Anda di halaman 1dari 7

Peripheral Arterial Disease (PAD)

Ineke Putri
112016341
RS RAJAWALI
Jl. Rajawali No.38, Bandung

Abstrak
PAD disebabkan dengan membangun plak di arteri perifer, membuat mereka sempit
atau terhalang, dan membatasi aliran darah, terutama di kaki. Terdapat dua sebab yang dapat
menyebabkan gangguan pada arteri perifer, yaitu sebab-sebab aterosklerotik dan sebab-sebab
non aterosklerotik Pria dan wanita sama-sama terpengaruh oleh PAD. PAOD merupakan
penyakit yang disebabkan oleh penyempitan lumen akibat terbentuknya plak aterosklerosis
pembuluh darah yang terkena. Proses terjadinya aterosklerosis dibagi menjadi beberapa
tahap. Gejala utama PAP adalah klaudikasio intermiten yaitu sensasi nyeri, pegal, kram, baal,
atau tidak nyaman pada otot yang terjadi saat beraktivitas dan menghilang dengan istirahat.
Berdasarkan beratnya gejala klinis, Leriche da Fontaine (klasifikasi Fontaine) membagi PAP
menjadi empat. Kebanyakan orang dengan PAD dapat diobati dengan perubahan gaya hidup,
obat-obatan atau keduanya. PAOD dapat menyebabkan komplikasi yang bersifat kronis.
Terdapat tiga cara mencegah PAD. Jadi, PAD (penyakit pembuluh darah perifer adalah
penyakit pembuluh darah yang bisa menyerang siapa saja. Untuk penderita PAD karena
sangat mudah dengan gejala flu, pegal, kram, baal, atau tidak nyaman pada otot ABI salah
satu tes sederhana untuk mendiagnosa PAD. Gaya hidup yang baik sangat membantu untuk
mencegah PAD.

Kata Kunci : Peripheral Arterial Disease (PAD), aterosklerosis

Abstract
PAD by building plaques in the peripheral arteries, making them narrow or obstructed,
and infected with blood flow. There are two causes that can cause disruption of the peripheral
arteries, namely atherosclerotic causes and non-atherosclerotic causes Men and women alike
by PAD. PAOD is a disease caused by the narrowing of the lumen due to the formation of
atherosclerotic plaque at the affected vessel. The process of dierosclerosis is divided into
several stages. The main symptoms of PAP are intermittent claudication of pain, aches,
cramps, numbness, or discomfort to the muscles that occur during the move and disappear
with rest. Based on the severity of clinical symptoms, Leriche da Fontaine (Fontaine's space)
divides the PAP into four. People who like PAD can be treated with lifestyle changes,
medications or both. PAOD can cause very chronic complications. There are three ways to
prevent PAD. Thus, PAD (peripheral vascular disease is a disease of blood vessels that can
affect anyone.For PAD sufferers because it is very easy with flu symptoms, aches, cramps,
numbness, or discomfort in the muscle ABI one simple test to diagnose PAD. Which is very
helpful to prevent PAD.

Keywords: Peripheral Artery Disease (PAD), atherosclerosis


Pendahuluan
Sistem sirkulasi darah merupakan salah satu sistem yang penting sebagai alat perfusi
jaringan. Gangguan pada sistem tersebut seyogyanya jangan diabaikan karena keluhan ringan
yang timbul kemungkinan akan mengganggu aktivitas sehari-hari, sedangkan manifestasi
klinis yang berat dapat mengganggu kinerja penderita, mempengaruhi produktivitasnya,
bahkan dapat menyebabkan kematian.1
PAD disebabkan dengan membangun plak di arteri perifer, membuat mereka sempit
atau terhalang, dan membatasi aliran darah, terutama di kaki. PAD mempengaruhi lebih dari
delapan juta orang di Amerika, terutama yang berusia di atas 50 tahun. Orang Amerika
Afrika dan Hispanik berisiko tinggi dari PAD. Pasien diabetes dengan PAD juga meningkat
secara signifikan. Risiko amputasi anggota badan karena PAD. Satu dari setiap 20 orang
Amerika berusia di atas 50 tahun memiliki PAD. Individu dengan PAD mengalami
peningkatan lima kali lipat risiko relatif kejadian iskemik kardiovaskular dan total kematian
yang dua sampai tiga kali lipat lebih besar dari itu tanpa PAD.2

