustrasi gambar yang sesuai dengan
nilai 90,00%, artinya materi pada buku telah materi. Pemberian warna yang bervariasi pada
sesuai dengan Kompensi Inti (KI) dan Komp- buku bertujuan untuk meningkatkan perhatian,
tensi Dasar (KD) pada Kurikulum 2013 revisi motivasi, dan minat belajar siswa. Hal ini sesuai
2016. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008: dengan pendapat (Sudjana, 2011: 25) warna
8), yang menyatakan bahwa bahan ajar yang yang digunakan dalam pembuatan media se-
dikembangkan harus sesuai dengan Kurikulum. baiknya warna-warna yang memberikan kesan
Kriteria valid untuk materi pada buku juga me- harmonis agar siswa dapat fokus pada pengama-
nunjukkan bahwa kebenaran substansi materi tannya dan dapat mengambil pesan penting dari
sudah baik. Kebenaran substansi materi perlu media.
diperhatikan untuk menghindari kesalahan pe- Pemberian gambar pada buku akan mem-
mahaman bagi siswa. Sintaks inkuiri yang dis- bantu siswa dalam memahami materi. Hal ini
ajikan menunjukkan kriteria valid. Langkah- sesuai dengan pendapat Sanjaya (2012: 166)
langkah inkuiri dikemukakan oleh Ong dan yang menyatakan bahwa gambar dapat
Boorich 2006 dipilih untuk disajikan pada buku digunakan untuk melatih keterampilan berpikir
karena sesuai dengan kerja ilmiah yang dilaku- dan mengembangkan kemampuan imajinasi
kan oleh siswa. Sintaks inkuiri Ong dan Boorich siswa. Hal ini juga didukung oleh Sudjana
terdiri dari lima langkah yaitu ask (merumuskan (2011: 12) yang menyatakan bahwa ilustrasi
pertanyaan atau hipotesis), investigate (penye gambar membantu siswa dalam memahami dan
lidikan atau mengumpulkan data), create mengingat materi yang menyertainya
(menganalisis data atau menginterpretasi hasil), Penilaian yang valid terhadap buku siswa
discuss (mendiskusikan temuan dan membuat berbasis inkuiri dan literasi sains yang telah
kesimpulan), dan tahap reflect (refleksi). dikembangkan ini menandakan bahwa buku
Aspek kebahasaan buku siswa mempero- siswa telah dapat digunakan sebagai salah satu
leh nilai validitas sebesar 88,75% dengan krite- bahan ajar dalam proses pembelajaran. Dengan
ria valid. Aspek kebahasaan terkait dengan demikian, buku siswa telah dapat dilakukan uji
penggunaan kalimat yang jelas agar tidak me- satu-satu (one to one) dan dilanjutkan dengan uji
nimbulkan kerancuan bagi siswa. Hal ini juga kelompok kecil (small group).
sesuai dengan Depdiknas (2008: 18)2 menyata- Pada evaluasi satu-satu (one to one)
kan bahwa bahan ajar harus memiliki kalimat dengan menggunakan lembar evaluasi satu-satu
yang jelas, hubungan antar kalimat jelas dan (one to one). Hasil dari one to one evaluation ini
kalimat tidak terlalu panjang. Berdasarkan nilai mendapatkan respons positif dari semua siswa
validitas dari aspek kebahasaan buku siswa dengan kemampuan akademik berbeda. Hal ini
berbasis inkuiri dan literasi sains sudah meng- dikarenakan siswa merasa buku siswa yang
gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. dikembangkan memiliki tampilan, penyajian,
Buku siswa mendapatkan kriteria sangat tulisan, gambar, dan tata bahasa yang bagus
valid dari aspek penyajian dengan nilai validitas serta sintaks inkuiri yang mudah dipahami.
92,50%. Hal ini menunjukkan bahwa buku Buku siswa yang dikembangkan telah mampu
siswa telah memenuhi kriteria yang baik dari menarik perhatian siswa untuk menggunakan-
segi penyajian. Buku siswa memiliki identitas nya.
yang jelas urutan penyajian materi dan sintaks Selanjutnya dilakukan evaluasi kelompok
inkuiri yang sistematis serta memuat materi kecil (small group). Evaluasi kelompok kecil
yang lengkap. Hal ini sesuai dengan Depdiknas dilakukan dengan menggunakan angket
(2008: 28) yang menyatakan bahwa komponen praktikalitas. Angket praktikalitas diberikan
penyajian mencakup kejelasan tujuan yang ingin kepada dua belas orang siswa bertujuan untuk
dicapai, urutan sajian, daya tarik, interaksi, dan melihat kepraktisan buku siswa berbasis inkuiri
kelengkapan informasi. dan literasi sains sebelum diujikan kepada tiga
puluh orang siswa. Hasil evaluasi small group

JEP| Volume 1| Number 1| Mei 2017| Page 24-32


Heffi Alberida, Fitri Arsih, Helendra, Muhyiatul Fadilah 31

ini mendapatkan respons positif dengan nilai diujicobakan pada tahap evaluasi satu-satu (one
praktikalitas 85,51% dengan kriteria praktis. Hal to one) dan tahap evaluasi kelompok kecil
ini dikarenakan siswa merasa buku mudah (small group).
digunakan dan dapat mengoptimalkan kinerja
mereka dalam melakukan kerja ilmiah dalam KESIMPULAN
proses pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah
Uji praktikalitas yang dilakukan kepada dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa telah
guru dan siswa dari SMPN 12 Padang. dihasilkan rancangan pembelajaran dalam ben-
Berdasarkan analisis hasil uji praktikalitas buku tuk buku siswa berbasis inkuiri dan literasi
siswa berbasis inkuiri dan literasi sains oleh sains pada materi gerak makhluk hidup untuk
guru, diketahui bahwa buku siswa sangat SMP yang valid dan praktis.
praktis. Sedangkan analisis hasil uji praktikalitas
buku siswa berbasis inkuiri dan literasi sains DAFTAR PUSTAKA
secara umum oleh siswa juga sudah praktis.
Nilai kepraktisan ini merupakan rata-rata dari Arsih. F, Ramadhan, Hadi. 2017. Science Liter-
aspek kemudahan penggunaan, efiseinsi waktu acy Ability of Junior High School Students In
pembelajaran, dan manfaat. Padang. Artikel disampaikan pada Interna-
Buku siswa ditinjau dari aspek kemuda- tional Conference ICMScE pada tanggal 24
han penggunaan, berada dalam kategori praktis Mei 2017 di UPI Bandung.
menurut guru dan siswa. Hal ini berarti bahwa Astuti, Y. K. 2014. Peningkatan Keterampilan
materi yang disajikan dalam buku siswa ini dis- Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA
ampaikan dengan bahasa yang cukup dipahami melalui Pembelajaran Inquiry Vol 4 No 12.
serta menggunakan jenis dan ukuran huruf yang Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Ba-
mudah dibaca. han Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Ma-
Buku siswa ditinjau dari efisiensi waktu najemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
pembelajaran memiliki nilai praktikalitas den- Hayat, B dan Suhendra,Y. 2011. Mutu Pendidi-
gan kriteria cukup praktis oleh guru dan dinilai kan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
praktis oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa Ilhami, A. 2015. “Analisis Buku IPA SMP Ke-
buku siswa efisien digunakan dalam pembelaja- las VII Ditinjau dari Aspek Problem Solving
ran. Waktu pembelajaran lebih efisien dan siswa dan Literasi Sains”. Skripsi. UNP.
dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajar Kemendikbud. 2014. Buku Guru Ilmu pengeta-
masing-masing. huan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Ditinjau dari segi manfaat, buku siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
berbasis inkuiri dan literasi sains dikategorikan Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru
sangat praktis oleh guru dan praktis oleh siswa. Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran
Hal ini ditunjukkan dengan jawaban guru me- 2014/2015. Jakarta: Kementerian Pendidikan
nyatakan setuju bahwa buku dapat membantu dan Kebudayaan.
guru, mengurangi beban kerja guru untuk men- Kemendikbud. 2016. Buku Guru Ilmu
jelaskan materi sehingga guru mudah memantau Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementrian
akvitas belajar siswa. Buku juga bermanfaat ba- Pendidikan dan Kebudayaan.
gi siswa terlihat dari jawaban pada angket yang Kemendikbud. 2016. Modul Pelatihan
menyatakan buku dapat membantu siswa me- Kurikulum 2013 Revisi 2016. Jakarta: Ke-
mahami konsep pelajaran dan dapat mening- menterian Pendidikan dan Kebudayaan.
katkan minat belajar siswa. Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran
Buku siswa secara keseluruhan dari hasil Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
uji validitas dan uji praktikalitas dinyatakan va- Tsanawiyah . Jakarta: Kementrian dan
lid dan praktis. Buku ini diharapkan dapat digu- Kebudyaan.
nakan sebagai salah satu bahan ajar yang digu- OECD. 2015. PISA 2015 Result in Focus. Paris:
nakan siswa dan guru dalam proses pembelaja- OECD
ran. Kendala yang dihadapi dalam melaksana- Plomp, T and Nieveen, N. 2013. Educational
kan uji praktikalitas buku ini adalah fokus siswa Design Research Part A:An Introduction.
yang mulai berkurang karena menggunakan jam Enchede, The Netherlands: SLO.
pelajaran pada waktu siang hari. Kendala ini
tidak begitu berpengaruh karena buku ini telah

JEP| Volume 1| Number 1| Mei 2017| Page 24-32


Heffi Alberida, Fitri Arsih, Helendra, Muhyiatul Fadilah 32

Purwanto, N. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik


Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Sudjana, N dan Rivai,A. 2011. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Swanepoel, S. 2010. “The Assessment of The
Quality of Science Education Textbooks:
Conceptual Framework and Instruments for
Analysis”. Dissertation: University of South
Africa.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu.
Jakarta: Bumi Aksara.
Yuliani, dkk. 2016. “Penerapan Pembelajaran
IPA Berbasis Keterampilan Proses Sains
untuk Meningkatkan Literasi Sains Pada
Mata Pelajaran IPA Di Kelas VII Materi
Pokok Pencemaran Lingkungan di SMPN 1.

JEP| Volume 1| Number 1| Mei 2017| Page 24-32

Anda mungkin juga menyukai