Moh. Toriquddin
Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
hm.toriquddin@gmail.com
Abstrak
This study aimed to describe the ethics of marketing contained in the Qur’an and its
relevance to the current practice of Islamic banking. This study was a library research that
examining the data sourced from the literatures, and using thematic interpretation method.
The results showed that there are three ethics of marketing contained in the Qur’an, being
ethical, professional, and clear. Ethical marketing should meet two components, friendly and
manners; Professional marketing should meet two components, being fair in the promotion
and fair towards others. Whereas the clear marketing should meet three components, it
should implement without bathil way, being realistic and responsible. In addition, the
presence of al-Qur’an is needed in Shari’ah banking world of marketing today.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan etika pemasaran yang terdapat dalam al-Qur’an
dan relevansinya pada praktik perbankan syariah saat ini. Penelitian ini termasuk dalam
penelitian kepustakaan (library research) yakni penelitian yang menelaah data-data yang
bersumber dari bahan-bahan kepustakaan, dengan menggunakan metode tafsir tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga etika pemasaran yang terdapat dalam al-
Qur’an yaitu: pemasaran beretika, pemasaran profesional, pemasaran transparan. Disebut
pemasaran beretika jika memenuhi dua komponen yaitu lemah lembut/ramah dan sopan
santun, kemudian disebut pemasaran profesional jika memenuhi dua komponen yaitu adil
dalam promosi dan adil terhadap orang lain. sedangkan yang dimaksud dengan pemasaran
transparan jika memenuhi tiga komponen yaitu tidak menggunakan cara bathil, realistis,
dan bertanggung jawab. Selian itu, keberadaan pemasaran al-Qur’an sangat dibutuhkan
dalam dunia perbankan syari’ah saat ini.
Relasi etika dengan bisnis menjadi bahan keterlibatan pelaku bisnis dalam aktivitas
diskusi oleh para cendekian dan praktisi sejak suap, korupsi, pemalsuan, pencucian uang,
abad ke-XVIII. Etika berkaitan dengan tata atau perusakan lingkungan.1 Perbedaan ini
perilaku yang baik dan manusiawi. Sementara menyebabkan keduanya terlihat saling bertolak
dunia bisnis dianggap penuh dengan praktik- belakang dan tidak berhubungan. Padahal
praktik yang tidak baik seperti kecurangan, menurut Djakfar sudah saatnya etika mandapat
menghalalkan segala cara, maupun intrik. Berbagai
kasus yang kerap terjadi seperti keterlambatan 1
A. Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah
menarik produk yang menimbulkan bahaya, Teori dan Praktik The Celestial Management, (Jakarta:
Penerbit Salemba Empat, 2010), h. 4
116
Moh. Toriquddin, Etika Pemasaran Al-Qur’an dan Relevansinya... | 117
perhatian besar dalam praktik bisnis, khususnya dimensi duniawi (materiil).6 Realitas-realitas
di Indonesia.2 Seorang pengusaha – dalam di atas mendorong peneliti untuk mencermati
pandangan Islam – tidak hanya sekedar mencari lebih dalam tentang obyek penelitian pada aspek
keuntungan, melainkan mencari keberkahan etika pemasaran, dengan menjadikan ayat-
yaitu kemantapan usaha dengan memperoleh ayat etika pemasaran dalam al-Qur’an sebagai
keuntungan yang wajar dan mendapat ridha fokus kajian dan melihat relevansinya dalam
Allah SWT. Target yang dicapai seorang perbankan syariah. Titik tolak permasalahannya
pedagang muslim dalam melakukan bisnis adalah bagaimana konsep etika pemasaran
tidak sebatas keuntungan materiil, tetapi juga dirumuskan dalam al-Qur’an dan bagaimana
keuntungan immaterial (spiritual). Kebendaan relevansinya dalam perbankan syariah. Dengan
yang profan (intransenden) baru bermakna demikian diharapkan ditemukan model dan
apabila diimbangi dengan kepentingan spiritual karakteristik serta seluk-beluk etika pemasaran
yang transenden (ukhrawi).3 dalam perspektif al-Qur’an dan relevansinya
Salah satu proses yang erat kaitannya dengan perbankan syariah.
