DISUSUN OLEH :
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah kami tim penulis dapat melaksanakan
tugas dan menyelesaikan laporan dari tugas Laporan Pengantar Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar pada tanggal 02
November 2015 sampai dengan 30 November 2015. Penulisan laporan ini
merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan pengantar
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Diploma 3 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.
Kami menyadari bahwa Pengantar Praktek Kerja Lapangan ini dapat terlaksana
dengan baik berkat kerja sama, bantuan, bimbingan, dan dukungan dari banyak
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang diberikan selama
maupun setelah masa pelaksanaan Pengantar Praktek Kerja Lapangan di UPT
Gudang Farmasi Kabupaten Banjar. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. M.Syafwani, M.Kep., Sp. Jiwa selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan Pengantar Praktek Kerja Lapangan.
2. Risya Mulyani M.Sc., Apt selaku Kepala Program Studi D3 Farmasi STIKES
Muhammadiyah Banjarmasin.
3. Arief Rachman, S.Si., Apt., M.Mkes selaku Kepala UPT Gudang Farmasi
Kabupaten Banjar.
4. Hendera, M.Farm.Klin., Apt selaku pembimbing dari pihak kampus yang
telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulisan Laporan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan ini.
5. Para dosen-dosen D3 Farmasi dan seluruh karyawan serta staf UPT Gudang
Farmasi Kabupaten Banjar yang telah banyak memberikan bimbingan selama
Pengantar Praktek Kerja Lapangan.
6. Orang tua kami yang telah memberikan do’a dan kepercayaan kepada kami
dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Laporan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan.
Semoga Allah SWT akan selalu meridhoi dan membalas semua bantuan yang telah
diberikan kepada kami. Kami menyadari bahwa selama pelaksanaan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan yang kami
lakukan, untuk itu kami memohon maaf kepada semua pihak yang terkait. Dan kami
menyadari pula bahwa Laporan Pengantar Praktek Kerja Lapangan ini tidak
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kesempurnaan hanya milik
Allah SWT. Saran yang membangun selalu diharapkan semoga Laporan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan ini memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
AA : Asisten Apoteker
Alkes : Alat Kesehatan
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BAKHP : Bahan Alat Kesehatan Habis Pakai
BP : Balai Pengobatan
BPOM : Balai Pengawas Obat dan Makanan
DAK : Dana Alokasi Khusus
DINKES : Dinas Kesehatan
ED : Expired Date
FEFO : First Expired First Out
FIFO : First In First Out
GFK : Gudang Farmasi Kabupaten/Kota
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KONAS : Kebijakan Obat Nasional
LBI : Laporan Bulanan
LIFO : Last In First Out
LPLPO : Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
PerBup : Peraturan Bupati
PerMenKes : Peraturan Menteri Kesehatan
PKD : Pelayanan Kesehatan Dasar
PKL : Praktek Kerja Lapangan
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
SDM : Sumber Daya Manusia
SKN : Sistem Kesehatan Nasional
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat selalu
digunakan dalam pelayanan kesehatan. Maka obat perlu dikelola dengan baik,
efektif dan efisien. Pengelolaan tersebut bertujuan untuk menjamin ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauan obat dengan jenis dan jumlah yang cukup,
sehingga mudah di peroleh pada waktu dan tempat yang tepat. Oleh karena itu,
pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di kabupaten/kota memegang
peranan yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkaun obat untuk pelayanan kesehatan dasar.
Pengadaan obat adalah salah satu aspek penting dan menentukan dalam
pengelolaan obat. Tujuan pengadaan obat adalah tersedia nya obat dengan
jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan dengan mutu yang
terjamin serta dapat di peroleh pada saat yang diperlukan.
Keberadaan gudang farmasi kab. Banjar sangat lah berarti karna gudang
farmasi ini memudahkan peskesmas sekabupaten Banjar untuk memperoleh
perbekalan farmasi dan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit di wilayah kerja masing-masing.
A. Gudang Farmasi
Instalasi gudang farmasi dan perlengkapan kesehatan merupakan unit
pelaksanaan teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab kepada kepala
daerah melalui dinas kesehatan, mempunyai tugas menerima, meyimpan,
memelihara, dan mengamankan serta mendistribusikan obat, alat kesehatan,
perbekalan dan perlengkapan kesehatan dan pelaksanaan urusan
ketatausahaan.
1. Tugas gudang farmasi
Tugas gudang farmasi adalah sebagai berikut :
a. Gudang farmasi mempunyai tugas mengadakan, menerima,
menyimpan, memelihara, dan mengamankan serta mendistribusikan
obat, alat kesehatan, perbekalan dan perlengkapan kesehatan.
b. Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada point di atas adalah
sebagai berikut :
1) Perencanaan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan dasar
disusun oleh tim perencanaan obat terpadu berdasarkan sistem
“buttom up”
2) Perhitungan rencana keutuhan obat untuk 1 tahun anggaran
disusun dengan menggunakan pola konsumsi dan atau
epidimiologi
3) Mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan obat dari beberapa
sumber dana, agar jenis dan jumlah obat yang disediakan sesuai
dengan kebutuhan dan tidak tumpang tindih
4) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota mengajukan rencana
kebutuhan obat kepada pemerintah kabupaten/kota , pusat,
provinsi, dan sumber lainnya.
5) Melakukan pelatihan petugas pengelola obat publik dan
perbekalan kesehatan untuk puskesmas
6) Melakukan bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi
ketersediaan obat public dan perbekalan kesehatan ke pusksmas
7) Melaksanakan advokasi penyediaan anggaran kepeda
pemerintah kabupaten/kota
8) Dinas kesehatan kabupaten/ kota bertanggung jawab terhadap
pendistribusian obat kepada unit pelayanan kesehatan dasar
9) Dinas kesehatan kabupaten/ kota bertanggung jawab terhadap
jaminan mutu obat yang ada di gudang farmasi
2. Fungsi Gudang Farmasi
Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud tersebut di atas instalasi
gudang farmasi dan perlengkapan kesehatan mempunyai fungsi:
a. Perencanaan koordinasi dan pemantauan pelaksanaan tugas di
lingkungan unit
b. Menyimpan dan mendistribusian obat-obatan, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan lainnya pada unit-unit pelayanan kesehatan
c. Pelaksanaan perncatatan dan evaluasi mengenai ketersediaan/
penggunaan obat-obatan, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
d. Pelaksanaan pembinaan pemeliharaan mutu obat-obatan, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan
e. Pengamatan secara umum terhadap khasiat obat yang ada dalam
persediaan
f. pemberian informasi mengenai pengelolaan obat, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan.
3. Tujuan Gudang
Farmasi Tujuan umum :
Terlaksananya ketersediaan , pemerataan, mutu, dan keterjangkauan
sediaan farmasi dan alat kesehatan secara aman, efektif dan efisien pada
instalasi gudang farmasi dan perlengkapan kesehatan.
Tujuan khusus
Terlaksananya penyimpanan dan distribusi obat yang merata dan teratur
secara tepat jumlah, waktu dan tempat.
a. Terlaksananya pengendalian persediaan obat dan pembekalan
kesehatan
b. Meningkatnya kompetensi sumber daya manusia (SDM) tenaga
farmasi dengan adanya jabatan fungsional.
c. Pengelolaan SDM di UPTD, sehingga efektif dan efisien.
Ka Subbag TU
Kun Auliansyah Noor, MMKes
NIP. 197410031995021001
Kebersihan Keamanan
Fahri Darlan
NIP. 198510042012121001 NIP. 197305052012121002
Kelompok Jabatan
Fungsional
Pendistribusian
Perencanaan Penyimpanan Pencatatan & Pelaporan Monitoring & Evaluasi
Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator
Achmad Sarbini, S.Si., Apt Endria Dharmiantie S. Wiwin Widyastuti Erni Rusna Yulida Apiatul Husna
NIP. 197707122005011012 NIP. 197908252005012009 NIP. 197909232006042025 NIP. 196712201990032003 NIP. 197304121994032004
A. Manajemen SDM
Sumber daya manusia (SDM) di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar
terdiri dari 15 orang yaitu 1 orang apoteker sebagai kepala UPT; 1 orang
sebagai Ka. Subbag TU; 5 orang sebagai Sub bagian tata usaha yang
diantaranya yaitu bendahara operasional, kepegawaian, umum &
perlengkapan, kebersihan dan keamanan; 5 orang kelompok jabatan
fungsional yang diantaranya yaitu perencanaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan & pelaporan dan monitoring & evaluasi; serta 3
tenaga honor dalam membantu kegiatan di UPT gudang farmasi kabupaten
Banjar. Masing-masing SDM memiliki tugasnya masing-masing, tetapi dalam
pelaksanaan di lapangan seluruhnya saling membantu satu sama lain.
Dalam pelaksanaan pengelolaan di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar
selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang berkualitas di UPT Gudang
Farmasi Kabupaten Banjar disamping pendidikan formal, petugas gudang
farmasi juga diikutkan pelatihan-pelatihan, khususnya masalah kefarmasian
baik yang diadakan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar atau Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan.
A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan kegiatan Pengantar Praktik Kerja Lapangan (PKL)
selama 1 bulan dari tanggal 2 November 2015 sampai dengan 30 November
2015 di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar, dapat disimpulkan :
1. Managemen Sumber Daya Manusia (SDM) di UPT Gudang Farmasi
Kabupaten Banjar terdiri dari 15 orang yaitu 1 orang apoteker sebagai
kepala UPT; 1 orang sebagai Ka. Subbag TU; 5 orang sebagai Sub
bagian tata usaha yang diantaranya yaitu bendahara operasional,
kepegawaian, umum & perlengkapan, kebersihan dan keamanan; 5 orang
kelompok jabatan fungsional yang diantaranya yaitu perencanaan,
penyimpanan, pendistribusian, pencatatan & pelaporan dan monitoring &
evaluasi; serta 3 tenaga honor dalam membantu kegiatan di UPT gudang
farmasi kabupaten Banjar.
2. Managemen perbekalan farmasi di UPT Gudang Farmasi Kabupaten
Banjar, antara lain :
a. Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan metode kombinasi yaitu berdasarkan
pada pendekatan pola konsumsi dan epidemiologi
b. Pengadaan
Pengadaan dilakukan mengacu sesuai dengan aturan yang telah
diatur dengan pemerintah berdasarkan barang dan jasa.
c. Penerimaan
Penerimaan obat di UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar
dilakukan oleh tim penerima dan pemeriksa kemudian obat yang
datang dicocokkan dengan faktur dan kontrak pengadaan yaitu di
check nama obat, jenis obat, jumlah obat, kondisi fisik, kuantitas,
kualitas, expired date, nomor batch dan nama penyedia (distributor).
d. Penyimpanan
Penyimpanan obat disusun berdasarkan golongan obat, sumber dana,
tahun pengadaan, suhu, FEFO, FIFO, LIFO dan alphabet.
e. Pendistribusian
Pendistribusian dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk 10 puskesmas
dan setiap 2 bulan sekali untuk 13 puskesmas.
f. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan obat / perbekalan kesehatan di UPT
Gudang Farmasi Kabupaten Banjar di lakukan berdasarkan indikator
pencatatan yaitu, dinamika logistik, kartu stock, buku penerimaan,
buku pengeluaran, buku bon, LPLPO dan stock opname yang
dilakukan 1 bulan sekali.
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring di UPT Gudang Farmasi dilakukan 3 bulan sekali untuk
memonitoring alur kegiatan yang dilakukan di UPT Gudang Farmasi,
monitoring ke puskesmas-puskesmas dilakukan 1 bulan sekali sebagai
bimbingan teknis (Bimtek). Evaluasi dilakukan dalam 1 periode (1 tahun)
biasanya dilakukan di akhir tahun. Monitoring dan evaluasi meliputi obat
expired date, obat rusak, obat yang tidak terserap, obat habis, stock sisa
bermanfaat, stock obat berlebih, SOP yang masih perlu diperbaiki,
masalah suhu ruangan, kegiatan oprasional, sarana prasarana, dan SDM
untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar.
a. Pemusnahan Barang
Pemusnahan obat dan alkes di UPT Gudang Farmasi Kabupaten
Banjar dilakukan dengan cara :
1) Obat Ex.Date yang ada di gudang di karantina.
2) UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar mengirim surat kepada
puskesmas untuk mengirim obat yang expired date maupun obat
rusak ke gudang.
3) Seluruh obat expired date dari gudang dan Puskesmas
dikumpulkan.
4) Dilakukan penilaian oleh tim penilai obat dan perbekalan
kesehatann yang dibentuk oleh SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Banjar.
5) Setelah dinilai dan dinyatakan layak untuk dimusnahkan lalu di
usul ke Bupati Banjar untuk mendapatkan surat persetujuan
pemusnahan.
6) Setelah didapat surat persetujuan pemusanahan, maka di bentuk
tim pemusnahan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar untuk selanjutnya dilakukan pemusnahan.
Pemusnahan dilakukan dengan metode pembakaran menggunakan
incenerator yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Ratu Zaleha
Martapura. Pemilihan pemusnahan dengan incenerator karna
incenerator dinilai paling efisien dan aman dari cemaran serta mudah.
B. Saran
Setelah kami melakukan Pengantar Praktek Lapangan Kerja (PKL) di UPT
Gudang farmasi Kabupaten Banjar ada beberapa masukan dari kami yaitu :
1. Peningkatan SDM agar dapat meningkatkan kompetensinya dalam
bidang IT berbasis komputer sehingga dapat memudahkan pekerjaan dan
memaksimalkan pelayanan.
2. Lebih diperhatikan dalam APD (Alat Pelindung Diri) pada saat memasuki
gudang farmasi, seperti penggunan masker dan baju khusus untuk
menghindari debu / kotoran serta dari kontaminasi obat terhadap tubuh.
3. Penambahan penggunaan pendingin ruangan untuk menjaga agar suhu
ruangan penyimpanan obat tetap stabil.
4. Penambahan ruang karantina dengan memodifikasi penggunaan ruang
baguanan agar obat atau alkes yang datang dapat dikarantina diruang
tersendiri.
5. Menjaga kebersihan ruangan agar obat dan alkes tetap bersih, terhindar
dari kotoran terutama debu.
6. Memperbaiki peletakan obat, agar tidak terlalu mepet dengan dinding
karna dapat menyebabkan kurang baiknya sirkulasi udara.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Laporan Tahunan UPT Gudang Farmasi Kabupaten Banjar Tahun