Anda di halaman 1dari 17

JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO.

1 JANUARI 2017

JURNAL GEOGRAFI
Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet

MENGUNGKAP POTENSI KABUPATEN REMBANG SEBAGAI


GEOWISATA DAN LABORATORIUM LAPANGAN GEOGRAFI
Ariyani Indrayati, Wahyu Setyaningsih
Dosen Jurusan Geografi, FIS UNNES
Email: ariyani.ideas@gmail.com

Info Artikel Abstract


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Riset yang dilakukan oleh tim dosen dari Jurusan Geografi, telah
Diterima Agustus 2016 mengidentifikasi 17 lokasi potensial calon destinasi ekowisata sekaligus sebagai
Disetujui September 2016 laboratorium lapangan geografi. Keseluruhan lokasi berada di Kabupaten
Dipublikasikan Rembang, yang tersebar pada 10 kecamatan.
Januari 2017
Penelitian ini diawali dengan serangkaian survei cepat terintegrasi,
________________ dengan cara pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan mengenai
Keywords: potensi, destinasi potensi dan permasalahan di Kabupaten Rembang terkait geowisata
geo-wisata, laboratorium (geotourism). Variabel yang datanya dikumpulkan meliputi gejala atau
lapangan geografi
fenomena alam seperti gunung, lahan karst, pantai. Berikutnya adalah hasil
____________________
budidaya manusia, seperti hutan, waduk, dan artefak. Hasil analisis data
diklasifikasikan menjadi tipologi objek pariwisata, berdasar bentuk lahannya.
Berikutnya adalah pemetaan sebaran lokasi dengan sistem pemosisi global atau
GPS (global positioning systim) dan analisis aksesibilitas objek-objek geowisata
dan titik (site) calon lokasi laboratorium lapangan geografi. Berikutnya Focus
Group Discution (FGD) dilakukan untuk menyusun arahan kebijakan
pengembangan pariwisata yang berupa Rencana Strategis di Bidang Geo
wisata dan laboratorium geografi geografian.
Sebaran lokasi objek-objek wisata di Kabupaten Rembang merata di
seluruh wilayah, baik di daerah kepesisiran maupun di daerah pedalaman,
yaitu perbukitan vulkanik maupun perbukitan karst. Aksesibilitas yang baik
ditandai dengan ketersediaan akses jalan dan sarana transportasi hampir ke
seluruh lokasi, kecuali di akses ke Pulau Gede yang belum dilengkapi dermaga
dan akses ke perbukitan ultra-basalt di pantai Jatisari yang tidak dapat dilalui
bis wisata ukuran besar. Kesimpulan akhir adalah potensi objek-objek
pariwisata tersebut untuk dikembangkan sebagai destinasi geowisata dan
laboratorium geografi sebagian besar telah terpenuhi dan sebagian berpotensi
untuk terpenuhi dengan mengembangkan aspek infrastruktur dan peningkatan
sumberdaya pengelola.

 Alamat korespondensi:
Gedung C1 Lantai 1 FIS UNNES
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail : jurnal.geografi@mail.unnes.ac.id

1
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

I. PENDAHULUAN pariwisata berkelanjutan dengan fokus


Kegiatan kepariwisataan di utama terhadap evolusi bumi serta fitur
Kabupaten Rembang berupa wisata alam geologi yang mendorong pemahaman
dan ada juga yang berupa wisata sejarah. lingkungan dan budaya, apresiasi dan
Kebanyakan dari tempat wisata di Rembang konservasi, dan menguntungkan
ini belum sepopuler dengan tempat wisata masyarakat lokal. Selanjutnya keduanya
di kabupaten lainnya. Namun demikian, menyatakan bahwa geowisata melibatkan
Kabupaten Rembang memiliki potensi fitur geologi dan geomorfik yang
untuk dijadikan sebagai destinasi pariwisata berkontribusi dalam pembentukan 'sense of
alternatif (wisata minat khusus) yaitu wisata place' untuk setiap geo-site. Lebih khusus
pendidikan kegeografian yang sering lagi, fitur ini meliputi berbagai jenis
menggunakan laboratorium lapangan lanskap, bentang alam, singkapan batuan,
sebagai sumber ilmu pada proses dan jenis, sedimen, tanah, juga kristal
pembelajarannya. batuan.
Geowisata (geo-tourism) merupakan Berbeda dengan wisata lingkungan
istilah yang baru di bidang pariwisata. biasa (eco-tourism), sebagaimana yang
Penulis memahami geowisata (geo-tourism) diungkapkan Angelica, (2010), bahwa
sebagai suatu kegiatan wisata minat khusus ekowisata mempromosikan kepedulian
mengenai kenampakan geologis permukaan wisatawan lingkungan terhadap alam,
bumi. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka konservasi, dan komunitas yang hidup di
mendorong pemahaman terhadap sana. Geowisata berbasis ilmu kegeografian
lingkungan hidup dan konservasinya. (geo-tourism) menawarkan suatu keindahan
Adapun pemahaman yang lebih umum alam suatu tempat yang memiliki aspek
dikemukakan Tourtelott, (2002) yang ilmu kegeografian (geologi) yang menarik,
mendefinisikan geowisata sebagai terutama menyangkut pada sejarah geologi
pariwisata yang menopang atau dan potensi geomorfologi suatu daerah.
meningkatkan karakter geografis tempat Wisata kegeografian banyak menarik minat
yang dikunjunginya, lingkungan, budaya, para wisatawan sehingga memiliki potensi
estetika, warisan, dan juga kesejahteraan ekonomi yang besar. Di Indonesia
penduduknya. geowisata masih belum dikelola dengan
Senada dengan kedua definisi baik dan professional.
terdahulu, Newsome & Dowling, (2010) Jenis-jenis aktivitas geo-tourism
mendefinisikan geowisata sebagai menurut Andriyani, S. dkk, (2016) adalah:

