Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beberapa dekade terakhir ini, wilayah Indonesia sering diterpa berbagai bencana
alam, salah satunya gempa bumi. Hal ini terjadi karena Indonesia menempati zona
tektonik yang sangat aktif. Terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu
lempeng benua Asia, lempeng benua Australia, lempeng samudera Hindia, dan
lempeng samudera Pasifik menyebabkan wilayah Indonesia menjadi rawan
terhadap bencana gempa bumi.

Indonesia sudah memiliki standar kegempaan yaitu SNI 03-1726-2002 yang


secara konsep filosofi mengacu pada UBC (Uniform Building Code) 1997. Peta
gempa yang digunakan dalam SNI gempa 2002 berupa peta percepatan puncak
batuan dasar untuk probabilitas terlampaui 10% dalam masa layan bangunan 50
tahun atau sama dengan periode ulang gempa 500 tahun.

Seiring berjalannya waktu, di beberapa wilayah Indonesia terjadi gempa-gempa


besar yang besarannya diluar lingkup peta gempa 2002, seperti gempa Aceh 2004
(Mw = 9,2) gempa Nias 2005 (Mw = 8,7), dan gempa Yogyakarta 2006 (Mw = 6,3).
Oleh karena itu, peta gempa 2002 direvisi dan digantikan dengan peta gempa
2010 yang telah dimulai pembuatannya sejak tahun 2006. Namun peta gempa
2010 belum dapat digunakan karena memiliki konsep yang berbeda, sehingga
baru dapat digunakan setelah direvisinya peraturan gempa 2002 dan
dikeluarkannya peraturan gempa terbaru yaitu SNI 03-1726-2012.

Perencanaan infrastruktur di Indonesia harus diperhatikan mengingat resiko


terjadinya bencana alam di wilayah Indonesia cukup tinggi. Perencanaan dan
perancangan struktur harus didasari prinsip-prinsip ilmiah yang jelas, sehingga
dapat menciptakan suatu struktur yang stabil, cukup kuat, awet, dan memenuhi
tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomis dan mudah dalam pelaksanaan.

1
2

Salah satu tahapan penting dalam perancangan suatu struktur bangunan adalah
pemilihan jenis material yang digunakan. Jenis material yang biasa digunakan
untuk konstruksi bangunan sangat beragam, salah satunya adalah baja.
Berdasarkan pertimbangan daktilitas, kekuatan, kemudahan pengerjaan, dan
ekonomis, baja sangat cocok digunakan sebagai penyokong beban sehingga
memiliki keunggulan dibanding material lainnya.

Struktur portal baja terdiri dari elemen-elemen yang mendukung seluruh beban
rancangan termasuk akibat beban lingkungan seperti beban angin, hujan, dan
gempa. Analisa portal baja dilakukan untuk mendesain balok yang mengalami
lentur, kolom akibat beban aksial, balok-kolom yang merupakan kombinasi antara
tekan dengan lentur dan sambungan.

Perancangan portal baja mengacu pada peraturan yang berlaku di Indonesia, yaitu
SNI 03-1729-2002 tentang " Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung". Seiring dengan perkembangan kebutuhan perancangan,
peraturan ini mengalami pembaruan dan perbaikan yang dikenal sebagai SNI 03-
1729-2015. Disamping itu, terdapat juga perubahan peraturan gempa yang dipakai
di Indonesia, yaitu SNI 03-1726-2002 tentang "Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung" menjadi SNI 03-1726-2012 tentang
"Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung".

Oleh karena itu, tugas akhir ini perlu dibuat untuk menggambarkan perbedaan
metode SNI 03-1729-2002 dengan SNI 03-1729-2015 serta menggambarkan pula
perbedaan pembebanan gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002 dengan SNI 03-
1726-2012.

Atas pertimbangan untuk mengetahui perbedaan tersebut, dilakukan penelitian


berupa penelitian studi kasus dengan objek penelitian berdasarkan salah satu
bangunan dalam proyek relokasi komplek KPI yang berlokasi di Timika, Papua.
Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1, bangunan yang ditinjau berupa
struktur gedung baja yang berfungsi sebagai bengkel alat berat dengan dimensi
258 m x 32 m x 13,8 m dan terdiri dari 32 bays.
3

Gambar 1.1 Objek Penelitian


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penyusunan tugas
akhir ini bertujuan untuk :
1. Merencanakan struktur portal baja untuk bangunan gedung dengan
memakai peraturan SNI 03-1729-2002, "Tata Cara Perencanaan Struktur
Baja untuk Bangunan Gedung"
2. Merencanakan struktur portal baja untuk bangunan gedung dengan
memakai peraturan SNI 03-1729-2015, "Spesifikasi untuk Gedung Baja
Struktural"
3. Membandingkan hasil perhitungan antara metode SNI 03-1729-2002
dengan SNI 03-1729-2015
4. Membandingkan hasil perhitungan dengan aplikasi beban gempa
berdasarkan SNI 03-1726-2002 dengan SNI 03-1726-2012.

