Anda di halaman 1dari 10

Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG 11

PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG


Ivan Wibisono1), Hugo Leonardo1), Antaresti2), Aylianawati2)
E-mail: ivan_wihaoyen@yahoo.com

ABSTRAK

Alang-alang merupakan tanaman gulma yang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hingga saat ini
pemanfaatan dalam jumlah yang besar terhadap alang-alang di Indonesia belum ada. Alang-alang mempunyai
kandungan selulosa yang cukup tinggi. Pada penelitian pendahuluan terhadap bahan baku alang-alang
mengandung kadar alfa selulosa sekitar 41,7% dan mempunyai bilangan Kappa sebesar 37,1886. Maka alang-
alang bisa dijadikan sebagai bahan dari pulp untuk pembuatan kertas.
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh waktu hidrolisis, pengaruh suhu pemasakan dan
pengaruh penambahan larutan pemasakan dengan beda konsentrasi dalam pembuatan pulp kertas dengan
menggunakan proses asetosolv terhadap kadar alfa selulosa dan bilangan Kappa berdasarkan acuan terhadap
pulp yang digunakan sebagai bahan kertas. Mula-mula, pada penelitian ini dibuat pulp dari alang-alang dengan
proses asetosolv. Pulp alang-alang yang telah dibuat tersebut kemudian diuji nilai KAS untuk menentukan kadar
alfa selulosa dan uji bilangan Kappa untuk menentukan jumlah ligninnya, dan juga dihitung nilai yield.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kondisi terbaik untuk pemasakan pulp alang-alang
dengan proses asetosolv, yaitu dengan kadar asam asetat 90% dan pada suhu proses 100ºC, dengan waktu
proses 1 jam, menghasilkan pulp dengan kadar alfa selulosa 84,6%, yield 62,8%, dan bilangan Kappa sebesar
23,6628.

Kata kunci: alang-alang, asetosolv, asam asetat, alfa selulosa, lignin

PENDAHULUAN Salah satu teknologi alternatif dalam pembuatan


Indonesia merupakan negara yang pulp kertas adalah proses organosolv, yaitu
memiliki daratan yang luas. Walaupun luas proses pemisahan serat dengan menggunakan
negara Indonesia mencapai 1.904.569 km2, bahan kimia organik seperti: metanol, etanol,
tidak seluruh dari luas wilayah tersebut aseton, asam asetat, dan lain-lain. Proses ini
dimanfaatkan dengan ditanami dengan tanaman telah terbukti memberikan dampak yang baik
yang bermanfaat. Salah satu tumbuhan yang bagi lingkungan dan sangat efisien dalam
dirasa kurang bermanfaat adalah rumput alang- pemanfaatan sumber daya hutan. Tanaman
alang. Kertas menjadi salah satu sarana alang-alang yang tidak diharapkan masyarakat
komunikasi secara nonverbal dalam berbagai dapat diolah dengan menggunakan teknologi
sektor kehidupan. Indonesia yang penduduknya yang ramah lingkungan yaitu proses asetosolv,
berjumlah 237.556.363 (sensus tahun 2010, yang merupakan salah satu proses organosolv,
Badan Pusat Statistik) menjadikan negara dengan bahan asam asetat untuk menjadi pulp
tersebut konsumtif dalam pemakaian jumlah kertas. Proses acetosolv dalam pengolahan pulp
kertas. Sebagai negara berkembang kebutuhan memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
informasi serta hiburan berkembang pesat di bebas senyawa sulfur, daur ulang limbah dapat
Indonesia. Dalam segala usia, pemakaian kertas dilakukan hanya dengan metode penguapan
dipakai berdasarkan kebutuhan yang berbeda- dengan tingkat kemurnian yang cukup tinggi.
beda. Maka dari itu, seiring dengan Dan juga bahan pemasak yang digunakan dalam
meningkatnya kebutuhan akan kertas, industri- proses acetosolv dapat diambil kembali, tanpa
industri pembuatan kertas di Indonesia adanya proses pembakaran bahan bekas
mengalami peningkatan. pemasak.
Dengan meningkatnya kebutuhan yang Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
besar akan kertas, dan tuntutan masyarakat akan yaitu mempelajari waktu hidrolisis dan
teknologi yang ramah lingkungan semakin pengaruh suhu pemasakan dan juga pengaruh
meningkat, menyebabkan perlunya pemasokan penambahan larutan pemasakan dengan beda
bahan baku kertas yang besar pula pada sektor konsentrasi dalam pembuatan pulp terhadap
industri kertas. Maka tanaman alang-alang yang kadar alfa selulosa, yield pulp, dan kadar lignin
mengandung selulosa dapat dijadikan sebagai yang terdegradasi dengan proses asetosolv.
bahan pembuat pulp, karena selain Selain itu, juga mempelajari karakteristik pulp
persediaannya yang banyak di Indonesia, dan hasil pemasakan dari alang-alang berdasarkan
juga dapat menggantikan bahan baku kayu di acuan pulp komersial.
hutan sebagai bahan baku pembuatan pulp.
1)
Mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2)
Staf Pengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (11-20)

DP berkisar 15-90, dapat mengendap bila


TINJAUAN PUSTAKA dinetralkan.
Alang-alang  Selulosa  (Gamma cellulose) adalah
Pada penelitian ini digunakan bahan baku selulosa berantai pendek, larut dalam
alang-alang, Alang-alang atau ilalang ialah larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan
sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap DP kurang daripada 15[2].
menjadi gulma di lahan pertanian. Alang-alang
menyebar secara alami mulai dari India hingga Lignin
ke Asia Timur, Asia Tenggara, Mikronesia, dan Lignin adalah zat yang bersama-sama
Australia. Kini alang-alang juga ditemukan di dengan selulosa yang adalah salah satu sel yang
Asia Utara, Eropa, Afrika, dan Amerika. terdapat dalam kayu. Lignin berguna dalam
Bahan kering dari alang-alang kayu seperti lem atau semen yang mengikat sel-
mengandung abu sebesar 5,42 %, silika 3,6 %, sel lain dalam satu kesatuan, sehingga bisa
menambah support dan kekuatan kayu
lignin 18,12 %, pentosan 28,58 %, dan kadar
(mechanical strength) agar kokoh dan berdiri
alfa selulosa 44,28 %, dan juga mempunyai
tegak.
derajat polimerisasi berkisar 600-1500[2][10].

