Anda di halaman 1dari 11

Ikan Mujair – Ikan mujair merupakan ikan konsumsi air tawar.

Ikan ini merupakan salah satu


ikan yang murah “biaya pemeliharaannya” dan sangat digemari. Bentuk badannya pipih dengan
warna abu-abu, coklat, atau hitam.

Ikan mujair berasal dari perairan Afrika dan di Indonesia untuk pertama kalinya ditemukan pada
tahun 1939 oleh Bapak Mujair di muara sungai Serang, pantai selatan Blitar Jawa Timur.

Ikan mujair mudah dipelihara, berkembang biak dan pertumbuhannya cepat. Makanannya berupa
plankton atau alga, mudah berkembang di kolam maupun sungai.

Ikan mujair dapat beradaptasi pada lingkungan dengan kualitas air yang relatif jelek dan pH yang
asam.

Contents [show]

Sejarah Ikan Mujair


www.mancingarena.com

Ikan mujair memiliki nama ilmiah Oreochromis mossambicus, yang menunjukkan tempat asal
ikan tersebut, yaitu terletak di daerah Afrika.

Riwayat ikan mujair menurut Soeseno, dimulai dengan penemuan beberapa ekor ikan oleh pak
Mujair, seorang kontak tani atau penghubung desa Papungan Blitar yang sedang berkunjung ke
rumah saudaranya untuk melihat ikan-ikan gepeng di muara kali serang yang airnya payau.
Pak mujair melihat beberapa ekor ikan yang belum pernah ada di daerah tersebut. ikan-ikan
gepeng itu dibawa pulang dan dipelihara di kolam pekarangan yang berair.

Akan tetapi, sebagian besar ikan tersebut mati. Hanya beberapa ekor ikan saja yang hidup,
karena tahan menghadapi pergantian air, dari air payau ke air tawar.

Historis museum di Leiden memberi nama ilmiah ikan gepeng tersebut dengan nama Tilapia
zillii. Akan tetapi pada tahun 1947, ikan tersebut diberi nama Tilapia mossambica.

Schuter yang membawa ikan itu dari desa Papungan ke Surabaya mengusulkan agar ikan
tersebut diberi nama ikan mujair sebagai tanda penghargaan terhadap penemunya.

Taksonomi dan Morfologi Ikan Mujair

ffish.asia

Nama ilmiah ikan mujair adalah Oreochromis mossambicus, dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Mozambique tilapia, atau kadang-kadang secara tidak tepat disebut “Java tilapia”.

Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut:

 Kelas : Pisces
 Sub kelas : Teleostei
 Ordo : Percomorphi
 Sub-ordo : Percoidea
 Famili : Cichlidae
 Genus : Oreochromis
 Species : Oreochromis mossambicus

Mujair termasuk ikan omnivora, yaitu pemakan segala. Giginya tajam namun tidak seganas
piranha. Sirip punggung atau dorsalnya memiliki 15-17 duri yang tajam dan 10-13 jari-jari yang
durinya berujung lunak dan sirip dubur atau anal dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.

Warna tubuh ikan mujair pada umumnya abu-abu kehijauan, kecokelat-cokelatan, atau kehitam-
hitaman, bergantung pada keadaan lingkungannya.

Kalau lingkungannya coklat keruh, kolam tidak subur, mereka menyesuaikan warna badannya
menjadi kecoklat-coklatan. Kalau airnya hijau, seperti di kolam yang subur, tubuh ikan mujair
akan berwarna kehijau-hijauan.

Demikian pula apabila lingkungan biru gelap seperti danau yang dalam, warnanya akan kehitam-
hitaman.

Tilapia nicolica atau ikan nila memiliki kemiripan dengan ikan mujair, yang namanya sudah
lama dikenal yaitu Tilapia mossambica.

Ikan mujair dan ikan nila sebenarnya masih satu keluarga dekat, yaitu keluarga cichlidae, dari
suku percomophi. Keduanya berasal dari tempat yang sama yaitu benua Afrika.

Kalau ikan mujair terdapat di sungai Mozambique, ikan nila banyak terdapat di sungai Nil.

Perbedaan yang mudah dilihat terletak pada garis-garis di sirip ekor dan sirip punggung. Pada
ikan nila, sirip ekornya bergaris-garis hitam tegak lurus, dan pada sirip punggungnya garis-garis
hitam tersebut melintang atau tegak lurus pada sirip. Adapun pada ikan mujair tidak terdapat
garis-garis pada sirip ekor dan sirip punggungnya.

