Journal Penelitian Eva
Journal Penelitian Eva
ABSTRAK
Lansia akan mengalami berbagai perubahan diantaranya adalah perubahan psikologis
salah satunya adalah depresi. Depresi pada lansia akan menimbulkan dampak yang cenderung
menyebabkan berbagai masalah salah satunya adalah terjadinya insomnia sehingga
berdampak buruk pada kesehatan lansia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan
tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lansia di Dusun Tanjung Sari Desa Tanjung
Kenongo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
Desain penelitian adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasinya seluruh lansia sebanyak 50 orang di dapatkan 46 orang sebagai sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Variabel independen tingkat depresi dan variabel
dependen kejadian insomnia pada lansia. Pengumpulan data menggunakan dua kuesioner
yaitu kuesioner GDS untuk depresi dan kuesioner KSPBJ-IRS untuk insomnia. Selanjutnya
dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan spearman’s rho, hasil penelitian
menunjukkan nilai ρ (0,012) < α (0,05) artinya Ho ditolak jadi ada Hubungan Tingkat
Depresi dengan Kejadian Insomnia pada Lansia di Dusun Tanjung Sari Desa Tanjung
Kenongo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
Nilai r = 0,408 artinya korelasi sedang yaitu semakin tinggi tingkat depresi maka akan
terjadi insomnia pada lansia serta depresi termasuk faktor psikologis yang mempengaruhi
terjadinya insomnia.
Hal ini terjadi karena disebabkan kehilangan perhatian dan perubahan yang terjadi
pada lansia. Pemahaman tentang perubaha yang terjadi serta permasalaha yang akan terjadi
pada kehidupan lansia supaya lebih ditingkatkan sehingga lansia mampu beradaptasi dan
terhindar dari gejala depresi.
PENDAHULUAN
Lansia akan mengalami sejumlah non-fisik, yang ditandai dengan
penurunan kondisi fisik, psikologis, munculnya masalah sosial maupun
maupun sosial yang saling berinteraksi masalah psikologis (Padmiati, 2011).
satu sama lain akibat pertambahan umur. Masalah psikologis yang terjadi
Kemunduran atau menurunnya fungsi diantaranya depresi pada lansia (Azizah
fisik, psikologis dan sosial pada umumnya 2011).
ditandai dengan menurunnya beberapa
Depresi merupakan gangguan alam
fungsi organ tubuh, seiring menurunnya
perasaan (mood), yang ditandai dengan
fungsi organ fisik juga berpengaruh
kemurungan, kelesuan, ketidak gairahan
terhadap adanya penurunan fungsi organ
hidup, perasaan tidak berguna, dan putus fisik, hubungan sosial yang kurang baik,
asa (Azizah, 2011). Menurut data WHO kurangnya dukungan dari orang terdakat,
2012, lansia yang mengalami depresi kehilangan, perubahan status ekonomi,
sekitar 20%, tahun 2013 yang mengalami kurang berfungsi system pendukung
depresi 19%, dan pada tahun 2014 sekitar keluarga dan lingkungan dapat
32%. Penelitian di Amerika prevalensi menimbulkan depresi pada lansia
depresi pada lansia di dunia berkisar 8-15 (Santoso& Ismail, 2009). Depresi pada
%. Dari laporan negara-negara di dunia, lansia mempunyai dampak yang cenderung
prevalensi rata rata depresi pada usia menyebabkan berbagai masalah seperti
lanjut adalah 13,5%, dengan sistem kekebalan menurun, nafsu makan
perbandingan wanita 14,1% dan pria menurun dan insomnia (Carol, 1996
8,6%. Studi di Amerika juga dalamAzizah, 2011). Tidur adalah suatu
menyatakan bahwa gejala-gejala penting proses yang sangat penting bagi manusia,
dari depresi menyerang kira-kira hampir karena dalam tidur terjadi proses
10 sampai 15 % dari semua orang yang pemulihan, proses ini bermanfaat
berusia lebih dari 65 tahun yang tidak mengembalikan kondisi seseorang pada
diinstitusionalisasi, sedangkan angka keadaan semula, dengan begitu, tubuh
depresi meningkat secara drastis diantara yang tadinya mengalami kelelahan akan
lansia yang berada di institusi, dengan menjadi segar kembali.
