Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi
pokok/pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar.
Di Indonesia, Silabus merupakan pengaturan dan penjabaran seluruh kompetensi dasar suatu mata
pelajaran dalam standar isi sehingga relevan dengan konteks madrasahnya dan siap digunakan sebagai
panduan pembelajaran setiap mata pelajaran. Standar Isi merupakan standar minimal yang berisi
Standar Kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar,
kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
sumber, dan alokasi waktu belajar.[1]
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a) kompetensi apa yang akan
dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan), (b) cara
mengembangkannya (terkait dengan metode dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran), dan
(c) cara mengetahui bahwa kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa (terkait dengan cara
mengevaluasi terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan).

2. Pengertian satuan pelajaran

Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program
kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil. guru mengembangkan perencanaan dalam bidangnya
untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, satu minggu, atau beberapa jam saja. Untuk satu
tahun dan semester disebut sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut
program satuan pelajaran, yang dalam implementasinya kurikulum 2004 memiliki komponen
kompetensi dasar, materi standart, prosedur pembelajaran, metode dan evaluasi berbasis kelas serta
bahan mengajar ataupun alat yang digunakan.[2]
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu,
agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah–langkah tersebut biasanya dituangkan
dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan
pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan atau memperkirakan mengeani apa yang akan
dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran

B. Langkah-langkah dalam Penyusunan Silabus

Untuk melengakapi uraian tentang langkah dalam menyusun Silabus, berikut disampaikan kiat-kiat
tambahan agar Silabus yang disusun menjadi lebih baik.
1. Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan berkaitan, sebelum memulai menulis Silabus
guru. Sebagai contoh :
a. Standar isi
b. Standar kompetensi untuk mata pelajaran terkait dan tingkatan kelas
c. Buku wajib/buku cetak dan sumber lainnya
2. Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, penggunaan sumber belajar lokal, termasuk sumber
belajar dari rumah dan masyarakat/lingkungan
3. Lakukan pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Pemetaan
mencakup kegiatan menentukan urutan pembelajaran kompetensi-kompetensi ini dan perkiraan alokasi
waktu. Guru tidak harus mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll) seperti yang dinyatakan dalam
dokumen BSNP. Dalam beberapa mata pelajaran seperti bahasa, guru bisa memilih untuk
mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh yang tersedia, yang berasal dari hasil demonstrasi kerja
mereka
4. Perhatikan dengan cermat mengenai pembagian waktu dalam pemetaan
5. Masing-masing mata pelajaran untuk kelas 7 dialokasikan dalam 4 pertemuan setiap minggu dalam
dokumen BSNP, yang sama dengan antara 68-76 pertemuan per semester. Satu semester berakhir dari
17-19 minggu]
6. Pusatkan kegiatan pembelajaran guru pada siswa. Gunakan pengalaman masa lalu mereka dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan ini. Cobalah untuk memulai setiap kompetensi dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka ketahui. Kemudian guru bisa
menyusun Silabus berdasarkan kegiatan-kegiatan ini
7.Pastikan bahwa di manapun memungkinkan, guru menyediakan variasi dalam kegiatan pembelajaran
yang akan melibatkan siswa dengan cara belajar mereka sendiri. Kadang-kadang hanya ada satu
kegiatan pembelajaran yang cocok untuk suatu topik, tetapi disini kami menekankan pada variasi
kegiatan untuk seluruh semester
8.Ingatlah bahwa kadang-kadang guru tidak harus mengajar siswa untuk belajar. Jadi Silabus guru harus
memuat kegiatan pembelajaran dimana siswa menggunakan waktu mereka sendiri untuk membaca
mengenai suatu/beberapa konsep. Guru harus memeriksa apakah siswa memiliki teknik membaca yang
efektif. Hal ini merupakan hasil penting dari pelatihan bahasa.
9. Suatu waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa urutan kegiatan pembelajaran
guru. Sebagian besar kompetensi kegiatan pembelajaran bisa diatur dalam berbagai macam cara, yang
akan menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan kegiatan guru, melihat apakah hal tersebut
masuk akal, dan sesuai dengan tingkatan. Perlihatkan hasil kerja guru pada guru lain untuk mengetahui
apakah mereka setuju dengan metode guru
10 Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, atas penggunaan sumber belajar lokal termasuk yang
berasal dari rumah dan masyarakat/lingkungan ketika menyeleksi materi dari kegiatan-kegiatan ini.
11. Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan ini. Sebagai contoh pada IPA,
guru harus menyeleksi seberapa banyak unsur yang akan mereka pelajari dan pada Matematika,
pastikan bahwa konsepnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Juga pastikan dalam setiap mata
pelajaran bahwa cara penyampaian konsep-konsep ini tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
12. Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari karakteristik mata
pelajaran, seperti :
a. Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit dalam langkah-langkah sederhana
b. Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir (advanced)
c. Dari konsep yang umum ke yang khusus
d. Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum
13. Indikator belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai siswa sebagai bukti bahwa
siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar. Indikator berkaitan erat dengan penilaian karena
indikator tersebut akan diukur diharapkan bisa dilakukan setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Pikirkan dengan jernih mengenai apa yang dipelajari dan bagaimana hal tersebut bisa di
demonstrasikan.
14. Perjelas perbedaan antara kolom yang berbeda dan khususnya antara kegiatan pembelajaran, materi,
dan indikator. Ingatlah bahwa kegiatan menggambarkan apa yang seharusnya terjadi di kelas, materi
adalah dasar dari suatu topik atau materi belajar, dan indikator merujuk pada apa yang harus dicapai.
Sering terjadi dalam draft/naskah awal, tidak mungkin membedakan ke tiga kolom ini, dan dalam
beberapa kasus mereka sama. Contoh :
a. Kegiatan pembelajaran: siswa diminta mengatur/mengurutkan daftar bilangan pecahan dengan
cara/metode yang lain
b. Materi : bilangan pecahan
c. Indikator pembelajaran : siswa bisa mengatur/mengurutkan bilangan pecahan dengan benar
15. Sediakan pengukuran Penilaian yang bervariasi. Pikirkan lebih jauh selain dari tes lisan dan tes tulis
untuk dimasukkan dalam Penilaian-Penilaian lain seperti: menyelesaikan pekerjaan di kelas, tugas,
proyek, melakukan percobaan, membuat model, dan menulis essay, laporan dll. Guru harus
menyediakan instrumen yang bervariasi, kalau tidak, semua siswa akan belajar dengan cara yang sama,
sementara mereka memiliki keahlian-keahlian yang berbeda. Tidak semua kompetensi bisa dicapai
melalui metode kertas dan pulpen (tertulis)
16. Pastikan pengukuran Penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah yang sesuai dan guru tidak
merencanakan terlalu banyak Penilaiant didalam Silabus. Tidaklah realistis untuk melakukan tes tulis
setiap selesai pertemuan seperti yang tercantum (dalam Silabus), yang menjadi kasus dalam beberapa
Silabus.
17. Pilihlah sumber belajar yang realistis, yang mana mungkin mempengaruhi guru untuk
menggunakan sumber lokal yang tersedia. Dalam semua kasus sepertinya buku cetak/wajib (text
books), namun peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan TV merupakan
sumber-sumber yang memungkinkan.[3]
Setelah Silabus disusun perlu dilihat lagi apakah Silabus tersebut sudah memenuhi syarat atau belum.
Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi Silabus. 1. Rambu-rambu umum
a. Kajilah kembali apakah terdapat kesesuaian antar komponen dalam Silabus.
b. Kajilah kembali apakah seluruh komponen Silabus dikembangkan dengan memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi
(apakah menggunakan berbagai sumber yang bervariasi dan aktual), apakah media kontekstual (sesuai
dengan kompetensi dasar yang mau dicapai dan kontekstual)
c. Apakah keseluruhan komponen Silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat.
d. Apakah komponen Silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan
psikomotor)
2. Rambu-rambu khusus untuk validasi Silabus dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik
penilaian.[4]

