Anggaran Dasar
Anggaran Rumah Tangga
Pedoman Struktur
Pedoman Kesekretariatan
Pedoma Kerja Nasional
Konstitusi HMI
ii Konstitusi HMI
konstitusi.indd 2 25/07/2009 22:36:11
Daftar Isi
Anggaran Dasar 1
Anggaran Rumah Tangga 7
Pedoman Struktur 27
Pedoman Kesekretariatan 65
Pedoman Kerja Nasional 95
Bismillahirromanirrahiim
MUQODDIMAH
Konstitusi HMI
Pasal 2 : HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan
dengan tanggal 5 Februari 1947, untuk waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
ASAS TUJUAN, USAHA DAN SIFAT
Konstitusi HMI
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 9 : Anggota HMI terdiri atas Anggota Muda, Anggota Biasa dan Anggota
Kehormatan.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Konstitusi HMI
KESEKRETARIATAN
BAB VII
KEUANGAN
BAB VIII
ATRIBUT ORGANISASI
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Konstitusi HMI
Konstitusi HMI
Bismillahirrohmanirrahiim
BAB I
KEANGGOTAAN
BAGIAN I : ANGGOTA
Pasal 1 : Anggota Muda ialah mahasiswa Islam yang telah memenuhi syarat
keanggotaan.
Pasal 2 : Anggota Biasa ialah anggota muda yang telah memenuhi syarat untuk menjadi
anggota biasa dan atau mahasiswa Islam yang telah lulus Latihan Kader I
yang dianggap sah oleh Pengurus Cabang.
Pasal 3 : Anggota Kehormatan ialah orang yang dianggap telah berjasa kepada HMI
yang ditetapkan oleh Pengurus Cabang atau Pengurus Besar.
Pasal 4 : a. Setiap mahasiswa Islam yang ingin menjadi anggota harus menyatakan
persetujuannya terhadap Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Khittah Perjuangan serta Pedoman-pedoman lainnya;
b. Bila telah memenuhi apa yang tersebut dalam ayat a, serta pernah
mengikuti aktivitas HMI dan memenuhi syarat keanggotaan, maka yang
bersangkutan dinyatakan sebagai Anggota Muda HMI;
c. Anggota muda yang telah memenuhi syarat untuk menjadi anggota biasa
dan atau mahasiswa Islam yang telah lulus Latihan Kader I berhak
menjadi Anggota Biasa;
d. Syarat untuk menjadi anggota kehormatan ditentukan oleh Pengurus
Cabang berdasarkan aturan-aturan HMI setelah melihat dedikasi,
aktivitas, kontinuitas, dan komitmen perjuangannya terhadap HMI.
Konstitusi HMI
konstitusi.indd 7 25/07/2009 22:36:11
BAGIAN III : HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Konstitusi HMI
Konstitusi HMI
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
A. STRUKTUR KEKUASAAN
BAGIAN I : KONGRES
Pasal 14 : Status
a. Kongres merupakan musyawarah utusan cabang-cabang;
b. Kongres memegang kekuasaan tertinggi organisasi;
c. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali;
d. Kongres dapat diadakan menyimpang dari ayat c jika atas inisiatif 1 (satu)
Cabang, dan disetujui lebih dari separuh jumlah Cabang-cabang.
Pasal 15 : Kekuasaan/Wewenang
a. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Besar HMI;
b. Mendengar Laporan Pelaksanaan Tugas Majelis Syuro Organisasi;
c. Menetapkan Anggaran Dasar, Aanggaran Rumah Tangga, Khittoh
Perjuangan, dan Pedoman-pedoman Operasional HMI;
d. Memilih Ketua Umum HMI yang merangkap sebagai Formateur dan
memilih 4 (empat) Mide Formateur;
e. Menunjuk Majelis Syuro Organisasi.
Pasal 16 : Tata Tertib
a. Peserta Kongres terdiri dari Utusan Cabang dan Peninjau;
b. Utusan Cabang mempunyai Hak Suara dan Hak Bicara;
c. Peninjau hanya memiliki hak bicara
d. Peninjau adalah Pengurus Besar yang telah dinyatakan demisioner dan
peninjau dari cabang-cabang;
e. Pimpinan Kongres dipilih dari peserta oleh Utusan Cabang, dan berbentuk
Presidium yang memahami konstitusi HMI dengan baik;
f. Steering Committee Kongres memimpin sidang kongres sebelum Presidium
Kongres terbentuk;
10 Konstitusi HMI
n-1
Sn = a p
Sn : Batas atas Jumlah anggota a : 50
p : Pembanding = 2 n : Jumlah utusan
Contoh Jumlah Anggota Utusan
50 =1
100 =2
200 =3
400 =4
800 =5
1600 =6
Dan seterusnya = dst
BAGIAN II : KONFERENSI
Pasal 17 : Status
a. Konferensi merupakan musyawarah utusan komisariat-komisariat
ditingkatan cabang;
b. Konferensi memegang kekuasaan tertinggi ditingkat cabang;
c. Konferensi diadakan 1 (satu) kali setahun;
Konstitusi HMI 11
12 Konstitusi HMI
Pasal 20 : Status
a. Rapat Anggota merupakan musyawarah anggota Komisariat;
b. Rapat Anggota memegang kekuasaan tertinggi ditingkat Komisariat
c. Rapat Anggota diadakan 1 (satu) tahun sekali;
d. Rapat Anggota dapat menyimpang dari ayat a jika atas inisiatif 1 (satu)
anggota dan disetujui lebih dari separuh jumlah anggota pleno
Komisariat.