sekitar 50% sampai 75% lansia yang Ancoli-Israel dalam sebuah survei
menghuni perawatan jangka panjang di Amerika Serikat yang dikutip oleh Maas
memiliki gejala depresi ringan sampai (2011) yang dilakukan pada 428 lansia
sedang (Stanley, 2007). yang tinggal dalam masyarakat, sebanyak
Setyohadi dalam Mentari Marwa 19% subjek mengaku bahwa mereka
tahun 2016 menyatakan bahwa data sangat mengalami kesulitan tidur, 21%
prevalensi depresi pada usia lanjut di merasa mereka tidur terlalu sedikit, 24%
Indonesia adalah sebanyak 76,3%. melaporkan kesulitan tertidur sedikitnya
Proporsi pasien geriatrik dengan depresi sekali seminggu, dan 39% melaporkan
ringan dalah 44,1% sedangkan dengan mengalami mengantuk yang berlebihan di
depresi sedang sebanyak 18%, depresi siang hari Insomnia merupakan gangguan
berat sebanyak 10,8% dan depresi sangat tidur yang paling sering ditemukan. Setiap
berat sebanyak 3,2%. tahun diperkirakan sekitar 20%-50% orang
Depresi yang dialami oleh lansia dewasa melaporkan adanya gangguan tidur
dapat disebabkan oleh kondisi gangguan dan sekitar 17% mengalami gangguan
tidur yang serius. Prevalensi gangguan pasangan mereka atau juga tidak
tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar diperhatikan oleh anak secara penuh
67% (Fitri, 2009). meskipun begitu mereka merasa senang
Sulistiyana dalam Mentari Marwa dan gembira dengan keadaan sekarang
tahun 2016 menunjukkan bahwa pada 40% meskipun terkadang mereka mengalami
penderita lanjut usia yang depresi kesulitan untuk tidur.
mengalami ganguan tidur. Keluhan tidur Insomnia adalah ketidak mampuan
dapat pula memprediksi akan terjadinya memenuhi kebutuhan tidur, baik secara
depresi pada lansia. Setiap tahun kualitas maupun kuantitas (Tarwoto,
diperkirakan sekitar 20-50% orang dewasa 2006). Gejala-gejala insomnia secara
melaporkan adanya gangguan tidur dan umum adalah seseorang sulit untuk
sekitar 17% mengalami gangguan tidur memulai tidur, sering terbangun pada
yang serius. malam hari ataupun di tengah-tengah saat
Hasil studi pendahuluan yang tidur. Orang yang menderita insomnia juga
dilakukan di Dusun Tanjung Sari Desa bisa terbangun lebih dini dan kemudian
Tanjung Kenongo Kecamatan Pacet sulit untuk tidur kembali (Perry Potter,
Kabupaten Mojokerto diperoleh data 2005). Rafknowledge (2004) menyatakan
jumlah lansia sebanyak 50 orang, bahwa depresi merupakan salah satu
berdasarkan hasil wawancara pada tanggal faktor psikologis penyebab kecendrungan
28 Agustus 2017 terhadap 10 lansia di munculnya insomnia. Hal ini disebabkan
peroleh data 7 lansia (70%) mengatakan oleh ketegangan pikiran seseorang
bahwa mereka senang menyendiri, lebih terhadap sesuatu yang kemudian
suka diam dirumah, tidak ada semangat, mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP)
tidak berdaya dan merasa sedih karena sehingga kondisi fisik senantiasa siaga.
keluarga jarang memperhatikan mereka Dampak dari insomnia menurut Elina
karena kesibukan masing-masing anak, (2012) yakni mengurangi daya tahan tubuh
sehingga mereka merasa kesepian, mereka sehingga berpeluang terhadap munculnya
juga mengatakan mengalami kesulitan sejumlah penyakit, berpengaruh terhadap
untuk tidur, tidur tidak nyenyak, sering emosi, kehilangan motivasi, gangguan
terbangun dan sulit untuk tidur kembali. berkosentrasi dan kualitas hidup yang
Sedangkan 3 lansia (30%) mengatakan terganggu.
bahwa mereka sudah memahami atau
Upaya yang dilakukan untuk
menyadari bahwa suatu ketika mereka
mencegah terjadinya dampak dari depresi
akan tetap hidup sendiri atau ditinggal
pada lansia antara lain pemberian a. Kriteria inklusi
perhatian dan penjelasan pada lansia
Kriteria inklusi memiliki arti dimana
tentang perubahan yang terjadi sehingga
subyek penelitian dapat mewakili dalam
lansia akan lebih memahami dan mengerti
sampel penelitian yang memenuhi syarat
tentang keadaannya saat ini dan dapat
sebagai sampel (Hidayat, 2010).
mengurangi depresi yang terjadi.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
Berdasarkan uraian tersebut,
adalah:
penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan tingkat depresi 1) Bersedia menjadi responden
d2 DATA UMUM
Keterangan :
1. Karakteristik responden
n = Jumlah sampel yang dicari
berdasarkan umur
Z21-α/2 = Tingkat kepercayaan 95 %(1.96)
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi
P1 = Prevalensi lansia depresi yang responden berdasarkan
mengalami insomnia 40% umur di Dusun Tanjung
Sari Desa Tanjung Kenongo
P2 = Prevalensi lansia depresi yang
Kecamatan Pacet
tidak mengalami insomnia 60%
Kabupaten Mojokerto
d2 =Tingkat Absolut yang Bulan November Tahun
dikehendaki (0,2) 2017
d2 75 – 90 tahun 17 37,0
Total 46 100
n = (1,96)2 [0,4(1-0,4) + 0,6 (1-0,6)]
Berdasarkan tabel 5.1 di peroleh data
(0,2)2
bahwa sebagian besar responden berumur
n = 3,8416 (0,24 + 0,24)
60-74 tahun sebanyak 29 responden
0,04 (63,0%).
n = 46,09 2. Karakteristik responden
Brunner & Suddarth, (2002). Keperawatan Hartono, (2007). Stress dan Stroke.
Medikal-Bedah Buku Saku dari Yogyakarta:KANISIUS, hal:9-10
Brunner & Suddarth. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, hal:96-99 Jhonson, R & Leny R, (2010). Perawatan
Keluarga Plus Contoh Askep
Brasher, Valentina L., (2008). Aplikasi Keluarga. Yogyakarta: Nuha
Klinis Patofisiologi Pemeriksaan & Medika, hal: 2-37
Manajemen, Jakarta : Buku
Kedokteran Junaidi, Iskandar, (2011). Stroke Waspada
Ancamannya – Panduan Stroke
Carpenito, Lynda Juall, (2003). Diagnosis Paling Lengkap. Yogyakarta: ANDI
Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Yogyakarta, hal:3-76
Klinik. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, hal :93 Lestari, Sri, (2005). Psikologi Keluarga
Penanaman Nilai dan Penanganan
Desmita, (2007). Psikologi Konflik dalam keluarga.
Perkembangan. Bandung: Jakarta:Penebar Swadaya, hal: 5-10
PT.Remaja Roda Karya, hal: 213
Mahendra B. & Evi Rachmawati, (2005).
Desmita, (2013). Psikologi Perkembangan Atasi Stroke dengan Tanaman Obat
Peserta Didik. Bandung: PT.Remaja Penyembuhan Secara Aman dan
Roda Karya, hal: 213 Alami. Jakarta: Penebar Swadaya,
hal:10-28
Efendi, Ferry, (2012). Definisi Logika,
http://definisimublogspot.com/2012/ Nasir, Abdul dkk, (2011). Dasar-dasar
Keperawatan Jiwa Pengantar dan
Teori, Jakarta: Salemba Medika,
hal:46