Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia di kenal sebagai gemah ripah loh jinawi. Kekayaan alamnya
melimpah, salah satunya adalah emas. Potensinya tersebar merata di seluruh
penjuru negeri,seperti di aceh hingga sampai ke kawasan timur indonesia
Berdasarkan data kementrian Energi dan sumber daya mineral (ESDM) 2013,
jumlah cadangan emas di indonesia sebesar 3.000 ton dan sumber dayanya
mencapai 6.000 ton.Adapun di seluruh dunia,menurut data united States Geological
Survey (USGS) 2011, cadangan emas mencapai 51 ribu ton.
Sumatra utara merupakan salah satu propinsi di indonesia yang memiliki
pertambangan emas yang ilegal maupun legal. Pengaturan mengenai
pertambangan di Indonesia memiliki dasar konstitusional sebagaimana diatur dalam
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “Bumi, dan air, dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat” kabupaten
mandailing natal merupakan kabupaten yang meniliki pertambangan emas ilegal,
khususnya di eak siarahan desa hutabargot julu kecamatan hutabargot mandailing
natal sumatra utara.
Tambang emas di desa Hutabargot Julu Kecamatan Hutabargot Kabupaten
Mandailing Natal (Madina) kembali memakan korban, lokasi Aek Sarahan. Kronologi
kejadian mulai sejak sabtu (07/01) pukul 04.00 wib.pagi korban bersama temanya
memasuki lobang gajong berjumlah 4 orang yang sudah lama di tinggalkan.Setelah
pukul 07.00 wib terjadi longsor,teman korban bisa mengeluarkan diri dari lobang
gajong tersebut. Tak lama kemudian teman korban kembali memasuki lobang
gajong untuk memanggil korban tersebut ternyata korban sudah tertimbun longsor.
Informasi yang diperoleh Malintang Pos dari warga, pemilik lobang tersebut atas
nama MARZUKI, lobang tersebut sudah di tutup selama kurang lebih 2 minggu,
kedalaman lobang gacong kurang lebih 15 meter. Ungkapnya
Solahuddin Nasution ( 40 ) warga Hutarimbaru Kecamatan Panyabungan
Selatan pekerjaan petani berhasil di keluarkan dari dalam lobang tambang emas
ilegal pada hari minggu 08 januari 2017 pukul 23.30 wib telah terjadi korban
tertimbun di dalam lobang tambang emas ilegal di Aek Sarahan desa Hutabargot
Julu Kec Hutabargot Kab Madina
Korban langsung di bawak ke rumah orang tua korban, Tim medis akan melakukan
pemeriksaan dirumah orang tua korban sesui dengan permintaan keluarga korban
dan melakukan visum terhadap korban di rumah orang tua korban. (Gus/ ban)
Penjelasan di atas menjelaskan bangai mana peran pemerintah masih kurang
tentang pengelolaan pertambangan emas ilegal yang terdapat di kecamatan
Hutabargot, maka dari itu saya sebangai mahasiswa perencanaan wilayah dan kota
ingin mengkaji dan meneliti dampak penambangan emas ilegal yang terdapat di
kecamatan Hutabargot terhadap lingkungan dan masyarakat.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar balakang diatas, maka perumusan masalah yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya peran pemerintah terhadap pengelolaan penambangan ilegal di
kecamatan Hutabargot.
2. Terjadinya dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak penambangan emas ilegal di
Kecamatan Hutabargot terhadap lingkungan dan masyarakat.
1.4. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :
H0 : adanya dampak penambangan emas terhadap lingkungan dan masyarakat.
H1: tidak adanya peran pemerintah terhadap penambangan emas ilegal di
kecamatan Hutabargot.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. EMAS ( Au)
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa
Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen)
yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak
bereaksi dengan zat kimia lainnya tetapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua
regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan
di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas
melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat Celsius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral
non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang
telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas
telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer).