Pasal 21 : Kekuasaan/Wewenang
Konstitusi HMI 13
h. Apabila ayat g tak dapat dipenuhi, Rapat Anggota dapat diundur maskimal
1 x 24 jam dan dinyatakan sah;
B. STRUKTUR PIMPINAN
BAGIAN I : PUSAT
Pasal 23 : Status
a. Pengurus Besar adalah badan tertinggi di struktur kepemimpinan HMI;
b. Masa jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun;
Pasal 24 : Pengurus Besar
a. Pengurus Besar terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara
Umum, Pengurus Harian, Lembaga Koordinasi, Lembaga-Lembaga
kekaryaan dan Lembaga-Lembaga Khusus dan para stafnya;
b. Pengurus Besar adalah anggota HMI yang pernah menjadi Pengurus
Cabang, dan telah lulus Latihan Kader II dan senior course;
c. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap, maka dapat diangkat Pejabat
Ketua Umum oleh Rapat Presidium Pengurus Besar;
Pasal 25 : Tugas dan Kewajiban :
a. Pengurus Besar Melaksanakan Ketetapan-Ketetapan Kongres;
b. Pengurus Besar menjalankan tugasnya setelah dilakukan serah terima dari
pengurus periode sebelumnya;
c. Pengurus Besar wajib mengumumkan ke seluruh Cabang segala Kebijakan
Strategis HMI;
d. Ketua Umum Pengurus Besar HMI bertanggungjawab pada Kongres.
Pasal 26 : Forum pengambilan keputusan pengurus besar terdiri dari :
a. Rapat pleno, adalah forum pengambilan keputusan untuk mengevaluasi
atas pelaksanaan amanah kongres yang diadakan minimal tiap 6 bulan
dan minimal dihadiri oleh ketua umum, sekretaris jendral, bendahara
umum, dan lebih dari separuh pimpinan lembaga-lembaga HMI;
14 Konstitusi HMI
c. Rapat harian adalah forum koordinasi yang diadakan secara periodik yang
dipimpin oleh ketua umum atau sekretaris jendral
BAGIAN II : C A B A N G
Pasal 27 : Status
a. Cabang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk oleh Pengurus Besar
di tempat yang ada Perguruan Tinggi pada satu Kabupaten/Kota atau di
beberapa kabupaten/kota.
b. Cabang dapat didirikan dengan sekurang-kurangnya memiliki Ketua
Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum, dan disahkan oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Jenderal HMI dengan status cabang persiapan;
c. Cabang persiapan menjadi cabang Penuh jika telah memenuhi 30 anggota
dan telah mendapat bimbingan minimal satu tahun oleh Pengurus Besar;
d. Penetapan Cabang Penuh dilakukan melalui Surat Keputusan Ketua Umum
dan Sekretaris Jendral Pengurus Besar HMI;
e. Pendirian cabang dapat dilakukan oleh Anggota atau Komisariat yang
sebelumnya telah masuk pada satu cabang tertentu yang disetujui oleh
pengurus cabang bersangkutan.
Pasal 28 : Pengurus Cabang
a. Pengurus Cabang adalah badan tertinggi dalam struktur kepemimpinan
HMI ditingkat Cabang;
b. Pengurus Cabang terdiri dari Ketua Umum dan Pengurus Harian,
Koordinator Komisariat, Lembaga-Lembaga khusus, dan Lembaga-
Lembaga Kekaryaan;
c. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah 1 (satu) tahun;
d. Pengurus Cabang adalah anggota yang pernah menjadi Pengurus
Komisariat dan/atau telah lulus Latihan Kader II;
e. Apabila Ketua Umum Pengurus Cabang berhalangan tetap, dapat diangkat
Pejabat Ketua Umum oleh Rapat Presidium Pengurus Cabang.
Konstitusi HMI 15
c. Rapat harian adalah forum koordinasi yang diadakan secara periodik yang
dipimpin oleh ketua umum atau sekretaris umum.
Pasal 31 : Status
a. Komisariat merupakan kesatuan organisasi pada suatu Perguruan
Tinggi/Fakultas/Jurusan, atau beberapa Fakultas/Jurusan pada perguruan
tinggi yang sama yang dibentuk oleh Pengurus Cabang;
b. Pendirian Komisariat dapat dilakukan sekurang-kurangnya harus ada 3
(tiga) anggota komisariat dengan status komisariat persiapan;
c. Komisariat persiapan menjadi komisariat penuh jika telah memenuhi 10
anggota dan telah mendapat bimbingan minimal 6 bulan dari cabang.
d. Pendirian Komisariat dapat dilakukan oleh Anggota HMI yang sebelumnya
telah masuk dalam satu komisariat tertentu dengan mengajukan
16 Konstitusi HMI
c. Rapat harian adalah forum koordinasi yang diadakan secara periodik yang
dipimpin oleh ketua umum atau sekretaris umum.
Konstitusi HMI 17
A. KOMISI KEBIJAKAN
Pasal 35 : Status
a. Komisi kebijakan adalah bentuk Pengurus Harian dari Pengurus Besar;
b. Komisi kebijakan disusun oleh Formatur dan Mide Formatur dengan
ketetapan Ketua Umum HMI;
c. Formasi Komisi Kebijakan adalah Ketua Komisi Kebijakan dan para
anggota Komisi Kebijakan;
Pasal 36 : Tugas dan Kewajiban
a. Menetapkan kebijakan-kebijakan keorganisasian HMI;
b. Melakukan kerjasama-kerjasama organisasi dengan berbagai pihak;
c. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum HMI;
B. BIDANG KERJA
Pasal 37 : Status
a. Bidang Kerja adalah bentuk Pengurus Harian dari Pengurus Cabang;
b. Bidang Kerja disusun oleh Formatur dan Mide Formatur dengan ketetapan
Ketua Umum Cabang HMI;
c. Formasi Bidang Kerja adalah Ketua Bidang dan para anggota Bidang.