Selulosa
Selulosa (C6H10O5)n adalah polimer
berantai panjang polisakarida karbohidrat, dari
beta-glukosa. Selulosa merupakan komponen
utama dalam pembuatan kertas. Selulosa adalah
senyawa organik penyusun utama dinding sel
dari tumbuhan. Adapun sifat dari selulosa
adalah berbentuk senyawa berserat, mempunyai
tegangan tarik yang tinggi, tidak larut dalam air
dan pelarut organik.

Gambar 2. Struktur Lignin[15]

Lignin memiliki struktur kimiawi yang


bercabang-cabang dan berbentuk polimer tiga
dimensi. Molekul dasar lignin adalah fenil
propan. Molekul lignin memiliki derajat
Gambar 1. Rumus Molekul Selulosa polimerisasi tinggi. Oleh karena ukuran dan
strukturnya yang tiga dimensi bisa
Selulosa merupakan unsur yang penting memungkinkan lignin berfungsi sebagai semen
dalam proses pembuatan pulp. Semakin banyak atau lem bagi kayu yang dapat mengikat serat
selulosa yang terkandung dalam pulp, maka dan memberikan kekerasan struktur serat.
semakin baik kualitas pulp tersebut. Bagian tengah lamela pada sel kayu, sebagian
Berdasarkan derajat polimerisasi (DP), maka besar terdiri dari lignin, berikatan dengan sel-
selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu: sel lain dan menambah kekuatan struktur kayu.
 Selulosa α (Alpha Cellulose) adalah Dinding sel juga mengandung lignin. Pada
selulosa berantai panjang, tidak larut dalam dinding sel, lignin bersama-sama dengan
larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat hemiselulosa membentuk matriks (semen) yang
dengan DP (derajat polimerisasi) berkisar mengikat serat-serat halus selulosa. Lignin di
600-1500. Selulosa α dipakai sebagai dalam kayu memiliki persentase yang berbeda
penduga dan atau penentu tingkat tergantung dari jenis kayu[3].
kemurnian selulosa.
 Selulosa β (Betha Cellulose) adalah Hemiselulosa
selulosa berantai pendek, larut dalam Hemiselulosa merupakan senyawa
larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan sejenis polisakarida yang terdapat pada semua

12
Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

jenis serat, mudah larut dalam alkali, dan tanpa adanya proses pembakaran bahan bekas
mudah terhidrolisis oleh asam mineral menjadi pemasak. Tidak seperti proses pemasakan pulp
gula dan senyawa lain. Hemiselulosa lebih dengan metode kraft, yang limbah larutan
mudah larut daripada selulosa, dan dapat pemasaknya atau black liquor harus
diisolasi dari kayu dengan ekstraksi. dimasukkan ke dalam furnis yang panas, dan
bertekanan tinggi untuk mendapatkan sisa
larutan pemasak yang mengandung senyawa
sulfur dalam bentuk abu, yang kemudian abu
ini harus dicampur dengan lime atau CaO untuk
menghilangkan bahan kimia asal seperti NaOH,
Na2S, dan Na2CO3 membentuk green liquor.
Lime ditambahkan lagi dalam green liquor
untuk mengubah sodium karbonat menjadi
sodium hidroksida agar menjadi white liquor
dan baru bisa dipake menjadi larutan pemasak
lagi pada pulp[17].
Gambar 3. Senyawa Hemiselulosa[14]
Proses asetosolv lebih menguntungkan
karena tidak perlu menggunakan dapur untuk
Proses Asetosolv
Proses pemisahan serat dengan pembakaran daur ulang black liquor, karena
menggunakan bahan kimia organik seperti hanya dengan pemisahan secara distilasi saja
misalnya: metanol, etanol, aseton, asam asetat, sudah bisa, tidak terlalu memakan biaya untuk
dan lain-lain dinamakan dengan proses bahan bakar pada pembakaran di dapur.
organosolv. Proses ini telah terbukti Dari penelitian dengan penggunaan
memberikan dampak yang baik bagi lingkungan proses asetosolv, telah dilakukan pembuatan
dan sangat efisien dalam pemanfaatan sumber pulp berbahan ampas tebu dan enceng gondok
daya hutan. yang didapatkan nilai KAS untuk ampas tebu
Dengan menggunakan proses organosolv sebesar 83,93% dan nilai KAS untuk eceng
diharapkan permasalahan lingkungan yang gondok 75,2%[11]. Nilai KAS yang diperoleh
dihadapi oleh industri pulp dan kertas akan dari proses acetosolv untuk pemasakan eceng
dapat diatasi. Proses organosolv memberikan gondok dan ampas tebu masih lebih rendah jika
beberapa keuntungan, yaitu rendemen pulp dibandingkan nilai KAS dari pulp yang
yang dihasilkan tinggi, daur ulang lindi hitam dipersyaratkan oleh pabrik kertas yaitu sebesar
dapat dilakukan dengan mudah, tidak 86%. Perbandingan antara data yang digunakan
menggunakan unsur sulfur sehingga lebih aman pada enceng gondok terhadap ampas tebu
terhadap lingkungan, dapat menghasilkan by- disajikan pada Tabel 1.
products (hasil sampingan) berupa lignin dan
Tabel 1. Perbandingan Antara Data yang Digunakan
hemiselulosa dengan tingkat kemurnian tinggi. pada Enceng Gondok terhadap Ampas Tebu[11]
Ini secara ekonomis dapat mengurangi biaya Variabel Enceng Ampas tebu
produksi, dan dapat dioperasikan secara Gondok
ekonomis pada kapasitas terpasang yang relatif Suhu yang 180°C 60-110°C
kecil yaitu sekitar 200 ton pulp per hari[6]. digunakan
Penggunaan asam asetat sebagai pelarut Tekanan yang Tekanan yang Tekanan yang
organik disebut dengan proses asetosolv. dipakai terjadi pada terjadi pada
Kekuatan tarik pulp asetosolv setara dengan saat suhu saat suhu
kekuatan tarik pulp kraft. Proses asetosolv tersebut tersebut
dalam pengolahan pulp memiliki beberapa Konsentrasi Dipakai dengan Dipakai dengan
keunggulan, antara lain: bebas senyawa sulfur, asam asetat kisaran kisaran 60, 80,
sebagai larutan 50-90% 100 %
daur ulang limbah dapat dilakukan hanya
pemasak
dengan metode penguapan dengan tingkat Waktu 120 menit 30-90 menit
kemurnian yang cukup tinggi, yaitu dengan pemasakan
distilasi saja daur ulang pemakaian asam asetat Pemakaian Katalis HCl Katalis HCl
sebagai bahan pemasaknya, dan nilai hasil daur Katalis 0,5% 0,5-3%
ulangnya jauh lebih mahal dibanding dengan Kadar alfa 64% 47,7%
hasil daur ulang limbah kraft. Keuntungan lain selulosa
dari proses asetosolv adalah bahwa bahan Kadar lignin 8% 19,6%
pemasak yang digunakan dapat diambil kembali

