Anda di halaman 1dari 10

Pendahuluan

1.Latar Belakang
Semua organisme hidup mentransformasi energi yang diambil dari
sekelilingnya. Energi ini dibutuhkan untuk sintesis makromolekul yang akan
digunakan untuk pertumbuhan dan diferensisasi organisme tersebut. Transformasi
ini dicapai melalui reaksi sejumlah besar enzim yang mengkatalisis jaringan
kompleks kumpulan reaksi kimia yang dikenal sebagai metabolisme (Ngili Y
2013). Metabolisme dibedakan menyangkut dengan proses katabolisme dan
anabolisme. Katabolisme merupakan suatu fasa metabolisme terjadinya
pembongkaran atau degradasi senyawa-senyawa bermolekul besar menjadi
senyawa-senyawa bermolekul kecil. Katabolisme bersifat eksergonik, yaitu reaksi
yang membebaskan energi atau melepaskan energi. Anabolisme merupakan suatu
fase metabolisme terjadinya penyusunan atau biosintetsi molekul-molekul besar
dan kompleks dari molekul-molekul sederhana. Anabolisme bersifat endergonik,
yaitu reaksi yang membutuhkan atau memerlukan energi (Sumardjo Damin 2006).
Bakteri sebagai salah satu makhluk hidup memiliki ciri melakukan
metabolisme. Bakteri adalah prokariotik yang khas. Bakteri digolongkan
uniselular dan tidak mengandung sruktur yang terbatasi membran di dalam
sitoplasmanya (Pelczar MJ & Chan ECS 2005). Bakteri yang sampai saat ini
ditemukan jumlahnya sangat beragam. Bakteri satu dengan yang lainnya
dibedakan berdasarkan berbagai hal, salah satunya adalah aktivitas enzimatisnya.
Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini adalah bakteri Aeromonas
hydrophila dan Bacillus sp. Aeromonas hydrophila merupakan bakteri dengan
gram negatif (Maesaroh 2013), sedangkan Bacillus sp merupakan bakteri dengan
gram positif (Arwiyanto T 2007). Selain itu, kedua jenis bakteri ini memiliki sifat
yang berbeda dalam pemenuhan kebutuhan oksigennya. Aeromonas hydrophila
merupakan bakteri aerob dan fakultatif anaerob. Sedangkan Bacillus sp
merupakan jenis bakteri aerob. Perbedaan ini akan mengakibatkan adanya
perbedaan aktivitas enzim diantara keduanya.

2.Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas enzimatis dari kedua
jenis bakteri yaitu Aeromonas hydrophila dan Bacillus sp.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu cawan petri, kawat ose,
bunsen, korek api, tabung reaksi dengan tutup, botol semprot, dan rak tabung.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu media nutrient agar
(NA) yang telah dipadatkan dalam cawan petri dan steril, media skim milk agar
(SMA) yang telah dipadatkan dalam cawan petri dan steril, media Tripton Broth
Agar yang telah disterilkan dalam tabung rekasi, biakan bakteri Aeromonas
hydrophila dalam media agar miring, biakan bakteri Bacillus sp dalam media agar
miring, dan etanol.
Prosedur Percobaaan
Uji amilolitik, sebanyak satu ose biakan bakteri diambil dan digoreskan
kedalam medium NA yang telah disterilkan. Media yang telah diinokulasikan
bakteri di inkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Bakteri yang tumbuh pada
media kemudian diteteskan iodine, amati zona yang terbentuk disekitar bakteri
dan dicatat.
Uji proteolitik, sebanyak satu ose biakan bakteri diambil dan digoreskan
kedalam medium SMA yang telah disterilkan. Media yang telah diinokulasikan
bakteri di inkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Zona yang terbentuk pada
biakan bakteri kemudia diamati dan dicatat.
Uji katalase, sebanyak 1 tetes H2O2 diteteskan pada object glass yang telah
dibersihkan dan sterilkan dengan alkohol. Sebanyak satu ose biakan bakteri
diambil dan digoreskan kedalam H2O2 yang diteteskan sebelumnya. Amati
gelembung yang terbentuk pada H2O2.
Uji indole, sebanyak satu ose biakan bakteri diambil dan dimasukan
kedalam medium Tripton Broth Agar yang telah disterilkan. Media yang telah
diinokulasikan bakteri di inkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. amati peubahan
warna yang terjadi pada medium dan dicatat.

Hasil dan Pembahasan


Aktivitas enzimatis mikroorganisme yang diujikan dalam percobaan ini
dilakukan terhadap dua jenis bakteri yaitu bakteri Bacillus sp dan Aeromonas
hydrophila. Uji aktivitas enzimatis yang dilakukan adalah uji amilolitik, uji
proteolitik, uji katalase, dan uji indole. Berdasarkan percobaan yang dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil Uji Aktivitas Enzimatis Bakteri

Jenis Uji Ulangan Bakteri Hasil Gambar


yang Pengamatan
diujikan
Uji 1 Aeromonas +
Amilolitik hydrophila
Bacillus sp -
Jenis Uji Ulangan Bakteri Hasil Gambar
yang Pengamatan
diujikan
2 Aeromonas +
hydrophila
Bacillus sp -

Uji 1 Aeromonas -
Proteolitik hydrophila
Bacillus sp +

2 Aeromonas -
hydrophila
Bacillus sp +
Uji 1 Aeromonas +
Katalase hydrophila
Jenis Uji Ulangan Bakteri Hasil Gambar
yang Pengamatan
diujikan
1 Bacillus sp ++

Uji Indole 1 Aeromonas -


hydrophila

Ket : (+) : Positif mengandung enim yang diujikan, (-) : Negatif terhadap enzim
yang diujikan
Uji amilolitik didasarkan pada adanya enzim amilase yang dihasilkan oleh
mikroorganisme. Enzim amilase merupakan enzim yang berfungsi memecah pati
atau glikogen. Enzim amilase dapat dikelompokan menjadi tiga golongan
kelompok enzim yaitu α-amilase, β-amilase, dan glukoamilase (Winarno FG
2010). Enzim amilase yang umumnya terdapat pada mikroorganisme yaitu jenis
enzim α-amilase dan β-amilase. Perbedaan kedua enzim ini terletak pada daerah
yang dipotong oleh kedua enzim ini. enzim α-amilase akan memutus ikatan α-1,6
glikosidik pada amilopektin. Sedangkan enzim β-amilase memutus ikatan β-1,4
pada pati ( Lehninger AL 1982).
Adanya aktivitas enzim amilase dari bakteri akan memecah pati yang
terdapat didalam media tumbuh bakteri. Media tumbuh bakteri yang digunakan
dalam percobaan ini adalah nutrient agar. Enzim amilase akan mengubah pati
yang terdapat didalam media menjadi dekstrin dan maltosa. Perubahan ini dapat
diketahui dengan menambahkan pereaksi berupa larutan iodin. Larutan ini akan
berubah menjadi biru jika bereaksi dengan amilum :
Amilum + I2  Senyawa kompleks amilum iodin berwarna biru

