B. Pendahuluan
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan Al-Qur’an ditulis dalam bahasa
Arab. Adapun tujuan Allah SWT menurunkan Al-Qur’an ialah sebagai pedoman
hidup bagi umat Islam. Umat muslim menghormati AL-Qur’an sebagai sebuah
mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu tanda dari kenabian
dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh
Allah sejak Nabi Adam dan diakhiri dengan Nabi Muhammad SAW.
Dalam pembacaan Al-Quran kita sering mendapati orang yang membaca Al-
Qur’an dengan tempo atau kecepatan yang berbeda-beda. Ada yang sangat cepat,
ada yang pelan, dan juga ada yang sangat lambat, iniah yang dinamakan dengan
Tingkatan Bacaan Al-Qur’an. Boleh saja membaca Al-Qur’an dengan tempo yang
cepat asalkan sesuai dengan kaidah tajwid. Karena hukum membaca Al-Qur’an
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid itu adalah fardhu ‘ain atau wajib.
Sebelum membahas apa saja tingkatan bacaan tersebut, perlu kita ketahui apa
itu yang dinamakan Tajwid. Tajwid atau hukum makhraj adalah pedoman dalam
membaca Al-Qur’an. Makhraj secara bahasa berarti tempat keluarnya huruf.
Adapun secara istilah adalah tempat keluarnya suara huruf hijaiyah mulai dari alif
sampai ya’. Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah memperindah
sesuatu. Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang
kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya.
2
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang timbul dalam
pengerjaan tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana merubah suara analog yang berdomain waktu menjadi suara
digital yang berdomain frekuensi dalam pengenalan bacaan Al-Qur’an
sehingga dapat dihitung oleh Discrete Fourier Transform ?
3
D. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah pada sistem yang akan dibangun adalah sebagai
berikut :
1. Aplikasi ini dibangun menggunakan metode Discrete Fourier Transform.
2. Sample suara yang diinput berupa bacaan Qur’an Surat Ar-Rahman
dengan keempat jenis tingkatan bacaan yang telah dijelaskan di atas,
yaitu At-Tahqiq, At-Tartil, Al- Hadr dan At-Tadwir.
3. Sample suara yang diinput berupa file berformat .wav yang diconvert
menggunakan bantuan software Adobe Audition 1.5.
4. Sample suara yang diambil adalah yang jelas atau tidak terganggu oleh
suara lain.
5. Sistem yang akan dibuat hanya untuk mengenali jenis tingkatan bacaan
melalui inputan suara.
E. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah aplikasi pengenalan
tingkatan bacaan Al-Qur’an melalui proses sampling suara. Suara yang keluar
yang merupakan bacaan AL-Qur’an tersebut akan dihitung nilai-nilai
frekuensinya menggunakan metode Discrete Fourier Transform. Dari hasil
perhitungan tersebut diperoleh informasi berupa keterangan nama atau jenis
tingkatan bacaan yang sedang dibacakan, sehingga aplikasi ini dapat
mempermudah pengguna dalam memahami dan mengetahui tiap-tiap tingkatan
bacaan Al-Quran.
4
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Suara
Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang
berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinu terhadap
waktu. Suara merupakan gelombang yang mengandung sejumlah parameter
(amplitudo, simpangan, frekuensi, spektrum) yang dapat menyebabkan suara yang
satu berbeda dengan suara lain.
Suara dengan amplitudo tinggi akan terdengar lebih keras. Suara dengan
frekuensi lebih besar akan terdengar lebih tinggi. Sementara itu ditemukan dua
suara yang beramplitudo dan frekuensi sama misalnya biola dan piano dibunyikan
bersama dengan tingkat kekerasan dan nada yang sama namun telinga masih
dapat membedakan mana suara dari piano dan mana suara dari biola. Ini terjadi
karena suara juga memiliki warna suara. Suatu warna suara ditentukan oleh pola
dasar dari suatu gelombang suara. (Fadlisyah, 2013)
Fs(t)=sin (t)………………………….………………….…….(2.1)
Sinyal wicara merupakan sinyal yang bervariasi lambat sebagai fungsi waktu,
dalam hal ini ketika diamati pada durasi yang sangat pendek (5 sampai 100
mili detik) karakteristiknya masih stasioner. Tetapi bilamana diamati dalam
durasi yang lebih panjang (>1/5 detik) karakteristik sinyalnya berubah untuk
merefleksikan suara ucapan yang keluar dari pembicara.