2
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

a) Geo-site sightseeing, berekreasi dengan Berdasarkan studi yang telah


menikmati landscape dari keunikan dilakukan oleh Jurusan Geografi, Fakultas
bentukan kebumian. b) Geo-sport, olahraga Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang,
yang berhubungan dengan topografi bumi. terdapat 17 titik potensial sebagai calon
c) Geo-study, kegiatan studi di alam destinasi wisata kegeografian di Kabupaten
terbuka, termasuk observasi warisan Rembang. Titik-titik tersebut tersebar pada
geologi, fotografi, lanskap, kunjungan 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Kaliori,
lapangan untuk kepentingan geologi. d) Rembang, Lasem, Sluke, Pancur, Sale,
Geo-conservation and education, program Sarang, Pamotan, Gunem, Sulang. Namun
konservasi terhadap potensi kebumian sejauh ini masyarakat belum memiliki
untuk kepentingan edukasi atau pelestarian. kesiapan dan kapasitas yang cukup untuk
e) Geo–festival event yang dibuat untuk mengelola kegiatan pariwisata atau sering
keberlangsungan sumber geologi atau diistilahkan sebagai “masyarakat sadar
wadah promosi terhadap bentuk program wisata”. Apalagi wisata yang dimaksud
konservasi. f) Fasilitas Geo – tours, bentuk adalah wisata alternatif yaitu berupa wisata
interpretasi mandiri (peta geowisata) kegeografian (geo-wisata). Lebih lanjut
ataupun fasilitas pemandu wisatawan. g) jenis wisata ini juga berhubungan dengan
Health and wellness to tourism, bentuk tujuan pendidikan dan penelitian yang
fasilitas kesehatan ataupun relaksasi seperti sering dikategorikan dengan minat khusus,
terapi spa, terapi batu, dan terapi lumpur. yaitu pendidikan di bidang kegeografian
Sedangkan eko-wisata sendiri yang memerlukan laboratorium lapangan.
menurut Lubis, (1994) dalam Yoeti (2000) Permasalahan penelitian adalah
merupakan pemanfaatan sumberdaya alam bagaimanakah tipologi objek-objek
dalam bentuk wisata, dapat berupa pariwisata yang tersebar di kepesisiran
pendidikan, penelitian, dan pelestarian maupun pedalaman Kabupaten Rembang.
lingkungan hidup serta untuk peningkatan Selanjutnya, bagaimana sebaran lokasi dan
ekonomi masyarakat. Dalam perspektif ini aksesibilitas objek-objek wisata di baik di
penulis dapat mendiskripsikan ekowisata kepesisiran maupun di pedalaman
sebagai perjalanan yang bertanggungjawab Kabupaten Rembang. Berkaitan dengan
dengan kegiatan wisatanya, dengan latar belakang yang sudah diungkapkan
melibatkan masyarakat agar lebih berdaya, maka ingin pula diketahui bagaimana
mendorong unsur konservasi serta potensi objek-objek pariwisata tersebut
pembangunan yang berkelanjutan. untuk dikembangkan sebagai laboratorium

3
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

alam kegeografian. Ketiga pertanyaan yang dikembangkan adalah


mendasar tersebut yang kemudian dijadikan mempergunakan singkapan-singkapan
bahan pijakan untuk dalam mencapai tujuan geologi tersebut sebagai wahana pendidikan
penelitian. ilmu kebumian dan kepariwisataan. Objek
Seiring dengan tumbuhnya minat ini juga dicari peminatnya karena memiliki
manusia terhadap fenomena alam, dalam aspek sosial-historis. Dengan demikian
beberapa dekade terakhir ini berkembang objek ini kadang juga menjadi pusat studi
satu jenis wisata alam terbuka. Salah sejarah dan arkeologi, memiliki
satunya adalah wisata yang menonjolkan pemandangan atau panorama alam yang
aspek ilmu kegeografian. Beberapa tempat indah, serta akses transportasi yang mudah
yang sebelumnya hanya terbatas untuk dicapai.
penelitian oleh para ahli kegeografian dan Wisata mengenai pendidikan
para mahasiswa, kini menjadi suatu wadah kegeografian memiliki prospek yang sangat
publik untuk belajar fenomena alam cerah. Melihat dari berkembangnya
sembari menikmati pemandangan. pariwisata sebagai suatu mesin industri
Di berbagai belahan bumi bertebaran raksasa yang menjanjikan banyak
nama-nama lokasi rekreasi kegeografian keuntungan bagi roda perekonomian suatu
kelas dunia seperti Grand Canyon dan negara, wajar kini banyak negara dan badan
Mammoth Cave di USA, Siccar Point di organisasi yang menggarap wisata
Scotlandia, kawasan Karst di Slovenia, kegeografian secara serius. Hal ini tidaklah
Blue Mountains di Australia, dan masih sulit bagi negara-negara yang memiliki
banyak lainnya (Alden, 1999). Ciri khas budaya belajar dan wisata yang telah
tempat-tempat tersebut adalah tersingkap matang, seperti negara-negara barat. Tapi
atau tereksposnya suatu fenomena geologi, menjadi tidak mudah bagi negara dengan
memiliki bentuklahan yang kompleks dan masyarakat yang belum menyadari nilai
telah memiliki informasi atau publikasi ilmiah dan ekonomi suatu singkapan
ilmiah yang sangat memadai. Pada tahun geologi ataupun bentang lahan yang terdiri
1998, Philip Lesslar bersama 5 orang gabungan beberapa bentuk lahan yang
rekannya mulai menggulirkan proyek kompleks. Oleh karenanya perlu adanya
swadaya dan swadana yang mereka penelitian untuk menemukan karakteristik
namakan Proyek Museum Singkapan objek, sebaran, maupun potensi pariwisata
Geologi Miri (The Miri Geological Outcrop kegeografian. Hal ini penting untuk
Museum Project) (Lesslar, 2002). Konsep dijadikan dasar dalam penyiapan bagi

