Anda di halaman 1dari 46

tugas residensi

POSTED ON DECEMBER 25, 2012 BY MEANYKIIBO


0
3.1. Organisasi dan Manajemen

3.1.1 Visi

Visi dari instalasi unit OK :

“Menjadi kamar bedah terkemuka dan inovatif dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan yang bertaraf
internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien”

Tabel 3.1

Uji Check List Pernyataan Visi Unit OK

RS. Unhas Makassar Tahun 2012


No Pernyataan Uji Ya
1 Apakah pernyataan visi memberikan gambaran yang jelas dari kondisi ideal organisasi di masa √
datang?
2 Apakah pernyataan visi memiliki pengaruh dan menantang? √
3 Apakah pernyataan visi bersifat singkat dan mudah dimengerti? √
4 Apakah pernyataan visi bersifat menarik bagi karyawan, pelanggan, dan stakeholder? √
5 Apakah pernyataan visi bersifat tetap sepanjang waktu atau up to date? √
Analisis :

Visi Unit OK mempunyai gambaran jelas akan kondisi ideal yang akan dicapai di masa mendatang yaitu
terkemuka dan inovatif dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan yang bertaraf internasional dengan
mengutamakan keselamatan pasien yang paling utama, yang dimana ini akan mempengaruhi dan
menantang segala staff yang ada di Unit OK. Visi Unit OK sendiri ini mudah dimengerti dan menarik bagi
karyawan, pelanggan, dan stakeholder, serta up to date karena visi ini memakai taraf internasional yang
mempunyai peraturan yang selalu berubah sesuai perkembangan zaman.

3.1.2 Misi

Misi unit OK RS. Unhas yaitu :

1. Memberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
2. Menjadikan kamar bedah sebagai pusat pendidikan dengan dukungan tekhnologi mutakhir dan
lingkungan akademik yang optimal.
3. Menciptakan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional
dengan jiwa dedikasi tinggi terhadap kemanusiaan.
4. Menciptakan hasil penelitian yang unggul untuk peningkatan kualitas pelayanan kamar bedah yang
berkesinambungan.
Tabel 3.2

Uji Check List Pernyataan Misi Unit OK

RS. Unhas Makassar Tahun 2012

No Pernyataan Uji Ya
1 Apakah pernyataan misi menyatakan secara jelas tentang manfaat kehadiran organisasi? √
2 Apakah pernyataan misi telah jelas sehingga semua karyawan dalam organisasi dapat melihat √
bagaimana mereka dapat berkontribusi?
3 Dapatkah misi itu bertahan terhadap perubahan-perubahan dalam administrasi? √
4 Apakah pernyataan misi itu mampu menjawab pertanyaan tentang : siapa kita, apa dan untuk siapa √
kita melakukan itu, dan mengapa itu penting?
5 Apakah pernyataan misi itu mampu memberikan jawaban terhadap alasan mengapa kita √
membelanjakan dana pada usaha-usaha organisasi, program, atau sub program?
Analisis :

Dari misi diatas dapat disimpulkan bahwa misi ini memiliki menfaat untuk memberikan pelayanan kamar
bedah yang bermutu dan berstandar internasional, menjadikan kamar bedah sebagai pusat pendidikan,
menciptakan sumberdaya yang profesional, meningkatkan kualitas pelayanan. Misi ini juga sudah
menejelaskan bagaimana para karyawan dapat berkontribusi sesuai dengan perubahan-perubahan yang ada
sesuai dengan pendidikan dan penelitian yang terbaru. Misi ini memberikan jawaban terhadap pembelanjaan
dana yang terdapat dalam instalasi OK sendiri. Misi ini juga menjelaskan bahwa kita sebagai orang-orang
yang belajar dan bekerja di Unit OK untuk memberikan pelayanan secara optimal dan tanpa kesalahan
sekecil apapun karena nyawa sesorang adalah penting.

3.1.3 Falsafah

Falsafah unit OK RS. Unhas unit OK RS. Unhas, yaitu :

“Kesehatan anda, harapan kami.”

Analisis : Falsafah Unit OK adalah kesehatan anda, harapan kami, yang dimana Unit OK dalam melakukan
suatu pelayanan harus optimal dengan harapan pasien dapat sehat kembali.
3.1.4 Motto

Motto unit OK masih mengacu pada motto RS. Unhas yaitu

“Tulus Melayani”

Analisis : Unit OK harus selalu tulus melayani pasien yang berada di RS Universitas Hasanuddin tanpa
memandang status sosial pasien.

3.1.5 Tujuan

Tujuan Unit Ok RS. Unhas, yaitu:

1. Terwujudnya pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional.


2. Terciptanya nuasana/suasana akademik yang optimal dan didukung oleh teknologi mutakhir.
3. Terciptanya sumber daya manusia yang professional.
4. Terselenggaranya hasil penelitian yang unggul dalam rangka peningkatan pelayanan kamar bedah
secara berkesinamabungan.
Tabel 3.3
Uji Check List Pernyataan Tujuan Unit OK

RS. Unhas Makassar Tahun 2012

No. Pernyataan Uji Ya T


id
a
k

1 Apakah tujuan yang ditetapkan mendukung misi & sasaran ? √

2 Apakah tujuan yang ditetapkan itu merefleksikan secara spesifik Pencapaian yang √
diinginkan ?
3 Apakah kemajuan menuju pencapaian suatu tujuan dapat diukur ? √

4 Apakah tujuan yang ditetapkan bersifat agresif menantang, namun realistis & dapat √
dicapai dlm periode perencanaan & sumber-sumber daya yang tersedia
5 Apakah tujuan yang ditetapkan menyatakan suatu hasil, bukan suatu aktivitas ? √
6 Apakah ada batas waktu untuk pencapaian tujuan tsb ? √

7 Apakah telah ditetapkan penanggungjawab pencapaian tujuan ? √

8 Apakah pencapaian tujuan akan memimpin kepada pencapaian sasaran ? √

9 Apakah telah ditetapkan paling sedikit satu tujuan untuk setiap sasaran yang √
dirumuskan ?
10 Apakah seseorg yang tdk akrab dgn unit anggaran (atau program/Sub program) √
memahami maksud dari tujuan yang ditetapkan?
Analisis :

Dari uji cheklist yang dilakukan tujuan unit OK RS Universitas Hasnuddin telah mampu
menjawab pernyataan checklist yang ada pada tabel uji cheklist di atas akan tetapi ada satu hal yang tidak
terjawab karena pada tujuan yang ditetapkan tidak mencantumkan batas waktu pencapaian tujuan tersebut.

3.1.6 Struktur Organisasi Unit OK (masih dalam tahap pengesahan)


Ket :

—- garis koordinasi

Garis komando

Analisis :

Struktur organisasi di atas merupakan rancangan struktur organisasi yang akan digunakan pada unit OK RS
Universitas Hasanuddin. Struktur ini merupakan struktur organisasi yang berdasarkan standar JCI. Dari
struktur organisasi diatas sapat dilihat hubungan bawahan atasan dan garis koordinasi (kerja sama) antara
masing-masing jabatan. Dimana Kepala Unit OK membawahi Kepala Perawat Unit OK dan saling
berkoordinasi dengan divisi kepala perawat, spesialis bedah dan koordinator spesialis anestesi. Lalu spesialis
bedah dan koordinator spesialis anestesi beroordinasi dengan kepala perawat. Kepala perawat sendiri
membawahi perawat peralatan, perawat anestesi, perawat ruang pemulihan serta asisten perawatan
kesehatan. Kepala perawat juga berkoordinasi dengan divisi kepala perawat dan instruktur klinik.

3.1.7 Tugas Pokok dan Fungsi

Terdapat dua tupoksi dalam Instalasi OK yaitu tupoksi bidang pelayanan medik dan keperawatan serta
tupoksi perawat COT.

1. Bidang pelayanan medik.


Tugas pokok :

Mengelola administrasi yang dibutuhkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan medik

Fungsi :

• Menyusun perencanaan pelayanan medik,


• Mengelola administrasi penyelenggaraan pelayanan medik meliputi rawat jalan, rawat inap, UGD dan OK,
ICU, Rehabilitasi medic, Home Care, dan Rekam Medik
• Melaksanakan evaluasi pelayanan medik
1. Bidang keperawatan
Tugas pokok :

Mengelola administrasi yang dibutuhkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan

Fungsi :
• Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan,
• Mengelola administrasi penyelenggaraan pelayanan keperawatan meliputi rawat jalan, rawat inap, UGD
dan OK, ICU, Rehabilitasi medic, Home Care, dan Rekam Medik
• Melaksanakan evaluasi pelayanan keperawatan
1. Perawat COT
Tugas : Melakukan asuhan keperawatan di kamar operasi

Fungsi :

• Persiapan peralatan operasi sesuai dengan jenis operasi


• Persiapan administrasi pasien yang akan dioperasi
• Menerima pasien yang akan dioperasi
• Persiapan pasien di kamar operasi
• Melaksanakan pengkajian, rencana tindakan evaluasi intraoperatif.
3.1.8 Uraian tugas