13
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (11-20)

Pulp kontak antara bahan baku dengan larutan


Pulp adalah hasil pemisahan serat dari pemasak semakin luas, sehingga reaksi lebih
bahan baku berserat. Pulp dapat dibuat dari baik[8].
bahan kayu, non kayu, dan kertas bekas (waste
paper). Pulp merupakan bubur kayu sebagai 5. Kecepatan pengadukan
bahan dasar dalam pembuatan kertas. Bahan Pengadukan berfungsi untuk
baku pulp biasanya mengandung tiga memperbesar tumbukan antara zat-zat yang
komponen utama, yaitu: selulosa, hemiselulosa, bereaksi sehingga reaksi dapat berlangsung
dan lignin. Secara umum prinsip pembuatan dengan baik[7].
pulp merupakan proses pemisahan selulosa
terhadap impurities bahan-bahan dari senyawa Penentuan Kualitas Pulp
yang dikandung oleh kayu di antaranya lignin. Secara umum kualitas pulp dapat diukur
Proses pembuatan pulp di antaranya dengan penentuan:
dilakukan dengan proses: mekanis, kimia, dan 1. Kadar Alfa Selulosa (KAS)
semikimia. Proses pembuatan pulp dengan Kadar Alfa Selulosa (KAS) merupakan
proses kimia ini akan menghasilkan pulp parameter yang digunakan untuk menentukan
dengan kekuatan tarik lebih tinggi daripada banyaknya selulosa yang terdapat dalam pulp.
proses mekanis dan semikimia[2]. Semakin tinggi KAS menunjukkan semakin
banyaknya alfa selulosa yang terkandung dalam
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses pulp dan juga kualitas pulp yang semakin baik.
Pembuatan Pulp Kadar alfa selulosa dalam pulp dipengaruhi
Proses pembuatan pulp dipengaruhi oleh oleh konsentrasi dan jenis larutan pemasak,
kondisi proses antara lain: suhu, waktu pemasakan, dan jenis bahan yang
digunakan untuk membuat pulp[8].
1. Konsentrasi larutan pemasak 2. Kadar Lignin
Dengan konsentrasi larutan pemasak Kadar lignin dari pulp menunjukkan sisa
yang makin besar, maka jumlah larutan lignin yang tertinggal dari hidrolisis yang tidak
pemasak yang bereaksi dengan lignin semakin sempurna. Kadar lignin dapat ditentukan
banyak. Akan tetapi, pemakaian larutan dengan mengoksidasi lignin menggunakan
pemasak yang berlebihan tidak terlalu baik kalium permanganat dalam suasana asam. Salah
karena akan menyebabkan selulosa satu metode untuk menentukan jumlah lignin
terdegradasi. Asam asetat bisa digunakan yang tersisa dalam pulp adalah dengan
sebagai larutan pemasak sampai dengan mengukur bilangan Kappa. Bilangan Kappa
konsentrasi 100%[5]. adalah volume (dalam mililiter) dari larutan
KMnO4 0,1 N yang dikonsumsi oleh 1 gram
2. Suhu pulp kering. Semakin tinggi bilangan Kappa
Dengan meningkatnya suhu, maka akan berarti sisa lignin dalam pulp juga semakin
meningkatkan laju delignifikasi (penghilangan tinggi[5].
lignin). Namun, Jika suhu di atas 160oC
menyebabkan terjadinya degradasi selulosa[7]. METODE PENELITIAN
Langkah pertama penilitian yaitu
3. Waktu pemasakan melakukan pembuatan pulp dari alang-alang
Dengan semakin lamanya waktu dengan menggunakan proses acetosolv, mula-
pemasakan akan menyebabkan reaksi hidrolisis mula bahan baku alang-alang dipotong-potong
lignin makin meningkat. Namun, waktu sekitar 1 cm sebanyak 10 gram. Lalu alang-
pemasakan yang terlalu lama akan alang dikeringkan dan dimasak dengan
menyebabkan selulosa terhidrolisis, sehingga menggunakan larutan pemasak yaitu Asam
hal ini akan menurunkan kualitas pulp. Waktu Asetat dengan perbandingan 10:1 sebanyak 100
pemasakan yang dilakukan sebelum 1 jam pulp ml untuk 10 gram dengan variasi konsentrasi
belum terbentuk. Untuk waktu pemasakan di serta suhu yang berbeda.
atas 5 jam selulosa akan terdegradasi. Pulp dari alang-alang kemudian dimasak
dengan waktu yang berbeda dan terhadap hasil
4. Ukuran bahan baku hidrolisis kemudian dilakukan uji KAS untuk
Ukuran bahan baku yang berbeda menentukan kadar alfa selulosa dan uji bilangan
menyebabkan luas kontak antar bahan baku Kappa. Pulp yang telah dimasak kemudian diuji
dengan larutan pemasak berbeda. Semakin kecil karakteristiknya dan dibandingkan dengan pulp
ukuran bahan baku akan menyebabkan luas

