Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL PENELITIAN

STRATEGI KOPING KELUARGA INTERNAL MENURUT


TEORI PEARLIN DAN SCHOOLER PADA ANGGOTA
KELUARGA PENDERITA STROKE DI INSTALASI
RAWAT INAP RSUD RA.BASOENI
KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh:
Wahyuni Ningtias

S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang,


2018

ABSTRAK
Stroke merupakan masalah neurologik primer di dunia, stroke adalah penyakit
peringkat ketigat penyebab kematian, dengan laju mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke
pertama dan sebesar 62% untuk stroke selanjutnya. Stroke terjadi akibat gangguan pembuluh
darah di otak, dapat berupa tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak yang dapat
memuculkan kematian sel saraf. Tujuan dari Penelitian ini adalah menganalisis strategi
koping keluarga internal menurut teori Pearlin dan Schooler pada anggota keluarga penderita
stroke di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah RA.Basoeni Kabupaten Mojokerto .
Berdasarkan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa penting
yang terjadi pada masa kini, dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada dara
factual daripada penyimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga pasien dengan anggota keluarga
penderita Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah RA.Basoeni Kabupaten
Mojokerto dengan besaran atau jumlah sampel yaitu 96 orang. Pada penelitian ini sampel
berjumlah 34 responden. Mayoritas responden menggunakan strategi koping keluarga
internal teori Pearlin dan Schooler dengan koping Normalisasi, yaitu sebanyak 65 poin
(95,8%). Hasil penelitian diharapkan keluarga dapat menggunakan koping yang efektif guna
menghadapi permasalahan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke.

Kata Kunci : Koping, Stroke


STRATEGI KOPING KELUARGA INTERNAL MENURUT
TEORI PEARLIN DAN SCHOOLER PADA ANGGOTA
KELUARGA PENDERITA STROKE DI INSTALASI
RAWAT INAP RSUD RA.BASOENI
KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh:
Wahyuni Ningtias

S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang,


2018

ABSTRACT

Stroke is a primary neurologic problem in the world, stroke is a disease-causing cause of


death, with an 18% to 37% mortality rate for the first stroke and 62% for subsequent
stroke. Stroke occurs due to blood vessel disorders in the brain, can be clogged or broken
blood vessels in the brain that can menghafulkan nerve cell death. The purpose of this
research is to analyze the internal family coping strategy according to Pearlin and Schooler
theory on family member of stroke patient at Inpatient Room of RA.Basoeni General
Hospital of Mojokerto Regency. Based on the purpose of research, research design used is
descriptive research design is research that aims to explain the important events
that occur on time now , done on systematic and more men ekankan on factual virtues rather
than inferences. The population in this study were all families of patients with family
members of stroke patients in the Inpatient Installation of
the House Sick General Area RA.Basoeni district Mojokerto with the amount or the number
of samples that is 96 people. On research this sample amounted to 34 respondents. The
majority of respondents use the internal family coping strategy of Pearlin and Schooler theory
with Normalization coping, which is as much as 65 points (95 ,8 %).
Results research expected family could use effective coping use faceup problems family in lo
oking after family members suffering from stroke.
Keywords: Koping, Stroke