4
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

masyarakat untuk mengembangkan peluang bagi para ahli kegeografian


destinasi wisata di daerahnya. Indonesia untuk bergiat dalam bidang
Jika pariwisata pendidikan wisata kegeografian sangat besar. Apalagi
kegeografian ini digarap secara serius maka mengingat trend sifat para wisatawan masa
akan mendukung industri pariwisata kini yang cenderung menunggu adanya
Indonesia, bahkan sektor ini akan tawaran wisata alam (diungkapkan oleh
berkontribusi terhadap perkembangan Yusuf Sudadi dari Badan Pengembangan
pariwisata dunia. Pariwisata kini telah Pariwisata Indonesia DIY, Bernas,
menjadi menjadi industri terbesar dunia 01/11/2002).
dengan pertumbuhan sekitar 4,3%. Di Prosedur kerja yang akan dilakukan
Indonesia pariwisata merupakan penghasil dalam penelitian ini adalah dengan
devisa terbesar di luar migas, yaitu sebesar melakukan serangkaian survei cepat
5,75 milyar dollar Amerika (data tahun terintegrasi dengan cara pengamatan dan
2000, dikutip dari Bidang Penerangan pengukuran langsung di lapangan mengenai
Kedutaan Besar RI Brunei Darussalam). potensi dan permasalahan di Kabupaten
Dengan melihat situasi tersebut, maka Rembang terkait wisata kegeografian.
muncul inisiatif dari penulis untuk Variabel yang datanya dikumpulkan adalah
mengungkap dan mengukur potensi meliputi gejala atau fenomena alam seperti
Kabupaten Rembang. Sebagai luaran dari puncak gunung, lahan karst, pantai.
riset ini, ditargetkan tersusunnya tipologi, Berikutnya adalah hasil budidaya manusia,
peta dan arahan kebijakan untuk seperti hutan, waduk, pabrik
pengembangan potensi Kabupaten keramik,pertambangan dan artefak. Data
Rembang sebagai destinasi geo-wisata dianalisis dan diklasifikasikan menjadi
sekaligus sebagai laboratorium lapangan tipologi objek pariwisata, berdasar bentuk
geografi. lahannya.
Berikutnya adalah pemetaan sebaran
II. METODE PENELITIAN lokasi dan analisis aksesibilitas objek-objek
Terkait upaya mengungkap potensi wisata kegeografian, dengan sistem
Kabupaten Rembang sebagai destinasi geo- pemosisi global atau GPS (global
wisata dan laboratorium lapangan geografi, positioning systim) dan analisis aksesibilitas
maka penelitian merupakan hal yang sangat objek-objek geowisata dan titik (site) calon
penting untuk dilakukan. Sebagaimana lokasi laboratorium lapangan geografi.
telah dipaparkan dalam pendahuluan bahwa Focus Group Discution (FGD) dilakukan

5
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

untuk menyusun arahan kebijakan perencanaan strategis yang ditulis oleh


pengembangan pariwisata yang berupa Muta’ali, 2003.
Rencana Strategis di Bidang Wisata Khusus pada penyusunan rencana
Pendidikan Kegeografian. Hal ini dirasa tindakan, ditargetkan tersusunnya action
cukup untuk mencapai tujuan pada tahun plan dokumen. Dokumen tersebut berwujud
pertama. Diharapkan pada tahun berikutnya rencana tindak model sederhana, kerangka
terdapat upaya penyiapan dalam rangka kerja logis atau logical frame work. Dengan
menapak pada penggalian aspirasi manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan
masyarakat sebagai dasar implementasi ekonomi di sektor pariwisata,
arahan kebijakan yang dibuat tahun ini. pengembangan bidang wisata kegeografian
Uraian prosedur FGD pada penelitian bisa dijadikan sebagai salah satu wujud
untuk mendukung realisasi penggalian kepedulian para ahli kegeografian untuk
potensi Kabupaten Rembang sebagai membantu memulihkan negara ini dari
destinasi wisata bidang pendidikan krisis ekonomi selama ini.
kegeografian, adalah sebagai berikut.
Memilih stakeholder utama di antara III. HASIL DAN PEMBAHASAN
banyak stakeholder sektor publik yang Kabupaten Rembang merupakan
terkait. Pada penelitian ini dipilih dari salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
kalangan aparatur pemerintah di 10 Tengah yang terletak di ujung utara Pulau
kecamatan, dan perwakilan dari dinas Jawa dan di bagian timurnya sudah
pariwisata. Ditargetkan dihadiri 25 orang. berbatasan langsung dengan wilayah
Berikutnya menganalisis lingkungan dari Provinsi Jawa Timur. Selengkapnya, batas
masing-masing lokasi objek wisata Kabupaten Rembang adalah sebelah utara
kegeografian. Memilih isyu-isyu strategis yang berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah
atau isyu-isyu kunci di bidang wisata barat berbatasan dengan Kabupaten Pati,
pendidikan kegeografian. Menetapkan misi sebelah selatan berbatasan dengan
atau tujuan luas. Membuat analisis Kabupaten Blora dan sebelah timur
eksternal dan internal. Mengembangkan berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro,
tujuan, sasaran, dan strategi dalam melihat Jawa Timur.
setiap isyu. Mengembangkan rencana 3.1 Tipologi Objek-Objek Wisata di
implementasi dalam menjalankan tindakan Kepesisiran dan Pedalaman
strategis. Hal ini sesuai dengan elemen Kabupaten Rembang