Pasal 38 : Tugas dan Kewajiban
a. Membantu Ketua Umum dalam Menjalankan amanah Konferensi yang
diberikan pada kepengurusan menurut bidang kerjanya;
b. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan organisasi:
c. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum Cabang;
C. UNIT AKTIFITAS
Pasal 39 : Status
a. Unit Aktifitas adalah bentuk minimal Pengurus Harian dari Pengurus
Komisariat;
b. Unit Aktifitas disusun oleh Formatur dan Mide Formatur dengan ketetapan
Ketua Umum Komisariat HMI;
c. Formasi Unit Aktifitas adalah Ketua Unit Aktifitas dan para anggota
Anggota Unit aktifitas;
18 Konstitusi HMI
A. BADAN KOORDINASI
Pasal 41 : Status
a. Badan Koordinasi adalah Pengurus Besar yang mengkoordinir aktifitas
internal HMI di beberapa cabang dalam satu wilayah tertentu;
b. Pembagian wilayah yang dikoordinir ditetapkan Ketua Umum HMI;
Pasal 42 : Struktur
a. Formasi Pengurus Badan Koordinasi sekurang-kurangnya terdiri dari
Ketua, Sekretaris, dan Bendahara;
b. Pejabat Ketua Badan Koordinasi dapat diangkat oleh Ketua Umum HMI,
jika Ketua Badan Koordinasi tersebut berhalangan tetap, dengan
memperhatikan aspirasi Cabang-cabang;
c. Masa jabatan Pengurus Badan Koordinasi adalah 2 (dua) tahun;
Pasal 43 : Tugas dan Kewajiban
a. Mengkoordinir kebijakan-kebijakan Pengurus Besar oleh cabang-cabang
diwilayah koordinasinya;
b. Menjalankan peran-peran HMI dicabang-cabang wilayahnya;
c. Membentuk Cabang baru di wilayah koordinasinya;
d. Melantik Pengurus Cabang di Wilayah Koordinasinya
e. Memberikan bimbingan, mengkoordinasikan, dan mengawasi kegiatan-
kegiatan Cabang dalam wilayah koordinasinya;
f. Meminta laporan Cabang-Cabang dalam wilayah koordinasinya;
g. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum HMI;
h. Memberikan laporan kerja ke Musyawarah Badan Koordinasi;
Konstitusi HMI 19
B. KOORDINATOR KOMISARIAT
Pasal 45 : Status
a. Koordinator Komisariat adalah Pengurus Cabang yang mengkoordinir
Komisariat di 1 (satu) atau beberapa Perguruan Tinggi;
b. Pembagian komisariat yang dikoordinir ditetapkan Ketua Umum Cabang;
Pasal 46 : Struktur
a. Formasi Pengurus Koordinator Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan Bendahara;
b. Pejabat Ketua Koordinator Komisariat dapat diangkat oleh Ketua Umum
Cabang HMI jika Ketua Koordinator Komisariat tersebut berhalangan
tetap, dengan memperhatikan aspirasi komisariat- komisariat;
c. Masa jabatan Pengurus Koordinator Komisariat adalah 1 (satu) tahun.
20 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 21
22 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 23
BAB III
KESEKRETARIATAN
BAB IV
KEUANGAN
Pasal 65: Sumber Keuangan Internal organisasi berasal dari Uang Pangkal dan Iuran
yang diserahkan Anggota.
Pasal 66 :Uang pangkal diberikan Anggota kepada Pengurus Cabang saat ia
mendaftarkan diri jadi Anggota HMI.
Pasal 67 :Iuran anggota diberikan Anggota kepada Pengurus Komisariat secara periodik
selama ia menjadi Anggota HMI.
Pasal 68 :20 (dua puluh) persen iuran anggota yang diterima pengurus Komisariat
adalah hak milik dari Pengurus Cabang dan maksimal 20 (dua puluh) dari
jumlah yang diterima Pengurus Cabang adalah hak milik Pengurus besar.
24 Konstitusi HMI
BAB IV
ATRIBUT ORGANISASI
BAB V
ATURAN TAMBAHAN
Konstitusi HMI 25
Bismillahirromanirrahiim
BAB I
PENDAHULUAN
Konstitusi HMI 27
28 Konstitusi HMI
1. Kongres
Kongres merupakan struktur kekuasaan yang berbentuk forum dan
dilaksanakan setiap dua tahun sekali diakhir periode Pengurus Besar. Pelaksanaan
diluar waktu ini dapat diadakan atas pengajuan satu cabang yang kemudian
disepakati oleh sebagian besar cabang lainnya pelaksanaan diluar waktu normal,
tanggungjawabnya dipegang oleh cabang pengusul dan yang menyetujuinya.
Kongres pada dasarnya memiliki beberapa kekuasaan atau wewenang utama yang
dapat dipakai, yaitu:
a. Menetapkan Pedoman Dasar (Anggaran Dasar), Pedoman Penjelas (Aanggaran
Rumah Tangga, Khittah Perjuangan) dan Pedoman Operasional (Pedoman
Perkaderan, Pedoman Keanggotaan, Pedoman Struktur Organisasi, Pedoman
Kesekretariatan, Pedoman Keuangan, Pedoman Atribut dan Pedoman lembaga-
lembaga.
b. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Besar HMI.
c. Memilih Ketua Umum HMI yang merangkap sebagai Formatur.
d. Memilih 4 (empat) Mide Formatur yang bertugas membantu Formatur dalam
pembentukan struktur kepengurusan. Mide Formatur akan bubar dengan
sendirinya saat Pengurus yang dibentuk dilantik.
e. Menunjuk Majelis Syuro Organisasi atas usulan cabang-cabang. Masing-masing
cabang cukup menunjuk 3 nama calon dan kongres menetapkan maksimal 13
orang bersuara terbesar menjadi bagian dari MSO.
f. Melakukan pembubaran organisasi.
g. Melakukan Pelaksanaan Banding tingkat akhir atas keputusan cabangdalam
memecat anggotanya.
h. Menentukan agenda-agenda organisasi yang lainnya.
Konstitusi HMI 29
30 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 31
3. Rapat Anggota
Pada tingkat kekuasaan terendah Rapat Anggota merupakan forum yang
dihadiri oleh semua anggota komisariat yang diadakan tiap tahun. Wewenang dan
kekuasaan yang dimiliki oleh Rapat Anggota adalah :
1. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Komisariat.