dengan bisnis adalah pemasaran produk. Pada
Metode Penelitian
hakikatnya pemasaran bertujuan memberikan
kepuasan pada konsumen. Meskipun demikian, Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian
pemasaran juga mendapat stigma sebagai tempat kepustakaan (library research) yakni penelitian
bagi para produsen mengeruk keuntungan yang menelaah data-data yang bersumber dari
yang sebesar-besarnya dari para konsumen. bahan-bahan kepustakaan,7 dengan menggunakan
Tidak heran jika masih banyak konsumen yang metode tafsir tematik. Pendekatan mauḍūi
menjadi korban iklan dan membeli barang yang digunakan untuk mengidentivikasi ayat-ayat
sebenarnya tidak dibutuhkan.4 Meskipun tidak al-Qur’an tentang etika pemasaran. Selanjutnya
dapat sangkal bahwa kuantitas penjualan dan pemahaman ayat-ayat tersebut dikembangkan
keuntungan yang berlipat juga merupakan dengan pendekatan taḥlili. Selain pendekatan
tujuan pemasaran.5 Di dalam al-Qur’an banyak ini, peneliti juga menggunakan pendekatan
dijelaskan tentang tentang etika pemasaran, ekonomi Islam. Pendekatan ekonomi Islam
baik secara tersurat maupun tersirat. Misalnya digunakan untuk melihat relevansi data
komoditas yang diperdagangkan harus halal, yang diperoleh dari pendekatan mauḍūi dan
tidak melupakan Allah, bersikap simpatik taḥlili dengan permasalahan etika pemasaran
dalam menetapkan harga, dalam produksi perbankan kekinian.
hendaknya berbuat adil, bersikap amanah, Etika Pemasaran Perspektif al-Qur’an
bersikap jujur, professional, bersaing secara Bersikap lemah lembut
sehat, serta transparan dalam berpromosi.
Pemasaran dapat dikatakan beretika ketika
Etika pemasaran dalam al-Qur’an beda secara
memenuhi dua unsur utama yaitu bersikap
subtansial dari pemasaran konvensional.
lemah lembut dan sopan santun. Pertama,
Pemasaran dalam al-Qur’an mengandung dua
promosi harus menggunakan kata-kata yang
dimensi yaitu dimensi duniawi (materiil) dan
lembut. Seorang pelaku bisnis harus bersikap
dimensi ukhrawi (spirituil), sedangkan etika
ramah dalam melakukan promosi. Allah
pemasaran konvensional hanya mengandung
berfirman dalam Q.S. al-Nahl [16]: 125 yang
berbunyi:
2
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Dalam Perspektif
Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2007), h. ix
3
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis..., h. ix 6
Akhmad Mujahidin, Islam dan Ekonomi, (Jakarta:
M. Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Bumi
4
PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 10
Aksara, 2006), h. 4 7
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif,
5
M. Mursid, Manajemen Pemasaran..., h. 15 (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.) h. 159.
118 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 7 Nomor 2, Desember 2015, hlm. 116-125
cerdas (sufaha’).12 Berdasarkan hal ini, seorang bersikap sederhanalah dalam berjalan, yakni
marketer harus berpegang pada sifat sopan jangan membusungkan dada dan jangan juga
santun sebagaimana tergambar dalam Q.S. merunduk bagaikan orang sakit. Jangan lari
al-Hijr [15] 88 berikut: tergesa-gesa dan jangan juga sangat perlahan
menghabiskan waktu. Dan lunakkanlah suaramu
sehingga tidak terdengar kasar bagaikan teriakan
اجا ِمْ�ن ُه ْم َوال حَْت َز ْن ْ مَُد َّن َع َ�يْ�نيْ َك إ ىَِل َما َم�ت
ً َّعنَا بِ ِه أَ ْز َو َّ ال ت keledai. Sesungguhnya seburuk-buruk suara
)٨٨( ني َ ِاح َك لِل ُْم ْؤ ِمن َ َِض َجن ْ ِم َو ْاخف ْ َعلَيْه adalah suara keledai karena awalnya siulan
Artinya :Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan nafas
pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah yang buruk.14
Kami berikan kepada beberapa golongan di antara Berdasarkan uraian di atas, pemasaran
mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu dalam perbankan hendaknya menggunakan
bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah sikap sopan santun karena pada dasarnya jiwa
kamu terhadap orang-orang yang beriman. seseorang akan merasa senang jika diperlakukan
Dalam ayat yang lain Allah SWT dengan cara sopan santun. Selain itu kita