6
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

Pada saat ini wilayah kepesisiran tersebut, (Supriharyanto, 2000)


menunjukkan peran dalam meningkatkan mengemukakan bahwa termasuk dalam
fungsi ekonomis suatu wilayah dengan wilayah kepesisiran adalah pantai (shore)
munculnya efek pemeran ganda (multi dan pesisir (coast). Pantai merupakan suatu
player effect), yaitu berkembangnya mintakat antara daratan dan laut yang
kegiatan lain baik yang berkaitan langsung dibatasi oleh rata-rata surut terendah yang
dengan aktivitas ekonomi utama di lokasi disebut sebagai garis pantai (shoreline)
tersebut maupun kegiatan ikutan (tidak dengan rata-rata garis pasng tertinggi air
langsung) dari kegiatan ekonomi terdahulu. laut, yang disebut garis pesisir (coastline).
Untuk itulah diperlukan upaya pengelolaan Pesisir merupakan suatu mintakat
wilayah kepesisiran secara terpadu dan yang dimulai dari garis pesisir (coastline)
terintegrasi. Langkah utama sebelum yang menunjukkan rata-rata garis pasang
melakukan pengelolaan wilayah kepesisiran tertinggi ke arah daratan sampai pada suatu
adalah upaya menginvetarisasi data secara mintakat yang secara genetik
cepat dan tepat. Data tersebut harus dapat pembentukkannya masih dipengaruhi oleh
dibaca dan dimanfaatkan oleh semua aktivitas marine, yang biasanya
pengguna data, dan kemudian dianalisis bentanglahan terakhir berupa dataran
sebagai potensi dan atau permasalahan di alluvial kepesisiran (coastal alluvial plain),
wilayah pesisir sehingga akhirnya dapat hal tersebut dirumuskan oleh CERC, 1994.
digunakan sebagai dasar pengambilan Sedangkan istilah kepesisiran sendiri lebih
keputusan saat melakukan pengelolaan. luas dari pesisir. Wilayah daratan yang
Wilayah kepesisiran merupakan suatu masih terpengaruh aktivitas laut (misalnya
zona yang saling pengaruh antara daratan angin laut) termasuk kepesisiran, meskipun
dan lautan yang merupakan geosfer yang secara kasat sudah berada pada ketinggian
bersifat khusus, yang mana ke arah darat hampir 800 mdpl. Untuk mengurangi
dipengaruhi oleh sifat fisik air laut dan perbedaan persepsi, ditegaskan kembali
sosial ekonomi bahari. Sebaliknya, ke arah bahwa wilayah yang diteliti adalah meliputi
laut di batasi oleh proses alami serta akibat kepesisiran dalam artian ilmiah seperti
dari kegiatan manusia di lingkungan darat. disebutkan dan wilayah pedalaman dalam
Dengan demikian, wilayah kepesisiran persepsi masyarakat umum. Berikut ini
(coastal) merupakan zona yang relatif luas, adalah objek-objek yang diteliti di
termasuk di dalamnya ada pantai (shore) Kabupaten Rembang. Terdapat 17 objek
dan pesisir (coast). Sejalan dengan hal yang diteliti dan akan dinilai potensinya

7
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

sebagai calon lokasi laboratorium lapangan mangrove pada umumnya, selain berfungsi
Jurusan Geografi, Unnes. sebagai penahan abrasi, hutan ini juga
a. Pulau Gede di Desa Tasikharjo, sangat menarik dikunjungi untuk keperluan
Kecamatan Kaliori, Kabupaten wisata. Potensi hutan mangrove ini adalah
Rembang untuk penelitian kegeografian mengenai
Pulau Gedhe merupakan sebuah pulau luasan hutan mangrove, yang ditengarai
yang tak berpenghuni dengan keelokan semakin berkurang. Pada tema ini dapat
pantai yang berpasir putih, dengan air laut ditelusuri faktor determinan penyebab
yang jernih, terletak di sebelah utara berkurangnya luasan tersebut apakah
Kabupaten Rembang. Untuk sampai di disebabkan faktor alami (abrasi) ataukah
pulau ini dibutuhkan perjuangan ekstra, sebagai akibat ulah manusia.
karena di bibir pantai ini tidak ada dermaga, c. Pantai Karang Jahe, Kecamatan
dengan naik sebuah perahu nelayan. Dari Rembang, Jawa Tengah
bibir pantai Rembang, kelompok peneliti Pantai Karang Jahe pada saat ini
berjalan menuju sebuah perahu nelayan adalah pantai terindah yang ada di
yang kemudian menyebrangkan ke Pulau Rembang. Pantai ini memiliki pasir putih
Gede. Perjalanan ditempuh selama 30 dengan deretan pohon cemara yang berada
menit. Jika penyeberangan dilakukan sore di pinggir pantai. Pantai ini juga sangat
hari, pukul 16.30 maka akan terlihat mudah diakses karena berada tidak jauh
fenomena terbenamnya matahari (sun-set). dari jalan utama menuju ke Lasem. Lokasi
Di pulau ini dapat dilakukan studi tentang pantai ini berada di Desa Punjulharjo,
perubahan garis pantai. Hal ini mengingat Kecamatan Rembang. Asal nama Karang
abrasi dan akresi yang terjadi di pulau- Jahe adalah karena di pantai ini banyak
pulau utara Rembang ini relatif intensif, serpihan karang seperti jahe.
sehingga ada pulau yang hilang dan juga Di desa yang sama juga ada sebuah
ada pulau yang baru timbul. tempat menarik yang tidak kalah berharga
b. Hutan Mangrove Pasar Banggi di untuk dikunjungi yakni Situs Perahu Kuno.
Kecamatan Rembang, Jawa Tengah Situs ini adalah tempat di mana ditemukan
Rembang juga punya hutan Kapal Kuno milik Ki Ageng Maloko,
mangrove, yang dapat dijadikan lokasi Kakak dari Sunan Bonang. Sebelum
penelitian untuk ilmu-ilmu kegeografian. diekskavasi, kapal ini sudah tertimbun pada
Lokasinya berada di Desa Pasarbanggi, endapan batu pasir yang relatif memiliki
Kecamatan Rembang. Sebagaimana hutan salinitas, sehingga terawetkan.