I. Definisi PAD
Penyakit vaskular perifer (PVD) mengacu pada penyakit pembuluh darah di luar
jantung dan otak. Kejadian Ini sering penyempitan pembuluh darah yang membawa
darah ke kaki, lengan, perut atau ginjal.3
Penyakit arteri perifer (Atau PAD) adalah istilah yang digunakan untuk penyakit
pembuluh darah yang berubah struktur normal dan fungsi, atau yang menghalangi aorta
atau beberapa cabangnya. Ini termasuk arteri dari perut bagian bawah, ginjal arteri dan
arteri dari ekstremitas bawah.4
Peripheral Arterial Occlusive Disease (PAOD) atau penyakit oklusi arteri perifer,
kadang-kadang disebut juga sebagai arteriosclerosis obliterans, merupakan suatu
penyakit yang dapat terjadi akibat proses aterosklerosis atau proses inflamasi yang
menyebabkan penyempitan lumen (stenosis), atau akibat pembentukan trombus yang
menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah yang terkena sehingga
menurunkan tekanan perfusi dan aliran darah ke jaringan yang lebih distal.3

II. Etiologi
Terdapat dua sebab yang dapat menyebabkan gangguan pada arteri perifer, yaitu
sebab-sebab aterosklerotik dan sebab-sebab non aterosklerotik atau pembagian sebagai
tipe organik dan tipe fungsional :1
a. Sebab-Sebab Aterosklerotik (= tipe obstruktif) / tipe obstruktif. Aterosklerosis
adalah gangguan yang paling sering menyerang system pembuluh darah nadi.
Aterosklerosis mula-mula ditandai oleh deposisi lemak pada tunika intima arteri,
selanjutnya dapat terjadi kalsifikasi,fibrosis, trombosis dan perdarahan. Proses-
proses tersebut menyebabkan terbentuknya suatu plak aterosklerosis atau ateroma
yang kompleks sampai kepada penyempitan lumen atau oklusi pembuluh darah.
b. Sebab-Sebab Non Aterosklerotik (= tipe vasospastik) / tipe fungsional. Sebab-
sebab primer non aterosklerotik penyakit arteri adalah nekrosis media kistik,
peradangan arteri, dan kondisi-kondisi vasospastik. Contoh: Raynaud’s disease.

III. Epidemiologi
Faktor resiko klasik PAP adalah usia tua, hipertensi, dislipidemia, diabetes
mellitus, dan merokok. Faktor resiko potensial lain adalah peningkatan kadar c-reactive
protein, fibrinogen, homosistein, apolipoprotein b, lipoprotein a dan viskositas plasma.5
Pria dan wanita sama-sama terpengaruh oleh PAD; namun, ras / etnis hitam
dikaitkan dengan peningkatan risiko PAD seperti pada gambar 1. Orang asal Hispanik
mungkin memiliki tingkat PAD yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan orang
kulit putih non-Hispanik. Sekitar 8,5 juta orang di Amerika Serikat memiliki PAD,
termasuk 12-20% individu yang lebih tua dari usia 60 tahun. Kesadaran populasi umum
PAD diperkirakan pada 25%, berdasarkan penelitian sebelumnya kondisi klinis dan
gangguan arteri lainnya bisa terjadi meniru gejala PAD, dan tidak semua PAD sudah
jatuh tempo untuk aterosklerosis.6

Gambar 1. Prevalesnsi PAD berdasarkan umur4

IV. Patofisiologi
PAOD merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyempitan lumen akibat
terbentuknya plak aterosklerosis pembuluh darah yang terkena. Proses terjadinya
aterosklerosis dibagi menjadi beberapa tahap:3
1. Kerusakan Endotel
Ada dua faktor penyebab kerusakan pada endotel yaitu faktor kimia dan faktor
fisik. Kerusakan akibat bahan kimia terutama disebabkan oleh penggunan tembakau,
hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia, sering terjadi pada penderita diabetes
dengan kelainan metabolism lemak dan glukosa. Kerusakan fisik pada pembuluh
darah lebih lanjut kemungkinan diakibatkan oleh pembentukan ateroma yang terbawa
oleh aliran darah dan menimbulkan kerusakan pada dinding pembuluh darah,
biasanya pada tempat percabangan (bifurkasio) arteri. Hipertensi juga berperan
penting dalam menimbulkan penyakit arteri.
2. Deposisi Lemak
Kerusakan endotel yang terjadi menyebabkan peningkatan permeabilitas
terhadap lemak dan sel-sel inflamasi yang akan dideposisi pada lapisan sub-endotel.
Pada tempat ini kemudian terbentuk suatu ateroma yang berbentuk datar dan
berwarna kekuningan (fatty streak).
3. Infiltrasi Sel-Sel Inflamasi
Leukosit melekat pada bagian endotel yang rusak kemudian bermigrasi ke
dalam lapisan sub-endotel, mengikis lemak dan menjadi sel busa (foam cell),
membebaskan radikal bebas dan protease yang dapat merusak dinding arteri. Sel-sel
tadi juga membebaskan sitokin-sitokin yang akan merangsang leukosit-leukosit lain
dan sel otot polos dari tunika media. Lapisan endotel sekarang menjadi lebih
“lengket“ dan akan memudahkan deposisi platelet dan terjadinya trombosis.
4. Sel Otot Polos
Sel-sel otot polos akan bermigrasi dari tunika media ke dalam ruangan sub-
endotel untuk kemudian berproliferasi. Sel otot polos ini akan menimbulkan
pembentukan jaringan ikat dan penumpukan kolagen. Pada tempat ini, ateroma yang
terbentuk akan sedikit terangkat dan mempersempit lumen arteri.
5. Pecahnya plak
Plak yang terbentuk mengandung lapisan tipis penutup endotel yang berisi
masa lemak, sel-sel inflamasi dan otot polos. Plak ini akan melunak akibat infiltrasi
pembuluh darah baru yang terjadi dalam plak (angiogenesis). Segala bentuk trauma
kimia maupun fisik akan menyebabkan pecahnya plak dan akan mengakibatkan oklusi
trombus akut pada arteri atau embolisasi pada tempat yang lebih distal.
PAOD secara progresif akan menyempitkan lumen arteri dan meningkatkan
resistensi aliran darah sehingga aliran darah ke jaringan distal terhadap lesi akan
berkurang. Jika kebutuhan oksigen pada jaringan tersebut melebihi kemampuan
pembuluh darah untuk mensuplai oksigen, jaringan tersebut akan mengalami iskemia.

V. Diagnosis Klinik
Gejala utama PAP adalah klaudikasio intermiten yaitu sensasi nyeri, pegal, kram,
baal, atau tidak nyaman pada otot yang terjadi saat beraktivitas dan menghilang dengan
istirahat. Nyeri timbul karena pasokan darah tidak dapat mencukupi kebutuhan jaringan
yang meningkat saat aktivitas.2 Klaudikasio intermiten dapat terjadi pada satu kaki saja
(40%) atau mengenai kedua kaki (60%). Rasa nyeri biasanya muncul pada sekelompok
otot yang terletak distal dari obstruksi arteri. Nyeri pada pantat, pinggul dan paha
merujuk kelainan pada segmen aorto-iliaka sementara nyeri pada betis menunjukkan
kelainan segmen femoral dan popliteal.5
Berdasarkan beratnya gejala klinis, Leriche da Fontaine (klasifikasi Fontaine)
membagi PAP menjadi 4 yaitu:7
a. Tingkat I : asimtomatis atau gejala sangat ringan, misalnya sensasi dingin, parestesi
b. Tingkat II : intermittent claudication
c. Tingkat III : nyeri waktu istirahat, terutama malam hari
d. Tingkat IV : lesi pada kulit sampai dengan gangren
Mendiagnosis PAD dimulai dengan riwayat kesehatan dan ujian fisik dalam
ujian, dokter anda bisa melakukan tes sederhana disebut ABI (ankle brachial index).
Setelah itu, tes lainnya bisa dilakukan. Mereka termasuk: (1) pencitraan USG doppler
dan dupleks; (2) magnetic resonance angiogram (MRA); (3) CT angiogram; dan (4)
angiogram biasa (berbasis kateter).3

