Sap PMT
Sap PMT
Tempat : Posyandu Lestari, Bahari, Bougenville, Kemuning II, Dian Abadi, Ade
Irma,Kemuning I, Melati , Bhayangkari, Sartika, Teratai , Kodim, Asoka,
Euforbia.
A. Latar belakang
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI.
Bayi harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI. Setelah bayi berumur 6
bulan maka makanan pendamping ASI dapat mulai diberika.
Dalam beberapa pengkajia diperoleh data bahwa pemberian makanan pendamping ASI
pada bayi diberikan lebih awal yaitu sebelum bayi berumur 6 bulan. Hal ini merupakan
masalah kesehatn karena bayi belum siap untuk menerima makanan.
G. Media : Makalah
H. Pengorganisasian
3. Menjelaskan macam-
macam PMT
a. Menanyakan pada Memperhatikan
peserta apabila ada
yang kurang jelas.
b. Menerima dan Memberikan
menjawab pertanyaan pertanyaan
yang diajukan peserta
Memperhatikan
A. Pengertian PMT
PMT atau Pemberian Makanan tambahan adalah pemberian makanan pada bayi
selain ASI setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan. Pemberian makanan tambahan
adalah masa saat bayi mengalami perpindahan menu dari hanya minum susu beralih
ke menu yang mengikutsertakan makanan padat. Ini adalah bagian yang
menyenangkan dan sangat penting dalam perkembangan bayi. Susu akan terus
menyuplai zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai saat tertentu, namun saat bayi
semakin aktif, makanan padat menjadi semakin berperan sebagai menu sehat, dan
seimbang.
Makanan bayi selain ASI untuk memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat
gizi yaitu untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai usianya 6 bulan, sesudah itu ASI
tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi. Oleh karena itu, maanan tambahan
mulai diberikan umur 6 bulan satu hari. Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut
bayi cukup berkembang untuk mengunyah, menggigit, menelan makanan dengan
baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu kedalam mulutnya dan berminat
terhadap rasa yang baru.
B. Manfaat PMT
C. Macam-macam PMT
Perlu dicermati, sebagian besar sapi, ayam, dan binatang peliharaan lain juga
diternakkan dalam kondisi “factory-like” atau dalam jumlah besar dan secara
rutin diberi antibiotik dosis rendah melalui makanan atau air minumannya. Di
AS diperkirakan 70% antibiotik dipergunakan untuk hewan ternak. Hal ini
potensial menyuburkan kuman yang resisten terhadap antibiotik. Sebagian
bakterinya ini bisa menyebar melalui daging yang dimasak tidak sampai
matang.
Residu bahan-bahan kimia pada daging ternak terkonsentrasi pada lemak dan
kulit. Untuk memperkecil risiko dampak buruknya, buang lemak dan kulit
daging ternak sebelum memasaknya.
Selain tinggi protein, ikan memiliki kandungan lemak tak jenuh yang sangat
bermanfaat bagi pembentukan otak bayi. Baik ikan air tawar maupun ikan
laut seperti tuna, tengiri, makarel, dan kakap besar dapat diberikan kepada
bayi usia 9 bulan ke atas. Pengolahannya bisa ditim, dipanggang, ditumis,
atau dipepes.
4. Telur Ayam
5. Buah-buahan
Buah yang paling sering diberikan kepada bayi di awal pemberian MPASI
adalah pisang. Namun, bukan berarti pisang adalah buah terbaik. Banyak
alternatif buah yang dapat diberikan, seperti pepaya, pir, apel, melon,
semangka, mangga, avokad, dan jeruk. Sampai usia 7 bulan sebaiknya buah,
kecuali avokad, diberikan setelah dikukus sebentar atau direbus dengan
sedikit air, lalu dilumatkan menjadi seperti saus dengan atau tanpa susu.
6. Keju
Keju dapat diberikan kepada bayi mulai usia 7 atau 8 bulan. Kandungannya
tidak berbeda jauh dari susu ternak, yakni protein, lemak, vitamin, dan
mineral.
D. Saat tepat Pemberian Makanan Tambahan
Saat yang tepat bayi diberikan makanan tambahan yaitu pada saat bayi usia 6 bulan
1 hari. Ketika makanan tambahan tidak diberikan pada waktu yang tepat saat bayi
telah muncul kepandaiannya dalam mengunyah, maka jika mengajarkan kembali hal
tersebut pada masa berikutnya akan lebih sulit. Dalam tahap pengenalan PMT lebih
mudah sebelum tumbuh gigi, dan gusi bengkak serta rasa sakit yang dialami maka
akan sulit memberikan makanan tambahan.
Indikator bahwa bayi telah siap menerima makanan padat yaitu, kemampuan bayi
untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga, menghilangnya
rrefleks menjulurkan lidah, bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan
dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk
menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka saat
ia menolak ketidaktertarikannya pada makanan. Bila anda melihat idikator tersebut
pada bayi , berarti ia telah siap untuk mengkonsumsi makanan bayi tambahan.