14
Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

komersial yang biasa dipakai oleh pabrik kertas Ukuran partikel bahan baku alang-alang dibuat
pada umumnya. seragam sekitar 80 mesh. Partikel terlebih
dahulu dikecilkan lalu dimaksudkan agar
Rangkaian Alat Penelitian selama pemasakan area dari partikel dapat
Rangkaian alat yang digunakan dalam terkontak semua dengan larutan pemasak,
penelitian ini disajikan pada Gambar 1. sehingga proses pemasakan berlangsung lebih
baik. Akan tetapi, partikel tidak bisa dikecilkan
lagi sebab ketika partikel menjadi sangat kecil,
kandungan dari alfa selulosa akan rusak[17].
Volume asam asetat yang digunakan
pada penelitian kali ini mempunyai
perbandingan 10:1 dari massa/berat alang-
alang yang dimasak. Volume yang digunakan
tidak lebih kecil daripada perbandingan 10:1
karena dari penelitian pendahuluan, jika
semakin kecil volume asam asetat yang
digunakan, luas kontak permukaan dengan
bahan baku akan lebih kecil, serta adanya bahan
baku yang menumpuk di bagian bawah labu
leher tiga. Pada penelitian ini digunakan
pengadukan dengan kecepatan 150 rpm. Proses
ini perlu pengadukan agar bahan baku tidak
menumpuk di bagian bawah serta bahan baku
Gambar 4. Rangkaian Alat Pemasak Alang-Alang
dapat terkontak secara baik dengan larutan
pemasak. Kecepatan pengadukan tidak
Produk yang dihasilkan berupa pulp dilakukan melebihi 150 rpm karena akan
alang-alang yang dipisahkan terlebih dahulu menimbulkan vorteks yang menyebabkan
dari larutan pemasaknya, lalu dimasukkan ke sebagian alang-alang menempel di dinding
dalam oven, setelah kering terhadap pulp labu leher tiga.
dilakukan pengukuran kadar alfa selulosa,
lignin, dan yield pulp. Analisis variabel yang Pengaruh Konsentrasi Larutan Asam Asetat
dipakai terhadap proses pemasakan produk pulp (CH3COOH) Terhadap Jumlah Kadar Alfa
antara lain: ukuran bahan baku, volume larutan, Selulosa Yang Dihasilkan
kecepatan pengadukan, konsentrasi larutan Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa
pemasak, suhu, dan waktu. semakin meningkatnya konsentrasi asam asetat
yang digunakan sebagai larutan pemasak akan
HASIL PENELITIAN DAN mempengaruhi kadar alfa selulosa yang didapat.
PEMBAHASAN Semakin besar konsentrasi larutan asam asetat
akan memberikan kadar alfa selulosa yang lebih
Analisis Bahan Baku besar. Hal tersebut terlihat pada Gambar 5,
Pembuatan pulp dilakukan dengan bahwa pada konsentrasi asam asetat 90%
berbagai variasi waktu hidrolisis, suhu memiliki titik maksimum kadar alfa selulosa
hidrolisis dan konsentrasi larutan asam asetat yang lebih tinggi daripada konsentrasi asam
yang dipakai. Analisis yang dilakukan terhadap asetat 75% dan 60% yaitu sebesar 84,6% pada
pulp meliputi kadar alfa selulosa (KAS) dan waktu pemasakan 60 menit dengan suhu 100°C.
bilangan Kappa (untuk mengukur kadar lignin) Begitu juga dengan konsentrasi asam asetat
serta yield pulp hasil dari hidrolisis. Pada 75% pada waktu pemasakan 90 menit pada
proses pemasakan bahan baku, dilakukan suhu 100°C memiliki titik maksimum kadar
penambahan katalis HCl 1%. Penambahan alfa selulosa sebesar 74,3% yang lebih tinggi
katalis berupa HCl 1% dilakukan untuk daripada titik maksimum konsentrasi asam
mempercepat reaksi serta membuat konversi asetat 60% pada waktu 90 menit suhu 100°C
reaksi berlangsung lebih baik. Katalis yang yang hanya menghasilkan kadar alfa selulosa
digunakan sebesar 1% dari jumlah volume sebesar 65.2%. Hal ini disebabkan karena
larutan pemasak yang digunakan. Penambahan dengan semakin tingginya konsentrasi asam
katalis tidak dilakukan melebihi sebesar 1% asetat yang digunakan, menyebabkan lebih
karena akan menimbulkan korosi sebab larutan banyak asam asetat yang dapat mengikat lignin.
katalis yang digunakan bersifat asam kuat[17].

15
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (11-20)

selulosa yang didapat. Semakin besar dari suhu


pada proses pemasakan yang dipakai
memberikan kadar alfa selulosa yang lebih
besar.