VI. Penatalaksanaan
Kebanyakan orang dengan PAD dapat diobati dengan perubahan gaya hidup,
obat-obatan atau keduanya. Gaya hidup berubah menjadi menurunkan risiko Anda
meliputi:3
a. Berhenti merokok (perokok 4 kali lebih banyak cenderung mendapatkan PAD dan
memiliki gejala PAD dari bukan perokok.)
b. Mengontrol diabetes
c. Mengontrol tekanan darah
d. aktif secara fisik (termasuk yang diawasi Program latihan)
e. Mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan trans PAD mungkin memerlukan
perawatan obat, termasuk:
f. Agen antiplatelet untuk mencegah pembekuan darah
g. obat penurun kolesterol (statin)
h. obat tekanan darah tinggi
Perubahan gaya hidup (termasuk program latihan) biasanya memperbaiki gejala
atau mencegahnya semakin parah. Pada beberapa pasien, perubahan gaya hidup dan
pengobatannya tidak cukup. Lalu angioplasti atau operasi bypass mungkin diperlukan
angioplasty adalah prosedur non-bedah yang melebar menyempit atau menghalangi
arteri. Tabung tipis (kateter) dengan balon kempis di ujungnya dilewatkan ke dalam
segmen arteri yang menyempit. Lalu balon itu meningkat. Hal ini mendorong segmen
yang menyempit. Lalu balon itu kempis dan kateternya ditarik Seringkali stent (tabung
kawat mesh) adalah ditempatkan di arteri yang menyempit dengan kateter. Sana stent
mengembang dan membuka kunci. Itu tetap dalam hal itu spot, menjaga arteri yang
sakit terbuka. Jika bagian panjang arteri menyempit, bypass operasi mungkin
diperlukan Sebuah vena dari bagian lain dari tubuh atau pembuluh darah sintetis
terpasang di atas dan di bawah area yang diblokir untuk memutar darah di sekitar
tempat yang diblokir.

VII. Komplikasi
PAOD dapat menyebabkan komplikasi yang bersifat kronis seperti ulserasi
iskemia, gangren progresif yang kemudian memerlukan tindakan amputasi. komplikasi
lain dapat timbul akibat terapi operatif rekonstruksi arteri, anestesi, dan bedah mayor,
yaitu infeksi oleh MRSA pada graft dan oklusi akibat kegagalan graft. Komplikasi
harus ditangani sejak dini, tepat, dan baik karena dapat berakibat buruk bagi pasien
apabila penanganan terlambat. Oleh karena itu hubungan yang baik antara dokter bedah
dan ahli-ahli lainnya serta perawatan perioperatif yang cermat sangat diperlukan untuk
mendeteksi adanya komplikasi yang tidak diharapkan.1

VIII. Pencegahan
Pencegahan PAD yaitu:6
a. Aktivitas fisik dan latihan sangat penting untuk mencegah PAD dan mengurangi
gejala PAD.
b. Jauhi penggunaan tembakau- merokok meningkatkan resiko PAS 2-6 kali dan
dapat memperburuk gejala PAD.
c. Mengontrol tekanan darah, kolesterol dan diabetes.

Kesimpulan
Jadi, PAD (peripheral arteri desease merupakan penyakit pembuluh darah yang dapat
menyerang siapa saja. Untuk mengenali PAD sejak dini sangat mudah yaitu dengan
mengetahui gejala nyeri, pegal, kram, baal, atau tidak nyaman pada otot ABI Gaya hidup
yang baik sangat membantu untuk mencegah PAD.

Daftar Pustaka
1. Husin W, Hudaja O, Kristianto Y. Oklusi arteri perifer pada ekstrimitas inferior. JKM
2006;6(1): 42-4
2. Society for Vascular Surgery. Peripheral arterial disease and screening. Edisi 2009.
Diunduh dari http://www.lacvt.com, 12 Agustus 2017
3. American Heart Association. What is peripheral vascular disease. American Heart
Association 2015:1-2
4. PAD coalition. A physician’s guide to the diagnosis and management of peripheral
arterial disease (PAD). Health Education Media 2009:2
5. Natalia D, Thendria T, Toruan IL. Hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri perifer
berdasarkan nilai ankle-branchial index. Fakultas Kedokteran Tanjung Pura 2014; 2(1):38
6. Peripheral arterial disease in the legs. Diunduh dari www.cdc.gov, 12 Agustus 2017
7. Wulandari DC, Widiana IGR, Jodi SL, Sudhana IW, SUwitra K. Hubungan antara produk
kalsium x fosfat seum dengan penyakit arteri perifer pada pasien hemodialisis regler di
RSUP Sanglah Denpasar. J Peny Dalam 2007;8(2):138

Anda mungkin juga menyukai