C. Komponen-Komponen dalam Satuan Pelajaran

1. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam
pertemuan yang dialokasikan ).
2. Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat diikuti atau
diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran. Kompetensi dasar ini berupa penjabaran dari standar kompetensi.
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati
dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.
3. Materi pokok ( beserta uraianya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi
dasar )
4. Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
5. Strategi pembelajaran atau scenario atau tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu kegiatan
pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam berinteraksi dengan
materi pembelajaran dan sumber-sumber belajar untuk menguasai kompetensi.
Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :
a. Kegiatan awal
Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian,
dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajarai
b. Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki siswa. Seorang
guru peru menghubungkan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak mengesampingkan motivasi
belajar terhadap siswa.
c. Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya :
a) Menciptakan semangat dan kesiapan belajar melui bimbingan guru kepada siswa.
b) Menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis dalam belaja, melalui cara dan teknik yang
digunakan guru dalam mendorong siswa untuk berkreatif dalam belajar dan mengembangkan
keunggulan yang dimilikinya.
d. Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiata inti setidaknya mencakup
beberapa hal :
1) Penyampaian tujuan pembelajaran.
2) Penyampaian materi atau bahan ajar dengan menggunakan : pendekatan dan metode , sarana dan
prasarana dan alat atau media yang sesuai.
3) Pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa
4) Melakukan pemeriksaan atau pengecekan tentang pemahaman siswa .
Dalam kegiatan ini siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran yaitu:
a) Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta atau formatif
terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam prose pembelajaran.
Sehingga cenderung metode ceramah dan tanya jawab akan banyak digunakan.
b)Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajaranya lebih mengembangkan konsep
atau sub pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktifitas social. Kegiatan guru akan lebih
banyak memantau dan mengawasi kelompok belajar sehingga setiap siswa dalam kelompok turut
berpartisipasi.
c) Kegiatan belajar individual
Artinya setiap anak yang belajar dikelas mengerjakan atau melakukan kegiatan belajar masing-masing.
Dalam pembeljaran individu ini setiap siswa dituntun untuk mengerjakan tugasnya sesua dengan
kemampuan yang mereka miliki. Implikasi dari pembelajaran individual ini guru harus banyak
memberikan perhatian dan pelayanan secara individual, sebab setiap anak berbeda kemampuanya.
5. Penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian
terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kegiatan ini meliputi :
a) Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian.
b) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternative kegiatan diantaranya : memberikan tugas
atau latihan –latihan , menugaskan mempelajari materi tertentu .
c) Mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya..
6. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan. Berbagai contoh bentuk penilaian antara lain :
tes, tes tulis, kinerja, penugasan tergantung aspek apa yang akan diukur.

D. Prinsip-prinsip yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan


Pembelajaran

Prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi:


1. Guru diharapkan tidak menjadi single aktor, yang senantiasa mendominasi kegiatan pembelajaran,
namun sebaliknya dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu guru hanya berperan sebagai fasilitator
dalam pembelajaran.
2. Tugas yang diberikan kepada peserta didik baik individu maupun kelompok harus jelas, dan kerja
samaantar kelompok diperlukan dalam proses pembelajaran terpadu.
3. Guru harus kaya dengan berbagai ide dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, danpelaksanaan
pembelajaran terpadu harus sesuai dengan skenario langkah langkah pembelajaran terpadu. [5]

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid,, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:


Remaja Rosda Karya, 2006.
Khaeruddin, dkk., kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta: Pilar media, 2007.
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009,
Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana
Prenenada Media Group, 2008
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2008
Ymin, Matinis, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, Jakarta: UI-Prees, 2004.

[1] Khaeruddin, dkk., kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pilar media, 2007.). h.76
[2] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2008). h.
122

[3] Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana
Prenenada Media Group, 2008)h.132-134
[4]
Abdul Majid,, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2006.).h. 187
[5] Ymin, Matinis, Pengembangan Kompetensi Pebelajar,( Jakarta: UI-Prees, 2004.)
[6]
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, h 239-241

Anda mungkin juga menyukai