Anda di halaman 1dari 5

2.2.

1 Anemometer
Anemometer merupakan suatu alat yang dapat mengukur suatu aliran
udara berkecepatan sedang. Metoda perhitungan kecepatan udara dengan anemometer dapat
dibagi menjadi 3, yaitu :
- Spot Reading
- Traversing
- Division
Vane Anemometer berbentuk fan kecil dimana prinsip kerjanya ialah udara menggerakkan rotor dengan
kecepatan proporsional dan operasi rotasinya sesuai dengan counting system, yaitu suatu operasi pada
saat waktu tertentu dengan kecepatan yang diatur dari suatu jumlah dengan revolusi yang tepat.

Foto 2.2
Anemometer
2.2.2 Fan
Fan merupakan salah satu alat terpenting dalam ventilasi, tetapi sebagai alat pendukung
dibutuhkan pula injektor dan kompresor. Pada sistem ventilasi ini pembuangan udara yang
kotor akan dibantu oleh fan setelah udara kotor akan mengalir dan membuat suasana lebih
dingin tidak panas. Pada dasarnya suatu fan akan menghasilkan dan mengalirkan udara kotor
dengan volume yang lebih besar serta mempunyai tekanan yang lebih kecil seperti kompresor
gas sehingga fan akan lebih hemat energy serta efisien. Fan merupakan suatu alat dengan
tenaga listrik yang berfungsi untuk menghasilkan suatu aliran udara dengan tujuan untuk
memberikan udara yang segar sehingga ruangan lebih nyaman tidak panas.

a. Axial Fan
Axial fan merupakan jenis kipas yang dapat terlihat meyerupai sekrup dengan yang berfungsi
memberikan percepatan tangensial pada udara yang dapat melewati impeller fan yang arahnya parallel
dengan as pemutar dimana impeller ditanam. Jenis – jenis axial fan antara lain Propeller, tube, vane.
Energi yang dihasilkan berupa energi rotasi berupa udara yang mengalir melewati udara yang diubah
menjadi energy linier dan static head, ini dilakukan untuk mendapatkan suatu efisiensi yang tinggi.

Foto 2.3
Axial Fan
b. Centrifugal Fan atau Radial Flow
Centrifugal Fan secara mekanis dengan menggunakan suatu tenaga listrik dapat menghasilkan
tekanan udara yang cukup besar dan juga volume aliran yang cukup kecil apabila dibandingkan
dengan axial fan. Centrifugal fan dapat diklasifikasi menjadi 2, yaitu :
- Steel Plate
- Multi Blade
Anemometer
2.2.3 Pitot Tube
Pada dasarnya Pitot tube ini terdiri dari dua pipa yang memilki konsentris dengan bentuk L. Pada pipa
bagian ini mempunyai ujung muka yang terbuka sebagai tempat mengalirnya udara yang masuk. Dan
apabila pipa bagian luar tersumbat ujungnya maka akan terbentuk disekeliling lubang – lubang yang
kecil sebagai udara masuk. Pitot tube merupakan suatu alat yang dapat mengukur suatu tekanan udara
pada aliran dengan kecepatan yang tinggi dan dapat ditemui pada pesawat terbang. Head yang
mangalir pada aliran udara melalui suatu pitot tube akan diukur oleh suatu manometer yang
disambungkan dengan selang plastic. Head yang diukur merupakan total head, static
head serta velocity head.

Foto 2.5
Pitot Tube
2.2.4 Duct
Duct merupakan suatu system jaringan yang dibuat dengan fungsi sebagai tempat mengalirnya udara.
Dengan fungsi lain sebagai sistem yang dapat mengurangi tekanan yang hilang akibat suatu gesekan
pada dinding batuan pada tambang bawah tanah yang bergelombang tidak rata. Duct juga dapat
mengatur debit udara yang masuk pada setiap komponen tambang.
Tabel 2.2
Kekerasan Absolut Beberapa Permukaan Duct
Bahan Kekasaran (ε), m
Baja yang dikelilingi 0,0009 – 0.009
Beton 0,0003 – 0,003
Besi tuang 0,00026
Logam lembaran 0,00015
Baja komersial 0,000046
Pipa/tabung tarik 0,0000015

Foto 2.6
Duct
2.2.5 Manometer
Manometer merupakan suatu tabung yang pada umunya berbentuk vertikal U yang diisi dengan cairan
setengahnya dengan kedua kaki dari tabung yang berbentuk U akan disambungkan pada suatu titik. Alat
ini berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan yang tidak terlalu besar. Dengan
fungsi manometer untuk mengatur dengan tekanan yang tidak terlalu besar. Setelah disambungkan
maka cairan akan mengalir pada suatu tempat yang posisinya lebih rendah. Mekanismenya adalah
dengan mengisikan fluida (bukan air) yang bobot isinya lebih rendah daripada air.

