Hubungan Antara Kenaikan Suhu Global Dengan Produksi Pertanian
Hubungan Antara Kenaikan Suhu Global Dengan Produksi Pertanian
Disusun Oleh :
Dian Adzani Septianingsih (2015330068)
PENDAHULUAN
Suhu udara berpengaruh besar dengan kesesuaian tanaman yang di budidayakan. Suhu pada
prinsipnya adalah kandungan energy panas pada suatu objek, dan bersumber dari radiasi
matahari (solar energy) sehingga faktor suhu sangat berkaitan dengan faktor radiasi cahaya
matahari.Suhu dipermukaan bumi sangat bervariasi oleh karena perbedaan tinggi tempat
(altitude) dan letak lintang (latitude). Sebagai contoh, suhu udara di padang pasir dapat
mencapai 58 derajat celcius pada siang hari dan -40 derajat celcius di kutub.
Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh aktivitas metabolism yang terkendali oleh faktor
lingkungan diantaranya suhu. Proses fotosintesis berjalan baik pada suhu sekitar 21 derajat
celcius dan dalam kondisi demikian proses pembentukan glukosa relatif ancar sehingga
kesempatan untuk mengantarkan fotosintat keseluruh tubuh cukup tinggi. Namum demikian,
pada suhu yang relatif rendah kesempatan tersebut terhambat oleh ketersediaan energi karena
proses pembakaran atau respirasi pada suhu rendah akan menghasilkan energi yang relatif
kecil. Demikianlah suhu ikut berperan dalam keberhasilan pertumbuhan tanaman.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya hubungan kenaikan suhu global terhadap produksi tanaman.
PEMBAHASAN
2.1. Suhu/temperatur.
Suhu/Temperatur adalah ukuran energi kinetik yang dihasilkan oleh aktifitas
pergerakan molekul yang dikandung oleh suatu benda dan biasanya dinyatakan dengan
satuan 0C/0F. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi/fluktuasi suhu Jumlah radiasi yang
diterima bumi Sudut yang datang dari reaksi Jenis permukaan,warna permukaan.
Struktur permukaan serta situasi vegetasi Pengaruh ketinggian tempat Angin Panes
laten Suhu kardinal terdiri dari :Suhu minimum yaitu batasan suhu terendah yang diinginkan
oleh tanaman untuk tumbuhberkembang dan berproduksi. Suhu maksimum yaitu batasan
suhu tertinggi yang diinginkan oleh tanaman untuk berkembangdan berproduksi. Suhu
optimal yaitu suhu terbaik dimana tanaman dapat melangsungkan proses fisiologis dan
memberikan hasil secara maksimal.
Untuk faktor iklim yang dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya
adalah curah hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung
penting untuk pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada
tumbuhan tropis.
Sedikitnya ada 2 unsur yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu :1. Curah hujan dan
distribusi hujan. 2. Tinggi tempat dari permukaan laut.Selain unsur iklim, roduksi tanaman
juga dipengaruhi oleh Radiasi Matahari dan Suhu.Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi
dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan
akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises
tidak akan memasuki masa reproduktif jikapertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan
belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua
rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari
Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal
pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi
kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase pertumbuhan
itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang diikuti oleh hujan sering merangsang
pembungaan tanaman tahunan tropika.
Faktor lain yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode
selamasetiap 24 jam. Tanaman berhari panjang tidak akan berbunga jika ditanam di wilayah
tropika.Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis,
pembukaan(reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk. Pembukaan bunga dan
aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan
berpotensi kuranguntuk produksi benih. Permukaan lahan ekuator sering menerima total
radiasi yang kurang darilahan berlatitude 10-20 mdpl.
BAB III
Data Dan Analisis
3.1 Penentuan Sampel
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan data rentang tahun 2000 sampai tahun
2014 yang bersuber dari data Sumatera Selatan dalam angka, data iklim yang digunakan
adalah suhu. Data produksi, luasan lahan dan produktivitas yang digunakan adalah data
produksi padi rawa sumatera selatan data rentang tahun 2000 sampai tahun 2014 yang
bersuber dari data produksi dinas Pertanian.
3.2 Metode Analisis Regresi.
Regresi digunakan untuk mengukur hubungan dua variabel atau lebih yang
dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Regresi linier ialah bentuk hubungan di
mana variabel bebas X maupun variabeltergantung Y sebagai faktor yang berpangkat
satu.Regresi
linier yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan bentuk fungsi: Y = a + bX + e.
Dalam uji r untuk pengujian hipotesis maka: H0: r = 0 (yang berarti bahwa tidak terdapat
hubungan atau korelasi antara variabel Xdengan variabel Y). H1 : r ≠ 0 (yang berarti bahwa
terdapat hubungan atau korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Dalam uji r ini
dilakukan pembandingan nilai koefisien korelasi r yang dihitung dengan r tabel ditandai
dengan rhitung ≈ rtabel.Nilai r tabel = r(α/2, n-2), dengan n = 15 maka: Nilai r tabel 5% =
r(5%, 13) = 0,514; dan Nilai r tabel 1% = r(1%, 13) = 0,642. Jadi r hitung = 0,897 > r tabel
1% = 0,642. Hal ini dapat dikatakan bahwa tolak H0 yang berarti bahwa terdapat hubungan
atau korelasi yang sangat erat antara variabel Xdengan variabel Y.
3.3 Hubungan suhu terhadap produksi padi
Kecenderungan pengaruh suhu terhadap produksi padi sawah di sumatera selatan
adalah kenaikan suhu berpotensi menaikkan produksi padi sawah. Nilai koefisien korelasi (R)
diperoleh sebesar 0,511 Hal ini berarti adanya hubungan positif antara suhu dengan produksi
padi sawah sumsel. Dilihat dari nilai korelasi hubungan variabel tersebut termasuk kategori
rendah. Dengan demikian berarti suhu memiliki peran yang tidak banyak terhadap kenaikan
produksi padi sawah di sumatera selatan.Nilai koefisien determinasi (R2)diperoleh sebesar
0,262. Hal ini menunjukkan kemampuan suhu dalam mempengaruhi variabel rata-rata
produksi padi sawah sumsel sebesar 26,2%.
BAB IV
KESIMPULAN
Hubungan antara kenaikan suhu dengan produksi tanaman sangat berpengaruh
langsung terhadap aktivitas pertanian. Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya
kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap tanaman., sebaliknya jika suhu
tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan aiar dalam tanah, dimana sampai
pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya aktivitas akar/respirasi semakin rendah
mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat sehingga proses distribusi unsur
hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat. Demikian pula dengan suhu
yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti terjadi pembongkaran/perusakan organ.
Suhu maksimal dan minimal berpengaruh terhadap hasil produksi. Hal inilah yang
menyebabkan hasil panen padi Indonesia menjadi rendah.
Daftar Pustaka
http://paretmesjed.blogspot.co.id/2011/04/pengaruh-suhu-terhadap-tanamanan.html