1.3 Tujuan Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah :
1. Memberikan gambaran tentang cara perhitungan analisis portal baja
dengan menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002
2. Memberikan gambaran tentang cara perhitungan analisis portal baja
dengan menggunakan peraturan SNI 03-1729-2015
4

3. Memberikan gambaran tentang perbedaan peraturan baja, yaitu SNI 03-


1729-2002 dengan SNI 03-1729-2015
4. Memberikan gambaran tentang perbedaan peraturan gempa, yaitu SNI 03-
1726-2002 dengan SNI 03-1726-2012.

1.4 Batasan Masalah


1. Denah gedung
Pemodelan yang dilakukan dengan bantuan software STAAD Pro hanya
akan dilakukan pada 11 bays pertama karena struktur objek yang ditinjau
merupakan struktur yang bersifat typical, sehingga beban yang bekerja
serta elemen yang terdapat pada tiap bays adalah sama. Meskipun
pemodelan perhitungan yang dilakukan hanya dilakukan pada 11 bays
pertama, perhitungan analisis untuk elemen struktur mengacu pada nilai
tertinggi atau nilai terkritis dari semua reaksi yang terjadi.
Denah teknis struktur dapat dilihat pada Lampiran.
2. Peraturan
a. Perhitungan beban gempa mengacu pada SNI 03-1726-2012, "Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung" dan SNI 03-1726-2002, "Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung" .
b. Perhitungan struktur portal baja dan sambungan mengacu pada SNI
03-1729-2002 dan SNI 03-1729-2015 metode LRFD
c. Perhitungan beban hidup, beban mati, dan beban angin struktur
mengacu pada PPPURG (Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung) 1987.
3. Analisis Perancangan
a. Gedung dianalisis dengan frame 3 Dimensi
b. Struktur yang dikaji adalah struktur gudang baja jenis gable frame.
c. Pemodelan struktur dilakukan dengan menggunakan program STAAD
Pro
5

d. Perencanaan portal serta tinjauan syarat dengan program Microsoft


Excel
e. Semua elemen struktur menggunakan profil baja Australian Standard
f. Gedung berupa gudang alat berat yang terletak di Timika, Papua yang
termasuk wilayah gempa 4 pada peta gempa berdasarkan SNI 03-
1726-2002.
g. Perhitungan pembebanan untuk beban gempa menggunakan metode
analisis statik ekivalen
h. Desain struktur yang dilakukan pada bagian balok, kolom, dan
sambungan.
i. Elemen struktur fondasi, pelat, struktur sekunder dan kondisi tanah
tidak ditinjau
j. Kondisi tanah diasumsikan dalam kondisi tanah sedang
k. Pengaruh P-∆ tidak diperhitungkan

1.5 Keaslian Penelitian


Penelitian yang membahas tentang perbedaan antara peraturan gempa yang
berlaku di Indonesia yakni SNI 03-1726-2002 dengan SNI 03-1726-2012 sudah
banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Perbedaan antara penelitian
ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah pemilihan objek
penelitian yang berlokasi di Timika, Mimika, Papua dengan objek gedung berupa
struktur baja yang difungsikan sebagai bengkel alat berat dan perkantoran.

Pemodelan struktur dilakukan dengan bantuan software dan dianalisis kekuatan


elemen strukturnya dengan menggunakan SNI 03-1729-2002 dengan SNI 03-
1729-2015. Penelitian yang membahas mengenai perbedaan antara analisis
dengan menggunakan SNI 03-1729-2002 dengan SNI 03-1729-2015 belum
banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada
pembaca tentang perbedaan analisis yang dilakukan dengan menggunakan SNI
03-1729-2002 dan SNI 03-1729-2015 untuk elemen tekan dan lentur serta
sambungan yang terdapat dalam struktur.

Anda mungkin juga menyukai