RIWAYAT ALERGI ”
DisusunOleh:
a. IdentitasPasien
Usia : 46 th
JK : Perempuan
Pekerjaan : IRT
b. PemeriksaanSubyektif
Keluhan Utama
Anamnesis
tidak pernah bengkak pada daerah gigi depan tersebut. Sebelumnya pasien pernah
ke dokter gigi untuk melakukan perawatan pada gigi belakang bawah kanan dan
kiri, dan pernah melakukan pencabutan gigi dan luka pasca pencabutan gigi cepat
- General
- Ekstraoral
Tidakterdapatpembengkakanpadakelenjarlimfe
Tidakterdapatgangguanpadamuskuloskeletal
- Intraoral
Terdapat lesi berupa plak berukuran 1 – 2 cm pada mukosa buccal dextra dan
sinistra.
- Gigi Geligi
Gigi 23: terdapat sisa akar pada regio rahang atas depan kiri
Planning : Ekstraksi
Kunjungan1 (22 Mei 2015)
PemeriksaanSubjektif :
bengkak pada daerah gigi depan tersebut. Sebelumnya pasien pernah ke dokter gigi
untuk melakukan perawatan pada gigi belakang bawah kanan dan kiri, dan pernah
melakukan pencabutan gigi dan luka pasca pencabutan gigi cepat sembuh.
Pemeriksaan umum
RR : 24x/ menit
Intra oral :
Gigi 23 : terdapat sisa akar pada regio rahang atas depan kiri
Perkusi (-)
Palpasi (-)
Mobilitas (-)
Planning : Ekstraksi gigi anterior rahang atas menggunakan teknik infiltrasi dengan
3. Persiapanalatdanbahan
Alat :
• Alatdiagnostik
• Bein
• Tang sisaakarrahangatas
• Bone file
• kuret
Bahan :
• Povidone iodine
• Kassasteril
• Kapas
• Tampon
• Pehacain
• Spuit 3ml
4. KeadaanAseptik (alatsteril,operator,asistendanpasien)
ampul 2 cc
7. Check kekebasandenganmenggunkansonde
9. Pengungkitandenganbein
Hindarimakan/minumpanasataupedas
Hindarimenyentuhlukabekaspencabutandenganlidah
Resep
s.3.d.d.tab.p.c
umur : 46 tahun
PemeriksaanSubjektif :
Pasien datang untuk kontrol post pencabutan gigi 1 minggu yang lalu, pasien
tidak ada keluhan pada area bekas pencabutan gigi, obat telah habis diminum oleh
pasien, tidak ada pembengkakan pada area bekas pencabutan gigi. Pasien
mengeluhkan terdapat sariawan pada bibir atas kiri , langit langit mulut dan pada
mukosa pipinya. Sariawan timbul pada hari jumat yaitu 2 hari setelah pasien
melakukan pencabutan gigi. Pasien merasa perih dengan adanya sariawan tersebut
sehingga pasien tidak dapat makan selama 2 hari, pasien belum mengobati
sariawannya. Saat ini pasien masih merasakan perih pada sariawan di bibir kiri
atasnya, sariawan pada langit langit mulut dan mukosa pipi telah sembuh tanpa di beri
obat.
kemerahan tanpa adanya indurasi berjumlah tunggal pada mukosa labial superior
sinistra
Tidak ada tanda tanda inflamasi yaitu rubor (-), kalor (-), dolor (-), tumor (-) Tidak
ada pembengkakan pada area bekas pencabutan. dan functio laesa (-).
Planning :
o Pemeriksaan darah
o Pemberian obat kumur
s.3.d.d
o Edukasi kedapa pasien untuk menghindari makan makanan yang panas dan
pedas
o Pemberian resep
R/ loratadine tab 10 mg no X
S.3.d.d tab I
Umur : 46 thn
1. Obat obatan analgetik- antipiretik serta obat anti inflamasi non steroid
2. Reaksi hipersensitivitas
NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) atau obat anti inflamasi non steroid
(AINS) adalah suatu kelompok obat yang berfungsi sebagai anti inflamasi, analgetik dan
antipiretik. Obat golongan NSAID dinyatakan sebagai obat anti inflamasi non steroid,
karena ada obat golongan steroid yang juga berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat
golongan steroid bekerja di sistem yang lebih tinggi dibanding NSAID, yaitu
Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut juga
sebagai obat mirip aspirin (aspirin like drugs). Contoh obatnya antara lain: aspirin,
indometasin.
Klasifikasi obat analgesik anti inflamasi non streoid ( OAINS )
NSAID
- Aspirin - Selekoksib
- nimesulid
- Indometasin - Rofekoksib
- Meloksikam
- Piroksisam - Valdekoksib
- Nabumeton
- Ibuprofen - Parekoksib
- Diklofenak
- Naproksen - Eterikoksib
- Etodolak
- Asam - Lumirakoksib
mefenamat
Sebagian besar efek terapi dan efek samping NSAID berdasarkan atas penghambatan
biosintesis prostaglandin (PG). Pada saat sel mengalami kerusakan, maka akan dilepaskan
dengan peran terpenting. Enzim yang dilepaskan saat ada rangsang mekanik maupun kimia
adalah prostaglandin endoperoksida sintase (PGHS) atau siklo oksigenase (COX) yang
memiliki dua sisi katalitik. Sisi yang pertama adalah sisi aktif siklo oksigenase, yang akan
mengubah asam arakhidonat menjadi endoperoksid PGG2. Sisi yang lainnya adalah sisi aktif
peroksidase, yang akan mengubah PGG2 menjadi endoperoksid lain yaitu PGH2. PGH2
selanjutnya akan diproses membentuk PGs, prostasiklin dan tromboksan A2, yang ketiganya
merupakan mediator utama proses inflamasi. COX terdiri atas dua isoform yaitu COX-1 dan
COX-2.
Golongan obat ini menghambat enzim siklo oksigenase (COX) sehingga konversi
asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat dengan cara berbeda.
banyak peroksida yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan mengapa efek anti inflamasi
parasetamol praktis tidak ada. Inhibisi biosintesis prostaglandin oleh aspirin menyebabkan
asetilasi yang irreversibel di sisi aktif siklo okigenase, sedangkan sisi aktif peroksidase tidak
terpengaruh. Berlawanan dengan aksi aspirin yang irreversibel, NSAID lainya seperti
Reaksi Hipersensitivitas
Suatureaksihipersensitivitasbiasanyaakanterjadisesudahkontakpertama kali
memilikipredisposisimengalamisensitisasi.Sensitisasimemulairesponhumoralataupembe
ntukan antibody.Untukmenambahpemahamanmengenaiimunopatogenesispenyakit,
yang spesifik.
Pada
tergantung pada aktivasi sel B dan sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau
gangguan mekanisme ini, akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang
bergantung antibodi, tipe III hipersensitif yang diperani kompleks imun, dan tipe IV
hipersensitif cell-mediated (hipersensitif tipe lambat). Selain itu masih ada satu tipe
Alergiobatadalahrespon abnormal
seseorangterhadapbahanobatataumetabolitnyamelaluireaksiimunologi yang
dikenalsebagaireaksihipersensitivitas yang
terjadiselamaatausetelahpemakaianobat.Alergiobatmasukkedalampenggolonganreaksisimpan
intoleransidanalergiobat.Toksisitasobatadalahefekobatberhubungandengankelebihandosisobat
yang timbultidakberhubungandengansifatfarmakologiobat,
terhadapobatataumetabolitnyamelaluireaksiimunologi.
mediated).Pada saat
sajaterjadialergiobatmelaluikeempatmekanismetersebutterhadapsatumacamobatsecarabersam
umumnyamerupakanbagiandarikelainanhematologikataupenyakitautoimun.
Dasarutamapenangananalergiobatadalahpenghentianobat yang
sebelumnya penting untuk selalu dilakukan walaupun harus dinilai dengan kritis sebelum
Bilaseseorangtelahdiketahuiataudidugaalergiterhadapobattertentumakaharusdipertimbangkan
pemberianobat lain.
Refleksi Kasus
Pada kasus ini pasien mengalami alergi obat , obat yang diberikan pasca pencabutan
gigi yaitu amoxcyclin dan asam mefenamat. Sebelumnya pasien pernah melakukan
pencabutan gigi obat antibiotik yang diberikan sama sedangkan analgesik yang diberikan
pasca pencabutan sebelumnya berbeda. Setelah 2 hari mengkonsumsi obat amoxcyclin dan
asam mefenamat pasien mengeluh adanya sariawan pada rongga mulutnya , seminggu setelah
sariawan timbul pasien melakukan pemeriksaan darah berupa cek darah lengkap dan
pemeriksaan Ige total, dari hasil pemeriksaan darah didapatkan hasil Ige total 459,6.
Asam mefenamat sebagai analgesik serta anti inflamasi merupakan derivat asam
fenamat dan merupakan golongan obat anti inflamasi non steroid. Sebagian besar efek terapi
dan efek samping NSAID berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).
Golongan obat ini menghambat enzim siklo oksigenase (COX) sehingga konversi asam
Pelepasanlimfokinakanmenarik, mengaktifkandanmempertahankansel-
selmakrofagakanmenimbulkankerusakanjaringan.
Manifestasi klinik yang biasa terjadi adalah
1. Pada saluran pernafasan : asma
2. Pada saluran cerna: mual,muntah,diare,nyeri perut
3. Pada kulit: urtikaria. angioderma,dermatitis,pruritus,gatal,demam,gatal
4. Pada mulut: rasa gatal, sariawan dan pembengkakan bibir
Penggunaan analgesik pada pasien dengan riwayat alergi obat perlu diperhatikan,upaya
pencegahan berupa anamnesis yang rinci dan jelas serta pertimbangan obat dalam
pemberian obat analgesik, Dapat dilakukan pemberian obat analgesik NSAID jenis lain jika
diketahui pasien memiliki riwayat alergi obat NSAID derivat asam fenamat dan dapat
perlu diperhatikan karena penggunaan jangka panjang obat ini dalam menimbulkan efek
produksihormoninisecaraalamidaritubuhakanterhenti, makajikapenggunaandariluartiba-
yang tidakdiinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK, Lichtman AH. Basic immunology. Edisi ke-2. Philadelphia: Saunders,
2004.
Farmakologi dan Terapi, edisi ke-4 (cetakan ulang 2002), bagian Farmakologi FKUI: Gaya Baru,
Jakarta
Journal of physiology and pharmacology 2006, 57, supp 5, 113.124. Inhibitors Of Cyclooxygenase:
Mechanisms, Selectivity and Uses
Roitt IM. Essential immunology; edisi ke-6. Oxford: Blackwell Scioentific, 1988;
233-67.