Anda di halaman 1dari 4

Kaum muslimin meyakini Al Qur’an adalah pedoman hidup bagi mereka.

Bahkan, keimanan terhadap Al Kitab adalah salah satu rukun iman yang
enam. Bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wajib untuk
mengimani Al Qur-an, dengan meyakini bahwa kitab suci Al Qur’an turun di
sisi Allah.

Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dengan ayat-ayat yang


ada di dalamnya,

ُ ‫الذ ْك َُر ن ََّز ْلنَا ن َْح‬


‫ن ِإنَّا‬ ِ ‫لَ َحا ِفظونَُ لَهُ َو ِإنَّا‬

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya kami


benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr: 9) membenarkan seluruh kabar
yang datang dalam Al Qur-an, karena firman Allah subhanahu wa
ta’ala seluruhnya jujur dan benar adanya.

َّ ُ‫ل ِإ َٰلَ ُهَ َل‬


ُ‫ّللا‬ َُٰ َ‫ل ْال ِقيَا َم ِةُ يَ ْو ُِم ِإل‬
َُّ ‫ى لَيَ ْج َم َعنَّك ْمُ ۚ ه َُو ِإ‬ َُ ُ‫ْب‬ ْ َ ‫ّللا ِمنَُ أ‬
ُْ ‫ص َدقُ َو َم‬
َ ‫ن ۚ فِي ُِه َري‬ َُِّ
‫َحدِيثًا‬

“Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kalian di hari kiamat yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan
siapakah orang yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?” (QS. An
Nisa: 87)

Dan juga dalam ayat lain,

َُ‫تُ َو َع ِملوا آ َمنوا َوالَّذِين‬ َ ُ‫خَا ِلدِينَُ ْاْل َ ْن َهارُ ت َ ْحتِ َها ِمن ت َ ْج ِري َجنَّات‬
َّ ‫سن ْد ِخله ُْم ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
‫ّللاِ َو ْع َُد ۚ أَبَدًا فِي َها‬
َُّ ‫ن ۚ َحقًّا‬
ُْ ‫ص َدقُ َو َم‬ ْ َ ‫ّللا ِمنَُ أ‬ ًُ ِ‫ق‬
َُِّ ‫يل‬

“Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh kelak akan kami
masukkan ke dalam Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang
benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?” (QS.
An Nisa: 122)

Al Qur’an diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk tiga perkara:


1. Beribadah dengan membacanya. Siapa saja yang membaca huruf-huruf
yang ada dalam Al Qur’an mendapat satu kebaikan. Kemudian, dari satu
kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Dari sahabat Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

“Siapa saja yang membaca satu huruf dalam Al Qur’an ia mendapatkan satu
kebaikan dan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali kebaikan. Aku tidak
mengatakan alif laam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf
dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi, disahihkan oleh Syaikh Al Albani
dalam Shahih At Tirmidzi)

Karena itu, bagi siapa yang membacanya, mendapat kebaikan yang banyak.
Orang-orang yang mahir atau fasih dalam membaca ayat-ayat Allah akan
mendapatkan keutamaan yang tinggi di sisi Allah subhanahu wa ta’ala,
sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha,

“Orang yang membaca Al Qur’an dan ia mahir membacanya bersama para


malaikat Allah yang mulia dan orang yang membacanya dengan terbata-bata
ia berat membacanya mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

2. Merenungi maknanya, memahami dan mendalami kandungan ayat Al


Qur’an. Dengan merenunginya, seseorang dapat mengambil manfaat dari Al
Qur’an. Sebagaimana dalam firmanNya,

ُ‫اركُ إِلَي َْكُ أَنزَ ْلنَاهُ ِكتَاب‬ ُِ ‫ْاْل َ ْلبَا‬


َ َ‫ب أولو َو ِليَت َ َذ َّك َُر آيَا ِت ِهُ ِليَ َّدبَّروا مب‬

“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 29)

Bukanlah yang diinginkan dari Al Qur-an membaca saja. Akan tetapi,


sepantasnya bagi kita untuk mendalami kandungan makna yang ada di dalam
Al Qur-an, sehingga dapat mengamalkan bimbingan yang ada padanya.
Sebab tidaklah seseorang bisa mengamalkan Al Qur’an kecuali dengan
memahami kandungannya. Sungguh, seorang akan mendapatkan
kesenangan dan kesejukan hati di dalam membaca Al Qur’an bersamaan ia
mendalami makna ayat-ayatnya.

3. Mengambil nasehat dan wejangan dari ayat-ayat Al Qur-an seakan Al Qur-


an sebagai penasehat baginya, mengingatkannya kepada Allah. Hal ini
sebagaimana firmannya,

‫ظةُ َجا َءتْكم قَ ُْد النَّاسُ أَيُّ َها يَا‬


َ ‫ور فِي ِل َما َو ِشفَاءُ َّربِك ُْم ِمن َّم ْو ِع‬
ُِ ‫صد‬
ُّ ‫َو َر ْح َمةُ َوهدًى ال‬
َُ‫ِل ْلمؤْ ِم ِنين‬

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb
kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

Al Qur’an merupakan obat bagi hati yang berada dalam kegelisahan, gundah
gulana. Dengan membacanya, akan mendapatkan ketenteraman,
sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

ِ ‫ل ۚ ِل ْلمؤْ ِمنِينَُ َو َر ْح َمةُ ِشفَاءُ ه َُو َما ْالق ْر‬


ُ‫آنُ ِمنَُ َونن َِزل‬ َّ ‫ل‬
َُ ‫الظا ِل ِمينَُ يَ ِزيدُ َو‬ َُّ ‫ارا ِإ‬
ً ‫س‬َ ‫َخ‬

“Dan kami turunkan dari Al Qur-an sesuatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur-an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra: 82)

Betapa banyak keutamaan Al Qur’an bagi kita, kaum muslimin. Selain Al Qur-
an adalah mukzijat yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Di antara keutamaannya adalah sebagai pemberi syafaat
bagi orang yang membacanya. Dari sahabat Abu Umamah Al
Bahili radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
“Bacalah oleh kalian Al Qur’an. Sesungguhnya pada hari kiamat Al Qur-an
akan datang sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (HR.
Muslim)

Pada hari tidak ada yang dapat menyelamatkan diri seorang hamba kecuali
amalannya sendiri, maka Al Qur-an datang sebagai pemberi syafaat, apabila
kita membacanya hanya mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah mengangkat kedudukan suatu kaum dengan berpegangnya mereka
terhadap Al Quran dan merendahkan suatu kaum dengannya pula. Setan lari
dari rumah yang dibacakan padanya ayat-ayat Al Qur-an terkhusus surat Al
Baqarah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian
jadikan rumah kalian kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang
dibacakan padanya surat Al Baqarah.” (HR. Muslim)

Terkhusus bulan yang sedang kita jalani, bulan Ramadhan adalah bulan yang
diturunkan padanya Al Qur-an, sebagaimana yang telah diajarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk lebih memperhatikan dalam
membaca dan mengkaji Al Quran dan juga memperbanyak membacanya.
Sebab Jibril ‘alaihis salam datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam setiap malam di bulan Ramadhan untuk mengajarkan Al Qur’an dan
mengulangnya.

Bulan Ramadhan dinamakan pula bulan Al Qur-an, bulan ketika kaum


muslimin benar-benar menghidupkan malamnya dengan membacanya, baik
kita membacanya pada shalat malam atau membaca dari mushaf-mushaf.
Para Ulama terdahulu ada yang mengkhatamkan Al Qur-an setiap pekannya
di bulan Ramadhan. Di antara mereka ada yang mengkhatamkan setiap tiga
hari. Semua berlomba-lomba mengumpulkan kebaikan dengan membacanya.
Marilah kita menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya, bersemangat
membaca Al Qur-an dan mengkajinya, sehingga kita mendapatkan
keutamaan-keutamaan yang telah dijanjikan.

Anda mungkin juga menyukai