1. 1. Kepala Unit OK
• Bertanggungjawab secara keseluruhan atas tercapainya visi & misi
• Mengkoordinasikan program kerja
• Membuat kebijakan-kebijakan
• Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO)
1. 2. Kepala Perawat Unit OK
• Memastikan pelayanan keperawatan di OT sesuai Visi, Misi rumah sakit, falsafah dan tujuan Divisi
Keperawatan, Implementasi Kebijakan Mutu Pelayanan, dan sasaran kerja.
• Mengembangkan pola kepemimpinan yang efektif dalam rangka pencapaian tujuan pelayanan OT yang
berkualitas dan profesional.
• Memberikan bimbingan, pembinaan, pengarahan, dan motivasi kepada seluruh staf keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
• Mensosialisasikan uraian tugas dan tanggung jawab staf keperawatan di OT.
• Membangun budaya integritas, profesional, semangat rasa saling percaya, kerja sama tim, dan lingkungan
kerja yang kondusif untuk efektivitas pelayanan OT.
• Mengawasi, mereview, dan mengevaluasi implementasi dan strategi pelayanan OT.
• Memastikan setiap staf bekerja sesuai dengan standar praktek keperawatan, standar operasional prosedur,
sistem pendokumentasian kode etik profesi, uraian tugas dan tanggung jawabnya.
• Memastikan konsistensi pelaksanaan indikator pelayanan OT, program mutu dan keselamatan pasien di
OT.
• Merencanakan kebutuhan tenaga (jumlah dan kompetensinya), faislitas, peralatan, pemeliharaan
lingkungan, sarana dan prasarana.
• Mengalokasikan dan mengatur pemanfaatna sumber daya yang ada (staf, peralatan, system, biaya) untuk
kelancaran operasional pelayanan OT.
• Mengendalikan dan mengawasi sleuruh kegiatan pelayanan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
pelayanan.
• Melakukan pendelegasian tugas kepada staf keperawatan yang tepat sesuai dengan “Scope of Nursing
Practice”.
• Menyusun daftar dinas roster untuk perencanaan tenaga jangka pendek dan menjamin sumber daya
manusia dialokasikan sesuai denan kualifikasinya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kegiatan
OT.
• Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang
terlibat dalam pelayanan dan memelihara komunikasi yang efektif dan terbuka dengan seluruh profesi
yang bekerja di OT dan antar departemen.
• Menetapkab program pengembangna dan perencanaan karir staf, serta memberikan program orientasi bagi
perawat baru.
• Mereview praktek keparawatan bedah di kamar operasi berdasarkan referensi yang terkini dan evidance
based serta mengenali strategi-strategi untuk meningkatkan pelayanan yang bermutu.
• Memberikan pendidikan dan pengajaran dalam rangka meningkatkan kompetensi staf.
• Membangun komunikasi yang efektif dan terbuka untuk memfasilitasi hubungan yang profesional dengan
para dokter dan petugas lainnya.
• Menyusun dan merevisis standar operasional prosedur dan standar keperawatan yang berlaku di OT.
• Membuat permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan-bahan lain yang diperlukan.
• Mengkoordinasikan jadwal pemeliharaan dan kalibrasi peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
• Bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventaris peralatan.
• Melakukan pengawasan terhadap perencanaan kerja, meliputi disiplin jam dan waktu kerja, administrasi
pasien masuk/keluar kamar operasi, kelengkapan dan kesiapan peralatan, serta dokumentasi rekam
medik pasien secara lengkap.
• Melakukan supervisi dan pengarahan aktivitas pelayanan kamar operasi dengan cara:
1. Mengadakan pertemuan insidentil untuk memecahkan masalah yang timbul
2. Mengadakan pertemuan berkala dengan semua staf minimal sekali sebulan yang tercatat dalam risalah
pertemuan.
• Berperan serta dalam tindakan bedah tertentu sebagai tim
• Mengadakan pertemuan berkala dengan semua staf keperawatan OT, minimal sekali sebulan.
• Melakukan evaluasi penampilan kinerja staf secara berkala sesuai kebijakan rumah sakit.
• Mengevaluasi pencapaian program mutu, clinical indicator, sasaran keselamatan pasien (IPSG) secara
berkala, analisa kecenderungan dana rencana tindak lanjut untuk program peningkatan mutu di
unitnya.
• Mempromosikan riset keperawatan dan evidence based practice.
• Menjamin lingkungan kerja yang aman dengan persyaratan, kebijakan dan prosedur rumah sakit
berhubungan dengan Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja, Program Pengendalian Infeksi
untuk diri sendiri, rekan kerja, pasien, dan pengunjung.
• Mendukung Head of OT Department melaporkan secara berkala (bulanan/tahunan) semua aktifitas
pelayanan dan pencapaian kinerja OT dengan perencanaan, budget/target volume dan pencapaiannya,
pengembangan staf, peneyelesaian masalah, atau pelaksanaan sistem
• Memepersiapkan unit/ruangannya untuk penilaian akreditasi atau evauasi mutu pelayanan rumah sakit oleh
pihak luar.
• Menghadiri program pelatihan yang relevan dan mengenali kebutuhan untuk mengembangkan
keterampilan dan tambahan pengetahuan yang sesuai dengan posisi jabatan saat in.
• Melakukan tugas-tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan Rumah Sakit apabila
dianggap perlu untuk kepentingan perusahaan.
1. 3. Perawat Instrumen
• Mengetahui dan mengerti setiap operasi yang diikutinya
• Ø Menyiapkan semua kebutuhan yang akan digunakan dalam tindak operasi.
• Ø Disisplin dalam prinsip kerja tehnik aseptic, mulai dari persiapan selama dan sesudah prosedur.
• Ø Mampu mengantisispasi kebutuhan-kebutuhan operator selama tindakan.
• Ø Melakukan penghitungan kasa, jarum, dan instrumen bersama dengan perawat sirkulasi sebelum,
selama, dan sesudah tindakan.
• Ø Melaporkan segera kepada operator / head nurse bila terjadi ketidak cocokan penghitungan dan
segera melakukan SOP yang berlaku sebagai indikasi penyelidikan (contoh : meggunakan C.
Arm).
• Ø Memperhatikan lingkungan daerah steril dan kerapihan selama tindakan.
• Ø Memastikan pasien terhindar dari hal-hal yang menimbulkan perlukaan selama tindakan
berlangsung (contoh : ujung pensil diatermi harus diletakkan dalam tabungnya bila tidak
digunakan).
• Ø Menangani spesimen secara aman dan benar, mulai dari penyimpangan sampai dengan pengiriman
ke laboratorium.
• Ø Menutup dan membalut luka operasi secara steril.
• Ø Membantu dalam merapihka kembali pasien untuk dibawa ke Ruang Pulih Sadar (recovery room).
• Ø Menangani peraltan/instrumen yang telah dipakai (menghitung jumlah dan menempatkan dalam
wadah tertutup) untuk dikirim ke CSSD (Central Sterilization Supply Demand).
• Ø Melengkapi formulir billing dan buku laporan operasi.
• Ø Mencatat dan menyediakan permintaan khusus dari dokter sehubungan dengan tindakan yang akan
dilakukan.
• Ø Memberitahu petugas kebersihan untuk membersihkan ruang tindakan agar dapat dipakai kembali
1. 4. Perawat Sirkuler
• Mengetahui dan mengerti setiap operasi yang diikutinya.
• Memastikan bahwa semua perlatan dan kebutuhan yang akan dipakai sudah siap dan lengkap sebelum
pasien diinduksi.
• Melihat dalam buku pesanan operasi apakah ada pesanan-pesanan khusus yang harus disediakan.
• Memastikan bahwa ruang opeasi sudah siap depergunakan.
• Melihat suhu dan kelembaban ruang operasi, apakah sudah sesuai dengan standar (20-22⁰C).
• Memberitahu HCA untuk menjemput pasien dari ruang perawatan.
• Membantu scrub nurse dalam menyiapkan peralatan streril.
• Membantu menyiapkan pasien :
1. Memasang plat diatermi.
2. Membantu memasang kateter.
3. Membantu membukan paket steril dan melakukan penghitungan bersama scrub nurse dan
mendokumentasikannya dalam formulir penghitungan alat dan kasa.
4. Membantu mengikatkan tali gaun operasi steril dari Team Steril.
5. Membantu dalam mengatur posisi pasien.
6. Membanu menyiapkan pasien untuk melakukan desinfeksi.
7. Menghubungkan semua alat-alat penunjang seperti selang penghisap dan kabel diatermi ke mesinnya
masing-masing.
8. Mengatur posisi lampu operasi, meja instrumen steril tanpa menimbulkan kontaminasi.
9. berperan aktif dalam pengendalian infeksi selama tindakan berlangsung di kamar operasi tersebut.
• Terhadap pasien :
1. Melakukan pelaporan segera kepada Dokter anestesi tentangkondisi pasien.
2. Melakukan serah terima dengan perawat bangsal pada saat pemulangan pasien
3. Untuk pasien One Day Care harus diberikan penjelasan lengkap tentang perawatan selanjutnya di
rumah
4. Memastikan pasien One Day Care ada pendamping pada saat pulang.
• Prosedur Administrasi
1. Mencatat semua pemakaian alat / obat-obatan yang digunakan selama di Rocovery Room dalam
formulir billing.
2. Menyerahkan semua dokumen-dokumen penting milik pasien secara lengkap.
3. Melakukan konfirmasi dengan Ward Clerk bahwa pasien One Day Care sudah boleh pulang.
4. 5. Perawat Ruang pemulihan
• Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan recovery room, meliputi :
1. Penyusunan jadwal dinas
2. Pembuatan laporan bulanan dan tahunan
3. Evaluasi pengendalian mutu pelayanan
• Bertanggungjawab terhadap seluruh sarana dan prasarana recovery room, meliputi :
1. Pendataan
2. Inventarisasi
3. Pemeliharaan
4. Perencanaan kebutuhan
5. Pengadaan
• Bertanggungjawab terhadap pengembangan sumber daya manusia , meliputi :
1. Perencanaan tenaga
2. Sistem rekruitment
3. Program pendidikan dan pelatihan
4. Evaluasi kinerja staff
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan/atasan

1. 6. Perawat Perfusionis
• Mengkalibrasi dan memastikan Mesin Jantung Paru, peralatan monitoring tekanan berfungsi dengan baik
dan siap pakai.
• Memilih barang-barang yang terkait untuk keperluan perfusi seperti Oxygenator, Cardiotomy reservoir dan
selang bypass.
• Memastikan tehnik aseptic yang sempurna dalam pemasangan sirkuit bypass dan sistem monitoring.
• Memastikan keselamatan pasien.
• Mentaati etik ruang operasi.
• Membantu tim operasi sesuai kebutuhan.
• Memastikan pencatatan dan pelaporan yang tepat.
• Memastikan pemindahan pasien dari kamar operasi ke ICU berlangsung dengan sempurna.
• Memastikan monitoring tekanan pasca operasi yang tepat di ICU.
• Membersihkan dan merapikan mesin dan peralatan lainnya setelah digunakan.
• Membantu dalam perencanaan pengembangan bedah jantung.
3.1.9 Sumber Daya Unit OK

No. Tugas Status jumlah Keterangan

1 Kepala Instalasi OK PNS 1

2 Kepala perawat OK PNS 1 Merangkap perawat

3 Perawat OK 1 PNS, 1 7 Merangkap sebagai perawat anestesi,


CPNS, 5 perawat sirkuler, perawat perfusionis,
Kontrak merangkap ruang pemulihan

Analisis :

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perawat Unit OK masih kurang sehingga perawat di Unit OK
jabatannya masih saling merangkap dan tidak adanya pembagian tugas yang jelas untuk masing-masing
perawat. Hal ini tentu saja memberikan beban kerja yang berat kepada perawat di Unit OK sendiri.

3.1.10 Jadwal Pembagian Shift Kerja Unit OK


1. Elektif
Senin – Jumat : 07.30 – 15.30 WITA

1. Cyto (emergency)
Senin – Jumat : 15.30 – 07.30 WITA (on call)

Sabtu & Minggu : 24 Jam (on call)

Untuk operasi emergency telah dilakukan pembagian shift kerja khusus, yaitu pembagian perawat menjadi 2
tim yaitu on call first team dan on call second team dimana jika terjadi operasi yang mendadak on call first
akan dihubungi terlebih dahulu dan jika terjadi 2 operasi mendadak secara bersamaan atau waktu yang
saling berdekatan maka on call second team juga dihubungi. Maka dari itu perawat yang bertugas pada saat
menjadi on call fisrt team harus mengaktifkan ponsel mereka selama masa waktu yang telah ditetapkan
diatas.