Salah satu cara dalam menyajikan sebuah sinyal wicara adalah dengan
menampilkannya dalam tiga kondisi dasar, yaitu silence (S) atau keadaan tenang
dimana sinyal wicara tidak diproduksi, unvoice (U) dimana vocal cord tidak
7
berfibrasi, dan yang ketiga adalah voiced (V) dimana vocal cord berfibrasi secara
periodik sehingga menggerakkan udara ke kerongkongan melalui mekanisme
akustik sampai keluar dari mulut dan menghasilkan sinyal wicara.[1]
3. Pengertian Al Quran
3.1 Pengertian Etimologi (Bahasa)
Secara bahasa Al-Quran berasal dari bahasa Arab, yaitu qaraa-yaqrau-
quraanan yang berarti bacaan. Hal itu dijelaskan sendiri oleh Al-Qur’an dalam
Surah Al-Qiyamah ayat 17-18. Artinya Sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila
Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (QS. Al-
Qiyamaah 17-18)
3.2 Pengertian Al Quran Menurut Terminologi
a. Menurut Manna’ Al-Qhattan
b. Menurut Al-Jurjani
ف
ِ اح
ِ صَ ب فِى ْال َم ِ سو ِل ال َم ْكتُو ُ الر َّ ع َلى َ ُه َو ا َ ْل ُمن ََّز ُل
ُ ا َ ْل َم ْنقُو ُل َع ْنهُ نَ ْق اَل ُمتَ َواتِ ارا بِ ََل
ش ْب َه ٍة
Artinya: “Yang diturunkan kepada Rasulullah SAW., ditulis dalam mushaf, dan
diriwayatkan secara mutawattir tanpa keraguan”
1
Fadlisyah, dkk. 2013. Pengolahan Sinyal & Suara. Graha Ilmu.Yogyakarta.
8
ُ ف ِم ْن ا َ َّو ِل
س ْو َر ٍة ِ اح
ِ صَ ب ِفى ا َ ْل َم
ِ ا َ ْل َم ْنقُو ُل ِبالت َّ َوات ُ ِر ا َ ْل َم ْكتُو
ِ َّورةٍ الن
اس َ س ُ ا َ ْلفَا ِت َح ِة اِلَى
Artinya : “Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad. Lafadz-
lafadznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai ibadah,
diturunkan secara mutawattir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal
surat Al-Fatihah sampai pada surat An-Nass”.
Dari pengertian diatas, ada beberapa bagian yang unsur penting, yaitu :
a. Al-Qur'an adalah firman Allah.
Artinya: ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya). QS. An-Najm. 4 (empat) Ayat ini menunjukkan bahwa Al-
Quran adalah wahyu (bisikan dalam sukma dan isyarat yang cepat yang
bersifat rahasia disampaikan oleh Allah kepada Nabi dan Rasul) yang
diturunkan oleh Alla kepada nabi Muhammad SAW.
b. Al-Quran adalah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Tak satu pun jin dan manusia yang dapat menandinginya, meskipun
mereka berkerjasama.
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka
menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS. Al-Israa:88)
c. Al Quran diturunkan secara mutawatir
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr 9) Ayat
ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran
selama-lamanya.
d. Membaca Al Quran bernilai ibadah
Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi
Alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan
nilainya 10 kali lipat” (Al-Hadist).
9
2
M. Raya Fahreza. 2008. 6 Langkah Mudah Lancar Membaca Al-Quran. Mutiara Media.
Yogyakarta
10
5. Kompleksitas Algoritma
Secara informal algoritma adalah suatu prosedur komputasi yang terdefenisi
dengan baik yang mengambil beberapa nilai atau sekumpulan nilai sebagai input
dan menghasilkan beberapa nilai atau sekumpulan nilai sebagai output. Dengan
demikian algoritma adalah suatu urutan langkah-langkah komputasi yang
mentransformasikan input menjadi output. Secara singkat, algoritma merupakan
langkah-langkah logis untuk pemecahan suatu masalah.
Dalam ilmu komputer suatu algoritma tidak hanya dilihat apakah algoritma
tersebut benar atau dapat memecahkan masalah, tetapi juga harus efektif.
Keefektifan suatu algoritma biasanya diukur dari seberapa besar jumlah waktu
dan ruang (space) memori yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Algoritma
yang efesien adalah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu dan ruang
dimana semakin minim waktu dan ruang yang dibutuhkan, maka semakin efektif
pula algoritma tersebut.
Untuk menerangkan model abstrak pengukuran waktu dan ruang maka
digunakan suatu fungsi yang menjelaskan bagaimana ukuran masukan data (n)
mempengaruhi perfomansi algoritma yang disebut sebagai kompleksitas
algoritma.
Secara umum, kompleksitas algoritma terdiri dari dua macam yaitu
kompleksitas waktu (time complexity) dan kompleksitas ruang (space complexity).
Sehingga, dengan diketahuinya fungsi kompleksitas suatu algoritma, maka dapat
ditentukan laju pertumbuhan waktu (ruang) yang diperlukan seiring dengan
meningkatnya ukuran masukan (n) data. Dengan demikian, informasi
pertumbungan fungsi kompleksitas (growth rates) dapat digunakan untuk
membandingkan dua atau lebih algoritma dengan mengambil pangkat tertinggi
(highest order) fungsi kompleksitas yang diekspresikan dengan notasi Big-O. Hal
ini disebabkan karena nilai konstant pada fungsi kompleksitas tidak akan terlalu
11
dominan bila dibandingkan dengan order tertinggi yang mungkin meledak untuk
input yang semakin besar.
Pada saat penentuan kompleksitas algoritma, ada beberapa istilah yang sering
digunakan untuk menunjukkan kinerja suatu algoritma untuk ukuran input n, yaitu
best-case, average-case, dan worst-case yang masing-masing menyatakan
kompleksitas keadaan terbaik, keadaan rata-rata, dan keadaan terburuk dari suatu
algoritma. Namun, pada prakteknya penentuan nilai pasti untuk setiap case
tersebut sulit dilakukan. Jadi, yang dilakukan hanyalah analisis asimtotik dari
suatu algoritma, yaitu bagaimana pertumbuhan fungsi (growth of function) suatu
algoritma dipengaruhi oleh input n yang semakin membesar menuju ke tak
terhingga (infinity).
Dalam analisis asimtotik, ada beberapa notasi yang sering digunakan untuk
menunjukkan batas-batas fungsi asimtot, yaitu notasi Big-O, Big-Omega, dan Big
Theta yang masing-masing menunjukkan batas atas (upper bound), batas bawah
(lower bound), dan batas atas dan batas bawah (tight bound) dari fungsi asimtot.
a) Big-O
Notasi Big-O adalah notasi matematika yang digunakan untuk
menggambarkan suatu fungsi asimtotik. Notasi Big-O sering juga digunakan
untuk menjelaskan seberapa besar ukuran dari suatu data mempengaruhi
penggunaan sebuah algoritma dari sumber komputasi. Notasi ini pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1894 oleh Paul Bachman, yaitu pada volume kedua dari
bukunya Analytische Zahlentheorie (analisis teori bilangan) sehingga notasi Big-O
biasa juga disebut sebagai notasi Landau (Landau notation), Bachman-Landau
notation, atau notasi asimtotik (asymptotic notation).
Dalam bidang Matematika, notasi Big-O mendekripsikan sifat batasan
(limiting behaviour) dari suatu fungsi ketika argument cenderung mengarah ke
suatu nilai tertentu atau nilai tak hingga, biasanya berkaitan dengan fungsi yang
lebih sederhana. Big-O mengkarakteristikkan fungsi-fungsi menurut pertumbuhan
fungsi kompleksitasnya. Fungsi yang berbeda dengan pertumbungan fungsi
kompleksitas yang sama bisa direpresentasikan dengan notasi Big-O yang sama.
12
Sedangkan, dalam Ilmu Komputer notasi Big-O sangat berguna dalam analisis
kompleksitas suatu algoritma.
Untuk menjelaskan konsep Big-O, diasumsikan terdapat dua fungsi f dan
g, dengan kecepatan tingkat pertumbungan yang berbeda. Misalnya, f(n) = 100n2,
dan g(n) = n4.
konstanta positif C dan n0 sehingga demikian f(n) ≤ C g(n) atau |f(n)| ≤ |C g(n)|,
saat n ≥ n0.
Secara geometri f(n) = O(g(n)) dapat digambarkan sebagai berikut:
tersebut tidak akan lebih baik dari fungsi kompleksitas yang dideskripsikan oleh
notasi Big Omega tersebut.
Defenisi (Big-Ω): Misalkan f(n) dan g(n) adalah dua fungsi asimtot non
negatif. Dapat dikatakan bahwa f(n) = Ω(g(n)), jika dan hanya jika terdapat dua
konstanta positif C dan n0 sehingga demikian C g(n) ≤ f(n) atau |C g(n)| ≤ |f(n)|,
saat n ≥ no.
Secara geometri f(n) = Ω(g(n)) dapat digambarkan sebagai berikut:
Karena f(n) dan g(n) merupakan fungsi asimtot non-negatif, maka dapat
dituliskan:
|-15n| ≤ |5n – 20| = 15n ≤ 5n – 20
Sehingga diperoleh C = 15, dan n0 = 1. Jadi, untuk setiap n ≥ no
memenuhi C g(n) ≤ f(n) saat n ≥ no dengan demikian f(n) = 5n – 20 = Ω(n).
Dengan cara yang sama, dapat juga dikatakan bahwa untuk fungsi f(n) = 3n2 +
10n + 6, memenuhi f(n) = Ω(n) atau f(n) = Ω(n2), namun f(n) ≠ Ω(n3).
15
c) Big-Θ
Ketika suatu algoritma memiliki fungsi kompleksitas lower bound
yang sama dengan upper bound nya, misalnya algoritma Merge-Sort memiliki
kompleksitas O(n log n) dan Ω(n log n) maka dapata dikatakan bahwa algoritma
tersebut sebenarnya memiliki kompleksitas Θ(n log n), yang artinya best-case
maupun worst-case running-time algoritma tersebut akan selalu berada pada n log
n untuk input n tertentu.
Defenisi (Big-Θ): Misalkan f(n) dan g(n) adalah dua fungsi asimtot non
negatif. Dapat dikatakan bahwa f(n) = Θ(g(n)), jika dan hanya jika terdapat
konstanta positif C1, C2, dan n0 dimana f(n) = O(g(n)) dan f(n) = Ω(g(n)),
sehingga memenuhi:
C1 g(n) ≤ f(n) ≤ C2 g(n)
pelaksanaan algoritma adalah 120. Bila n dijadikan dua kali semula, maka waktu
pelaksanaan algoritma menjadi faktorial dari 2n.
Berikut tabel perbandingan kompleksitas yang menunjukkan seberapa banyak
jumlah operasi yang akan dikerjakan untuk berbagai ukuran masukan n.
𝑁−1
1 −2𝑗𝜋𝑢𝑥
𝑓(𝑢) = ∑ 𝑓(𝑥)𝑒𝑥𝑝 [ ] 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑢 = 0, 1, 2, 3 … , 𝑁 − 1 … (5.1)
𝑁 𝑁
𝑥=0
22
dimana:
N = Jumlah sampel input;
F(u) = urutan ke – u komponen output DFT (U(0), U(1),...,U(N-1));
u = indeks output DFT dalam domain frekuensi (0, 1, ..., N-1);
f(x) = urutan ke – u sampel input (x(0), x(1),...,x(n-1);
x = indeks sampel input dalam domain waktu (0, 1, ..., N-1);
j = bilangan imajener (√−1 )
ᴨ = derajat (180o)
exp = basis logaritma natural (≈2,718281828459..)
1 2𝜋𝑢𝑥 2𝜋𝑢𝑥
𝑓(𝑢) = ∑𝑁−1
𝑥=0 𝑓(𝑥)[cos ( ) − 𝑗 sin ( )] .............. (5.3)
𝑁 𝑁 𝑁
G. SKEMA SISTEM
Adapun skema sistem pengenalan tingkatan bacaan Al-Qur’an melalui Lafadz
untuk empat pola disajikan pada gambar 9.
23
H. METODE PENELITIAN
Langkah-langkah pembuatan perangkat lunak ini antara lain, yaitu:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan, dilakukan dengan cara mengumpulkan dan membaca
serta memahami referensi yang terkait dengan pengolahan suara yang
membahas tentang Fourier Transform dan Tingkatan Bacaan Al-Quran.
24
4. Perancangan Program
Pembuatan aplikasi dan database sistem pengolahan suara untuk
mengenali tingkatan bacaan Al-Qur’an melalui suara menggunakan metode
Discrete Fourier Transform.
I. RELEVANSI
Setelah program ini diselesaikan, diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada masyarakat umum sebagai alat yang dapat memberikan informasi dan
pemahaman tentang tingkatan bacaan Al-Qur’an, serta harapan kepada kalangan
peneliti dan mahasiswa agar dapat lebih mengembangkannya dengan metode lain
yang lebih efisien.
25
K. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori-teori tentang pengolahan suara yang membahas tentang
metode Discrete Fourier Transform.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi langkah-langkah dalam pembuatan sistem.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang analisa terhadap hasil yang diperoleh dari tahap
perencanaan sistem dan simulasi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulis.
26
L. JADWAL PELAKSANAAN
Bulan
No Uraian Kegiatan I II III IV V VI
1 Studi Literatur
2 Pembuatan Proposal
3 Perencanaan Sistem
4 Pembuatan Sistem
6 Penulisan Skripsi
7 Penyerahan Skripsi
M. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Fadlisyah, dkk. Pengolahan Suara. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2013
Hafizh Al Kautsar Aidilof. 2014. Sistem Pengenalan Ayat Al-Qur’an melalui
Suara menggunakanMetodeSupport Vector Machine. Lhokseumawe: Skripsi.
Prof. T. M. Hasbi Ashshiddiqi, dkk. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta: Yayasan
Penyenggaraan Penerjemahan atau Penafsiran Al-Qur’an.
Choi, Seung-Seok. at al. 2010. A Survey Of Binary Similarity And Distance
Measures. Jurnal Systemics, Cybernetics And Informatics Vol 8, No 1, 2010.
(http://www.iiisci.org, di akses tanggal 5 Januari 2017).
Jurnal: Analisis dan Implementasi Pengenalan Suara Otomatis untuk Bahasa
Indonesia dengan Menambahkan Model Bahasa.
Arman, A.A, Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan.. Diunduh
pada: http://indotts.melsa.net.id , 5 Janauari 2017
27
N. OUTLINE
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penulisan
Relevansi
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Metodologi Penelitian
Bab IV Analisa dan Pembahasan
Bab V Penutup (Kesimpulan dan Saran)
Rizki DaraPhonna
NIM. 130170092