Anda di halaman 1dari 11

Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah?
2. Bagaimana profesional kepala sekolah sebagai pejabat formal?
3. Bagaimana profesional kepala sekolah sebagai manajer?
4. Bagaimana professional kepala sekolah sebagai staf?
5. Bagaimana cara meningkatkan profesionalisme kepala sekolah?

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah.
2. Tugas profesionalisme kepala sekolah sebagai pejabat formal.
3. Tugas profesionalisme kepala sekolah sebagai manajer.
4. Tugas profesionalisme kepala sekolah sebagai staf.
5. Cara meningkatkan profesional kepala sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Profesionalisme, Kepemimpinan,
dan Kepala Sekolah
Profesionalisme

Freidson (dalam Syaiful, 2012:199) menjelaskan bahwa profesionalisme adalah sebagai


komitmen untuk ide-ide professional dan karir. Secara operatif profesionalisme memiliki
aturan dan komitmen untuk memberi definisi jabatan keilmuan teknik dan jabatan yang
akan diberikan pada pelayanan masyarakat agar secara khusus pandangan-pandangan
jabatan dikoreksi secara keilmuan dan etika sebagai pengukuhan terhadap
profesionalisme. Profesionalisme tidak dapat dilakukan atas dasar perasaan, kemauan,
pendapat, atau semacamnya tetapi benar-benar dilandasi oleh pengetahuan secara
akademik.
Paure (dalam Syaiful, 2012:199) mengatakan bahwa profesionalisme harus mereduksi
lama pendidikan untuk memberikan kualifikasi bagus tanpa mengurangi standar dengan
metodologi pengajaran yang tepat, percepatan proses belajar, menyeleksi ilmu yang
diberikan, mengkombinasikan studi dengan pekerjaan secara langung dalam fase-fase
yang terintegrated.
Jadi dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen para
anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya
yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara
berkesinambungan.
Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai
karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh
kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Menurut Wirawan (dalam Syaiful, 2012:143)
kepemimpinan berasal dari kata “pemimpin” yaitu orang yang dikenal oleh dan berusaha
mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya. Kemudian, Geoge R. Terry
(dalam Syaiful, 1998:144) pengertian kepemimpinan adalah hubungan antara seorang
pemimpin dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin. Sedangkan, Wirawan
(dalam Syaiful, 2012:144) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses pemimpin
menciptakan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dan
sebagainya dari pengikut untuk merealisasi visi. Sejalan dengan pendapat tersebut Mc.
Farland (dalam Syaiful, 2012:145) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai
suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberikan perintah atau
pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan
mencapai tujuan yamg telah ditetapkan. Kepemimpinan menurut Koontz (dalam Syaiful,
2012:145) adalah pengaruh, kiat(seni), proses mempengaruhi orang-orang sehingga
mereka mau berusaha secara sepenuh hati dan antusias untuk mencapai tujuan. Dan
menurut Sutisna (dalam Mulyasa, 2012:107) kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian
tujuan dalam situasi tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempangaruhi orang lain untuk mau bekerja
sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.

Kepala Sekolah

Kepala sekolah bersal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah”. Kata kepala dapat
diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga.
Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan
memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah
atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo
(2011:83) mengartikan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru
yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan
murid yang menerima pelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya
yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk
mencapai tujuan bersama.
Jadi profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para
anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya
yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin
segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam
mencapai tujuan bersama.

Profesionalisme Kepemimpinan Kepala


Sekolah sebagai Pejabat Formal
Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu:
kepemimpinan formal (fotmal leadership) dan kepemimpinan informal (informal
leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila di lingkungan organisasi jabatan
otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk melalui
proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal terjadi, di mana kedudukan pemimpin
dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap
orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan
mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota
organisasi yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab
pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan
yang berlaku.
Adapun peranan dari kepala sekolah sebagai pejabat formal yang dikemukakan
Wahjosumidjo (2011:89) adalah: mengungkapkan tiga macam peranan seorang
pemimpin, yaitu interpesonal, informational dan decisional roles.
Tiga macam peran tersebut dilukisan melalui bagan pada Gambar 1

Gambar 1.