100

Kadar Alfa Selulosa ( % )


80

60

40

Suhu Pemasakan 70°C


Gambar 5. Hubungan Antara Waktu terhadap KAS 20 Suhu Pemasakan 85°C
Untuk Berbagai Konsentrasi Asam Asetat Pada Suhu Pemasakan 100°C
Suhu 100°C 0
0 20 40 60 80 100 120 140 160

Degradasi dari lignin menyebabkan alfa waktu ( menit )


selulosa yang sebelumnya terikat oleh lignin Gambar 6. Hubungan Antara Waktu Terhadap KAS
akan terlepas dari lignin sehingga didapat Untuk Berbagai Variasi Suhu Pada Konsentrasi
kandungan pulp dengan kadar alfa selulosa Asam Asetat 90%
yang lebih tinggi[15]. Mekanisme reaksi Pada proses pemasakan dengan suhu
pemasakan serta degradasi alang-alang dapat 100°C memiliki titik maksimum kadar alfa
dilihat pada persamaan reaksi berikut: selulosa yang lebih tinggi daripada proses
pemasakan dengan suhu 85°C dan 70°C, yaitu
[C10H10O2]n + n CH3COOH + nH2O sebesar 84,6% pada waktu pemasakan 60 menit
Lignin asam asetat air dengan konsentrasi asam asetat 90%. Begitu
juga dengan proses pemasakan dengan suhu
nC6H3C4H9O3 + nCH3COOH (1) 85°C memiliki titik maksimum kadar alfa
aseto ligninat asam asetat selulosa sebesar 81.1% pada konsentrasi asam
asetat 90% selama 60 menit, yang lebih tinggi
Pada Gambar 5 dapat dilihat adanya titik daripada proses pemasakan dengan suhu 70°C
maksimum dan penurunan untuk kadar alfa yang hanya mempunyai titik maksimum kadar
selulosa yang didapat untuk setiap beda alfa selulosa sebesar 78.1% pada konsentrasi
konsentrasi larutan pemasak. Adanya titik 90% selama 90 menit.
maksimum dan adanya penuruan kadar alfa Dari penelitian pendahuluan diketahui
selulosa disebabkan oleh waktu atau lama bahwa reaksi pemasakan bahan baku dengan
proses pemasakan berlangsung. Penurunan asam asetat berlangsung pada kondisi
kadar alfa selulosa yang terjadi dikarenakan endotermis, di mana konversi reaksi pada reaksi
dengan semakin tinggi pemakaian konsentrasi endotermis akan dipengaruhi oleh panas yang
asam asetat untuk hidrolisis bahan baku, diterima pada saat proses pemasakan. Besar
menyebabkan alfa selulosa yang sebenarnya pemasokan akan kebutuhan panas bergantung
mudah untuk terhidrolisis akan mengalami pada perubahan suhu. Semakin besar perubahan
gangguan dalam hidrolisis sehingga kadar alfa suhu akan menyebabkan semakin besar pula
selulosa mengalami penurunan. Ketika larutan panas yang dihasilkan. Maka dengan
pemasak sudah hampir menghidrolisis lignin penggunaan suhu pemasakan yang lebih tinggi
sepenuhnya, maka larutan pemasak juga akan membuat konversi dari reaksi lebih baik.
bereaksi dengan ikatan selulosa sehingga Dengan semakin baiknya konversi reaski akan
merusak ikatan polimerisasi alfa selulosa dan menyebabkan lignin yang terdegradasi semakin
membuat kadar dari alfa selulosa menurun. besar sehingga kadar alfa selulosa dalam pulp
menjadi lebih besar.
Pengaruh Suhu Proses Pemasakan Terhadap
Jumlah Kadar Alfa Selulosa Yang Pengaruh Konsentrasi Larutan Asam Asetat
Dihasilkan Terhadap Jumlah Yield Pulp Yang
Dari hasil penelitian yang disajikan pada Dihasilkan
Gambar 6 terlihat bahwa dengan semakin Yield pulp hasil pemasakan merupakan
meningkatnya suhu pada proses pemasakan perbandingan antara jumlah pulp yang
yang dipakai akan mempengaruhi kadar alfa dihasilkan terhadap jumlah bahan baku yang

16
Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

digunakan. Penurunan dari konsentrasi asam


asetat yang digunakan berpengaruh terhadap Pengaruh Suhu Larutan Asam Asetat
yield pulp. Yield pulp merupakan hasil yang Terhadap Jumlah Yield Pulp Yang
didapat sebagai sisa hasil pemasakan dari Dihasilkan
pengurangan lignin hasil pemasakan. Hubungan Dari hasil penelitian hubungan antara
antara waktu terhadap yield pulp untuk berbagai waktu terhadap yield pulp untuk berbagai suhu
konsentrasi asam asetat pada suhu 1000C pada konsentrasi asam asetat 90% yang
disajikan pada Gambar 7. Pada Gambar 7 disajikan pada Gambar 8 terlihat bahwa
terlihat bahwa pada konsentrasi asam asetat perbedaan suhu yang digunakan dalam
90% pada suhu 100°C pada waktu akhir pemasakan bahan baku mempengaruhi dari
pemasakan memiliki yield pulp yang lebih hasil yield pulp yang didapat. Semakin besar
rendah daripada konsentrasi asam asetat 75% suhu yang digunakan dalam proses pemasakan
dan 60% yaitu sebesar 57,2%. Begitu juga membuat yield pulp dari alang-alang semakin
dengan konsentrasi asam asetat 75% pada suhu berkurang. Proses pemasakan dengan suhu
100°C pada waktu akhir pemasakan memiliki 100°C mempunyai yield pulp yang lebih rendah
yield pulp sebesar 61,1% yang lebih rendah daripada proses pemasakan dengan suhu 70 dan
daripada konsentrasi asam asetat 60% pada 85°C. Begitu juga dengan proses pemasakan
suhu 1000C pada waktu akhir pemasakan dengan suhu 85°C memiliki yield pulp yang
memiliki yield pulp sebesar 64%. lebih rendah daripada proses pemasakan dengan
suhu 70°C.

