Waktu : 60 menit
Jumlah : 30 Orang
Tujuan khusus
Media : leaflet
Kegiatan :
No Materi Kegiatan
1. Pembukaan ( 10 menit) 1. Membuka pertemuaan dengan
mengucapkan salam.
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan
khusus.
3. Menyampaikan waktu / kontrak waktu
yang akan digunakan dan mendiskusikan
dengan peserta.
4. Memberikan informasi yang akan di
sampaikan pada hari ini.
2. Proses ( 30 menit) 1. Menjelaskan definisi seks bebas.
2. Menjelaskan bahaya terhadap seks.
3. Menjelaskan faktor penyebab dari seks
bebas.
4. Menjelaskan pencegahan prilaku seks
bebas.
5. Menyimpulkan seluruh materi.
3. Evaluasi ( 10 menit ) 1. Memberikan soal secara lisan kepada
peserta secara bergantian.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya.
3. Memberikan reward kepada peserta yang
menjawab pertanyaan dengan benar.
4. Peserta mengerti seluruh materi
penyuluhan yang telah di sampaikan.
4. Penutup ( 2 menit) 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas
segala perhatian peserta.
2. Mengucapkan salam penutup.
LAMPIRAN MATERI
I. PENDAHULUAAN
Latar Belakang
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak
buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari
perbuatan mereka misalnya, mereka bisa terserang virus HIV ataupun bayi
yang mereka lahirkan tidak mempunyai status.
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan,
baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.
Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah
berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya.
Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun
sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan.
Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu
terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan
bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelakuseks bebas sangat beresiko
terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual
lainnya.
1. Faktor internal:
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena
remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut,
namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
1. Faktor eksternal:
Adapun yang menjadi factor ekstrnal munculnya perilaku seks bebas di kalangan
remaja adalah sebagai berikut :
a. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Teman sebaya yang kurang baik
c. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Ada beberapa upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi dan mencegah perilaku
seks bebas di kalangan remaja, yaitu sebagai berikut :
a. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
b. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh
saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila
menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai
orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila
dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
c. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3
tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan
teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti
berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum
perlu dia jalani.
d. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv,
internet, radio, handphone, dll.
e. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih
banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
f. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan
mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
g. Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia.
Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan
bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat
menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
h. Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak
anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
i. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap ini.
j. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
k. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga
yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
l. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
m. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik bebarapa kesimpulan, sebagai
berikut:
1. Populernya seks pra-nikah di kalangan remaja, karena adanya tekanan dari
teman-teman, lingkungan atau mungkin pasangan sendiri.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perilaku seks bebas adalah
krisis identitas dan kurangny control diri.
3. Upaya untuk mengatasi dan mencegah perilaku seks bebas yaitu orang tua
harus memberi kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak remaja, adanya
pengawasan yang tidak mengekang, bimbingan kepribadian dan pendidikan
agama.
SARAN
1. Para orang tua untuk memberi kasih sayang, pengawasan intensif dan
perhatian, pendidikan kepribadian dan pendidikan agama yang cukup bagi
bagi anak remajanya sehingga terhindar dari perilaku seks bebas.
2. Para remaja untuk tidak melakukan dan terjun kedunia pergaulan bebas dan
seks bebas, tetapi memperbanyak aktifitas-aktifitas, baik di sekolah maupun
di rumah.
IV. DAFTAR PUSTAKA