Gambar : 2.1 Emas batangan


Emas moneter sebagai jaminan mata uang yang pernah dipakai oleh Bank
Indonesia
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan
sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan
keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai
mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga
emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas
dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai
satuan berat gram sampai kilogram.

diolah menjadi sayur bobor, gulai, orak-arik, tumis dan lalap. Lalap pakis dibuat
dengan cara merebusnya terlebih dahulu. Tidak dianjurkan mengonsumsi daun
pakis mentah sebagai lalapan karena mengandung asam sikimat yang dapat
mengganggu saluran pencernaan (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, 1992).
Daun pakis mengandung beberapa komponen non-gizi yang penting bagi
kesehatan. Komponen non-gizi yang utama pada pakis adalah flavonoid dan
polifenol. Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol yang mempunyai dua peran
utama, yaitu sebagai antioksidan dan anti bakteri.
2.2. Pengertian tambang emas
Tambang emas adalah penggalian ke bawah permukaan tanah dengan maksut
pengambilan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis,bahan galian itu dapat
berupa bijih yang akan menghasilkan berbangai macam logam, atau berbagai
macam bahan non- lo-gam (belerang,garam,fosfat,asbes,dan lain- lain) minyak dan
gas bumi ,batu bara batu dan krikil, dan tanah lempung. Kegiatan penambangan
mencakup jauh jauh lebih banyak upaya dari pada yang tercermin oleh defenisi ini
Upaya penambangan di mulai sejak orang melakukan pencarian dan
ekploitasi.pencarian dapat di khususkan untuk satu atau beberapa bahan
galian,tetapi juga dapat di maksutkan untuk nenilai kekayaan akan bahan galian
dalam kawasan itu.Ekploitasi ditujukan untuk menaksir ukuran, bentuk, kandungan n
dan beberapa karaktristik lain, setelah bahan galian di temukan.
2.3. Dampak terhadap lingkungan dan masyarakat
Kegiatan penambangan emas secara tradisional di Polimak IV juga memberi
dampak negatif bagi lingkungan. Berikut dampak-dampak negatif yang mungkin
timbul akibat adanya aktivitas penambangan :
a. Meningkatnya Ancaman Tanah Longsor
Dari hasil observasi di lokasi penambangan emas secara tradisional di lapangan
ditemukan bahwa aktivitas penambangan berpotensi meningkatkan ancaman tanah
longsor. Dilihat dari teknik penambangan, dimana penambang menggali bukit tidak
secara berjenjang (trap-trap), namun asal menggali saja dan nampak bukaan
penggalian yang tidak teratur dan membentuk dinding yang lurus dan
menggantung (hanging wall) yang sangat rentan runtuh (longsor) dan dapat
mengancam keselamatan jiwa para penambang.
b. Hilangnya Vegetasi Penutup Tanah
Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak melakukan upaya
reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu saja areal
penggalian dan pindah ke areal yang baru. Tampak di lapangan bahwa penambang
membiarkan lokasi penggalian begitu saja dan terlihat gersang. Bahkan penggalian
yang terlalu dalam membetuk kolam-kolam pada permukaan tanah yang
kedalamannya mencapai 3-5 meter.
c. Erosi tanah
Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami erosi
dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Kali kecil yang berada di
dekat lokasi penambangan juga terlihat mengalami erosi pada tebing sisi kanan dan
kirinya. Selain itu telah terjadi pelebaran pada dinding tebing sungai, akibat
diperlebar dan diperdalam guna melakukan aktivitas pendulangan dengan
memanfaatkan aliran kali untuk mencuci tanah.
d. Sedimentasi dan Menurunnya Kualitas Air
Aktivitas penambangan emas secara tradisional yang memanfatkan aliran kali
membuat air menjadi keruh dan kekeruhan ini nampak terlihat di saluran primer
yakni kali Anafre. Pembuangan tanah sisa hasil pendulangan turut meningkatkan
jumlah transport sedimen.

Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atau hydragyrum yang berarti “perak
cair”(liquid silver) adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair pada
temperatur kamar, berwarna putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang
cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik.
Merkuri membeku pada temperatur –38.9 oC dan mendidih pada temperatur 3570C
(Stwertka, 1998). Dengan karakteristik demikian, merkuri sering dimanfaatkan untuk
berbagai peralatan ilmiah, seperti termometer, barometer, termostat, lampu
fluorescent, obat-obatan, insektisida, dsb.
Dampak negatif pada lingkungan yang terkontaminasi merkuri sangat
membahayakan kehidupan manusia karena adanya rantai makanan. Jalur utama
pajanan metilmerkuri pada manusia adalah melalui konsumsi ikan (Barkay, 2005).
Merkuri terakumulasi dalam mikroorganisme yang hidup di air sungai, danau, dan
laut melalui proses metabolisme. Bahan-bahan mengandung merkuri yang terbuang
ke dalam sungai atau laut dimakan oleh mikroorganisme tersebut dan secara
kimiawi terubah menjadi senyawa metilmerkuri. Mikroorganisme dimakan ikan
sehingga metilmerkuri terakumulasi dalam jaringan tubuh ikan. Ikan kecil menjadi
rantai makanan ikan besar dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan
penelitian, konsentrasi merkuri yang terakumulasi dalam tubuh ikan diperkirakan 40-
50 ribu kali lipat dibandingkan konsentrasi merkuri dalam air yang terkontaminasi
(Stwertka,1998).
Sifat penting merkuri lainnya adalah kemampuannya untuk melarutkan logam lain
dan membentuk logam paduan (alloy) yang dikenal sebagai amalgam. Emas dan
perak adalah logam yang dapat terlarut dengan merkuri, sehingga merkuri dipakai
untuk mengikat emas dalam proses pengolahan bijih sulfida mengandung emas
(proses amalgamasi). Amalgam merkuri-emas dipanaskan sehingga merkuri
menguap meninggalkan logam emas dan campurannya. Merkuri adalah unsur kimia
sangat beracun (toxic). Unsur ini dapat bercampur dengan enzyme didalam tubuh
manusia menyebabkan hilangnya kemampuan enzyme untuk bertindak sebagai
katalisator untuk fungsi tubuh yang penting. Logam Hg ini dapat terserap kedalam
tubuh melalui saluran pencernaan dan kulit. Karena sifat beracun dan cukup volatil,
maka uap merkuri sangat berbahaya jika terhisap, meskipun dalam jumlah yang
sangat kecil. Merkuri bersifat racun yang kumulatif, dalam arti sejumlah kecil merkuri
yang terserap dalam tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya.
Bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa merkuri diantaranya adalah
kerusakan rambut dan gigi, hilang daya ingat dan terganggunya sistem syaraf.

III. METODE PENELITIAN


3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan januari 2018 sampai juni 2018 yang
berlokasi di Aek Sarahan desa Hutabargot Julu Kec Hutabargot Kab Mandailing
natal propinsi sumatra utara.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini pada proses pengambilan data
adalah:
1. Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan data hasil pengamatan.
2. Alat tulis (pena atau pensil), digunakan untuk mencatat dan menulis data.
3. Penunjuk waktu, digunakan untuk mengetahui waktu pengambilan
data.Laptop, untuk mengolah data
.
3.3. Metode Pengumpulan data
Untuk mendapatkan informasi dalam penelitian ini dilakukan beberapa tindakan
dalam pengumpulan data yakni:
a. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut
interviewee (Husaini dan Purnomo, 2009).Wawancara dilakukan secara mendalam
untuk menggali informasi dari orang yang dianggap mengetahui tentang
permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian.
b. Kuisioner
Kuisioner ialah daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada para
responden, baik secara langsung atau tidak langsung (Husaini dan Purnomo,
2009).Pertanyaan yang ada dalam kuisioner bersifat tertutup dengan menggunakan
pilihan jawaban yang telah ditentukan.Kuisioner yang telah diberikan kepada
masyarakat di sekitar kawasan pemukiman kumuh. Dari hal ini akan didapat kondisi
tentang kondisi kawasan pemukiman kumuh.
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti langsung ke lokasi studi penelitian. Dalam menggunakan teknik
observasi ada dua indra yang sangat vital di dalam melakukan pengamatan yaitu
pendengaran (telinga) dan penglihatan (mata). Dalam melakukan pengamatan mata
lebih dominan dibandingkan dengan telinga (Husaini dan Purnomo, 2009).
d. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari semua dokumen dan
catatan yang memuat data-data yang diperlukan.
e. Studi Pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan penyaringan data dari
dokumen penunjang yang berupa buku-buku yang berhubungan dengan penulisan
penelitian ini

3.4. metode analisis data


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis kualitatif dan
diskriftif untuk mengetahui dampak penambangan iligal di Aek Sarahan desa
Hutabargot Julu Kec Hutabargot Kab Madailing natal
.

Anda mungkin juga menyukai