Pertumbuhan Ikan Mujair


en.wikipedia.org

Ikan mujair merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak mengkonsumsi pakan. Makanan
yang paling disukai pada fase larva adalah Brachionus sp., Artemia sp., dan Moina sp.

Karena makannya yang banyak dan lahap itu maka ikan mujair cepat pertumbuhannya. Ikan
mujair merupakan ikan yang aktif makan pada siang hari atau disebut sebagai ikan diurnal.

Oleh karena itu, pada budidaya ikan mujair, pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang, dan
menjelang senja.

Perbandingan panjang total tubuh dengan tinggi badannya ikan mujair lokal adalah 2,5:1,
sedangkan ikan mujair dari Afrika perbandingannya 3:1.

Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh, tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan tidak tercemar minyak atau limbah pabrik lainnya.

Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai. Keasaman air yang
baik untuk ikan mujair berkisar 7-8 dan untuk suhu berkisar 20-250C.
Reproduksi Ikan Mujair

www.botany.hawaii.edu

Ikan mujair jantan dan betina ditandai dengan perbedaan kelamin sekunder. Akan tetapi
perbedaan ini baru dapat terlihat setelah ikan mujair mencapai berat sekitar 30-40 gram/ekor,
yaitu pada saat mulai dewasa.

Tanda-tanda yang ada berupa seks dimorphisme (berdasarkan bentuk) dan dichromatisme
(berdasarkan warna). Perut dan dagu ikan mujair jantan berwarna gelap.

Adapun pada ikan mujair betina, perut dan dagunya berwarna biru. Bagian hidung dan rahang
ikan mujair jantan bentuknya agak melebar dan berwarna biru muda.
Sedangkan ikan mujair yang betina bagian hidung dan rahangnya agak lancip dan tidak
mempunyai warna yang jelas.

Ujung sirip ikan mujair betina berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas, sedang ikan mujair
jantan ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.

Tanda-tanda seksual lainnya yaitu, pada ikan mujair jantan hanya mempunyai dua lubang di
daerah dubur, yaitu dubur dan lubang kencing, sedangkan untuk ikan mujair betina mempunyai
tiga lubang, yaitu lubang dubur, lubang kencing, dan lubang telur.

Akan tetapi tanda ini mudah dibedakan apabila ikan mujair sudah besar atau lebih dari 5 cm
panjangnya.

Ikan mujair sangat mudah berkembang biak. Induk ikan mujair mulai memijah pada umur muda.
Pada umur 3 bulan ikan mujair sudah dapat mulai berbiak dan setelah itu dapat berbiak lagi
setiap 1,5 bulan.

Pemijahan dan penetasan telur ikan mujair berlangsung sepanjang tahun. Setiap kalinya, puluhan
telur yang telah dibuahi akan “dierami” dalam mulut induk betina.

Sekitar 3 hari berada di dalam mulut induknya, menetaslah telur ikan menjadi larva ikan mujair.
Telur menetas pada suhu air sekitar 25-270C.

Anakan ikan yang baru menetas, yang masih jelas terlihat menggendong kantong telur masing-
masing, mula-mula memang belum dapat berenang, sehingga masih tetap ingin berlindung dalam
rongga mulut induknya, tetapi setelah sekitar 12 hari, keluarlah mereka sebagai burayak (anak)
ikan sepanjang kira-kira 1 cm.

Mereka belajar berenang di luar mulut induknya dengan berkelompok. Telur ikan mujair
berbentuk lonjong berwarna coklat kekuning-kuningan dengan besar kira-kira 2 mm.

Tingkah Laku Ikan Mujair

Ikan mujair memiliki tingkah laku yang unik ketika akan memijah. Mula-mula ikan mujair jantan
menggali lubang dengan mengambil pasir atau lumpur dari dasar perairan menggunakan
mulutnya.

Kemudian, ia bergerak ke atas sebentar untuk mendatarkan badannya kembali, sebelum ia


meludahkan kembali pasir dari dalam mulutnya ke tempat yang lain.

Ia melakukan penggalian dan penyemburan pasir demikian sampai terbentuk lubang dengan
garis tengah sekitar 15 cm. apabila di danau atau rawa dapat mencapai 30 cm karena ikan mujair
dapat tumbuh lebih besar.
Setelah menggali lubang, ikan mujair jantan akan memburu ikan mujair betina. Apabila ikan
mujair betina sudah dewasa dan telur-telurnya sudah masak dalam kandungan, pemijahan akan
terjadi.

Ikan itu akan melingkarkan badannya ke dalam, atau kadang-kadang agak di atas lubang.

Ikan betina akan segera mengeluarkan telur setelah ikan mujair jantan menyentak-nyentak
seperti terkejut kemudian menyodorkan hidungnya ke dalam bagian perut ikan betina.

Ikan mujair betina akan memutar badannya untuk mencakup kelompok telur itu dengan
mulutnya sendiri, supaya dapat dibuahi oleh ikan jantan, ketika ia berenang mengikuti ikan
jantan dari belakang.

Sambil mengikuti ikan mujair jantan inilah telur dalam mulut akan dibuahi sperma ikan mujair
jantan yang akan dikeluarkan ke dalam air di daerah atas lubang perkawinan.

Populasi Ikan Mujair

Mudahnya ikan mujair dalam berkembang biak mengakibatkan dalam waktu beberapa bulan
saja populasi ikan mujair dapat meningkat pesat.

Sebab dalam usahanya mencari makan, ikan mujair langsung merubah bahan makanan alami
yang tidak diperlukan oleh manusia seperti ganggang hijau, cacing air, dan larva serangga dalam
air menjadi daging.

Manfaat dan Peran Ikan Mujair


tips-ukm.com

Ikan mujair merupakan sumber protein hewani. Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, serta mengembangkan daya pikir dan tingkat kecerdasan.

Selain untuk dikonsumsi, ikan mujair juga dapat dijadikan sebagai mata pencaharian untuk
menghasilkan rupiah. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan dan penjualan ikan, maka tercipta
lapangan pekerjaan.

Budidaya ikan mujair telah banyak dikembangkan. Pemeliharaan ikan mujair dilakukan di
kolam, maupun di keramba jala apung.

Usaha budidaya ikan mujair dilakukan dengan maksud untuk memperoleh ikan dengan ukuran
yang diinginkan konsumen. Di sungai-sungai juga tidak jarang ditemukan ikan mujair.
Akan tetapi, ukuran ikan hasil tangkapan tidak dapat ditentukan sesuai dengan keinginan
konsumen karena sesuai dengan yang tersedia di alam.

Selain itu, tujuan dari budidaya ikan mujair juga untuk mendapatkan produksi ikan mujair yang
lebih baik mutunya atau lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan hasil ikan mujair yang
hidup di alam liar.

Jadi ikan mujair dapat diperoleh dari hasil penangkapan atau budidaya. Ikan mujair yang telah
besar biasa dimanfaatkan untuk dibuat olahan makanan, seperti dadar gulung ikan mujair, sop,
kare, serta ikan bakar.

Pengawetan ikan mujair sering dilakukan dengan dibuat dendeng, abon, ham, dan pindang.

Permasalahan yang Sering Terjadi dan Cara Pengendaliannya

Pembudidayaan ikan mujair telah mendapat perhatian dari masyarakat. Akan tetapi, sejalan
dengan dengan berkembangnya usaha pemeliharaan ikan tersebut, terdapat beberapa masalah
yang mengganggu, sehingga menghambat perkembangan pemeliharaan, yaitu hama dan
penyakit.

 Hama

1. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Cara pengendaliannya adalah dengan menuangkan
minyak tanah ke permukaan air sebanyak 500 cc/100 meter persegi.
2. Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Cara pengendaliannya adalah dengan
menghindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3. Kodok
Hewan satu ini sering memakan telur telur ikan. Cara pengendaliannya adalah dengan sering
membuang telur yang mengapung, menangkap kodok dan membuangnya hidup-hidup.
4. Ular
Ular sering menyerang benih dan ikan kecil. Cara pengendaliannya adalah dengan melakukan
penangkapan dan pemagaran kolam.
5. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Cara pengendaliannya adalah dengan memasang jebakan
berumpun.
6. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Cara pengendaliannya adalah
dengan memberi penghalang bambu supaya burung sulit menerkam ikan, memberi rumbai-
rumbai atau tali penghalang.

 Penyakit

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada
budidaya ikan mujair:
1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan
air.
5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan
benar.
7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa
penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

Demikian penjelasan mengenai ikan mujair. Jika ada saran, kritik, atau tambahan, silahkan tulis
di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Share

Anda mungkin juga menyukai