Gambar 1 Reaksi Pembentukan Kompleks Amilum-I2


Terbentuknya warna biru pada media pertumbuhan ketika ditambahkan
perekasi iodin menunjukan bahwa bakteri atau mikroorganisme yang diuji
aktivitas enzim amilasenya tidak memiliki enzim tersebut. Terbentuknya zona
bening disekitar bakteri yang ditumbuhkan pada media menunjukan bakteri
memiliki enzim amilase.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap bakteri Aeromonas
hydrophila dan Bacillus sp, terdapat perbedaan aktivitas enzim. Bakteri
Aeromonas hydrophila membentuk zona bening ketika ditambahkan pereaksi
iodin. Sedangkan zona bakteri Bacillus sp tetap berwarna biru ketika ditambahkan
iodin. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa bakteri Aeromonas
hydrophila memiliki aktivitas enzim amilase, sedangkan bakteri Bacillus sp tidak
memiliki aktivitas enzim amilase. Hasil yang diperoleh sama pada kedua ulangan
percobaan yang dilakukan.
Menurut Wibowo Mangunwardoyo (2010), bakteri Aeromonas hydrophila
merupakan bakteri patogen yang menyebabkan penyakit pada ikan. Bakteri ini
menghasilkan enzim kitinase dan lestinase yang dapat memutus ikatan β-1,4
glikosidik pada kitin. Kitin merupakan salah satu jenis karbohidrat yang terdapat
pada ikan. Enzim ini memiliki aktivitas yang sama dengan enzim amilase. Kedua
enzim yang dihasilkan oleh bakteri ini berperan dalam proses infeksi yang
dilakukan terhadap sel inang dalam menembus dinding sel.
Uji proteolitik didasarkan pada adanya aktivitas dari enzim protease yang
dihasilkan oleh mikroorganisme. Enzim protease merupakan enzim yang dapat
mengurai dan memecah protein. Protein yang dipecah tersebut diubah menjadi
asam-asam amino. Adanya aktivitas enzim protease yang dihasilkan oleh bakteri
akan memecah kandungan protein yang terdapat didalam media tumbuh. Media
tumbuh yang digunakan dalam percobaan ini adalah media PCA yang telah
disterilisasi dan ditambahkan milk powder yang dilarutkan dengan aquades yang
telah disterilisasi. Adanya aktivitas protease dari bakteri akan menyebabkan
terbentuknya zona bening disekitar bakteri.
Kedua ulangan percobaan uji proteolitik menunjukan hasil yang sama.
Bakteri Bacillus sp menunjukan adanya aktivitas dari enzim protease dengan
terbentuknya zona bening disekitar bakteri. Sedangkan bakteri Aeromonas
hydrophila tidak menunjukan adanya aktivitas dari enzim protease dimana
disekitar bakteri tidak terbentuk zona bening. Berdasarkan hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa bakteri Bacillus sp menghasilkan enzim protease.
Menurut Mohammad H Yusufa (2010), bakteri Bacillus sp dapat
menghasilkan enzim protease dalam jumlah besar. Selain itu, menurut Ningrum
(2009) bakter Bacillus sp berpotensi untuk menghasilkan enzim protease yang
bermanfaat dalam industry penyamakan kulit. Mikroba yang digunakan dalam
membuat enzim tidak boleh bersifat patogen dan menghasilkan toksin. Beberapa
bakteri bacillus yang dimanfaatkan dalam menghasilkan enzim protease
diantaranya B. licheniformis, B. megaterium, B.polymixa, B. stearothermophilus,
B. amyloliguefaciens, B. cereus, B.pumilis, B.subtilis, dan B. amyloguefaciens
(Winarno FG 2010).
Uji katalase didasarkan pada adanya enzim katalase yang dihasilkan oleh
mikroorganisme. Uji katalase dilakukan terhadap dua jenis bakteri yaitu
Aeromonas hydrophila dan Bacillus sp. Enzim katalase adalah enzim yang
mempercepat prose penguraian hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
Reaksi positif uji katalase ditunjukkan dengan membentuk gelembung-gelembung
yang berarti ada pembentukkan gas Oksigen (O2) sebagai hasil pemecahan H2O2
oleh enzim katalase yang diproduksi oleh bakteri tersebut (Suryani Y et al 2010).
H2O2 + Enzim Katalase  H2O + O2

Gambar 2 Reaksi Penguraian H2O2 oleh Enzim Katalase


Berdasarkan hasil percobaan terlihat bahwa kedu jenis bakteri yang
diujikan menunjukan hasil positif terhadap uji ini dengan terbentuknya gelembung
gas O2. Namun, bakteri Bacillus sp menghasilkan gelembung gas yang lebih
banyak dibandingkan bakteri Aeromonas hydrophila. Perbedaan ini disebabkan
oleh adanya kebutuhan akan oksigen yang berbeda pada tiap jenis bakteri. Bakteri
Aeromonas hydrophila merupakan bakteri yang bersifat aerob dan anaerob
fakultatif (Lukistyowati I, Kurniasih 2012). Sedangkan bakteri Bacillus sp
merupakan bakteri yang bersifat aerob. Jika dibandingkan kebutuhan akan
oksigen diantara kedua bakteri ini maka bakteri Bacillus sp memiliki kebutuhan
oksigen yang lebih tinggi dibandingkan bakteri Aeromonas hydrophila. Oleh
karena itu enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri Bacillus sp akan lebih
tinggi kadarnya dibandingkan bakteri Aeromonas hydrophila.
Uji indole didasarkan pada keberadaan enzim triptonase. Enzim triptonase
merupakan enim yang dapat menguraikan asam amino triptofan. Berikut adalah
struktur dari struktur asam amino triptofan :

