Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PEMASARAN PERSPEKTIFAL-QUR’AN

DAN RELEVANSINYA DALAM PERBANKAN SYARI’AH

Moh. Toriquddin
Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
hm.toriquddin@gmail.com

Abstrak
This study aimed to describe the ethics of marketing contained in the Qur’an and its
relevance to the current practice of Islamic banking. This study was a library research that
examining the data sourced from the literatures, and using thematic interpretation method.
The results showed that there are three ethics of marketing contained in the Qur’an, being
ethical, professional, and clear. Ethical marketing should meet two components, friendly and
manners; Professional marketing should meet two components, being fair in the promotion
and fair towards others. Whereas the clear marketing should meet three components, it
should implement without bathil way, being realistic and responsible. In addition, the
presence of al-Qur’an is needed in Shari’ah banking world of marketing today.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan etika pemasaran yang terdapat dalam al-Qur’an
dan relevansinya pada praktik perbankan syariah saat ini. Penelitian ini termasuk dalam
penelitian kepustakaan (library research) yakni penelitian yang menelaah data-data yang
bersumber dari bahan-bahan kepustakaan, dengan menggunakan metode tafsir tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga etika pemasaran yang terdapat dalam al-
Qur’an yaitu: pemasaran beretika, pemasaran profesional, pemasaran transparan. Disebut
pemasaran beretika jika memenuhi dua komponen yaitu lemah lembut/ramah dan sopan
santun, kemudian disebut pemasaran profesional jika memenuhi dua komponen yaitu adil
dalam promosi dan adil terhadap orang lain. sedangkan yang dimaksud dengan pemasaran
transparan jika memenuhi tiga komponen yaitu tidak menggunakan cara bathil, realistis,
dan bertanggung jawab. Selian itu, keberadaan pemasaran al-Qur’an sangat dibutuhkan
dalam dunia perbankan syari’ah saat ini.

Kata Kunci: Etika Pemasaran, Perbankan Syariah

Relasi etika dengan bisnis menjadi bahan keterlibatan pelaku bisnis dalam aktivitas
diskusi oleh para cendekian dan praktisi sejak suap, korupsi, pemalsuan, pencucian uang,
abad ke-XVIII. Etika berkaitan dengan tata atau perusakan lingkungan.1 Perbedaan ini
perilaku yang baik dan manusiawi. Sementara menyebabkan keduanya terlihat saling bertolak
dunia bisnis dianggap penuh dengan praktik- belakang dan tidak berhubungan. Padahal
praktik yang tidak baik seperti kecurangan, menurut Djakfar sudah saatnya etika mandapat
menghalalkan segala cara, maupun intrik. Berbagai
kasus yang kerap terjadi seperti keterlambatan 1
A. Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah
menarik produk yang menimbulkan bahaya, Teori dan Praktik The Celestial Management, (Jakarta:
Penerbit Salemba Empat, 2010), h. 4

116
Moh. Toriquddin, Etika Pemasaran Al-Qur’an dan Relevansinya... | 117

perhatian besar dalam praktik bisnis, khususnya dimensi duniawi (materiil).6 Realitas-realitas
di Indonesia.2 Seorang pengusaha – dalam di atas mendorong peneliti untuk mencermati
pandangan Islam – tidak hanya sekedar mencari lebih dalam tentang obyek penelitian pada aspek
keuntungan, melainkan mencari keberkahan etika pemasaran, dengan menjadikan ayat-
yaitu kemantapan usaha dengan memperoleh ayat etika pemasaran dalam al-Qur’an sebagai
keuntungan yang wajar dan mendapat ridha fokus kajian dan melihat relevansinya dalam
Allah SWT. Target yang dicapai seorang perbankan syariah. Titik tolak permasalahannya
pedagang muslim dalam melakukan bisnis adalah bagaimana konsep etika pemasaran
tidak sebatas keuntungan materiil, tetapi juga dirumuskan dalam al-Qur’an dan bagaimana
keuntungan immaterial (spiritual). Kebendaan relevansinya dalam perbankan syariah. Dengan
yang profan (intransenden) baru bermakna demikian diharapkan ditemukan model dan
apabila diimbangi dengan kepentingan spiritual karakteristik serta seluk-beluk etika pemasaran
yang transenden (ukhrawi).3 dalam perspektif al-Qur’an dan relevansinya
Salah satu proses yang erat kaitannya dengan perbankan syariah.
dengan bisnis adalah pemasaran produk. Pada
Metode Penelitian
hakikatnya pemasaran bertujuan memberikan
kepuasan pada konsumen. Meskipun demikian, Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian
pemasaran juga mendapat stigma sebagai tempat kepustakaan (library research) yakni penelitian
bagi para produsen mengeruk keuntungan yang menelaah data-data yang bersumber dari
yang sebesar-besarnya dari para konsumen. bahan-bahan kepustakaan,7 dengan menggunakan
Tidak heran jika masih banyak konsumen yang metode tafsir tematik. Pendekatan mauḍūi
menjadi korban iklan dan membeli barang yang digunakan untuk mengidentivikasi ayat-ayat
sebenarnya tidak dibutuhkan.4 Meskipun tidak al-Qur’an tentang etika pemasaran. Selanjutnya
dapat sangkal bahwa kuantitas penjualan dan pemahaman ayat-ayat tersebut dikembangkan
keuntungan yang berlipat juga merupakan dengan pendekatan taḥlili. Selain pendekatan
tujuan pemasaran.5 Di dalam al-Qur’an banyak ini, peneliti juga menggunakan pendekatan
dijelaskan tentang tentang etika pemasaran, ekonomi Islam. Pendekatan ekonomi Islam
baik secara tersurat maupun tersirat. Misalnya digunakan untuk melihat relevansi data
komoditas yang diperdagangkan harus halal, yang diperoleh dari pendekatan mauḍūi dan
tidak melupakan Allah, bersikap simpatik taḥlili dengan permasalahan etika pemasaran
dalam menetapkan harga, dalam produksi perbankan kekinian.
hendaknya berbuat adil, bersikap amanah, Etika Pemasaran Perspektif al-Qur’an
bersikap jujur, professional, bersaing secara Bersikap lemah lembut
sehat, serta transparan dalam berpromosi.
Pemasaran dapat dikatakan beretika ketika
Etika pemasaran dalam al-Qur’an beda secara
memenuhi dua unsur utama yaitu bersikap
subtansial dari pemasaran konvensional.
lemah lembut dan sopan santun. Pertama,
Pemasaran dalam al-Qur’an mengandung dua
promosi harus menggunakan kata-kata yang
dimensi yaitu dimensi duniawi (materiil) dan
lembut. Seorang pelaku bisnis harus bersikap
dimensi ukhrawi (spirituil), sedangkan etika
ramah dalam melakukan promosi. Allah
pemasaran konvensional hanya mengandung
berfirman dalam Q.S. al-Nahl [16]: 125 yang
berbunyi:
2
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Dalam Perspektif
Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2007), h. ix
3
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis..., h. ix 6
Akhmad Mujahidin, Islam dan Ekonomi, (Jakarta:
M. Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Bumi
4
PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 10
Aksara, 2006), h. 4 7
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif,
5
M. Mursid, Manajemen Pemasaran..., h. 15 (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.) h. 159.
118 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 7 Nomor 2, Desember 2015, hlm. 116-125

