Anda di halaman 1dari 4

TUGAS: 22 Maret 2014 MATRIKULASI FILSAFAT ILMU Nama : Ilhamsyah

Dosen Pengasuh; Hj. Rahmanita Ginting, MA. Ph.d NPM : 1320040021

Komunikasi Sebagai Ilmu dilihat dari Aspek Hakekat, Pengetahuan dan Nilai

FILSAFAT
Allah menganugrahkan al hikmah kepada
‫ت‬‫ﺆ‬ ‫ـ‬‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫و‬ ‫ﺎء‬ ‫ﺸ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﺔ‬
َ ‫ﻤ‬ ‫ﻜ‬
ْ ِ‫ﻳـ ْﺆِﰐ ا ْﳊ‬
siapa yang Dia kehendaki. Dan barang ْ َ
َ ُ ْ ََ ُ َ ْ َ َ ُ
siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia
benar-benar telah dianugrahi karunia ‫ُوﰐَ َﺧْﻴـًﺮا َﻛﺜِ ًﲑا َوَﻣﺎ ﻳَ ﱠﺬ ﱠﻛُﺮ‬
ِ ‫ا ْﳊِ ْﻜ َﻤﺔَ ﻓَـ َﻘ ْﺪ أ‬
yang banyak. Dan hanya orang-orang
yang ber akal lah yang dapat mengambil ِ ‫إِﻻ أُوﻟُﻮ اﻷﻟْﺒ‬
‫ﺎب‬
pelajaran (dari firman Allah). Al-Baqarah
َ
269
Menurut tafsir Alsofwah pada www.alsofwah.or.id/?pilih = lihatquran&id =
Hikmah itu adalah ilmu-ilmu yang bermanfaat, pengetahuan yang mumpuni, akal
yang terus menerus, pemikiran yang matang dan terciptanya kebenaran dalam
perkataan maupun perbuatan.
Berangkat dari ayat tersebut diatas beserta tafsirnya, Filsafat yang berasal dari kata
Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan, tahu dengan mendalam, atau hikmah),
menurut hemat saya adalah proses berfikir untuk menemukenali sesuatu dengan
jelas, dengan menggunakan perangkat perangkat atau alat alat, untuk mendekati
pada nilai nilai benar.
Sesuai dengan Prof, I.R. PUDJAWIJATNA menerangkan dalam buku ilmu
Filsafat dan Agama yang ditulis H. Endang Saifuddin Anshari, M,A ”Filo”
artinya cinta dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin, dan karena ingin itu selalu
berusaha mencapai yang diinginkannya. ”Sofia” artinya kebijaksanaan artinya
pandai, mengerti dengan mendalam.
Berdiskusi dengan Tedy Wahyudi Pasaribu, seorang teman ( Country
Representative Mercy Relief Singapore ) selasa 18 Maret; yang lalu menyatakan
“kebijaksanaan itu muncul dari pemahaman yang mendalam serta holistik
(menyeluruh) terhadap sesuatu, sebab kebijaksanaan itu adalah kemampuan

PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA


UTARA PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI 2014
TUGAS: 22 Maret 2014 MATRIKULASI FILSAFAT ILMU Nama : Ilhamsyah
Dosen Pengasuh; Hj. Rahmanita Ginting, MA. Ph.d NPM : 1320040021

manusia untuk menentukan tujuan, nilai, dan perbuatan yang harus dilakukan
dalam satu kondisi dan atau keadaan tertentu.
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat
mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh
Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban
terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya
bersifat mutlak. (http://uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu/)
Selanjutnya Dr. Uhar Suharsaputra pada blognya
(uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu/) mengungkapkan filsafatt
ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu, dia
berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana memperolehnya serta
bagaimana dampak etisnya bagi kehidupan masyarakat. Secara umum kajian filsafat
ilmu mencakup :
1) Aspek ontologis
2) Aspek epistemologis
3) Axiologis.

Aspek Epistemologi (Teori Pengetahuan) Cara memperoleh pengetahuan


logika dengan cara membentuk pengetahuan itu sendiri
Aspek Ontologi (Teori Hakikat) Pembahasan pengetahuan objek itu
dipikirkan secara mendalam sampai pada hakikat
Aspek Aksiologi (teori nilai ) guna pengetahuan etika-estetika (nilai dan guna
pengetahuan).

Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti: Obyek apa yang ditelaah ilmu ?
(Ontologis), Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan
berupa ilmu? (epistemologis), Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
digunakan ? (aksiologis)

PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA


UTARA PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI 2014
TUGAS: 22 Maret 2014 MATRIKULASI FILSAFAT ILMU Nama : Ilhamsyah
Dosen Pengasuh; Hj. Rahmanita Ginting, MA. Ph.d NPM : 1320040021

Komunikasi Sebagai Ilmu


Komunikasi menurut Harold D Lasswel “Who Says What, in Wich Channel,
to Whom, and With What Effect. Komponen Komunikasi inilah yang menurut saya
yang menjadi objek telaahan ilmu, Seseorang Menyampaikan Pesan, menggunakan
saluran kepada seseorang, sehingga menimbulkan efek atau dampak.
Secara mendalam, melalui aspek Ontologi, komponen komunikasi tersebut di
telaah sampai pada hal yang mendasar sebagai objek. Apakah benar kegiatan
komunikasi harus melibatkan Penyampai pesan dan Penerima Pesan, apakah bisa,
komunikasi terjadi tanpa ada pesan yang disampaikan, dan apakah selalu
komunikasi menggunakan saluran yang pada ujungnya menimbulkan efek.
Kemudian pertanyaan pertanyaan tadi membuahkan pertanyaan baru, Bagaimana
Penyampai pesan harus berprilaku, sehingga pesan yang yang disampaikan, dengan
bentuk seperti apa, kepada siapa, dengan saluran apa, serta bagaimana efek yang
terjadi.
Mungkin dalam waktu yang bersamaan pula, pertanyaan terus teraingkai,
jawaban jawaban logikapun muncul, tersusun sedemikian rupa, dengan
pengalaman pengalaman terdahulu yang rasional dan logis, sehingga membentuk
susunan sistematika. Komunikator harus begini dan begitu, Pesan yang
disampaikan harus mengandung ini dan itu, dengan saluran yang begini dan begitu,
melihat komunikan yang ini dan yang itu, sehingga akan menghasilkan efek ini dan
efek itu. Proses penjawaban dan penyusunan jawaban inilah yang kemudian saya
anggap aspek Epistemologi.
Dengan Aspek Aksiologi yang menekankan pada nilai, guna, Etika dan
Estetika, komunikator harus baik, menyampaikan pesan yang baik, dengan saluran
yang baik, kepada komunikan, sehingga menghasilkan efek yang baik pula.
B. Aubrey Fisher dalam bukunya Perspectives on Human Communication
yang kemudian di sunting oleh Kang Jalaluddin Rahmat berjudul Teori Teori
Komunikasi menyebutkan pada halaman 7;
“Dalam banyak hal, komunikasi dapat disamakan dengan plogiston nya
masyarakat. Coba saja pikirkan, dari waktu kewaktu, problema sosial apa yang
tidak melibatkan problema komunikasi? Oleh karena itu, dari waktu kewaktu

PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA


UTARA PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI 2014
TUGAS: 22 Maret 2014 MATRIKULASI FILSAFAT ILMU Nama : Ilhamsyah
Dosen Pengasuh; Hj. Rahmanita Ginting, MA. Ph.d NPM : 1320040021

manusia dihadapkan dengan problema sosial yang penyelesaiannya menyangkut


komunikasi yang ‘lebih banyak’ ataupun ‘lebih baik’.
Aubrey Fisher menurut saya ingin menunjukkan betapa pentingnya, betapa
bergunanya komunikasi sebagai ilmu, di formulasikan sedemikian rupa untuk
mengatasi problematika sosial, yang diakibatkan oleh komunikasi dan kemudian di
selesaikan dengan komunikasi.

َ ‫اﻗْـَﺮأْ َوَرﺑﱡ‬
Q,S Al Alaq; 4, 5, 6.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha ‫ﻚ اﻷ ْﻛَﺮُم‬
Pemurah,

‫اﻟﱠ ِﺬي َﻋﻠﱠ َﻢ ﺑِﺎﻟْ َﻘﻠَ ِﻢ‬


Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam.

‫َﻋﻠﱠ َﻢ اﻹﻧْ َﺴﺎ َن َﻣﺎ َﱂْ ﻳـَ ْﻌﻠَ ْﻢ‬


Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.

Dengan membaca tanda tanda yang dihamparkan Allah pada permukaan bumi dan
langit, menggunakan akal yang logis, rasional, dan sistematis, manusia dapat
menemukenali masalahnya dan mencari jalan keluarnya, dengan filsafat dan filsafat
ilmu, ini jadi semakin mudah.

Sumber Bacaan:
1. Alqur-an.
2. Teori teori Komunikasi, B. Aubrey Fisher, PT Remaja Rosdakarya Bandung,
1986
3. www.alsofwah.or.id/?pilih = lihatquran&id = 235.
4. http://uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu

PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA


UTARA PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI 2014

Anda mungkin juga menyukai