8
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

(Sumber : Survei Indrayati, 2016)

Gambar 1. Situs Perahu Kuno di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang

d. Pantai Caruban di Kecamatan e. Gunung Api Purba, Kecamatan


Lasem, Kabupaten Rembang Sluke, Kabupaten Rembang
Lasem juga memiliki wisata pantai Gunung Api Purba ini terletak di tepi
yang akan melengkapi perjalanan laut yang ada di Kecamatan Sluke,
penelitian kegeografian ke kota yang Kabupaten Rembang. Batuan penyusunnya
dijuluki Tiongkok Kecil tersebut. Pantai adalah batuan beku ultrabasis yang sangat
Caruban berada di Desa Gedongmulyo, keras. Kenampakan gunungnya sendiri
Kecamatan Lasem. Area pantai ini cukup sudah tidak terlihat karena sudah
panjang dan luas dengan pasir berwarna mengalami pelapukan dan tererosi,
kecoklatan. Beberapa vegetasi cemara sehingga yang tersisa hanyalah leher
tampak tumbuh di sekitar pantai. Pantai ini magmatis (nect-volcano) sebagai bekas
relatif masih sepi pengunjung, jalur lewatnya magma dari dalam perut
sehingga akan dapat membuat masyarakat bumi. Pantai yang berada disini,
bahagia ketika mengunjunginya, terutama karakteristinya berbeda dengan pantai-
bagi yang menyukai ketenangan. Jaraknya pantai lain di Kabupaten Rembang,
hanya sekitar 8 km dari pusat Kota terkenal dengan nama Jatisari. Pantai
Rembang. Pantai Caruban berlokasikan di Jatisari berada di Kecamatan Sluke,
kecamatan yang sama dengan Pantai Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Pantai
Karang Jahe, yaitu di Kecamatan Lasem. Jatisari juga memiliki pemandangan
Fasilitas yang disediakan di tempat ini berupa pantai yang masih alami, berbatu-
masih minim. Namun pemandangan di batu dengan jenis batuan beku vulkanis
Tempat wisata Pantai Caruban Lasem yang bersifat ultra basis, sangat keras, dan
sendiri juga sangat indah. berwarna dominan hitam.

9
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

f. Hutan Mangrove Dasun di ciri khas yang berbeda jika dibandingkan


Kecamatan Lasem dengan di Hutan Mangrove Pasarbanggi.
Tiap kali angin musim barat dan Di Dasun, wisatanya adalah wisata susur
angin musim timur berembus, pesisir sungai, untuk mengenali berbagai spesies
pantai Rembang selalu bergejolak. mangrove yang ada, yaitu setidaknya
Nelayan tidak melaut, tambak-tambak terdapat 6 spesies mangrove.
rusak, dan sejumlah permukiman g. Puncak Bukit Argopuro, di
dihempas gelombang pasang. Peristiwa itu Kecamatan Pancur, Rembang
terjadi sejak 48 tahun silam saat warga Meski berada di kawasan pesisir,
pesisir pantai membabat habis mangrove Rembang juga punya sebuah bukit yang
untuk tambak bandeng. Hal serupa terjadi bisa didaki, dengan ketinggian 806 mdpl.
pada era 1990 saat budidaya udang windu Namanya lokalnya adalah Gunung Lasem
merebak. Warga kembali menebangi dengan puncaknya dikenal dengan nama
mangrove untuk memperluas tambak. Puncak Argopuro atau Ujungpandang,
Namun saat ini kondisi hutan sudah karena dari puncak bukit ini bisa
membaik, mangrove yang ditanam menikmati pemandangan Kota Rembang
kembali sudah mulai rimbun. Dari enam dari ketinggian. Pendakian ke Puncak
kecamatan yang masuk kawasan pesisir, Argopuro biasa dilakukan melalui Desa
sabuk hijau, mangrove hanya terpusat di Ngroto di Kecamatan Pancur.
tiga desa dalam tiga kecamatan. Wilayah h. Bukit Kekar di Lereng Bukit di
itu adalah Desa Tungulsari (Kecamatan Kecamatan Pancur
Kaliori), Desa Pasar Bangi (Kecamatan Lokasi ini sangat berpotensi
Rembang), dan Desa Dasun (Kecamatan digunakan sebagai tempat penelitian
Lasem). Gelombang pasang tak lagi kegeografian. Di sini ditemukan dua buah
segarang dulu, para petani garam dan bukit yang memiliki kekar atau joint yang
petambak pun dapat bekerja dengan merupakan hasil pelapukan solusional,
tenang. Adapun di Desa Dasun, mangrove khas daerah karst. Lokasinya masih satu
ditanam di sepanjang Sungai Babagan kompleks dengan Gunung Lasem. Salah
yang dikenal sebagai Kali Lasem. satu dari kedua bukit itu sudah hampir
Hamparan mangrove itu membentang habis karena ditambang. Sedangkan
sepanjang 2 kilometer dengan ketebalan 3- satunya lagi seyogyanya segera
5 meter. Dengan demikian, wisata hutan diselamatkan sebagai aset wisata
mangrove yang dikembangkan memiliki pendidikan.