sosok yang penuh kasih sayang seperti yang


َْ‫ِظ ِة ح‬
‫ال َسنَ ِة‬ َ ‫ِك َم ِة َوالْ َم ْوع‬ْ ‫ِال‬
ْ‫ِيل َربِّ َك ب ح‬
ِ ‫ا ْد ُع إ ىَِل َسب‬ dijelaskan dalam surat al-Taubah [9]: 128
َّ‫َو َجادِلهُْ ْم بِالَّيِت هِي أَ ْح َس ُن إ َِّن َربَّ َك ُه َو أَ ْعل َُم مِبَ ْن َضل‬
َ sebagai berikut:
١٢٥( ‫ِين‬ ‫ت‬
َ ‫ه‬
ْ ‫م‬ ْ
َ ُ ُ َ َ َ ْ ‫) َع‬
‫د‬ ‫ل‬ ‫ِا‬
‫ب‬ ‫َم‬ ‫ل‬ ‫ع‬
ْ َ
‫أ‬ ‫و‬ ‫ه‬ُ ‫و‬ ِ
‫ه‬ ِ
‫ل‬ ‫ِي‬
‫ب‬ ‫س‬ ‫ن‬
‫ِن أَْ�ن ُف ِس ُك ْم َعزِي ٌز َعلَيْ ِه َما َعنِت ُّْم‬
ْ ‫لَ َق ْد َج َاء ُك ْم َر ُسو ٌل م‬
َ ِ‫ِيص َعلَيْ ُك ْم بِالْ ُم ْؤ ِمن‬
Artinya :Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
)١٢٨( ‫يم‬ ٌ ‫وف َر ِح‬ ٌ ‫ني َر ُء‬ ٌ ‫َحر‬
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Artinya: Sungguh telah datang kepadamu seorang
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
petunjuk. penyayang terhadap orang-orang mukmin.10
Dalam kaitannya dengan persoalan bisnis, Dalam ayat yang lain, Allah berfiman:
Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa
Allah SAW memberikan rahmat kepada َ ‫َظا َغل‬
‫ِيظ‬ ًّ ‫اللِ لِنْ َت لهَُم َو لَ ْو ُكنْ َت ف‬ َّ‫ِن ه‬ َ ‫ح ٍة م‬ َ ْ‫فَب َِما َر م‬
seseorang yang ramah dan toleran dalam ْ
berbisnis sebagaimana hadits riwayat Bukhari ‫ِك فَا ْع ُف َعْ�ن ُه ْم َواسَْ�ت ْغف ِْر لهَُ ْم‬ َ ‫ِن َح ْول‬ ْ ‫ْب الْ�ن َف ُّضوا م‬ ِ ‫الْ َقل‬
dan Tirmidzi. 8 Dalam dunia perbankan َّ‫اللِ إ َِّن ه‬
َ‫الل‬ َّ‫ِر ُه ْم فيِ األ ْم ِر فَإِذَا َع َز ْم َت َ�فَ�ت َو َّك ْل َعلَى ه‬ ْ ‫َو َشاو‬
memberikan layanan terbaik kepada nasabah )١٥٩( ‫ني‬ َ ِ‫ِب الْ ُمَ�ت َو ِّكل‬ُّ ‫حُي‬
dapat dilakukan dengan cara say greeting (tegur Artinya :Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah
sapa yang sopan dan santun), say thank’s you kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
(terima kasih), dan smilling (senyum ramah), sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
jangan risih dengan mengucapkan i am sorry tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
(minta maaf jika salah). Dan jangan pernah Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun
mengajak nasabah berdebat walaupun anda bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
benar. Rasulullah SAW menganjurkan agar dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
para pedagang selalu bermurah hati dalam membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
melaksanakan jual beli. Suka mengalah namun Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
tetap penuh tanggung jawab, sebagaimana yang bertawakkal kepada-Nya.11
sabda beliau:
Berdasarkan ayat di atas, seorang marketer
Artinya: “Allah berbelas kasih kepada orang yang memiliki sikap ramah dan lemah lembut
yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli akan menimbulkan rasa simpati dan kepercayaan
dan atau ketika menuntut hak (menagih).”(HR. dari para konsumen. Selain itu, akan muncul
Bukhari).9 kepuasan pada diri konsumen bukan hanya
Seorang marketer yang baik harus memiliki karena kualitas produk yang bagus tetapi juga
kemampuan bertutur sapa dengan lemah disebabkan oleh kenyamanan mereka ketika
lembut. Sebagaimana praktik yang dicontohkan bertransaksi dengan marketer. Kedua, pemasaran
Nabi Muhammad Saw dalam mendakwahkan dilaksanakan secara sopan santun. Orang
ajaran Islam. Dalam rangka mengemban yang beriman diperintahkan untuk bermurah
tugasnya, Nabi Muhammad Saw. merupakan hati, sopan dan bersahabat saat melakukan
praktik bisnis dengan sesama manusia. Al-
8
Veithzal Rivai, Islamic Marketing Membangun Qur’an memberikan batasan kepada umat
dan Mengembangkan Bisnis dengan Praktik Marketing Islam untuk berlaku sopan kehidupan sehari
Rasulullah Saw (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, sekalipun kepada orang-orang yang kurang
2012), h. 190.
9
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah Cara Jitu 10
QS, Al-Taubah [9]: 128.
Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010), h. 219. 11
QS, Ali Imran [3]: 159.
Moh. Toriquddin, Etika Pemasaran Al-Qur’an dan Relevansinya... | 119

cerdas (sufaha’).12 Berdasarkan hal ini, seorang bersikap sederhanalah dalam berjalan, yakni
marketer harus berpegang pada sifat sopan jangan membusungkan dada dan jangan juga
santun sebagaimana tergambar dalam Q.S. merunduk bagaikan orang sakit. Jangan lari
al-Hijr [15] 88 berikut: tergesa-gesa dan jangan juga sangat perlahan
menghabiskan waktu. Dan lunakkanlah suaramu
sehingga tidak terdengar kasar bagaikan teriakan
‫اجا ِمْ�ن ُه ْم َوال حَْت َز ْن‬ ْ ‫مَُد َّن َع َ�يْ�نيْ َك إ ىَِل َما َم�ت‬
ً ‫َّعنَا بِ ِه أَ ْز َو‬ َّ ‫ال ت‬ keledai. Sesungguhnya seburuk-buruk suara
)٨٨( ‫ني‬ َ ِ‫اح َك لِل ُْم ْؤ ِمن‬ َ َ‫ِض َجن‬ ْ ‫ِم َو ْاخف‬ ْ ‫َعلَيْه‬ adalah suara keledai karena awalnya siulan
Artinya :Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan nafas
pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah yang buruk.14
Kami berikan kepada beberapa golongan di antara Berdasarkan uraian di atas, pemasaran
mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu dalam perbankan hendaknya menggunakan
bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah sikap sopan santun karena pada dasarnya jiwa
kamu terhadap orang-orang yang beriman. seseorang akan merasa senang jika diperlakukan
Dalam ayat yang lain Allah SWT dengan cara sopan santun. Selain itu kita
berfirman: dilarang bersikap sombong kepada siapapun
karena rahmat Allah tidak akan diberikan
kepada orang-orang yang sombong. Bahkan
‫ض َم َر ًحا إ َِّن‬
ِ ‫األر‬
ْ ِ‫مَْش في‬ِ ‫َّاس َوال ت‬ ِ ‫َوال تُ َص ِّع ْر َخ َّد َك لِلن‬ dalam menghadapi orang yang kurang cerdas
َ ‫ْص ْد فيِ َم ْشي‬
‫ِك‬ ِ ‫) َواق‬١٨( ‫َخو ٍر‬ُ ‫ال ف‬ ٍ َ‫ِب ُك َّل خُْمت‬
ُّ ‫اللَ ال حُي‬َّ‫ه‬ akalnya sekalipun kita harus berkata-kata

ْ ‫ِك إ َِّن أَنْ َك َر‬


َْ‫ات لَ َص ْو ُت ح‬ dengan baik.
ِ‫ال ِمري‬ ِ ‫األص َو‬ َ ‫ِن َص ْوت‬ ْ‫ضم‬ ْ ‫ْض‬ ُ ‫َواغ‬
)١٩( Profesional Dalam Promosi
Artinya :Dan janganlah kamu memalingkan Pemasaran yang professional dalam al-Qur’an
mukamu dari manusia (karena sombong) dan harus memenuhi beberapa unsur di antaranya:
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan Pertama, sikap adil dalam berpromosi. Perilaku
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai curang, adanya unsur gharar atau kebohongan,
orang-orang yang sombong lagi membanggakan manipulasi, dan mencampuradukkan kebenaran
diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan dengan kebathilan, baik dalam menerangkan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk- spesifikasi barang dagangan memberitahukan
buruk suara ialah suara keledai.13 hargaa atau banyaknya pemesanan sering
Dalam tafsirnya, M. Quraish Shihab kali merusah citra bisnis di berbagai wilayah.
menjelaskan bahwa seseorang yang memalingkan Realitas ini bertolak belakang dengan etika
wajahnya dari orang lain merupakan bentuk pemasaran Islam yang mengutamakan prinsip
penghinaan dan kesombongan. Lebih lanjut kejujuran. 15 Rasulullah Saw memberikan
beliau menyatakan: pedoman bahwa pedagang yang jujur dan
dapat dipercaya merupakan golongan yang
Setiap manusia hendaknya bersikap penuh
masuk surga bersama Nabi, orang-orang yang
rendah hati. Dan bila engkau melangkah,
membenarkan risalah Nabi (shiddiqin) dan para
janganlah berjalan di muka bumi dengan
syuhada’ (orang yang mati syahid). Al-Qur’an
angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah
memerintahkan kepada manusia untuk jujur,
lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah
tulus, ikhlas, dan benar dalam semua perjalanan
tidak menyukai yakni tidak melimpahkan
hidupnya. Karakter ini merupakan bagian
anugerah kasih sayang-Nya kepada orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri. Dan 14
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan
dan Keserasian al-Qur’ah, Juz.11 (Jakarta:Lentera Hati,
12
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam 2011) h. 139.
(Jakarta:Pustaka al-Kautsar, 2001), h. 109-110. 15
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir
13
QS, Luqman [31]: 18-19. Sula, Syari’ah Marketing…h. 107-109.
120 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 7 Nomor 2, Desember 2015, hlm. 116-125

dari sikap adil yang menjadi pedoman dasar kemurahan hati dan kedermawanaan yang
dalam melaksanakan bisnis syariah. Dalam merupakan salah satu yang mereka akui dan
Q.S. al-An’am [6]: 152 berikut: banggakan sebagai sifat terpuji, dari pada
sekadar berlaku adil bukan justru mengurangi
dan mencurinya.17
‫ِي أَ ْح َس ُن َح ىَّت َ�ي�بْ لُ َغ‬ َّ َ ‫َوال َ�تق َْربُوا َم‬
َ ‫ال الْيَتِي ِم إِال بِال يِت ه‬ Adapun menurut Ath Thabari ayat wa aufu
‫ّف َ�ن ْف ًسا‬ ُ ِ‫ِس ِط ال نُ َكل‬ ْ ‫أَ ُش َّد ُه َوأَ ْوفُوا الْ َكيْ َل َوالْمِي َزا َن بِالْق‬ al-kaila wa al-mizana bi al-qisth maksudnya ialah
‫إِال ُو ْس َع َها َوإِذَا ُ�ق ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُوا َولَ ْو َكا َن ذَا ُ�ق ْر ىَب َوب َِع ْه ِد‬ janganlah kalian mengurangi timbangan ketika
َّ ‫اكم بِ ِه لَ َعلَّ ُكم تَذ‬ ُ ‫اللِ أَ ْوفُوا َذل‬
َّ‫ه‬
ْ ُ ‫ِك ْم َو َّص‬
)١٥٢( ‫َك ُرو َن‬ kalian menimbang untuk manusia akan tetapi
ْ penuhilah hak-hak mereka secara sempurna
Artinya :Dan janganlah kamu dekati harta anak
dengan cara yang adil.18 Kata wa idza qultum
yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,
fa’dilu walau kana dza qurba maksudnya adalah
hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah
apabila kalian menghukumi manusia, kemudian
takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
kalian berbicara maka katakanlah yang benar
memikulkan beban kepada sesorang melainkan
dan berbuat adillah serta jangan berbuat aniaya
sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata,
meskipun yang dihukumi adalah kerabat dekat
Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun
kalian. Janganlah kedekatan kekerabatan atau
ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah.
persahabatan mempengaruhi kalian dalam
yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
menetapkan suatu hukum, sehingga kalian
agar kamu ingat.
berkata tidak benar ketika mereka meminta
Menurut M. Quraish Shihab bahwa larangan kalian untuk memutuskan perkara di antara
menyangkut harta dimulai dengan larangan mereka.19 Dalam ayat yang lain Allah SWT
mendekati harta kaum lemah, yakni anak-anak berfirman:
yatim. Ini sangat wajar karena mereka tidak
dapat melindungi diri dari penganiayaan akibat َ ‫اس الْ ُم ْستَقِي ِم َذل‬
‫ِك‬ ْ ‫َوأَ ْوفُوا الْ َكيْ َل إِذَا ِك ْلتُ ْم َو ِزنُوا بِالْق‬
ِ ‫ِس َط‬
kelemahannya. Dan karena itu pula, larangan )٣٥( ‫َخ�يْ ٌر َوأَ ْح َس ُن تَْأوِيال‬
ini tidak sekadar melarang memakan atau Artinya :Dan sempurnakanlah takaran apabila
menggunakan, tetapi juga mendekati. Lebih kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
lanjut ia menjelaskan bahwa larangan mendekati yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan
harta anak yatim apabila menggunakan cara lebih baik akibatnya.20
tidak sah kecuali dengan cara yang terbaik,
Abu Ja’far al-Thabari menjelaskan ayat di atas
sehingga dapat menjamin keberadaan, bahkan
bahwa Allah menetapkan agar apabila kalian
pengembangan harta itu, dan hendaklah
menakar untuk manusia, maka sempurnakanlah
pemeliharaan secara baik itu berlanjut hingga
hak mereka sebelum kalian, dan janganlah
ia (anak yatim itu) mencapai kedewasaannya
merugikan mereka. Wa zinu bi al-qistasi al-mustaqim
dan menerima dari kamu harta mereka untuk
maksudnya adalah Allah memerintahkan
mereka kelola sendiri.16 Sedangkan menyangkut
agar kalian menimbang dengan timbangan
takaran dan timbangan menggunakan kata
yang lurus, yaitu adil, tidak bengkok, tidak
perintah wa aufu al-kaila wa al-mizana bi al-
qisth/ dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Mereka dituntut untuk memenuhi
secara sempurna timbangan dan takaran, 17
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz.4. h, 345-
346.
sehingga perhatian mereka tidak sekadar pada
upaya tidak mengurangi tetapi pada upaya 18
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir
Ath-Thabari, Juz. 10 Software Maktabah Syamilah, h.
penyempurnaan. Perintah menyempurnakan ini 686.
juga mengandung dorongan untuk meningkatkan 19
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari,
Tafsir Ath-Thabari.., h. 688.
16
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz.4. h, 344. 20
QS, Al-Isra’ [17]: 35.
Moh. Toriquddin, Etika Pemasaran Al-Qur’an dan Relevansinya... | 121

berat sebelah, dan tidak ada unsur penipuan.21 dalam golongan orang-orang jahat.24
Selanjutnya penyempurnaan takaran dan Ini sesuai dengan teori pemasaran dalam
timbangan oleh ayat di atas dinyatakan al-Qur’an bahwa marketer harus bersikap adil
baik dan lebih bagus akibatnya. Ini karena kepada klien tanpa memandang status, ras
penyempurnaan takaran/timbangan, melahirkan suku, bangsa dan agama sebagai berikut:
rasa aman, ketentraman dan kesejahteraan
hidup bermasyarakat. Kesemuanya dapat
tercapai melalui keharmonisan hubungan ‫اإلح َسا ِن َوإِيتَا ِء ذِي الْق ُْر ىَب َوَ�يْ�ن َهى‬ َّ‫إ َِّن ه‬
ْ ‫اللَ يَْأ ُم ُر بِالْ َع ْد ِل َو‬
َّ ‫ِظ ُكم لَ َعلَّ ُكم تَذ‬
antara anggota masyarakat, yang antara lain bila
masing-masing memberi apa yang berlebih dari
‫َك ُرو َن‬ ْ ْ ُ ‫َع ِن الْ َف ْح َشا ِء َوالْ ُمنْ َك ِر َوالَْ�ب ْغ ِي يَع‬
kebutuhannya dan menerima yang seimbang
)٩٠(
dengan haknya.22 Ringkasnya adalah bahwa Artinya :Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
marketer harus berbuat adil dalam berpromosi Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
sehingga dia tidak akan mengecewakan nasabah kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
kelak di kemudian hari. Dalam berpromosi keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
ia tidak hanya menawarkan produk yang pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
bersifat transaksional semata tetapi hendaknya pelajaran.25
memberikan kepuasan kepada nasabah dengan Manusia dituntut untuk menegakkan
kemurahan hati dan jauh dari transaksi yang keadilan walau terhadap keluarga, ibu bapak
merugikan. dan dirinya, bahkan terhadap musuh sekalipun.
Kedua,bersikap adil terhadap orang lain Keadilan yang pertama dituntut adalah dari
walaupun mereka adalah orang non-muslim diri dan terhadap diri sendiri dengan jalan
sebagaimana ditegaskan oleh Ali Hasan meletakkan syahwat dan amarah sebagai
bahwa sistem perbankan Islam seharusnya tawanan yang harus mengikuti perintah akal
dapat menyentuh semua orang, termasuk dan agama, bukan menjadikannya tuan yang
masyarakat non-Islam sehingga konsep rahmatan mengarahkan akal dan tuntunan agamanya.
lil alamin benar-benar terimplementasi bagi Karena jika demikian, ia tidak berlaku adil,
siapapun yang berinteraksi dengannya. Keadilan yakni tidak menempatkan sesuatu pada
merupakan tujuan utama dari Syariat Islam. tempatnya yang wajar.26
Keadilan harus diwujudkan dalam berbagai
‫ين َومَْل‬ ُ ‫ِين مَْل ُ�يقَاتِل‬ َ ‫اللُ َع ِن الَّذ‬
َّ‫اك ُم ه‬ُ ‫ال َ�يْ�ن َه‬
aspek kehidupan manusia seperti dalam
ِ ‫ُوك ْم فيِ ال ِّد‬
masalah keluarga, social, ekonomi, politik,
dan lingkungan.23 Menurut Syafi’i Antonio ‫ِم إ َِّن‬ ِ ‫ِك ْم أَ ْن َ�تَ�ب ُّرو ُه ْم َوُ�تق‬
ْ ‫ْس ُطوا إِلَيْه‬ ُ ‫ِن ِديَار‬ ُ ‫ِج‬
ْ ‫وك ْم م‬ ُ ‫يخُْر‬
larangan terhadap bunga bank merupakan )٨( ‫ني‬ َ ‫ْس ِط‬ِ ‫ِب الْ ُمق‬ َّ‫ه‬
ُّ ‫اللَ حُي‬
salah satu prinsip ekonomi berkeadilan. Semua Artinya :Allah tidak melarang kamu untuk berbuat
agama seperti Yahudi, Nasrani, dan Hindu baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang
menolak kehadiran sistem bunga di dalam tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
perekonomian umat manusia. di dalam Injil mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
dinyatakan bahwa antara riba dan bunga menyukai orang-orang yang Berlaku adil.27
tidak ada perbedaannya, sama-sama haram,
dan orang-orang yang melakukan kegiatan
ekonomi dengan system bunga termasuk ke 24
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari
Teori Ke Praktek (Jakarta:Gema Insani Press, 2001), h.
42-48.
21
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, 25
QS, Al-Nahl (16): 90.
Tafsir Ath-Thabari, Juz. 16, h. 672. 26
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz.7. h, 327-
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz.7. h, 470.
22
328.
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah…h. 5.
23 27
QS, Al-Mumtahanah (60): 8.
122 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 7 Nomor 2, Desember 2015, hlm. 116-125

Allah melarang orang Islam berkasih cara-cara yang tidak terpuji. Tujuan monopoli
sayang dengan orang-orang musyrik, tetapi adalah untuk menaikkan harga agar pengusaha
mengecualikan orang-orang musyrik yang tidak tersebut mendapat keuntungan yang sangat
menyimpan permusuhan kepada orang-orang besar.30 Larangan menggunakan cara-cara
Islam. Dalam tafsir al-Misbah, M. Quraish bathil disebutkan dalam Al-Qur’an:
Shihab menyatakan:

َ ‫ِك َم َع الَّذ‬
Ayat ini turun dilatarbelakangi oleh seorang
‫ِم‬ َّ‫ِين أَْ�ن َع َم ه‬
ْ ‫اللُ َعلَيْه‬ َ ‫ول فَأُولَئ‬
َ ‫الر ُس‬ َّ‫َو َم ْن يُ ِط ِع ه‬
َّ ‫اللَ َو‬
perempuan bernama Qutailah ia adalah ibu dari
Asma’ binti Abu Bakr. Ketika ia ke Madinah untuk ‫ني َو َح ُس َن‬ ِِ‫الص ح‬
َ ‫ال‬ ُّ ‫ني َو‬
َّ ‫الش َه َدا ِء َو‬ َ ‫الص ِّدي ِق‬
ِّ ‫ني َو‬ َ ِّ‫ِن النَّبِي‬
َ‫م‬
menemui anaknya, Asma’ bertanya kepada Nabi )٦٩( ‫ِك َرفِيقًا‬ َ ‫أُولَئ‬
apakah aku harus menyambung tali silaturrahim Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah
dengannya? Nabi menjawab: iya sambunglah tali kamu saling memakan harta sesamamu dengan
silaturrahim dengan ibumu. Kata Barru adalah jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
memperlakukan dengan baik dan memulyakan. yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
Sedangkan kata qisth adalah adil, fungsi ila adalah kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
untuk arti seimbang maksudnya perlakukanlah mereka Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
sebagaimana mereka memperlakukan kalian dalam kepadamu.31
kekerabatan. Ayat ini membolehkan berinteraksi
secara baik dengan orang non muslim.28
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan
Transparan dalam Pemasaran bahwa melalui Allah mengingatkan kepada
Dalam teori pemasaran perspektif al- orang orang yang beriman untuk tidak memakan
Qur’an, pemasaran dikatakan transparan atau memperoleh harta yang menjadi sarana
jika tidak menggunakan cara bathil, realistis, kehidupan mereka dengan jalan yang batil atau
dan bertanggungjawab. Pertama, suatu bisnis tidak sesuai dengan tuntunan syariat. Tetapi
dilarang oleh syariat Islam jika di dalamnya hendaklah kamu peroleh harta itu dengan
mengandung unsur tidak halal, atau melanggar jalan perniagaan yang berdasarkan prinsip
dan merampas hak dan kekayaan orang lain. kerelaan di antara kamu, kerelaan yang tidak
Ketidakadilan berakar pada semua tindakan melanggar ketentuan agama. Ayat di atas
dan perilaku bisnis yang tidak dikehendaki. menekankan juga keharusan mengindahkan
Maka semua ajaran yang ada di dalam al- peraturan-peraturan yang ditetapkan atau
Qur’an berupaya menjaga hak-hak individu dan persyaratan yang disepakati bersama selama tidak
menjaga solidaritas sosial, untuk mengenalkan menghalalkan yang haram atau mengharamkan
nilai moralitas yang tinggi dalam dunia bisnis yang halal.32 Kedua, realistis merupakan salah
dan untuk menerapkan hukum Allah dalam satu unsur etika pemasaran yang terdapat
dunia bisnis.29 Islam juga melarang adanya dalam al-Qur’an. Prinsip pemasaran berbasis
praktik monopoli karena merupakan cara syariah tidak bersifat eksklusif, fanatis, anti
persaingan yang tidak fair. Sebagaimana modernitas, dan kaku. Selain itu, pemasaran
hadits Rasulullah SAW riwayat Muslim dan berbasis syariah bersifat fleksibel, sebagaimana
Ibnu Hibban. Motif monopoli adalah untuk keluasan dan keluesan hukum Islam. Seorang
memperoleh penguasaan pasar dengan marketer adalah para pemasar professional
mencegah pelaku lain untuk menyainginya dengan penampilan yang bersih, rapi, dan
dengan berbagai cara, sering kali dengan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian

30
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah…h.22-23.
Muhammad Thahir Ibn. Asyur, Al-Tahrir wa al-
28

Tanwir Juz. 15 Software Maktabah Syamilah, h. 37, 31


QS: An-Nisa[4]:29.
29
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam…h.125- 32
.M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Juz.2...h. 411-
126. 413.
Moh. Toriquddin, Etika Pemasaran Al-Qur’an dan Relevansinya... | 123

yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan palsu,c. eksploitasi wanita. Produk-produk


professional dengan mengedepankan nilai-nilai seperti kosmetika, perawatan tubuh maupun
religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran produk lainnya sering kali melakukan eksploitasi
dalam segala aktifitas pemasarannya. tubuh wanita agar iklannya dianggap menarik,
Seorang marketer diharapkan memahami atau dalam suatu pameran banyak perusahaan
bahwa dalam situasi pergaulan di lingkungan yang menggunakan wanita berpakaian minim
yang sangat heterogen, dengan beragam suku, menjadi penjaga stand pameran produk dan
agama, dan ras, ada ajaran yang diberikan oleh menugaskan wanita tersebut merayu pembeli
Allah SWT. dan dicontohkan oleh Nabi SAW. agar melakukan pembelian terhadap produk
untuk bisa bersikap lebih bersahabat, santun, mereka.34 Hal ini tentu bertentangan dengan
dan simpatik terhadap saudara-saudaranya prinsip pemasaran dalam al-Qur’an karena
dari umat lain. Dengan kata lain bahwa syariah pemasaran menurut al-Qur’an harus dilakukan
marketing berusaha tegar, istiqamah, dan secara bertanggung jawab sebagaimana
menjadi cahaya penerang di tengah-tengah penjelasan ayat berikut:
kegelapan dunia bisnis sekarang ini, dengan
tetap bergaul, bersilaturrahmi, melakukan
‫َد َم ْت لِ َغ ٍد‬ َ ‫يَا أَُّ�ي َها الَّذ‬
َّ‫ِين آ َمنُوا َّا�تقُوا ه‬
َّ ‫اللَ َولَْ�تنْ ُظ ْر َ�ن ْف ٌس َما ق‬
transaksi bisnis di tengah-tengah realitas
)١٨( ‫اللَ َخبِريٌ مِبَا َ�ت ْع َملُو َن‬ َّ‫اللَ إ َِّن ه‬
َّ‫َو َّا�تقُوا ه‬
kemunafikan, kecurangan, kebohongan atau Artinya :Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
penipuan yang sudah biasa terjadi dalam kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan
dunia bisnis.33 apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Ketiga, dalam berpromosi harus bertanggung
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.35
jawab karena apapun yang kita lakukan pasti
dimintai pertanggungjawaban baik di dunia Relevansi Pemasaran dalam Al-Qur’an dengan
maupun nanti di akhirat. Di antara contoh Perbankan Syari’ah
promosi yang tidak bertanggung jawab adalah Relevansi pemasaran dalam al-Qur’an
sebagai berikut: memalsu dan menipu karena dengan perbankan syari’ah dapat dijelaskan
dapat menyebabkan kerugian, kedzaliman, dalam elemen mega marketing yang sudah
serta dapat menimbulkan permusuhan dan diperkenalkan oleh Rasulullah SAW sejak
percekcokan. Dalam bisnis modern, paling 15 abad yang lalu. Konsep dasar ini dapat
tidak kita menyaksikan cara-cara tidak terpuji digunakan dalam berbagai jenis bisnis (termasuk
yang dilakukan sebagian pebisnis dalam perbankan Islam). Sejumlah elemen tersebut
melakukan penawaran produknya, yang setidaknya terdiri dari: (1) membangun visi
dilarang dalam ajaran Islam. Berbagai bentuk bisnis spiritual, (2) membangun jaringan
penawaran (promosi) yang dilarang tersebut pemasaran silaturrahmi, (3) membangun customer
dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. partnership, (4) membangun kepercayaan,
penawaran dan pengakuan (testimoni) fiktif. (5) membangun dan memperkuat empati,
Bentuk penawaran yang dilakukan oleh penjual (6) membahagiakan pelanggan, (7) menjual
seolah barang dagangannya ditawar banyak produk berkualitas, (8) marketing with love, (9)
pembeli atau seorang artis yang memberikan berpromosi yang simpatik, (10) membangun
testimony keunggulan suatu produk, padahal ia profesionalisme, dan (11) menjadi pemberi
sendiri tidak mengkonsumsinya, b. iklan yang pinjaman yang terhormat.36 Pertumbuhan
tidak sesuai dengan kenyataan. Berbagai iklan perbankan syariah baik di Indonesia maupun
yang muncul di media televisi atau dipajang di di dunia mendorong lahirnya inisiatif-inisiatif
media cetak, media indoor maupun outdoor, atau
lewat radio sering kali memberikan keterangan 34
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah…h. 25-26.
35
QS: Al-Hasyr [59]:18.
33
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir
Sula, Syari’ah Marketing…h.35-38. 36
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah…h. 206.
124 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 7 Nomor 2, Desember 2015, hlm. 116-125

strategis, mulai kebijakan untuk penerapan dan Harun untuk mengatakan kepada Fir’aun
profesionalisme di bidang syari’ah hingga ke perkataan yang lembut. Perkataan lembut
penerapan prinsip-prinsip syariah di dunia yang diperintahkan Allah untuk mengatakan
perbankan.37 adalah perkataan sindiran (kinayah).
Muhammad tidak hanya mampu menciptakan Kata la’allahu terdapat perbedaan dalam
pelanggan yang loyal (loyalty custumer), tetapi menafsirkannya ada yang memaknai sebagai
juga mampu menciptakan pelanggan yang kata tanya (istifham), seakan-akan artinya
percaya (trusty custumer) dengan menggunakan katakan kepada Fir’aun perkataan yang
formula kejujuran, keikhlasan, silaturrahim, lembut, dan lihatlah apakah dia ingat dan
dan bermurah hati yang menjadi inti dari kembali serta takut kepada Allah kemudian
seluruh kegiatan marketing yang dilakukannya.38 insaf dari kedurhakaannya. Sedangkan yang
Dengan kata lain bahwa keberadaan pemasaran lain memaknai la’allahu adalah agar, yang
al-Qur’an sangat dibutuhkan dalam dunia artinya pergilah pada Fir’aun sesungguhnya
perbankan syariah saat ini. Di mana inti dari ia adalah orang yang durhaka maka nasehati
prinsip pemasaran al-Qur’an adalah kejujuran, dan ajaklah ia ke jalan yang benar agar ia
keihklasan, sillaturrahim, bermurah hati, ingat atau takut kepada Allah.40 Kata la’alla
professional dan penuh empati. Di dalam al- biasa diterjemahkan mudah-mudahan yang
Qur’an yang mengindikasikan bahwa dalam mengandung makna harapan terjadinya sesuatu.
berpromosi harus beretika dan bijaksana Yang dimaksud dengan harapan ini adalah
sebagai berikut: harapan nabi Musa. Yakni wahai Musa
َّ ‫َ�فقُوال لَُه َ�ق ْوال لَيِنًا لَ َعلَّ ُه َ�يتَذ‬
)٤٤( ‫َك ُر أَ ْو يخَْ َشى‬ dan Harun sampaikanlah tuntunan Allah
ّ kepada Fir’aun sambil menanamkan dalam
Artinya :Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya hati kamu berdua harapan dan optimisme
dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah- kiranya penyampaianmu bermanfaat baginya.
mudahan ia ingat atau takut”.39 Perintah Allah ini menunjukkan bahwa
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya manusia hendaknya selalu berusaha, dan
dengan kata-kata yang lemah lembut, menjadi tidak mengandalkan takdir semata-mata.
dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam Allah telah mengetahui penolakan Fir’aun
berdakwah yang antara lain ditandai dengan terhadap ajakan nabi Musa as, kendati demikian
ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan Allah tetap memerintahkan nabi-Nya untuk
hati sasaran dakwah. Karena Fir’aun saja, menyampaikan ajakan. Ini karena Allah tidak
yang demikian durhaka, masih juga harus menjatuhkan sanksi dan ganjaran berdasar
dihadapi dengan lemah lembut. Memang pengetahuan-Nya yang azali, tetapi berdasar
dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah pengetahuan-Nya serta kenyataan yang terjadi
lembut. Dakwah adalah upaya menyampaikan dalam pentas kehidupan dunia ini. Di sisi lain,
hidayah. Kata hidayah maknanya antara lain perintah tersebut bila telah dilaksanakan dan
adalah menyampaikan dengan lemah lembut. ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
Dari sini lahir kata hidayah yang merupakan yang memberatkan sasaran dakwah, karena
penyampaian sesuatu dengan lemah lembut jika tidak ada ajakan, maka boleh jadi di hari
guna menunjukkan simpati.Menurut At- kemudian kelak, mereka akan berkata: “Kami
Thabari Allah mengingatkan kepada Musa tidak mengetahui tuntunan-Mu, karena tidak
ada yang pernah menyampaikannya kepada
37
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir kami.”
Sula, Syari’ah Marketing…h.196.
Kata la’allahu yatadzakkaru auw yakhsya/
38
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo,
Marketing Muhammad SAW Strategi Andal dan Jitu
mudah-mudahan ia ingat atau takut. Pengertian
Praktik Bisnis Nabi Muhammad Saw (Bandung:Madania
Prima, 2008), h.90.
Muhammad bin Jarir al-Thabari, Jami’ al-Bayan Fi
40
39
QS: Thaha [20]:44 Ta’wi al-Qur’an, Juz 18 h. 312-313.
Moh. Toriquddin, Etika Pemasaran Al-Qur’an dan Relevansinya... | 125

ini mengisyaratkan bahwa peringkat dzikir terus Kesimpulan


menerus yang mengantar kepada kehadiran Dari paparan dan analisis data dapat
Allah dalam hati dan kekaguman kepad-Nya disimpulkan sebagai berikut: Pertama, etika
merupakan peringkat yang lebih tinggi dari pemasaran dalam al-Qur’an meliputi tiga unsur:
pada peringkat takut. Ini karena kekaguman pemasaran beretika, pemasaran profesional,
menghasilkan cinta, dan cinta memberi tanpa pemasaran transparan. Dari ketiga unsur tersebut
batas serta menerima apapun dari yang harus memenuhi beberapa komponen sebagai
dicintai ; sedang rasa takut tidak menghasilkan berikut: a. Pemasaran beretika jika memenuhi
kekaguman, bahkan boleh jadi antipati. 41 dua komponen; lemah lembut/ramah dan sopan
Setelah menganalisa relevansi pemasaran santun. b. Pemasaran profesional jika memenuhi
dalam al-Qur’an dengan perbankan syari’ah dua komponen; adil dalam promosi dan adil
dengan menggunakan teori induksi dari terhadap orang lain.c. Pemasaran transparan jika
ayat-ayat pemasaran di dalam al-Qur’an yang memenuhi tiga komponen;tidak menggunakan
mengindikasikan bahwa dalam berpromosi cara bathil, realistis, dan bertanggung jawab.
harus beretika dan bijaksana, Kedua, relevansi pemasaran al-Qur’an dengan
maka bisa dipahami bahwa di perbankan Perbankan Syariah adalah bahwa keberadaan
syariah sangat dibutuhkan teori promosi pemasaran al-Qur’an sangat dibutuhkan dalam
dalam al-Qur’an untuk diaplikasikan dalam dunia perbankan syari’ah saat ini.
dunia nyata.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim Hasan, Ali. Marketing Bank Syariah Cara Jitu
Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis Dalam Islam, Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001. Syariah, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,
Al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. 2010.
Tafsir Ath-Thabari, Terj. Akhmad Affandi Kertajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir
dkk, Juz.10, Jakarta: Pustaka Azzam, Sula, Syari’ah Marketing, Bandung: Penerbit
2008. Mizan, 2006.
Amin, A. Riawan Menggagas Manajemen Muhadjir, Noeng Metodologi Penelitian Kualitatif,
Syariah teori dan Praktik The Celestial Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.
Management, Jakarta: Penerbit Salemba Mujahidin, Akhmad. Islam dan Ekonomi. Jakarta:
Empat, 2010. PT. Raja Grafindo Persada. 2007
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Mursid, M. Manajemen Pemasaran, Jakarta:
Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Bumi Aksara, 2006.
Insani, 2001. Rivai, Veithzal. Islamic Marketing Membangun
Djakfar, Muhammad Etika Bisnis Dalam dan Mengembangkan Bisnis Dengan Praktik
Perspektif Islam, Malang: UIN Malang Marketing Rasulullah SAW.Jakarta: Pt.
Press, 2007. Gramedia Pustaka Utama, 2012.
Gunara, Thorik dan Utus Hardiono Sudibyo, Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah: Pesan,
Marketing Muhammad SAW. Strategi Andal Kesan dan Keserasian al-Qur’ah, Juz.11.
dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad Jakarta:Lentera Hati. 2011
SAW. Bandung: Madania Prima, 2008.

41
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Juz.8...,
h. 306-308.

Anda mungkin juga menyukai