berfirman: dilarang bersikap sombong kepada siapapun
karena rahmat Allah tidak akan diberikan
kepada orang-orang yang sombong. Bahkan
ض َم َر ًحا إ َِّن
ِ األر
ْ ِمَْش فيِ َّاس َوال ت ِ َوال تُ َص ِّع ْر َخ َّد َك لِلن dalam menghadapi orang yang kurang cerdas
َ ْص ْد فيِ َم ْشي
ِك ِ ) َواق١٨( َخو ٍرُ ال ف ٍ َِب ُك َّل خُْمت
ُّ اللَ ال حُيَّه akalnya sekalipun kita harus berkata-kata
dari sikap adil yang menjadi pedoman dasar kemurahan hati dan kedermawanaan yang
dalam melaksanakan bisnis syariah. Dalam merupakan salah satu yang mereka akui dan
Q.S. al-An’am [6]: 152 berikut: banggakan sebagai sifat terpuji, dari pada
sekadar berlaku adil bukan justru mengurangi
dan mencurinya.17
ِي أَ ْح َس ُن َح ىَّت َ�ي�بْ لُ َغ َّ َ َوال َ�تق َْربُوا َم
َ ال الْيَتِي ِم إِال بِال يِت ه Adapun menurut Ath Thabari ayat wa aufu
ّف َ�ن ْف ًسا ُ ِِس ِط ال نُ َكل ْ أَ ُش َّد ُه َوأَ ْوفُوا الْ َكيْ َل َوالْمِي َزا َن بِالْق al-kaila wa al-mizana bi al-qisth maksudnya ialah
إِال ُو ْس َع َها َوإِذَا ُ�ق ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُوا َولَ ْو َكا َن ذَا ُ�ق ْر ىَب َوب َِع ْه ِد janganlah kalian mengurangi timbangan ketika
َّ اكم بِ ِه لَ َعلَّ ُكم تَذ ُ اللِ أَ ْوفُوا َذل
َّه
ْ ُ ِك ْم َو َّص
)١٥٢( َك ُرو َن kalian menimbang untuk manusia akan tetapi
ْ penuhilah hak-hak mereka secara sempurna
Artinya :Dan janganlah kamu dekati harta anak
dengan cara yang adil.18 Kata wa idza qultum
yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,
fa’dilu walau kana dza qurba maksudnya adalah
hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah
apabila kalian menghukumi manusia, kemudian
takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
kalian berbicara maka katakanlah yang benar
memikulkan beban kepada sesorang melainkan
dan berbuat adillah serta jangan berbuat aniaya
sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata,
meskipun yang dihukumi adalah kerabat dekat
Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun
kalian. Janganlah kedekatan kekerabatan atau
ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah.
persahabatan mempengaruhi kalian dalam
yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
menetapkan suatu hukum, sehingga kalian
agar kamu ingat.
berkata tidak benar ketika mereka meminta
Menurut M. Quraish Shihab bahwa larangan kalian untuk memutuskan perkara di antara
menyangkut harta dimulai dengan larangan mereka.19 Dalam ayat yang lain Allah SWT
mendekati harta kaum lemah, yakni anak-anak berfirman:
yatim. Ini sangat wajar karena mereka tidak
dapat melindungi diri dari penganiayaan akibat َ اس الْ ُم ْستَقِي ِم َذل
ِك ْ َوأَ ْوفُوا الْ َكيْ َل إِذَا ِك ْلتُ ْم َو ِزنُوا بِالْق
ِ ِس َط
kelemahannya. Dan karena itu pula, larangan )٣٥( َخ�يْ ٌر َوأَ ْح َس ُن تَْأوِيال
ini tidak sekadar melarang memakan atau Artinya :Dan sempurnakanlah takaran apabila
menggunakan, tetapi juga mendekati. Lebih kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
lanjut ia menjelaskan bahwa larangan mendekati yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan
harta anak yatim apabila menggunakan cara lebih baik akibatnya.20
tidak sah kecuali dengan cara yang terbaik,
Abu Ja’far al-Thabari menjelaskan ayat di atas
sehingga dapat menjamin keberadaan, bahkan
bahwa Allah menetapkan agar apabila kalian
pengembangan harta itu, dan hendaklah
menakar untuk manusia, maka sempurnakanlah
pemeliharaan secara baik itu berlanjut hingga
hak mereka sebelum kalian, dan janganlah
ia (anak yatim itu) mencapai kedewasaannya
merugikan mereka. Wa zinu bi al-qistasi al-mustaqim
dan menerima dari kamu harta mereka untuk
maksudnya adalah Allah memerintahkan
mereka kelola sendiri.16 Sedangkan menyangkut
agar kalian menimbang dengan timbangan
takaran dan timbangan menggunakan kata
yang lurus, yaitu adil, tidak bengkok, tidak
perintah wa aufu al-kaila wa al-mizana bi al-
qisth/ dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Mereka dituntut untuk memenuhi
secara sempurna timbangan dan takaran, 17
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz.4. h, 345-
346.