Peranan Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal

Ada tiga macam peranan pemimpin dilihat dari otoritas dan status formal dari seorang
pemimpin. Ketiga peran tersebut apabila dikaitkan ke dalam status formal kepemimpinan
kepala sekolah, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

Peranan Hubungan antarperseorangan (Interpesonal Roles)

Peranan ini timbul akibat otoritas formal dari sorang manajer, meliputi figurehead,
leadership dan liasion.

Lambang (Figurehead)

Dalam pengertian sebagai lambang kepala sekolah mempunyai kedudukan yang selalu
melekat dengan sekolah. Kepala sekolah dianggap sebagai lambang sekolah. Oleh
sebab itu, seorang kepala sekolah harus selalu dapat memelihara integritas diri agar
peranannya sebagai lambang tidak menodai nama baik sekolah.
Kepemimpinan (Leadership)

Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk


menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir etos kerja dan
produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan.
Fungsi kepemimpinan ini amat penting sebab disamping berperan sebagai penggerak
juga berperan untuk melakukan kontrol segala aktivitas guru, staf dan siswa dan
sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.

Penghubung (Liasion)

Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan menjadi penghubung antara kepentingan
sekolah dengan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal fungsi liason
kepala sekolah menjadi alat perantara antara wakil-wakil para guru, staf, siswa dalam
menyelesaikan kepentingan mereka. Tujuan liasion adalah untuk memperoleh informasi
dari berbagai pihak untuk keberhasilan kepala sekolah.

Peranan Informasional (Informational Roles)

Kepala sekolah berperan untuk menerima dan menyebarluaskan informasi kepada guru,
staf, siswa dan orang tua siswa. Dalam fungsi informasional inilah kepala sekolah
berperan sebagai pusat urat syaraf.(never center) sekolah
Ada tiga macam peran kepala sekolah sebagai pusat urat syaraf, yaitu:

Sebagai Monitor

Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan, yaitu


kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap penampilan
sekolah, seperti gossip dan kabar angin (Hearsay).

Sebagai Dissesminator

Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi


kepada para guru, staf, siswa dan orang tua murid.

Spokesman

Kepala sekolah menyebarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan sebagai wakil resmi sekolah.

Sebagai Pengambil Keputusan (Desicional Roles)

Ada empat macam peran kepala sekolah sebgai pengambil keputusan, yaitu:

Entrepreneur

Dalam peranan ini kepala sekolah berusaha untuk memperbaiki penampilan sekolah
melalui berbagai pemikiran yang baru, serta melakukan survei untuk mempelajari
berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.

Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance Handler)


Gangguan yang timbul pada suatu sekolah tidak hanya diakibatkan kepala sekolah yang
tidak memperhatikan situasi, tetapi bisa juga akibat kepala sekolah yang tidak mampu
mengantisipasi semua akibat pengambilan keputusan yang sudah diambil.

Orang yang menyediakan segala sumber (A Resources Allocator)

Kepala sekolah bertanggung jawab untuk mentukan siapa yang akan memperoleh atau
menerima sumber-sumber yang disediakan. Sumber-sumber yang dimaksud meliputi
sumber daya manusia, dana, peralatan dan berbagai kekayaan sekolah yang lain.
Seorang kepala sekolah harus secara terus–menerus meneliti dan menentukan
bagaimana sumber-sumber tersebut dapat diadakan dan dibagikan.

A negotiator roles

Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan
pihak luar. Untuk menjalin dan memenuhi kebutuhan baik untuk sekolah maupun dunia
usaha. Dalam kerja sama ini meliputi penempatan lulusan, penyesuaian kurikulum,
tempat praktik tenaga pengajar, dan sebagainya. Fungsi negosiator akan lebih banyak
dilakukan oleh sekolah-sekolah kejuruan, khususnya dengan pihak dunia usaha dan
industri.
Seorang pemimpin akan berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya,
demikian pula kepala sekolah, apabila pemimpin atau kepala sekolah selalu
memperhatikan tujuh hal yang sangat berpengaruh, yaitu:
1. Perundang-undangan, kebijaksanaan serta peraturan-peraturan yang berlaku.
2. Variable-variabel yang terjadi di dalam sekolah maupun yang terjadi di luar sekolah.
3. Interaksi antara sumber daya manusia (guru, siswa, staf, orang tua siswa), sistem dan
berbagai macam peralatan.
4. Efektivitas.
5. Masalah untung dan rugi.
6. Terpercaya dan berpengalaman, artinya kepala sekolah harus selalu memelihara
kepercayaan yang diiberikan oleh atasan. Kepala sekolah harus senantiasa membuka
diri untuk menerima dan mencari pengalaman sesuai dengan perkembangan situasi.
7. kewibawaan, status, stress, dan konflik.

Profesionalisme Kepemimpinan Kepala


Sekolah sebagai Manajer
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber
daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari definisi tersebut yaitu:

Proses, adalah suatu cara sistematik dalam mengerjakan sesuatu.

Manajemen sebagai suatu proses, karena semua manajer bagaimanapun juga dengan
ketangkasan dan keterampilan yang khusus, mengusahakan berbagai kegiatan yang
saling berkaitan dapat didayagunakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Kegiatan-kegiatan tersebut:
1. Merencanakan, dalam arti kepala sekolah harus benar-benar memikirkan dan
merumuskan dalam suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan.
2. Mengorganisasikan, berarti kepala sekolah harus mampu menghimpun dan
mengorganisasikan sumber daya manusia dan sumber-sumber material sekolah, sebab
keberhasilan sekolah sangat bergantung pada kecakapan dalam mengatur dan
mendayagunakan berbagai sumber dalam mencapai tujuan.
3. Memimpin, dalam arti kepala sekolah mampu mengarahkan dan mempengaruhi seluruh
sumber manusia untuk melakukan tugas-tugasnya yang esensial.
4. Mengendalikan, dalam arti kepala sekolah memperoleh jaminan bahwa kepala sekolah
berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat kesalahan di antara bagian-bagian yang ada
dari sekolah tersebut, kepala sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskan.

Sumber daya suatu sekolah

Sumber daya suatu sekolah meliputi dana, perlengkapan, informasi, maupun sumber
daya manusia, yang masing-masing berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta
mendukung mencapai tujuan.

Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berarti bahwa kepala sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat
khusus. Tujuan akhir yang spesifik ini berbeda-beda antara organisasi yang satu dengan
yang lain.

Gambar 2.
Manajemen sekolah sebagai suatu proses
Berdasarkan uraian tersebut,seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada
hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali.
Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab prganisasi sebagai
alat mencapai tujuan organisasi dimana di dalamnya berkembang berbagai macam
pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan
mengembangkan karier-karier sumber daya menusia, yang memerlukan manajer yang
mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun peran dari kepala sekolah sebagai manajer yang dikemukakan Wahjosumidjo
(2011:97) adalah :

Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.

Pengertian orang lain tidak hanya para guru, staf, siswa dan orang tua siswa, melainkan
termasuk atasan kepala sekolah, para kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu
berhubungan dan bekerjasama. Dalam fungsi ini kepala sekolah berprilaku sebagai
saluran komunikasi di lingkungan sekolah.

Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.

Keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suatu pencerminan langsung keberhasilan


atau kegagalan seorang pemimpin. Dengan demikian kepala sekolah bertanggung jawab
atas segala tindakan yang dilakukan bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru,
siswa, staf dan orangtua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala
sekolah.
Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan.

Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konsepsional.

Fungsi ini berarti menuntut setiap kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan
melalui analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible.
Demikan pula dengan kepala sekolah harus mampu melihat setiap tugas sebagai satu
keseluruhan yang saling berkaitan.

Kepala sekolah sebagai juru penengah

Dalam lingkungan sekolah sebagai satu orgnisasi, didalamnya terdiri manusia yang
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Sehingga tidak terhindarkan tumbuh
pertentangan atau konflik satu dengan yang lain. Untuk itu kepala sekolah harus turun
tangan sebagai penengah.

Kepala sekolah sebagai politisi

Sebagi seorang politisi, kepala sekolah harus selalu berusaha untuk meningkatkan tujuan
organisasi serta pengembangan program jauh ke depan. Untuk itu sebagai seorang
politisi kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui
pendekatan persuasi dan kesepakatan. Peran politis seorang kepala sekolah dapat
berkembang secara efektif, apabila:
1. Dapat dikembnagkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-
masing.
2. Terbentuknya aliansi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3.
3. Terciptanya kerja sama dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat
dilaksanakan.
Kepala sekolah sebagai diplomat
Dalam peranan sebagai diplomat dalam barbagai macam pertemuan kepala sekolah
adalah wakil resmi dari sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit
Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula
sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan; kesulitan dana, persoalan
pegawai, perbedaan pendapat terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh kepala
sekolah, dan masih banyak lagi. Apabila terjadi kesulitan-kesulitan, kepala sekolah
diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit
tersebut.
Profesionalisme Kepemimpinan Kepala
Sekolah sebagai Staf
Disamping peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal, kepala sekolah berperan
juga sebagai seorang staf. Berperan sebagai staf, karena keberadaan kepala sekolah di
dalam lingkungan organisasi yang lebih luas atau di luar sekolah berada di bawah
kepemimpinan pejabat lain, baik langsung maupun tidak langsung, yang berperan
sebagai atasan kepala sekolah.
Oleh sebab itu sebagai bawahan, seorang kepla sekolah juga melakukan tugas staf,
artinya seseorang yang bertugas membantu atasan dalam proses pengelolaan
organisasi. Pengertian membantu atasan, mengandung arti memberikan saran,
pendapat, pertimbangan.
Agar tugas-tugas kepala sekolah sebagai staf dalam membantu atasan, dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka kepala sekolah selalu.
Melihat, memperhatikan dan mencari cara-cara baru untuk maju.
1. Memberikan informasi yang diperlukan tentang sebab dan akibat suatu tindakan.
2. Memiliki perasaan prioritas, cara berfikir tepat waktu, strategis, prespektif, dan
pertimbangan-pertimbangan yang lain.
3. Menyadari kedudukan sebagaai pemikir, bukan sebagai pengambil keputusan dan
pemberi perintah.
4. Manajemen modern selalu bertumpu kepada permasalahan dan kompleksitas. Oleh
sebab itu, peran staf sebagai brainpower atau braintrust merupakan kebutuhan mutlak
yang tidak dapat di pisahkan dari keseluruhan proses pengelolaan suatu organisasi.
Tugas-tugas sebagai staf kepala sekolah hanya dapat berhasil efektif, apbila setiap kepla
sekolah menyadari dan memahami pernannya sebagi staf, serta mampu mewujudkan
dalam perilaku dan perbuatan, macam-macam persyaratan pemimpin dan sebagai staf,
yang mencakup butir-butir nilai sebagai berikut;
1. Memiliki kualitas umum kepemimpinan.
2. Memiliki persyaratan khusus kepemimpina.
3. Menguasai teknik pengendalian.
4. Pandai menyesuaikan diri.
5. Taat pada norma, etika, dan hierarki organisasi.
6. Mampu menciptakan suasana keterbukaan.
7. Bersifat terbuka terhadap kritik.
8. Menguasai situasi dan kondisi bawaha.
9. Kemampuan mengendalikan diri.
10. Menguasai kemampuan menganalisis situasi.
11. Memiliki keahlian khusus.
12. Taat pada hubungan dan tata kerja yang berlaku.
13. Loyal terhadap birokrasi yang berlaku.
14. Kamauan bekerja keras.
15. Selalu memiliki optimisme.

