S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2017
Hukum Darcy
𝐤 𝐀 𝐝𝐏
𝐐= − .
𝛍 𝐝𝐫
dimana,
Q = Laju Alir (bbl/day)
k = Permeabilitas (darcy)
A = Luas Area (acre)
𝜇 = Viskositas (centipoises)
dP/dr = Gradien Tekanan (psi)
dengan,
𝛛 𝟐𝛑𝐤𝐡𝐫 𝛛𝛒 𝛛𝛒
( 𝛒 ) = 𝟐𝛑𝐫𝐡∅
𝛛𝐫 𝛍 𝛛𝐫 𝛛𝐭
atau,
𝟏 𝛛 𝐤𝛒 𝛛𝛒 𝛛𝛒
( 𝐫 )=∅
𝐫 𝛛𝐫 𝛑 𝛛𝐫 𝛛𝐭
Jika kedua ruas pada persamaan di atas dibagi dengan luas penampang A
maka akan didapat persamaan:
k
q = − μ ∇P;
Q
q= A
dimana q (m/s) dikenal sebagai “kecepatan Darcy” dan ∇P adalah gradient
tekanan dalam satuan atm/cm. kecepatan Darcy q merupakan flux volume dan
bukanlah kecepatan fluida yang sebenarnya. Jika dihubungkan dengan kecepatan
sebenarnya yaitu kecepatan rata-rata fluida di dalam pori maka akan didapat
persamaan yang merupakan Hukum Dupuit-Forcheimer (Gueguen, 1994) yaitu:
q = v. ∅
dimana v adalah kecepatan pori dan ∅ adalah porositas.
Satuan yang biasa dipakai untuk permeabilitas adalah darcy (D) atau
milydarcy (mD) dan dalam SI satuannya adalah m 2, dimana 1 darcy sama dengan
10-12 m2.
1 Darcy = 0.986923 x 10-12 m2
Jika dilakukan kombinasi dari Hukum Darcy, Hukum Kekekalan Massa
dan Persamaan Keadaan untuk keadaan fluida tertentu, jumlah fasa dan sifat-sifat
fisiknya, maka akan didapat suatu persamaan yang dikenal sebagai:
𝟏 𝛛 𝐤𝛒 𝛛𝛒 𝛛𝛒
( 𝐫 ) = ∅𝐂𝛒
𝐫 𝛛𝐫 𝛑 𝛛𝐫 𝛛𝐭
Sehingga dapat dianalisis pola aliran radial di dasar sumur minyak, dengan
anggapan sebagai berikut:
1. Pada reservoir yang mempunyai aliran radial, sifat fisik batuannya homogeny
dan mempunyai permeabilitas isotropic (harga permeabilitas ke segala arah
besarnya sama)
2. Aliran berasal dari seluruh ketebalan reservoirnya
3. Seluruh batuannya tersaturasi oleh fluida 1 fasa
Adapun jenis perambatan aliran di sumur dibagi menjadi 3 kondisi utama
yaitu:
𝟏 𝛛 𝐤𝛒 𝛛𝛒 𝛛𝛒
( 𝐫 ) = ∅𝐂𝛒
𝐫 𝛛𝐫 𝛑 𝛛𝐫 𝛛𝐭
P = f (r,t)
dan
𝐝𝐩
= 𝐟(𝐫, 𝐭)
𝐝𝐭
Permeabilitas
Permeabilitas merupakan besaran yang digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida yang
terkandung didalamnya. Permeabilitas merupakan property suatu batuan berpori
dan merupakan besaran yang menunjukkan kapasitas medium dalam mengalirkan
fluida.
a. Aliran dalam kondisi satu fasa:
1) Jika hanya ada satu fluida yang mengalir dalam medium.
2) Saturasi fluida yang mengalir dalam medium tersebut bernilai 1.
3) Permeabilitas ini disebut permeabilitas absolut.
b. Aliran dalam kondisi multifasa:
1) Jika terdapat lebih dari satu fluida yang mengalir dalam medium.
2) Permeabilitas ini disebut permeabilitas relatif.
Ketika fluida (minyak, gas, air) diproduksi dari reservoir, maka tekanan
pada reservoir akan turun dan menyebabkan gangguan pada reservoir, sehingga
reservoir tidak berada dalam kondisi kesetimbangan. Gangguan-gangguan yang
bisa terjadi pada reservoir adalah:
1. Ketika tekanan reservoir turun maka gas cap mengembang dari gas-oil
contact (GOC) turun
2. Adanya rembesan air (water influx) dari aquifer sehingga water-oil contact
(WOC) naik. Otomatis volume pori pada reservoir akan mengecil
3. Jika tekanan turun dibawah tekanan bubble (Pb) maka solution gas akan
keluar dari fasa minyak
Beberapa alasan mengapa menggunakan metode material balance:
1. Menyediakan informasi yang cukup lengkap hingga ke karakteristik produksi
reservoir
2. Dapat melakukan history matching dan menentukan mekanisme pendorong
yang dominan
3. Menentukan nilai IOIP
Perhitungan menggunakan persamaan material balance tergantung pada
data PVT, data produksi dan data tekanan reservoir. Dengan demikian persamaan
material balance hanya dapat diterapkan pada reservoir yang sudah memiliki
sejarah produksi.
Material balance selanjutnya akan diturunkan sebagai kesetimbangan
volume. Perlu diingat bahwa kesetimbangan volume ditulis sebagai kondisi fluida
di reservoir atau sebagai underground withdrawl dan ekspansi fluida.
Withdrawl = Ekspansi minyak + Gas terlarut awal (B) (rb) + Ekspansi gas
cap (A) (rb) + Penurunan PV yang disebabkan oleh water
connate dan susunan butir yang kompak (C) (rb)
Np. Bo
N= ,m = 0
CwSwc + Cf
(Bo − Boi) + (
1 − Swc ) ∆P(1 + m)
Jika reservoir mengalami perembesan air dan produksi air di permukaan (WE
≠ 0; Wp ≠ 0) maka persamaannya menjadi:
NpBo + WpBw − We
N= ,m = 0
CwSwc + Cf
(Bo − Boi) + ( ) ∆P(1 + m)
1 − Swc