PENDAHULUAN
seperti ada anaggota keluarga yang sakit,
Kehidupan dalam keluarga masalah ekonomi, masalah sosial dan
seringkali dihadapkan pada stimulus sebagainya. Strategi koping berfungsi
berupa beragam permasalahan hidup yang sebagai proses dan mekanisme yang
dating baik dari luar maupun dari dalam penting dalam pelaksanaan tugas dan
lingkungan keluarga.Beberapa dari keluarga. Menurut Pearlin & Schooler,
stimulus tersebut dapat menjadi sebuah strategi koping keluarga meliputi dua tipe
stressor dalam keluarga, sebagai contoh yaitu strategi koping keluarga internal
yang terdiri dari kemampuan keluarga angka tersebut 40% memerlukan bantuan
yang menyatu sehingga menjadi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
terintegrasi, dan strategi koping keluarga (Brunner & Suddarth, 2002). Sedangkan
eksternal berhubungan dengan penggunaan data yang dirilis oleh Yayasan Stroke
system pendukung social oleh keluarga. Indonesia dinyatakan bahwa kasus stroke
Tanpa strategi koping yang efektif maka di Indonesia menunjukkan kecenderungan
fungsi afektif, sosial, ekonomi dan terus meningkat dari tahun ke tahun, pada
perawatan keluarga tidak dapat dicapai tahun 2004, beberapa penelitian di
secara adekuat (dalam Andarmoyo,2012). sejumlah rumah sakit menemukan pasien
Salah satu contoh penyakit yang dapat rawat inap yang disebabkan stroke
memberikan stimulus pada keluarga yaitu berjumlah 23.636 orang. Hasil yang
keluarga dengan anggota keluarga didapat yaitu bahwa stroke merupakan
menderita Stroke atau cedera pembunuh utama diantara penyakit-
serebrovaskular (CVA) yaitu kondisi penyakit non infeksi terutama di kalangan
kehilangan fungsi otak akibat berhentinya penduduk perkotaan (Srikandi, 2009).
suplai darah ke bagian otak (Brunner & Berdasarkan data yang diperoleh di
Suddarth,2002). Kelumpuhan atau Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit
kecacatan fisik pada individu penderita Umum Daerah RA. Basoeni, Kabupaten
stroke tentu saja akan menyebabkan beban Mojokerto, didapatkan jumlah pasien
tersendiri dalam keluarga, strategi koping stroke dalam tiga bulan terakhir (Mei
yang efektif terutama strategi koping 2017-Juli 2017) tercatat 157 orang pasien
keluarga internal dapat dipakai sebagai stroke tanpa penyakit penyerta.
solusi keluarga dalam mengatasi Berdasarkan data pra penelitian mulai
permasalahan keluarga yang sedang tanggal 21 Agustus 2017 terhadap sepuluh
terjadi. keluarga dengan salah satu anggota
Stroke merupakan masalah keluarganya menderita stroke, dapat
neurologik primer di dunia, stroke adalah disimpulkan bahwa tiap-tiap anggota
penyakit peringkat ketigat penyebab keluarga memakai sedikitnya empat
kematian, dengan laju mortalitas 18% macam dari tujuh startegi koping keluarga
sampai 37% untuk stroke pertama dan internal.Selain memakai startegi
sebesar 62% untuk stroke penggunaan humor, strategi fleksibilitas
selanjutnya.Terdapat kira-kira dua juta peran dan strategi pemecahan masalah
orang bertahan hidup dari stroke yang bersama, ditemukan bahwa banyak
mempunyai beberapa kecacatan, dari anggota keluarga yang tidak mampu
menggunakan strategi mengontrol makna mengandalkan kelompok keluarga,
dari masalah dan strategi penggunaan humor, memelihara ikatan
normalisasi.Dalam hal menggunakan keluarga, mengontrol makna dari masalah,
strategi mengandalkan kelompok keluarga pemecahan masalah keluarga, diharapkan
dan strategi memelihara ikatan keluarga keluarga mampu mengendalikan anggota
merupakan strategi koping internal keluarganya dan tidak membuat pasien
keluarga yang paling banyak digunakan. menjadi lebih buruk.
Stroke terjadi akibat gangguan Agar tetap menciptakan suasana
pembuluh darah di otak, dapat berupa kondusif dalam keluarga peran keluarga
tersumbatnya atau pecahnya pembuluh sangat penting, dengan koping keluarga
darah di otak yang dapat memuculkan menurut Pearlin dan Schooler (Dalam
kematian sel saraf. Gangguan fungsi otak Andarmoyo.2012) sebaiknya anggota
ini akan menjadi gejala stroke (Junaidi, keluarga memiliki tiga hal yaitu respon
2011). Hal tersebut beresiko terhadap koping normative diantaranya yang
terjadinya defisit neurologik dimana fungsi pertama, menguba situasi yang penuh
otak yang rusak tidak dapat membaik dengan stress, yaitu dengan cara langsung
sepenuhnya, diantaranya yaitu kehilangan mengatasi ketegangan dalam hidup
fungsi motorik, kehilangan fungsi contohnya segera membawa pasien ke
berkomunikasi, gangguan persepsi, rumah sakit. Kedua taktik mengontrol
kerusakan fungsi kognitif dan efek makna dari masalah, hal ini didapat dari
psikologik serta disfungsi kandung kemih pengenalan dan makna dari pengalaman
(Brunner & Suddarth, 2002).Hal-hal menentukan luasnya ancaman yang
tersebut merupakan stimulus yang dapat ditimbulkan oleh pengalaman tersebut,
mempengaruhi perubahan kehidupan contohnya bila pasien masih mendapat
keluarga. Peran keluarga dalam kesembuhan keluarga wajib berpartisipasi
penerimaan situasi kondisi pasien dalam menjaga pola makan dan hal lain
sangatlah besar pengaruhnya, jika keluarga yang dapat menunjang kesehatan pasien
kurang memiliki koping yang efektif maka stroke. Hal yang ke tiga yaitu mekanisme
keluarga akan berada pada situasi secara esensial untuk mengakomodasi dan
disfungsional yang memilki efek kurang mengatur stress yang ada, dalam hal ini
baik terhadap keluarga karena penyakit buka untuk menghadapi masalah stressor
stroke yang sifatnya dapat mengakibatkan itu sendiri, contohnya dengan penerimaan
kecacatan permanen dan bahkan kematian, keluarga terhadap anggota keluarga yang
dengan koping yang baik yaitu dalam sakit dan mungkin mengalami kecacatan
tubuh akibat penyakit stroke. Berdasarkan Besar sampel dalam penelitian ini
fenemona di atas peneliti perlu meneliti dengan menggunakan rumus Estimasi
strategi koping keluarga internal menurut Proporsi, sebagai berikut:
teori Perlin dan Schooler pada anggota
n = 4.Z2. 𝜋 (1-𝜋)
keluarga penderita stroke di Ruang Rawat W2
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Basoeni
𝜋 = proporsi atau angka prevalensi
Kabupaten Mojokerto.
kejadian outcome (variable tergantung)
METODE PENELITIAN
Bila 𝜋 tidak diketahui harus dianggap 50
Rancangan atau desain penelitian
W = lebar penyimpangan maksimal
adalah sesuatu yang vital dalam penelitian,
yang memungkinkan memaksimalkan atau (maksimal 10-20 % = 0,1 – 0,2)
control beberapa factor yang bbisa α = 0,5 (Z=1,96)
mempengaruhi akurasi suatu hasil
Sehingga besar sampel dalam
(Nursalam,2008). Berdasarkan tujuan
penelitian ini adalah :
penelitian, desain penelitian yang
digunakan adalah rancangan penelitian n = 4.Z2. 𝜋 (1-𝜋) n=
deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan
W2
untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa n=
2
penting yang terjadi pada masa kini, n = 4.(1,96) . 0,5 (1-0,5)

dilakukan secara sistematis dan lebih (0,2)2 n=


menekankan pada dara factual daripada
n = 3,84 n=
penyimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah 0,04
n = 33,9
semua keluarga pasien dengan anggota n = 96
n = 34
keluarga penderita Stroke di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
RA.Basoeni Kabupaten Mojokerto dengan
Dalam penelitian ini kuesioner yang
besaran atau jumlah sampel yaitu 96 orang
oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 25
Sampel terdiri dari bagian populasi
pertanyaan yang telah disesuaikan dengan
terjangkai yang dapat dipengaruhi sebagai
teori Pearlin dan Schooler tentang tujuh
subjek penelitian melalui sampling
poin strategi koping keluarga internal
(Nursalam,2008). Pada penelitian ini
diantaranya yaitu mengandalkan kelompok
sampel berjumlah 34 responden.
keluarga (7 pertanyaan), penggunaan diisi responden, data dikumpulkan untuk
humor (2 pertanyaan), memelihara ikatan dianalisis.
keluarga (3 pertanyaan), megontrol makna
HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah (5 pertanyaan), pemecahan
masalah keluarga bersama-sama (4 Data umum dalam penelitian ini
pertanyaan), fleksibilitas peran (2 dibedakan menjadi 6 karakteristik, yaitu
pertanyaan) dan normalisasi (2 data responden berdasarkan usia, jenis
pertanyaan). Pertanyaan dalam kuesioner kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan,
sifatnya belum baku namun telah di uji anggota keluarga yang sakit dan hubngan
validitas dan reliabilitasnya, pada uji dengan keluarga yang sakit. Adapun
validitas pertama terdapat lima soal yang karakteristinya adalah sebagai berikut.
tidak valid kemudian dilakukan uji 1. Karakteristik Responden
validitas ulang sampai semua item Berdasarkan Usia
pertanyaan (25 soal) valid. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden
Peneliti menentukan responden dari berdasarkan usia anggota keluarga
melihat list pasien dengan diagnose penderita stroke yang di rawat inap di
Instalasi rawat inap RSUD
penyakit CVA atau Stroke tanpa penyakit
RA.Basoeni, Gedeg, Kabupaten
penyerta. Daftar pasien yang sudah sesuai Mojokerto
dengan kriteria dicatat kemudian
Usia Frekuensi Presentase
mendatangi kamar pasien sesuai daftar.
20 – 24 tahun 8 24
Peneliti mengadakan pendekatan pada 25 – 65 tahun 23 67
keluarga pasien yang menunggu untuk >65 tahun 3 9
mendapatkan persetujuan sebagai Jumlah 34 100