sehingga perhatian mereka tidak sekadar pada
upaya tidak mengurangi tetapi pada upaya 18
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir
Ath-Thabari, Juz. 10 Software Maktabah Syamilah, h.
penyempurnaan. Perintah menyempurnakan ini 686.
juga mengandung dorongan untuk meningkatkan 19
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari,
Tafsir Ath-Thabari.., h. 688.
16
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz.4. h, 344. 20
QS, Al-Isra’ [17]: 35.
Moh. Toriquddin, Etika Pemasaran Al-Qur’an dan Relevansinya... | 121
berat sebelah, dan tidak ada unsur penipuan.21 dalam golongan orang-orang jahat.24
Selanjutnya penyempurnaan takaran dan Ini sesuai dengan teori pemasaran dalam
timbangan oleh ayat di atas dinyatakan al-Qur’an bahwa marketer harus bersikap adil
baik dan lebih bagus akibatnya. Ini karena kepada klien tanpa memandang status, ras
penyempurnaan takaran/timbangan, melahirkan suku, bangsa dan agama sebagai berikut:
rasa aman, ketentraman dan kesejahteraan
hidup bermasyarakat. Kesemuanya dapat
tercapai melalui keharmonisan hubungan اإلح َسا ِن َوإِيتَا ِء ذِي الْق ُْر ىَب َوَ�يْ�ن َهى َّإ َِّن ه
ْ اللَ يَْأ ُم ُر بِالْ َع ْد ِل َو
َّ ِظ ُكم لَ َعلَّ ُكم تَذ
antara anggota masyarakat, yang antara lain bila
masing-masing memberi apa yang berlebih dari
َك ُرو َن ْ ْ ُ َع ِن الْ َف ْح َشا ِء َوالْ ُمنْ َك ِر َوالَْ�ب ْغ ِي يَع
kebutuhannya dan menerima yang seimbang
)٩٠(
dengan haknya.22 Ringkasnya adalah bahwa Artinya :Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
marketer harus berbuat adil dalam berpromosi Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
sehingga dia tidak akan mengecewakan nasabah kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
kelak di kemudian hari. Dalam berpromosi keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
ia tidak hanya menawarkan produk yang pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
bersifat transaksional semata tetapi hendaknya pelajaran.25
memberikan kepuasan kepada nasabah dengan Manusia dituntut untuk menegakkan
kemurahan hati dan jauh dari transaksi yang keadilan walau terhadap keluarga, ibu bapak
merugikan. dan dirinya, bahkan terhadap musuh sekalipun.
Kedua,bersikap adil terhadap orang lain Keadilan yang pertama dituntut adalah dari
walaupun mereka adalah orang non-muslim diri dan terhadap diri sendiri dengan jalan
sebagaimana ditegaskan oleh Ali Hasan meletakkan syahwat dan amarah sebagai
bahwa sistem perbankan Islam seharusnya tawanan yang harus mengikuti perintah akal
dapat menyentuh semua orang, termasuk dan agama, bukan menjadikannya tuan yang
masyarakat non-Islam sehingga konsep rahmatan mengarahkan akal dan tuntunan agamanya.
lil alamin benar-benar terimplementasi bagi Karena jika demikian, ia tidak berlaku adil,
siapapun yang berinteraksi dengannya. Keadilan yakni tidak menempatkan sesuatu pada
merupakan tujuan utama dari Syariat Islam. tempatnya yang wajar.26
Keadilan harus diwujudkan dalam berbagai
ين َومَْل ُ ِين مَْل ُ�يقَاتِل َ اللُ َع ِن الَّذ
َّاك ُم هُ ال َ�يْ�ن َه
aspek kehidupan manusia seperti dalam
ِ ُوك ْم فيِ ال ِّد
masalah keluarga, social, ekonomi, politik,
dan lingkungan.23 Menurut Syafi’i Antonio ِم إ َِّن ِ ِك ْم أَ ْن َ�تَ�ب ُّرو ُه ْم َوُ�تق
ْ ْس ُطوا إِلَيْه ُ ِن ِديَار ُ ِج
ْ وك ْم م ُ يخُْر
larangan terhadap bunga bank merupakan )٨( ني َ ْس ِطِ ِب الْ ُمق َّه
ُّ اللَ حُي
salah satu prinsip ekonomi berkeadilan. Semua Artinya :Allah tidak melarang kamu untuk berbuat
agama seperti Yahudi, Nasrani, dan Hindu baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang
menolak kehadiran sistem bunga di dalam tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
perekonomian umat manusia. di dalam Injil mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
dinyatakan bahwa antara riba dan bunga menyukai orang-orang yang Berlaku adil.27
tidak ada perbedaannya, sama-sama haram,
dan orang-orang yang melakukan kegiatan
ekonomi dengan system bunga termasuk ke 24
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari
Teori Ke Praktek (Jakarta:Gema Insani Press, 2001), h.
42-48.
21
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, 25
QS, Al-Nahl (16): 90.
Tafsir Ath-Thabari, Juz. 16, h. 672. 26
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz.7. h, 327-
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz.7. h, 470.
22
328.
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah…h. 5.
23 27
QS, Al-Mumtahanah (60): 8.
122 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 7 Nomor 2, Desember 2015, hlm. 116-125
Allah melarang orang Islam berkasih cara-cara yang tidak terpuji. Tujuan monopoli
sayang dengan orang-orang musyrik, tetapi adalah untuk menaikkan harga agar pengusaha
mengecualikan orang-orang musyrik yang tidak tersebut mendapat keuntungan yang sangat
menyimpan permusuhan kepada orang-orang besar.30 Larangan menggunakan cara-cara
Islam. Dalam tafsir al-Misbah, M. Quraish bathil disebutkan dalam Al-Qur’an:
Shihab menyatakan:
َ ِك َم َع الَّذ
Ayat ini turun dilatarbelakangi oleh seorang
ِم َِّين أَْ�ن َع َم ه
ْ اللُ َعلَيْه َ ول فَأُولَئ
َ الر ُس ََّو َم ْن يُ ِط ِع ه
َّ اللَ َو
perempuan bernama Qutailah ia adalah ibu dari
Asma’ binti Abu Bakr. Ketika ia ke Madinah untuk ني َو َح ُس َن ِِالص ح
َ ال ُّ ني َو
َّ الش َه َدا ِء َو َ الص ِّدي ِق
ِّ ني َو َ ِِّن النَّبِي
َم
menemui anaknya, Asma’ bertanya kepada Nabi )٦٩( ِك َرفِيقًا َ أُولَئ
apakah aku harus menyambung tali silaturrahim Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah
dengannya? Nabi menjawab: iya sambunglah tali kamu saling memakan harta sesamamu dengan
silaturrahim dengan ibumu. Kata Barru adalah jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
memperlakukan dengan baik dan memulyakan. yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
Sedangkan kata qisth adalah adil, fungsi ila adalah kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
untuk arti seimbang maksudnya perlakukanlah mereka Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
sebagaimana mereka memperlakukan kalian dalam kepadamu.31
kekerabatan. Ayat ini membolehkan berinteraksi
secara baik dengan orang non muslim.28
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan
Transparan dalam Pemasaran bahwa melalui Allah mengingatkan kepada
Dalam teori pemasaran perspektif al- orang orang yang beriman untuk tidak memakan
Qur’an, pemasaran dikatakan transparan atau memperoleh harta yang menjadi sarana
jika tidak menggunakan cara bathil, realistis, kehidupan mereka dengan jalan yang batil atau
dan bertanggungjawab. Pertama, suatu bisnis tidak sesuai dengan tuntunan syariat. Tetapi
dilarang oleh syariat Islam jika di dalamnya hendaklah kamu peroleh harta itu dengan
mengandung unsur tidak halal, atau melanggar jalan perniagaan yang berdasarkan prinsip
dan merampas hak dan kekayaan orang lain. kerelaan di antara kamu, kerelaan yang tidak
Ketidakadilan berakar pada semua tindakan melanggar ketentuan agama. Ayat di atas
dan perilaku bisnis yang tidak dikehendaki. menekankan juga keharusan mengindahkan
Maka semua ajaran yang ada di dalam al- peraturan-peraturan yang ditetapkan atau
Qur’an berupaya menjaga hak-hak individu dan persyaratan yang disepakati bersama selama tidak
menjaga solidaritas sosial, untuk mengenalkan menghalalkan yang haram atau mengharamkan
nilai moralitas yang tinggi dalam dunia bisnis yang halal.32 Kedua, realistis merupakan salah
dan untuk menerapkan hukum Allah dalam satu unsur etika pemasaran yang terdapat
dunia bisnis.29 Islam juga melarang adanya dalam al-Qur’an. Prinsip pemasaran berbasis
praktik monopoli karena merupakan cara syariah tidak bersifat eksklusif, fanatis, anti
persaingan yang tidak fair. Sebagaimana modernitas, dan kaku. Selain itu, pemasaran
hadits Rasulullah SAW riwayat Muslim dan berbasis syariah bersifat fleksibel, sebagaimana
Ibnu Hibban. Motif monopoli adalah untuk keluasan dan keluesan hukum Islam. Seorang
memperoleh penguasaan pasar dengan marketer adalah para pemasar professional
mencegah pelaku lain untuk menyainginya dengan penampilan yang bersih, rapi, dan
dengan berbagai cara, sering kali dengan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian
30
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah…h.22-23.
Muhammad Thahir Ibn. Asyur, Al-Tahrir wa al-
28
strategis, mulai kebijakan untuk penerapan dan Harun untuk mengatakan kepada Fir’aun
profesionalisme di bidang syari’ah hingga ke perkataan yang lembut. Perkataan lembut
penerapan prinsip-prinsip syariah di dunia yang diperintahkan Allah untuk mengatakan
perbankan.37 adalah perkataan sindiran (kinayah).
Muhammad tidak hanya mampu menciptakan Kata la’allahu terdapat perbedaan dalam
pelanggan yang loyal (loyalty custumer), tetapi menafsirkannya ada yang memaknai sebagai
juga mampu menciptakan pelanggan yang kata tanya (istifham), seakan-akan artinya
percaya (trusty custumer) dengan menggunakan katakan kepada Fir’aun perkataan yang
formula kejujuran, keikhlasan, silaturrahim, lembut, dan lihatlah apakah dia ingat dan
dan bermurah hati yang menjadi inti dari kembali serta takut kepada Allah kemudian
seluruh kegiatan marketing yang dilakukannya.38 insaf dari kedurhakaannya. Sedangkan yang
Dengan kata lain bahwa keberadaan pemasaran lain memaknai la’allahu adalah agar, yang
al-Qur’an sangat dibutuhkan dalam dunia artinya pergilah pada Fir’aun sesungguhnya
perbankan syariah saat ini. Di mana inti dari ia adalah orang yang durhaka maka nasehati
prinsip pemasaran al-Qur’an adalah kejujuran, dan ajaklah ia ke jalan yang benar agar ia
keihklasan, sillaturrahim, bermurah hati, ingat atau takut kepada Allah.40 Kata la’alla
professional dan penuh empati. Di dalam al- biasa diterjemahkan mudah-mudahan yang
Qur’an yang mengindikasikan bahwa dalam mengandung makna harapan terjadinya sesuatu.
