Komunikasi Sebagai Ilmu dilihat dari Aspek Hakekat, Pengetahuan dan Nilai
FILSAFAT
Allah menganugrahkan al hikmah kepada
تﺆ ـﻳ ﻦﻣو ﺎء ﺸ ﻳ ﻦﻣ ﺔ
َ ﻤ ﻜ
ْ ِﻳـ ْﺆِﰐ ا ْﳊ
siapa yang Dia kehendaki. Dan barang ْ َ
َ ُ ْ ََ ُ َ ْ َ َ ُ
siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia
benar-benar telah dianugrahi karunia ُوﰐَ َﺧْﻴـًﺮا َﻛﺜِ ًﲑا َوَﻣﺎ ﻳَ ﱠﺬ ﱠﻛُﺮ
ِ ا ْﳊِ ْﻜ َﻤﺔَ ﻓَـ َﻘ ْﺪ أ
yang banyak. Dan hanya orang-orang
yang ber akal lah yang dapat mengambil ِ إِﻻ أُوﻟُﻮ اﻷﻟْﺒ
ﺎب
pelajaran (dari firman Allah). Al-Baqarah
َ
269
Menurut tafsir Alsofwah pada www.alsofwah.or.id/?pilih = lihatquran&id =
Hikmah itu adalah ilmu-ilmu yang bermanfaat, pengetahuan yang mumpuni, akal
yang terus menerus, pemikiran yang matang dan terciptanya kebenaran dalam
perkataan maupun perbuatan.
Berangkat dari ayat tersebut diatas beserta tafsirnya, Filsafat yang berasal dari kata
Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan, tahu dengan mendalam, atau hikmah),
menurut hemat saya adalah proses berfikir untuk menemukenali sesuatu dengan
jelas, dengan menggunakan perangkat perangkat atau alat alat, untuk mendekati
pada nilai nilai benar.
Sesuai dengan Prof, I.R. PUDJAWIJATNA menerangkan dalam buku ilmu
Filsafat dan Agama yang ditulis H. Endang Saifuddin Anshari, M,A ”Filo”
artinya cinta dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin, dan karena ingin itu selalu
berusaha mencapai yang diinginkannya. ”Sofia” artinya kebijaksanaan artinya
pandai, mengerti dengan mendalam.
Berdiskusi dengan Tedy Wahyudi Pasaribu, seorang teman ( Country
Representative Mercy Relief Singapore ) selasa 18 Maret; yang lalu menyatakan
“kebijaksanaan itu muncul dari pemahaman yang mendalam serta holistik
(menyeluruh) terhadap sesuatu, sebab kebijaksanaan itu adalah kemampuan
manusia untuk menentukan tujuan, nilai, dan perbuatan yang harus dilakukan
dalam satu kondisi dan atau keadaan tertentu.
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat
mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh
Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban
terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya
bersifat mutlak. (http://uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu/)
Selanjutnya Dr. Uhar Suharsaputra pada blognya
(uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu/) mengungkapkan filsafatt
ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu, dia
berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana memperolehnya serta
bagaimana dampak etisnya bagi kehidupan masyarakat. Secara umum kajian filsafat
ilmu mencakup :
1) Aspek ontologis
2) Aspek epistemologis
3) Axiologis.
Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti: Obyek apa yang ditelaah ilmu ?
(Ontologis), Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan
berupa ilmu? (epistemologis), Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
digunakan ? (aksiologis)
َ اﻗْـَﺮأْ َوَرﺑﱡ
Q,S Al Alaq; 4, 5, 6.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha ﻚ اﻷ ْﻛَﺮُم
Pemurah,
Dengan membaca tanda tanda yang dihamparkan Allah pada permukaan bumi dan
langit, menggunakan akal yang logis, rasional, dan sistematis, manusia dapat
menemukenali masalahnya dan mencari jalan keluarnya, dengan filsafat dan filsafat
ilmu, ini jadi semakin mudah.
Sumber Bacaan:
1. Alqur-an.
2. Teori teori Komunikasi, B. Aubrey Fisher, PT Remaja Rosdakarya Bandung,
1986
3. www.alsofwah.or.id/?pilih = lihatquran&id = 235.
4. http://uharsputra.wordpress.com/filsafat/islam-dan-ilmu