responden dan menjelaskan cara pengisian


lembar kuesioner. Proses pengumpulan Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa
data dilakukan dengan cara membagikan lebih dari 50% responden berusia antara
lembar kuesioner untuk mendapatkan data rentang 25 hingga 65 tahun yaitu sebanyak
demografi dan data strategi koping internal 23 responden (67%)
keluarga. Beberapa responden mengalami 2. Karakteristik Responden
ketidakmampuan dalam membacaa dan Berdasarkan Jenis Kelamin
menulis sehingga dilakukan wawancara
terstruktur. Dalam pelaksanaanya peneliti
tidak bersama responden selama pengisian
kuesioner berlangsung.Setelah data selesai
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak
berdasarkan Jenis kelamin 20 responden (59%)
anggota keluarga penderita
4. Karakteristik Responden
stroke yang di rawat inap di
Instalasi rawat inap RSUD Berdasarkan Pekerjaan
RA.Basoeni, Gedeg, Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
Kabupaten Mojokerto responden berdasarkan
pekerjaan anggota keluarga
Jenis Frekuensi Presentase penderita stroke yang di rawat
Kelamin inap di Instalasi rawat inap
Laki-laki 12 35 RSUD RA.Basoeni, Gedeg,
Perempuan 22 65 Kabupaten Mojokerto
Jumlah 34 100
Pekerjaan Frekuensi Presentase
Sekolah 6 17
Dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa
Petani 2 6
lebih dari 50% responden berjenis kelamin PNS 1 3
perempuan yaitu sebanyak 22 responden Wiraswasta 16 47
Buruh 4 12
(65%).
Tidak Bekerja 5 15
3. Karakteristik responden Berdasarkan Jumlah 34 100
Pendidikan Terakhir
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi
Dari tabel 5.4 menunjukkan bahwa
responden berdasarkan
Pendidikan terakhir anggota paling banyak responden bekerja sebagai
keluarga penderita stroke wiraswasta yaitu sebanyak 16 responden
yang di rawat inap di (47%)
Instalasi rawat inap RSUD
5. Karakteristik Responden
RA.Basoeni, Gedeg,
Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Anggota Keluarga
Yang Sakit
Pendidikan Frekuensi Presentase
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi
Terakhir
responden berdasarkan
SD 6 17
anggota keluarga penderita
SMP 5 15
stroke yang di rawat inap di
SMA 20 59
Instalasi rawat inap RSUD
PT 3 9
RA.Basoeni, Gedeg,
Jumlah 34 100
Kabupaten Mojokerto

Dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa Pekerjaan Frekuensi Presentase


lebih dari 50% responden menyatakan Suami 5 15
Istri 10 30
Ayah 8 23
Ibu 9 26
Kakak/Adik 2 3
Jumlah 34 100

Dari tabel 5.5 menunnjukkan bahwa


paling banyak responden menyatakan
anggota keluarga yang sakit adalah istri
responden yaitu 10 responden (30%)
6. Karakteristik Responden
Berdasarkan Hubungan dengan
Keluarga yang Sakit
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi responden
berdasarkan Hubungan dengan
keluarga penderita stroke yang
di rawat inap di Instalasi rawat
inap RSUD RA.Basoeni,
Gedeg, Kabupaten Mojokerto
Pekerjaan Frekuensi Presentase
Suami 10 29
Istri 6 15
Anak 17 50
Kakak/Adik 1 3
Jumlah 34 100
Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa
lebih dari 50% responden yang memiliki
hubungan dengan keluarga yang sakit
adalah anak pasien yaitu sebanyak 17
responden (50%).

Anda mungkin juga menyukai