Cara Meningkatkan Profesionalisme Kepala


Sekolah
Seperti halnya diungkapkan di muka, banyak faktor penghambat tercapainya kualitas
keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak
trasnparan, rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi
dan semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan seringnya datang
terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit, serta banyak faktor penghambat
lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang professional untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, adapun cara
mengatasi kelemahan tersebut adalah:

Pembinaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah

Wadah-wadah yang telah dikembangkan dalam pembinaan kemampuan profesional


kepala sekolah adalah musyawarah kepala sekolah (MKS), kelompok kerja kepala
sekolah (KKKS), pusat kegiatan kepala sekolah (PKKS). Disamping itu peningkatan
dapat dilakukan melalui pendidikan, dengan program sarjana atau pascasarjana bagi
para kepala sekolah sesuai dengan bidang kehaliannya, sehingga tidak terlepas dari
koridor disiplin ilmu masing-masing.
Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan
kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administarsi,memiliki komitmen tinggi,
dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah harus melakukan peningkatan
profesionalisme sesuai gaya kepemimpinannya, berangkat dari kemauan dan kesediaan,
bersifat memperkasai dan didasari pertimbangan yang matang, lebih berorientasi kepada
bawahan, demokrasi, lebih terfokus pada hubungan daripada tugas, serta
mempertimbangkan kematangan bawahan.

Revitalisasi MGMP dan MKKS di Sekolah

Melalui MGMP dan MKKS dapat dipikirkan bagaimana menyiasati kurikulum yang padat
dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi
metode dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
MGMP dan MKKS dapat menyusun dan mengevaluasi perkembangan kemajuan
pendidikan di sekolah. Evaluasi kemajuan dapat dilakukan secara berkala dan hasilnya
digunakan untuk menyempurnakan rencana berikutnya. Kegiatan MGMP dan MKKS
yang dilakukan dengan insentif, dapat dijadikan sebagai wahana pengembangaan diri
guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan, serta
menambah pengetahuan dan keterampilan.
Dengan mengefektifkan MGMP dan MKKS semua kesulitan dan permasalahan yang
dihadapi oleh guru dan kepala sekolah dalam kegiatan pendidikan dapat dipecahkan,
dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Peningkatan Disiplin

Dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen


pandidikan di sekolah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim
sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja
dan budaya disiplin para tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya di sekolah.

Pembentukan Kelompok Diskusi Profesi

Kelompok diskusi profesi dapat dibentuk untuk mengatasi tenaga kependidikan yang
kurang semangat dalam melakukan tugas-tugas kependidikan di sekolah, yang
melibatkan pengawas sekolah, komite sekolah atau orang lain yang ahli dalam
memecahkan masalah yang dihadapi kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Dalam pengembangan kemampuan profesioanl, setiap tenaga kependidikan dapat
menyampaikan hasil diskusi dalam forum yang lebih besar, sehingga terjadi saling tukar
pengalaman dan saling membantu bila terjadi kesulitan. Kelompok diskusi profesi ini,
khususnya untuk meningkatkan motivasi serta menambah wawasan seluruh tenaga
kependidikan di sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Peningkatan Layanan Perpustakaan Dan Penambahan Koleksi

Salah satu sarana peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah tersedianya buku
yang dapat menunjang kegiatan sekolah dalam mendorong visi menjadi aksi. Karena
akan sangat sulit dapat mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme kepala
sekolah jika tidak ditunjang oleh sumber belajar yang memadai.
Peningkatan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah harus dilakukan melalui
suatu strategi. Melalui strategi perbaikan mutu inilah diharapkan dapat mengatasi
masalah rendahnya pendidikan mutu pendidikan yang mengoptimalkan segala sumber
daya yang terdapat di sekolah. Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah
merupakan proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus dilakukan secara
berkesinambungan karena perubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa
diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus selalu siap
dihadapkan pada kondisi perubahan. Ada istilah seorang tenaga pendidik yang tadinya
professional belum tentu akan terus professional bergitupun sebaliknya, tenaga
kependidikan yang tadinya tidak professional belum tentu akan selamanya tidak
professional. Dari pernyataan itu jelas kalau perubahan akan selalu terjadi dan menuntut
adanya penyesuaian sehingga kita dapat mengatasi perubahan tersebut dengan penuh
persiapan.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala sekolah harus ada
pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut. Dan yang berperan dalam
peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah pengawas sekolah yang juga
merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-sama kepala sekolah memiliki tanggung
jawab terhadap perkembangan sekolah.
Selain itu kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen
pendidikan secara utuh yang berorientasi kepada mutu. Strategi ini dikenal dengan
manajemen mutu terpadu (MMT). Yang merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi
untuk secara terus-menerus memperbaiki kualitas layanan.
Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah, yakni
layanan sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas
pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian
penuh kepada peserta didik (emphaty), dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta
didik (responsiveness)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepala sekolah merupakan pemimipin formal yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa
didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu kepala sekolah bertangggung jawab
melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan baik yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan pendidikan maupun dalam mencipatakan iklim sekolah yang kondusif yang
menumbuhkan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan
kepala sekolah inilah, kepala sekolah diharapakan dapat memberikan dorongan serta
memberikan kemudahan untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam proses
pencapaian tujuan.
Kepala sekolah diangkat melalui prosedur serta persyaratan tertentu yang bertanggung
jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan yang mengimplikasikan meningkatkanya prestasi belajar peserta
didik. Kepala sekolah yang profesional akan berfikir untuk membuat perubahan tidak lagi
berfikir bagaimana suatu perubahan sebagaimana adanya sehingga tidak terlindas oleh
perubahan tersebut.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang
diterapkan dunia pendidikan, sehingga menuntut penguasaan kepala sekolah secara
profesional. Untuk itu kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan
pengembangan pendidikan secara terarah dan berkesinambungan. Peningkatan
profesionalisme kepala sekolah perlu dilaksankan secara berkesinambungan dan
terencana dengan melihat permasalahan-permasalahan dan keterbatasan yang ada.
Sebab kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang juga bertanggung jawab
dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Kepala sekolah yang
profesional akan mengetahui kabutuhan dunia pendidikan, dengan begitu kepala sekolah
akan melakukan penyesuian-penyesuian agar pendidikan berkembang dan maju sesuai
dengan kebutuhan pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kepala sekolah yang profesional mampu melaksanakan tugas dengan baik apabila
didasari oleh kemampuan dalam memimpin anggota, keterampilan konseptual dan
hubungan manusiawi, maupu berkomunikasi dengan guru, maupun dengan pihak
atasan, mampu menilai kinerja guru dan staf administrasi, kemampuan menganalisis
masalah, mengambil keputusan secara cepat dan tepat.

Saran
Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah merupakan proses keseluruhan dan
organisasi sekolah serta harus dilakukan secara berkesinambungan karena peubahan
yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun
tenaga kependidikan harus selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan.
Peningkatan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah harus dilakukan melalui
suatu strategi. Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala
sekolah harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut. Dan yang
berperan dalam peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah pengawas sekolah
yang juga merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-sama kepala sekolah memiliki
tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Sudrajat, Akhmad . 2008. “Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah”. (online),
(https://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 26 November 2014).
Wahyosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya.
Jakarta: Rajawali Pers.
Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dalam Organisasi Pembelajaran ( Learning
Organization). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai