Anda di halaman 1dari 11

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW)

DAERAH PANAS BUMI AMOHOLA


KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Edy Purwoto, Yuanno Rezky, Dede Iim Setiawan


Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI
Daerah panas bumi Amohola secara umum berada pada tatanan geologi yang
didominasi oleh batuan Sedimen berumur Tersier dan Metamorf pra Tersier serta berada
pada administrasi daerah desa Selabangga, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe
Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Gejala panas bumi diperlihatkan oleh sejumlah manifestasi panas bumi berupa mata
air panas dengan temperatur maksimum 50oC di Amohola yang berada di tengah daerah
penyelidikan.
Temperatur dasar lubang berkisar antara 27,50 hingga 36,75 oC, dengan luas daerah
anomali mencapai ± 4,63 km2, sebaran nilai gradien temperatur permukaan berkisar antara
0,01 hingga 0,87 oC/m dengan total luas zona anomali adalah ± 5,41 km2 dan Sebaran nilai
aliran panas (heat flow) berkisar antara 0,01 hingga 0,90 W/m2 dengan total luas zona anomali
adalah ± 4,22 km2.
Hasil penghitungan aliran panas diharapkan sama dengan pola sebaran dari
temperatur dasar lubang bor dan gradien temperatur permukaan, daerah anomali berada di
sekitar manifestasi mata air panas Amohola yang diperkirakan berkaitan erat dengan aktivitas
plutonik yang masih menyimpan sisa panas dari dapur magma dan pemunculan manifestasi
ini dikontrol oleh aktivitas sesar-sesar yang berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-
timurlaut.
Hasil pengukuran temperatur dasar sumur pengamatan menunjukkan bahwa zona
anomali temperatur hanya terkonsentrasi di sekitar manifestasi mata air panas Amohola. Pola
anomali dari temperatur dasar lubang, gradien temperatur permukaan dan aliran panas
permukaan memperlihatkan adanya korelasi pada daerah di sekitar manifestasi air panas
Amohola dan berada dalam daerah prospek 3G daerah panas bumi Amohola , Kabupaten
Konawe Selatan, Provisi Sulawesi Tenggara.

PENDAHULUAN Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi


Daerah panas bumi Amohola dipilih Sulawesi Tenggara (Gambar 1).
sebagai salah satu daerah penyelidikan Daerah penyelidikan tersusun oleh
setelah mengkaji data hasil Survei Terpadu batuan metamorf yang berumur pra-Tersier
(Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah dan batuan sedimen Tersier dan
Panas bumi Amohola pada tahun 2014), dikelompokkan menjadi 20 satuan batuan,
yang menunjukan adanya prospek panas yaitu satuan batuan meta-batugamping,
bumi di daerah tersebut. Manifestasi panas satuan sekis dan sekis genesan, satuan
bumi di daerah penyelidikan berupa filit, satuan kuarsit, satuan filit dan
pemunculan kelompok mata air panas batusabak, satuan kalkarenit, satuan
Amohola dengan temperatur berkisar batupasir fosilan, satuan batupasir
antara 35 - 50°C. karbonatan, satuan batupasir-batulempung
Secara administratif daerah panas karbonatan, satuan batugamping, satuan
bumi Amohola termasuk ke dalam wilayah konglomerat, satuan batupasir karbonatan
2, satuan konglomerat karbonatan, satuan merupakan batuan sedimen yang
batupasir -konglomerat karbonatan, satuan termalihkan, yang kaya akan rekahan dan
batupasir, satuan batupasir-batulempung, bersifat permeabel. Sifat permeabel itu
satuan batupasir-konglomerat-breksi, sendiri diakibatkan oleh rekahan yang
satuan batulempung, satuan batupasir- terbentuk akibat aktifitas struktur sesar
konglomerat dan endapan aluvium. yang ada. Batuan penudung diperkirakan
(Gambar 2). berupa zona batuan sedimen yang kaya
Penyebaran manifestasi panas akan mineral lempung sehingga memiliki
bumi di daerah penyelidikan berada di sifat tidak lulus air atau kedap air
sekitar batu sedimen dan metagamping (impermeable). Fluida pada sistem panas
serta alluvium yang pemunculannya bumi daerah Amohola berasal dari air
dikontrol oleh sesar-sesar normal yang meteorik yang meresap ke bawah
berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya- permukaan dari daerah resapan kemudian
timurlaut yang membentuk zona depresi di mengalami kontak dengan batuan panas di
bagian tengah daerah Amohola. kedalaman. Kontak antara fluida dengan
Sedangkan manifestasi panas bumi batuan pada temperatur tinggi akan
di daerah panas bumi Amohola merubah sifat kimia dari fluida tersebut.
pemunculannya pada batuan batu Pasokan fluida terbesar dari sistem panas
gamping. bumi berasal dari air meteorik, namun
Pembentukan sistem panas bumi di diperkirakan terdapat pula fluida yang
daerah Amohola, pendugaan sumber berasal dari magma (juvenile) dalam
panas hanya berdasarkan sejarah tektonik proporsi yang kecil. Untuk menjaga
yang berkembang. Pembentukan sistem pasokan air meteorik tersebut perlu dijaga
panas bumi diperkirakan dimulai pada Kala daerah resapan (recharge area) yang ada.
Pliosen Akhir ketika rezim regangan akibat Temperatur reservoir panas bumi
o
gaya tarikan (tension) mulai berlangsung di diperkirakan sekitar 150 C, berdasarkan
daerah penyelidikan. Proses tektonik ini geotermometer Na-K-Ca. Nilai temperatur
memungkinkan terangkatnya fluida magma tersebut diperkirakan mewakili temperatur
serta terbentuknya suatu zona permeabel reservoir di daerah panas bumi Amohola.
dari formasi batuan yang terkekarkan Daerah keprospekan daerah panas
sebagai tempat terakumulasinya magma bumi Amohola diperoleh dari hasil
tersebut. Atau kemungkinan lain adalah kompilasi geosain hasil survei geofisika
proses dari tektonik itu sendiri yang dapat terpadu (metoda gaya berat dan AMT) dan
menimbulkan panas dan bekerja sebagai survei geologi dan geokimia (Yuanno dkk,
sumber panas dalam sistem panas bumi di PSDG 2014). Hasil kompilasi geosain ini
daerah penyelidikan. Selanjutnya dengan dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil
adanya struktur-struktur geologi di daerah keprospekan daerah panas bumi Amohola
penyelidikan membentuk zona yang terletak disekitar manifestasi Amohola.
bersifat permeabel dan merupakan Daerah panas bumi Amohola
media/jalur untuk keluarnya air panas ke mempunyai luas wilayah prospek sekitar 14
permukaan. km2. Temperatur reservoir berdasarkan
Lapisan reservoir panas bumi geotermometri diduga sebesar 150°C,
berdasarkan definisinya adalah wadah di sehingga temperatur cut-off sebesar
bawah permukaan yang bersifat sarang 120°C. Potensi energi pada panas bumi
dan berdaya lulus terhadap fluida, dapat daerah Amohola adalah sebesar 18 Mwe
menyimpan fluida panas serta mempunyai yang termasuk kedalam sumber daya
temperatur dan tekanan dari sistem panas cadangan terduga berdasarkan hasil
bumi. Litologi pembentuk reservoir diduga
deliniasi data AMT, gaya berat, dan data dengan kisaran nilai antara 1,03 hingga
geologi-geokimia. 2,89 W/m.K. Nilai konduktifitas tertinggi
berada di Amh-47 di sekitar areal
METODOLOGI persawahan dan pemukiman penduduk
Penyelidikan aliran panas ini Moramo, yaitu 2,89 W/mK pada daerah
dimaksudkan untuk memetakan aliran batuan sedimen, namun setelah di cek
panas secara vertikal dan horizontal pada kembali kondisi sampelnya ternyata kurang
daerah anomali dan daerah prospek di representatif sehingga nilai pada titik
sekitar manifestasi panas bumi dengan tersebut diinterpolasi dengan pengukuran
mengkaji morfologi, satuan batuan, pola konduktifitas panas di titik lain di sekitarnya.
struktur, serta mempelajari semua Nilai terendah yaitu 1,03 W/mK yang
parameter geologi yang berperan dalam berada di sekitar Desa Selabangga pada
pembentukan sistem panas bumi di daerah satuan batuan sedimen. Nilai rata – rata
Amohola. konduktifitas batuan adalah 1,98 W/mK dan
Tahapan penyelidikan aliran panas nilai standar deviasi 0,46 W/mK. Sehingga
yang dilakukan, yaitu kajian literatur, hasil, nilai anomali ditunjukkan oleh konduktifitas
penyelidikan terpadu lapangan, dan panas diatas 2,91 W/mK. (Gambar 5).
pengolahan data, serta analisis Nilai konduktifitas panas di daerah
laboratorium. penyelidikan berasosiasi dengan kondisi
Penyelidikan lapangan terdiri dari tahapan dan lingkungan geologi disekitarnya,
pengamatan lokasi, pengeboran 5 hingga semakin ke daerah tenggara selatan nilai
10 meter, pengukuran temperatur, konduktifitas batuan semakin besar
pengambilan sampel dan pengolahan data dikarenakan jenis batuan lebih keras
serta penghitungan aliran panas (Heat (batupasir gampingan) bila dibandingkan
Flow). dengan bagian tengah daerah penyelidikan
yang didominasi oleh batuan sedimen dan
HASIL PENYELIDIKAN endapan permukaan.
Dalam penyelidikan aliran panas ini Sebaran nilai konduktivitas panas
pengeboran menggunakan hand auger dan daerah Amohola terbagi menjadi 2 (dua)
mesin bor portabel, dengan jumlah lubang zona yaitu zona yang mempunyai nilai
sebanyak 57 lubang bor yang mempunyai konduktivitas panas relatif tinggi dan relatif
kedalaman rata-rata antara 5 - 10 meter rendah.
dengan diameter lubang berukuran 2 ½” Daerah dengan nilai konduktivitas
(Gambar 4). panas relatif tinggi (warna merah hingga
kuning pada peta) mendominasi daerah
Pengukuran Konduktivitas Panas penyelidikan, tersebar dari sebelah barat,
Sampel Batuan/Tanah selatan dan sebagian Tenggara dari
Pengambilan contoh batuan/tanah daerah penyelidikan, berasosiasi dengan
diambil mulai di sekitar kedalaman 5 – 10 litologi berupa batuan sedimen yakni
meter dari setiap lubang dan selanjutnya batupasir dan Konglomerat, Breksi
sampel batuan/tanah diseleksi untuk sedimen dan aluvial. Daerah dengan nilai
keperluan analisis konduktivitas panas. konduktifitas panas relatif rendah (warna
Dari hasil pengukuran nilai hijau hingga biru) tersebar di utara dan
konduktivitas panas (k) menunjukkan barat daya daerah penyelidikan
bahwa rata-rata nilai konduktivitas adalah berasosiasi dengan batugamping dan
1,98 W/m.K meta-batugamping.
Sebaran Temperatur Dasar Lubang Bor penyelidikan menunjukan korelasi dengan
Temperatur dasar lubang berkisar lingkungan geologi yaitu batuan sedimen
antara 27,50 hingga 36,75oC dengan rata- batugamping dan meta-batugamping
rata 29,39oC. Nilai 27,50oC merupakan nilai Tersier berupa skeletal (platy coral),
minimal temperatur yang terukur di lubang fragmen batugamping serta berasosiasi
AMH-32 yang berada didalam daerah juga dengan manifestasi panas bumi
prospek, sedangkan 36,75oC adalah nilai berupa mata air panas Amohola.
maksimum yang didapat dari dasar lubang
AMH-1 yang berada di dekat manifestasi Sebaran Aliran Panas Permukaan
permukaan berupa mata air panas Nilai aliran panas (heat flow)
Amohola. permukaan daerah penyelidikan berkisar
Distribusi temperatur dasar lubang antara 0,01 hingga 0,90 W/m2, dengan
di daerah penyelidikan terlihat pada rata-rata 0,10 W/m2 dengan nilai
Gambar 6, dari hasil perhitungan statistik background 0,26W/m2 dan sebaran nilai
dengan menggunakan grafik probabilitas aliran panas (heat flow) permukaan di
diperoleh nilai ambang atau background lokasi penyelidikan.
sebesar 30,98oC, sehingga temperatur Pola aliran panas yang dibentuk
yang mempunyai nilai lebih tinggi dari sebagai hasil interpolasi data sangat mirip
30,98oC adalah temperatur anomali yang dengan pola distribusi gradien termal,
lingkungan geologinya adalah batuan sehingga pola tersebut juga diasosiasikan
meta-batugamping dan endapan Aluvium dengan litologi setempat dimana semakin
yang cukup luas. Luas areal daerah dekat ke arah air panas, nilai aliran panas
anomali temperatur dasar lubang bor memiliki nilai yang lebih tinggi.
daerah Amohola ini mencapai ± 4,63 km2 Pembagian nilai anomali aliran
(garis merah putus-putus). panas terkonsentrasi di dua tempat yang
berasosiasi dengan munculnya
Sebaran Gradien Temperatur Per- manifestasi. Di bagian utara sekitar air
mukaan panas Amohola luas daerah anomali
Hasil landaian suhu di sekitar sekitar 4,22 km2. zona ini berasosiasi
daerah penyelidikan nilai tertinggi adalah lingkungan geologi batuan Sedimen
0,87 oC/m yang berada di sekitar air panas berupa meta-batugamping dan
Amohola, nilai terendah adalah 0,01 oC/m Batugamping, (garis merah putus-putus
yang berada di sekitar areal persawahan dapat terlihat pada Gambar 8.
dan pemukiman. Gradien termal rata – rata Survei aliran panas yang
adalah 0,06 oC/m dengan nilai background dilaksanakan hanya dilakukan di
0,19 oC/m. (Gambar 7). permukaan saja, maka nilai aliran panas
Anomali gradien ditunjukkan oleh yang dihasilkan hanya merepresentasikan
nilai diatas background, terkonsentrasi di nilai aliran panas permukaan dan tidak
sekitar air panas Amohola dengan luas menggambarkan aliran panas di bawah
sekitar 5,41 km2 berasosiasi dengan permukaan.
batuan meta batugamping di bagian utara
dan batuan sedimen dan endapan danau PEMBAHASAN
bagian selatan daerah penyelidikan, Panas yang merambat melalui
ditandai dengan (garis merah putus-putus). media batuan secara konduktif dapat
Secara umum zona anomali merambat hingga ke permukaan dengan
terdapat di bagian tengah daerah asumsi media batuan tersebut seragam.
penyelidikan yaitu di sekitar manifestasi Laju aliran panas mengalir berbanding
mataair panas Amohola termal daerah lurus dengan ketebalan, perbedaan
temperatur, dan konduktivitas termal. dari penyelidikan terdahulu (Gambar.9),
Semakin padat batuan yang berfungsi terdapat konsistensi di bagian utara daerah
sebagai media transfer aliran panas penyelidikan. Konsistensi ini kemungkinan
biasanya transfer panas akan tertahan, berkaitan erat dengan aktivitas sesar-sesar
dicirikan dengan nilai konduktifitas pada yang ada serta adanya batuan intrusif.
batuan yang tinggi. Secara keseluruhan hasil survei
Anomali yang muncul di bagian aliran panas ini masih sangat dikontrol oleh
tengah penyelidikan terkonsentrasi di keberadaan manifestasi panas bumi
daerah air panas Amohola. Manifestasi di Amohola.
Amohola muncul berupa air panas dengan
temperatur ± 50 °C berada di lingkungan KESIMPULAN
batuan meta batugamping, dan endapan Dari hasil survei aliran panas