2. Menetapkan Garis Besar Program Kerja Komisariat.
3. Memilih Ketua Umum HMI yang merangkap sebagai Formatur.
32 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 33
34 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 35
B. Pengurus Cabang
Pengurus Cabang merupakan sebuah struktur pimpinan dari sebuah
cabang yang dibentuk oleh Pengurus Besar. Pembentukan Cabang dilakukan jika:
1. Adanya sumber daya yang dipandang mampu menggerakan cabang selama
kurun waktu minimal 2 tahun.
2. Adanya sarana komunikasi yang dapat menciptakan kondisi transfer informasi
antara cabang dan Pengurus Besar dan dengan cabang-cabang lainnya.
3. Pembentukan cabang didasarkan atas pertimbangan dan kemampuan elemen
Pengurus Besar yang bernama Badan Koordinasi dalam menjaga eksistensi
cabang minimal selama 2 tahun.
4. Pembentukkan cabang baru oleh disuatu kota atau kabupaten yang sudah ada
cabangnya harus seizin cabang yang bersangkutan.
Suatu Cabang dapat ”diberikan sanksi” oleh Pengurus Besar jika Pengurus
Cabang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebijakan Pengurus Besar
atau melakukan pelanggaran-pelanggaran konstitusi. Tahapannya adalah:
Teguran 1 : Dalam waktu maksimal 3 bulan cabang harus melakukan
tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus Besar. Teguran ini
hanya diketahui oleh Cabang dan Pengurus Besar.
Teguran 2 : Dalam waktu maksimal 3 bulan berikutnya cabang harus
melakukan tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus Besar.
Teguran ini dapat diketahui oleh cabang lain di satu wilayah Badan
Koordinasinya.
Teguran 3 : Dalam waktu maksimal 3 bulan berikutnya cabang harus
melakukan tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus Besar.
Teguran ini dapat diketahui oleh cabang lain diseluruh Indonesia.
Sanksi : Penurunan status cabang dari status cabang penuh ke cabang
persiapan,kemudian cabang diberi waktu maksimal 3 bulan
36 Konstitusi HMI
Pembubaran : Jika dalam kurun waktu 2 tahun tidak ada tanda-tanda kedua
kondisi diatas dapat dipenuhi secara menyeluruh maka PB dapat
melakukan pembubaran Cabang.
Cabang yang dibekukan tidak memiliki hak apapun dalam kongres dan
forum-forum lainnya kecuali hak untuk hadir dan hak mendapatkan informasi
atas segala hal yang berkaitan dengan HMI. Aktifitas keanggotaan dapat terus
berlangsung dengan kendali ketua Badan Koordinasi sebagai pimpinan cabang.
Namun aktifitas eksternal tidak dapat dilakukan sama sekali.
Cabang yang dibentuk dari status ”tidak ada cabang” atau Cabang yang
dipulihkan dari status ”Cabang dibekukan” adalah Cabang yang berstatus
”Persiapan”. Perbedaan status ini hanya memiliki perbedaan pada hak jumlah
utusan yang bisa dikirim ke kongres. Utusan bagi cabang persiapan maksimal
hanya 1 utusan saja walaupun jumlah anggotanya melebihi dari porsi 1 utusan
cabang. Status cabang Persiapan dapat berlaku maksimal dalam waktu 1 tahun.
Pengurus Cabang terdiri dari Pengurus Harian, Pimpinan Lembaga
Koordinasi, Pimpinan Lembaga Khusus dan Pimpinan Lembaga Kekaryaan serta
semua stafnya. Pengurus Harian dipilih oleh Formatur dan ditetapkan oleh Ketua
Umum, sedangkan Pimpinan Lembaga Koordinasi, Lembaga Khusus dan Lembaga
Kekaryaan ditetapkan oleh Ketua Umum berdasarkan usulan musyawarah
Lembaga. Staf yang ada dikepengurusan ditetapkan oleh Ketua Umum.
Pengurus cabang memiliki peran yang berbeda dengan Pengurus Besar.
Pengurus cabang memiliki fungsi Mobilisator organisasi. Hal ini mengakibatkan
Konstitusi HMI 37
38 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 39
40 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 41
42 Konstitusi HMI
D. Bendahara Umum
Bendahara Umum merupakan bagian dari Struktur Kepemimpinan yang
memiliki peran membantu Ketua Umum dalam wilayah keungan Organisasi.
Wewenang Bendahara Umum sendiri ada beberapa yaitu :
1. Melakukan regulasi atas penggunaan segala aset yang dimiliki oleh HMI.
2. Menentukan distibusi Keuangan ke tiap elemen Struktur Kepemimpinan.
3. Mengontrol penggunaan aset HMI oleh seluruh elemen Struktur
Kepemimpinan.
4. Mencari dan mengelola sumber keuangan HMI baik itu dari lingkungan
eksternal dan lingkungan internal HMI.
Bendahara Umum ditentukan dan ditetapkan oleh Formatur dan Mide
Formatur. Namun para staf Kebendaharaan ditentukan oleh Bendahara Umum
dengan SK Ketua Umum Struktur Kepemimpinan HMI. Dengan demikian
Bendahara Umum dan seluruh stafnya bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
Sebagaimana halnya Ketua Umum, Bendahara Umumpun baik itu pada
tingkat Pusat, Cabang ataupun Komisariat, harus mendelegasikan kekuasaannya
untuk sementara waktu kepada salah satu Ketua atau Sekretaris (sekjen atau
sekum) jika ia tidak mampu menjalankan tugas dalam kurun waktu minimal 14
Konstitusi HMI 43
Konstitusi HMI 45
46 Konstitusi HMI
Perkaderan
Latihan Kader + + + +
Pengader + + +
Senior Course + +
Kemandirian +
Kepengurusan
Regenerasi + + + +
Konstitusi HMI 47
Laporan +
Aktifitas
Kajian + + + +
Kepanitian + + +
Kegiatan Regional + +
Kegiatan Nasional +
Jaringan
Pengakuan + + + +
Intra Kampus + + +
Organisasi masyarakat + +
Organisasi keNegaraan +
Konstitusi HMI 49
50 Konstitusi HMI
Perkaderan
Forum Perkenalan + + + +
Latihan Kader I + + +
Pengader +
Kepengurusan
Regenerasi + + + +
Laporan +
Aktifitas
Kajian + + + +
Kepanitian + + +
Kegiatan Wilayah + +
Konstitusi HMI 51
Jaringan
Pengakuan + + + +
Intra Kampus + + +
Organisasi masyarakat + +
Organisasi keNegaraan +
G. Lembaga Khusus
Keberadaan Lembaga Khusus tidak lain untuk melaksanakan tugas-tugas
kewajiban dalam bidang khusus yang tidak dapat tertampung pada struktur
lainnya. Lembaga ini juga bersifat Semi Otonom dari Struktur Pimpinan, artinya:
a. Lembaga Khusus melalui Musyawarah Lembaga diberi hak untuk
menentukan calon pimpinannya dengan mengusulkan 3 calon ketua untuk dipilih
1 diantaranya oleh Ketua Umum Pengurus Besar untuk tingkat Pusat
dan pengurus Cabang pada tingkat cabang.
b. Pimpinan Lembaga Khusus diberi hak untuk membentuk struktur dan
mengangkat staf kepengurusannya secara sepihak dimana staf-staf tersebut
memiliki status yang sama (Pengurus Besar untuk tingkat pusat dan
Pengurus Cabang untuk tingkat Cabang).
c. Lembaga Khusus diberi otonomi dalam menentukan agenda kerjanya diluar
forum rapat penentuan agenda kerja Struktur Pimpinan.
Konstitusi HMI 53
54 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 55
56 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 57
58 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 59
Konstitusi HMI 61
62 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 63
x INTERNAL
x EKSTERNAL
KETUA CABANG
BIDANG KERJA L KEKARYAAN L KHUSUS L KOORDINASI
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS KOMISARIAT
KETUA KOMISARIAT
UNIT AKTIFITAS L KHUSUS L KEKARYAAN
64 Konstitusi HMI
Bismillahirromanirrahiim
BAB I
SEKRETARIAT
Konstitusi HMI 65
SEKRETARIAT
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(Association Of Islamic University Students)
CABANG MEDAN
SUMATERAUTARA
Jl Durung no 158 Medan 20222 Telp (061) 4552139
e-mail: hmimedan@yahoo.com
66 Konstitusi HMI
ADMINISTRASI HMI
A. Surat Menyurat
1. Bersifat pelayanan;
2. Bersifat menetes ke seluruh bagian atau aparat organisasi, dan;
3. Dilaksanakan semua pihak dalam organisasi.
Ciri yang pertama berarti bahwa ketatausahaan service work (pekerjaan
pelayanan) berfungsi memudahkan (facilitating function), dilakukan untuk
membantu pekerjaan-pekerjaan lain agar dapat berjalan lebih efektif.
Sebagai service work, ketatausahaan memberikan pelayanan ke pelbagai
bagian atau aparat organisasi. Konsekuensinya, ia tidak berdiri sendiri, tetapi
senantiasa terkait dengan pekerjaan operatif atau fungsi substantif lainnya.
Konstitusi HMI 67
1. Kepala Surat;
Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kepala surat adalah :
PENGURUSBESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(Association Of Islamic University Students )
Sekretariat : Jl. Mesjid Baru No. 18 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510 Telp. 021-7992750,
SMS-Center 0815 -84148020, Fax. 00 62 21 7992750 e-mail : pb-hmi@telkom.net ,
http://www.hminews.com
68 Konstitusi HMI
Konstitusi HMI 69
70 Konstitusi HMI
Keterangan :
Konstitusi HMI
71
2. Isi Surat
a. Surat Biasa
(1) Penomoran
72 Konstitusi HMI
Kalimat pendahuluan seharusnya tidak lebih dari satu alinea, yang berisi
ucapan syukur kepada Allah SWT atas rahmat yang diberikannya dan
pujian rasul dan keluarganya.
a. Tidak berbelit-belit;
Konstitusi HMI 73
Contoh:
Nama lembaga pada pengirim surat maksimal terdiri dari tiga baris,
dimana baris pertama adalah Himpunan Mahassiawa Islam, baris kedua
dan ketiga adalah institusi lembaga.
Stempel...
MASHUDI MUQOROBBIN ABDUL HADY
Stempel...
SYAFINUDIN AL MANDARI M SYIFA AMIN WIDIGDO
KOORDINATOR SEKRETARIS
74 Konstitusi HMI
Stempel...
H. M. AQIL RAHMAN MUHAMMAD KASMAN
Stempel...
YUSUF GUNAWAN FAHRIE NOER
Stempel...
HARIMAN HARTONO
Stempel...
SUSANTO LIBBIE ANATAGIA
Konstitusi HMI 75
Stempel panitia
CABANG YOGYAKARTA
Konstitusi HMI 77
b. Surat Keputusan
3. Surat Mandat/Tugas
Konstitusi HMI 79
80 Konstitusi HMI
a. Surat Masuk
Surat masuk adalah surat yang diterima dari luar yang kemudian akan
mulai perjalanannya sampai dengan dimasukkannya surat ke file-file
(arsip) organisasi. Surat yang baru diterima diagendakan terlebih dahulu
dilampiri kartu disposisi yang berbentuk :
SURAT DISPOSISI
Tanggal Terima :
a. Surat Keluar
Surat keluar adalah surat yang kita keluarkan untuk mengemukakan
kehendak, pemikiran dan maksud kita kepada pihak lain. Surat keluar
melalui sirkulasi sebagai berikut:
Konstitusi HMI 81
5. Surat Elektronik
1. Format surat seperti format biasa yang dikirmkan dalam bentuk PDF.
2. Surat tetap memuat tanda tangan yang berwenang walau tanpa stempel
organisasi
3. Alamat e-mail pihak pengirim dan pihak yang dituju merupakan alamat
yang terdaftar dalam organisasi (ditetapkan melalui Surat Ketetapan dari
Struktur Kepemimpinan) sebagai alamat yang berwenang melakukan
pengirIman surat via internet.
Pengiriman surat dengan memakai mesin fax harus melalui prosedur:
1. Format surat sama dengan format yang biasa (lengkap dengan tanda tangan
dan stempel organisasi).
2. Nomor fax pihak pengirim dan pihak yang dituju merupakan alamat yang
terdaftar dalam organisasi (ditetapkan melalui Surat Ketetapan dari
Struktur Kepemimpinan) sebagai nomor yang berwenang.
3. Pihak pengirim harus mengirimkan dokumen aslinya kepada pihak yang
dituju setelah melakukan pengiriman surat melalui fax selambat-lambatnya
3 x 24 Jam.
Pengriman pesan melalui pelayanan pesan singkat (Short Messege Services)
harus melalui nomor telepon yang telah ditetapkan sebagai nomor telepon
82 Konstitusi HMI
6. Buku Ekspedisi
B. Dokumen Organisasi
Dokumen adalah semua tanda bukti yang sah menurut hukum dari peristiwa-
peristiwa atau kejadian-kejadian dan kemudian disimpan. Sedangkan Dokumentasi
adalah segala upaya untuk pencarian, pengumpulan, penyimpanan, serta
pengawetan dokumen-dokumen organisasi. Bentuk-bentuk dokumen beserta
aturannya adalah sebagai berikut:
Konstitusi HMI 83
C. Penyimpanan/Pengarsipan
1. Chronological filling
2. Geographical filling
3. Subject filling
4. Numerical filling
5. Alphabetic filling
Artinya setiap dokumen-dokumen HMI harus disusun sesuai dengan periode
kepengurusannya yang kemudian diikuti berdasarkan wilayahnya. Urutan
penyusunan berikutnya berdasarkan subjek atau bidang, kemudian diikuti oleh
nomor surat atau alphbet dokumen non surat. Pengarsipan secara elektornik harus
dilakukan juga sehingga semua dokumen terjaga kelestarian-nya dari waktu
kewaktu. Namun format yang digunakan adalah format yang tidak memungkinkan
seseorang mengganti atau merubah isi dokumen tersebut.
84 Konstitusi HMI
D. Tingkat Kerahasiaan
1. Rahasia Utama
Informasi atau dokumen hanya boleh diketahui oleh Ketua Umum PB HMI,
Sekretrasi jendral PB HMI, Bendahara Umum PB HMI, dan Koordinator MSO PB
HMI. Informasi atau dokumen rahasia ini harus dimusnahkan segera setelah
keempat pihak tersebut mengetahuinya. Ke empat pihak tersebut dilarang
menyebarluaskan informsai dan dokumen tersebut kepada pihak lain seumur
hidupnya.
2. Rahasia Utama Terbatas
Informasi atau dokumen hanya boleh diketahui oleh Ketua Umum Cabang,
Sekretrasi Umum Cabang, Bendahara Umum Cabang, Koordinator MSO Cabang
dan Ketua Umum PB HMI, serta satu pihak yang bersangkutan (individu atau
Pengurus Terkait) Informasi atau dokumen rahasia ini harus dimusnahkan segera
setelah kelima pihak tersebut mengetahuinya. Kesemuanya dilarang
menyebarluaskan informsai dan dokumen tersebut kepada pihak lain seumur
hidupnya.
3. Sangat Rahasia
Informasi atau dokumen yang hanya boleh diketahui oleh Presidium dan
Koordinator MSO. Infomasi dan dokumen ini harus disimpan (baik itu milik PB
atau cabang) oleh Sekretaris jendral PB HMI. Hanya dapat diturunkan satu
tingkat dalam waktu 25 tahun kedepan. Begitu seterusnya dalam penurunan
tingkat kerahasiaannya.
4. Rahasia
Informasi atau dokumen yang hanya boleh diketahui oleh Pengurus dan MSO.
Infomasi dan dokumen ini harus disimpan (baik itu milik PB atau cabang) oleh
Sekretaris jendral PB HMI. Hanya dapat diturunkan satu tingkat dalam waktu 25
tahun kedepan. Begitu seterusnya dalam penurunan tingkat kerahasiaannya.
Konstitusi HMI 85
Informasi atau dokumen yang hanya boleh diketahui oleh Pengurus Besar, MSO,
Ketua Cabang dan koordinator MSO cabang. Infomasi dan dokumen ini harus
disimpan (baik itu milik PB atau cabang) oleh Sekretaris jendral PB HMI. Hanya
dapat diturunkan satu tingkat dalam waktu 25 tahun kedepan. Begitu seterusnya
dalam penurunan tingkat kerahasiaannya.
6. Terbuka
Informasi atau dokumen yang hanya boleh diketahui oleh Kader HMI saja. Hanya
dapat diturunkan satu tingkat dalam waktu 25 tahun kedepan. Infomasi dan
dokumen ini harus disimpan oleh Sekretaris Jendral/Umum.
7. Publik
E. Administrasi Keanggotaan
Anggota HMI merupakan sasaran kerja, pembinaan dan perkaderan
organisasi sehingga perlu ada administrasi yang rapi tentang anggota HMI yang
kongkrit dan terarah. HMI adalah organisasi kader sehingga HMI selalu menerima
anggota baru, selanjutnya melalui proses/jenjang perkaderan dan akhirnya
melepaskan diri sebagai alumni HMI.
Setiap anggota HMI (baik itu anggota biasa ataupun anggota kehormatan)
berhak mendapat Kartu Anggota setelah melewati prosesi pelantikan anggota.
