TINJAUAN PUSTAKA
Glomerulonefritis akut (GNA) merupakan suatu istilah yang lebih bersifat umum
menunjukkan proliferasi dan inflamasi sel glomerulus yang didahului oleh infeksi
Di negara maju, insidens GNAPS berkurang akibat higienitas dan sanitasi yang
lebih banyak ditemukan pada golongan sosial ekonomi rendah yaitu sebanyak
68.9% kasus. Insidens GNAPS bervariasi antara 9.3-93 kasus per 100.000
penduduk setiap tahunnya dan dapat terjadi pada semua kelompok usia, namun
penyebaran usia pada GNAPS adalah 2.5-15 tahun, tertinggi pada usia rata-rata
8.46 tahun, dan rasio laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan (1.34:1).6
2.3 Etiologi GNAPS
GNAPS pada anak. Tipe antigen protein M berkaitan erat dengan tipe nefrogenik.
disebabkan oleh tipe 1, 4, 6, dan 25. Sedangkan tipe yang paling sering dijumpai
pada GNA yang didahului infeksi kulit atau pioderma adalah Serotipe
streptokokus β hemolitikus tipe 49, walaupun tipe 53, 55, 56, 57, dan 58 dapat
GNAPS merupakan suatu penyakit kompleks imun. Hal ini terbukti karena
pasti. Namun, diduga terdapat sejumlah faktor host dan faktor kuman
berikut.8
1. Faktor Host
diduga oleh karena adanya beberapa faktor yang ikut berperan diantaranya
merupakan faktor risiko untuk GNAPS. Faktor genetik juga ikut berperan,
menderita GNAPS.
2. Faktor Agent
jaringan hasil biopsi ginjal pada fase dini penderita GNAPS. Ikatan
glomerulus.
2. In-situ Formation
in-situ formation lebih berarti secara klinik oleh karena makin banyak
HUMPS yang terjadi makin lebih sering terjadi proteinuria masif
Imunitas selular juga turut berperan pada GNAPS, karena dijumpainya infiltrasi
sel-sel limfosit dan makrofog pada jaringan hasil biopsi ginjal. Infiltrasi sel-sel
Pada GNAPS terjadi reaksi inflamasi pada glomerulus yang menyebabkan filtrasi
radang di glomerulus.
intrarenal.
Faktor-faktor tersebut yang secara keseluruhan menyebabkan retensi Na dan air,
sehingga dapat menyebabkan edema dan hipertensi. Efek proteinuria yang terjadi
pada GNAPS tidak sampai menyebabkan edema lebih berat, karena hormon-
aldosteron dan anti diuretik hormon (ADH) tidak meningkat. Edema yang berat
Mekanisme terjadinya jejas pada renal dalam GNAPS melalui beberapa proses
kedalam glomerulus.
autoantigen).
Gambar 2.1 Mekanisme Imunopatogenik pada GNAPS
Sistem imun humoral dan komplemen akan aktif bekerja apabila terdapat deposit
subepitel C3 dan IgG dalam membran basal glomerulus. Kadar C3 dan C5 yang
rendah dan kadar komplemen jalur klasik (C1q, C2 dan C4) yang normal
terjadi pada fase berikutnya yang diduga oleh karena Ab bebas berikatan dengan
proliferasi sel glomerulus akibat induksi oleh mitogen lokal. Mekanisme cell-
sel limfosit dan makrofag, telah lama diketahui berperan dalam menyebabkan
berhubungan dengan intensitas infiltrasi dan inflamasi. Selain itu, juga terdapat
Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten. Periode laten pada GNAPS
Periode ini berkisar 1-3 minggu; periode 1-2 minggu umumnya terjadi pada
GNAPS yang didahului oleh ISPA, sedangkan periode tiga minggu didahului
oleh infeksi kulit atau pioderma. Periode ini jarang terjadi kurang dari satu
minggu. Bila periode laten ini berlangsung kurang dari satu minggu, maka harus
recurrent haematuria.
Post-Streptococcal Glomerulonephritis
Gambaran klinis yang paling khas pada GNAPS adalah Sindrom Nefritis Akut
a) Hematuria
berkisar 84-100%.
b) Edema
cairan yang hebat, maka edema timbul di daerah paru (edema paru),
perut (asites), dan genitalia eksterna (edema skrotum / vulva)
tahanan jaringan lokal. Oleh karena itu, edema pada palpebra sangat
menonjol pada waktu bangun pagi. Hal ini terjadi karena adanya
pada siang dan sore hari atau setelah melakukan kegitan fisik. Hal ini
yaitu edema yang tidak tampak dari luar dan baru diketahui setelah
ke kedudukan semula.
c) Hipertensi
d) Oliguria
dengan produksi urin kurang dari 350 ml/m2 LPB/hari. Oliguria terjadi
bila fungsi ginjal menurun atau timbul kegagalan ginjal akut. Seperti
e) Gejala Kardiovaskular
klinik bendungan tetap terjadi walaupun tidak ada hipertensi atau gejala
Kanan (LDK).
f) Manifestasi Klinis Lain
Selain itu, juga terdapat manifestasi klinis umum yang lainnya seperti
1. Secara klinis, diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown
1. Urinalisis
sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan +++. Bila terdapat
membuktikannya.
itu adanya eritrosit dalam urin ini merupakan tanda yang paling
glomerulonefritis.
Begitu pula dengan torak eritrosit yang dengan pemeriksaan teliti
ini dapat pula dijumpai pada penyakit ginjal lain, seperti nekrosis
tubular akut.
2. Darah
Reaksi Serologis
ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada bulan ke-2 hingga 6. Titer
Aktivitas Komplemen
LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun setelah gejala
menghilang.
1. Penyakit ginjal
pada fase akut dengan adanya oliguria atau anuria. Titer ASO, AH ase,
2. Penyakit Sistemik
proteinuria dan kelainan sedimen yang lain, tetapi pada apusan tenggorok
pada GNAPS tidak ada gejala demikian. Pada SLE terdapat kelainan kulit dan
sel LE positif pada pemeriksaan darah, yang tidak ada pada GNAPS,
bersifat fokal.
3. Penyakit Infeksi
Selain itu, dapat pula terjadi sesudah infeksi bakteri atau virus tertentu selain
terdapat manifestasi klinis GNA yang timbul sesudah infeksi virus morbili,
1. Penatalaksanaan Non-Farmakologis
a. Diet
penderita oliguria atau anuria, yaitu jumlah cairan yang masuk harus
b. Istirahat
akut, tidak dianjurkan bed rest, tetapi tidak diizinkan kegiatan seperti
penyakit.
1. Antibiotik
2. Simptomatik
a) Bendungan sirkulasi
b) Hipertensi
waktu 1 minggu.
berusia > 6 tahun dapat melewati tekanan darah 180/120 mmHg. EH dapat
diatasi dengan memberikan nifedipin (0,25–0,5 mg/kgbb/dosis) secara oral
Bila tekanan darah belum turun dapat diulangi tiap 15 menit hingga
berikut.
Mengatur elektrolit
Anak biasanya terlihat sesak dan terdengar ronkhi yang nyaring, sehingga
seperti sakit kepala, kejang, halusinasi visual, tetapi tekanan darah masih
normal.
Pada anak 85-95% kasus GNAPS sembuh sempurna, sedangkan pada orang
dewasa 50-75% GNAPS dapat berlangsung kronis, baik secara klinik maupun
secara histologik atau laboratorik. Pada orang dewasa kira-kira 15-30% kasus
masuk ke dalam proses kronik, sedangkan pada anak 5-10% kasus menjadi
terjadi terutama dalam fase akut akibat gangguan ginjal akut (Acute kidney