Anda di halaman 1dari 6

1.

Ikan Mujair

Bentuk ikan mujair terlihat sederhana, pipih, hitam keabu-abuan, dengan


panjang maksimum 40 cm. Namun, daging ikan mujair sangat gurih untuk
dimasak. Durinya juga tidak terlalu banyak.

Ikan air tawar ini terkenal dengan gizinya, terutama karena kaya fosfor. Cara
mengolah ikan mujair cukup mudah bisa hanya digoreng kering dimakan
bersama sambal terasi, atau dipesmol bumbu kuning yang akan menambah
selera makan anda.

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia


sangat berlimpah baik yang berasal dari perairan darat maupun dari perairan laut. Sumberdaya
perikanan terutama ikan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat sebagai sumber protein
hewani yang bernilai gizi tinggi. Salah satu ikan yang sering dikonsumsi masyarakat adalah Ikan
Mujair (Oreochromis mossambicus). Ikan mujair memiliki prospek bisnis yang sangat besar,
ikan ini merupakan jenis ikan air tawar yang akhir-akhir ini permintaannya semakin meningkat
karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, rasanya yang gurih serta harganya yang
cukup terjangkau jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainya seperti daging sapi
(Rahayu et al., 2013). Banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi ikan setiap harinya,
menyebabkan permintaan pasar semakin hari semakin meningkat terhadap kebutuhan ikan.
Tetapi hal ini justru berbanding terbalik dengan jumlah hasil tangkapan ikan dari perairan umum
yang semakin hari semakin berkurang (Murtidjo, 2005), menurut Ersa (2008), usaha perikanan
air tawar harus terus di pacu untuk dikembangkan agar produksi ikan kembali meningkat. Data
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2009), Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu
daerah yang cukup baik dalam perkembangan produksi ikan air tawar di sawah atau minapadi.
Komoditas ikan budidaya antara lain ikan mas, ikan nila, mujair, lele dan gurami. Desa Paluh
Merbau merupakan salah satu daerah yang melakukan usaha pembesaran ikan air tawar seperti
ikan mujair, ketersediaan lahan yang cukup luas didaerah tersebut, menjadikan usaha
pembesaran ikan air tawar disana berkembang pesat dan menjadi salah satu sumber ekonomi
utama bagi masyarakatnya. Ada berbagai media atau tempat yang bisa digunakan dalam
produksi pembesaran ikan air tawar, salah satunya di tambak-tambak tanah yang telah diterapkan
di Paluh Merbau. Selain itu, ada juga ikan air tawar yang hidup bebas Universitas Sumatera
Utara 2 diperairan umum seperti disungai atau di rawa-rawa. Pemeliharaan ikan di tambak
biasanya lebih baik dari ikan yang hidup di rawa, karena di tambak kondisi ikan lebih terjaga
kualitasnya dibandingkan dengan di rawa yang hanya mengandalkan pemeliharaan secara alami,
sehingga kemungkinan terserang parasit pun lebih besar. Menurut Heryadi dan Sutarmanto
(1995), dalam usaha disektor perikanan, hama dan penyakit ikan merupakan hal yang penting
untuk di perhatikan. Hama dan penyakit ikan yang hidup di lingkungan air ataupun di
lingkungan lain, dapat mengakibatkan penurunan produksi ikan, bahkan dapat menyebabkan
kematian secara masal. Infeksi parasit baik yang bersifat endoparasit maupun ektoparasit dapat
menyebabkan penyakit pada ikan. Selain itu ada juga yang dapat berpengaruh terhadap
kesehatan manusia apabila mengkonsumsi ikan yang mengandung parasit zoonotik (Akbar,
2011). Menurut Ersa (2008), parasit pada ikan biasanya terdiri dari hewan Arthropoda,
karakteristik hewannya sangat beragam, tetapi yang sering dijumpai umumnya berasal dari kelas
Crustacea, subkelas Branchiura (misalnya Argulus) dan Copepoda (misalnya, Ergasilus dan
Learnaea). Menurut Ramadhan et al.,(2012) ikan mujair di sungai dan di tambak Alo sidoarjo
tidak ditemukan parasit pada insang ikan mujair (Oreochromis mossambicus) tetapi pada usus
ditemukan 2 jenis endoparasit yang masih dalam fase telur dan larva yaitu Ascaris sp. dan
Trichuris trichiura. Sedangkan, menurut Rahayu et al., (2013) yang melakukan penelitian pada
ikan mujair di kolam Kecamatan Dramaga dan di kolam Kecamatan Ciomas Bogor, menemukan
beberapa jenis parasit dari kelas Trematoda yaitu Dactylogyrus sp, Discocotyle sp, dan
Gyrodactylus sp, Tetraonchus sp. 1.2. Perumusan masalah Penyakit yang disebabkan oleh parasit
pada ikan dapat mengakibatkan kerugian terhadap investasi dan juga berdampak negatif pada
perkembangan perikanan di suatu daerah dan sampai saat ini masih belum banyak diketahui
mengenai jenis parasit yang menginfeksi Ikan Mujair. Universitas Sumatera Utara 3 1.3. Tujuan
penelitian Tujuan penelitian ini adalah a. Untuk mengetahui jenis-jenis parasit yang terdapat
pada insang dan usus ikan mujair di Rawa dan Tambak Paluh Merbau. b. Untuk mengetahui
perbandingan prevalensi parasit pada ikan mujair yang terdapat di Rawa dan Tambak Paluh
Merbau. 1.4. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah : a. Jenis parasit yang ditemukan pada
insang dan usus ikan mujair di rawa lebih banyak daripada di tambak. b. Prevalensi parasit pada
rawa lebih besar daripada di tambak. 1.5. Manfaat Penelitian a. Bahan Informasi kepada
masyarakat tentang adanya parasit ikan, khususnya ikan mujair. b. Dapat digunakan sebagai
pedoman konsumsi ikan bagi kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara

Mengenal Jenis Ikan Mujair Lebih Detail


umpanikan.xyz – Jika dilihat sekilas, ikan mujair memang amat sulit dibedakan dengan
ikan nila. Lihat saja, hampir seluruh bagian pada tubuhnya memang hampir tidak
berbeda. Hanya saja ikan mujair sendiri tetap mempunyai perbedaan yang lebih
spesifik. Mungkin dari segi warna hampir sama, namun ikan yang pertama kali
ditemukan oleh Bapak Mujair pada tahun 1939 di pantai Blitar tersebut mempunyai
perbedaaan dari segi lingkungan dan kebiasaan hidup. Dimana ikan tersebut lebih
mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perairan kadar gula dalam air. Hanya saja
pertumbuhannya memang tidak sesubur jenis ikan nila yang mana ikan yang bernama
latin Oreochromis mossambicus tersebut hanya dapat tumbuh maksimal dengan
kisaran panjang mencapai 40 cm.
Ikan mujair sendiri termasuk salah satu jenis ikan konsumsi terfavorit di tanah air.
Selain cita rasa daging ikan mujair yang dikenal gurih dan renyah, untuk
membudidayakan ikan mujair sendiri juga terbilang mudah. Ikan mujair termasuk ikan
yang tangguh dan sanggup hidup di perairan manapun. Entah itu di sungai, danau,
bendungan dan sebagainya. Bahkan ikan mujair sanggup bertahan hidup pada
lingkungan perairan dengan kadar pH asam. Selain bewarna hitam, ikan mujair yang
ada sendiri juga terdapat dalam berbagai varian warna 2 diantaranya ialah mujair
merah dan mujair albino.

