Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI FIBER OPTIK


Modulasi Intensitas Cahaya

oleh :

Uma Rizky Karina


1231130029

3C
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
1. Judul Percobaan
Percobaan Modulasi Intensitas Cahaya.
2. Tujuan
Mempelajari karakteristik DC dari konverter elektris ke Optik.

3. Alat dan Bahan


E/O converter (U-2980A) 1 Buah
DC Power Supply (U-2980P) 1 Buah
2-Channel oscilloscope 1 Buah
Low Frequency Oscillator 1 Buah
Optical Power Meter 1 Buah
Optical Fiber Cable 1 Buah
Digital Multimeter 1 Buah

4. Teori Dasar

Pengertian Sistem Komunikasi Serat Optik


Sistem Komunikasi Serat Optik adalah sistem komunikasi yang dalam pengiriman dan
penerimaan sinyal menggunakan sumber optik, detektor optik, dan serat optik dan
dengan panjang gelombang cahaya 850 nm, 1310 nm dan 1550 nm. Memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Arah Kirim
a. Memperbaiki dan menggabungkan sinyal-sinyal input.
b. Mengubah sinyal listrik/elektris menjadi sinyal optik cahaya.
2. Arah Terima
a.Mengubah sinyal optik/cahaya menjadi sinyal listrik/elektris.
b.Memperbaiki dan memisahkan sinyal-sinyal input.

Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik


Gambar di bawah merupakan blok diagaram sistem komunikasi serat optic secara
umum, dimana fungsi-fungsi dari setiap bagian adalah sebagai berikut :
 Message Origin
- Message origin bisa berupa besaran fisik non-listrik (suara atau gambar),
sehingga diperlukan transduser (sensor) yang merubah message dari bentuk
non-listrik ke bentuk listrik.
- Contoh yang umum adalah microphone merubah gelombang suara menjadi
arus listrik dan Video cameras (CCD) merubah gambar menjadi arus
listrik.

 Modulator dan Carrier Source


- Memiliki 2 fungsi utama, pertama merubah message elektrik ke dalam
bentuk yang sesuai, kedua menumpangkan sinyal ini pada gelombang yang
dibangkitkan oleh carrier source.
- Format modulasi dapat dibedakan menjadi modulasi analog dan digital.
- Pada modulasi digital untuk menumpangkan sinyal data digital pada
gelombang carrier, modulator cukup hanya meng-on kan atau meng-off
kan carrier source sesuai dengan sinyal data-nya.

Transmitter

Message Carrier Channel


Modulator
Origin Source Coupler

Fiber
Information
Fiber Fiber Channel

Optical Repeater Optical


Amplifier Or Optical Amplifier
Amplifier Fiber

Message
Detector Amplifier Processing
Output

Receiver

- Carrier sourc membangkitkankan gelombang cahaya dimana padanya


informasi ditransmisikan, yang umum digunakan Laser Diode (LD)atau
Light Emitting Diode (LED).

 Channel Coupler
- Untuk menyalurkan power gelombang cahaya yang telah termodulasi dari
carrier source ke information channel (serat optik).
- Merupakan bagian penting dari desain sistem komunikasi serat optik sebab
kemungkinan loss yang tinggi.

 Information Channel (Serat Optik)


- Karakteristik yang diinginkan dari serat optik adalah atenuasi yang rendah
dan sudut light-acceptance-cone yang besar.
- Amplifier dibutuhkan pada sambungan yang sangat panjang (ratusan atau
ribuan kilometer) agar didapatkan power yang cukup pada receiver.
- Repeater hanya dapat digunakan untuk sistem digital, dimana berfungsi
merubah sinyal optik yang lemah ke bentuk listrik kemudian dikuatkan
dan dikembalikan ke bentuk sinyal optik untuk transmisi berikutnya.

 Detector dan Amplifier


- Digunakan foto-detektor (photo-diode, photo transistor dsb) yang
berfungsi merubah sinyal optik yang diterima menjadi sinyal listrik.
 Signal Processor
- Untuk transmisi analog, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering
sinyal. Filtering bertujuan untuk memaksimalkan rasio dari daya sinyal
terhadap power sinyal yang tidak diinginakan. Fluktuasi acak yang ada
pada sinyal yang diterima disebut sebagai noise.Bagaimana pengaruh noise
ini terhadap sistem komunikasi ditentukan oleh besaran SNR (Signal to
Noise Ratio), yaitu perbandingan daya sinyal dengan daya noise, biasanya
dinyatakan dalam desi-Bell (dB), makin besar SNR maka makin baik
kualitas sistem komunikasi tersebut terhadap gangguan noise.
- Untuk sistem digital, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering
sinyal serta rangkaian pengambil keputusan .

 Message Output
- Jika output yang dihasilkan di presentasikan langsung ke manusia, yang
mendengar atau melihat informasi tersebut, maka output yang masih dalam
bentuk sinyal listrik harus dirubah menjadi gelombang suara atau visual image.
Transduser (actuator) untuk hal ini adalah speaker untuk audio message dan
tabung sinar katoda (CRT) (atau yang lainnya seperti LCD, OLED dsb) untuk
visual image.

Sumber Cahaya Optik


Sumber cahaya optik adalah bagian yang berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi cahaya.Sumber cahaya optik juga disebut sebagai pemancar
optik.Sumber-sumber cahaya untuk optik bekerja sebagai pemancar- pemancar cahaya
dan karena itu harus memenuhi beberapa persyaratan yang diperlukan untuk tujuan
ini.

Sumber-sumber cahaya juga harus mampu untuk dimodulasi dengan mudah.Serta


pemancar-pemancar cahaya tersebut haruslah kecil, ringkas (compact), dan dapat
dengan mudah digandengkan ke serat.

Komponen yang banyak dipakai sebagai sumber cahaya :


1. LED (Light Emitting Diode)
Karakteristik :
o Umumnya memakai kabel serat optik multimode.
o Sirkit lebih sederhana.
o Harganya lebih murah.
o Cahaya yang dipancarkan LED bersifat tidak koheren yang akan
menyebabkan dispersi chromatic sehingga LED hanya cocok untuk
transmisi data dengan bit rate rendah sampai sedang (Untuk
komunikasi berkecepatan < 200 Mb/s).
o Daya keluaran optik LED adalah -30 ~ -10 dBm.
o LED memiliki lebar spectral (spectral width) 30–50 nm pada panjang
gelombang 850 nm dan 50–150 nm pada panjang gelombang 1310 nm.
2. Diode LASER (Light Amflification by Stimulated Emission of Radiation)
Karakteristik :
o Umumnya menggunakan kabel optik single mode.
o Response time < 1 nano detik.
o Cahaya yang dipancarkan oleh dioda laser bersifat koheren.
o Diode laser memiliki lebar spektral yang lebih sempit (~1 nm) jika
dibandingkan dengan LED sehingga dispersi chromatic dapat ditekan.
o Diode laser diterapkan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi
(Untuk komunikasi berkecepatan diatas 200 Mb/s)
o Daya keluaran optik dari diode laser adalah 0 ~ 10 dBm.
o Karakteristik arus kemudi daya optik diode laser tidak linier.
o Kinerja (keluaran daya optik, panjang gelombang, umur) dari diode
laser sangat dipengaruhi oleh temperatur operasi.

Detektor Optik
Detektor Optik atau photodetektor disebut sebagai penerima.Photodetektor berfungsi
mengubah sinyal optik/cahaya menjadi sinyal listrik. Karena perangkat ini berada di
ujung depan dari penerima optik maka photodetektor harus memiliki kinerjayang
tinggi. Persyaratan kinerja yang harus dipenuhi oleh photodetektor meliputi:
o memiliki sensitivitas tinggi.
o memiliki lebar bidang atau kecepatan response/tanggapan yang cukup untuk
mengakomodasi bit rate data yang diterima.
o hanya memberikan noise tambahan minimum.
o tidak peka terhadap perubahan suhu.