Analisis :

Dilihat dari jadwal dan pembagian tugasnya perawat unit OK telah melakukan pembagian shift kerja yang
efektif akan tetapi beban kerjanya masih sangat tinggi karena pada hari kerja elektif seluruh perawat harus
datang pada jam kerja tersebut belum lagi apabila pada hari tersebut juga mendapatkan tugas menjadi tim
emergency.
3.2. Deskripsi Fisik dan Bangunan Unit OK

3.2.1 Denah Unit OK

Ket :

• Kuning : zona tingkat resiko rendah


• Hijau : zona tingkat resiko sedang
• Merah : zona resiko tinggi
Analisis :

Dari denah di atas dapat dilihat bahwa terdapat 4 kamar operasi yang terdiri atas tiga kamar operasi besar
dan 1 kamar operasi sedang. Kamar operasi khusus mempunyai luas

Di Unit OK terdapat beberapa zona, yaitu zona risiko rendah dimana orang-orang yang berada di dalam
ruangan tersebut masih bisa memakai pakaian dan alasan yang dipakainya sebelum masuk ke zona ini, zona
resiko sedang dimana orang-orang yang berada di dalam zona ini menggunakan pakaian khusus yang
disediakan, zona resiko tinggi dimana yang berada di zona ini adalah orang yang berhubungan langsung
dengan pembedahan dan menggunakan pakaian khusus yang lebih lengkap. Hal ini dilakukan untuk
menghindari keterpaparan mikrobiologi, kuman, dan bakteri pada unit OK khususnya di kamar bedah.
Dari denah dapat dilihat juga bahwa tempat masuk antara pasien dan petugas berbeda pada saat memasuki
unit OK. Di denah juga memperlihatkan tempat masuk dan keluarnya pasien dari unit kamar operasi berbeda
dengan tempat kluar alat-alat, pakaian, dan bahan-bahan habis pakai suatu operasi.

Ukuran Ruangan Unit OK

1. Ruang OK 1, OK 2, dan OK 3 berukuran 10,35 x 6,6 m2


2. Ruang OK 4 berukuran 8,72 x 6.6 m2 (Ruangan ini belum terpakai)
3. Ruang Preoperasi 4,9 x 8,7 m2
4. Recovery Room berukuran 13,12 x 6,6 m2
5. Ruang Ganti Pria berukuran 7,7 x 6,6 m2 dan Wanita berukuran 6,6 x 6,6 m2 (ruang locker)
6. Dapur berukuran 1,2 x 3,2 m2
7. Ruang Istirahat (Perawat dan Dokter) berukuran 6,54 x 6 m2
8. Ruang staf jaga ukuran 4,35 x 9,9 m2
9. Ruang Scrub – up untuk 2 orang
10. Ruang tunggu
Analisis :

Hasil pengukuran di atas telah memenuhi standar kamar operasi yaitu minimal ukurannya 6×6 m2 (pedoman
penyeelggaraan rumah sakit 2008).
3.2.2 Letak Unit OK

Unit OK terletak di lantai dua ujung kiri bangunan E dan F Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin. Merupakan bangunan yang mudah dicapai, Unit OK diapit oleh ruangan HCU yang saling
terhubung, hal ini agar memudahkan pasien yang mengalami kondisi kritis di HCU yang perlu segera
mendapatkan operasi lebih cepat ditangani. Unit OK juga terhubung dengan CSSD yang berguna untuk
memudahkan alur pengumpulan alat-alat operasi yang habis digunakan untuk disterilisasi. Tetapi akan lebih
baiknya jika Unit OK terletak dekat dengan UGD sehingga memudahkan apabila ada kasus operasi darurat.
(Pedoman Penyelenggaraan Rumah sakit)

3.2.3 Keadaan Fisik Ruang Unit OK

Persyaratan Umum Ruang menurut pedoman teknis ruang operasi kementrian kesehatan 2012:

Tabel

Persyaratan Umum Ruang

(Pedoman Teknis Ruang Operasi 2012)


No Bagian Persyaratan Status

1 Lantai Terbuat dari vinil anti statik Meme

Tingkat ketahanan listrik lantai diukur tiap bulan Belum


Permukaan lantai tidak boleh porous tetapi cukup keras untuk Meme
penggolontoran dan pemvakuman basah
Lantai berwarna cerah Meme
Hubungan lantai dan dinding melengkung Meme
2 Dinding Mudah dibersihkan, tahan bahan kimia, tidak berjamur dan anti bakteri Meme

Dinding tidak mengandung pori-pori Meme


Pertemuan dinding antara dinding melengkung Meme
Dinding terbuat dari bahan porselen Meme
Dinding cerah Meme
3 Langit-langit Mudah dibersihkan dan tahan terhadap segala cuaca, air, tidak berjamur Meme
dan anti bakteri
Tidak berpori Meme
Tinggi langit-langit dari lantai maks. 3 meter Meme
4 Pintu Pintu ayun (untuk pintu ruang induksi yang menuju ruang operasi Meme
disarankan sliding door)
Bahan panil dan dicat anti bakteri &jamur dengan warna terang Meme
Membuka ke arah dalam Meme
Dilengkapi kaca pengintai (ruang scrub up, ruang penyiapan Meme
peralatan/instrumen)
Analisis: Unit OK telah memenuhi segala persyaratan umum yang telah ditetapkan pedoman teknis kamar
operasi 2012.

Tabel

Standar Ruang Operasi

RS Universitas Hasanuddin 2012

No Standar ruang operasi Standar menkes 2012 Kondisi RS UH


1 Sistem ventilasi 25 kali pertukaran udara di ruang bedah Memenuhi standar
Menggunakan filter yang hanya Memenuhi standar
menghilangkan pasrtikel-partikel debu
Menggunakan aliran udara laminair Memenuhi standar
Tekanan positif Memenuhi standar
2 Sistem pencahayaan Pencahayaan untuk dokter anestesi min Memenuhi standar
2000 lux
Lampu operasi yang tergantung dengan Memenuhi standar
rentang 10.000-20.000 lux
3 Kelembapan 45%-60% Belum tersedia ala
kelembapan kama
4 Temperatur 19⁰C-24⁰C Ada indikator suhu
operasi dan suhu m
saat dilakukan obs
ada daftar daily ch
5 Kebisingan Maks 45 dBA Memenuhi standar
6 Sistem proteksi petir Ada Memenuhi standar
7 Sistem proteksi kebakaran Ada alat pemadam api ringanTerdapat Memenuhi standar
pendeteksi asap
Analisis :

Dari data di atas dapat dilihat bahwa Unit OK belum memenuhi beberapa standar persyaratan yang
ditetapkan karena belum diadakannya beberapa pengukuran dalam Unit OK karena tidak adanya
ketersediaan alat. Serta untuk suhu Unit OK sendiri belum dilakukan daily check setiap harinya,
sebagaimana diketahui suhu dari unit OK harus selalu dipantau untuk menghindari perkembangan mikroba,
virus, dsb jika terjadi perubahan suhu.

3.2.4 Sarana dan Peralatan Unit OK

Menurut Kementerian Kesehatan RI 2012 hubungan antar ruang dalam bangunan instalasi bedah haruslah :

a) Bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit harus bebas dari lalu lintas dalam lokasi rumah sakit,
dalam hal ini lalu lintas melalui bagian Ruang Operasi Rumah Sakit tidak diperbolehkan.

b) Bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit secara fisik disekat rapat oleh sarana “air-lock” di
lokasi rumah sakit

c) Kompleks ruang operasi adalah zone terpisah dari ruang-ruang lain pada bangunan (sarana) Ruang
Operasi Rumah Sakit

Analisis :

Ketiga hal di atas telah dipenuhi pada RS Universitas Hasanuddin. Jadi dapat dipastikan bahwa keterpaparan
Unit OK terhadap bakteri, kuman, virus, mikroba,dsb telah terminimalisir.
Tabel

Sarana Unit OK Berdasarkan Pedoman Teknis Ruang Operasi RS Universitas Hasanuddin 2012

No Sarana Menurut Kementerian Kesehatan RI 2012 Status

1 Ruang Pendaftaran Ada

2 Ruang Tunggu Pengantar Ada

3 Ruang Transfer Ada

4 Ruang Tunggu Pasien Ada

5 Ruang Persiapan Pasien Ada

6 Ruang Induksi Ada


7 Ruang Penyiapan Peralatan/Instrumen Bedah Ada

8 Ruang Operasi Ada

9 Ruang Pemulihan Ada

10 Ruang Resusitas bayi/Neonatus Ada

11 Ruang Ganti Pakaian (Loker) Ada

12 Ruang Dokter Ada

13 Scrub Station Ada

14 Ruang Utilitas Kotor Ada

15 Ruang Linen Ada


16 Ruang Penyimpanan Perlengkapan Bedah Ada

17 Ruang Penyimpanan Peralatan Kebersihan Ada

Analisis :

Dari data di atas dapat dilihat bahwa seluruh sarana yang di tetapkan oleh pedoman teknis kamar operasi
2012 telah memenuhi standar. Dengan sarana yang terpenuhi ini pegawai unit OK dapat menjalankan
tugasnya dengan baik.

Tabel

Peralatan Ruang Operasi

RS Universitas Hasanuddin

Peralatan Menurut Pedomen Kamar Operasi Kementrian Status Keterangan


Kesehatan RI 2012
1. Ruang Operasi AdaAdaAda BaikBaikBaik
a) Satu meja operai khusus
Ada Baik
b) Satu set lampu operasi, terdiri dari lampu utama dan Ada Baik
lampu satelit Ada Baik
Ada Baik
Ada Baik
c) 2 set peralatan pendant, masing-masing untu pendan
anestesi dan pendan bedah

d) Satu mesin anestesi

e) Film viewer

f) Instrumen Trolley untu peralatan bedah

g) Tempat sampah klinis

h) Tempat linen kotor

Analisis :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya kelengkapan peralatan unit OK dapat memperlancar
dan mengoptimalkan kegiatan operasi yang berlangsung. Seluruh peralatan di atas ada pada masing-masing
kamar operasi RS Universitas hasanuddin.

Tabel

Standar Peralatan Medis Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di RS (Depkes RI, 2008)

No. Standar Peralatan OK Kondisi di RS Unhas

1. Anaestesi APP Ada

2. Operating Lamp Ada

3. Operating Table Ada

4. Electro Surgery Ada


5. Suction Pump Ada

6. Respirator Ada

7. Defibrillator Ada

8. Autoclave Table Ada

9. Laser Coagulator Ada

10. Refrigerator Tidak ada

11. Infusion pump Ada

12. UV sterilizer Ada

13. Ultrasound cleaner Tidak ada


14. USG Tidak ada

15. Mobile operating lamp Ada

16. ECG monitor Tidak ada

17. CO2 analyzer Tidak ada

18. Blood pressure monitor Ada

19. Temperature monitor Ada

20. Operating microscope Ada

21. Endoscopy Ada

22. Patient monitor Ada


23. Baby incubator Tidak ada

24. Colposcope Tidak ada

25. Echotonometer Tidak ada

26. Centrifuge Tidak ada

27. Flame photometer Tidak ada

28. Spectrophotometer Tidak ada

29. Water bath Tidak ada

30. Magnetic stirrer Tidak ada

31. Colony counter Tidak ada


32. Dry oven Tidak ada

33. Instasi gas medic Ada

34. Electrolyte analyzer Tidak ada

35. Microtome Tidak ada

36. Peralatan pembedahan subspesialistik yang sesuai Ada

Analisis :

Dari data yang ada pada table di atas maka dapat dilihat bahwa peralatan medic yang dimiliki unit OK
hamper memenuhi standar. Hanya saja memang terdapat beberapa alat yang tidak dimiliki oleh OK. Hal
tersebut karena peralatan tersebut telah ada di unit lain seperti USG di radiologi, dry oven di rawat inap dll.

3.3. Deskripsi Kegiatan Unit OK


Di Unit OK terdapat beberapa tindakan yang dibagi atas :

1. Golongan Operasi
1. Operasi kecil
Operasi yang dianggap mudah dan cukup bius lokal. Contohnya incisi abses (nanah), angkat tahi lalat,
angkat kutil, sirkumsisi (sunat) dll.

1. Operasi sedang
Operasi yang tidak terlalu sulit dan tidak butuh waktu lama dalam mengerjakanya. contohnya tonsilektomi
(angkat amandel), appendektomi (angkat usus buntu) dll

1. Operasi besar
Operasi yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Contohnya adalah laparoskopi, bedah saraf, bedah
digestif, bedah jantung dll

1. Operasi khusus
Operasi besar yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan butuh waktu lama mengerjakanya.

1. Operasi Tindakan Medik Operatif I


Operasi yang dilakukan pada pasien pengguna Askes yang mempunyai klaim Askes sebanyak
Rp2.000.000,-
1. Operasi Tindakan Medik Operatif II
Operasi yang dilakukan pada pasien pengguna Askes yang mempunyai klaim Askes sebanyak
Rp3.000.000,-

1. Operasi Tindakan Medik Operatif III


Operasi yang dilakukan pada pasien pengguna Askes yang mempunyai klaim Askes sebanyak
Rp4.000.000,-

1. Operasi Tindakan Medik Operatif khusus


Operasi yang dilakukan pada pasien pengguna Askes yang mempunyai klaim Askes di atas Rp4.000.000,-

1. Golongan Anastesi
1. Anastesi umum
Anestesi ini membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi. Diberikan dalam bentuk gas atau
suntikan.

1. Anastesi lokal
Anestesi lokal biasanya digunakan untuk operasi kecil pada bagian tertentu tubuh dengan cara di suntikkan,
disemprot atau dalam bentu salep.

1. Anastesi spinal
Anestesi spinal adalah anestesi yang regional yang disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien yang
meyebabkan mati rasa pada bagian leher ke bawah. Digunakan untuk prosedur pembedahan pinggul, perut,
dan kaki. Biasanya pasien masih sadarkan diri, akan tetapi pasien akan diberikan obat penenang lagi untuk
memenangkan dirinya selama operasi.

1. Jenis Pembedahan Spesialis


1. Bedah Orthopedi (bedah tulang)
2. Bedah Urologi (bedah saluran perkemihan)
3. Bedah Anak (pembedahan yang dilakukan pada anak-anak)
4. Bedah Saraf
5. Bedah Digestif (bedah saluran pencernaan)
6. Bedah Plastik
7. Bedah Onkologi (pengangkatan kanker dan tumor)
8. Bedah Thorax (
9. Bedah Vaskular
10. Bedah Obgyn
11. Bedah Mata
1. Waktu Operasi
1. Operasi Elektif (dijadwalkan)
2. Operasi Cito (tiba-tiba/emergensi)
Alur Kegiatan Operasi menurut Kementerian Kesehatan RI 2012
1. Pasien dan dokter masuk ke ruang operasi melalui pintu yang berbeda
2. Alur pasien masuk ke kamar operasi berbeda dengan alur pasien keluar kamar operasi setelah
pembedahan
3. Alur peralatan kotor dan peralatan bersih berbeda.
4. Petugas kesehatan masuk dan keluar melalui satu pintu.
Kenyataan yang ada di RS Unhas :

Unit OK RS Universitas Hasanuddin telah memenuhi standar dari kementerian kesehatan RI 2012

Dari hasil observasi dan wawancara, berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh unit OK untuk
melakukan suatu operasi :

1. Mencatat nama-nama pasien yang akan dioperasi, jadwal operasi, jenis operasi, dan dokter yang akan
melakukan operasi di papan yang disediakan si bedah sentral.
2. Menerima pasien yang akan dioperasi, untuk diregistrasi ulang di unit bedah sentral.
3. Memeriksa kembali kelengkapan pasien sebelum disiapkan untuk operasi, seperti: pemeriksaan lab,
radiologi, konsul anak (jika pasien anak), interna (jika pasien dewasa), konsul anastesi, persetujuan
operasi, dan kelengkapan-kelengkapan lain yang diperlukan.
4. Mengganti baju pasien dengan pakaian yang disediakan di bedah sentral.
5. Menyiapkan pasien di ruang tunggu, menunggu giliran operasi.
6. Melakukan premedikasi pada pasien sesuai kebutuhan pasien.
7. Menyiapkan alat-alat/bahan-bahan, serta ruangan yang akan digunakan untuk operasi.
8. Dokter melakukan operasi sesuai keahlian masing-masing dibantu oleh perawat dan bagian anastesi
jika diperlukan.
9. Melakukan observasi di ruang pemulihan apabila pasien sudah dioperasi.
10. Melakukan serah terima pasien dengan petugas dari bagian rawat inap,jika pasien akan dikembalikan
ke ruang rawat inap.
11. Melakukan serah terima pasien dengan petugas ICU jika pasien memerlukan perawatan intensif.
12. Memasukkan data ke komputer yang langsung on line dengan bagian sentral pembayaran mengenai
tindakan yang dilakukan, serta obat anastesi dan bahan-bahan habis pakai yang digunakan pada pasien
untuk keperluan pembayaran pasien nanti sebelum pulang.
13. Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan di instalasi bedah sentral, baik harian, bulanan,
maupun tahunan.
14. Memberi bimbingan kepada dokter PPDS yang bertugas di bedah sentral.
15. Memberi bimbingan pada para dokter muda yang betugas di bedah sentral.
16. Menerima dan menjawab konsul anastesi maupun bedah.
17. Membuat perencanaan tentang kebutuhan alat/bahan maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan
untuk kemajuan bedah sentral.
3.4. Kinerja Kegiatan Unit OK