Pengurus Cabang merupakan pihak yang paling berhak mengeluarkan kartu
keanggotaan tersebut kepada anggota HMI. Format kartu anggota yang digunakan
oleh pengurus cabang untuk anggotanya memakai format yang telah diputuskan
dalam Kongres HMI. Semua anggota tersebut juga berhak untuk dicatat dalam buku
daftar anggota. Hal ini dilakukan pada tingkatan cabang. Buku daftar anggota
memuat kolom-kolom sebagai berikut.
86 Konstitusi HMI
F. Inventarisasi Organisasi
G. Alat komunikasi.
Segala jenis alat komunikasi manusia dapat dijadikan sebagai alat komunikasi
dalam keorganisasian HMI dengan syarat alat itu memungkinkan untuk verifikasi dan
klarifikasi atas penyampaian dan penerimaan informasi. Sehingga informasi yang
diberikan atau diterima dapat dijadikan dasar atas aktifitas organisasi. Informasi yang
diberikan dalam pertukaran informasi harus ada identitas struktur penyampai
informasi, dan identitas individu penyampai informasi (nomor anggota, asal cabang,
asal komisariat) serta waktu dan lokasi informasi disampaikan.
Konstitusi HMI 87
Perpustakaan yang ideal bagi HMI meliputi buku-buku atau dokumen bentuk
lainnya yang diperlukan oleh anggota dalam rangka peningkatan kualitas anggota
HMI. Oleh karena itu perpustakaan HMI berisi koleksi buku-buku atau dokumen
bentuk lainnya, seperti :
88 Konstitusi HMI
KEPROTOKOLERAN
1. Pembukaan,
2. Pembacaan ayat suci Al Qur’an,
3. Himne HMI dan Mars Hijau Hitam
4. Laporan Panitia
5. Sambutan-sambutan
a. Tuan Rumah
b. Pengurus HMI Komisariat Pertanian UNTAD;
c. Pengurus HMI Cabang Palu;
d. Pengurus Besar HMI.
6. Acara lainnya,
Konstitusi HMI 89
90 Konstitusi HMI
Nomor : 26/A/SEK/7/1423
Lamp : Pemberitahuan LK III
Hal : 1 lembar (sejajar) Kepada yang kami hormati:
______________________
Di
______________________
(2 spasi)
Assalamu’alaikum wr wb
(1 spasi)
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
(1 spasi)
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
(1 spasi)
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
(1 spasi)
Billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum wr wb
(2 spasi) Jakarta, 05 Dzulkaedah 1425 H
Konstitusi HMI 91
Surat Mandat/Tugas
Nomor: 27/SEK/7/1423
(2 spasi)
_______________________________________
_______________________________________
(2 spasi)
Nama : ___________________________________________________________
Nomor Anggota : ___________________________________________________________
Jabatan : ___________________________________________________________
Alamat : ___________________________________________________________
Keperluan : ___________________________________________________________
Keterangan : ___________________________________________________________
(1 spasi
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
(1 spasi)
Bilahit tawfiq wal hidayah
(2 spasi)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
KOMISARIAT FAKULTAS TEKHNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(3 spasi)
M. MASHUR ROMANSYAH SULASMI
92 Konstitusi HMI
Surat Keterangan
Nomor: 28/A/SEK/7/1423
(2 spasi)
Assalamua’alaikum wr wb
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
(2 spasi)
Nama : ___________________________________________________________
No Identitas : ___________________________________________________________
Alamat : ___________________________________________________________
Tpt/ Tgl Lahir : ___________________________________________________________
(1 spasi)
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Bilahit tawfiq wal hidayah (1 spasi)
17 Desember 2005 M
(2 spasi)
CABANG YOGYAKARTA
(3 spasi)
Konstitusi HMI 93
PENGURUSBESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(Association Of Islamic University Students )
Sekretariat : Jl. Mesjid Baru No. 18 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510 Telp. 021-
7992750, SMS-Center 0815 -84148020, Fax. 00 62 21 7900099 e-mail : pb-hmi@telkom.net ,
http://www.hminews.com
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 29/ A/KPTS/ 7/1425
(1 spasi)
Tentang
(1 spasi)
SUSUNAN STRERING COMITEE
LATIHAN KADER III
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(2 spasi)
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
(1 spasi)
Menimbang : ______________________________________________________________
______________________________________________________________
(1 spasi)
Mengingat : ______________________________________________________________
______________________________________________________________
(1 spasi)
Memperhatikan : ______________________________________________________________
______________________________________________________________
(1 spasi)
Memutuskan
(1 spasi)
Menetapkan : ______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
(1 spasi)
Billahit tawfiq wal hidayah
(2 spasi)
Ditetapkan di : J AKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
Perjalanan HMI cukup memberikan gambaran tentang peran yang seharusnya
dimainkan dalam menggapai cita-cita organisasi. Sejak berdiri, para aktivis yang
menjadi motor penggerak organisasi mempunyai komitmen kuat terhadap Islam sebagai
visi gerakan. Syari’at Islam yang berawal, berakhir, dan bertumpu pada kekuatan
tauhid sangat menginspirasi dinamika langkah organisasi.
A. Pengertian
1. PKN adalah pokok-pokok kebijakan di segala bidang dalam rangka melakukan
pembaharuan, peningkatan, dan penyempurnaan terhadap kultur perkaderan
dan perjuangan untuk memberikan arahan dan pedoman bagi pencapaian tujuan
strategis yang ditetapkan oleh Kongres XXVII untuk periode 2009-2011 M
sebagaimana diamanatkan di dalam Muqoddimah, pasal asas, tujuan, sifat dan
usaha AD serta Khittah Perjuangan,
2. PKN merupakan haluan perkaderan dan perjuangan dalam bentuk garis-garis
besar sebagai pernyataan kehendak utusan-utusan cabang yang ditetapkan oleh
kongres XXVII,
3. PKN ini merupakan serangkaian program perkaderan dan perjuangan yang
bersifat holistik, terarah, terpadu yang berlangsung secara berkelanjutan,
4. Serangkaian agenda dalam program umum ini dimaksudkan untuk mewujudkan
tujuan HMI yaitu "Terbinanya Mahasiswa Islam menjadi Insan Ulul Albab Yang
Turut Bertanggung jawab Atas Terwujudnya Tatanan Masyarakat Yang Diridhoi
Allah SWT."
