(Vietnam, Laos, Kamboja) dan India. Di Indonesia, gurame berasal dari pulau Sumatera,
Kalimantan dan Jawa. Di Malaysia, sama seperti di Sumatera, gurame lebih dikenal dengan
nama ikan kaloi. Sementara di Thailand dikenal dengan nama Pla Rad.
Gurame adalah spesies terbesar dari sub ordo Anabantoid. Anabantoid berasal dari
bahasa yunani yang berarti “beranjak ke atas”. Ikan dari subordo ini biasanya naik ke
permukaan air untuk mengambil napas dari udara bebas. Anabantoid memiliki organ
pernapasan khusus yang disebut labirin, organ yang terdiri dari banyak lipatan membran
berstruktur menyerupai labirin yang rumit. Labirin kaya akan darah yang memungkinkan
transfer oksigen dari air yang dihirup ke sistem peredaran darah gurame. Dengan memiliki
organ ini, gurame dapat bertahan hidup di air yang rendah oksigen. Labirin juga membantu
ikan dari sub ordo Anabantoid untuk membentuk buih/gelembung yang biasa digunakan
sebagai sarang telur mereka. Labirin akan menahan udara yang mereka hirup dan kemudian
dikeluarkan lagi setelah dilapisi zat berminyak sehingga terciptalah buih/gelembung di
permukaan air. Ikan lain yang termasuk dalam sub ordo ini adalah ikan cupang, ikan sepat,
dan ikan betok.
Gurame merupakan ikan konsumsi dengan harga relatif mahal dibanding ikan air
tawar lainnya namun tetap digandrungi karena rasanya gurih dan tidak memiliki duri halus
seperti ikan mas sehingga lebih mudah disantap. Harga ikan gurame segar untuk konsumsi
berkisar antara 25 ribu hingga 35 ribu rupiah per kilogram. Di Tasikmalaya yang terkenal
sebagai daerah pemasok gurame, harga gurame bisa saja lebih murah dibanding daerah lain.
Resep masakan ikan gurame paling populer adalah ikan gurame asam manis.
JENIS GURAME
Merupakan jenis gurame konsumsi yang paling mudah ditemukan dan banyak dibudidayakan
karena merupakan spesies gurame terbesar.
Garis-garis hitam pada sisi tubuh mereka lama kelamaan akan memudar seiring
pertumbuhannya. Gurame dewasa dapat tumbuh hingga ukuran 70cm dengan berat badan
8kg.
Elephant Ear Gourami (Osphronemus exodon)
Gurame jenis ini hidup di sepanjang sungai mekong yang menyusuri Thailand, Kamboja dan
Laos. Memiliki ciri khas bentuk tubuh yang lebih lebar dibanding jenis gurame lainnya dan
terdapat bintik hitam di dekat ekor.
Jika sudah besar, akan tumbuh gigi halus pada mulutnya. Exodon adalah jenis gurame yang
langka dan harganya cukup mahal.
Berasal dari Indonesia dan Malaysia (Sabah). Di Malaysia, gurame jenis ini hidup di sungai
Kinabatangan. Memiliki ciri khas warna merah pada semua siripnya.
Saat dewasa, gurame jenis ini memiliki tubuh yang lebih kecil dibanding jenis gurame
lainnya. Karena warnanya yang cantik, gurame sirip merah lebih sering dipelihara di
akuarium atau kolam daripada dikonsumsi. Harga gurame jenis ini adalah yang termahal
dibanding gurame lainnya.
Seven Striped Giant Gourami (Osphronemus septemfasciatus)
Berasal dari Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sarawak). Di Indonesia, gurame jenis ini
hidup di sungai Kapuas dan Mahakam.
Merupakan salah satu gurame hias dengan ciri khas sisik berwarna jingga (orange) muda,
pink, atau putih.
Red Eye Giant Gourami (Osphronemus goramy var.)
Warnanya yang terang membuat mereka terlihat mencolok jika dipelihara di kolam bersama
ikan gurame dari jenis lain. Karena itu pula, banyak pecinta gurame yang memelihara gurame
jenis ini bersama ikan koi yang juga memiliki pola warna terang sehingga terlihat selaras.
HABITAT
Ikan gurame hidup di perairan tenang seperti rawa, danau, dan sungai. Gurame jarang ditemui
atau tidak ditemukan sama sekali pada sungai berarus deras. Gurame menyenangi air yang
tidak terlalu keruh dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan.
Gurame memiliki organ labirin yang memungkinkan mereka untuk menghirup oksigen
langsung dari udara bebas pada permukaan air melalui mulut mereka.
Selain di alam liar, ikan gurame dibudidayakan di kolam-kolam dan dapat hidup damai
berdampingan dengan ikan-ikan lain seperti nila, mujair dan tawes selama kebutuhan makan
mereka tercukupi. Air kolam budidaya gurame wajib diberikan garam secukupnya secara
rutin untuk mencegah munculnya penyakit.
Daun Sente
MAKANAN
Gurame adalah hewan omnivora dengan pola makan yang unik. Saat masih kecil, gurame
cenderung bersifat karnivora dengan memakan kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, blood
worm dan hewan kecil lainnya. Saat menginjak remaja, mereka lebih menyukai makan
dedaunan seperti daun keladi/talas/sente, daun pepaya, kangkung, daun singkong, daun ubi
jalar dan daun-daun lainnya.
Di kolam budidaya, pelet adalah makanan utama ikan gurame dan masih sering diselingi
pakan dedaunan pada sore hari. Pemberian daun pepaya pada masa pemijahan biasanya tidak
dilakukan karena dipercaya dapat merusak kantong telur gurame. Daun ubi jalar yang rendah
protein juga tidak diberikan karena akan memberikan hasil yang kurang produktif. Dedaunan
yang dipercaya paling baik sebagai makanan induk gurame adalah daun keladi yang
sebelumnya dilayukan terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan getahnya.
SIKLUS HIDUP
Gurame dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya namun panjang umur (dapat
hidup hingga 20 tahun). Siklus hidup ikan gurame dimulai dari pemijahan oleh induk gurame
jantan dan induk gurame betina. Cara membedakan induk gurame jantan dengan induk
gurame betina adalah dengan melihat sirip ekor, dahi, bibir bawah/rahang, dan dasar sirip
dada.
Dahi rata
Usia induk gurame jantan saat pemijahan adalah 2-2,5 tahun dan usia induk gurame betina
2,5-3 tahun. Peternak gurame biasanya mengawinkan gurame jantan dengan gurame betina
dari keturunan yang berbeda untuk mencegah inbreeding (perkawinan sedarah) yang dapat
menghasilkan benih dengan kualitas genetik kurang baik. Gurame termasuk ikan poligami,
perbandingan jantan dengan betina yang ideal adalah 1:4.
Saat masa pemijahan, pemberian pakan pelet dikurangi dan daun keladi ditambah untuk
mengurangi timbunan lemak. Ikan yang terlalu gemuk karena lemak akan menghasilkan
jumlah telur sedikit dan telur yang terbalut lemak memiliki daya tetas rendah.
Ikan gurame membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan dan pasangannya
sebelum memijah. Proses adaptasi berjalan cukup lama, bisa sampai 2 minggu. Setelah
mendapat pasangan, induk gurame jantan akan membuat sarang dengan cara menarik dan
menyusun bahan pembuat sarang. Di alam liar, bahan pembuat sarang terdiri dari batang
rumput liar yang menjalar di pinggir sungai dan bahan-bahan lain yang bisa mereka temukan.
Di kolam budidaya, peternak biasanya menyediakan ijuk atau sabut kelapa yang sudah
dibersihkan dan dihaluskan (disisir). Pembuatan sarang membutuhkan waktu sekitar satu
minggu. Selesai membuat sarang, gurame akan kawin (biasanya terjadi pada sore hingga
malam hari) dan memijah selama 2-3 hari.
Sarang Ikan Gurame
Induk gurame betina akan mengeluarkan telur dari perutnya dan meletakannya di sarang.
Sementara induk gurame jantan menyemprotkan spermanya hingga terjadi pembuahan. Telur-
telur yang melayang bebas di luar sarang akan dipindahkan oleh jantan dengan mulutnya ke
dalam sarang sembari tetap menjaga sarang dari predator dan gangguan lainnya. Gurame
jantan akan menyusun telur mereka di sarang lapis demi lapis sebelum akhirnya menutup
sarang yang tadinya setengah terbuka menjadi bulatan utuh. Telur dalam sarang yang disusun
mengumpul di satu tempat (tidak berlapis-lapis) akan mengakibatkan telur yang berada di
tengah tidak memperoleh oksigen yang cukup dan gagal menetas. Permukaan air yang
berminyak dan berbau amis menandakan proses pemijahan sudah terjadi. Setelah pemijahan
selesai, induk gurame jantan akan pergi dan induk gurame betina yang akan menjaga dan
merawat telur-telur mereka. Secara berkala, induk gurame betina akan mengibas-ngibaskan
siripnya di sekitar sarang untuk mensuplay oksigen pada telurnya.
TELUR
Induk gurame betina dapat menghasilkan telur sekitar 3000-4000 butir dengan diameter
sekitar 2mm. Telur ikan gurame tidak tenggelam dan tidak bersifat melekat pada benda yang
disentuhnya. Telur yang sehat berwarna kuning bening sedangkan yang yang berwana kusam
(tidak tembus pandang) adalah telur mati. Setelah 36-48 jam, telur gurami akan menetas.
Larva ikan gurame yang menetas akan terapung dengan bagian perut berada di sebelah atas
karena kuning telurnya mengandung minyak. Kuning telur ini akan menjadi sumber makanan
larva gurame selama 7-12 hari ke depan. Setelah seminggu lebih, kuning telur mulai
hilang, organ-organ ikan sudah terbentuk sempurna dan anak ikan sudah bisa berenang
dengan posisi perut di sebelah bawah. Anak ikan gurame sudah bisa diberi makan secara
bertahap dengan memberikan kutu air, cacing sutera, jentik nyamuk atau blood worm secara
bertahap sesuai bukaan mulutnya.
ANAK IKAN/BENIH
Setelah melewati fase larva, anak ikan gurame biasa disebut benih dan sudah bisa
diperjualbelikan. Peternak biasanya memelihara benih di akuarium secara intensif agar
pertumbuhannya maksimal. Setelah satu bulan, anak ikan gurame sudah seukuran biji oyong.
Fase benih berlangsung cukup lama, sekitar 5 bulan sebelum dibesarkan lagi beberapa bulan
hingga mencapai ukuran siap konsumsi (500 gram). Ikan gurame akan matang secara seksual
setelah berusia 2-3 tahun.
Bakso Gurame
Bahan Bakso
Bahan Kuah
Bahan Tambahan
Cara Membuat
Campur semua bahan bakso menjadi satu. Aduk rata dengan menggunakan
tangan. Bentuk bulatan sesuai selera, masukkan dalam air mendidih. Biarkan
hingga bakso matang, lalu angkat dan tiriskan.
Buat kuah bakso dengan menumis bawang putih sampai harum, tambahkan air,
masukkan jahe. Biarkan mendidih. Tambahkan garam dan merica bubuk, aduk
sebentar. Sebelum diangkat masukkan irisan daun bawang.
Hidangkan dengan cara masukkan irisan lontong dan bakso gurame ke dalam
mangkuk, tuangi dengan kuah bakso, lalu taburi dengan bawang goreng, irisan
seledri dan irisan daun bawang. Tidak lupa saus tomat dan sambal.
Nah bagi sobat yang tertarik untuk membuat nugget dari ikan gurami untuk saian makan hari ini,
saya akan segera membuatkan resep sederhana yang gampang anda ikuti di rumah. Resep
yang akan saya bagikan kali ini semoga bisa memberikan pengetahuan dan menambah ilmu
memasak anda semua di rumah. Untuk mempersingkat waktu silahkan anda simak resep spesial
yang berikut ini.
Bahan-bahan :
1. Campurkan daging gurami, bumbu-bumbu dan sebutir telur ke dalam wadah blender, lalu
haluskan dengan blender tersebut. Campurkan adonan daging gurami yang sudah
diblender dengan tepung kanji dan susu cair, lalu aduk-aduk hingga bahan tercampur
rata.
2. Olesi mangkuk tahan panas menggunakan mentega, kemudian ratakan adonan daging
gurami ke dalam mangkuk tersebut, lalu kukus hingga matang, kemudian angkat dan
dinginkan.
3. Potong hasil kukusan nugget yang sudah matang sesuai dengan selera anda masing-
masing, kemudian celupkan ke dalam telur kocok, lalu lumuri dengan tepung panir.
4. Panaskan minyak yang banyak dalam wajan, lalu goreng nugget hingga warna berubah
menjadi kuning keemasan, lalu angkat dan tiriskan.
5. Nugget ikan gurami siap di disajikan dengan saus sambal, atau digunakan sebagai lauk
makan.