90 100

Suhu Pemasakan 70°C


80
90 Suhu Pemasakan 85°C
Suhu Pemasakan 100°C
80
Yield ( % )
Yield ( % )

70
70

60
60

50
Konsentrasi asam asetat 60% 50
Konsentrasi asam asetat 75%
Konsentrasi asam asetat 90%
40
40 0 20 40 60 80 100 120 140 160
0 20 40 60 80 100 120 140 160
waktu ( menit )
waktu ( menit ) Gambar 8. Hubungan Antara Waktu Terhadap Yield
Gambar 7. Hubungan Antara Waktu Terhadap Pulp Untuk Berbagai Suhu Pemasakan Pada
Yield Pulp Untuk Berbagai Konsentrasi Asam Asetat Konsentrasi Asam Asetat 90%
Pada Suhu 100°C
Hal ini disebabkan karena lignin yang
Hal ini dikarenakan pada konsentrasi terdapat pada alang-alang dapat dihidrolisis
asam asetat yang lebih besar, dengan melihat dengan baik karena proses berlangsung pada
persamaan reaksi pemasakan, mengakibatkan sistem endotermis, di mana pada sistem
mol asam asetat yang bereaksi dengan lignin endotermis semakin banyak panas yang
menjadi semakin besar sehingga lignin yang diterima semakin baik hasil reaksi yang didapat.
dapat didegradasi menjadi lebih banyak. Dengan lignin yang semakin banyak
Dengan lignin yang semakin banyak didegradasi menyebabkan sisa hasil reaksi
didegradasi menyebabkan sisa hasil reaksi menjadi lebih kecil. Hasil reaksi yang semakin
menjadi lebih kecil. Hasil reaksi yang semakin kecil mengakibatkan yield pulp yang
kecil mengakibatkan yield pulp yang didapatkan menjadi lebih rendah. Pengurangan
didapatkan menjadi lebih rendah. yield pulp juga dipengaruhi oleh alfa selulosa
Penurunan yield pulp juga dipengaruhi yang rusak, semakin banyak alfa selulosa yang
oleh alfa selulosa yang rusak, semakin banyak mengalami kerusakan pada rantai polimerisasi,
alfa selulosa yang mengalami kerusakan pada akan menyebabkan hasil sisa reaksi yang lebih
rantai polimerisasi maka menyebabkan hasil kecil pula[20].
sisa pemasakan lebih kecil pula[16].

17
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (11-20)

Pengaruh Konsentrasi Larutan Asam Asetat semakin meningkat. Sehingga lignin yang
Terhadap Bilangan Kappa Yang Dihasilkan tersisa di dalam pulp semakin kecil.
Dalam penelitian ini, bilangan Kappa
menunjukkan seberapa banyak lignin yang Pengaruh Suhu Pemasakan Terhadap
masih terdapat dalam pulp, jika bilangan Kappa Bilangan Kappa Yang Dihasilkan
tinggi, maka kadar lignin dari pulp juga tinggi, Hubungan antara waktu terhadap
dan jika bilangan Kappa menurun, maka kadar bilangan Kappa untuk berbagai suhu
lignin dalam pulp juga menurun, hal ini pemasakan disajikan pada Gambar 10.
disebabkan oleh penggunaan larutan asam Dalam penelitian ini, bilangan Kappa
asetat dalam pemasakan. Dari hasil penelitian menunjukkan banyaknya lignin dalam pulp.
dapat dilihat bahwa bilangan Kappa akan Dari hasil penelitian pada Gambar 10, terlihat
mengalami penurunan seiring dengan bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan
meningkatnya persentase konsentrasi asam untuk pemasakan menggunakan asam asetat
asetat dan lamanya waktu hidrolisis yang dapat 90% menghasilkan hidrolisis lignin yang lebih
dilihat pada Gambar 9. baik. Pada Gambar 10 juga terlihat bahwa suhu
cukup berperan dalam reaksi hidrolisis lignin,
40 misal pada suhu 70°C hasil degradasi lignin
lebih rendah daripada yang bersuhu 85°C
35 ataupun 100°C. Begitu juga dengan yang
bersuhu 85°C hasil degradasi lignin lebih
Kappa numbers

30 rendah daripada suhu 100°C.

25 40

20 35

Konsentrasi asam asetat 60%


Kappa Numbers

15 30
Konsentrasi asam asetat 75%
Konsentrasi asam asetat 90%
10 25
0 20 40 60 80 100 120 140 160

waktu ( menit ) 20
Gambar 9. Hubungan Antara Waktu Terhadap Suhu pemasakan 70°C
Bilangan Kappa Untuk Berbagai Konsentrasi Asam 15 Suhu pemasakan 85°C
Asetat Pada Suhu 100°C Suhu pemasakan 100°C
10
Hal ini disebabkan karena semakin tinggi 0 20 40 60 80 100 120 140 160

konsentrasi asam asetat dan semakin lama waktu ( menit )


waktu hidrolisis, maka semakin banyak lignin
yang terhidrolisis. Lignin mempunyai sifat Gambar 10. Hubungan Antara Waktu Terhadap
mengikat selulosa, sehingga semakin banyak Bilangan Kappa Untuk Berbagai Suhu Pada
lignin terhidrolisis, maka semakin banyak pula Konsentrasi Asam Asetat 90%
selulosa yang terlepas dari ikatan lignin. Oleh
karena itu kadar alfa selulosa dalam pulp Hal ini disebabkan sifat reaksi yang
meningkat karena penurunan lignin. Dengan dipakai untuk pemasakan lignin adalah reaksi
melihat persamaan reaksi pemasakan, bahwa endotermis, yang jika semakin tinggi suhunya,
lignin yang bereaksi dengan asam asetat akan maka konversi reaksi semakin baik, dan
membentuk pulp dan cairan berupa black liquor tentunya waktu mengikutinya, semakin lama
yang mengandung aseto ligninat. Banyaknya waktu reaksi, maka lignin yang terhidrolisis
lignin yang terhidrolisis ini dapat dilihat juga semakin meningkat. Reaksi endotermis
berdasarkan jumlah mol aseto ligninat yang pada pemasakan ini akan dipengaruhi oleh
diperoleh sebanding dengan jumlah mol asam panas yang diterima sewaktu pemasakan.
asetat. Dengan begitu, hasil pemasakan lignin yang
Konsentrasi asam asetat berbanding lurus baik adalah pemasakan dengan konversi reaksi
dengan mol asam asetat, semakin besar yang tinggi, yaitu pada suhu tertinggi. Jika
konsentrasi, maka semakin besar pula molnya. lignin semakin banyak yang hilang, maka kadar
Semakin meningkat jumlah mol asam asetat, alfa selulosa dalam pulp akan semakin tinggi.
maka aseto ligninat yang diperoleh juga

18
Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

Perbandingan Antara Pulp Dari Alang- terkandung dalam pulp menyebabkan kertas
alang, Ampas Tebu dan Eceng Gondok yang dihasilkan menjadi lebih gelap. Jika
Dengan Pulp Yang Dipersyaratkan Oleh ditinjau dari jumlah produk pulp yang
Pabrik Kertas dihasilkan, pemasakan dengan menggunakan
Pada penelitian yang telah dilakukan, bahan baku ampas tebu, memiliki yield pulp
asam asetat dengan konsentrasi 90% dan pada yang lebih tinggi dari yield pulp alang-alang,
suhu pemasakan 100°C selama 60 menit, sehingga yield pulp yang dihasilkan menjadi
memberikan pulp dengan kadar alfa selulosa lebih tinggi.
sebesar 84,6% dan lignin sebesar 23,6628. Jika
dibandingkan dengan pulp yang dipersyaratkan KESIMPULAN
oleh pabrik kertas yang mengandung kadar alfa Dari hasil penelitian dan pembahasan,
selulosa sebesar 86% dan lignin 19,2041, kadar dapat disimpulkan bahwa:
alfa selulosa pulp dari alang-alang tersebut 1. Kadar alfa selulosa tertinggi didapat pada
masih lebih rendah, sedangkan untuk lignin konsentrasi asam asetat yang digunakan 90%
masih lebih tinggi. Lebih tingginya kadar alfa dan pada suhu proses pemasakan 100°C
selulosa dan lebih rendahnya lignin yang pada waktu 60 menit dengan kadar alfa
didapat untuk pulp yang dipersyaratkan oleh selulosa sebesar 84,6%;
pabrik kertas dapat dipengaruhi oleh berbagai 2. Bilangan Kappa terendah didapat pada
faktor seperti pemilihan jenis bahan baku dan konsentrasi asam asetat yang digunakan 90%
jenis proses pemasakan yang digunakan. dan pada suhu proses pemasakan 100°C
Umumnya pabrik menggunakan bahan baku pada waktu 150 menit dengan bilangan
berjenis hardwood yang mengandung kadar alfa Kappa sebesar 20,4100;
selulosa dan lignin yang lebih besar dari 3. Yield pulp tertinggi didapat pada konsentrasi
nonwood, tetapi jenis proses pemasakan pada asam asetat yang digunakan 60% dan pada
pabrik yang umumnya memakai proses kraft suhu proses pemasakan 70°C pada waktu 30
memberikan kadar alfa selulosa dan degradasi menit dengan yield pulp sebesar 88,2%.
lignin yang lebih baik.
Berdasarkan studi literatur yang didapat DAFTAR PUSTAKA
untuk proses pemasakan menggunakan proses [1] Kumitir, M., Culture Library, Penerbit PT.
asetosolv diketahui kadar alfa selulosa, lignin Gramedia, Jakarta, 2010
dan yield pulp yang didapat untuk bahan baku [2] Paskawati, Y. A., dan Susyana, Skripsi:
alang-alang, ampas tebu dan eceng gondok Pembuatan Pulp dari Sabut Kelapa sebagai
sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Bahan Baku Kertas Komposit, Hlm. 1-30,
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Tabel 2. Perbandingan Kadar Alfa Selulosa, Lignin Universitas Katolik Widya Mandala,
Dan Yield Pulp Untuk Tiap Jenis Bahan Baku Hasil Subabaya, 2010
Dari Proses Asetosolv[18] [3] Muzzie, M. D., Hemiselulosa and Lignin,
Alang- Ampas Eceng New Jersey, 2006
alang tebu gondok
[4] Smook, G. A., Handbook for Pulp & Paper
Kadar alfa 84,6% 83,93% 75,2%
Technologist, Edisi Keenam, Hlm. 146-148,
selulosa
Lignin 23,6628 39,13 8,71
1989
Yield Pulp 62,8% 64,79% - [5] Mudjijati and Lourentius, S. , Laporan
Penelitian: Pembuatan Pulp Alang-alang
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar alfa dengan Proses Soda, Hlm. 10-40, Hlm. 12-
selulosa dari alang-alang memiliki nilai 14, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
tertinggi dibandingkan dengan jenis bahan baku Universitas Katolik Widya Mandala,
yang lain, dengan kadar alfa selulosa yang Surabaya, 1996
semakin tinggi mengakibatkan daya tarik kertas [6] Bocah, Teknologi Ramah Lingkungan
semakin kuat dan daya hapus juga semakin baik Untuk Industri Pulp Dan Kertas, Penerbit
sehingga kualitas dari kertas yang dihasilkan Liberty, Yogyakarta, 2009
oleh pulp berbahan baku alang-alang lebih baik [7] Judi, R., Penentuan Kondisi Optimum Awal
jika dibandingkan dengan pulp dari ampas tebu Pada Proses Enzimatis Pembuatan Pulp
dan eceng gondok. Akan tetapi pulp dari alang- Kertas Dari Pelepah Pisang, Surabaya,
alang memiliki intensitas kecerahan kertas yang 2000
lebih jelek jika dibandingkan dengan pulp dari [8] Surjoseputro, W. dan Tjanarko, L. S.,
eceng gondok, karena banyak lignin yang Skripsi: Pembuatan Kertas Komposit Dari
Serat Alang-alang Dan Polipropilen, Hlm.