Photodetektor yang digunakan :


a. Diode PIN
o Time response lebih lambat
o Kecepatan tinggi
o Tegangan yang dipakai rendah
b. Avalanche Photo Diode (APD)
o Time response lebih cepat/sensitivitas tinggi
o Internal noise besar
o Lebih sensitif terhadap perubahan temperature

Modulasi Intensitas Cahaya


Variasi Intensitas Cahaya merupakan fungsi dari arus input. Modulasi intensitas
bergantung dari karakteristiknya. Bergantung pada tipe input gelombang, modulasi ini
di bedakan menjadi modulasi digital (untuk input pulsa) atau modulasi analog (untuk
gelombang sinus).
Pada percobaan ini, power optic dihitung untuk sinyal input 1KHz menggunakan
karakterisitik DC E/O converter. Arus LED dicari pada osiloskop ketika sinyal input
pada nilai 1KHz dengan gelombang sinus. Tampilan bentuk gelombang arusakan
muncul ketika pengaturan bias dirubah.
Langkah Percobaan
1. Merangkai modul seperti pada gambar

2. Menghubungkan terminal daya U-2980P dan U-2980A


3. Dengan menggunakan adapter tipe ST yang cocok dengan kabel fiber optic,
menghubungkan output terminal optic dari U-2980A ke terminal tipe FC
(opsional) dari Power meter.
4. Mengatur penunjuk SW E/O converter ke AC dan pindah “LED bias current
adjust” ke posisi Min.
5. Menyalakan power. Sambungkan multimeter digital ke terminal monitor.
6. Menghubungkan terminal output osilator frekuensi rendah ke terminal input
TTL/Analog.
7. Menghubungkan input CH1 dari osiloskop ke terminal input dan ground pada
TTL/Analog E/O converter.
8. Mengatur output dari osilator LF pada nilai 1kHz gelombang sinus 1.8 Vrms.
9. Mengatur arus bias pada nilai 25 mA. Menghubungkan CH2 pada osiloskop ke
terminal monitor E/O converter dan memastikan tidak ada pemotongan pada
bentuk gelombang. Jika terjadi kasus pemotongan, maka mengurangi nilai
output osilator LO. Membaca nilai min dan max pada arus yang dicari pada
osiloskop dan menghitung daya optic.
10. Bentuk gelombang pada gambar di bawah ini ditentukan dengan menggunakan
osiloskop digital. Daya opticnya sebesar 31.5 nW
5. Hasil Percobaan

Input 1kHz 1.8vrms sinus dan terjadi pemotongan pada gelombangnya (langkah 8)

Gambar (a)

Gambar (b)
Input 1kHz 1.8vrms sinus dengan revisi pada gelombang yang terpotong pada
langkah 8. (langkah 9)

Gambar (c)
7. Analisa Data

Gambar a
𝑣
Voutput = 1.6 𝑑𝑖𝑣 × 2 𝑑𝑖𝑣 = 3.2 𝑉

Gambar b
𝑣
Voutput = 1.4 𝑑𝑖𝑣 × 2 𝑑𝑖𝑣 = 2.8 𝑉

Gambar c
𝑣
Voutput = 2.8 𝑑𝑖𝑣 × 2 𝑑𝑖𝑣 = 5.6 𝑉

8. Kesimpulan

Dari praktikum di atas, dapat disimpulkan bahwa:


1. Pada sisi output, nilai frekuensi yang digunakan mempengaruhi terjadinya
pemotongan bentuk gelombang atau tidak.
2. Nilai arus bias juga mempengaruhi muncul atau tidaknya pemotongan bentuk
gelombang.
3. Modulasi intensitas cahaya dibedakan menjadi modulasi digital (untuk input
pulsa/TTL) atau modulasi analog (untuk gelombang sinus).

Anda mungkin juga menyukai