Ikan mujair sendiri juga sangat disukai oleh para petani ikan. Selain perawatannya tidak
terlalu sulit, untuk memasarkan ikan mujair sendiri juga terlampau mudah. Bahkan jika
dibandingkan dengan ikan konsumsi lain, ikan mujair terhitung lebih laris di pasaran.
Selain harga per kilonya lebih murah, ikan mujair juga dinilai lebih bergizi dan enak
diolah.
1. Pembudidayaan Atau Pemeliharaan Mujair

Setiap orang pastinya akan lebih tertarik untuk membudidayakan ikan mujair. Selain
lebih menjanjikan dari segi ekonomi, menjaga populasi ikan mujair baik di alam liar
maupun sebagai ikan peliharaan juga terhitung lebih mudah. Selain masyarakat
biasanya, para pemerintah tentunya juga ikut serta akan hal ini yang mana tidak hanya
mencakup ikan di kolam, tambak, akuarium, sawah tetapi juga mencakup kegiatan
komoditi di danau, waduh maupun laut.

Berdasarkan catatan beberapa ahli, ikan mujair budidaya sendiri cenderung lebih
mudah berkembang biak daripada ikan mujair yang hidup di alam liar. Untuk memenuhi
hasil budidaya ikan mujair yang tetap maksimal, para masyarakat juga harus tetap
disiplin memberikan pakan dan gizi yang sudag terjadwal. Selain itu, kondisi kolam
sendiri juga harus tetap diperhatikan dan tetap meminimalisir segala ancaman atau
hama dari luar.

Ikan sudah pasti salah satu jenis ikan yang mudah berkembang biak. Bahkan pada
umur 3 bulan, ikan mujair sudah mampu berkembang biak dan setiap kalinya puluhan
butir telur yang sudah dibuahi akan terus dierami dalam mulut sang induk betina.

Mungkin ada beberapa hal yang cukup penting dimengerti bagi masyarakat yang
semisal tertarik untuk membudidayakan ikan mujair. Diantaranya sebagai berikut.
A. Ikan Mujair Tidak Tergantung Musim

Ikan mujair termasuk ikan tangguh yang tidak tergantung musim. Baik musim kemarau
atau musim pengujan hasil yang akan didapat para petani akan tetap melimpah.
Selama pemberian pakan dan perawatan sudah dilakukan dengan benar, maka ikan
mujair bisa dipanen kapan pun. Entah itu di kolam terpal, kolam beton, waduk dan
sebagainya.
B. Gampang Dipasarkan

Mungkin hal ini lebih ke jarak antara lokasi usaha ke konsumen. Dimana saat ini sendiri
hampir setiap pasar ikan bahkan didominasi ikan mujair. Tentunya hal ini juga
mempengaruhi sebuah harga yang mana sudah pasti menguntung kedua belah pihak
antara produsen dan konsumen.
C. Mudah Rusak

Memang benar ikan mujair lebih enak dan lebih disukai oleh para para petani ikan
lantaran mudah dipasarkan. Hanya saja semua itu tetap pada porsi masing-masing
produsen. Lebih tepatnya, jika produsen atau petani ikan tidak mampu menjual habis
semua ikan mujair yang di pasarkan dalam satu kurun waktu satu hari itu juga, maka
ikan tersebut akan busuk. Ikan mujair sendiri termasuk ikan yang mudah busuk.
Meskipun sudah ditaruh pada almari pendingin, namun cita rasa ikan mujair sudah
berkurang.
D. Morfologi Ikan Mujair

Ikan Mujair termasuk ikan Omnivora. Ia mempunyai gigi yang cukup tajam dan
mempunyai 17 sirip duri serta mempunyai 10 – 13 jari-jari lunak. Makanan yang paling
disukai pada saat di alam liar pada fase larva sendiri ialah Brachionus sp.dan Artemia
sp. Sang induk betina sudah dapat dipisahkan pada umur muda dan pemijahannya
rata-rata terjadi pada musim hujan.

Ikan mujair betina maupun jantan sudah mudah dikenali pada saat sudah mencapai
bobot 30 – 40 gram. Untuk jantan cirinya lebih mempunyai dagu dan perut bewarna
gelap. Sementara itu betina mempunyai dagu dan perut bewarna biru muda. Mujair
betina juga mempunyai hidung dan rahang lebih lancip.

Anda mungkin juga menyukai