3.4.1 Data kegiatan


Berikut ini adalah pembagian-pembagan kegiatan Unit OK, yaitu:

• Jenis Tindakan
Grafik

Jenis Tindakan Operasi Bulan April-September 2012

RS Universitas Hasanuddi

Analisis :

Dari data diatas dapat dilihat jenis tindakan yang paling banyak dilakukan tiap bulannya, seperti pada bulan
April, Mei, Juni, dan September adalah onkologi, artinya banyak pasien yang menderita tumor atau kanker
pada bulan tersebut. Lalu pada bulan Juli jenis tindakan yang paling banyak dilakukan adalah jenis tindakan
disgestif, jenis tindakan ini diberikan kepada pasien yang mempunyai kelainan dalam saluran pencernaanya.
Lalu pada bulan agustus jenis tindakan saraf meningkat hampir 3x lipat dari bulan sebelumnya.

• Kelompok Tindakan Operasi


Analisis :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kelompok tindakan TMO khusus merupakan kelompok tindakan yang
paling tinggi terjadi setiap bulannya dan terus bertambah setiap bulannya kecuali pada bulan Mei terjadi
penurunan dari bulan April sebelumnya. Hal ini berarti semakin banyak pasien pengguna Askes yang
mempunyai penyakit yang berat. Pada grafik tidak di tampilkan kelompok tindakan kecil karena Unit OK
RS Universitas Hasanuddin tidak pernah melakukan kelompok tindakan kecil selama periode April-
September 2012.

• Status Pasien Operasi


Analisis :

Tiap bulannya pasien pengguna Askes selalu lebih banyak dari pasien umum. Artinya, masih sedikit pasien
umum yang dapat di layani oleh RS Universitas Hasanuddin dikarenakan biaya yang tinggi dan hanya
tercover untuk kalangan masyarakat menengah dan menengah ke atas.

• Sifat Operasi
Analisis :

Dari grafik diatas dapat dilihat operasi elektif lebih tinggi setiap bulannya dibandingkan operasi cyto.
Operasi cyto sendiri meningkat tajam pada bulan Agustus dikarenakan banyaknya keadaan emergensi yang
dialami oleh pasien sehingga perlu diadakan operasi secara tiba-tiba dan cepat.
• SPM Unit OK
Tabel

Kepatuhan SPM

RS Universitas Hasanuddin

Indikator SPM SPM Menkes RI No. Bulan


129/Menkes/SK/II/20
08 4 5 6 7 8 9

Waktu Tunggu Operasi Elektif ≤ 2 Hari - - - - - -

Kejadian Kematian di Meja Operasi ≤1% - - - - - -

Tidak Adanya Kejadian Operasi salah Sisi 100% - - - - - -

Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Orang 100% - - - - - -


Tidak Adanya Kejadian Salah Tindakan pada Operasi 100% - - - - - -

Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda 100% - - - - - -


Asing/Lain pada Tubuh Pasien Setelah Operasi
Komplikasi Anestesi karena Overdosis, Reaksi ≤6% - - - - - -
Anastesi, dan Salah penempatan Anestesi
Endotracheal Tube
Analisis :

Dari tabel di atas unit OK RS Universitas Hasanuddin telah memnuhi ketetapan standar pelayanan minimal
yang ditetapkan oleh Republik Indonesia. Dengan kata lain Unit OK RS Universitas Hasanuddin dapat
dipercaya.

• Keterlambatan/Penundaan Operasi
Tabel

Keterlambatan Operasi Bulan April – September 2012

RS Universitas Hasanuddin
Keterlambatan/Penundaan

Jumlah Rata2 Persentase

Bulan April 30 2 jam 36 menit 56%

Mei 35 1 jam 37 menit 66%

Juni 24 1 jam 17 menit 60%

Juli 20 1 jam 23 menit 44%

Agustus 30 1 jam 41 menit 35%

September 44 1 jam 18 menit 50%

Analisis :

Rata-rata keterlambatan yang paling tinggi berda pada bulan April. Hal ini dikarenakan RS Universitas
Hasanuddin baru saja menempati gedung E dan F pada bulan tersebut sehingga memerlukan pembenahan-
pembenahan dan adaptasi juga perawat dan dokter ahli bedah pada saat itu masih kurang. Keterlambatan
pada bulan selanjutnya juga dikarenakan keterlambatan dokter penanggung jawab bedah dalam menghadiri
operasi yang telah ditetapkan sebelumnya (operasi elektif).

Persentase keterlambatan yang paling tinggi terjadi pada bulan Mei (66%). Hal ini dikarenakan jumlah
operasi yang terlambat pada bulan Mei lebih dari setengah jumlah operasi pada bulan tersebut.

About these ads

Anda mungkin juga menyukai