10
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

(Sumber: Survei Indrayati, 2016)

Gambar 2. Bukit Kekar dari Gunung Lasem di Kecamatan Pancur

i. Kawasan Pabrik Semen dan Air atau arah di mana terdapat lokasi pabrik
Terjun Pasucen, di Kecamatan Gunem semen. Setelah sampai di Desa Pasucen,
Objek wisata ini merupakan pabrik kemudian mengikuti rambu-rambu
semen yang baru dibangun, lokasinya petunjuk menuju lokasi.
berada di Desa Tegaldowo dan relatif j. Taman Wisata Alam dan Sumber
dekat dengan kawasan hutan jati. Tema Mata Air “Sumber Semen”
penelitian yang bisa dilakukan di sini Taman Wisata Alam Sumber Semen
adalah kelingkungan, yang dipengaruhi ini memiliki beragam koleksi flora dan
oleh perilaku maupun aktivitas manusia. fauna yang sampai saat ini terpelihara
Misalnya saja, kondisi tanah, air, udara, dengan baik, sangat cocok untuk studi
maupun lingkungan hidup di sekitar pabrik biogeografi. Koleksi flora yang terdapat
yang menjadi berubah karena aktivitas disana adalah Jati (Tectona grandis),
pekerja maupun adanya limbah ataupun Mahoni (Swietenia mahagoni), Miri
sampah dari industri semen tersebut. (Aleurites moluccana), Kepel
Objek kedua adalah Curug (air (Stelechocarpus burahol), Kesemek
terjun) Pasucen, yang terletak di Desa (Diospyros haseltii). Sedangkan fauna
Pasucen, Kecamatan Gunem. Curug ini yang terdapat di Taman wisata ini adalah
memiliki ketinggian berkisar 25 meter. Lutung (Presbytis sp.), Ayam hutan
Airnya bersumber dari sungai kecil di (Gallus sp.), Kutilang (Pycnonotus
atasnya, yang akan berkurang debit airnya aurigaster), Kacer (Lepsypus saularis).
di musim kemarau. Untuk menuju lokasi Lokasi Wisata alam ini berada di Desa
akses dari Kota Rembang adalah lewat Gading, Kecamatan Sale, Kabupaten
Sulang. Kemudian mengambil arah Rembang. Ada beberapa fasilitas yang
Gunem lalu menuju Desa Tegal Dowo sudah terbangun di obyek wisata ini yaitu

11
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

taman terbuka, bumi perkemahan, sarana sewaktu menduduki wilayah Rembang.


bermain anak, musholla, dan yang Salah satu bahan baku pembuatan piring
terutama kolam renang dua buah. adalah kalsium karbonat atau batu
Keunikan lainnya adalah lokasi ini gamping CaCO3.
memiliki tipe iklim C menurut Schmidt l. Kawasan Konservasi Hutan Jati, di
dan Ferguson, curah hujan rendah dan Kecamatan Sale
jumlah hari hujan hanya 68 hari. Selain Kawasan ini merupakan hutan jati
Taman Wisata Alam, di Kecamatan Sale yang masih terpelihara dengan banyaknya
juga terdapat objek sumber air ”Sumber pohon yang berumur tua, dengan
Semen”. Sumber air ini berada di Kawasan diameternya mencapai satu meter.
Karst, berbatuan gamping, digunakan m. Waduk atau Embung Lodan di
sebagai sumber air PDAM Kabupaten Kecamatan Sarang
Rembang. Embung Lodan yang memiliki
k. Kawasan Tambang dan Galian Batu fungsi sebagai irigasi kini juga berfungsi
Gamping, Kecamatan Sale ganda sebagai tempat wisata. Lokasi
Pertambangan batu kapur atau batu embung yang dikelilingi oleh bukit
gamping di Daerah Rembang sudah ada menjadikan kawasan ini memiliki
sejak zaman penjajahan, hal ini terbukti pemandangan yang indah dan cocok untuk
adanya peninggalan seperti kostin yang wisata keluarga di Rembang. Lokasi
berada di daerah Pamotan. Daerah selangkapnya adalah di Lodan Wetan,
pertambangan batuan gamping yang paling Kecamatan Sarang, sekitar 40 km jika
luas saat ini berada di Kecamatan Sale, ditempuh dari pusat Kota Rembang.
selain itu juga di Sluke dan Gunem. n. Goa Karst (Gua Kare) dan Kostin
Sampai saat ini pertambangan batu kapur Peninggalan Jepang
di daerah Rembang masih beroperasi dan Goa Karst yang dilihat oleh peneliti
didistribusikan ke beberapa kota untuk ini bukan goa alami walaupun berada pada
kebutuhan industri seperti ke daerah topografi karst, namun pembentukannya
Gresik, Surabaya, Tuban, Malang, adalah akibat dari aktivitas manusia yang
Semarang, Jakarta serta sampai Luar Jawa melakukan penggalian terhadap batu
dan bahkan sampai ke manca negara. gamping dan kemudian sisanya dibiarkan
Menurut keterangan warga, cerobong asap begitu saja, tanpa ada penimbunan atau
(kostin) tersebut adalah bekas pabrik piring pengurukan. Goa ini kemudian dijadikan
yang di bangun oleh Bangsa Jepang tempat wisata. Fenomena ini berdekatan

12
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

dengan ditemukannya objek yang lainnya, Rembang, diklasifikasikan menjadi empat


yaitu kostin dibuat penjajahan Jepang. tipologi utama, berdasarkan asal usul
o. Waduk Panohan bentukan lahannya, yaitu : a) Objek bentuk
Obyek wisata selanjutnya adalah lahan asal marine (aktivitas laut), yaitu
Waduk Ponohan. Waduk bisa dijadikan berupa Pulau Gede, hutan mangrove,
pilihan wisata murah di Rembang. Lokasi pantai berpasir, dan pantai berbatu,
Waduk Ponahan sendiri berada di Desa kemudian b) Objek bentuk lahan asal
Panohan, Kecamatan Gunem. Waduk ini volcanic yaitu gunungapi purba, Bukit
sebenarnya difungsikan sebagai tempat Argopuro; dan c) Objek bentuk lahan asal
cadangan air untuk wilayah sekitar. solusional atau karst, yaitu bukit kekar,
Namun seiring berjalanan waktu, tempat pertambangan batuan gamping, mata air di
ini dijadikan sebagai wahana wisata karena daerah karst, vegetasi karst yaitu hutan
mempunyai pemandangan yang indah. konservasi jati, dan d) Objek antropogenic
p. Hutan jati di Kecamatan Sulang dan atau buatan manusia, yaitu beberapa
Waduk Sudo di Kecamatan Sulang waduk di topografi karst, perahu antik,
Berbeda dengan hutan jati yang hutan produksi, dan pabrik semen serta
berada di Kecamatan Sale yang merupakan kawasan tambang batuan gamping sebagai
hutan konservasi, hutan jati yang berada di sumber bahan baku yang akan digunakan
Kecamatan Sulang ini merupakan hutan nantinya.
produksi yang dikelola oleh perhutani. 3.2 Pemetaaan dan Analisis Sebaran
Sedangkan mengenai Wasuk Sudo, hal Lokasi dan Aksesibilitas Objek-Objek
yang menarik dari waduk ini adalah Wisata di Pesisir Kabupaten Rembang
dimensi spiritual, yaitu adanya tanah Berikut ini adalah peta destinasi
pemakanan yang berada di tengah waduk. wisata pendidikan kegeografian yang
Secara geografis waduk ini tidak beda dibuat. Peta ini meliputi 17 objek wisata
halnya dengan waduk yang lainnya. dan tersebar ke-10 kecamatan yang ada di
Berdasarkan deskripsi mengenai 17 Kabupaten Rembang. Selengkapnya pada
objek kajian yang berada di Kabupaten gambar berikut

13
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

(Sumber: Survei Indrayati, 2016)

Gambar 3. Peta Destinasi Wisata kegeografian di Kabupaten Rembang

Sebaran lokasi objek-objek wisata di 3.3 Mengukur Potensi Objek-Objek


Kabupaten Rembang merata di seluruh Pariwisata untuk Dikembangkan
wilayah, baik di daerah kepesisiran Sebagai Laboratorium Alam
maupun di daerah pedalaman, yaitu Geografi
perbukitan vulkanik maupun perbukitan Berdasarkan penelitian maka
karst. Aksesibilitas yang baik ditandai indikator dan hasil pengukuran potensi
dengan ketersediaan akses jalan dan objek wisata untuk dijadikan sebagai
sarana transportasi hampir ke seluruh laboratorium alam, dapat dirangkum dalam
lokasi, kecuali di akses ke Pulau Gede tabel 4.1 berikut. Indikator yang disusun
yang belum dilengkapi dermaga dan akses adalah mengacu pada sumber dari
ke perbukitan ultra-basalt di pantai Jatisari UNESCO, (2006) dalam Dowling, (2010),
yang tidak dapat dilalui bis wisata ukuran yang sudah penulis modifikasi dengan
besar. berdasar temuan di lapangan.
Tabel 1. Indikator dan Hasil Penilaian Laboratorium Alam
No Variabel Dimensi Indikator Deskripsi Penilaian
1 Ukuran dan Fisik  Daerah kawasan wisata kegeografian harus  Cukup luas untuk
parameter memiliki batas dan luas yang cukup untuk pengembangan
pengembangan ekonomi ekonomi
 Daerah kawasan wisata kegeografian harus  Cukup luas untuk
memiliki batas dan luas yang cukup untuk aktivitas lokal
aktivitas lokal  Terdapat warisan
 Memiliki warisan geologi yang penting, geologi yang
langka, indah, dan bernilai ilmiah langka
2 Manajemen Sosial  Memiliki badan manajemen yang bertindak  Saat ini belum

14
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

Pengelolaan mempertemukan pemangku kepentingan terbentuk, tetapi


dengan masyarakat ada potensi untuk
 Adanya keterlibatan pemerintah lokal dan terbentuk
masyarakat dengan dukungan kuat dari  Ada potensi
pemerintah pusat karena sudah ada
paguyuban
3 Pengembang Ekonomi Merangsang kegiatan ekonomi lokal dengan asas Sesuai RPJMD Kab
an Ekonomi pembangunan berkelanjutan dan menciptakan Rembang, ada usaha
suatu usaha lokal khas lokal, seperti:
Batik Lasem
4 Aspek Edukatif Tersedianya peralatan pendukung untuk kegiatan Saat ini belum ada,
Pendidikan pengembangan ilmu pengetahuan tetapi berpotensi
kerjasama Perguruan
Tinggi, Jur.Geografi,
UNNES
5 Aspek Sustaina  Sarana pengembangan konservasi kawasan Bisa dilakukan
Konservasi ble atau lindung yang sudah ada, agar diperkuat
dan keberlan-  Pengelola kawasan bertanggungjawab untuk
Perlindung- jutan memastikan perlindungan terhadap warisan
an geologi, dilaksanakan dengan tradisi lokal Bisa dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku
6 Kerjasama Network - Pertukaran pengetahuan dan keahlian dengan Bisa dilakukan
Jaringan ing atau destinasi wisata kegeografian lain yang sudah
Global Kerjasa- lebih dulu dikembangkan
ma
Sumber: Dowling and Newsome(2006)

Tabel 2. Indikator Kelayakan dan Kesiapan (Site Evaluation) untuk Geowisata


No Variabel Dimensi Indikator Deskripsi
Penilaian
1 Geologis Fisik Adanya situs geologi dan fitur-fitur kegeografian Terpenuhi
dengan pembentukan secara alami yang menjadi focus
perencanaan dan pengembangan geowisata
Aksesi- Ada akses yang bisa ditempuh oleh kendaraan menuju Terpenuhi
bilitas ke kawasan

2 Berke- Eko-nomi Mendorong kelayakan ekonomi masyarakat dan Terpenuhi


lanjutan pengelolaan kawasan dengan asas keberlanjutan
Konser-  Dapat mengembangkan kapasitas pariwisata dengan Terpenuhi
vasi asas keberlanjutan di kawasan tanpa merusak
lingkungan
 Tidak merusak keindahan dan keaslian kawasan dan Terpenuhi
bertanggungjawab pada penggunaan kawasan
3 Edukatif Informatif  Adanya media interpretasi yang menarik dan edukatif Berpotensi
Terpenuhi
 Dapat meningkatkan kesadaran wisatawan tentang Berpotensi
konservasi lingkungan secara edukatif Terpenuhi
4 Partisipasi Berbasis Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan Berpotensi
Masyarakat partisi- kawasan Terpenuhi
pasi
5 Kepuasan - Adanya kesan khusus yang didapatkan wisatawan saat Terpenuhi
wisatawan berkunjung ke kawasan wisata kegeografian
Sumber: Dowling and Newsome(2006), dan Indrayati, A, dan Wahyu, S, (2016)

15
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

Dengan demikian secara umum akses jalan dan transportasi hampir ke


dapat dikatakan bahwa sebagian besar seluruh lokasi, kecuali di akses ke Pulau
objek yang diteliti, berpotensi tinggi untuk Gede yang belum dilengkapi dermaga dan
dijadikan laboratorium alam geografi. akses ke perbukitan ultra-basalt di pantai
Beberapa memerlukan pembenahan Jatisari yang tidak dapat dilalui bis wisata
infrastruktur dan penyiapan masyarat ukuran besar. Kesimpulan akhir adalah
pendukungnya, dan sedikit diantaranya potensi objek-objek pariwisata tersebut
kurang sesuai dengan disiplin keilmuan untuk dikembangkan sebagai destinasi
geografi. geowisata dan laboratorium geografi
sebagian besar telah terpenuhi dan
IV. KESIMPULAN DAN SARAN sebagian berpotensi untuk terpenuhi
Tipologi objek-objek pariwisata di dengan mengembangkan aspek
Pesisir Kabupaten Rembang, berdasarkan infrastruktur dan peningkatan sumberdaya
asal usul bentukan lahannya terdiri dari: pengelola.
bentuk lahan asal marine, volcanic, dan
karst dan bentukan antropogenic. Bentuk V. DAFTAR PUSTAKA
lahan asal marine terdiri dari pantai Alden, A., 1999, Touring The Earth,
Getting Down To Earth Around
berlumpur, pantai material karang dan
The World: An Exploration Of
pantai berbatuan ultra basalt yang berasal Geo-Tourism, dengan sumber dari
internet:http://geology.about.com/li
dari gunungapi purba. Bentukan asal
brary/weekly/aa091999.htm?once=
gunungapi terdiri dari gunungapi true&
Andriany, Suci Sarah, dkk., Bulletin of
ultrabasalt dan gunungapi basalt, serta
Scientific Contribution, Volume 14,
bukit sisa. Bentukan asal karst terdiri dari Nomor 1, April 2016 : 75 –88
Angelica M., and Friends, 2010, Social
bukit kapur, gua karst, mata air dan air
And Environmental Effects Of
terjun karst. Sedang bentukan hasil Ecotourism In The Osa Peninsula
Of Costa Rica: The Lapa Rios
budidaya manusia, berupa hutan produksi,
Case, Journal of Ecotourism,
waduk, dan situs perahu kuno, pabrik http://www.informaworld.com/smp
p/title~content=t794297788, On-
keramik dan pertambangan batu kapur.
line publication date: 02 February
Sebaran lokasi objek-objek wisata di 2010
Bernas, 01/11/2002, Wisman Menunggu
Kabupaten Rembang merata di seluruh
Pengembangan Ekowisata.Bidang
wilayah, baik di daerah kepesisiran Penerangan Kedutaan Besar RI
untuk Brunei Darussalam, 2000,
maupun di daerah pedalaman.
Data Devisa Sektor Pariwisata
Aksesibilitas ditandai dengan ketersediaan Dowling, R & Newsome, D.(Eds.)., 2006,
Geotourism, Suistainability,

16
JURNAL GEOGRAFI VOLUME 14 NO. 1 JANUARI 2017

Impacts and Management. Caves. http://www.ecomedia-


Oxford:Elseivier, Butterworth software.com/index.html
Heinemann Muta’ali, L, 2003, Teknik Penyusunan
ECRC, 1994, Shore Protector Manual, Rencana Strategis, Fakultas
Vol. II, Department of The Army, Geografi, UGM, Yogyakarta
U.S Army Corp of Enginer, Newsome D, Dowling R (eds)., 2010,
Washington D.C. Geotourism and Ecotourism, Good
Indrayati, A, Wahyu S, 2016, Fellow Publishers.
Pendampingan Masyarakat dalam Tourtelott. 2002.
Penyiapkan Kabupaten Rembang www.nationalgeographic.com/explor
Sebagai Destinasi Wisata ers/.../jonathan-tourtellot/
Pendidikan Kegeografian: Laporan Supriharyanto, 2000, Pelestarian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Pengelolaan Sumber Daya Alam di
DIPA FIS, Universitas Negeri Wilayah Pesisir Tropis, Gramedia,
Semarang Jakarta
Lesslar, P., 2002, Destination Miri Setting Yoeti, O.A., 2000, Ekowisata Pariwisata
an Agenda For Geotourism in Berwawasan Lingkungan, P.T.
Ecotourism: The Tourism of Pertja, Jakarta.
Geology And Landscape - A
Geological Tour Northern
Sarawak's National Parks & Giant

17

Anda mungkin juga menyukai