permukaan. Keadaan tersebut diakibatkan permukaan diperoleh beberapa
oleh perbedaan kondisi geologi, terutama kesimpulan sebagai berikut :
litologi dan struktur setempat yang  Dari hasil pengukuran diketahui bahwa
mencolok antara batuan meta daerah Amohola memiliki temperatur
batugamping di utara dan batuan sedimen dasar lubang yang berkisar antara 27,50
yang terkekarkan di selatan. hingga 36,75oC, dengan temperatur
Hasil interpolasi peta sebaran nilai tertinggi adalah 36,75oC. Nilai tertinggi
landaian suhu di kedalaman 5 m didapat dari dasar lubang AMH-01
menunjukkan pola yang sangat mirip berada di dekat manifestasi air panas
dengan nilai aliran panas dan keduanya Amohola dengan luas daerah anomali
berbanding lurus. Semakin tinggi nilai mencapai ± 4,63 km2.
landaian suhunya semakin besar aliran  Sebaran nilai gradien temperatur
panasnya. permukaan di daerah Amohola berkisar
Berdasarkan kompilasi peta antara 0,01 hingga 0,87oC/m dengan
landaian suhu dan aliran panas daerah total luas zona anomali adalah ± 5,41
potensi berada di lokasi air panas dengan km2.
total luas 4,22 km2 di sekitar Amohola,  Sebaran nilai aliran panas (heat flow) di
masih berada di dalam batas potensi dari daerah Amohola berkisar antara
survei terpadu Amohola. 0,01hingga 0,90 W/m2 dengan total luas
Kompilasi dari metode geofisika zona anomali ± 4,22 km2.
dengan hasil penyelidikan geologi,  Hasil kompilasi dari beberapa zona
geokimia dan geofisika menunjukkan anomali yaitu, anomali gradien termal,
adanya kumpulan anomali yang anomali temperatur dasar lubang,
berkorelasi dengan luas prospek panas anomali aliran panas serta geosains di
bumi yang mencakup manifestasi panas daerah Amohola terdapat konsistensi
bumi Amohola dan memiliki luas sekitar 14 anomali yaitu di sekitar pemunculan air
km2 dan zona anomali ini berkorelasi panas Amohola.
dengan hampir semua zona anomali survei
aliran panas permukaan. UCAPAN TERIMA KASIH
Hasil kompilasi dari beberapa zona Ucapan terima kasih kami ucapkan
anomali yaitu, anomali gradien termal, kepada semua pihak yang telah membantu
anomali temperatur dasar lubang, dan dalam pembuatan tulisan ini.
anomali aliran panas serta hasil kompilasi
DAFTAR PUSTAKA
Brouwer, H.A., 1947, Geological Exploration in nthe island of Celebes. Amsterdam, Nirth
Holand Pub. Co. Overseas Technical Cooperation Agency, 1973. Report on Geological
Survey of Central Sulawesi, Indonesia (unpubl).
Cooper, G.R.J., 2002, GeoModel Method, School of Geosciences, the Witwatersrand
Johanesburg, South Africa.
Fournier, R.O., (1981), Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System : Principles and Case Histories”. John
Willey & Sons, New York.
Giggenbach, W.F., (1988), Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na – K - Mg – Ca Geo
Indicators, Geochemica Acta 52, 2749 – 2765.
Hamilton W., 1979. “Tectonic of Indonesia Region”, Geol.Surv.Prof.Papers,U.S.Govt.Print
Off.,Washington.
Hutchinson,C.S.,1989. “Geological Evolution of South-East Asia”, Oxford Mono. Geol.
Geoph., 13, Clarendon Press, Oxford
Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal
Ltd. Jakarta.
Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and Geothermal system, Academic Press, Inc.
Orlando.
Pusat Sumber Daya Geologi, 2011, Kajian Panas Bumi Non Vulkanik Daerah Sulawesi
Tenggara, Bandung
Ratman,N. dkk. (1993),Geologi lembar Mamuju, Sulawesi. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Simandjuntak, dkk, 1993, Peta Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi .Skala 1:250.000. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Van Bemmelen (1949) Geology of Indonesia
Tim Survei Terpadu geologi dan geokimia, 2014, Survei Terpadu Geologi dan Geokimia,
Geofisik Daerah Panas Bumi Amohola, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi
Tenggara, Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi.
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Amohola, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara


Gambar 3. Peta Prospek Daerah Panas Bumi Amohola

Gambar 4. Peta Sebaran Titik Bor dan Pengambilan Sampel Daerah Amohola
Gambar 5. Peta Sebaran Konduktivitas Panas Daerah Amohola

Gambar 6 Peta Sebaran Temperatur Dasar Lubang Bor Daerah Amohola


Gambar 7. Peta Sebaran Gradien Temperatur Permukaan Daerah Amohola

Gambar 8. Peta Sebaran Aliran Panas Permukaan Daerah Amohola


Gambar 9. Peta Kompilasi Geosains dan Aliran Panas Daerah Amohola

Anda mungkin juga menyukai

  • 2 Elastisitas
    2 Elastisitas
    Dokumen23 halaman
    2 Elastisitas
    Dennis Fernando
    Belum ada peringkat
  • Jbptitbpp GDL Ferryyulia 33578 3 2009ta 2
    Jbptitbpp GDL Ferryyulia 33578 3 2009ta 2
    Dokumen17 halaman
    Jbptitbpp GDL Ferryyulia 33578 3 2009ta 2
    Djamal Adi Nugroho Uno
    Belum ada peringkat
  • Analisis Vektor dan Medan
    Analisis Vektor dan Medan
    Dokumen105 halaman
    Analisis Vektor dan Medan
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Cekungan Batubara
    Cekungan Batubara
    Dokumen24 halaman
    Cekungan Batubara
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii
    Dian Rahman
    Belum ada peringkat
  • Faisal Khotibul Amri - 115130048
    Faisal Khotibul Amri - 115130048
    Dokumen4 halaman
    Faisal Khotibul Amri - 115130048
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    Dian Rahman
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dian Rahman
    Belum ada peringkat
  • 5,6,7,8 Teorema Divergensi & Stoke 8 Sept 2016 - Versi 2
    5,6,7,8 Teorema Divergensi & Stoke 8 Sept 2016 - Versi 2
    Dokumen62 halaman
    5,6,7,8 Teorema Divergensi & Stoke 8 Sept 2016 - Versi 2
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Hasil Akhir
    Hasil Akhir
    Dokumen6 halaman
    Hasil Akhir
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • GEOLOGI
    GEOLOGI
    Dokumen27 halaman
    GEOLOGI
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Tugas Eksplorasi Batuibara (Isi)
    Tugas Eksplorasi Batuibara (Isi)
    Dokumen13 halaman
    Tugas Eksplorasi Batuibara (Isi)
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • ISI Share
    ISI Share
    Dokumen22 halaman
    ISI Share
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen8 halaman
    Daftar Isi
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Mitigasi
    Mitigasi
    Dokumen6 halaman
    Mitigasi
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • EksplorasiEM
    EksplorasiEM
    Dokumen91 halaman
    EksplorasiEM
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Kos
    Kos
    Dokumen2 halaman
    Kos
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Format
    Format
    Dokumen27 halaman
    Format
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • ISI Share
    ISI Share
    Dokumen22 halaman
    ISI Share
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Adad
    Adad
    Dokumen1 halaman
    Adad
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • 8 Daftar Pustaka
    8 Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    8 Daftar Pustaka
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen1 halaman
    1 Cover
    Faisal Khotibul Amri
    Belum ada peringkat