berpromosi harus beretika dan bijaksana Yang dimaksud dengan harapan ini adalah
sebagai berikut: harapan nabi Musa. Yakni wahai Musa
َّ َ�فقُوال لَُه َ�ق ْوال لَيِنًا لَ َعلَّ ُه َ�يتَذ
)٤٤( َك ُر أَ ْو يخَْ َشى dan Harun sampaikanlah tuntunan Allah
ّ kepada Fir’aun sambil menanamkan dalam
Artinya :Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya hati kamu berdua harapan dan optimisme
dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah- kiranya penyampaianmu bermanfaat baginya.
mudahan ia ingat atau takut”.39 Perintah Allah ini menunjukkan bahwa
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya manusia hendaknya selalu berusaha, dan
dengan kata-kata yang lemah lembut, menjadi tidak mengandalkan takdir semata-mata.
dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam Allah telah mengetahui penolakan Fir’aun
berdakwah yang antara lain ditandai dengan terhadap ajakan nabi Musa as, kendati demikian
ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan Allah tetap memerintahkan nabi-Nya untuk
hati sasaran dakwah. Karena Fir’aun saja, menyampaikan ajakan. Ini karena Allah tidak
yang demikian durhaka, masih juga harus menjatuhkan sanksi dan ganjaran berdasar
dihadapi dengan lemah lembut. Memang pengetahuan-Nya yang azali, tetapi berdasar
dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah pengetahuan-Nya serta kenyataan yang terjadi
lembut. Dakwah adalah upaya menyampaikan dalam pentas kehidupan dunia ini. Di sisi lain,
hidayah. Kata hidayah maknanya antara lain perintah tersebut bila telah dilaksanakan dan
adalah menyampaikan dengan lemah lembut. ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
Dari sini lahir kata hidayah yang merupakan yang memberatkan sasaran dakwah, karena
penyampaian sesuatu dengan lemah lembut jika tidak ada ajakan, maka boleh jadi di hari
guna menunjukkan simpati.Menurut At- kemudian kelak, mereka akan berkata: “Kami
Thabari Allah mengingatkan kepada Musa tidak mengetahui tuntunan-Mu, karena tidak
ada yang pernah menyampaikannya kepada
37
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir kami.”
Sula, Syari’ah Marketing…h.196.
Kata la’allahu yatadzakkaru auw yakhsya/
38
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo,
Marketing Muhammad SAW Strategi Andal dan Jitu
mudah-mudahan ia ingat atau takut. Pengertian
Praktik Bisnis Nabi Muhammad Saw (Bandung:Madania
Prima, 2008), h.90.
Muhammad bin Jarir al-Thabari, Jami’ al-Bayan Fi
40
39
QS: Thaha [20]:44 Ta’wi al-Qur’an, Juz 18 h. 312-313.
Moh. Toriquddin, Etika Pemasaran Al-Qur’an dan Relevansinya... | 125
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim Hasan, Ali. Marketing Bank Syariah Cara Jitu
Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis Dalam Islam, Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001. Syariah, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,
Al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. 2010.
Tafsir Ath-Thabari, Terj. Akhmad Affandi Kertajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir
dkk, Juz.10, Jakarta: Pustaka Azzam, Sula, Syari’ah Marketing, Bandung: Penerbit
2008. Mizan, 2006.
Amin, A. Riawan Menggagas Manajemen Muhadjir, Noeng Metodologi Penelitian Kualitatif,
Syariah teori dan Praktik The Celestial Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.
Management, Jakarta: Penerbit Salemba Mujahidin, Akhmad. Islam dan Ekonomi. Jakarta:
Empat, 2010. PT. Raja Grafindo Persada. 2007
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Mursid, M. Manajemen Pemasaran, Jakarta:
Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Bumi Aksara, 2006.
Insani, 2001. Rivai, Veithzal. Islamic Marketing Membangun
Djakfar, Muhammad Etika Bisnis Dalam dan Mengembangkan Bisnis Dengan Praktik
Perspektif Islam, Malang: UIN Malang Marketing Rasulullah SAW.Jakarta: Pt.
Press, 2007. Gramedia Pustaka Utama, 2012.
Gunara, Thorik dan Utus Hardiono Sudibyo, Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah: Pesan,
Marketing Muhammad SAW. Strategi Andal Kesan dan Keserasian al-Qur’ah, Juz.11.
dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad Jakarta:Lentera Hati. 2011
SAW. Bandung: Madania Prima, 2008.
41
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Juz.8...,
h. 306-308.