8.1 Tujuan :
Ei
I=
Ri
Ei
VRf = I × Rf =
Rf
Ri
Dari gambar 8.1 terlihat bahwa tegangan output (tegangan yang melalui
RL) sama dengan tegangan yang melalui Rf, tetapi polaritasnya
berlawanan, sehingga :
E
Vo = −VRf = − i Rf
Ri
E i 1Volt
I= = = 0,1 mA
R i 10 kΩ
Rf 100 kΩ
Vo = − × Ei = − ( 1Volt ) = −10 Volt
Ri 10 kΩ
Rf 100 kΩ
ACL = − =− = −10 kali atau
Ri 10 kΩ
V − 10 Volt
ACL = o =− = −10 kali
Ei 1Volt
Ei
I=
R1
Rf
VRf = I × Rf = Ei
R1
Rf ⎛ R ⎞
Vo = VR1 + VRf = E i + E i = ⎜⎜1 + f ⎟⎟ E i
R1 ⎝ R1 ⎠
Vo R R + R1
ACL = = 1+ f = f
Ei R1 R1
Penguatan
Penguatan
Rf Vo terukur yang % error
terukur
diharapkan
10 kΩ
22 kΩ
47 kΩ
100 kΩ
4,7 kΩ
1kΩ
15) Gambarkan bentuk gelombang vin dan vout dari display oscilloscope
pada kertas grafik. Yakinkan bahwa magnitudo gelombang
tegangan output (vout) lebih besar daripada gelombang tegangan
input (vin) dan mempunyai phase yang sama (in-phase).
20) Dengan tegangan sinyal input yang tetap, ulangi langkah (11) sampai
dengan (19) dengan mengganti hambatan umpan balik Rf, berturut-turut 22
kΩ, 47 kΩ, 100 kΩ, 4,7 kΩ, dan 1 kΩ, kemudian catatlah hasilnya
kedalam tabel 8.2. (catatan : setiap mengganti Rf matikan dan lepaskan
terlebih dahulu power supply DC dan sinyal generatornya)
Penguatan
Penguatan
Rf Vo terukur yang % error
terukur
diharapkan
10 kΩ
22 kΩ
47 kΩ
100 kΩ
4,7 kΩ
1kΩ
21) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 8.1, dan 8.2,
berikan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini.