Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KEBUTUHAN (JUSTIFIKASI)

AKREDITASI INTERNASIONAL (JCI)

RSUP H. ADAM MALIK


TAHUN 2017
ANALISA KEBUTUHAN (JUSTIFIKASI)
AKREDITASI INTERNASIONAL (JCI)
RSUP H. ADAM MALIK TAHUN 2017

A. LATAR BELAKANG
Tim Akreditasi Rumah sakit mempunyai tugas menyiapkan seluruh kegiatan
untuk terwujudnya RSUP H. Adam Malik terakreditasi Nasional (KARS) dan
Internasional (JCI). Dalam melaksanakan tugasnya Tim Akreditasi
menyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun seluruh proses persiapan dan pelaksanaan Akreditasi Nasional
(KARS) dan Internasional (JCI).
2. Menetapkan waktu pelaksanaan akreditasi Nasional (KARS) dan Internasional
(JCI)
3. Melakukan koordinasi dengan semua unit kerja dan POKJA untuk memastikan
persiapan dan pelaksanaan Akreditasi Nasional (KARS) dan Internasional
(JCI)

Dalam melaksanakan program dan kegiatan Tim Akreditasi Rumah Sakit


berdasarkan landasan hukum sebagai dasar dalam pencapaian kinerja, yaitu :
a. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Repbblik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia 5063);
b. UU Nomor RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 nomor 116, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nmor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan
Rumah Sakit;
f. Peraturan Menteri Kesehatan No. 417/Menkes/Per/II/2011 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011 tentang penyelenggaraan Komite Medik di Rumah
Sakit;
h. Keputusan Menteri Kesehatan No. 772/Menkes/SKVI/2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit;
i. Keputusan Menteri Kesehatan No. 418 /Menkes/SK/II/2011 tentang Susunan
Keanggotaan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Masa Bakti tahun 2011-
2014;
j. Permenkes UU No. 659 tahun 2009 tentang rumah sakit kelas dunia
k. Keputusan Menteri Kesehatan No. 224/Menkes/Per/III/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja RSUP H. Adam Malik;
l. Keputusan Menteri kesehatan No. 756/Menkes/SK/VI/2007 tentang penetapan
15 UPT Depkes RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (BLU);
m. Surat Keputusan Direktur Utama No. 124/KMK/05/2009 tentang Penetapan
RSUP H. Adam Malik pada Departemen Kesehatan sebagai Instansi
pemerintah yang menerapkan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLU);
n. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi
Rumah Sakit;
o. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi
Perizinan Rumah Sakit;
p. Peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan RI Nomor : UK.02.03/I/0913/2015
tanggal 27 Maret 2015 tentang Izin Operasional RSUP H. Adam Malik sebagai
Rumah sakit Umum Kelas A;
q. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya K.02.04/I/2790/11 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit.

Sasaran kegiatan Tim Akreditasi Rumah sakit :


1. Terciptanya kultur peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
berkesinambungan di RSUP H. Adam Malik;
2. Pelaksanaan Kegiatan akreditasi sesuai jadwal/schedule yang sudah
ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan tersebut membutuhkan biaya yang mendukung
terselenggaranya program kegiatan yang sudah dibuat dalam perencanaan. Oleh
karena itu dibutuhkan alokasi anggaran untuk kegiatan akreditasi Nasional dan
Internasional (JCI) di RSUP H. Adam Malik.

B. MANFAAT & TUJUAN


1. Berdasarkan UU no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 40 :
a. ayat 1. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.
b. ayat 2. Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari
luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.
2. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan Nomor 428/MENKES/SK/XII/2012
menetapkan bahwa Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi di
Indonesia terdiri atas:
a. Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang merupakan lembaga
pelaksana akreditasi yang berasal dari dalam negeri; dan
b. Joint Commisions International (JCI) yang merupakan lembaga
pelaksana akreditasi yang berasal dari luar negeri.

Adapun manfaat dan tujuan dilaksanakannya Akreditasi JCI di RSUP H. Adam


Malik adalah :
a. Bagi Rumah Sakit
 Meningkatkan kepercayaan dan pengakuan publik bahwa rumah sakit
yang bersangkutan memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar
dalam memberikan perawatan kesehatan
 Menyediakan linkungan kerja yang aman dan efisien yang berkontribusi
dalam memotivasi dan memberikan kepuasankerja pada karyawan
 Menciptakan budaya yang terbuka untuk belajar dan evaluasi dari
pelaporan berkala mengenai hambatan dan kendala yang terjadi
 Membangun kepemimpinan yang kolaboratif yang menetapkan prioritas
kepemimpinan terus menerus untuk meningkatkan kualitas keselamatan
pasien pada semua level
 Meningkatkan kepercayaan pihak ketiga misalnya pihak asuransi atau
perusahaan untuk menjalin kerjasama dengan rumah sakit yang
bersangkutan

b. Bagi Pasien
Pasien ataupun masyarakat dapat memperoleh pelayanan dan perawatan
kesehatan dengan mutu yang terjamin sehingga tidak perlu mencari
pelayanan kesehatan diluar negeri.

3. Penjelasan Kebutuhan
Akreditasi JCI edisi 5 adalah proses penilaian pelayanan kesehatan di RSUP
H. Adam Malik yang bertujuan untuk mengukur mutu dan keamanan pelayanan
yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat internasional melalui
pengadaan pendidikan/pelatihan, publikasi, konsultasi dan evaluasi sehingga
tercapainya visi RSUP. H. Adam Malik untuk “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan
dan Pusat Rujukan Nasional yang terbaik dan bermutu di Indonesia pada tahun
2019”.
Proses akreditasi dilakukan oleh lembaga independen (non governmental) dan
non-profit yang memiliki kewenangan untuk memberikan penilaian tentang
kualitas pelayanan yang bermutu. Lembaga akreditasi internasional yang telah
diakui oleh dunia adalah salah satunya JCI ( Joint Commision Internasional)
yang telah bekerja dengan organisasi perawatan kesehatan, departemen
kesehatan dan organisasi global.
Dalam melaksanakan proses akreditasi JCI, akan melihat apakah pelaksanaan
pelayanan yang kita berikan sudah cocok dengan standar JCI dengan
melakukan survey/penilaian.
Tahapan survey dalam istilah JCI :
1. Mock Survey: Melihat berapa jauh persiapan RSUP. H. Adam Malik untuk
diakreditasi JCI, belum ada penilaian dalam arti akreditasi yang sebenarnya
tetapi surveior akan memberitahu rumah sakit dimana yang masih kurang,
memberi pelatihan/bimbingan untuk memperbaiki kekurangan dari setiap
elemen pada standar penilaian.

2. Initial Survey: Survey yang sebenarnya untuk akreditasi JCI. Surveior


datang untuk menilai RSUP H. Adam Malik berdasarkan setiap elemen
pada seluruh standar penilaian JCI dengan cara melakukan full survey di
RSUP H. Adam Malik atau lebih lengkapnya disebut full on-site survey.
Ada 3 jenis yang tergolong dalam full survey ini:
a. Initial survey: full survey yang pertama kali. Didalam jenis ini ada yang
disebut follow-up survey, artinya setelah selesai melakukan survey,
mereka pulang, tetapi kembali lagi 120 hari kemudian untuk
mengevaluasi standar yang waktu kedatangan mereka pertama nilainya
kurang atau agak kurang, dan dinilailah apakah nilai standar itu sudah
membaik setelah 120 hari.
b. Triennial Survey: ini full survey untuk rumah sakit yang sudah pernah
lulus akreditasi JCI. Lalu diulang lagi akreditasi rumah sakit itu setelah 3
tahun.
c. Validation Survey: ini jenis survey yang dilakukan suatu badan
partnernya JCI. Jadi bukan orang JCI yang melakukannya. Ini jenis
survey yang dibuat oleh orang JCI untuk tetap menjaga mutu mereka.
Jenis survey ini tidak ada hubungannya dengan nilai akhir proses
akreditasi suatu rumah sakit, dan rumah sakit tidak membayar lagi untuk
survey ini.

3. Focused Survey: yaitu on-site survey (surveior JCI datang ke rumah sakit)
tetapi tidak full survey, melainkan terbatas pada hal-hal khusus (standar
atau komponen penilaian tertentu. Kedalam golongan survey ini,
termasuklah:
a. For-cause survey: bila JCI menilai ada standar yang sama sekali tidak
dipatuhi padahal standar itu sangat vital, misalnya menyangkut patient
care, safety issues, reulatory issues or sanctions, maupun issue-issue
serius lainnya.
b. Extention Survey: survey yang dilakukan JCI bila ada perubahan
mendasar pada rumah sakit yang akan diakreditasi, misalnya perubahan
kepemilikan, rumah sakit berpindah tempat, penutupan sebagian unit
pelayanan rumah sakit, perubahan profil rumah sakit.

4. Biaya (Anggaran)
Biaya anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Akreditasi JCI di RSUP H.
Adam Malik tahun 2017 sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
terlampir.

5. Penutup
Demikian RBA analisa kebutuhan akreditasi JCI RSUP H. Adam Malik tahun
2017 ini disusun, semoga dapat dicapai sesuai dengan strategi, kebijakan dan
program-program yang selama ini telah ditetapkan. Atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.

Diketahui, Sekretaris Akreditasi


Direktur Medik & Keperawatan

Dr. Mardianto, SpPD-KEMD Marince Panjaitan, S.Kep, Ners, M.Kes


NIP. 19620922 198801 1 001 NIP. 1972042904 197203 2001

Anda mungkin juga menyukai