Foto 2.7
Manometer
2.2.6 Sling Psychrometer
Alat ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara yang berada di ruang
terbuka. Sling psychrometer terdiri dari dua buah termometer air raksa yang tujuannya untuk
mengukur temperature cembung kering (dry bulb) dan cembung basah (wet bulb). Mekanisme kerja
pada temperature cembung adalah ukuran dari yang suhu panas (temperature) pada atmosfir. Dalam
kondisi yang jenuh maka penguapan akan tidak akan terjadi dengan suhu pada cembung yang basah
serta kering akan sama hasilnya. Apabila keadaan tidak jenuh air maka tidak akan menguap dari suatu
permukaan yang terdapat thermometer cembung basah dengan suatu laju tertentu yang berbanding
terbalik dengan memiliki tekanan uap air pada udara.

Foto 2.8
Sling Psychrometer
2.2.7 Regulator
Regulator merupakan suatu alat yang dapat menjadi pembatas maupun sebagai penghambat tekanan
aliran udara berbentuk sesuai dengan penampang (bentuk persegi maupun lingkaran) dan pada
tengahnya terdapat lubang yang berfungsi sebagia pengatur besar kecilnya tekanan udara yang masuk
kedalam duct (aliran udara).

Kecepatan Angin

a. Anemometer

Untuk mengukur kecepatan angin di dalam pit bawah tanah biasanya menggunakan anemometer. Ini
adalah kincir angin yang sangat ringan dan gesekannya kecil, dimana baling-balingnya terbuat dari pelat
aluminium dan membentuk sudut 42-44o terhadap arah poros. Untuk mengukur kecepatan angin, alat
ini diletakkan di dalam aliran udara untuk memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau jarak
tempuh aliran udara per satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah putaran dalam waktu tertentu.
Daerah kemampuan ukurnya adalah 0,5-10 m/s.

b. Tabung pitot

Pada tabung pitot terdapat lubang ukur tekanan total di depan dan lubang ukur tekanan statis di
samping. Perbedaan kedua tekanan tersebut, yakni tekanan dinamis, diukur dengan manometer tabung
U, kemudian kecepatan angin diperoleh dari persamaan di bawah.

DP = gw2/2g ……………………………………………… (2.1)

Dimana :

DP = tekanan dinamis

w = kecepatan angin

g = berat jenis udara

g = percepatan gravitasi

Untuk medapatkan ketelitian dalamm pengukuran head aliran, manometer bisa didesain dalam bentuk
miring, diisi cairan bukan air, yang bobot isinya lebih rendah dari air. Dalam pelaksanaannya, tabung
pitot dipasang dengan arah menghadap aliran udara dan pengaruh tekanan akibat pergerakan udara
menekan fluida di manometer. Perbedaan elevasi dari cairan di manometer memberikan ukuran head
tekanan dari udara.
c. Pengukuran kecepatan angin rendah

Kecepatan angin di bawah 1 m/s sulit diukur. Untuk itu ada anemometer kawat panas yang
memanfaatkan pelepasan panas dari kawat halus dan anemometer termistor yang memanfaatkan
koefisien temperatur tahanan semi konduktor.

Untuk mengukur kecepatan angin rendah secara sederhana, maka pada dua titik berjaral 5-10 m di
dalam lorong angin diberi tanda titik start dan titik pengukuran. Kemudian dengan stopwatch dilakukan
pengukuran waktu yang diperlukan oleh asap untuk melewati dua tanda tersebut, hingga diperoleh
kecepatan angin. Karena asap akan menyebar selama mengalir, maka bagian tengah dari asap menyebar
yang diukur.

d. Smoke Tube

Alat ini bekerja berdasarkan pengaruh mekanik dari pergerakan aliran udara dan sering dipakai dalam
menentukan adanya aliran udara, arah aliran dan perkiraan kecepatan untuk kategori kecepatan
rendah.

Alat ini terdiri dari tabung plastic atau gelas yang berisi bubuk asap, seperti batu pumice yang jenih
dengan timah antihidrous atau titanium klorida. Salah satu ujungnya dihubungkan ke pompa karet kecil
dan lainnya terbuka ke atmosfir (udara luar). Cara operasinya adalah dengan menekan pompa karet dan
diarahkan tegak lurus terhadap sumbu terowongan.

Pengontrolan Ventilasi
Agar pengaturan udara berjalan efektif, maka diperlukan berbagai peralatan atau fasilitas
pengontrol pada jalur udara tambang. Penggunaan dan penempatan fasilitas pengontrol tersebut
harus dapat memungkinkan aliran udara terdistribusi secara proporsional ke berbagai lokasi yang
dikehendaki. Adapun alat-alat pengontrol udara ventilasi tersebut antara lain :

1. Penutup (Stopping)
Stopping dipasang pada jalur udara tambang untuk menutup atau mencegah aliran udara.
Stopping dibedakan dalam dua macam yaitu : temporary stopping dan permanent stopping.
Temporary stopping biasanya terbuat dari papan/playwood, plastic dan bahan-bahan lain yang
kedap udara, temporary stopping dipasang pada tempat-tempat kerja yang aktif dan cepat berubah,
sehingga harus mudah dibongkar-bongkar. Permanen stopping biasanya terbuat dari plat besi,
batubata, beton dan lain-lain. Karena penggunaannya untuk menutup jalan udara dalam waktu
yang tidak terbatas, maka harus dibuat kedap udara dan tidak mudah retak. Permanen stopping ini
banyak digunakan untuk menutup daerah yang sudah selesai ditambang dan atau daerah bekas
kebakaran.
2. Pintu Angin (Doors)
Pintu angin sangat penting untuk menghentikan aliran udara, pintu angin biasanya dibuat
dari bahan-bahan kedap udara yang kuat dapat digerakkan (buka/tutup), agar dapat dilalui orang
atau peralatan. Pintu angin ada yang tahan api dan dapat menutup secara otomatis bila terjadi
kebakaran atau peledakan. Disamping itu untuk menyetop udara juga dapat digunakan sebagai
pengatur/regulator bila dibutuhkan.
3. Regulator (Pintu Pengatur)
Untuk mengatur kuantitas udara yang mengalir maka diperlukan “regulator” guna membagi
kuantitas udara, sehingga masing-masing segmen jalan udara tercukupi kebutuhan udaranya.
Regulator adalah alat untuk mengatur besar kecilnya aliran udara yang akan melalui jalan itu.
Biasanya regulator dipasang pada pintu sehingga merupakan jendela dengan penutup yang dapat
digerakkan ke kanan dan ke kiri (menutup/membuka), ukurannya bervariasi sesuai dengan
kebutuhannya. Regulator ini merupakan alat untuk menghasilkan tahanan buatan yang bertujuan
untuk memperoleh kuantitas udara yang diinginkan agar jalan udara atau permuka kerja tercukupi
kebutuhan udaranya.
4. Jembatan udara (Overcast atau Crossing)
Jembatan udara adalah alat untuk menghindari pencampuran dua aliran udara yang bertemu
pada suatu perempatan, dimana salah satu aliran udaranya dialihkan / dilewatkan melalui jembatan
udara. Jembatan udara dipasang di lorong perempatan antara terowongan intake dan terowongan
exhaust.
2.7. Dasar – Dasar Perhitungan Jaringan Ventilasi

Prinsip perhitungan jaringan ventilasi pada dasarnya merupakan pemahaman dari


teori pengaliran udara, sehingga diperlukan dasar-dasar pengetahuan tentang mekanika fluida.
Salah satu tujuan dari perhitungan ventilasi tambang adalah penentuan kuantitas udara dan rugi-
rugi (kehilangan energi), yang keduanya dihitung berdasarkan perbedaan energi.
Proses pengaliran udara pada ventilasi tambang diasumsikan sebagai proses aliran tetap
(steady flow process). Dalam suatu aliran tetap berlaku hukum kekekalan energi, yang menyatakan
bahwa energi total di dalam suatu sistem adalah tetap, walaupun energi tersebut dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya.Perhatikan

Anda mungkin juga menyukai