NH2

O
N HO
H
Gambar 3 Struktur Asam Amino Triptofan (Chapman, Hall 2000)
Enzim triptonase akan menguraikan triptofan menjadi gugus indol, asam
piruvat dan ammonia. Gugus indol ini akan bereaksi dengan pereaksi kovaks
membentuk senyawa berwarna merah yang menunjukan adanya enzim triptonase
yang dihasilkan oleh bakteri. Pereaksi kovak mengandung isopropano atau n-
butanol dalam larutan HCl.
Asam Amino Triptofan + Enzim Triptonase  Indol + Asam Piruvat + Amonia
Indol + Pereaksi Kovak  Senyawa berwarna merah
Gambar 4 Reaksi Uji Indol
Berdasarkan hasil percobaan terlihat bahwa bakteri Aeromonas hydrophila
tidak menunjukan hasil positif. Biakan bakteri dalam media nutrient broth ketika
ditambahkan dengan pereaksi kovak berwarna kuning. Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa bakteri tidak menghasilkan enzim triptonase.
Selain empat uji enzimatis yang dibahas diatas, masih ada beberapa uji
enimatis lainnya yaitu uji oksidase, uji MR, uji VP, uji sitrat, uji SIM, uji TSIA,
dan uji urease. Uji oksidase bertujuan untuk menguji adanya enzim oksidase yang
dihasilkan oleh mikroorganisme. Uji MR bertujuan untuk mengetahui adanya
fermentasi asam campuran oleh mikroorganisme. Uji VP bertujuan untuk
mengetahui adanya hasil fermentasi berupa asetil metil karbinol. Uji sitrat
bertujuan untuk mengetahu apakah mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai
sumber karbon. Uji SIM bertujuan untuk mengetahui pergerakan dari
mikroorganismme. Uji TSIA bertujuan untuk mengetahui kemampuan
mikroorganisme dalam memfermentasi karbohidrat. uji urease bertujuan untuk
mengetahui keberadaan enzim urease yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam
menguraikan urea menjadi amoniak.

Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
bakteri Aeromonas hydrophila menghasilkan enzim amilase dan katalase.
Sedangkan bakteri Bacillus sp menghasilkan enzim protease dan enzim katalase.
Uji indol menunjukan bahwa bakteri Aeromonas hydrophila tidak menghasilkan
enzim triptonase.

Daftar Pustaka
Arwiyanto T et al. 2007. Karakterisasi Dan Uji Aktivitas Bacillus Spp. Sebagai
Agensia Pengendalian Hayati Penyakit Lincat Pada Tembakau
Temanggung. Berk. Penel. Hayati volume 12 Hlm 93-98. Yogayakarta
(ID) : Fakultas Pertanian UGM.
Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Maggy Thenadwidjaja :
Penerjemaah. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Principle Of
Biochemistry.
Lukistyowati, I dan Kurniasih. 2012. Pelacakan Gen Aerolysisn dari Aeromonas
hidrophyla pada Ikan Mas yang diberi Pakan Ekstrak Bawang Putih.
Jurnal Veteriner, Vol. 13 No. 1 : 43-50.
Maesaroh. 2013. Analisis Filogenetika Isolat Bakteri Aeromonas Hydrophila dari
Ikan Sehat Menggunakan Gen 16s rRNA. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Mangunwardoyo W. 2010. Uji Patogenitas dan Virulensi Aeromonas hydrophila
Stanier pada Ikan Nila ( Oreochromis niloticus Lin.) Melalui Postulat
Koch. Jurnal Ris. Akuakultur Vol.5 No.2 Hal : 245-255. Depok (ID) :
FMIPA UI.
Ngili Y. 2013. Biokimia Dasar. Bandung (ID) : Rekayasa Sains.
Ningrum et al. 2009. Karakterisasi Dan Purifikasi Protease Bakteri Bacillus sp
Dan Jamur Aspergillus sp Serta Aplikasinya Sebagai Soaking Agent Pada
Proses Penyamakan Kulit Kambing. Makassar (ID) : Universitas
Hasanudin.
Pelczar MJ & Chan ECS. 2013. Dasar-dasar Mikrobiologi. Ratna Siri
Hadioetomo : Penerjemaaah. Jakarta:UI-Press. Terjemahan dari : Elements
of Microbiology.
Sumardjo Damin. 2006. Buku Pengantar Kimia. Fakultas Kedokteran EGC :
Jakarta.
Suryani Y et al. 2010. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Dari
Limbah Kotoran Ayam Sebagai Agensi Probiotik Dan Enzim Kolesterol
Reduktase. Prosiding Seminar Nasional Biologi 3. Yogyakarta (ID)
:Universitas Yogyakarta.
Winarno FG. 2010. Enzim Pangan. Bogor (ID) : M-Brio Press.
Yusufa MH. 2010. Identifikasi Dan Studi Aktivitas Protease Bacillus Sp Asal
Limbah Cair Rumah Potong Ayam Tradisional Sebagai Kandidat
Penghasil Biodeterjen. Malang (ID) : Universita Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai