Abstraksi
Abstraksi
DOSEN MUDA
Oleh:
_________________________________________________________
BAB I. PENDAHULUAN
Angkutan umum yang juga berperan penting di dalam Kota Depok untuk
melayani kegiatan transportasi penduduknya adalah Angkutan Kota.
Angkutan Kota inilah yang menghubungkan antar wilayah yang satu
dengan yang lainnya. Terutama antar daerah permukiman penduduk
dengan pusat kota Depok.
Dan yang menjadi studi kasus adalah dengan dicabutnya subsidi BBM
dari pemerintah semenjak Oktober 2005 yang mengakibatkan terjadinya
kenaikan harga BBM sebesar 87,50% di seluruh Indonesia berdampak
langsung terhadap angkutan/sarana transportasi yang menggunakan
Bahan Bakar Minyak.
Sampai dengan tahun 2009, kenaikan harga bensin / premium masih bisa
dipertahankan dari harga Rp.2.400,00 sampai stabil di kisaran harga
Rp.4.500,00. Tetapi akibat efek berganda kenaikan BBM adalah kenaikan
harga-harga lainnya untuk operasional kendaraan. Faktor-faktor tidak
langsung tersebutlah yang perlu diperhatikan dalam kenaikan tarif
angkutan kota yang sesuai dengan Buku Operasional Kendaraan yang
dikeluarkan DLLAJ Depok.
1.2. Identifikasi Masalah
Apakah kenaikan tarif angkutan umum dalam hal ini yang saya bicarakan
tarif angkutan umum dalam kota Depok sudah sesuai dengan surat
keputusan yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
Batasan masalah Studi ini difokuskan hanya pada masalah kenaikan tarif
angkutan kota di wilayah administratif Kotamadya Depok. Kenaikan Tarif
angkutan kota tersebut berhubungan dengan kenaikan Bahan Bakar
Minyak antara tahun 2005 sampai dengan 2009. Terutama kenaikan harga
bensin atau premium sebagai bahan bakar utama angkutan umum.
Nahar MT., Dra.Julita dan Supriatna MSIE., Drs.Yayat, et all, 2002, Studi
Komparasi Model Matematika: Regresi Linier Sederhana dan
Regresi Linier Multistep Pada Penentuan Tarif Angkutan Umum
Buskota DAMRI Bandung Berdasarkan Analisis BOK,ATP dan
WTP Masyarakat, FMIPA Universitas Padjajaran.