19
WIDYA TEKNIK Vol. 10, No. 1, 2011 (11-20)

1-30, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Enceng Gondok dengan Proses


Teknik, Universitas Katolik Widya Organosolv, 2010,
Mandala, Surabaya, 2001 http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/e
[9] Johnson, Rock-Tenn Package and kuilibrium/2009-vol-
Materials Testing Laboratory 2003, lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?datala
http://www.rocktennlab.com/, Diakses 20 d=42, Diakses 10 Juli 2010
Nopember 2010 [16] Oktaveni, D., Lignin Terlarut Asam Dan
[10] Siregar, D., Penggunaan Hijauan Dalam Delignifikasi Pada Tahap Awal Proses
Ransum Ayam 2001, Pulping Alkali, 2009,
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle http://www.scribd.com/doc/50154312/E09
/123456789/1322/BabII dok, Diakses 9 Agustus 2010
1986mms.pdf?sequence=8, Diakses 20 [17] Wagiyanto, D., Proses Produksi Kertas
Oktober 2010 dan Limbah Yang Dihasilkan, 2008,
[11] Hidayati, Sri., Pembuatan Pulp Dan http://uns.ac.id/members/d12x/recent-
Kertas Dari Ampas Tebu Dengan Proses posts, Diakses 9 Agustus 2010
Acetosolv, 2009, [18] Sutejo, M. I, dan Purnama, Y. E., Skripsi:
http://aprysilverfox.com/2010/08/makalah Pembuatan Pulp Dari Jerami Dan Ampas
-pembuatan-pulp-dan-kertas-dari.html, Tebu Dengan Pelarut Asam Asetat, Hlm.
Diakses 10 Oktober 2010 10-30, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
[12] Anton, Alang-alang Pemlembut Kulit, Teknik, Universitas Katolik Widya
http://anekaplanta.com/2009/01/21/alang- Mandala, Surabaya, 2003
alang, Diakses 10 Oktober 2010 [19] Enny K., Artati, Effendi, A., dan
[13] Azizah, U., Struktur Polimer, 2008”, Haryanto, T., Pemanfaatan Ampas Tebu
http://www.chem-is- Dengan Proses Orgnosolv, 2009,
try.org/materi_kimia/kimia- http://bogoragriculturaluniversity.academi
polimer/pengantar-polimer/struktur- a.edu/adisetiadi/Papers/823412/, Diakses
polimer/, Diakses 5 Oktober 2010 10 Agustus 2010
[14] Badan Standarisasi Nasional, Cara Uji [20] Amir, B., Pembuatan Kertas Melalui
Kadar Alfa Selulosa, Beta Dan Gamma, Proses Asetosolv, 2008,
2009, http://pustan.bpkimi.kemenperin. http://repository.ipb.ac.idbitstreamhandle1
go.id/files/SNI%200444-009_logo%20 2345678939950Bab%20II%20F95sfs.pdfs
baru.pdf, Diakses 10 Agustus 2010 equence=7, Diakses 10 Juli 2010
[15] Enny, K., Pengaruh Konsentrasi Larutan
Pemasak Pada Proses Deligninfikasi

20

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii Fix
    Bab Iii Fix
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii Fix
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen6 halaman
    Kata Pengantar
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen6 halaman
    Kata Pengantar
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Tanaman Pepaya
    Tanaman Pepaya
    Dokumen11 halaman
    Tanaman Pepaya
    Edi Nofiardi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Dokumen3 halaman
    BAB I Pendahuluan
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Ski Brochure 2
    Ski Brochure 2
    Dokumen1 halaman
    Ski Brochure 2
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Menu
    Menu
    Dokumen1 halaman
    Menu
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Pembakuan Surat
    Pembakuan Surat
    Dokumen1 halaman
    Pembakuan Surat
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen9 halaman
    Penda Hulu An
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Fix
    Daftar Pustaka Fix
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka Fix
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • DG, DT
    DG, DT
    Dokumen1 halaman
    DG, DT
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Fix
    Daftar Pustaka Fix
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Fix
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Alfikri Ramadhan 140405091
    Alfikri Ramadhan 140405091
    Dokumen5 halaman
    Alfikri Ramadhan 140405091
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Tmekflud Eka
    Tmekflud Eka
    Dokumen4 halaman
    Tmekflud Eka
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Sari Kulit Jeruk
    Sari Kulit Jeruk
    Dokumen2 halaman
    Sari Kulit Jeruk
    alinawidagdo
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Fix
    Abstrak Fix
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Fix
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • BAB II Fix
    BAB II Fix
    Dokumen5 halaman
    BAB II Fix
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar
    Daftar Gambar
    Dokumen1 halaman
    Daftar Gambar
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Lampiran A BT
    Lampiran A BT
    Dokumen1 halaman
    Lampiran A BT
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Lembar Data BT
    Lembar Data BT
    Dokumen2 halaman
    Lembar Data BT
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK Fix
    ABSTRAK Fix
    Dokumen1 halaman
    ABSTRAK Fix
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Dokumen2 halaman
    BAB I Fix
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • BAB II Fix
    BAB II Fix
    Dokumen6 halaman
    BAB II Fix
    Alfikri Ramadhan
    Belum ada peringkat