Konstitusi HMI 95
C. Prinsip Dasar
1. Keberpihakan
Saat ini semua pihak akan bertanya: “apa yang kamu lakukan?”
pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat umum dimana interaksi satu pihak
dengan pihak lain sangat intens dan luas. Jika ada yang ter”alienasi” dalam pola
interaksi ini maka ia adalah pihak yang tidak bisa berbuat apa saja atau hanya
bias melakukan kemauan pihak lain saja. Hal ini disebut dengan “kegagalan
berperan”. Peran adalah hal utama dalam interaksi kehidupan. Kini semua pihak
sudah tidak akan lagi bertanya “Siapa kamu?” tapi pertama kali akan ditanya
“Apa yang kamu lakukan?” dengan kata lain “Apa peranmu?”
Peran bukanlah adanya aktifitas belaka namun aktifitas yang didahuli oleh
kesadaran dalam memilih. Dalam konteks interaksi, “kesadaran dalam memilih”
ini disebut “keberpihakan”. Pilihan untuk berpihak inilah yang harus diambil
oleh HMI. Kepasifan atau ketidakmauan berpihak adalah sebuah apatisme
gerakan yang sangat memalukan. Berpihak tentunya adalah sikap dengan sadar
memilih untuk mengajak, menemani atau mendukung pihak lain. Pihak lain ini
adalah pihak yang memilki kesamaan atau kesesuaian atas tujuan organisasi HMI
itu sendiri.
2. Keadilan
HMI dalam melakukan aktifitas interaksinya tentu wajib memperjelas
keberpihakannya. Program Kerja Nasional sebagai arahaan aktifitas tersebut
akan menggambarkan bahwa keberpihakan HMI adalah “sistem yang adil”. Ini
akan menjadi identitas gerak organisasi dalam satu periode kepengurusan
mendatang. Sistem yang adil ini memang tidak akan pernah mencapai
kesempurnaankeadilan itu sendiri. Oleh sebab itu perbaikan-perbaikan harus
terus dilakukan. Uasaha yang berlanjut ini merupakan sebuah konsistensi yang
akan menjadi sebuah magnet dukungan dari berbagai pihak.
96 Konstitusi HMI
E. Fungsi
1. Memberikan arahan dalam mewujudkan visi dan misi HMI;
2. Memberikan arahan kepada organisasi di dalam melaksanakan peningkatan,
pembaharuan, dan penyempurnaan kultur perkaderan-perjuangan HMI
3. Memberikan arahan tentang pokok kebijakan dan program yang akan dijadikan
pedoman bagi HMI dalam menjalankan kegiatannya.
Konstitusi HMI 97
98 Konstitusi HMI
D. Optimalisasi sistem komunikasi dan sistem informasi eksternal HMI sehingga tiap lini
struktur HMI mampu berperan dalam dinamika sosial dilingkungan sekitarnya.
Beberapa pemahaman dasar yang harus dimiliki jajaran kepengurusan HMI
yaitu:
x Dituntut adanya kerjasama yang luas dengan organ-organ lainnya.
x Memberi dan menerima adalah dasar sebuah kerjasama dengan organ lain.
x Tidak ada organ lain yang dimusuhi, yang ada hanya perbedaan kepentingan.
x Independensi bukan berarti sendirian bergerak.
x Jalur komunikasi harus dijaga secara efektif melalui jalur kultural
x Kepentingan organisasi harus lebih besar dari pada lainnya dalam bekerjasama.
F. Pendampingan secara intensif terhadap cabang- baru dan cabang tidak sehat.
Pendampingan ini harus mampu menciptakan beberapa hal yaitu:
x Sistem peningkatan jumlah anggota yang berlanjut.
x Struktur pengader mampu minimal bertahan dalam 2 periode generasi dan
mampu melakukan regenerasi yang berlanjut.
x Adanya ruang dan sarana komunikasi dengan cabang – cabang mapan untuk
berbagi pengalaman pengelolaan organisasi.
Konstitusi HMI 99
BAB III
DIMENSI SUPRA STRUKTUR ORGANISASI
BAB IV
WILAYAH KEBIJAKAN
Pokok-Pokok Kebijakan:
A. KEBIJAKAN ORGANISASI
I. Bidang Garap Keorganisasian:
1. Secara organisatoris, HMI membutuhkan kesolidan organisasi mulai dari
tingkat Pengurus Besar, Cabang, hingga Komisariat untuk memermudah
proses-proses organisasi dalam rangka pencapaian tujuan HMI.
II. Internasional:
1. Kebangkitan Islam di seluruh dunia.
2. Penguatan posisi Indonesia dan Dunia Islam dalam percaturan politik dunia dalam
upaya menciptakan perdamaian dunia dan penegakan nilai-nilai islam.
3. Pro-aktif dan berperan terhadap penyelesaian konflik ummat Islam dan
lainnya yang terjadi di dunia.
4. Pembelaan dan melakukan advokasi terhadap penderitaan yang dialami ummat
Islam di seluruh dunia. Seperti Rohing di Thailand, Palestina, dan Kelompok
Moro di Philipina.
5. Konsolidasi dan penguatan partisipasi HMI dalam organisasi-
organisasi kepemudaan internasional (Pepiat, dan lain-lain).
C. Kebijakan-kebijakan Sektoral:
I. Wilayah Kebijakan Pendidikan
Wilayah kebijakan pendidikan difokuskan untuk terselenggaranya sistem
pendidikan yang bisa diakses semua kalangan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang dapat dilakukan dengan:
1. Mendorong terselenggaranya pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia
2. Perlindungan akses pendidikan, terutama bagi kaum lemah dan terpinggirkan
102 Konstitusi HMI